Anda di halaman 1dari 39

Proyek Loss of Life

Pembangkit
Loss of Upaya Preventif
Production
Kondisi dan Pekerjaan
Berisiko Tinggi
dan Reaktif
Transmisi
(Keselamatan) Loss of Keselamatan
Productivity
Ketenagalistrikan
Distribusi dan
Beyond kWh Loss of Assets

• Kondisi geografi dan luas wilayah


• Kompleksitas infrastruktur dan instalasi listrik
• Jumlah pekerjaan yang sangat banyak, membutuhkan SDM
pelaksana dan pengawas yang layak (jumlah dan kualitasnya)
• Pekerjaan yang dilakukan berkategori risiko tinggi bahkan ekstrim

https://drive.google.com/file/d/1ynm42S4pChPi07twqc5dWJlZGL9Lid5P/view?usp=drivesdk















Internasional Nasional Internal PLN
• OHSAS • UU Nomor 1 Tahun • Komitmen dan Kebijakan Direksi
18001:2007 1970 • Peraturan Direksi
• ISO 45001:2018 • PP 50 Tahun 2012 • Surat Edaran Direksi
• dll. • SPLN SMK3, CSMS, Sistem Proteksi
Kebakaran Pembangkitan, K3 Distribusi, dll.
• Peraturan K3 Divisi HSSE
• Tidak tersedia APD/peralatan yang
sesuai (jumlah dan kondisi/spesifikasi)
• Tidak menggunakan APD/peralatan
Tidak ada yang sesuai
atau tidak
• Komunikasi dan koordinasi dua arah
layak APD/
tidak dijalankan
peralatan
• Bekerja tanpa ijin/tidak diketahui oleh
owner atau pengawas Tidak ada
Tidak ada • Tidak ada SDM pengawas
koordinasi
pengawasan • SDm pengawas tidak menjalankan
dan ijin kerja
pekerjaannya
• Tidak ada atau tidak dijalankannya
Potensi • Load kerja tidak sebanding dengan SDM
pengawas
SOP/IK Akar
• Tidak ada atau tidak dijalankannya Masalah Tidak ada
HIRARC, JSA, dan dokumen K3 lainnya
komitmen
Tidak ada
manajemen • Manajemen tidak berpartisipasi aktif
dokumen
dan anggaran dan menjadi role model
pekerjaan/K3
tidak • Anggaran tidak tersedia memadai
Tidak ada memadai
regulasi yang
kuat dan
mengikat

• Regulasi pengadaan barang dan jasa


• Regulasi terkait anggaran K3
• Regulasi terkait SDM
• Keselamatan kerja: Perlindungan terhadap
keselamatan tenaga kerja.

• Keselamatan instalasi: Perlindungan


terhadap keselamatan aset, instalasi, dan
properti PLN.

• Keselamatan lingkungan: Perlindungan


terhadap keselamatan lingkungan hidup di
sekitar aktivitas dan instalasi PLN.

• Keselamatan masyarakat umum:


Perlindungan terhadap masyarakat yang
berada di sekitar aktivitas dan instalasi PLN.
Tujuan SDM Proses Bisnis Pencegahan

Perlindungan 1. Pegawai 1. Unit Proyek 1. Potensi kecelakaan 3. Temuan ketidaksesuaian


keselamatan dan 2. Mitra Kerja 2. Unit dan Anak Perusahaan kerja, antara lain: K3, antara lain:
kesehatan kerja 3. Tamu Pembangkitan • Tersengat listrik • APD (Alat Pelindung Diri)
3. Unit Transmisi • Terjatuh • Peralatan kerja dan K3
4. Unit Distribusi dan Anak • Tertimpa • Sistem proteksi
Perusahaan • Tergores/tertusuk kebakaran
• Terbentur • Kompetensi dan skill
• Terjepit • Dokumen pekerjaan dan
• Terpapar panas K3
• Terpapar bahan • Rute evakuasi
berbahaya • Pemantauan dan
pengawasan
2. Potensi PAK (Penyakit • Unsafe action dan unsafe
Akibat Kerja) condition
Regulator K3 Level Regulasi Eksekutor Evaluator
PLN
1. Dirut PLN Pusat 1. Komitmen dan kebijakan Dir MSDM, Divisi K3L, Regional, Unit Divisi K3L
strategis K3 seluruh korporasi PLN, Anak Perusahaan, dan mitra
2. Breakthrough Zero Accident kerja PLN
Program Transformasi
2. Dir MSDM PLN Pusat 1. Regulasi dan standar K3 Divisi K3L, Regional, Unit PLN, dan Divisi K3L
2. Program kerja K3 Anak Perusahaan, dan mitra kerja
PLN
3. Divisi K3L PLN Pusat 1. Regulasi dan standar K3 Regional, Unit PLN, dan Anak Divisi K3L
2. Program kerja K3 Perusahaan, dan mitra kerja PLN
• Wajib bagi • Budaya K3
seluruh mitra berkelas dunia di
kerja/vendor/ seluruh proses
bisnis PLN
kontraktor PLN
Implementasi Penguatan
Contractor World
Safety
Management Class
System Safety
(CSMS) Culture

Penataan
dan
Penguatan Digitalisasi
Kebijakan K3
K3
• Update dan Korporat • Implementasi
pembuatan Aplikasi CSMS dan
peraturan direksi Inspekta
beserta peraturan
turunannya

Perencanaan

Pekerjaan


Pra-
Pekerjaan


Pelaksanaan •
Pekerjaan


Penyelesaian •
Pekerjaan
Action Program pada Maturity Level K3
Leadership and • Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) Bidang K3
Management • Menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS)
Commitment • Membangun Sistem Manajemen K3 Terintegrasi

• Melakukan Inspeksi K3 Manajemen (1 kali setiap bulan)


• Melakukan Audit Internal SMK3 (1 kali dalam setahun)
Audit, Assessment, • Melakukan Audit K3 pada Mitra Kerja (1 kali setiap triwulan)
and Inspection • Melakukan Pengukuran Lingkungan Kerja
• Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Pegawai (1 kali dalam setahun)
• Melakukan Pengukuran Hygiene Factor Mitra Kerja

Penerapan Identifikasi • Menerapkan Ijin Kerja (WP) pada Setiap Pekerjaan yang Memiliki Tingkat Risiko sesuai Hasil Risk Assessment
Bahaya, Penilaian, dan Pekerjaan
Pengendalian Risiko • Menyediakan Sistem Proteksi Kebakaran Instalasi Ketenagalistrikan sesuai IBPPR
• Melaksanakan Simulasi Peralatan Proteksi Kebakaran dan Simulasi Tanggap Darurat
(IBPPR)
• Melaksanakan Pelatihan K3 Manajemen (1 kali setiap semester)
Safety Training and
• Melakukan Edukasi K3 Internal (Pegawai dan Karyawan Mitra Kerja) (Unit Induk 1 kali setiap triwulan dan Unit
Education Pelaksana 1 kali setiap triwulan)

Safety Campaign and • Melaksanakan Rapat P2K3 (1 kali setiap bulan)


Communication • Melakukan Edukasi dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Masyarakat Umum (1 kali setiap triwulan)

Reporting • Melaksanakan pelaporan pada Aplikasi Inspekta


09
VISIBLE SENIOR
MANAGEMENT GOING BEYOND
LEADERSHIP AND COMPLIANCE
COMMITMENT

DATA-BASED DECISION
EMPLOYEE MAKING
INVOLVEMENT AND AND
OWNERSHIP SYSTEM-BASED
ROOT-CAUSE ANALYSIS

SYSTEMIC INTEGRATION OF OSH


AND BUSINESS FUNCTIONS

Source: How to Cultivate a World Class Safety Culture, Michael Saujani


Identifikasi,
Pelaporan dan Pengelolaan Desain organisasi
penilaian, dan
komunikasi K3 lingkungan kerja pengelolaan K3
pengendalian risiko

Penyediaan
Pengambilan Pembangunan Peraturan dan
sumberdaya
keputusan K3 partisipasi prosedur K3
pendukung

Pendelegasian Integrasi ke fungsi Rapat atau


Pembelajaran dan
tugas dan tanggung bisnis perusahaan pertemuan
pelatihan
jawab secara korporasi pembahasan K3

Simulasi dan
Audit dan
pelaksanaan
investigasi
tanggap darurat
Undang-Undang K2

Undang-undang yang berkaitan dengan K2


(Keselamatan Ketenagalistrikan) adalah:
“Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan”.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
1. Bab II Asas dan Tujuan Pasal 2 Ayat 1 Subayat 1.g. yang berbunyi Pembangunan
Ketenagalistrikan menganut asas: “Keamanan dan Keselamatan”.

Setiap pembangunan instalasi listrik, baik gedung


perkantoran, pembangkit, transmisi, distribusi,
dll. sudah sesuai dengan Asas dan Tujuan UU No.
30 Tahun 2009, dalam hal keamanan dan
keselamatan.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
2. Bab VII Usaha Ketenagalistrikan Pasal 10 ayat 1 jenis usaha:
a. pembangkitan tenaga listrik;
b. transmisi tenaga listrik;
c. distribusi tenaga listrik; dan/atau
d. penjualan tenaga listrik.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
3. Pasal 16 ayat 1.c berbunyi tentang
“pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik”.
4. Pasal 16 ayat 1.h berbunyi tentang
“laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga listrik”.
5. Pasal 16 ayat 1.i berbunyi tentang
”sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik”.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
6. Pasal 16 ayat 1.j berbunyi tentang
“sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan”.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,

7. Pasal 28 ayat c berbunyi tentang


“memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan”.

Hak dan Kewajiban Konsumen,


8. Pasal 29 ayat 2 (a-c) berbunyi tentang
a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul
akibat pemanfaatan tenaga listrik.
b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen.
c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
9. Pasal 43 berbunyi tentang
Keteknikan ketenagalistrikan terdiri atas:
a. keselamatan ketenagalistrikan.
10. Pasal 44 ayat 1 berbunyi tentang
“Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan”.
11. Pasal 44 ayat 2 berbunyi tentang
Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan
kondisi:
a. andal dan aman bagi instalasi;
b. aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya; dan
c. ramah lingkungan
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
12. Pasal 44 ayat 3 berbunyi tentang
Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
b. pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
c. pengamanan pemanfaat tenaga listrik
13. Pasal 44 ayat 4 berbunyi tentang
Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi.
14. Pasal 44 ayat 5 berbunyi tentang
Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan standar
nasional Indonesia.
15. Pasal 44 ayat 6 berbunyi tentang
Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi.
SERTIFIKASI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
16. Pasal 44 ayat 7 berbunyi tentang
Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan, sertifikat laik operasi, standar
nasional Indonesia, dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
17. Pasal 50 ayat 1 berbunyi tentang
Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan matinya seseorang karena
tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
18. Pasal 51 ayat 1 berbunyi tentang
Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) sehingga mempengaruhi kelangsungan
penyediaan tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Undang-Undang K2
Pasal-Pasal K2 di UU No. 30 Tahun 2009:
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
19. Pasal 51 ayat 2 berbunyi tentang
Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarakat, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah).
20. Pasal 54 ayat 1 berbunyi tentang
Setiap orang yang mengoperasikan instalasi tenaga listrik tanpa sertifikat laik
operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (4) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
21. Pasal 54 ayat 2 berbunyi tentang
Setiap orang yang memproduksi, mengedarkan, atau memperjualbelikan peralatan
dan pemanfaat tenaga listrik yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (5) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
K3

DEFINISI PENGERTIAN:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Undang-Undang K3

Undang-Undang yang berkaitan dengan K3


(Keselamatan Ketenagalistrikan) adalah:
“Undang-undang No. 01 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja”.
Undang-Undang K3
Menurut Undang-undang No. 01 Tahun 1970, persyaratan Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut:
1. Mencegah dan Mengurangi Kecelakaan.
2. Mencegah, Mengurangi, dan Memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dalam kejadian kebakaran atau kejadian
lainnya.
5. Memberikan pertolongan dalam kecelakaan.
6. Memberikan Alat Pelindung Diri bagi pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan, angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, maupun psikis,
peracunan, infeksi, dan penaluran.
Tujuan Utama Penerapan 9.
10.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara baik.
Sistem Manajemen K3 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
adalah mengurangi atau 13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan proses kerja.
mencegah kecelakaan yang 14.
15.
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
mengakibatkan cedera atau 16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
kerugian materi. 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahayanya menjadi
bertambah tinggi.
Peraturan Pemerintah tentang K3
Berikut Daftar Peraturan Pemerintah sebagai peraturan dasar dalam
melaksanakan K3:
• Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
• Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas
Peredaran Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
• Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
Peraturan Menteri tentang K3

1. Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi


Dokter Perusahaan.
2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta
Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri tentang K3
7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las
11. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri tentang K3
17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
18. Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
19. Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.
20. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
24. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
25. Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat
26. Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift
untuk Pengangkutan Orang dan Barang
Peraturan Direksi PLN tentang K2-K3

1. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0250.P/DIR/2016 tahun 2016


tentang Pedoman Keselamatan Kerja di Lingkungan PT PLN (Persero).
2. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0251.P/DIR/2016 tahun 2016
tentang Pedoman Keselamatan Instalasi di Lingkungan PT PLN (Persero).
3. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0252.P/DIR/2016 tahun 2016
tentang Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero).
Keselamatan (safety) menjadi bagian tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat di Kota London, Inggris

Berikan pendapat
(bebas) apa penyebab
unsafe action di 4
gambar ini terjadi?

Anda mungkin juga menyukai