Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA MATERIAL

LIGHT EMITTING DIODE

NAMA : Indira Riskyta Azzahra


NIM : 2208521009
KELOMPOK : 1 (Satu)
TANGGAL : 18 DESEMBER 2023

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan bgaimana semikonduktor tipe-n dan tipe-p
digunakan dalam teknologi (diode).
2. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik I-V Diode.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman melakukan analisis hasil pengukuran.
4. Mahasiswa terampil melakukan ekperimen dan membuat laporannya.

II. DASAR TEORI


LED adalah jenis dioda khusus yang mengeluarkan cahaya ketika arus mengalir
melaluinya. Prinsip kerja LED didasarkan pada emisi cahaya spontan dari
semikonduktor yang terbias maju.
LED terdiri dari dua lapisan semikonduktor, yaitu lapisan p-type dan lapisan n-
type. Lapisan p-type memiliki kelebihan elektron, sedangkan lapisan n-type memiliki
kekurangan elektron. Ketika arus mengalir dari lapisan n-type ke lapisan p-type,
elektron dari lapisan n-type akan mengisi hole di lapisan p-type. Pengisian hole ini akan
menghasilkan energi yang dilepaskan dalam bentuk cahaya.
Warna cahaya yang dihasilkan oleh LED tergantung pada bahan semikonduktor
yang digunakan. LED yang menggunakan bahan semikonduktor GaAs akan
menghasilkan cahaya inframerah, LED yang menggunakan bahan semikonduktor
InGaN akan menghasilkan cahaya merah, dan LED yang menggunakan bahan
semikonduktor GaN akan menghasilkan cahaya biru.
Light Emitting-Diode (LED) adalah sebuah diode sambungan p-n yang
memenuhi beberapa ketentuan, sebagai berikut:

Gambar 1.1
Jika bias maju dengan tegangan positif dikenakan pada tipe-p dan tegangan
negatif dikenakan pada tipe-n, maka aliran arus akan mudah mengalir dengan arah
tersebut. Elektron-elektron akan terdorong akibat pemberian tegangan menuju sisi tipe-
p dan segera bergabung dengan beberapa hole dan sekian banyak hole yang berada pada
sisi tersebut. sedangkan hole akan terdorong menuju ke sisi tipe-n dan juga bergabung
dengan elektron-elektron. [lihat gambar 1.1]
LED dibuat dari semikonduktor direct band gap, sehingga rekombinasi antara
electorn dan hole menghasilkan photon. Energi photon sama dengan lebar celah [band
gap]. Lihat gambar 1.1, yang diberikan oleh persamaan berikut:
hc
h = EG ;  = (1)
EG

Pemilihan warna yang berbeda dapat dilakukan dengan pemilihan band-gap dari
semikonduktor yang berbeda-beda. Band gap yang tersedia dari inframerah sampai
hijau dan belakangan sudah bisa dibuat untuk warna biru, bergantung pada
semikonduktor sebagai berikut :
❖ Inframerah - GaAs [Emisi kuat]
❖ Merah - AlGaAs [sangat terang]
❖ Merah - GaAsP
❖ Oranya - GaAsP
❖ Kuning - GaAsP [terang untuk mata]
❖ Hijau - GaAsP
❖ Biru - GaN, SiC, ZnSe
Pada bias maju, Arus I berganding lurus pada tegangan dioda VD, dengan persamaan :

qVD
I = I s exp( ) −1 (2)
nkT

dengan Is adalah konstan (arus jenuh), n adalah konstanta eksperimen dengan nilai
antara 1 dan 2, q adalah muatan electron, k adalah konstanta Boltzmann dan T adalah
temperatur (Kelvin). dan dengan catatan: kT/q = 26mV pada T = 300K (27°C)]

Persamaan (2) dapat dibuat menjadi

qVD
loge I - loge I s = – 2.3log10 Is (3)
nkT
sehingga kurva dari log I terhadap VD mempunyai slope :

d log 10 I  q  1
=  (4)
dVD  2.3kT  n

persamaan ini dapat digunakan untuk menentukan nilai n

III. ALAT DAN BAHAN


1. Power Supply
2. Multimeter
3. LED Hijau
4. LED Kuning
5. LED Merah
6. LED Jingga

IV. DATA PENGAMATAN


Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan pada Fotokonduktor
Tertutup Terbuka
V (V) I (A) V (V) I (A)
0,8 9 × 10−5 0,5 2,7 × 10−6
1,3 11 × 10−5 1 3 × 10−6
1,8 19 × 10−5 1,5 3,9 × 10−6
2,4 21 × 10−5 2 6 × 10−6
3 28 × 10−5 2,3 6,6 × 10−6
3,7 32 × 10−5 2,7 8,7 × 10−6
4,2 39 × 10−5 3,2 9,3 × 10−6

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan pada LED


LED MERAH LED KUNING
V (V) I (A) V (V) I (A)
0,2 2,7 × 10−6 0,2 1,8 × 10−6
0,2 6,9 × 10−6 0,22 7,2 × 10−6
0,21 11,7 0,23 9,3 × 10−6
× 10−6
0,22 16,2 0,24 13,2
× 10−6 × 10−6
0,23 21,6 0,25 19,8
× 10−6 × 10−6
0,24 25,8 0,26 24,6
× 10−6 × 10−6
0,25 29,4 0,27 30,6
× 10−6 × 10−6

V. ANALISA DATA
• TUGAS
1. Gambarlah persamaan (3) pada kertas grafik semilog untuk nilai V D = 0.1V
sampai 0.4V dengan pergeseran 0.1V dan n = 1. Ulangi untuk n = 2.
Pada arus yang sangat kuat, resistansi pada persambungan p-n menjadi sangat
kecil dan resistansinya menjadi rangkaian resistansi seri dari dua resistor
semikonduktor tersebut. Dan untuk 𝑉𝐷 > 𝑉𝐵 kemudian berlaku:
𝐼
𝐼 = 𝑅 (𝑉𝐷 − 𝑉𝐵 )
𝑠

dengan𝑉𝐵 adalah titik tegangan rusak (Break Point Voltage) yang besarnya
akan lebih besar pada semikonduktor yang memiliki lebar celah yang lebih
besar. 𝑅𝑠 adalah resistansi yang terangkai secara seri.
2. Hubungkan photodiode (Gambar 2a.). Dengan detector dalam keadaan
tertutup, dengan sangat hati-hati naikkan tegangan secara perlahan. Jika arus
meningkat secara cepat berarti polarisasinya (pemasangan kutub untuk
tegangan) salah. Segera perbaiki dan lanjutkan sebelum sampai pada 1 Volt.
Periksalah dengan alat ukur arus : 1) dalam ruang gelap, dan 2) dengan
permukaan detector menghadap jendela atau diberi sinar.
• Dengan sangat hati-hati naikkan lakukan variasi voltase VR pada resistor
dari voltase yang kecil, dan catat voltase VD pada fotokonduktor sampai 1V
• Hitung arus I yang diberi dari pengukuran VR pada resistor
𝑉
𝐼=
𝑅
Maka di peroleh nilai I adalah
No. Terbuka Tertutup
V(V) I (A) V(V) I (A)
1. 0,8 9 × 10−5 0,5 2,7 × 10−6
2. 1,3 11 × 10−5 1 3 × 10−6
3. 1,8 19 × 10−5 1,5 3,9 × 10−6
4. 2,4 21 × 10−5 2 6 × 10−6
5. 3 28 × 10−5 2,3 6,6 × 10−6
6. 3,7 32 × 10−5 2,7 8,7 × 10−6
7. 4,2 39 × 10−5 3,2 9,3 × 10−6

• Buat grafik I – VD
Pada keadaan terbuka

GRAAFIK I(A) TERHADAP VD (V)


(TERBUKA)
5 4,2
3,7
Tegangan (V)

4
3
3 2,4
1,8
2 1,3
0,8
1
0
9 E-5 11 E-5 19 E-5 21 E-5 28 E-5 32 E-5 39 E-5
Arus Listrik (I)(A)

Pada keadaan tertutup

GRAFIK I (A) TERHADAP VD (V) DALAM


KEADAAN (TERTUTUP)
4 3,2
Tegangan (V)

2,7
3 2,3
2
2 1,5
1
1 0,5

0
1 2 3 4 5 6 7
Arus Listrik (A) (I)

I (A)
• Lakukan analisis
Pada kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafiknya cenderung
meningkat walaupun cenderung tidak meningkat secara linera sempurna.
3. Rangkailah seperti Gambar 3 dengan menggunakan LED Merah. Kemudian
naikkan secara perlahan tegangannya. Akan tampak pelonjakan arus secara
cepat pada tegangan VD  1.8 V dan sinar akan terpancar dari diode. Jika
tegangan terus naik dan arus tetap rendah berarti terjadi kesalahan pemasangan
polarisasi [wrong polarity], salah dalam pemasangan negatif - positip pada
rangkain. Tukarlah letak probe/elektroda
• Dengan sangat hati-hati naikkan lakukan variasi arus I dari arus yang
kecil sampai maksimum 12 mA, dan catat voltase VL pada setiap
kenaikan arus I pada LED
• Buat grafik I – VL
LED MERAH

GRAFIK ARUS (I) (A) TERHADAP TEGANGAN


LED(V)
(MERAH)
0,3 0,24 0,25
0,23
TEGANGAN LED (V)

0,21 0,22
0,25 0,2 0,2
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1 2 3 4 5 6 7
ARUS LISTRIK (A)

LED KUNING

GRAFIK ARUS (I) (A) TERHADAP


TEGANGAN LED (V)
(KUNING)
TEGANGAN LED (V)

0,25 0,26 0,27


0,3 0,22 0,23 0,24
0,2
0,2

0,1

0
1 2 3 4 5 6 7
ARUS LISTRIK (I)(A)
• Lakukan analisis
Dari grafik hubungan antara nilai arus dengan tengangan yang ada pada LED
dengan masing masing warna dapat ditentukan bahwa LED merah memiliki
nilai tegangan yang jauh lebih tinggi daripada LED warna lain da dapat
ditentukan bahwa LED berwarna hijau memiliki niai tegangan yang lebih
rendah dari LED yang lain. Hal ini dapat terjadi dikarenakan bahwa nilai
panjang gelombang yang paling panjang adalah panjang gelombang
berwarna merah dan yang paling pendek adalah warna hijau, sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai hambatan yang ada pada LED berwarna
dipengaruhi oleh panjang gelombangnya.

4. Dari grafik I – VD tentukan VB dimana grafik mulai tidak linier dan hitung RS
(perhatikan persamaan 4), serta berilah komentar

GRAFIK I(A) TERHADAP VD (V)


(TERBUKA)
4,5 4,2
4 3,7
3,5 3
Tegangan (V)

3
2,4
2,5
1,8
2
1,3
1,5
0,8
1
0,5
0
9 E-5 11 E-5 19 E-5 21 E-5 28 E-5 32 E-5 39 E-5
Arus Listrik (I)(A)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa grafik muai tidak linear pada saat berada
pada tegangan 3,7 V menuju pada tegangan 4,2 V.
GRAFIK I (A) TERHADAP VD (V) DALAM
KEADAAN (TERTUTUP)
3,5 3,2
3 2,7
2,3

Tegangan (V)
2,5 2
2 1,5
1,5 1
1 0,5
0,5
0
1 2 3 4 5 6 7
Arus Listrik (A) (I)

I (A)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa grafik muai tidak linear pada saat berada
pada tegangan 2 V menuju pada tegangan 2,3 V.

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum LED, kami menjalankan serangkaian eksperimen untuk
mengamati karakteristik kelistrikan dan optik dari Light Emitting Diode (LED). LED
adalah perangkat semikonduktor yang menghasilkan cahaya ketika diberikan tegangan.
Fenomena ini dikenal sebagai elektroluminesensi. Dalam laporan ini, kami bertujuan
untuk memahami prinsip dasar kerja LED, mengidentifikasi struktur dan bahan yang
digunakan dalam pembuatan LED, serta menganalisis respons kelistrikan dan optiknya
terhadap variasi tegangan.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan rangkaian kelistrikan yang
melibatkan LED, resistor, dan sumber tegangan. Langkah-langkah eksperimen meliputi
persiapan alat, pengaturan rangkaian, dan pengambilan data saat variasi tegangan
diberikan pada LED. Data yang dikumpulkan mencakup tegangan, arus, dan intensitas
cahaya pada kondisi-kondisi tertentu. Selama eksperimen, kami juga melakukan
pengamatan visual terhadap perubahan warna atau intensitas cahaya yang mungkin
terjadi.
Dari analisis data, kami dapat menyimpulkan karakteristik I-V (arus-tegangan)
dari LED dan mengamati bagaimana intensitas cahaya bergantung pada tegangan yang
diberikan. Kami membandingkan hasil eksperimen dengan nilai teoritis yang
diharapkan, dan menarik kesimpulan mengenai efisiensi energi LED dalam
mengonversi listrik menjadi cahaya. Meskipun eksperimen berjalan sesuai dengan
tujuan awal, beberapa ketidakpastian mungkin terjadi, dan kami memberikan saran
untuk perbaikan atau pengembangan lebih lanjut.
Secara keseluruhan, praktikum ini memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang sifat kelistrikan dan optik LED, serta memberikan landasan untuk
eksplorasi lebih lanjut dalam bidang semikonduktor dan teknologi optoelektronika.
Referensi yang digunakan selama penyusunan laporan mencakup literatur tentang teori
dasar LED dan prinsip elektroluminesensi.

VII. KESIMPULAN
1. Semikonduktor tipe-n dibuat dengan menambahkan atom-atom pembawa muatan
negatif (elektron bebas) ke semikonduktor intrinsik (murni). Atom - atom ini
disebut dopan, dan mereka biasanya memiliki lima elektron valensi. Lima elektron
valensi ini bergabung dengan empat elektron valensi atom semikonduktor intrinsik,
meninggalkan satu elektron bebas. Elektron bebas ini dapat bergerak bebas di dalam
semikonduktor tipe-n, memberikan konduktivitas listrik.
Semikonduktor tipe-p dibuat dengan menambahkan atom-atom pembawa muatan
positif (hole) ke semikonduktor intrinsik. Atom-atom ini disebut dopan, dan mereka
biasanya memiliki tiga elektron valensi. Tiga elektron valensi ini bergabung dengan
tiga elektron valensi atom semikonduktor intrinsik, meninggalkan satu lubang
kosong. Lubang kosong ini dapat diisi oleh elektron dari atom lain, memberikan
konduktivitas listrik.
2. Karakteristik I-V dioda adalah hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir
melalui dioda dan tegangan listrik (V) yang diterapkan ke dioda. Karakteristik I-V
dioda biasanya digambarkan sebagai grafik, dengan arus diplot pada sumbu X dan
tegangan diplot pada sumbu Y.
Wilayah maju: Wilayah ini terjadi ketika tegangan diterapkan ke dioda dengan cara
yang membuat semikonduktor tipe-n positif dan semikonduktor tipe-p negatif.
Dalam wilayah maju, arus mengalir dengan mudah melalui dioda.
Wilayah balik: Wilayah ini terjadi ketika tegangan diterapkan ke dioda dengan cara
yang membuat semikonduktor tipe-n negatif dan semikonduktor tipe-p positif.
Dalam wilayah balik, arus mengalir dengan sangat kecil melalui dioda.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R., & Underwood, A. (1986). Upper Saddle River, 701: Prentice Hall Publication
Garland CV, Nibler JW, Shoemaker DP. 2003. Experiments in Physical Chemistry. New York
(US): McCraw-Hill Companies Inc Garland CV, Nibler JW, Shoemaker DP. 2003.
Experiments in Physical Chemistry. New York (US): McCraw-Hill Companies Inc
Garland CV, nibler JW,Shoemaker DP.2003.Eksperiments in Physical Chemistry. New
York ( US ) : McCraw-Hill Companies Inc.

Kittel,Charles.1979.Introduction to Solid tate Physixs Edisi 55. New Delhi ( IN ):


Wiley Easterm Limited.

Photonics Handbook. Light Emitting Diode: A Primer


https//www.photonics.com/EDU/Handbook.aspx?AID=36706 diakses pada 7
Desember 2023 pukul 20.35

Anda mungkin juga menyukai