Anda di halaman 1dari 14

JOHNES OSWALD G.

T / C-5 / 17

Praktik dan Olahraga Permainan


KD. 3.1/3.2/4.1/4.2

Pola Pertahanan Bola Basket


Untuk memiliki tim yang baik dan hebat, salah satu hal yang harus dikuasai yaitu mempelajari
pola pertahanan bola basket. Tanpa adanya pola pada permainan basket maka jalannya
permainan akan menjadi tidak teratur dan terarah yang menyebabkan kerenggangan kerjasama
tim akibat individualism. Pola pertahanan basket dibagi menjadi 6, yaitu pertahanan individu,
pola pertahanan 1-2-2, pola pertahanan 3-2, pola pertahanan 1-3-1, pola pertahanan 2-3, dan pola
pertahanan 2-1-2.

1. Pola Pertahanan Individu


Ada beberapa kejuaraan yang tidak memperbolehkan tim melakukan pola pertahanan
beregu dengan alasan kurang menarik, jadi kamu harus memanfaatkan pola pertahanan
individu agar defense tim kamu kuat. Beberapa teknik yang perlu dikuasai agar menjadi
individu yang kuat, yaitu:
a. Menjaga lawan melakukan cutting: teknik ini banyak dijumpai ketika menghadapi
lawan dengan kemampuan kerjasama tim yang sangat kompak. Teknik cutting
sendiri adalah teknik pemain untuk berlari masuk ke dalam area dan siap
menerima umpan untuk melakukan shooting. Cara mencegahnya adalah dengan
tidak membiarkan atau mengganggu passing yang akan diberikan ke pemain yang
akan melakukan cutting. Sebelum belajar untuk mencegah teknik cutting,
pertama-tama kita harus mengetahui dan mempelajari teknik cutting itu sendiri
seperti yang terdapat pada link video berikut: https://youtu.be/lnj3_JXRQSk
b. Menjaga lawan melakukan pivot: biasanya akan merepotkan jika lawan sampai
melakukan teknik pivot. Cara pencegahannya adalah menjaga dengan baik agar si
penyerang tidak bisa bergerak dengan leluasa, alternatifnya yaitu dengan cara
menempatkan satu tangan di atas lawan untuk mencegah lawan memberikan
passing atau melakukan shooting. Untuk memahami cara counter teknik pivot
maka kita harus memahami cara kerja teknik itu sendiri seperti pada link video
berikut: https://www.youtube.com/watch?v=6MustTZGLMQ
c. Menjaga lawan melakukan dribbling: sebagai defender yang harus kita lakukan
saat lawan melakukan dribbling adalah mendesak lawan agar menjauhi daerah
pertahanan. Rentangkan tangan dan ikuti irama bola yang dipantulkan oleh lawan,
lakukan teknik drop step yang benar agar lawan tidak mudah melewati kita dan
kita tidak melakukan pelanggaran. Contoh drop step yang benar dapat kita
saksikan dari link video berikut: https://youtu.be/SSkMoEhu_IQ
d. Defensive Rebound: hampir sama seperti offensive rebound, hal yang wajib kita
lakukan adalah melihat lawan dan menjauhkan lawan dari area pantulan bola.
Faktor penting lainnya yaitu positioning dan timing saat melakukan rebound.
Langkah-langkah sederhananya, yaitu lakukan box out atau menjauhkan lawan
dari sekitar ring, kemudian arahkan pandangan ke ring dan fokus terhadap
pantulan bola, terakhir amankan bola dan siap passing ke rekan tim.
Selengkapnya dapat dilihat dari link video berikut:
https://youtu.be/RWfS6bN4cZ0
e. Man to Man: seorang defender yang menjaga dan memperhatikan 2 pemain.
Posisi ini bisa kita lakukan intercept ketika lawan melakukan passing kepada
rekannya yang juga kita awasi. Teknik ini cukup berisiko, jika gagal maka kita
sudah tidak siaga menjaga lawan yang mendapatkan bola. Langkah-langkah
sederhananya, yaitu memosisikan badan dalam posisi siap defense, bentangkan
tangan, ujung kaki dibuka atau dilebarkan sebesar 45 derajat, mengawasi lawan
yang ada di sekitar, saat lawan passing, bergegas lakukan intercept jika
memungkinkan, namun jika tidak memungkinkan kita harus siap menghalau
temannya yang mendapatkan bola. Selebihnya dapat kita lihat dari link video
berikut: https://youtu.be/GDApNcJNvl8
2. Pola Pertahanan Beregu
Pola pertahanan ini sangat penting untuk dipelajari, selain melatih kekompakan tim
dengan pola pertahanan yang baik, lawan akan sulit mendapatkan celah untuk mencetak
poin. Dibutuhkan komunikasi antar pemain berjalan lancar. Dalam pola pertahanan
beregu dikenal juga dengan pola pertahanan daerah [ Zone Defence ]. Dalam pertahanan
daerah ini, setiap pemain memiliki tugas masing-masing dalam mempertahankan posisi
mereka. Selengkapnya dapat kita lihat dari link video berikut:
https://youtu.be/DuiInYwP1Ew dan
https://www.youtube.com/watch?v=N5Nsw0WHvX0
Manfaat dari pertahanan ini, yaitu:
a. Apabila kekurangan pemain cadangan, maka pola ini sangatlah berguna.
b. Ketika memiliki regu yang lemh, formasi ini sangatlah cocok.
c. Mencegah pemain lawan menerobos pola pertahanan kita.
d. Pola ini efektik untuk melawan musuh yang mengandalkan dribbling dalam
melakukan penyerangan.
e. Keberhasilan dalam melakukan serangan kilat akan terlihat setelah berhasil
melakukan Defensive Rebound.
3. Pola Pertahanan 1-2-2
Kelebihan: memberikan tekanan pada pemain lawan di luar daerah three-point,
memungkinkan terjadinya beberapa situasi trap, sangat efektif terhadap lawan yang
mempunyai kemampuan shooting jarak jauh yang bagus (kebalikan dari zone defense 2-
3 yang lebih efektif terhadap lawan yang mempunyai big man yang handal).
Kelemahan: berada pada area high post, dan defense jenis ini dapat diserang dari area
corner. Pelajari gambar-gambar di bawah untuk memahami pergerakan dari zone defense
1-2-2. Berikut macam-macam pergerakan dari pola pertahanan 1-2-2, yaitu:
a. Bola di area wing
Pemain bertahan di area wing menjaga pemain lawan yang menguasai bola, dan
X1 turun sampai sekitar garis free-throw untuk melindungi area high post, dan
membantu mencegah terhadap gerakan drive yang dilakukan lawan. Seperti pada
gambar berikut:

b. Trap di area wing


Jika ingin mencoba melakukan trap di area wing, gunakan X1 dan pemain bertahan
di area wing untuk melakukan trap. Wing yang lain ganti bertugas untuk
melindungi area high post. Meskipun trap pada area wing mempunyai resiko
terhadap defense yang sedang diterapkan, tetapi trap kadang sangat efektif
dilakukan jika kemampuan ball handling lawan kurang bagus, atau dapat juga
diterapkan pada situasi dead ball, di mana lawan sudah tidak dapat lagi melakukan
dribble. Selain itu, trap juga dapat dilakukan jika tim kita sedang dalam kondisi
tertinggal dan perlu memberikan tekanan tambahan terhadap lawan.
Kebanyakan tim akan mencoba menyerang zone defense ini melalui area corner.
Oleh karena itu, para pemain defensive harus dapat bergerak cepat untuk mencegah
setiap passing dari area corner yang mengarah ke area low post. Dapat di lihat pada
gambar berikut:
c. Bola berada di area corner, jangan melakukan trap, cegah passing dari area corner
ke area wing
X4 akan keluar untuk menjaga area corner, dan X5 harus dengan cepat bergerak
untuk menjaga area low post yang ditinggalkan X4. Pemain wing yang berada di
area weak-side (X3) akan sedikit turun sampai area block untuk menjaga area
weak-side. X2 bertugas untuk mencegah passing reversal dari area corner ke area
wing. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:

d. Trap pada area corner


Trap dapat dilakukan di area corner jika X2 dapat turun ke sana dengan cepat.
Sekali lagi, X4 akan keluar menjaga area corner, dan wing di area ball-side (X2)
akan bergerak cepat untuk menciptakan trap bersama X4. X5 harus dengan cepat
untuk menjaga area low post yang ditinggalkan X4. X1 akan mengisi ruang antara
area elbow dan garis three-point. Lagi-lagi, pemain wing yang berada di area
weak-side akan bergerak sedikit ke sekitar garis free-throw dan menjaga area high
post dan weak-side. Dapat dilihat pada gambar berikut:

e. Menjaga area high post


High post menjadi area yang selalu menjadi masalah untuk defense ini. Strategi
yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelemahan adalah sebagai berikut:
 Ketika bola berada di area wing, dan trap sedang tidak dilakukan, X1 akan
berada sedikit turun ke area high post untuk mencegah semua passing ke
area tersebut. Lihat gambar A.
 Ketika bola berada di area wing, dan trap sedang dilakukan, maka pemain
di area wing yang berlawanan harus menjaga area high post. Lihat gambar
B.
 Ketika bola di-passing ke area point, jika passing berasal dari suatu area
wing, maka pemain yang menjaga area wing yang lain harus menjaga area
high post (jika di sana ada pemain high post lawan). Lihat gambar C dan
D.
 Jika masih terjadi kesulitan dalam menjaga area high post, dan jika pemain
point guard lawan tidak mempunyai kemampuan shooting yang bagus,
maka defense dapat diubah menjadi zone defense 3-2.

Gambar A Menjaga area high post Gambar B Menjaga area high post

Gambar C Menjaga area high post Gambar D Menjaga area high post

Selengkapnya dapat kita lihat dari link video berikut: https://youtu.be/w6FTd7SQq_o


4. Pola Pertahanan 3-2
Dengan defense zonde 3-2, penjagaan area wing dapat diperlakukan sama dengan zone
defense 1-2-2 dalam Gambar 2. Trap juga dapat dilakukan di area wing oleh pemain
bertahan di area wing dan area point, sedangkan pemain bertahan di sisi yang berlawanan
bertugas untuk menjaga area high post (Gambar E).
Area corner dapat dilindungi oleh salah satu pemain bertahan di area low post (X4) dan
pemain low post lainnya (X5) untuk menjaga area low post yang ditinggal keluar, sama
dengan zone defense 1-2-2 (Gambar C dan D). Pilihan lain, selain pemain X5, pemain X1
juga dapat membantu untuk menjaga area low post (Gambar F). Dalam hal ini, pemain
bertahan weak-side (X3) akan bergerak ke area elbow.

Gambar E Trap area wing Gambar F Menjaga area corner


5. Pola Pertahanan 1-3-1
Kelebihan: memberikan tekanan di area perimeter dan high post, serta memiliki beberapa
kesempatan melakukan trap.
Kelemahan: ketika diserang dari corner dan low post.
Para pelatih mungkin mempunyai solusi yang berbeda-beda tentang pergerakan zone
defense 1-3-1, tetapi harus diambil keputusan yang terbaik bagi tim dan pastikan semua
pemain memahami bagaimana pergerakan defend mereka. Rebound dapat juga menjadi
masalah karena hanya ada satu defender di low post. Di bawah ini digambarkan dua cara
memainkan zone defense 1-3-1. Yang pertama lebih konservatif dengan sedikit
melakukan trap. Sedangkan yang kedua lebih agresif, defense sering melakukan trap,
membutuhkan pemain yang mempunyai kecepatan dan stamina yang bagus.
Tiga defender di perimeter X1, X2, dan X3 (Gambar 1) harus bisa bergerak cepat. X4
juga harus menjaga daerah yang sangat luas. X5 adalah defender low post dan high post
yang kuat. Aturan dasarnya adalah:
 X5 bermain man-to-man defense dengan pemain post lawan, melakukan denial
(fronting) setiap saat.
 Defender wing, X2 dan X3, harus turun ke block di weak side ketika bola berada
di wing yang lain.
 X4 tetap berada sejajar atau sedikit di bawah block, dan ketika bola berada di
salah satu wing, X4 memposisikan diri di antara corner dan ring basket.
Pola pertahanan 1-3-1 konvensional (konservatif)
 Gambar 1 menunjukkan posisi dasar zone defense 1-3-1. X1 berada di puncak
perimeter, X2 dan X3 berada di wing (sejajar dengan garis free throw), X5 man-
to-man dengan pemain post lawan, dan X4 berada di area low post. Panah-panah
pada Gambar 1 menggambarkan secara umum bagaimana pergerakan defender.
X2 dan X3 bergerak vertikal ke atas dan bawah sesuai pergerakan bola,
sedangkan X1 dan X4 bergerak menyamping mengikuti posisi bola. X5 hanya
mengikuti pemain post lawan dan melakukan denial. Hal-hal tersebut adalah
panduan umum, dan para pemain harus selalu mengingat bahwa posisi bola
adalah hal yang paling penting, dan mereka harus saling berkomunikasi.
 Kebanyakan offense akan melakukan dengan dua guard, set 2-1-2 (Gambar 2).
Ketika bola melewati garis half-court, X1 mencoba mengarahkan bola ke salah
satu sisi yang sudah ditunggu oleh pemain X2 yang kemudian ganti bertugas
melakukan penjagaan. X1 selanjutnya turun ke high post . X4 bergerak ke
samping, sedikit di luar area paint. Pemain wing di weak side X3 turun ke block
untuk memberikan bantuan di dalam. X5 bertugas melakukan denial pada pemain
post lawan.
 Jika bola di-pass ke corner (Gambar 3), X4 bertugas menjaganya dan X2 turun
sedikit untuk mengantisipasi jika lawan melakukan drive ke dalam, atau bahkan
melakukan trap area corner dengan X4. X5 tetap menjaga pemain post lawan dan
melakukan denial setiap passing ke dalam. X1 sedikit turun ke elbow, dan
sekarang posisi zone defense 1-3-1 seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 1 Posisi 1-3-1 Gambar 2 Offense 2-1-2

Gambar 3 Bola di corner

 Pada Gambar 4, bola di-pass kembali ke wing. X1 sementara bertugas menjaga


sampai X2 dapat menggantinya, dan X1 kemudian kembali ke puncak perimeter.
X4 mundur kembali tetapi tetap di luar area paint. X5 tetap melakukan denial.
 Setiap terjadi ball-reversal (Gambar 5), X1 mengikuti pergerakan bola sampai X3
dapat menggantinya (X1 mungkin dapat mengatisipasi pass ini, dan secepatnya
melakukan fast break). X3 berlari secepatnya dan melakukan close-out bola di
wing. Pemain wing di weak side, X2, turun ke block untuk membantu penjagaan di
dalam. X4 juga secepatnya bergerak ke low post di strong side, tetapi tetap di luar
area paint. Posisi zone 1-3-1 sekarang seperti terlihat pada Gambar 6.
 Ketika bola di-pass ke corner (Gambar 6), X4 bertugas melakukan close out. X3
juga dapat memberikan trap atau sedikit turun ke bawah. X1 turun ke elbow. X5
tetap melakukan denial. X2 membantu penjagaan di dalam, tetapi tetap punya
tanggung jawab menjaga area weak side. Sekarang zone defense 1-3-1 seperti
Gambar 7.

Gambar 4 Bola di wing Gambar 5 Ball-reversal

Gambar 6 Bola di corner Gambar 7 Trap di corner

Gambar 8 Trap di wing Gambar 9 Trap di corner


Pola pertahanan 1-3-1 agresif, trap

 Aturan dasarnya sama seperti yang telah dibahas di atas. Dua pemain akan
melakukan trap dan tiga defender lainnya harus bersiap menjadi
"interceptors", melakukan denial dan steal. Dimulai dari Gambar 8, X1
mengarahkan O1 ke salah satu sisi, misalnya ke sisi X2, kemudian X1 dan
X2 melakukan trap di wing. X5 melakukan denial terhadap pemain post
lawan. X4 berotasi di antara corner dan ring basket, sedangkan X3 turun ke
block.
 Jika bola di-pass ke corner (Gambar 9), X4 bertugas menjaganya,
sedangkan X2 secepatnya turun ke bawah melakukan trap dengan X4. X1
turun ke elbow, X5 denial pemain post lawan, dan X3 bertanggung jawab
menjaga area weak side.

Gambar 10 Dari corner ke wing Gambar 11 Dari wing ke wing

Gambar 12 Dari wing ke corner

 Gambar 10 dan 11 menunjukkan bola di-pass dari corner ke wing, dan


terjadi ball-reversal ke wing pada sisi yang berlawan. Rotasi yang terjadi
sama persis dengan yang telah dibahas sebelumnya. Pada awalnya, pass dari
corner ke wing biasanya tidak dapat langsung di-trap, dan oleh karena itu
sebaiknya hanya menahan bola saja. Perbedaannya adalah ketika terjadi
ball-reversal ke O3. Di sini, X1 dan X3 dapat melakukan trap terhadap O3
di wing (Gambar11). X4 bergerak secepatnya ke strong side, di luar area
paint, X2 turun ke block, dan X5 tetap melakukan denial.
 Jika bola di-pass ke corner (Gambar 12), X4 bertugas melakukan close-out
dan X3 secepatnya melakukan trap. X1 bergerak ke elbow, X5 selalu
melakukan denial. X2 bertanggung jawab menjaga area weak side. Zone
defense 1-3-1 sekarang seperti yang terlihat pada Gambar 13.
 Kesimpulannya, trap dapat dilakukan di wing dan corner, area yang
dilingkari pada Gambar 14. Pemain yang melakukan trap harus menggangu
dan memberikan tekanan pada pemegang bola. Tangan defender seharusnya
sejajar dengan posisi bola dan jangan melakukan foul. Mereka hanya
mencoba memaksa pemain lawan melakukan passing yang tidak akurat,
atau terkena pelanggaran 5-second. Kadang-kadang terdapat kesempatan
melakukan jump ball, tetapi harus diingat, intersep atau pelanggaran 5-
second merupakan hasil yang lebih baik.

Gambar 13 Trap di corner Gambar 14 Area trap

Gambar 15 Bola di high post

 Bola di high post, tidak peduli seberapa bagus defender X5, selalu ada saat
di mana bola dapat dikuasai di area high post (Gambar 15). X1 dapat turun
ke dalam untuk membantu mengganggu dan memaksa O5 melakukan pass
kembali ke luar. Taktik ini dapat dilakukan pada dua gaya zone defense 1-
3-1 di atas. Ketika bola berada di high post, X4 harus turun ke tengah dan
juga X3 harus mengetahui setiap pergerak tanpa bola yang mengarah ke
dalam. Dapat dilihat dari Gambar 15 bahwa ini bukan merupakan situasi
defense yang bagus karena pemain offense dapat melakukan pass ke dalam,
atau shooter yang bebas tak terjaga di corner atau wing.
 Kemungkinan, cara yang lebih baik untuk mengantisipasi masalah ini
adalah membuat pemain X1 bergerak ke arah pemain O1 (bukan turun ke
high post), dan X2 turun secepatnya ke arah O2. X4 bertugas melakukan
denial setiap pass yang mengarah ke area paint, dan X3 dapat sedikit
mencegah O5 melakukan dribble ke kiri sambil mengawasi pemain O3,
sehingga masih mampu melakukan close jika bola di-pass ke sana.
 Untuk memain defense ini dengan efektif, setiap pergerakan harus
dilakukan dengan cepat, terlambat sedikit saja dapat memberikan
kesempatan pada lawan untuk mencetak angka.

Selengkapnya, bisa kita saksikan melalui link video berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=6aOwD8uRmgU

6. Pola Pertahanan 2-3


Jenis pola pertahanan ini sering kita lihat di pertandingan.
Kelebihan: dapat melindungi area paint dengan menempatkan beberapa big man di
dalam.
Kelemahan: dapat dikalahkan oleh tim yang mempunyai shooting luar bagus, terdapat
ruang terbuka pada area wing, point, dan high post.

Sering kali kita berpendapat bahwa zone defense 2-3 merupakan jenis defense yang dapat
diterapkan oleh tim dengan kemampuan fisik kurang bagus untuk memaksa tim lawan
melakukan shooting dari luar, sementara itu area paint terlindungi sehingga rebound
dapat dikuasai. Pendapat tersebut benar bahwa tim dengan kemampuan fisik yang kurang
bagus mungkin akan lebih sukses dengan melakukan jenis defense ini karena dapat
mencegah penetrasi pemain lawan dan menguasai permainan di daerah post. Biasanya
tim offensive harus lebih sabar untuk mendapatkan peluang baik melakukan shooting,
dan oleh karena itu defense ini dapat dijadikan cara untuk mengendalikan tempo
pertandingan. Di sisi lain, jika sebuah tim mempunyai pemain-pemain dengan
kemampuan fisik yang bagus, zone 2-3 dapat lebih agresif, dengan cara melakukan trap,
sehingga dapat menyebabkan turnover dan steal. Trap dapat dilakukan secara agresif
pada area corner, wing, dan adakalanya di area point.

Beberapa poin pentingnya adalah:

a. Bola di area wing


Lihat Gambar 1. Pemain defensive luar atas (X1 atau X2) menjaga area wing.
Kecuali, jika tim offensive melakukan skip pass dari satu wing ke wing yang lain,
di mana pemain luar bawah (X3 atau X4) pada awalnya akan berlari keluar untuk
menjaga wing sampai pemain defensive luar atas datang, kemudian pemain
defensive luar bawah akan kembali ke posisi low post. Hal ini juga terjadi jika tim
offensive melakukan quick reversal (Gambar 2).
Gambar 1 Di area wing Gambar 2 Quick reversal
b. Bola di area corner
Lihat Gambar 3. Pemain defensive luar bawah akan menjaga area corner. Dalam
hal ini pemain defensive tengah (X5) dengan cepat berpindah ke area block untuk
mencegah passing ke dalam. Pada situasi ini, X2 mencegah passing kembali ke
area wing sementara X1 menjaga area elbow (high post). Tergantung pada
kekuatan tim offensive, mungkin X2 dapat melonggarkan penjagaan di area wing
untuk membantu mencegah penetrasi ke dalam oleh O4.
Lihat Gambar 4. Area corner merupakan kesempatan untuk melakukan trap, jika
pemain defensive mempunyai kecepatan untuk melakukannya. Sebagai tambahan
penjagaan pemain luar bawah (X4), pemain luar atas (X2) akan dengan cepat
melakukan trap di area corner. X1 akan mencegah passing kembalian ke area
wing dan X3 menjaga area elbow (high post). Skip pass jauh ke sisi wing yang
lain juga diantisipasi oleh X3 dan X1 ganti menjaga area high post (Gambar 5).

Gambar 3 Di area corner Gambar 4 Trap area corner

Gambar 5 Skip pass


c. Passing ke high post
Lihat Gambar 6. Pemain defensive X5 bertugas menjaga pemain high post (mirip
dengan zone defense 2-1-2). Tetapi area paint di bawah ring basket harus tetap
diawasi. Pemain defensive X3 dan X4 mungkin harus berpindah ke area paint
ketika X5 bergerak ke atas.

Gambar 6 Passing ke high post


d. Menjaga area point
Menjaga area point selalu menjadi masalah tersendiri. Jika telah diketahui pemain
offensive O2 mempunyai shooting yang bagus, maka pemain defensive X1
pertama kali bertugas menjaga area paint dan X2 bergeser ke arah O2. Dan hal
yang berlawanan akan diterapkan jika O3 mempunyai kemampuan shooting yang
bagus. Mungkin pertama kali diputuskan untuk menjaga area poin lebih longgar,
tetapi jika pemain offensive O1 juga mempunyai kemampuan melakukan
shooting, maka area point harus diberi tekanan. Jangan pernah membiarkan
pemain point tim offensive melakukan penetrasi ke dalam. Oleh karena itu
pemain X1 dan X2 mungkin harus bekerja ekstra keras, dan saling bekerja sama
untuk menjaga area point dan kedua wing.
e. Mengantisipasi skip pass

Skip pass dari area corner ke area point diantisipasi oleh pemain defensive luar.
Misalnya:

1) Skip pass dari area corner ke area corner yang lain atau area wing, maka yang
bertugas mengantisipasi adalah pemain defensive luar dalam (X3 atau X4).
2) Skip pass dari area corner ke area point, maka yang bertugas mengantisipasi adalah
pemain luar atas (X1 atau X2).

Para pemain sering berpikir bahwa memainkan zone defense 2-3 lebih mudah
dilakukan daripada man-to-man defense, akan tetapi pada kenyataannya, untuk
memainkan zone defense yang efektif, para mungkin harus bekerja ekstra keras.
7. Pola Pertahanan 2-1-2
Formasi ini cocok digunakan ketika menghadapi lawan yang lemah dalam mengelola
bola, pola pertahanan ini juga baik untuk melawan tim yang menggunakan penyerangan
berpola.
Namun sayangnya formasi ini akan lemah jika melawan tim yang terampil mengoper
bola dengan cepat, dan juga tim yang shoot 3 point nya bagus.

Seperti yang terlihat pada link video berikut: https://youtu.be/vZ6HblGVC90

Sumber: basketmipa.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai