DISUSUN OLEH:
DHEA SETIAWATI
2110501003
02
NPM 2110501003
Rombel 02
Tanggal Diterima
Catatan
PENGESAHAN NILAI
Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
Asisten Praktikum Dosen Pengampu
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2022
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dalam percobaan ini diharapkan mahasiswa diharapkan dapat memahami
karakter dan parameter dari JFET dengan melakukan perhitungan menggunakan
teorinya, dan pembuktian dari teori tersebut dengan mencobanya melalui simulasi dan
pengukuran secara langsung.
(a)
(b)
Gambar 5. Simbol JFET (a) kanal-N (b) kanal-P
Pada resistor bipolar hubungan antara arus output IC dan arus input yang
mengendalikan IB dianggap linier, yakni: IC = = Βib. Akan tetapi, pada JFET
hubungan antara arus output ID dengan tegangan input yang mengendalikan VGS
tidak linier, yakni ditentukan dengan persamaan Shockley:
B. Langkah Kerja
Percobaan 1:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Susunlah rangkaian di bawah ini pada project board
Analisa:
Dari data tabel dan perhitungan diatas dapat dianalisis bahwa dari hasil perhitungan,
simulasi, dan praktikum memiliki hasil yang berbeda-beda. Karena pada saat praktikum
menggunakan JFET 2n5458 sedangkan pada saat melakukan perhitungan dan simulasi
menggunakan JFET 2n5459. Hal tersebut terjadi karena pada simulasi menggunakan
software proteus tidak ada JFET 2n5458 dan pada saat praktikum di laboratorium
komponen yang tersedia hanya JFET 2n5458 sehingga itu yang bisa digunakan. Pada saat
melakukan praktikum yaitu menggunakan resistor tetap yaitu 750Ω dan menggunakan
resistor variabel berupa potensiometer bernilai 1kΩ. Jika nilai pada resistor terlalu tinggi
maka akan merosot pada arus dan tegangannya karena tidak sesuai kapasitansinya, maka
apabila nilai hambatannya semakin tinggi maka tegangangannya akan semakin tinggi lagi
tetapi arusnya akan semakin rendah.
Rangkaian percobaan 2:
Tabel 3. Parameter Reverse Bias JFET
Dari tabel tersebut diperoleh data teori sehingga perhitungannya seperti dibawah ini:
IDSS = 8 × 10−3 𝐴 dan 𝑉𝐺𝑆 (𝑂𝐹𝐹) = 8 𝑉 yaitu sesuai pada datasheet 2n5459
1) 𝑉𝐺𝑆 = 0 𝑉 0,1 2
= 8 (1 − )
8
𝑉𝐺𝑆 2
𝐼𝐷 = 𝐼𝐷𝑆𝑆 (1 − 𝑉 ) = 7,8 𝑚𝐴
𝐺𝑆 𝑂𝐹𝐹
0 2 𝑉𝑅𝐷 = 560 × 𝐼𝐷
= 8 (1 − 8)
= 560 × 7,8
= 8 𝑚𝐴
= 4,36 𝑉
𝑉𝑅𝐷 = 560 × 𝐼𝐷
𝑉𝐷𝑆 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝑅𝐷
= 560 × 8
= 15 − 4,36
= 4,48 𝑉
= 10,64 𝑉
𝑉𝐷𝑆 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝑅𝐷
= 15 − 4,48
3) 𝑉𝐺𝑆 = 0,2 𝑉
= 10,52 𝑉
𝑉𝐺𝑆 2
𝐼𝐷 = 𝐼𝐷𝑆𝑆 (1 − 𝑉 )
𝐺𝑆 𝑂𝐹𝐹
= 4,25 𝑉 = 10,86 𝑉
2
= 10,75 𝑉 𝑉𝐺𝑆
𝐼𝐷 = 𝐼𝐷𝑆𝑆 (1 − 𝑉 )
𝐺𝑆 𝑂𝐹𝐹
0,4 2
= 8 (1 − )
8
4) 𝑉𝐺𝑆 = 0,3 𝑉
2 = 7,22 𝑚𝐴
𝑉𝐺𝑆
𝐼𝐷 = 𝐼𝐷𝑆𝑆 (1 − 𝑉 )
𝐺𝑆 𝑂𝐹𝐹
𝑉𝑅𝐷 = 560 × 𝐼𝐷
0,3 2
= 8 (1 − ) = 560 × 7,22
8
= 7,4 𝑚𝐴 = 4,0 𝑉
= 4,14 𝑉 = 11 𝑉
Analisa:
Dari data tabel dan perhitungan diatas dapat dianalisis bahwa dari hasil perhitungan,
simulasi, dan praktikum memiliki hasil yang berbeda-beda. Karena pada saat praktikum
menggunakan JFET 2n5458 sedangkan pada saat melakukan perhitungan dan simulasi
menggunakan JFET 2n5459. Hal tersebut terjadi karena pada simulasi menggunakan
software proteus tidak ada JFET 2n5458 dan pada saat praktikum di laboratorium
komponen yang tersedia hanya JFET 2n5458 sehingga itu yang bisa digunakan. Pada saat
melakukan praktikum ini yaitu jika nilai 𝑉𝐺𝑆 terus bertambah maka nilai dari 𝐼𝐷 akan
menurun sedangkan nilai dari 𝑉𝑅𝐷 dan 𝑉𝐷𝑆 akan ikut bertambah.
V. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini saat hasil perhitungan dan simulasi berbeda dengan hasil
saat pngukuran karena hal ini menggunakan JFET yang berbeda. Pada perhitungan dan
simulasi menggunakan JFET 2n5459 sedangkan pada saat pengukuran menggunakan
JFET 2n5458 hal tersebut karena menyesuaikan dengan bahan yang tersedia saat
praktikum di laboratorium.
Pada percobaan zero bias dapat disimpulkan jika nilai pada resistor terlalu tinggi
maka akan merosot pada arus dan tegangannya karena tidak sesuai kapasitansinya, maka
apabila nilai hambatannya semakin tinggi maka tegangangannya akan semakin tinggi lagi
tetapi arusnya akan semakin rendah.
Pada percobaan reverse bias dapat disimpulkan jika nilai 𝑉𝐺𝑆 terus bertambah maka
nilai dari 𝐼𝐷 akan menurun sedangkan nilai dari 𝑉𝑅𝐷 dan 𝑉𝐷𝑆 akan ikut bertambah.
VI. REFERENSI
LAMPIRAN