Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah pengkajian primer dan pengkajian sekunder serta menentukan dokumentasi
keperawatan pada pasien keluarga dengan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga . Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Keperawatan keluarga. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna.

Dengan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan


kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca. Akhir kata, apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) merupakan salah satu
program pemerintah untuk pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan
menggerakkan sumber daya manusia di puskesmas dengan mendatangi rumah rumah
penduduk di wilayah Indonesia untuk dilakukan pendataan.
Penyelenggaraan PIS-PK dengan ditetapakan 12 indikator utama yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui upaya promotif dan
preventif. Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
nawacita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat
kemudian menjadi program utama pembangunan Kesehatan.
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga serta undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah
daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
sehat. Maka untuk menjunjung amanat undang-undang tersebut melalui kementrian kesehatan
menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (Permenkes RI, 2016)
Sasaran dari program ini yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang diduking dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PIS-PK?
2. Sasaran apa saja yang akan dicapai PIS-PK?
3. Apa saja indikator dalam PIS-PK?
4. Apa saja 5 permasalahan PIS-PK dalam keluarga dan bagaimana rencana
menyelesaikan permasalahan?
5. Bagaimana pelaksanaan pendekatan keluarga dengan PIS-PK?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari PIS-PK
2. Mengetahui sasaran yang akan dicapai PIS-PK
3. Mengetahui indikator dalam PIS-PK
4. Mengetahui apa saja 5 permasalahan PIS-PK dalam keluarga dan bagaimana
rencana menyelesaikan permasalahan?
5. Mengetahui pelaksanaan pendekatan keluarga dengan PIS-PK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi PIS-PK
Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) merupakan
salah satu program pemerintah untuk pembangunan kesehatan masyarakat di
Indonesia dengan menggerakkan sumber daya manusia di puskesmas dengan
mendatangi rumah rumah penduduk di wilayah Indonesia untuk dilakukan
pendataan.

B. Sasaran PIS-PK
Sasaran Program Indonesia Sehat yaitu dapat meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan adanya perlindungan finansial serta
pemerataan pelayanan kesehatan di masyarakat. Sasaran dari Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga menurut RPJMN 2015-2019,
yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat, dan vaksin
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan

C. Indikator PIS-PK
Dalam Program PIS-PK ada 12 indikator kesehatan yang harus dicapai oleh
masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program KB (Keluarga Berencana)
2. Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapatkan ASI eksklusif
5. Pertumbuhan balita dipantau
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7. Penderita Hipertensi berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat di obati dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga memiliki akses/ menggunakan air bersih
12. Keluarga memiliki akses/ menggunakan jamban keluarga

D. 5 permasalahan PIS-PK dalam keluarga dan bagaimana rencana


menyelesaikan permasalahan
1. Penyelenggaraan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Masalah keperawatan keluarga dalam penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional adalah kurangnya partisipasi masyarakat dalam ikut
serta kepesertaan JKN dan Kekeliruan sosialisasi kepesertaan. Banyak
masyarakat indonesia yang belum ikut serta dengan JKN, padahal dengan
ikut serta JKN masyarakat akan aman ketika tiba-tiba sakit. Ketika
seseorang sudah sakit baru menyadari bahwa biaya pengobatan dan
perawatan mahal sehingga telat untuk tertarik JKN, padahal pada kondisi
seseorang sedang sakit sulit untuk bisa menjadi anggota JKN. Kesulitan
tersebut disebabkan tidak adanya dana yang cukup dari JKN untuk
mengcover calon anggota baru tersebut. Masyarakat sering menganggap
remeh JKN, namun pada saat sakit pada meminta untuk ikut serta.
Masalah utama kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah dalam
biaya kepesertaan. Masalah keuangan adalah hal yang sensitif bagi
masyarakat, ketika biaya pangan naik maka biaya lainnya seperti iuran JKN
akan menjadi alasan klasik. Masyarakat ekonomi rendah dan menengah ke
bawah tidak mampu membayar biaya kepesertaan, sedangkan masyarakat
ekonomi ke atas tidak tertarik ikut serta JKN dan memilih jaminan
kesehatan dari swasta.
Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga mengatasi masalah
kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah:
a. Promosi perilaku upaya kesehatan
b. Edukasi perilaku mencari Kesehatan

Upaya untuk mengatasi minimnya keikutsertaan Jaminan Kesehatan


Nasional:
a. Kartu Indonesia sehat (KIS) bagi masyarakat ekonomi rendah dan
menengah ke bawah
b. Sosialisasi pentingnya kepesertaan JKN
c. Menanamkan rasa gotong royong masyarakat saling membantu dengan
ikut serta JKN mandiri
d. Mengajak masyarakat ekonomi yang mampu ikut serta JKN daripada
ikut serta jaminan swasta
e. Memberikan pelayanan yang baik pada peserta JKN
f. Membuat sistem JKN yang lebih efektif dan efisien.

2. Keluarga tidak mengikuti Program Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-
metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi
negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak
upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program
Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB.

Macam-macam Jenis Kontrasepsi

1. Kontrasepsi sederhana tanpa alat


a. Senggama terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak
dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar.

b. Pantang Berkala (sistem berkala)


Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam
masa subur. Selain sebagai sarana agar cepat hamil, kalender juga difungsikan
untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan
karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk puasa. Selain
itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap
bulan.

2. kontrasepsi sederhana dengan alat


a. Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya
terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah
dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah
penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
b. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal

1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)


Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat
yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron
enantat dan 5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali.

Keuntungan menggunakan KB Suntik


-Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%
- Tidak membatasi umur
-Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi
ASI dan cocok untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik:


- Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak
di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
- Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
Indikasi:
-Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif Ibu hamil atau diduga hamil
-Pendarahan vaginal tanpa sebab
-Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

Rencana yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah keluarga


yang tidak menggunakan KB adalah
a. Memberikan promosi kesehatan tentang pentingnya dan manfaat menggunkan
KB
b. Memberikan edukasi tentang akibat jika tidak menggunakan KB

3. Anggota keluarga tidak merokok


Merokok bisa memiliki dampak negatif bagi anggota keluarga.
Beberapa dampaknya bisa mencakup:

a. Kesehatan: Paparan asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko


terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, dan masalah pernapasan
lainnya pada anggota keluarga yang tidak merokok.

b. Pengeluaran: Merokok memerlukan biaya yang signifikan. Jika anggota


keluarga yang merokok menghabiskan banyak uang untuk rokok, itu bisa
mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kebutuhan keluarga lainnya.

c. Pengaruh terhadap anak-anak: Anak-anak yang tinggal di rumah dengan


anggota keluarga yang merokok mungkin lebih mungkin untuk mulai
merokok sendiri di kemudian hari.

d. Keharmonisan keluarga: Merokok bisa menjadi sumber konflik di dalam


keluarga, terutama jika ada anggota keluarga yang tidak setuju dengan
kebiasaan merokok anggota lainnya.

e. Kehilangan anggota keluarga: Merokok dapat menyebabkan penyakit yang


parah, dan dalam beberapa kasus, kematian. Ini bisa menyebabkan
kehilangan anggota keluarga dan meninggalkan dampak emosional yang
berat pada keluarga yang ditinggalkan.

Penting untuk memahami risiko merokok dan berbicara terbuka


dengan anggota keluarga yang merokok tentang dampaknya pada
kesehatan dan hubungan keluarga.

Rencana tindakan jika ada anggota keluarga yang merokok dan


ingin menghentikan kebiasaan tersebut, berikut beberapa langkah
yang bisa diambil:

a. Bersikaplah empati: Jangan menyalahkan atau menghakimi anggota


keluarga yang merokok. Cobalah untuk memahami bahwa kebiasaan
merokok bisa sulit untuk dihentikan dan mungkin membutuhkan
dukungan ekstra.
b. Bicarakan secara terbuka: Ajak anggota keluarga tersebut untuk
berbicara secara terbuka tentang kebiasaan merokoknya dan
dampaknya pada kesehatan dan hubungan keluarga.

c. Dukung keputusannya: Jika anggota keluarga tersebut memutuskan


untuk berhenti merokok, dukunglah keputusannya dan tawarkan
dukungan moral dan emosional.

d. Tawarkan bantuan: Bantu anggota keluarga tersebut menemukan


sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk menghentikan
kebiasaan merokok, seperti program berhenti merokok, konseling, atau
bantuan medis.

e. Hindari merokok di rumah: Jika memungkinkan, buatlah aturan di


rumah untuk tidak merokok di dalam ruangan, terutama jika ada anak-
anak yang tinggal di rumah.

f. Berikan penghargaan: Berikan penghargaan dan pujian kepada anggota


keluarga yang berusaha menghentikan kebiasaan merokoknya, bahkan
jika itu hanya berarti mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi.

g. Jaga komunikasi: Teruslah berkomunikasi dengan anggota keluarga


tersebut tentang perjuangan mereka untuk menghentikan kebiasaan
merokok, dan tawarkan dukungan dan bantuan sesuai kebutuhan.

4. Bayi Mendapat Asi Eksklusif


Tidak mendapatkan ASI eksklusif dapat memiliki dampak signifikan
pada kesehatan dan perkembangan bayi. Bayi yang tidak menerima ASI
eksklusif berisiko tinggi terhadap infeksi saluran pernapasan, diare, dan
masalah kesehatan lainnya karena ASI mengandung antibodi dan nutrisi
penting. Selain itu, bayi tersebut mungkin lebih rentan terhadap alergi,
gangguan kekebalan tubuh, dan risiko obesitas serta penyakit kronis pada
masa dewasa. ASI juga memberikan nutrisi kritis untuk pengembangan otak,
yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan intelegensia. Selain
manfaat kesehatan, menyusui juga membangun ikatan emosional yang kuat
antara ibu dan bayi. Oleh karena itu, ASI eksklusif tidak hanya memberikan
perlindungan kesehatan, tetapi juga berkontribusi pada hubungan emosional
dan perkembangan holistik bayi. Penyebab bayi tidak mendapatkan ASI
eksklusif bisa melibatkan sejumlah faktor, termasuk masalah kesehatan ibu,
kesulitan menyusui, atau kurangnya dukungan sosial.
Rencana keperawatan keluarga untuk mengatasinya
permasalahan ASI ekslusif antara lain:

1. Edukasi Keluarga: Berikan informasi kepada keluarga tentang manfaat


ASI eksklusif dan bagaimana mereka dapat mendukung ibu dalam proses
menyusui.
2. Pendekatan Terbuka: Cara Menerapkan: Diskusikan secara terbuka dengan
keluarga mengenai keputusan untuk memberikan ASI eksklusif, jelaskan
manfaatnya, dan ajak mereka berpartisipasi dalam proses ini.
3. Dukungan Emosional: Cara Menerapkan: Ajak keluarga memberikan
dukungan emosional kepada ibu, seperti memberikan dorongan positif,
membantu dengan pekerjaan rumah, dan memahami tantangan yang
mungkin dihadapi.
4. Involusi Pasangan: Cara Menerapkan: Pasangan dapat ikut terlibat dalam
proses menyusui, mendampingi ibu saat menyusui, dan membantu dengan
kebutuhan bayi.
5. Peran Positif dari Anggota Keluarga Lainnya: Cara Menerapkan: Minta
dukungan dari anggota keluarga lainnya, seperti nenek atau bibi, untuk
membantu dengan tugas sehari-hari, sehingga ibu memiliki lebih banyak
waktu dan energi untuk menyusui.
6. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Cara Menerapkan: Jika ditemui
masalah kesehatan atau kesulitan menyusui, segera konsultasikan dengan
dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan bantuan dan saran yang
sesuai.
Menerapkan pendekatan ini memerlukan komunikasi terbuka,
pengertian, dan dukungan penuh dari keluarga. Pendidikan mengenai
manfaat ASI eksklusif juga dapat membantu mengubah persepsi dan
menciptakan lingkungan yang mendukung menyusui.

5. Penderita Hipertensi melakukan Pengobatan Secara Teratur


A. Penyakit Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini
sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Hipertensi tidak secara
langsung membunuh penderita, tetapi melalui timbulnya berbagai penyakit serius.
Dengan kata lain, komplikasi dari hipertensi itulah yang sebenarnya banyak
mengakibatkan kematian pada penderitanya. Hipertensi baru di sadari ketika telah
menyebabkan gangguan organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal,
gangguan fungsi kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi
harapan hidup pada para penderitanya. Sulitnya mendapatkan data yang akurat
penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur karena belum ada
instrumen atau alat untuk memantau dan memonitor ketaatan pengobatan penderita
hepertensi secara rutin. Mengingat resiko dan komplikasi penyakit hipertensi yang
sangat berbahaya, kematian dini dan kecacatan Berdasarkan data tersebut diatas upaya
penanganan hipertensi perlu mendapatkan prioritas. Sampai saat ini, usaha-usaha baik
untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
hal ini dikarenakan salah satu factor yang menghambat adalah keteraturan penderita
dalam melakukan pengobatan. Peanderita hipertensi yang melakukan pengobatan
secara teratur merupakan salah satu indikator Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Berdasarkan data tersebut diatas diperlukan strategi yang
efektif untuk meningkatkan ketaatan penderita hipertensi dalm melakukan pengobatan
secara teratur. Maka untuk mencapai hal tersebut pemegang program PTM membuat
suatu inovasi taubatan Pendhekar yang merupakan akronim Pemantauan Pengobatan
Penderita Hipertensi dengan Kartu. Inovasi TAUBATAN PENDHEKAR ini
merupakan kegiatan Pemantauan ketaatan penderita hipertensi dalam melakukan
pengobatan dengan menggunakan kartu pantau. Inovasi ini adalah inovasi dari
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang bertujuan
secara umum semua penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Tujuan khusus
1.Meningkatkan kesadaran penderita hipertensi untuk berobat secara rutin dan teratur
2.Memantau keteraturan pengobatan penderita hipertensi
3.Mendapatkan data yang akurat bagi penderita hipertensi yang berobat secara
teratur.
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. PERENCANAAN
1. Menentukan konsep Pertemuan dengan lintas program dan PJ UKM, untuk :
1.Menyusun konsep inovasi 2. Menyusun kebutuhan inovasi 3.Menyusun
anggaran inovasi 4. Menyusun tim Inovasi 5. Menyusun pelaksanaan
inovasi 6.Menyusun jadwal inovasi 7. Menyusun tim inovasi
2. Membuat Panduan, kerangka acuan, SOP, proposal dan sarana inovasi 1.
Pertemuan Tim Inovasi : PJ UKM, Koordiantor P2, Koordinator PIS
PK, Program PTM 2. Menuyusun Panduan, kerangka acuan, SOP,
proposal dan sarana inovasi 3. Menyusun Pelaksana inovasi (Program
UKM, UKP, penderita hipertensi yang tidak melaksanakan pengobatan secara
tertur, kader Posbindu, jejaring dan jaringan) 4. Membuat format Kartu
Taubatan Pendhekar yaitu kartu yang memberikan informasi mengenai
identitas pasien dan catatan pemeriksaan pasien untuk digunakan memonitor
pasien pada kunjungan selanjutnya serta untuk memudahkan komunikasi,
monitoring dan evaluasi antar nakes.
3. Pengajukan SK Inovasi Mengajukan proposal Inovasi Taubatan Pendhekar
Kepada Kepala Puskesmas
4. Penetapan pelaksana dan uraian tugas pelaksana inovasi Taubatan Pendhekar,
Pertemuan kader posbindu : Pelaksana : Pelaksana inovasi Taubatan
Pendhekar dari kader posbindu Tugas pelaksana Inovasi : 1) Mendata
penderita hipertensi diwilayah masing masing 2) Memberikan kartu pantau
pengobatan hipertensi kepada penderita hipertansi 3) Memonitor penderita
hipertensi melalui kartu pantau setiap akhir bulan 4) pada kunjungan
selanjutnya serta untuk memudahkan komunikasi, monitoring dan evaluasi
antar nakes
5. Launching Inovasi Taubatan Pendhekar Launching Taubatan Pendhekar pada
saat lokakarya mini Puskesmas
2. PELAKSANAAN |
1) Sosialisasi program Inovasi Sosialisasi / Publikasi secara luas melalui :
1) Media sosial 2) Pertemuan Lokakarya mini bulanan Pertemuan
Lokakarya mini tribulan Linsek 3) Pertemuan kader posbindu 4)
Pertemuan jejaring dan jaringan Puskesmas 5) Even - even kegiatan
lainnya
2) Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan juli, yang
dilaksanakan dengan alur sebagai berikut : 1) Pemegang program PTM
Memberikan kartu pantau pengobatan hipertensi kepada pelaksana 2)
Pelaksana Inovasi mendistribusikan kartu pantau kepada sasaran 3)
Pelaksana Inovasi memberikan edukasi kepada penderita hipertensi yang
menjadi sasaran untuk selalu berobat secara 4) Setiap berobat penderita
haruas membawa kartu pantau dan memintakan hasil pemeriksaan kepada
pemeriksa untuk menulis hasil pemeriksaan ( tgl periksa, tanggal control,
Tensi, obat ) 5) Pemeriksa untuk menulis hasil pemeriksaan ( tgl periksa,
tanggal control, Tensi, obat ) pada kartu pantau 6) Setiap bulan diakhir
bulan pelaksana Inovasi memantau pengobatan penderita hipertensi melalai
kartu pantau 7) Pelaksana melaporkan hasil panatauannya kepada
pemegang program PTM Puskesmas 8) Pemegang program PTM
Puskesmas memonitoring dan mengevaluasi hasil pemantauan pelaksana
inovasi 9) Pendokumentasian kegiatan
3. MONITORING
1) Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan pada saat proses
kegiatan dengan cara obsevasi dan wawancara 2) Melakukan monitoring
hasil kegiatan dilakukan dengan cara pemantauan pada akhir bulan dalam
pertemuan Tim Inovasi
4. EVALUASI
1)Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan setiap tida bulan sekali
2) Monitoring dilakukan dengan cara analisa hasil laporan pemantauan dari
pelaksana inovasi
3) Menyusun tindak lanjut hasil analisa
4) Pendokumentasian kegiatan
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai