T / C-5 / 17
Gambar A Menjaga area high post Gambar B Menjaga area high post
Gambar C Menjaga area high post Gambar D Menjaga area high post
Aturan dasarnya sama seperti yang telah dibahas di atas. Dua pemain akan
melakukan trap dan tiga defender lainnya harus bersiap menjadi
"interceptors", melakukan denial dan steal. Dimulai dari Gambar 8, X1
mengarahkan O1 ke salah satu sisi, misalnya ke sisi X2, kemudian X1 dan
X2 melakukan trap di wing. X5 melakukan denial terhadap pemain post
lawan. X4 berotasi di antara corner dan ring basket, sedangkan X3 turun ke
block.
Jika bola di-pass ke corner (Gambar 9), X4 bertugas menjaganya,
sedangkan X2 secepatnya turun ke bawah melakukan trap dengan X4. X1
turun ke elbow, X5 denial pemain post lawan, dan X3 bertanggung jawab
menjaga area weak side.
Bola di high post, tidak peduli seberapa bagus defender X5, selalu ada saat
di mana bola dapat dikuasai di area high post (Gambar 15). X1 dapat turun
ke dalam untuk membantu mengganggu dan memaksa O5 melakukan pass
kembali ke luar. Taktik ini dapat dilakukan pada dua gaya zone defense 1-
3-1 di atas. Ketika bola berada di high post, X4 harus turun ke tengah dan
juga X3 harus mengetahui setiap pergerak tanpa bola yang mengarah ke
dalam. Dapat dilihat dari Gambar 15 bahwa ini bukan merupakan situasi
defense yang bagus karena pemain offense dapat melakukan pass ke dalam,
atau shooter yang bebas tak terjaga di corner atau wing.
Kemungkinan, cara yang lebih baik untuk mengantisipasi masalah ini
adalah membuat pemain X1 bergerak ke arah pemain O1 (bukan turun ke
high post), dan X2 turun secepatnya ke arah O2. X4 bertugas melakukan
denial setiap pass yang mengarah ke area paint, dan X3 dapat sedikit
mencegah O5 melakukan dribble ke kiri sambil mengawasi pemain O3,
sehingga masih mampu melakukan close jika bola di-pass ke sana.
Untuk memain defense ini dengan efektif, setiap pergerakan harus
dilakukan dengan cepat, terlambat sedikit saja dapat memberikan
kesempatan pada lawan untuk mencetak angka.
Sering kali kita berpendapat bahwa zone defense 2-3 merupakan jenis defense yang dapat
diterapkan oleh tim dengan kemampuan fisik kurang bagus untuk memaksa tim lawan
melakukan shooting dari luar, sementara itu area paint terlindungi sehingga rebound
dapat dikuasai. Pendapat tersebut benar bahwa tim dengan kemampuan fisik yang kurang
bagus mungkin akan lebih sukses dengan melakukan jenis defense ini karena dapat
mencegah penetrasi pemain lawan dan menguasai permainan di daerah post. Biasanya
tim offensive harus lebih sabar untuk mendapatkan peluang baik melakukan shooting,
dan oleh karena itu defense ini dapat dijadikan cara untuk mengendalikan tempo
pertandingan. Di sisi lain, jika sebuah tim mempunyai pemain-pemain dengan
kemampuan fisik yang bagus, zone 2-3 dapat lebih agresif, dengan cara melakukan trap,
sehingga dapat menyebabkan turnover dan steal. Trap dapat dilakukan secara agresif
pada area corner, wing, dan adakalanya di area point.
Skip pass dari area corner ke area point diantisipasi oleh pemain defensive luar.
Misalnya:
1) Skip pass dari area corner ke area corner yang lain atau area wing, maka yang
bertugas mengantisipasi adalah pemain defensive luar dalam (X3 atau X4).
2) Skip pass dari area corner ke area point, maka yang bertugas mengantisipasi adalah
pemain luar atas (X1 atau X2).
Para pemain sering berpikir bahwa memainkan zone defense 2-3 lebih mudah
dilakukan daripada man-to-man defense, akan tetapi pada kenyataannya, untuk
memainkan zone defense yang efektif, para mungkin harus bekerja ekstra keras.
7. Pola Pertahanan 2-1-2
Formasi ini cocok digunakan ketika menghadapi lawan yang lemah dalam mengelola
bola, pola pertahanan ini juga baik untuk melawan tim yang menggunakan penyerangan
berpola.
Namun sayangnya formasi ini akan lemah jika melawan tim yang terampil mengoper
bola dengan cepat, dan juga tim yang shoot 3 point nya bagus.
Sumber: basketmipa.blogspot.com