CQB in Action
CQB in Action
A. Pengertian CQB.
Adalah tehnik pertempuran jarak dekat dalam ruangan dengan menerapkan unsur-unsur kecepatan,kejutan,kekerasan tindakan dan fleksibelitas .
B. PRINSIP-PRINSIP CQB
1. Kecepatan
Kecepatan berarti team bergerak dengan cepat mendekati sasaran tanpa diketahui oleh musuh.cepat bukan berarti lari,namun bergerak dengan cepat jangan melebihi
kemampuan anda menembak dengan tepat atau juga bergerak jangan melebihi kemampuan anda berfikir.
2. Kejutan
Suatu pendekatan menuju TKP yang dilakukan secara diam-diam dan utamakan disiplin suara dan cahaya.Pada saat melakukan penyerangan lebih baik dilaksanakan
secara cepat dan mempertimbangkan kondisi tersangka dalam keadaan kelelahan atau dalam waktu tidur.Kejutan bisa dilakukan dengan menggunakan cara lain
seperti kita mengalihkan perhatian kebakaraan,ledakan atau kecelakaan kendaraan.
3. Kekerasan tindakan
Kekerasan tindakan berarti perlakukan secara merata untuk semua orang yang berada di dalam atau di TKP. perintah verbal dan penanganan harus tegas dan terarah.
4. Fleksibelitas
Suatu tindakan yang dilakukan oleh anggota team dengan menyesuaikan situasi dan kondisi dalam ruangan dan masih dalam prosedur CQB
C. UNSUR-UNSUR CQB
a. Masuk melalui akses
Team pada saat melaksanakan penetrasi atau penggerebekan di dalam suatu ruangan harus masuk melalui akses
pintu,jendela maupun dapat membuka akses baru melalui dinding atau tembok.
d. Komunikasi
Dalam suatu team sangat perlu adanya komunikasi untuk pengendalian pergerakan suatu team baik komunikasi
dengan bantuan peralatan maupun isyarat .
D. TANGGUNG JAWAB PERSONEL.
Sudut-sudut yang terdekat titik masuk adalah yang paling berbahaya dalam ruangan-begitu Anda melangkah kedalam, sudut belakang sudah
dibelakang Anda. Sudut—sudut itu harus segera diamankan ketika pemasukan.
Poin-poin dominasi adalah lokasi-lokasi di dalam ruang; kamar di mana para penyerang dapat berlindung dan mengendalikan semua personil
(teroris-teroris,
sandera-sandera, tidak dikenal pesiar) di kamar tersebut. Masing-masing penyerang yang masuk kamar di pemasukan awal akan mengambul suatu
posisi dominasi setelah mengamankan sektor nya
Sebagai personel yang tergabung dalam team harus menguasai tehnik-tehnik pengamanan ruangan meliputi:
a. Silang (miring) – Petugas disisi kanan pintu masuk kedalam sisi kiri kamar. Petugas di sisi kiri pintu masuk kedalam sisi
kanan kamar.
a. Kait – Petugas dari sisi kanan pintu masuk dari sisi kanan kamar. Petugas dari sisi kiri pintu masuk dari sisi kiri kamar.
a. Mengintip – Dari posisi perlindungan di sudut pintu, petugas akan melihat secara cepat ke area lain dengan seminim
mungkin memperlihatkan dirinya ke area berbahaya.
a. Langkah Samping Tujuh Meter (pensektoran) – Dari posisi perlindungan sudut struktur, petugas melakukan suatu posisi
menembak selagi berdiri dengan mondong senjata aman dari struktur dan diarahkan ke ancaman. Petugas kemudian
bergerak menjauh perlahan dari titik perlindungan kira-kira 180 derajat untuk mendapat sudut pandang kedalam area
berbahaya.
a. Penetrasi Sebagian – Dari posisi perlindungan disudut bangunan, petugas memasuki kamar atau area cukup dengan
sebagian tubuh dan senjatanya untuk menyapu area. Petugas bertahan dalam posisi ini selama dibutuhkan.
.
2 Formasi penguasaan ruangan
a. formasi 4 orang.
Mulai dari daerah persiapan Bergerak ke garis serang (Rotasikan pendekatan dari tiap arah).
• Pada saat memulai, lemparkan granat kejut kosong
a. Masuk
a. Pintu terbuka
b. Pintu tertutup
• Masing-masing anggota akan bergerak nenurut jalurnya, menghilangkan ancaman dan
mengamankan sektor
• Melakukan perintah verbal yang benar sampai ke tahap aman
• Amankan secara internal
o Cari dan amankan orang-orang
o Hitung sandera, teroris dan anggota regu
b. Pormasi dengan 8 orang
a. Mulai dari daerah persiapanBergerak ke garis serang (Rotasikan pendekatan dari tiap arah).
a. Amankan secara internal (cari dan amankan orang-orang, hitung sandera, teroris dan anggota regu)
a. Persiapkan evakuasi dengan mengelompokkan dan sandera yang hidup di tengah lokasi
c. Pormasi penguasaan ruangan dengan 12 orang
B. Tehnik Menguasai Lorong
a. Jenis Pergerakan
C. Tehnik Menguasai Tangga.
1. Tehnik Pergerakan
Tangga merupakan ancaman yang besar untuk team karena adanya ancaman dari ketinggian vertikal. Dan juga,
ruangan untuk bergerak dan penglihatan sangat terbatas dan pijakan kaki tidak mantap. Taktik yang dirancang dengan
baik dan latihan secara terus menerus adalah hal yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan penyerangan melalui
tangga.
a. CQB Secara Diam-diam di Tangga
Sama halnya dengan pengamanan lorong secara diam-diam, teknik yang digunakan dalam pengamanan tangga
secara diam-diam dapat diterapkan sampai regu berjumpa dengan musuh atau regu telah terlihat. Hal yang ditekankan
adalah gerakan tanpa suara. Maka, pendobrakan, pelemparan granat cahaya dan aba-aba lisan tidak akan digunakan.
Komunikasi bukan lisan, seperti isyarat tangan dan lengan akan digunakan.
Jenis konstruksi tangga menjadi dasar pertimbangan yang penting untuk menentukan seberapa pelannya Anda dapat
berjalan tanpa membuat suara. Misalnya, tangga kayu rentan terhadap bunyi pada saat sambungannya bergerak karena
terinjak, dan tangga besi lebih rentan terhadap bunyi dari pergerakan yang kurang hati-hati atau sepatu ber-sol berat.
Berdiri pada ujung anak tangga dan bukan pada bagian tengah anak tangga berkemungkinan mengurangi suara yang
timbul. Menginjak bagian tengah anak tangga akan menimbulkan pergeseran pada bagian-bagian sambungan, yang
dapat menimbulkan suara yang tidak diinginkan
b. CQB Dinamis di Tangga
Sebelum membahas tanggung jawab pribadi, adalah penting untuk menggambarkan ciri-ciri umum dan istilah pada semua
tangga berdasarkan lokasi regu penggerebek.
1) antara susunan tangga ke bawah.
2) Tehnik Pengamanan Tangga naik – Susunan tangga ke arah atas kepala.
3) Tangga turun – Susunan tangga ke arah bawah.
4) Bordes atas – Bordes yang terletak di akhir susunan tangga atas.
5) Bordes bawah – Bordes yang terletak di akhir susunan tangga bawah.
6) Bordes tengah – Bordes yang terletak di antara lantai.
7) Atrium atas – ruangan antara susunan tangga ke arah atas.
Memasuki ruangan tangga dilakukan dengan cara yang sama seperti akan memasuki ruangan lainnya.
Namun, keamanan akan ditugaskan pada area atas apabila ada sebagaimana diperlukan. Apabila regu
memulai dari lantai bawah, tangga turun, bordes bawah dan atrium bawah jelas tidak akan ada.
Anggota yang mengawasi atrium diposisikan di ujung tangga, sejajar dengan pinggiran atrium. Apabila
atrium tersebut sempit, mereka akan berada pada posisi pelindung atrium atas berdiri di belakang pelindung
atrium bawah yang dalam posisi berlutut atau jongkok. Mereka akan tetap berada pada posisinya sampai
regu telah maju ke lantai yang berada di atas atau di bawah mereka. Apabila susunan tangga sedemikian
rapatnya sehingga tidak ada pandangan ke atas ataupun ke bawah yang jelas, maka pelindung atrium tidak
dibutuhkan.
Petugas yang melindungi bordes atas dan bawah bergerak menyamping ke sisi luar tangga. Mereka
bertanggung jawab atas bordes tersebut dan susunan tangga berikutnya. Mereka juga akan menjadi bagian
dari unsur 3 orang yang akan mengamankan bordes tersebut (apabila diperlukan).
Untuk penggerebekan dinamis, granat cahaya dilemparkan pada tiap bordes sebelum bergerak maju. 3 orang
akan maju serentak. Pergerakan mereka harus lancar dan terkoordinasi sehingga mereka dapat memberikan
perlindungan mutual. Biasanya, pelindung bordes akan memberikan perlindungan melebar pada bordes
berikutnya dan memulai pergerakan. Orang ke dua akan mempertahankan hubungan fisik yang ringan
dengan pelindung bordes dan akan mengisyaratkan pergerakannya. Orang ke tiga akan bergerak di belakang
dan sejalan dengan orang ke dua, dan membantunya melindungi atrium atas dan bawah, dan merupakan
pelindung bagi dua orang pertama.
D. Tehnik Penggunaan Alat Pengalih Perhatian
a. Terbang tepat diatas lokasi dengan helikopter, ini akan mengalihkan perhatian tersangka pada langit meskipun
tidak terlalu lama dan mengalihkan perhatian dari titik masuk.
a. Telepon tersangka dengan telephone atau megaphone.
2. Menggunakan Alat Pengalih Perhatian (Granat Kejut Flashbang)
Saat granat kejut di lemparkan, orang yang menempati ruangan mungkin akan terkejut dan terdiam.
Detik-detik berharga ini memungkinkan team untuk mengambil inisiatif yang sempat hilang pada
saat melakukan penyerangan.
Situasi dimana granat kejut sebaiknya digunakan:
a. Operasi penyelamatan sandera
a. Penggeledahan obat-obatan
a .T e k n i k M e m b a w a y a n g B e n a r
Jik a g ra n a t k e ju t d ib a w a d e n g a n te p a t o le h p e n y e ra n g , a k a n m e m b a n tu
d a la m m e n in g k a tk a n k e c e p a ta n p e le m p a ra n d a n k e s e la m a ta n p e n y e ra n g .
T e k n ik - te k n ik n y a a d a la h s e b a g a i b e rik u t:
1 ) G ra n a t k e ju t h a ru s d ib a w a d a la m k a n tu n g y a n g d ia m a n k a n .
2 ) T u a s p e n a h a n (s e n d o k ) g ra n a t k e ju t d ite m p a tk a n d i b a g ia n d a la m
k a n tu n g , m e n e m p e l p a d a tu b u h .
3 ) C in c in p e n g a m a n d ile ta k k a n d id a la m k a n tu n g d a n m e n e m p e l p a d a
tu b u h .
P e n g a n c in g k a n tu n g h a ru s te rp a s a n g s e tia p s a a t s a m p a i g ra n a t te rs e b u t h a ru s d ile m p a rk a n
b. Teknik melempar yang Benar
1) Manipulasi
a) Pegang granat kejut sehingga sudut antara jempol dan jari telunjuk menutupi tuas penarik (sendok).
b) Putarkan pin ¼ putaran searah jarum jam lalu tarik pin dengan jari telunjuk dari tangan yang bukan untuk melempar.
Berusaha keras untuk mendapatkan tarikan lurus.
c) Lemparkan granat kejut dengan lemparan bawah tangan (lemparan dari bawah, bukan dari atas)
2) Teknik
a) Orang yang akan melemparkan granat kejut, akan mengamankan senjata panjangnya atau menyarungkan
pistolnya, sehingga dapat mengendalikan alat pengalih perhatian dengan kedua tangan.
b) Melangkah (Keluar dari barisan) untuk melihat area sekitar satu meter dari ambang pintu, dimana granat kejut akan
dilemparkan.
c) Lihat ke dalam area yang akan anda lempar granat kejut.
d) Tarik Pin granat kejut setelah Anda melihat ke dalam area
e) Lempar granat kejut dengan lemparan bawah tangan sekitar satu meter ke dalam ruangan.
A.TEHNIK PELAPORAN
Setelah seluruh ruangan di kuasai maka KATEAM penyerangan akan mengecek dan memastikan kembali bahwa situasi semua
ruangan aman. Kemudian KATEAM penyerang akan melaporkan situasi dan status ruangan tersebut ke KOMANDAN/POSKO.
CONTOH:
“# SANDERA HIDUP/MATI”
“# BARANG BUKTI”
“ STATUS TEAM/PERSONIL”
# KATEAM KE ANGGOTA “TIM LAKSANAKAN EVAKUASI DARI RUANGAN TERJAUH KE RUANGAN TERDEKAT”
B.TEHNIK EVAKUASI
Setelah KATEAM melaporkan situasi/status ruangan ke POSKO/komandan pengendali maka team akan
mendapat perintah untuk melaksanakan evakuasi sandera /tersangka / orang tidak dikenal /barang bukti
dari ruangan terjauh ke ruangan terdekat atau ruangan yang telah di tentukan oleh KATEAM. Kembali
KATEAM melaporkan ke posko bawa persiapan evakuasi dan pengunduran telah di laksanakan selanjutnya
seluruh team penetrasi melaksanakan evakuasi dan pengunduran ke titik yg telah di tentukanya sebelumnya
dalam perencanaan.
C. TEHNIK PENGUNDURAN
Yaitu Penarikan unit perlawanan teror dari TKP ke pos komando untuk melakukan kordinasi.
Setelah selesai pelaksanaan evakuasi DANTEAM akan melaporkan ke posko/komandan pengendali bahwa
evakuasi
telah di laksanakan, kemudian posko/komandan pengendali akan memberikan perintah kepada DANTEAM
untuk melaksanakan pengunduran ke titik yg telah di tentukan sebelum team kembali ke THA.
LANGKAH PENGENDALIAN OPERASI
Koordinasi atas pergerakan dan aktifitas berbagai elemen ini merupakan tugas yang kompleks. Setiap
elemen organisasi respon harus mengerti peran dan otoritasnya untuk bertindak, dan mereka harus
menerima pengarahan dari manajer insiden agar sistem dapat bekerja dengan efektif, prosedur
gabungan harus dibuat dan pelatihan gabungan harus dilaksanakan. Semua hal ini harus diselesaikan
sebelum insiden terjadi. Setelah krisis timbul, sudah terlambat untuk membagi peran dan tanggung
jwab.
B. Penujukan Menejer Insiden
Agar keseluruhan organisasi respon krisis dapat berfungsi dengan mulus saat krisis, semua orang harus memahami siapa
yang bertangung jawab. Ini merupakan prinsip kesatuan komando – satu orang yang berkuasa.
1. Bertanggung jawab atas semua keputusan dan arah tindakan.
2. Dapat mendelegasikan tindakan/ wewenang tapi tetap mempertanggung jawabkannya, sehingga menciptakan
pelaksanaan kendali terpusat dan tersebar. Bawahan hanya bertindak sesuai tugas yang ditentukan komandan.
3. Menciptakan rantai komando yang jelas dari atas hingga bawah. Seseorang telah ditunjuk sebagai pengganti jika
komandan berhalangan. Rantai komando juga dibuat dalam semua elemen bawahan organisasi respon.
Setiap elemen organisasi respon ditugaskan pada misi dan tugas spesifik, yang harus memperhitungkan kemampuan dan
batasan elemen spesfik. Hal ini sudah tercantum dalam SOP dan lebih spesifiknya, dalam perintah operasi dalam
pernyataan misi dan konsep operasi. Kebutuhan lebih lanjut mungkin disertakan dalam bagian koordinasi instruksi dari
perintah operasi. Definisi peran dan tanggung jawab berfungsi untuk menyediakan pembagian beban kerja,
menghilangkan pekerjaan yang sama, dan menghilangkan konflikr tugas.
Tim Penindak Penanganan Situasi Krisis adalah elemen dari keseluruhan organisasi respon. Tapi sebagai elemen taktis
utama, team akan memerlukan instruksi spesifik dalam perintah operasinya untuk elemen lain yang ditugaskan
sebagai pendukung operasi taktis. team juga harus menyediakan peran dan tanggung jawab spesifik bagi elemen
bawahannya.
D. Prosedur yang Telah Direncanakan Sebelumnya dan Langkah Kendali Operasi
Prosedur yang telah direncanakan sebelumnya menspesifikasikan cara tertentu untuk melakukan sesuatu saat
operasi dan membagikan tanggung jawab umum untuk melakukannya. Prosedur yang telah direncanakan
sebelumnya ini membantu menghilangkan kebingungan dan tindakan yang berlawanan. Ada beberapa jenis
tindakan yang telah direncanakan sebelumnya yang penting untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan
berbagai elemen respon.
Supaya efektif, prosedur yang telah direncanakan sebelumnya harus diketahui oleh semua personil
yang, dan prosedur ini harus dipatuhi. Prosedur ini harus disertakan dalam perintah operasi dan
dilatih serta diuji.
E. Langkah Kendali Wilayah
Berikut adalah langkah yang diambil untuk mengisolasi lokasi insiden, mencegah situasi
menyebar, dan mempertahankan pengamatan atas lokasi, menghindarkan orang sipil dari bahaya,
dan menyediakan ruang operasi yang bebas dari gangguan.
b. Menciptakan perimeter luar untuk mengontrol akses di daerah sekitar lokasi insiden. Hal
ini biasanya merupakan tanggung jawab kepolisian tapi diperlukan koordinasi dengan
team untuk memastikan keamanannya dan adanya ruang untuk bermanuver.
c. Mengevakuasi daerah antara perimeter dalam dan luar dengan cara enghindari
orang sipil dari bahaya dan menyediakan ruang untuk bermanuver bagi elemen taktis
dan pendukung. Evakuasi biaaanya merupakan tanggung jawab kepolisian tapi
memerlukan koordinasi dengan team untuk mencegah gangguan terhadap kegiatan
traktis. Rute evakuasi sebaiknya menghindari pengamatan langsung dengan teroris,
dan orang yang telah dievakuasi harus diperhitungkan.
b. Rute Pendekatan
Dapat berupa akses pendekatan yang luas, arah penyerangan yang lebih terbatas, atau rute spesifik
yang harus dipatuhi oleh elemen.Lebih dari satu rute biasanya digunakan urtuk memungkinkan
pasukan penyerang bergerak ke beberapa titik untuk melakukan penyerangan secara bersamaan .
Rute mungkin ditandai secara khusus di tanah dengan menggunakan lampu kimia inframerah
yang dapat dilihat dengan menggunakan alat penglihatan malam atau dengan tanda yang dapat
dilihat lainnya, seperti cat semprot atau bendaea penanda kecil. Petunjuk juga mungkin digunakan.
c. Titik Penghubung
Ini merupakan posisi yang telah ditentukan berdasrakan batasan antara elemen sebagai tempat
pertemuan jika ada kegegalan komunikasi atau situasi darurat. Sinyal untuk mengenali yang
telah direncanakan sebelumnya, seperti lampu atau spidol berwarna, digunakan di titik ini untuk
mengurangi resiko. Titik penghubung mungkin juga digunakan dalam lokasi insiden saat
pendobrakan untuk mengendalikan lorong dan membantu atau membantu tim penyerang. Titik
penghubung biasanya dirancang pada ciri bangunan yang dapat langsung dikenali, seperti
perempatan lorong di sebuah gedung.