Anda di halaman 1dari 4

A.

LATAR BELAKANG
Kesulitan belajar merupakan masalah yang dihadapi oleh sebagian siswa saat mengikuti
proses pembelajaran. Berbagai faktor-faktor mempengaruhi kesulitan belajar, seperti kurangnya
perhatian dalam belajar, kurangnya partisipasi siswa, dan faktor eksternal lainnya. Kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan dampak kegiatan
belajar mengajar.
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar siswa meliputi:
1. Pembelajaran yang tidak sesuai: Pengajar harus memiliki kapasitas dan teknik dalam
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk membantu
mengatasi kesulitan belajar.
2. Kurangnya inisiatif belajar secara mandiri: Siswa yang tidak memiliki inisiatif belajar
secara mandiri dan hanya bergantung pada instruksi atau penugasan pembuat dapat
mengalami kesulitan belajar.
3. Faktor eksternal: Faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan, sumber daya, dan dukungan
dari pemangku keahlian, juga mempengaruhi kesulitan belajar siswa.
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan
dampak kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penting bagi pengajar dan pembuat untuk
memahami dan mengatasi kesulitan belajar siswa agar mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan para pengajar untuk menerapkan
rencana pembelajaran dan membantu peserta didik memahami dan menguasai materi yang
dipelajarkan. Beberapa metode pembelajaran yang umum digunakan dalam pendidikan meliputi :
1. Metode Ceramah: Metode ini melibatkan pendidik menyampaikan informasi secara lisan
kepada siswa. Guru memberikan maklumat dan memberikan tugas yang harus dikerjakan.
2. Metode Diskusi: Dalam metode ini, siswa bertukar pikiran melalui diskusi untuk
memecahkan suatu masalah. Guru berperan sebagai fasilitator yang memandu dan
mendorong partisipasi aktif siswa.
3. Metode Eksperimen: Metode ini melibatkan siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Setiap percobaan tidak selalu
memberikan hasil yang diharapkan.
4. Metode Kerja Kelompok: Metode ini melibatkan siswa bekerja secara tim dalam
menyelesaikan tugas atau proyek bersama. Para siswa saling mendukung, berbagi
pengetahuan, dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
5. Metode Berbasis Proyek: Metode ini melibatkan siswa dalam penyelesaian proyek nyata
yang relevan dengan materi pembelajaran. Siswa berperan sebagai pembelajar aktif yang
menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks praktis
6. Metode Tanya Jawab: Metode tanya jawab adalah metode mengajar di mana guru
memberikan bahan ajar berupa pertanyaan. Partisipasi peserta didik sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran dengan metode ini.
7. Metode Demonstrasi: Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar
yang sangat efektif, karena membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit melalui
contoh konkret.
8. Metode Karyawisata: Metode ini melibatkan siswa dalam mengembangkan keterampilan
praktis dan berpengalaman langsung dalam konteks luar ruang kelas
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi
pembelajaran dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memahami berbagai
metode pembelajaran dan menerapkan metode yang sesuai dengan konteks pembelajaran dan
karakteristik siswa.
Kesulitan belajar siswa dapat berdampak pada kegiatan belajar mengajar. Berbagai metode
pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan dengan tujuan untuk memecahkan
permasalahan, menjawab pertanyaan, dan memahami pengetahuan peserta didik. Selain itu,
metode tanya jawab juga dapat digunakan. Metode tanya jawab adalah metode mengajar di mana
guru memberikan bahan ajar berupa pertanyaan. Partisipasi peserta didik sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran dengan metode ini.
Dalam konteks kesulitan belajar siswa, metode pembelajaran yang interaktif dan
mendorong partisipasi siswa dapat membantu mengatasi kesulitan belajar. Metode diskusi dan
metode tanya jawab merupakan metode yang dapat mendorong partisipasi siswa dan membantu
mereka memahami materi dengan lebih baik. Selain itu, penggunaan metode demonstrasi juga
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit melalui contoh konkret.
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi
pembelajaran dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memahami berbagai
metode pembelajaran dan menerapkan metode yang sesuai dengan konteks pembelajaran dan
karakteristik siswa.
B. FOKUS MASALAH
Disgrafia
Disgrafia adalah gangguan belajar yang berpusat pada kemampuan menulis anak. Gejala
dari kondisi medis ini cukup beragam, seperti sulit menyalin tulisan, menggunakan kata-kata yang
tidak tepat dalam berkomunikasi, dan memiliki tulisan tangan yang tidak rapi. Anak dengan
disgrafia dapat dianggap sebagai murid yang malas dan ceroboh karena memiliki tulisan tangan
yang tidak rapi, yang dapat menurunkan self-esteem dan kepercayaan diri mereka sehingga bisa
menimbulkan perasaan cemas dan memiliki sikap yang buruk di sekolah.
Disgrafia terlihat mirip dengan disleksia, namun keduanya adalah gangguan belajar yang
berbeda. Disleksia lebih berfokus pada kesulitan membaca, sementara disgrafia lebih berfokus
pada kesulitan menulis. Namun, anak bisa saja mengalami disleksia dan disgrafia secara
bersamaan. Disgrafia juga bisa terjadi pada orang dewasa, dan bisa disebabkan oleh cedera otak
atau stroke. Gangguan belajar disgrafia juga dapat diturunkan dan risikonya lebih besar pada anak-
anak yang lahir prematur dan memiliki gangguan belajar lainnya.
Diagnosis disgrafia dapat dilakukan melalui pemeriksaan oleh dokter atau ahli terkait.
Meskipun belum ada pengobatan pasti yang benar-benar bisa menyembuhkan disgrafia, terdapat
sejumlah terapi yang bisa digunakan untuk membantu anak mengatasi gangguan belajar menulis.
Terapi okupasi merupakan salah satu jenis terapi yang sering digunakan untuk membantu anak
dengan disgrafia.
Upaya yang dilakukan guru dan orang tua dalam mengatasi anak disgrafia antara lain
adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar semangat belajar menulis,
melakukan pendekatan secara individual kepada anak yang mengalami disgrafia untuk mengetahui
keinginan anak, melakukan bimbingan seperti les di akhir pembelajaran, dan melakukan kerjasama
antara sekolah dan orang tua untuk mengatasi kesulitan belajar menulis anak.
C. SOLUSI
Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi anak yang
mengalami disgrafia:
1. Metode Pra Menulis: Metode ini melibatkan serangkaian latihan motorik halus yang
bertujuan untuk mempersiapkan anak dalam menulis. Latihan ini meliputi kegiatan seperti
menggambar garis lurus, melengkung, dan menggambar bentuk-bentuk sederhana.
2. Metode Menjiplak Huruf: Metode ini dilakukan dengan cara menjiplak atau menulis di atas
bentuk huruf yang sudah disediakan secara terus menerus untuk membantu anak memiliki
kebiasaan yang baik dalam menulis setiap huruf.
3. Metode Menulis Huruf Balok: Penulisan dengan huruf balok ini diharapkan mampu
memberikan gambaran yang lebih jelas pada anak. Metode ini dilakukan dengan cara
pertama-tama menyebutkan huruf pada anak sambil menunjukkan gambar cara-cara
menulisnya. Anak kemudian diberi lembar yang berisikan huruf untuk ditulis ulang atau
dijiplak yang secara berurutan ketebalan dari huruf yang harus dijiplak dikurangi lalu
berubah menjadi titik-titik.
4. Metode Bingkai: Metode bingkai merupakan salah satu metode alternatif cara menangani
anak yang kesulitan dalam belajar menulis atau disgrafia. Melalui media bingkai, anak
diperkenalkan dan dipersiapkan terlebih dahulu kemampuannya untuk menulis dengan
mengenal bidang bidang datar terlebih dahulu sebagai langkah awal anak menulis
lambang-lambang huruf.
5. Metode Guide Writing: Model pembelajaran guide writing mampu menunjukkan
peningkatan ketrampilan menulis pada anak disgrafia. Model ini melibatkan instruksi
intensif dari guru maupun orang tua.
Dalam mengatasi anak yang mengalami disgrafia, penting untuk memberikan pendekatan
secara individual dan memperhatikan karakteristik serta jenis disgrafia yang dialami oleh anak.
Dukungan dan kerjasama antara sekolah dan orang tua juga sangat penting dalam mengatasi
kesulitan belajar menulis anak.

Anda mungkin juga menyukai