Anda di halaman 1dari 2

ARKANUL BAIAT

“Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh) mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia adalah
Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
peradaban dan undang2, ilmu pengetahuan dan hukum, material dan kekayaan alam,
penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, serta pasukan dan pemikiran. Sebagaimana ia
juga aqidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih”

Al-Fahmu dalam diri setiap ikhwah adalah suatu keniscayaan, sebab ia dapat membantu
keselamatan amal, baiknya penerapan dan memelihara pelakunya dari ketergelinciran.

Umar bin Abdul Aziz berkata: “Barangsiapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur
merosaknya lebih banyak daripada maslahatnya”. [Sirah wa manaqibu Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Al-
Jauzi; 250]

Orang yang ikhlas beramal tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dan tidak mampu
menempatkan sesuatu pada tempatnya mungkin akan tersesat jauh. Rasulullah saw bersabda:

‫فقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد‬

“Satu orang faqih itu lebih berat bagi syaitan daripada seribu ahli Ibadah” [At-Tirmidzi: 5/46.
Nomor:2641]

Umar bin Al-Khattab juga berkata: “Kematian seribu ahli ibadah yang selalu shalat malam dan
berpuasa di waktu siang itu lebih ringan daripada kematian orang cerdas yang mengetahui hal-hal
yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah”. [Jami' bayanil ilmi wal fadhlihi; Ibnu Abdul Barr: 1/26]

Rasulullah saw bersabda: “Semoga Allah memberi kecerahan pada wajah seseorang yang
mendengar hadis daripadaku, lantas ia menghafalkannya hingga dapat menyampaikan kepada orang
lain. Sebab kadang-kadang seseorang membawa suatu pemahaman (ilmu) kepada orang yang lebih
faham. Dan kadang-kadang orang yang membawa sebuah ilmu bukan pula ulama.” [Abu Daud:
3/321. No. 3660 dan At-Tirmidzi: 5/33. No. 2656]

Allah SWT melebihkan seorang nabi yang lain kerana kedalaman pemahaman yang dianugerahkan
kepadanya. Allah SWT berfirman: “Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman
tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan
ilmu”. (Al-Anbiya:79)

Ibnu Abbas dimuliakan sekalipun masih muda usianya, melebihi kebanyakan tokoh-tokoh senior
lainnya, kerana pemahaman yang baik yang dikurniakan Allah kepadanya. Sehingga, ia berhak
menjadi anggota Majlis Syura Amirul Mukminin Umar bin Khattab di masa itu.

Oleh karena itu wahai saudaraku, berusahalah memiliki pemahaman yang benar dan cermat.
Pemahaman yang mencapai dasar urusan dan menempatkan sesuatu pada tempatnya, tanpa
berlebih-lebihan dan tanpa meremehkan. Juga pemahaman yang jernih lagi murni. Sebab,
barangsiapa yang dikurniakan oleh Allah pemahaman yang benar, maka ia telah mendapatkan kurnia
yang banyak, keutamaan yang besar terhindar dari ketergelinciran dan terjaga dari penyimpangan.

Ibnu Al-Qayyim berkata: “Benarnya pemahaman dan baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yang
diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bahkan, hamba tidak dikurnia nikmat yang lebih utama
setelah nikmat Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Dua nikmat itu merupakan dua kaki dan tulang
punggung Islam. Dengan keduanya, hamba terhindar dari jalan-jalan orang-orang yang dimurkai
(yaitu orang-orang yang buruk tujuannya), dan dari orang-orang yang sesat (yaitu orang-orang yang
buruk pemahamannya), serta akan menjadi orang-orang yang diberi nikmat (yaitu orang-orang yang
baik pemahaman dan tujuannya). Merekalah orang-orang yang terbimbing di jalan yang lurus, di
mana kita semua diperintahkan memohon kepada Allah dalam setiap shalat agar dibimbing ke jalan
mereka.
Benar pemahaman merupakan cahaya yang disemayamkan oleh Allah dalam hati hamba-Nya.
Dengannya ia dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk; yang hak dan yang batil;
petunjuk dan kesesatan penyimpangan dan kelurusan..” [A'alamul Muwaqqi'in; Ibnu Al-Qayyim:
1/187]

Anda mungkin juga menyukai