Anda di halaman 1dari 5

https://www.laduni.

id/post/read/72514/khutbah-jumat-zuhud-itu-adanya-di-

hati

‫الَّس َالُم َع َلْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُتُه‬

‫ َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُموِر الُّد ْن َي ا َو الِّد يِن‬، ‫اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْل َع اَلِميَن‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َع لَى َأْش َر ِف الـُمْر َس ِليَن َو َع لَى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج ـَم ـِعيَن‬

‫ َو َم ْن َأْح َس ُن َق ْو ًال ّمّمن َد َع آ ِإَلى ِهّللا‬. ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬:‫َقاَل ُهللا َت َع اَلى‬
‫َو َعِمَل َص اِلحًا َو َقاَل ِإّنِني ِمَن اْلُمْس ِلِميَن‬

Muqoddimah

Kita memasuki malam yang ke-14 dibulan ramadhan yang mana ini

merupakan malam penuh ampunan dari Allah swt karena sudah memasuki

hari di 10 hari ke-2.

Pada malam ini ijinkan saya pada kultum kali ini membawakan tema.

KEUTAMAAN MEMILIKI SIKAP ZUHUD

Salah satu kajian dan praktik dalam tasawuf adalah bersikap zuhud. Jika

disebut kata zuhud, maka biasanya dikaitkan dengan hidup menyepi,

menjauhi masyarakat, berpakaian lusuh, tidak memiliki harta dan hal-hal lain

yang bersifat menjauhi keduniawian.

Padahal pandangan ini belum tentu sepenuhnya benar. Sebab ada pendapat

sebagian ulama sufi yang memandang dibolehkannya memiliki banyak harta

dengan cara yang halal, asalkan hatinya tetap cinta dan hanya terpaut ke Allah

swt.
zuhud adalah sebuah sikap dalam hati yang hanya bergantung, fokus dan cinta

kepada Allah swt, sehingga hatinya tidak bergantung dan tidak cinta terhadap

duniawi, meskipun memiliki banyak harta.

Kisah sufi yang mempraktikkan zuhud tersebut, ialah Imam Abu Hasan asy-

Syazili. Ia adalah seorang sufi yang dikenal kaya raya, namun di dalam hatinya

hanya memilki cinta kepada Allah swt semata.

Dikisahkan bahwa ada seorang tamu yang merupakan murid dari kerabatnya

yang miskin. Murid tersebut diperintahkan oleh gurunya bertemu Imam

Syazili untuk mendapatkan nasehat. Saat sesampainya di rumah Imam Syazili

yang sangat mewah, murid ini tidak percaya bahwa Imam Syazili adalah

seorang ulama besar.

Karena dalam pandangannya, bagaimana mungkin seorang ulama tapi

memiliki rumah mewah bak istana, perhiasan yang elok serta memiliki kuda

yang gagah dan besar. Maka ia pun berfikir bergelimangnya harta Imam

Syazili tidak mungkin mencirikan orang yang dekat dengan Allah swt.

Maka baginya, gurunya yang dalam kondisi miskin adalah yang lebih pantas

menjadi ulama.

Setelah masuk ke dalam rumah Imam Syazili dan bertemu dengannya, tamu

yang merupakan murid dari kerabatnya menyampaikan salam dari gurunya

dan meminta nasehat pada pendiri Tarekat Syaziliyyah tersebut.

Kemudian Imam Syazili berkata "Tolong sampaikan ke gurumu, kapan

berhenti memikirkan dunia".

Ia pun pulang kembali ke tempat gurunya dengan penuh rasa penasaran dan

keheranan. Sebab ia tidak dapat memahami maksud nasehat yang ia dapatkan


dari Imam Syazili. Setelah bertemu kembali gurunya, ia menyampaikan pesan

Imam Syazili tersebut.

Kemudian gurunya berkata sambil menangis "Benar yang dikatakan oleh

Imam Syazili bahwa meskipun ia banyak harta, tapi tidak sedikitpun hartanya

menempel dan melekat di hatinya.

Sedangkan saya yang dalam kondisi miskin, tapi masih memikirkan kapan

memiliki harta". Sang murid pun akhirnya memahami maksud nasehat Imam

Syazili.

Kisah lain soal Imam Syazili adalah ada seseorang yang ingin bertemu

dengannya yang dikenal seorang ulama sufi yang agung. Tetapi karena ia

tidak tahu rumah Sang Imam, ia pun bertanya kepada orang lain dan

akhirnya sampai ke rumah Sang Imam.

Setelah melihat rumah Imam Syazili, ia tidak percaya bahwa sang Imam

adalah seorang ulama sufi yang dekat Allah swt karena memiliki rumah yang

mewah. Alhasil ia pun mengurungkan niatnya dan pergi dari rumah Sang

Imam.

Namun dalam perjalanan pulang, ia berpapasan dengan kereta kuda yang

mewah dan seseorang dalam kereta tersebut mempersilakan dirinya untuk

menaiki kereta kudanya. Dalam perbincangan di atas kereta, diketahui bahwa

pengendara kereta mewah tersebut adalah Imam Abu Hasan asy-Syazili.

Maka ia pun juga menjelaskan bahwa sebelumnya ia ingin bertemu

dengannya. Mendengar hal tersebut, Sang Imam memberikan sebuah gelas

yang berisikan minuman anggur pilihan yang terbaik. Orang tersebut merasa

terpesona dengan minuman yang diberikan Sang Imam, sebab ia belum

pernah melihat minuman anggur pilihan tersebut.


Khawatir minumannya tumpah, ia pun fokus untuk memegang gelas yang

berisikan minuman anggur ini. Hingga tak terasa, perjalanan menggunakan

kereta kuda telah sampai ke rumah Imam Syazili.

Kemudian Sang Imam bertanya kepadanya "Bagaimanakah perjalanan tadi,

apakah kamu dapat menikmati keindahan kota ini?" Orang itu pun tidak bisa

menjawab apa-apa karena selama perjalanan ia hanya berfokus untuk melihat

dan memegang gelas minuman anggur pilihan agar tidak tumpah.

Imam Syazili pun kembali melanjutkan berbicara “Antara kamu dengan

minuman anggur itu ibarat saya dengan harta saya dan Allah dalam batin

saya. Karena perhatian saya hanya tertuju dan fokus ke Allah swt, sehingga

saya tidak pernah peduli kota ini indah atau tidak”.

Dari dua kisah Imam Syazili di atas dapat diambil setidaknya tiga hikmah

yang berkaitan zuhud, yakni: Pertama, harus selalu memiliki ketetapan cinta

kepada Allah swt di dalam hati, meskipun memilki banyaknya harta, sehingga

melimpahnya harta tidak akan membuat lalai.

Kedua, bisa jadi dalam kondisi miskin, tetapi hatinya masih terlalu sering

memikirkan harta atau dunia, maka kondisi ini belum termasuk zuhud.

Ketiga, orang yang memiliki rasa cinta yang sangat tinggi kepada Allah swt

akan dapat melupakan harta banyak yang ia miliki.

Semoga kita mampu mengendalikan diri kita untuk mengendalikan dunia di

tangan kita dan Allah di hati kita, sebagaimana nasehat Syaikh Abdul Qadir

Jailani yaitu “Letakkan dunia di tanganmu, jangan di hatimu! Hatimu harus

terus merasakan kehadiran Allah, sebutlah nama Dzat-Nya. Penuhilah hatimu

dengan nama-nama-Nya nan Indah.”


Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan pada kesempatan malam hari

ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang saya sampaikan.

Mohon maaf atas segala kekhilafan dalam ucapan yang kurang berkenan

dihati para jamaah, akhir kalam

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamitthoriq

Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Anda mungkin juga menyukai