Anda di halaman 1dari 23

BAHAYA ZIONISME ISRAEL

Dosen Pengampu :

Syarifah Salsabila S.Ag., M.Ag.

Anggota Kelompok :

Nadia Aftina (1806102030037)

Hasnah Referinda (1806102030021)

Lindawati (1906102030019)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK


A. KAUM YAHUDI

Yudaisme atau agama Yahudi adalah sebuah agama Abrahamik, monoteistik, dan
etnis yang terdiri dari tradisi dan peradaban agama, budaya, dan hukum kolektif
orang-orang Yahudi. Ini berakar sebagai agama terorganisir di Timur Tengah selama
Zaman Perunggu. Beberapa ahli berpendapat bahwa Yudaisme modern berevolusi
dari Yahwisme, agama Israel kuno dan Yehuda, pada akhir abad ke-6 SM, dan
dengan demikian dianggap sebagai salah satu agama monoteistik tertua. Yudaisme
dianggap oleh agamawan Yahudi sebagai ekspresi dari perjanjian yang Allah
tetapkan dengan orang Israel, nenek moyang mereka. Ini mencakup banyak teks,
praktik, posisi teologis, dan bentuk organisasi.

Taurat, seperti yang umumnya dipahami oleh orang Yahudi, adalah bagian dari
teks yang lebih besar yang dikenal sebagai "Tanakh". "Tanakh" juga dikenal oleh
para sarjana agama sekuler sebagai Alkitab Ibrani, dan bagi orang Kristen sebagai
"Perjanjian Lama". Tradisi lisan tambahan Taurat diwakili oleh teks-teks selanjutnya
seperti Midrash dan Talmud. Kata Ibrani "torah" dapat berarti "ajaran", "hukum",
atau "instruksi", meskipun "Taurat" juga dapat digunakan sebagai istilah umum yang
merujuk pada teks Yahudi mana pun yang memperluas atau menguraikan Lima Kitab
Musa yang asli. Mewakili inti dari tradisi spiritual dan agama Yahudi, Taurat adalah
istilah dan seperangkat ajaran yang secara eksplisit memposisikan diri sebagai
mencakup setidaknya tujuh puluh, dan berpotensi tak terbatas, aspek dan interpretasi.
Teks, tradisi, dan nilai Yudaisme sangat memengaruhi agama-agama Abrahamik di
kemudian hari, termasuk Kekristenan dan Islam. Hebraisme, seperti Hellenisme,
memainkan peran penting dalam pembentukan peradaban Barat melalui dampaknya
sebagai elemen latar belakang inti Kekristenan Awal.

Pada zaman kuno, seorang Yĕhūdhī awalnya adalah anggota Yehuda-yakni, salah
satu dari merekasuku Yehuda (salah satu dari 12 suku yang menguasai Tanah
Perjanjian) atau Kerajaan Yehuda berikutnya (berbeda dengan saingannya Kerajaan
Israel di utara). Orang-orang Yahudi secara keseluruhan, awalnya disebut Ibrani
(ʿIvrim), dikenal sebagaiBani Israel (Yisreʾelim) sejak mereka masuk ke Tanah Suci
sampai akhirPengasingan Babilonia (538 SM ). Setelah itu, istilah Yĕhūdhī (Latin:
Judaeus; Perancis: Juif; Jerman: Jude; dan Inggris: Jew) digunakan untuk menyebut
semua penganutnya.Yudaisme , karena orang-orang yang selamat dari Pengasingan
(mantan penduduk Kerajaan Yehuda) adalah satu-satunya orang Israel yang
mempertahankan identitas khas mereka. (Sepuluh suku di kerajaan utara Israel telah
tersebar setelah penaklukan Asiria pada tahun 721 SM dan secara
bertahap berasimilasi dengan bangsa lain.) Istilah Yahudi berasal dari
bahasa Latin Judaeus dan bahasa Yunani Ioudaios dari bahasa
Ibrani Yĕhūdhī . Istilah terakhir adalah kata sifat yang muncul hanya di bagian akhir
Alkitab Ibrani dan menandakan keturunan Yehudhah (Yehuda), putra
keempat Yakub , yang sukunya, bersama dengan saudara
tirinya Benyamin , merupakan Kerajaan Yehuda.

Di dunia modern, definisi Yahudi yang dapat memuaskan semua orang hampir
mustahil untuk dibuat, karena hal ini melibatkan isu-isu etnis dan agama yang
kompleks dan kontroversial. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, mereka yang
menganggap dirinya Yahudi pada umumnya diterima oleh orang Yahudi maupun
non-Yahudi, meskipun orang tersebut mungkin tidak menjalankan praktik
keagamaan. Meskipun semua orang Yahudi setuju bahwa anak yang lahir dari ibu
Yahudi adalah orang Yahudi, Yudaisme Reformasi lebih dari
sekadar Yudaisme Ortodoks dan Konservatif dalam menegaskan bahwa seorang anak
adalah Yahudi jika salah satu orang tuanya adalah seorang Yahudi.

B. KARAKTER BURUK YAHUDI

Bangsa Yahudi merupakan bangsa yang memiliki keunikan karena ketuaannya,


keunikan dan sifat yang sama tuanya dengan usianya itu, yang sekaligus merupakan
suatu “karakter” yang senantiasa menyebabkan kekecewaan bagi bangsa-bangsa
yang lain di dunia.Perjalanan Bangsa Yahudi dilihat dari segi sifat dan karakternya,
banyak dijumpai di dalam Alquran, yang mana kebenarannya tidak mungkin
diragukan karena di dalamnya tidak ada kekeliruan (QS. Yunus (10):37; QS. al-Hijr
(15):9; QS. al-Haaqqah (69): 51).

Berikut ada beberapa karakter atau watak buruk kaum yahudi :

1. Mereka tidaklah pernah ridho dengan kita umat Islam sampai kita mau
melepaskan agama kita.
Perhatikanlah firman Allah Ta‟ala berikut.

˚
˚ ´ ´ ¸ ´ t˚ ¸ ´ ˚ ˚´ ´ ´ ˚ ´ ´
´ ˚ ˚
´ ´ ´ ´ ´ ę ˚ ´ ¸! ´ ´ ¸ ¸´ ´ ę˚ ˚ ´ ¸
´ ´ ´ ´ ¸ ´
´
´ ę¸ ˚ ´ ¸ „ ¸ ´

´ ´ ¸ ˚ ´ ´ ˚ ' ¸ ´
´ ¸ ´ ¸ ¸ ´ ´

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. (QS. Al Baqarah: 120)

Perhatikanlah saudaraku. Janganlah engkau terpengaruh dengan kaum sekuler yang


keliru dalam memahami ayat ini. Kaum sekuler berpendapat bahwa ayat ini
ditujukan pada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam saja ketika beliau masih hidup.
Yahudi dan Nashrani pada zaman ini berbeda dengan yang dulu. Benarkah
demikian?

Ini sungguh kekeliruan yang sangat besar yang berasal dari orang yang ingin
mengaburkan ajaran Islam. Ketahuilah bahwa ayat ini memang ditujukan pada
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, tetapi pembicaraan ini juga mencakup
umatnya karena yang menjadi hukum adalah keumuman dan bukan hanya orang
yang diajak bicara. Itulah yang dipahami oleh ulama Ahlus Sunnah (semacam Syaikh
As Sa‟di dalam tafsirnya), berbeda dengan mereka yang sudah diracuni dengan
pemikiran orang barat yang kafir.

Berdasarkan ayat di atas sangat jelas sekali bahwa Yahudi dan Nashrani tidak akan
ridho kepada kita selamanya. Inilah watak orang Yahudi dan Nashrani sampai hari
kiamat. Dari watak jelek mereka yang pertama ini, sekarang kita akan melihat watak
mereka yang lainnya.

2. Orang Yahudi selalu menyembunyikan kebenaran

Mereka kaum Yahudi sebenarnya tahu bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
diutus sebagai penutup para rasul di akhir zaman ini, tetapi mereka selalu
menyembunyikan kebenaran ini. Allah Ta‟ala berfirman,

´ ¸
´ ˚ ´ ¸ ˚ ‫´ﻪ‬ ´ ¸ ˚ ´ ´ ˚ ˝ệ ¸ ´ ´ ´ ˚ ´ ´ ˚´
ę
´ ´ ¸ ˚ ´ ´ ´ ´ ę˚ ´ ˚ ¸ ę˚ ˚ ´ ´ ä ę˚
´ ¸! ´ ´
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan
sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 146)

Al Qurtubhi mengatakan: Diriwayatkan bahwasanya Umar berkata pada Abdullah


bin Salam, “Apakah engkau (sebelum masuk Islam) mengenal Muhammad
shallallahu „alaihi wa sallam sebagaimana engkau mengenal anak-anakmu sendiri?
Abdullah pun menjawab, “Ya, bahkan lebih dari itu. ”

Ibnu Katsir mengatakan bahwa kadang pula maksud „seperti mereka mengenal anak-
anaknya sendiri‟ adalah mereka mengenal sekumpulan anak-anak manusia lalu
mereka tidak merasa ragu sedikit pun untuk mengenal anak mereka sendiri jika
mereka melihatnya di antara sekumpulan anak tadi.

Walaupun mereka sudah mengenal Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dengan sangat
yakinnya, namun Allah katakana, “sebahagian diantara mereka menyembunyikan
kebenaran”. Maksudnya adalah mereka menyembunyikan sifat nabi shallallahu
„alaihi wa sallam yang ada pada kitab mereka pada manusia padahal mereka
mengetahuinya. (Lihat Tafsir Al Qur‟anil Azhim, pada tafsir surat Al Baqarah ayat
146).

3. Tokoh agama Yahudi sangat sulit menerima kebenaran Islam

Dalam shohih Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda,

˚´ ¸ ´ ¸ ´ ˚´ ¸ ¸ ´ ¸! ę´ ´ ~˚ ´
´ ´ ´ ˚ ´ ˚ ´ ´ ´ ˚
ę˚ ´
´ ´
¸ ä´

“Seandainya sepuluh (pemuka agama) Yahudi mengikuti agamaku, maka sungguh


tidak akan tersisa lagi orang Yahudi di muka bumi ini kecuali dalam keadaan Islam.”
(HR. Muslim no. 2793)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

˚´ ´ ´ ¸ ´ ˚ ˚´
´ ´ '„ ¸ ‫¸ﻪ‬
¸ ´ ˚ ˚ ´ ¸ ¸ t ´ ´ ˚ ´
´ ¸ ´ ˚ ´ ¸

“Seandainya sepuluh pemuka agama Yahudi beriman kepadaku, sungguh semua


orang Yahudi di muka bumi ini akan turut beriman padaku.” (HR. Ahmad. Syaikh
Syu‟aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi, yaitu shohih
dilihat dari jalur lainnya).

4. Orang Yahudi menyembah pemuka agamanya sendiri

Perhatikanlah firman Allah Ta‟ala berikut ini,

ę ´ ˚ ´ ę˚ ´ ´ ˚ ´ ¸ ´ ~¸ ´ ˚ ´ ˚ ´ ´ ´ ¸ ! ˝ ¸´‫´ !¸ !¸ ´ﻪ‬
´
´ ˚ ´˝
´ ´ ´ ˚´ ˚ ¸ ¸ ´ ˚ ę´ ´ ¸! ˚ ´ ¸ ˝ ´¸ ´ ´
‫~ ´ﻪ‬ ¸ ˚
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Rabb yang
berhak disembah selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At Taubah : 31)

Hudzaifah ibnul Yaman, Abdullah bin „Abbas dan selainnya mengatakan mengenai
tafsir „Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai
Rabb selain Allah‟, maksudnya adalah mereka mengikuti pemuka agama mereka
dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Itulah yang disebut
dengan menyembah mereka sebagaimana dimaksudkan dalam hadits dari „Adi bin
Hatim. (Lihat Tafsir Al Qur‟an Al „Azhim, tafsir surat At Taubah ayat 31).

5. Orang Yahudi pernah menyihir Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam Dalam shohih Muslim pada Bab Sihir, „Aisyah berkata,

´ t´ ¸ - ‫ﻪ هلال ص‬ ę ~ - ¸ ¸ ´ ˚ t ´ệ ‫ ´ﻪ‬ę ˚ ´
´ ~ ´ ˚ ¸ ´ ä„ ´ ¸ ´ ˚ ¸
~´ ´ ¸ ´

“Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam pernah disihir oleh seorang Yahudi dari
Bani Zuraiq yang bernama Lubaid bin Al A‟shom.” (HR. Muslim no. 2189).

6. Wanita Yahudi pernah meracuni Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam Dari Anas bin Malik radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan,

´ ˝ ´ ´ ˚ ´ ~ ¸ ‫ﻪ هلال ص‬ ę ~ -„ ´ ¸ „ ´ t´ ´ ´ ¸´ ~ ¸
˝ ¸ ´ ´ - ~˚ ´ ´ ´ ´ ´ ¸ ´ ¸! t ¸ ´
´
˚ t ˚ ¸
´
‫ﻪ هلال‬ ę ~ - ´ ´ ´ ´~ ‫ ص‬- ´ ˚ ´ ´ ¸ ´ ˚´ ´ệ ´ ˚
´´ ´ ´ ´ « ´ '¸~ ¸ ´ ¸
˚´ ´ ´ ¸ ´ ´ ´ ´
.t ´ ».
´ t´
˚ ´ « ´ ». ´ ´ ´ ´ ´ «´ ´ ´ ´ ´ ¸ ´ ~ ¸ - ‫هلال ص‬
´ t´ ´ ». t´ ˚ ¸
ệ ˚ ´ t´ ´ ¸ ´´ ´
t´ ´ ¸ ˚ t¸
‫ﻪ‬ ę ~ -.

“Sesungguhnya seorang wanita Yahudi pernah mendatangi Rasulullah shallallahu


„alaihi wa sallam dengan membawa daging kambing yang sudah diracuni. Kemudian
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam memakan daging tersebut. Lalu wanita tadi
dipanggil untuk menghadap beliau shallallahu „alaihi wa sallam, kemudian beliau
shallallahu „alaihi wa sallam bertanya tentang perbuatan wanita tersebut tadi. Wanita
tersebut pun berkata, “Aku ingin membunuhmu.” Lantas Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam berkata, “Allah tidaklah memberimu kekuatan untuk maksudmu tadi.”
(Periwayat hadits ini ada yang mengatakan), “(Allah tidaklah memberimu kekuatan)
untuk mencelakakanku.” Lantas para sahabat berkata, “Apakah sebaiknya dia
dibunuh saja?” (HR. Bukhari no. 2617 dan Muslim no. 2190).

7. Orang Yahudi berusaha memurtadkan kaum muslimin

Allah Ta‟ala berfirman,

´ t¸ ´ ¸ ˚ ˚ ´ ę˚ ¸ ˚ ´ ę˚ ˝ ¸ ę˚ ˚ ¸ ´ ´ ´ ˚ ´
¸ ˚ ˚ ´ ´ ´ ˚ ¸ ¸ ´ ¸! ˝ ~´ ˚ ˚ ¸ ´ ˚´ ´ ę ˚
´ ¸ ´ ¸ ¸ ~ ˚ ¸ ´ ´ ä
¸
¸
´ ‫˚ص‬ ´ ¸ ¸ ¸ ˚ t' „ ¸´
˚´ ´¸ ´ ¸ ˚
´ ´
¸! ´ ´ ´

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan


kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma‟afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya . Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 109).

8. Orang Yahudi berusaha menyesatkan kaum muslimin

Allah Ta‟ala berfirman,

˚ ´ t¸ ´ ¸ ˚ ˚ ´ ˚´ ´ ˚ ´
´ ¸ ˚ ˚ ´ ´ ę˚ ´ ´ ¸ ¸! ę ˚ ´ ´
´ ¸ ´ ~´
¸ ¸
“Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya)
tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (QS.
Ali Imran: 69).
9. Mendoakan celaka atau mati bila bertemu dengan kaum muslimin

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam

bersabda,

´ ¸! ´ ˚ ệ´ ę . t˚ ˚´ ´ ´
ę´ ˚´ ´ ¸´ t ´ ´ ę ~ ´ ˚ ệ´
´ ´
~´ ´ ę
´

“Jika seorang Yahudi memberi salam padamu dengan mengatakan „Assaamu


„alaikum‟ (semoga kamu mati), maka jawablah „wa „alaika‟ (semoga do‟a tadi
kembali padamu).” (HR. Bukhari no. 6257).

C. SEJARAH NEGARA ZIONIS ISRAEL

Sejarah Singkat Lahirnya Zionisme

Sejarah yang menjadi cikal bakal munculnya zionisme, dapat dimulai lebih
kurang dari 4000 tahun sebelum masehi, di kota Ur di tanah Khalda sebagai pusat
penyembahan dewa matahari hidup seorang laki-laki yang bernama Terah atau Azar,
mempunyai tiga orang putra yaitu Ibrahim, Nahor, dan Haran.Terah atau Azar adalah
ahli pembuat patung yang terbuat dari tanah liat, atau batu yang diperjualbelikan ke
seluruh negeri. Pada waktu Ibrahim dilahirkan pada tahun 2018 sebelum Masehi,
pembuatan dan penyembahan patung sangat meningkat.

Setelah Ibrahim beranjak dewasa, ketika dia berada di toko patung orang tuanya,
Ibrahim mengambil kapak besar, lalu menghancurkan patung-patung yang ada dalam
toko kecuali satu yang paling besar, lalu kapak tersebut digantungkan ke leher patung
besar. Alangkah terkejutnya orang tuanya setelah melihat patung-patung tersebut
hancur, langsung bertanya kepada Ibrahim siapa yang menghancurkan patung itu
Ibrahim ?, kemudian Ibrahim menjawab mungkin yang besar itu, lalu ayahnya
berkata tidak mungkin. Pada saat itulah Ibrahim berkata apa gunanya patung itu
disembah kalau tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ayah Ibrahim berkata, lalu
siapa yang harus di sembah ?, Ibrahim berkata Allah yang telah memperedarkan
musin, mendatangkan hujan dan menyuburkan tanah, jawaban tersebut membuat
ayahnya heran, karena belum pernah mendengarkan perkataan seperti itu.
Penentangan terhadap penyembahan patung, terdengar oleh raja Namrud, yang
berakibat terjadinya pembakaran pada Ibrahim, namun Ibrahim tidak terbakar.
Kemenangan yang diperoleh Ibrahim membuat raja Namrud marah, kemudian
Ibrahim bersama isterinya Sarah dan anak saudaranya Luth meninggalkan kampung
halamannya menuju pada suatu daerah yang tidak menentu. Pengembaraan yang
dilakukan oleh Ibrahim membuat ia dan keluarganyanya sampai ke Palestina atau
Kan‟an. (Daya, 1982: 6-12).

Suku-suku yang mendiami Ka‟an atau Palestina pada saat Ibrahim tiba,
diantaranya adalah suku Kananit, Moabit, Amelekit dan Amorit. Mereka inilah yang
memberi istilah Ibri yang berarti dari seberang. (Daya, 1982: 6-12) Arti lain dari
kalimat Ibri atau Ibrani adalah memotong jalan, menyeberangi lembah,
menyeberangi sungai atau memotong jalan pendek. Kalimat Ibri atau Ibrani berasal
dari “Abara” atau fi‟il Tsulatsi (tiga huruf), yang berarti bertukar-tukar tempat,
berpindah-pindah yaitu sesuai dengan krakteristik dan kebiasaan-kebiasaan yang
biasa berlaku bagi kehidupan penghuni padang pasir dan penduduk kampung yang
jauh terpencil dari keramian. Jadi kalimat Ibri itu sama pengertiannya dengan kalimat
Badui yakni penduduk padang pasir atau orang kampung (Salabi,1996: 13). Pada
tahun 1918 sebelum masehi Ibrahim memperoleh anak dari isterinya Sarah yang
bernama Ishak atau Isaac, dari isterinya Siti Hajar bernama Ismail. Anak yang dari
sarah inilah nantinya melahirkan seorang anak yang diberi nama Ya‟qub yang
kemudian dinamakan Israel. Keturunan Ya‟qub atau Israel inilah yang kemudian
tersebar ke penjuru Palestina, hingga sampai ke Mesir dengan sebutan Bani Israel.

Kedengkian Bangsa Yahudi terhadap Muhammad saw., disebabkan kepercayaan


mereka bahwa pada suatu saat akan lahir seorang Nabi, sehingga kelahiran Nabi
tersebut sangat diharapkan dari kaumnya. Namun demikian, setelah mengetahui
bahwa Nabi yang lahir tersebut bukan dari keturunannya, sejak saat itu, mulailah
muncul kebencian kaum Yahudi terhadap Muhammad saw., para sahabat dan kaum
muslimin. Kedengkian bangsa Yahudi tersebut pada perkembangan berikutnya,
justru bukan hanya terhadap orang-orang Islam, melainkan juga kepada semua
bangsa. Ada anggapan yang berkembang di antara orang-orang Yahudi bahwa
mereka adalah sumber dari segala peradaban dan kebudayaan seantero dunia. Mereka
juga menggambarkan akidah mereka sebagai akidah yang termulia dan paling benar.
Atas dasar itulah, mereka mencela dengan terang-terangan sejarah bangsa lain,
sambil merendahkan kesucian agama lain, juga berusaha meremehkan keagungan
pemuka-pemuka atau pahlawan-pahlawan dunia yang bukan keturunan mereka.
Untuk melancarkan kebencian tersebut, Yahudi membentuk sebuah organisasi yang
disebut Zionisme.

Pengertian Zionisme

Zionisme berasal dari perkataan Zion atau Sion yaitu sinonim dari perkataan
Yerusalem (Encyclopedia Americana, 1974: 783). Zionadalah bahasa Inggeris dalam
bahasa latin Sion dan kata Ibraninya adalah Tsyon, arti dari istilah ini pada mulanya
adalah bukit, yaitu bukit suci Yerusalem. Yerusalem adalah surgawi atau bisa juga
berarti Theokrasi Yahudi (Ensiklopedi Umum, 1973: 801).Nama Zion menurut
kebanyakan Sarjana, merupakan nama sebuah bukit yang diceritakan dalam
Perjanjian Lama, yaitu salah satu tempat atau gunung yang terletak sebelah timur
duah buah bukit dalam wilayah Yerusalem yang kebanyakan kota pada waktu itu
terletak di daerah itu (Enscyclopedia Britannica, 1965: 955).Zion juga termasuk
bukit yang disucikan Tuhan, karena menurut kitab Zabur, Tuhan pernah melantik
raja di atas bukit Zion.

Dalam kitab Perjanjian Lama, kedudukan Zion dapat dilihat sebagai berikut:

 Tengoklah aku dan segala anak yang telah dikaruniakan kepadaku akan
tanda dan ajaib di antara orang Israel yaitu Tuhan serwa sekalian alam duduk
di atas bukit Zion.

 Pada masa itu bulan pun akan malu kena bera muka dan mata hari pun
kemalu-maluan, apabila Tuhan serwa sekalian alam kerajaanlah di atas bukit
Zion dan di Yerusalem (Jesaya, 8: 18; 24: 23; Mazmur, 2:6; 74:2 76:68,
69:36;132:13).

Kedua ayat tersebut di atas menunjukkan, bahwa Zion adalah tempat duduk
Tuhan. Selain itu, Yerusalem sering dipersonifakasikan sebagai seorang wanita yang
bergelar putri Zion. Dari perkataan Zion inilah nama gerakan Nasionalisme Yahudi
berasal (Encylopedia Britannica, 1965:956). Oleh karena itu, Zionisme dalam
pengertiannya yang lebih simpel adalah menetapnya kaum Bani Israel di Palestina
yakni bukit Zion dan sekitarnya (Salabi, 1996: 99).Zionisme bertujuan untuk
mendirikan negara Yahudi di Pelestina yaitu tanah tumpah darah leluhurnya, yang
dalam bahasa Yahudi dikenal sebagai Eretz Israel atau Tanah Israel (Encylopedia
Britannica, 1965:956). Hal tersebut dilakukan karena mereka beranggapan tanah
tersebut adalah tanah yang pernah dijanjikan Allah kepada nenek moyangya yaitu
Ibrahim.

D. PRINSIP IDEOLOGIS ZIONISME DAN RENCANA-RENCANA


RAHASIA ZIONISME

Zionisme merupakan salah satu agenda besar bangsa Yahudi untuk menguasai
dunia. Gerakannya bisa dianggap jauh dari nilai kemanusiaan, di mana semua itu
bersumber dari ideologi mereka yang ada dalam Kitab Talmud dan Protocols of
Zion. beberapa poin penting, di antaranya yaitu: pertama, Zionisme merupakan
gerakan bangsa Yahudi untuk merebut kembali Baitul Maqdis; kedua, Gerakan
Zionisme modern diprakarsai oleh Theodor Herzl melalui pembentukan Negara
Modern Palestina; ketiga, Gerakan Zionisme tersebut didasari oleh ideologi mereka
yang diambil dari Kitab Talmud dan Protocols of Zion. Inti ideologi dalam kedua
sumber ini adalah menegaskan bahwa bangsa Yahudi merupakan bangsa terbaik di
dunia, bangsa selain mereka dianggap bukan keturunan Adam bahkan dianggap
hewan, Tuhan telah menganugrahi bangsa Yahudi hak-hak untuk menguasai seluruh
bangsa selain mereka, dan lain sebagainya; keempat, ideologi Zionisme tersebut jika
ditinjau dari perspektif teologi Islam terdapat banyak kesalahan karena pada
dasarnya Allah memandang semua umat manusia itu sama dan yang
membedakannya hanyalah ketakwaannya, terdapat beberapa kerancuan dalam
konsepsi Zionis tentang Tuhan, dan beberapa ideologi mereka memiliki kerancuan
antara argumen satu dengan argument lain.

TEL AVIF, ISRAEL (voa-islam.com) - Sebuah dokumen rahasia telah bocor


yang memberikan rincian rencana oleh Theodor Herzl, pendiri politik Zionisme,
untuk menyatakan Maroko selatan sebagai "negara Yahudi", situs berita Maroko
Hespress telah mengungkapkan. Dokumen tersebut, kata Hespress, membawa
"hubungan historis antara Yahudi dan Maroko kembali ke permukaan setelah
dimulainya kembali hubungan resmi antara Rabat dan Tel Aviv." Disebutkan bahwa
gagasan ini muncul sebelum "gagasan untuk merelokasi orang-orang Yahudi dunia
ke Palestina terkristalisasi." Menurut Yedioth Ahronoth Israel, Herzl
"mempromosikan dokumen rahasia dan misterius dari [Rencana Maroko], kurang
terkenal dibandingkan [Rencana Uganda], yang berpusat pada pemukiman Yahudi
Rusia di Wadi Al-Hisan, di barat daya Maroko. "

Rencana untuk menempatkan orang Yahudi di Uganda adalah bagian dari


kurikulum sejarah sekolah-sekolah Israel, tetapi lebih sedikit yang diketahui tentang
rencana alternatif Herzl untuk menempatkan orang Yahudi Rusia di Maroko. Dia
menangani hal ini dalam sebuah surat ambigu yang dia tulis pada tahun 1903.
Kematian mendadaknya setahun kemudian menyebabkan rencananya ditangguhkan
dan diarsipkan. Yaakov Hagoel, kepala Organisasi Zionis Dunia (WZO),
mengatakan kepada Yedioth Ahronoth: "Ada banyak sekali orang Yahudi di sana,
baik di Maroko atau di Afrika Utara secara umum. Harus dipahami bahwa Herzl
adalah orang yang sangat pragmatis. . Dia melihat masalah dengan orang Yahudi
yang dianiaya yang menderita kekerasan terutama di Eropa Timur, dan melihat
bahwa Maroko memiliki komunitas Yahudi yang berkembang dengan pusat-pusat
aktif Yahudi. "

Profesor Joseph Chetrit, dari Department of Hebrew and Comparative Literature


di University of Haifa, mengatakan bahwa rencana Maroko pertama kali
dipresentasikan oleh dua bersaudara yang merupakan aktivis terkenal dalam gerakan
Zionis saat itu, Baruch dan Yaakov Moshe. Toledano. "Baruch berbicara dengan
Herzl beberapa bulan sebelum kematiannya, kemudian memohon kepada Rabbi
Vidal dari Fez dari Prancis, yang dekat dengan monarki Maroko dan pemerintah,
untuk mendirikan wilayah merdeka bagi orang Yahudi di Wadi Al-Hisan." Chetrit
menunjukkan bahwa Rabbi Vidal, yang berpengalaman dalam politik Maroko, tahu
bahwa ini adalah rencana palsu yang tidak memperhitungkan situasi domestik di
negara itu. "Adalah cucunya di Israel, yang menyandang namanya, yang menemukan
dokumen itu dan menerbitkannya untuk pertama kali."

E. ZIONIS MENJAJAH PALESTINA DAN PERLAWAN RAKYAT


PALESTINA

Sejarah Konflik Antara Israel dan Palestina


Konflik antara Israel dan Palestina dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini pemicu
dari konflik antara Israel dan Palestina yang dilansir melalui laman Al Jazeera.

- Deklarasi Balfour 1917

Menteri Luar Negeri Inggris pada tanggal 2 November 1917 menuliskan sebuah
surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild yang merupakan tokoh
komunitas Yahudi Inggris. Surat yang dikirimkan hanya berisi 67 kata, namun
mempunyai efek seismik yang dahsyat bagi Palestina hingga saat ini.

Surat itu berisikan mengenai komitmen pemerintah Inggris yang ingin mendirikan
sebuah "rumah nasional" bagi para kaum Yahudi yang ada di Palestina.

Surat inilah yang disebut sebagai Deklarasi Balfour. Pada saat masa kekuasaan
Utsmaniyah, Inggris akhirnya mengambil alih wilayah Palestina. Pengambilan
wilayah ini diperkuat oleh mandat dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Sejak saat itulah,
ratusan ribu kaum Yahudi berpindah ke wilayah tersebut.

Pemimpin Yahudi sangat menyambut baik hasil keputusan PBB yang menyatakan
bahwa wilayah Palestina akan dibagi menjadi dua, yaitu warga Arab Palestina dan
Yahudi. Keputusan ini jelas bertentangan dengan warga Arab Yahudi, sehingga
munculah konflik yang hingga saat ini terjadi.

- Pemberontakan Arab Tahun 1930-an

Akibat dari konflik yang semakin menegang, pada April tahun 1936, Komite
Nasional Arab meminta warga Palestina untuk melakukan pemogokan umum.
Pemogokan ini berlangsung selama enam bulan, dan warga Arab ditindas secara
brutal oleh Inggris. Inggris meluncurkan sebuah kampanye yang berisi penangkapan
massal dan penghancuran rumah warga. Fase kedua dari pemberontakan, dipimpin
oleh perlawanan petani Palestina pada tahun 1931. Pemberontakan ini terus berlanjut
hingga tahun 1939. Inggris pada akhirnya mengerahkan sebanyak 30.000 pasukan
tentara di Palestina. Desa-desa yang ada di Palestina dibom melalui udara,
diberlakukannya jam malam, banyak rumah dihancurkan, dan pembunuhan terjadi
dimana-mana tanpa adanya proses pengadilan.
- Pembagian Wilayah oleh PBB 1947

Pada tahun 1947, populasi dari warga Yahudi sudah mencapai sekitar 33% dari
seluruh wilayah yang ada di Palestina. Tetapi, warga Yahudi ini hanya memiliki
sekitar 6% dari tanah tersebut. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh PBB pada
tahun 1947 menjadi pemicu konflik antara Israel dan Palestina.

PBB membagi wilayah Palestina untuk menjadi dua negara. Satu negara Yahudi dan
satunya lagi negara Arab. Palestina tentu saja menolak keputusan tersebut, karena
tidak ingin memberikan 55% wilayah Palestina kepada Yahudi.

- Pembersihan Etnis Palestina 1948

Para militer Zionis memulai operasi militer mereka dalam menghancurkan kota
dan desa yang ada di Palestina demi memperluas perbatasan dari negara Zionis.
Gerakan Zionis merebut hingga 78% wilayah Palestina, dan sebanyak 15.000 warga
Palestina terbunuh melalui gerakan ini. Diperkirakan, sekitar 750.000 warga
Palestina dipaksa untuk keluar dari rumah mereka. Peristiwa ini disebut oleh warga
Palestina sebagai "nakba" atau malapetaka dalam bahasa Arab.

- Pendirian Negara Israel

Pada tanggal 15 Mei 1948, diumumkannya pendirian negara Israel. Karena


deklarasi ini, warga Palestina pun menolak dan pecahlah sebuah perang bernama Al-
Nakbah. Perang tersebut membuat sekitar ratusan ribu warga Arab Palestina
melarikan diri dari rumah mereka. Dan tidak lama berselang, kira-kira setahun
setelahnya, Israel berhasil menguasai beberapa wilayah yang ada di Palestina.

- Perang Enam Hari (Naksa)

Pada tahun 1967, dilakukanlah penyerangan pangkalan udara Mesir oleh Israel
yang menyebabkan terjadinya perang besar antara Palestina dan Israel. Pasukan
Israel tidak berhenti di sana, karena mereka juga memasuki wilayah Semenanjung
Sinai untuk mengambil alih jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, Yerusalem Timur,
dan Tepi Barat.
Yerusalem diakui oleh Israel sebagai ibu kota negara, dan Palestina sempat meyakini
bahwa benar, Yerusalem adalah ibu kota di masa depan. Namun, Palestina tetap tidak
menyetujui pemukiman Yahudi didirikan di wilayah Yahudi tepi barat.

- Intifada I Tahun 1987-1993

Intifada memiliki arti perlawanan. Palestina melakukan intifada di Jalur Gaza


pada Desember 1987. Hal inilah yang menjadi alasan dari berdirinya Hamas. Intifada
dilakukan oleh Unified National Leadership dengan mengarahkan para kaum muda.
Intifada yang dilakukan oleh Palestina ditandai dengan pemogokan, protes dan
pembangkangan sipil. Selama intifada terjadi, sebanyak 1.070 warga Palestina tewas
terbunuh oleh pasukan Israel.

- Perjanjian Oslo Palestina

Perjanjian Oslo ditandatangani pada tahun 1993. Perjanjian ini sebagai pertanda
berakhirnya intifada dan pembentukan Palestinian Authority. Palestinian Authority
adalah pemerintahan sementara yang diberikan oleh pemerintahan mandiri pada
batas wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Pada akhirnya, PLO mengakui kedaulatan
Israel dan memberikan Israel kendali atas 60% wilayah Tepi Barat.

- Intifada II Tahun 2000

Intifada yang kedua terjadi pada tanggal 28 September 2000. Intifada ini terjadi
saat Likud Ariel Sharon, seorang pemimpin oposisi, melakukan kunjungan yang
cukup provokatif ke Masjid Al-Aqsa. Selama intifada, Israel melakukan kerusakan
pada perekonomian dan infrastruktur Palestina. Dan pada saat itu, Israel akhirnya
berhasil menduduki wilayah yang sebelumnya ditempati oleh Otoritas Palestina.

- Konflik Sebelas Hari

Pada tanggal 10 Mei 2021, Israel melakukan serangan menuju Masjid Al-Aqsa.
Penyerangan ini dipicu akibat dari perebutan wilayah Yerusalem Timur atau lebih
tepatnya Sheikh Jarrah. Karena inilah, pasukan Hamas dan Israel saling menyerang
satu sama lain melalui serangan udara. Penyerangan ini terjadi selama 11 hari,
sampai akhirnya kedua negara menyetujui adanya gencatan senjata. Gencatan senjata
dimulai pada Jumat, 21 Mei 2021.

- Hamas Menyerang Israel Tahun 2023

Hamas melakukan penyerangan kepada Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.


Hamas melakukan penyerangan dengan cara meluncurkan ribuan roket. Israel
menanggapi penyerangan ini dengan mendeklarasikan waspada perang. Israel
melakukan serangan balasan melalui jalur Gaza. Tercatat sebanyak 12.065 orang
luka-luka di Gaza, dan 3.478 orang meninggal dunia. Pejabat pertahanan Israel
menyatakan bahwa semua aliran listrik dan makanan yang ada di Gaza akan diputus
sepihak. Hal ini sebagai isyarat bahwa Israel akan melakukan pengepungan secara
total.

Perlawanan Palestina terhadap Israel

Negara-negara Arab gagal dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.


Perang Arab-Israel beberapa kali pecah dari tahun 1948 sampai ditutup dalam Perang
Yom Kippur atau Perang Ramadan tahun 1973. Perang yang awalnya menolak
kehadiran negara zionisme dan membebaskan masyarakat Palestina, berakhir
menjadi ambisi pengembalian wilayah yang hilang bagi Suriah dan Mesir. Akhir
Perang Arab-Israel mengecewakan bagi para aktivis kemerdekaan Palestina dengan
berdamainya Mesir dan Israel, serta nasib masyarakat Palestina yang kian
memprihatinkan tanpa perhatian. PLO atau Organisasi Pembebasan Palestina, justru
diusir oleh Raja Yordania Hussein setelah konflik 1970. Saat itu PLO dipimpin oleh
Yasser Arafat, dinilai melakukan pemberontakan. Hal ini membuat organisasi
kemerdekaan Palestina berpindah ke Lebanon. Setelah negara-negara Arab tidak
dapat diandalkan, masyarakat Palestina harus berjuang dengan caranya sendiri.
Usaha melawan demi kemerdekaan ini lebih dikenal sebagai intifada yang berarti
perlawanan atau pemberontakan.

Intifada pertama terjadi akibat pengambilalihan tanah yang dilakukan Israel,


dan membangun pemukiman di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan kekerasan.
Pengambilalihan tanah berjalan setelah partai sayap kanan Israel menang Pemilu
1977. Pemerintah Israel selama 1980-an menerapkan kebijakan untuk mengusir
masyarakat Palestina dari tanah yang berhasil direbut di Tepi Barat. Tekanan keras
juga muncul setelah masyarakat Palestina melakukan protes setelah Israel
menginvasi Lebanon pada 1982. Perang ini terjadi karena PLO melawan Israel dari
selatan Lebanon, tetapi dibalas dengan penyerbuan ke Beirut.

Sementara di kalangan masyarakat Palestina sendiri muncul gerakan yang


menentang kepemimpinan PLO. Berbagai kelompok lokal menyuarakan berjuang
untuk kemerdekaan Palestina tanpa harus mendapatkan perintah dari mereka.
Namun, Israel terus menekan aktivisme politik Palestina. Mereka juga memutuskan
hubungan PLO dengan wilayah Palestina lainnya demi melanjutkan pembangunan
sejak awal 1980-an. Suasana antara Israel dan Palestina semakin runyam pada 1986
dan 1987. Berbagai demonstrasi atas pengekangan yang dilakukan Israel dilakukan.
Namun, aparat Israel menembak dua mahasiswa Gaza di Birzeit University, Tepi
Barat, kemudian dilanjutkan dengan penangkapan aktivis. November 1987, operasi
gerilya Palestina mulai bergerak dengan terbang gantole. Mereka menewaskan enam
tentara Israel, dan memancing warga Palestina lainnya untuk segera melakukan
perlawanan. Desember 1987, dua mobil yang membawa pekerja Palestina ditabrak
oleh kendaraan Israel. Empat pekerja di antaranya tewas. Dituding, kejadian ini
merupakan balas dendam Israel atas penikaman warganya di Gaza beberapa hari
sebelumnya.

Bagaimanapun, beberapa kelompok Palestina dan masyarakat mulai


melakukan perlawanan. Beberapa kelompok seperti Fatah, Front Populer, Partai
Komunis Palestina, dan Front Demokratik, bergerak sebagai afiliasi PLO. Kelompok
luar PLO seperti Hamas dan Gerakan Jihad Islam Palestina di beberapa kota pun
turut serta. Intifada pertama pun pecah. Perlawanan atau kerusuhan yang dilakukan
pihak Palestina berawal dari melemparkan batu untuk menyasar militer Israel.
Lambat laun, mereka juga menggunakan bom molotov. Militer Israel pun kembali
turut menyerang dengan senapan, granat tangan, dan bahan peledak lainnya.
Dilaporkan setidaknya ada 2.000 orang yang tewas selama intifada, dengan jumlah
korban tiga banding satu antara warga Palestina dan Israel. Akhirnya, intifada
memberi kesempatan bagi Palestina. Pada tahun 1988, PLO menerima dialog dengan
AS berupa penolakan aktivitas kekerasan, pengakuan hak Israel, dan menerima
Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB. Resolusi ini sebelumnya diperuntukkan
negara-negara Arab menerima hak Israel "agar dapat hidup dalam damai dalam batas
aman dan diakui".

Israel pun melakukan negosiasi perdamaian dengan Palestina. Mereka


menyadari, intifada merugikan perekonomian dan politik mereka. Pemerintahan baru
setelah 1992, mengadakan pertemuan antara Israel dan PLO di bawah naungan
Norwegia di Oslo. Pertemuan ini menjadi perjanjian agar Israel mengakui PLO
sebagai perwakilan sah rakyat Palestina. Tidak semua pihak di Palestina sepakat
dengan langkah yang diambil PLO. Pihak seperti Hamas dan Gerakan Jihad Islam
Palestina menilai PLO memanfaatkan keadaan. Sebagai pihak yang kontra dengan
PLO, mereka pun menuju arah yang berlawanan dengan visi agar menjadikan
Palestina sebagai negara Islam, dan menolak Perjanjian Oslo. Lagi-lagi, Israel pun
tak berhenti membangun pemukiman di wilayah pendudukan Palestina. Upaya
perdamaian tampaknya belum berhasil. Sebagai cara membangun diri, Palestina juga
mengimpor senjata dan membangun pasukan keamanan. Jelas, kedua belah pihak
telah melanggar ketentuan Perjanjian Oslo.

Perundingan tahun 2000 pun gagal. Baik pihak Israel maupun Palestina saling
menuduh. Kondisi kedua belah pihak kembali runyam, terutama ketika calon PM
Israel Ariel Sharon mengunjungi Temple Mount di Yerusalem. Dia mengatakan
bahwa Israel berdaulat di Masjid Al-Aqsa, sehingga memicu kerushan terjadi antara
polisi Israel dan masyarakat. Intifada kedua pun dimulai dan jauh lebih dahsyat.
Perlawanan tersebut menyebabkan 4.300 korban jiwa, dan lagi-lagi warga Palestina
yang lebih banyak. Hamas bahkan pada Maret 2002, melakukan bom bunuh diri
yang menewaskan 30 orang. Agar memobilisasi bantuan dari luar Palestina di Jalur
Gaza, Hamas membangun terowongan bawah tanah yang terhubung ke Mesir. Tidak
jarang, Israel membombardir Kota Gaza dengan tujuan untuk menutup terowongan
tersebut.

Serangan Hamas memicu Israel melakukan serangan balasan yang luar biasa. Tentara
Israel menduduki kembali Tepi Barat dan sebagian Gaza. Akibat kesengitan inilah
Israel mulai membangun tembok pembatas di Tepi Barat, yang serupa dengan di
Gaza pada 1996. Pertikaian mulai mereda pada akhir 2005. Kondisinya cukup
runyam karena Israel memblokir bantuan yang hendak masuk ke Palestina, dan
pembangunan pemukiman terus berlanjut. Di satu sisi, Pemerintah Palestina sedang
punya masalah salah satunya tuduhan korupsi. Isu ini akhirnya membuat warga
Palestina beralih dukungan kepada Hamas dalam pemilihan legislatif 2006. Usaha
internasional untuk memberikan bantuan untuk Palestina dan Israel dari masing-
masing sekutu meningkat. Tidak jarang berbagai upaya mendamaikan kedua belah
pihak berlangsung setelah intifada sampai hari ini. Namun, upaya tidak jarang gagal
akibat ketidaksepakatan dari Israel dan Palestina.

F. POHON GHARQAD POHON YAHUDI

Menurut Islam, Istilah Gharqad dalam bahasa Arab di beberapa hadits Islam
adalah sebuah pohon yang menurut eskatologi Islam Sunni, adalah pohon yang akan
melindungi orang-orang Yahudi saat berperang melawan Muslim pada saat perang
besar di akhir zaman.

Abu Hurairah radhiyallahu anhum (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW


bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi
bangsa Yahudi. Mereka diserang oleh kaum Muslimin hingga bersembunyi d balik
batu dan pohon. Namun, batu mau pun tumbuhan akan berkata, „Wahai Muslim,
wahai hamba Allah,di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!‟
kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi.” (HR
Muslim).

Adanya hadits tersebut, timbullah kepercayaan bahwa orang-orang Yahudi


menanam pohon di seluruh Israel sebagai persiapan untuk akhir zaman. Pohon
Gharqad memiliki makna simbolis yang berbeda dalam berbagai tradisi, pohon ini
memiliki arti yang sangat tinggi dalam Islam. Seperti disebutkan dalam Alquran,
pohon ini tumbuh di tengah-tengah neraka dan orang yang berdosa harus memakan
buahnya yang pahit sebagai hukuman. Pohon ini juga menjadi persembunyian orang
Yahudi selama perang melawan Islam,maka dari itu pohon tersebut adalah simbol
Yahudi. Selain itu, pohon Gharqad juga memiliki simbol kekuatan, daya tahan,
harapan, perlawanan. Meskipun kepercayaan tentang pohon Gharqad sangat besar di
Israel, pohon ini tidak berasal dari Israel, melainkan berasal dari Afrika dan Asia.
Terlepas dari nilai religiusnya, pohon gharqad memiliki manfaat obat menurut
sejaranhnya. Pohon ini menghasilkan buah berbiji tunggal yang berwarna merah,
dengan rasa pahit dan asam serta kaya vitamin dan mineral.

G. CARA MENGHADAPI KONSPIRASI ZIONIS

Anda mungkin juga menyukai