Anda di halaman 1dari 23

RISIKO SUKU BUNGA

Risiko pd perubahan SB memiliki pengaruh


besar bg suatu perusahaan. Naik dan
Turunnya SB scr tdk stabil memiliki efek bg
setiap keputusan baik yg bersifat jangka
pendek maupun jk panjang
Definisi Risiko Bunga
• Risiko yg dialami akibat dari perubahan SB yg
terjadi di pasaran yg mampu memberikan
pengaruh bg pendapatan pershaan.
• Terjadi sebagai akibat dari terdapatnya
mismatched atas maturities pd interest rate
related products di sisi aktiva dan pasiva
neraca bank.
Risiko pada situasi suku bunga dan
saham
• Pada saat seseorang memutuskan utk menempatkan
dananya di bank dlm bentuk time diposit (deposito)
maka artinya ia sudh melihat sisi keuntungan dan
kenyamanan, terutama jika ia membandingkan
berinvestasi ditempat lain seperti membelin saham
• Kondisi pasar saham yg berfluktuasi menyebabkan
tingkat risiko memiliki posisi tersendiri, tingkat return
yg diharapkan juga penuh dng kondisi yg fluktuatif, dng
kata lain jika estimasi keuntungan yg diharapkan tdk
tercapai atau aktual return adalah tdk diperoleh
bahkan terlalu jauh maka kerugian financial yg akan
diperoleh.
Risiko pada situasi Suku Bunga dan
Saham
• Pada saat SB mengalami kenaikkan dan harga saham di
pasar (market Price) mengalami penurunan, maka
investor akan cendrung memindahkan dananya dr
saham ke deposito
• Pada saat kondisi pasar saham mengalami kenaikkan
atau bergairah maka investor cendrung akan
memindahkan dananya yg tersimpan di devosito ke
saham. Dng alasan berinvestasi di saham adalah
memiliki tingkat keuntungan yg lebih tinggi
• Investor adalah mereka yg memiliki karakteristik
penghindar risiko dan penyuka keuntungan yg
suistainable
SUKU BUNGA DAN JANGKA WAKTU
OBLIGASI
• SB dan JW obligasi memiliki keterkaitan dl
memberikan ketetapan
• Ada Dua bentuk Keputusan biasa berlaku atau
diterapkan oleh pemerintah dan prshaan,
yaitu obligasi dng jk wkt pendek dan Obligasi
dng jk wkt panjang.
• Obligasi dng jk wkt pendek memiliki SB lebih
rendah di bandingka dng O dng JKWPjng
Lanjutan…
• Contoh, pd tgl 26 feb 2009, misalnya pemerintah
menerbitkan obligasi dng tenor 5 dan 10 tahun.
Untuk tenor 5 tahun telah diserap pasar seniali 1
milyar dollar AS dengan yield (bunga) 10,5
persen. Sedangkan utk tenor 10 tahun diserap
pasar 2 miliar dollar dengan yield tinggi 11,75
persen
• Utuk memahami ini secra lebih dalam ada tiga
alasan mengapa suku bunga obligasi dng tenor 5
hingga 10 tahun berbeda suku bunganya, yaitu:
Lanjut
• Pertama, Obligasi adalah surat utang. Dlm konsep utang semakin
lama jngka waktunya semakin tinggi SB yg ditetapkan . Karn
melihat pd nilai uang yg semakin jauh wktnya maka semakin turun
nalainya. Semakin lama investor menanamkan uangnya dlm
obligasi, semakin besar kerugian yg ditanggungnya dan semakin
besar pula penurunan dlm harga obligasi.
• Kedua, konsep tame line (garis waktu) yg terus bergerak ke depan,
yaitu melihat pd penggunaan uang semakin cepat digunakan
semakin baik, krn semakin cepat bisa di turnover-kan.
• Konsep inflasi bhwa inflasi itu sifatnya struktural dan terus naik dr
waktu ke waktu , sementara inflasi adalah menurunnya nilai uang
dan naiknya harga barang. Maka artinya nilai mata uang semakin
lama semakin terjadi penurunan .
Gambar 3.1
Konsep Manajemen Risiko
Beberapa alasan yg bisa kita pahami mengapa SBO memiliki angka SB
yg berbeda pd masa kurun waktu 5 hingga 10 tahun. Jika dilihat dari
perspektif MR
Pertama. Dng kondisi SBO yg cendrung stabil maka masyrakat akan
merasa lebih nyaman serta lebih menguntungkan dr pd menempatkan
uang tsb di pasar atau dng asumsi menginvestasikan uang tsb ke psr
akan jauh memiliki tingkat risiko yg tinggi
Kedua, Jika seorang membeli obligasi dng masa tenor 10 th dan SB
Fixed adalah 11,75 % maka artinya pemegang obligasi tsb adalah akan
selalu menerima keuntungan scr stabil selama sepuluh tahun sebesar
angka tsb
Ketiga, Penjual obligasi dng masa waktu 5 hingga 10 th dan jarak bunga
yg tdk begitu tinggi ini akan memberi kenayamanan dr segi mengelola
dana hasil penjualan obligasi sesuai dng master plan yg konsepnya
sejaka awal tanpa hrs buru-buru dan bekerja scr under pressure
Ke empat. Pemegang serta pembeli obligasi
umumnya adalah mereka yg memiliki kelebihan
dana dan menginginkan dana tsb diamankan ke
tempat yg memiliki risiko yg seminimal mungkin,
yaitu salah satunya adalah membeli obligasi
khusunya obligasi yg dijual oleh pemerintah
Risiko pada Hubungan Obligasi dan
Saham
• Obligasi adalah suatu surat berharga yg dijual kepada publik. Dimana disana
dicantumkan beberapa ketentuan yg menjelaskan berbagai hal seperti nilai
nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan berbagai ketentuan
lainnya yg terjelaskan dlm UU yg disahkan oleh lembaga terkait.
• Obligasi yg memilki tingkat suku bunga tetap dan obligasi yg memiliki tingkat suku
bunga berubah berdasarkan keadaan pasar mampu memberi pengaruh khususnya
pd keputusan yg dibuta oleh seorang investor. Adapun tindakan investor dlm
kondisi seperti itu adalah :
- Pd saat seorang investor memegang obligasi dng suku bunga tetap dan pasar
saham mengalami kenaikan atau tingkat kegairahan psr SHM mengalami
peningkatan maka investor cendrung akan mengalihkan sejumlah dananya dr
obligasi ke SHM
- Pd saat obligasi mengikuti kondisi hrg pasar, naik dan turunnya suku bunga yg
berlaku dipasaran mampu memberi arti bagi prsh keuntungan yg didapat.
Eduardus Tandelilin, mengatakan bhw “jika suku bunga yg berlaku meningkat maka
harga obligasi juga akan turun, dan sebaliknya, logikanya bahwa jika suku bunga
meningkat, maka tingkat return yg disyaratkan investor atas suatu obligasi juha
akan meningkat “
Lanjutan
• Pendapat Eduardus Tandelilin memiliki keterkaitan kuat dng apa yg
dikemukakan oleh masyhud Ali, bahwa “turunnya nilai pasar
obligasi yg berbunga mengambang dan naiknya nilai psr obligasi yg
berbunga tetap. Hal ini berlaku jika terjadi penurunan tren tingkat
suku bunga bank.
• Memang permasalah utama pd obligasi yg bersifat Bunga
mengambang adalah mengikuti kondisi dan situasi yg berlaku di
pasar. Pasar dng segala pergerakannya mampu memberi efek
pengaru pada profit and loss yg akan ditimbulkan, seperti pd
perbankan mampu memberi perubahan pd fortopolio. Sehingga
dlm kontek ini yg perlu kita pahami bahwa perbankan merupakan
salah satu lembaga yg bergerak dlm lingk. Bisnis yg sophisticated
dan untuk menghindari agar posiis bank tetap memiliki likuiditas yg
kuat salah satunya dng menerapkan manajemen Hedging (lindung
nilai) Penetapan Hedging mampu memberi pengaruh pd
penurunan risiko atau mengantisipasi risiko.
Dampak perubahan Suku Bunga Bagi
perusahaan
• Risiko perubahan Pendapatan : Pendapatan
bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah
yaitu berkurang dari yang diharapkan )
• Risiko perubahan Nilai Pasar, berubah karena
perubahan tingkat bunga, yaitu berubah
karena lebih kecil (turun nilainya)
Risiko perubahan Suku Bunga dan
permintaan Uang
• Secara sederhana kita bisa menyimpulkan
bhw permintaan uang sangat vdipengaruhi
oleh faktor kondisi berlakunya suku bunga
dipasaran dan begitu pula sebaliknya. Kondisi
ini dpt kita jelaskan secara lebih jauh secara
pendepatan Grafik di bahwa ini
Gambar
• A. Pertama, pd saat tngkt suku bunga diturunkan
dari titik A ke Titik C maka publik akan memberi
berbagai reaksi di antaranya menempatkan
kelebihan dana yg dimilikinya utk membeli aset”
yg diperkirakan akan memberikan keuntungan.
Baik keuntungan bersifat tetap dan stabil seperi
membeli obligasi maupun beberapa surat
berharga lainnya. Atau menempatkan dananya
pd dunia usaha yg dianggap memiliki tingkat
profitable yg berprospek.
Lanjut ke point B dan C
• B. Kedua, pd saat suku bunga diturunkan dari titik A ke Titik C
bahkan ke Titik D maka banyak pihak yg berkeinginan menarik
dana atau simpanan dr bank utk selanjutnya dipakai guna
mengembangkan usaha atau meminjamkan dananya trsbt
lepihak yg dianggap memiliki kapabilitas dlm pengelolaan dan
mengatur keuangan scr baik serta tentunya mampu
memberikan keuntungan secara menarik dan amanan
• C. ketiga, pd saat suku bunga diturnkan dari titik A ke Titik C
bahkan ke titik D bahkan lebih jauh lagi maka ini akan bisa
mengakibatkan persoalan jika tdk dilakukan kontrol scra hati”.
Karena mereka yg membeli asstet dan menerima uang dari
hasil penjualan asset tersebut harus dilihat dr berbagai segi
terutama kemampuan mengelola dana yg telah diperoleh
tersebut
Lanjutan
• Keempat, Pada saat suku bunga dinaikkan dari titik A ke titik B maka
diperkirakan terjadi beberapa hal :
1. Perubahan bagi pemegang kelebihan likuiditas, mereka akan cendrung
menyimpan uangnya di perbankan karena dianggap lebih menarik.
2. Menaikkan suku bunga dari ttk A ke ttk B dpt dilihat dr sudut kebijakan
pemerintah dng tujuan berbagai bentuk antara lain seperti :
- Menerapkan berbagai bentuk kebijakan kewaspadaan dlm bidang
moneter karn diperkiraka jika diturunkanya SB pinjaman terlalu jauh dan
dibiarkan terlalu lama mampu menyebabkan terjadinya inflasi
- Publik begitu mudah mendapatkan dana dan faktor pengalokasian dana yg
belum tentu tepat sesuai dng proyek usaha yg dikerjakan, seperti
timbulnya gagal usaha sehingga kemmapuan membayar angsuran kredit
mengalami permasalahan
Kondisi naik turunnya suku bunga yg ditetapkan oleh perbankan lebih jauh
mampu memberi pengaruh pd kondisi perkembangan bisnis di suatu negara
Risiko Carry Trade
• Adalah bentuk prilaku investor dlm melakukan investasi dng cara
meminjam dana dr suatu negara yg memiliki tgkt suku bunga yg
rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut utk investasi atau
ditanamkan pd negara yg memiliki tingkat suku bunga tinggi, dng
harapan akan memperoleh selisih keuntungan disana
• Persoalan adalah jika suku bunga kembali normal atau rendah maka
dana yg berasal dari Carry trade tersebut akan ditarik kembali utk
dibawa ketempat asalnya. Kasusu carry trade ini hampir memiliki
kesamaan dng Hot Money (Harus dana asing jangka Pendek)
• Pengaruh yg terjadi pd moneter suatu negara yg masih menerapkan
SB Tinggi adalah dimana bank sentral negara tsb mencoba terus
mempertahankan kondisi SB tinggi, dng makuksud agar surplus
transaksi terus terjaga. Ini sebagaimana dikatakan oleh M. Fajar
Marta , bahwa
• Salah satu cara yg dilakukan BI dlm menjaga surplus transaksi portopolio
adalah mempertahankan rezim SB buktinya, suku bunga acuan (BI Rate) yg
kini 6,5 persen merupakan tertinggi dikawasan asia dibandingkan dng
Thailand yang 1,75 % dan malaysia yag 2 %. Tingginya bunga BI Rate pd
akhirnya mengerek suku bunga berbagai instrumen di pasar keuangan
domistik. Imbal hasil surat utang negara (SUN) Tenor 10 Tahun, misalnya
mecapai sekita 13 %, BI enggan menurunkan BI Rate lebih jauh meskipun
inflasi 2009 hanya 2,78%, kebijakan ini akhirnya menjadi boomerang bagi
BI sendiri. Likuiditas di pasar keuangan yg melimpah tanpa disertai
aktivitas sektor riil yg seimbang akhirnya memaksa BI akan menyerap
kembali likuiditas tersebut dng menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Alhasil , SBI menumpuk mecapai Rp 270 triliun dng porsi asing
terutama yg mengalami membesar. Ongkos yg dikeluarkan pun
membengkak nmecapai lebih dari Rp. 18 Triliun pada 2009. Tak hanya
biaya moneter yg membengkak. Lebih parah lagi, strategi BI itu
sebenarnya kontraproduktif bagi perkembangkan sektor riil yg seharusnya
menjadi basisi pertumbuhan ekonomi berkualitas.
Lanjut
• Investasi yg harus dikembangkan utk sasst ini
di Indonesia adalah sektor Riil. Sektor riil
masih dianggap memiliki peran penting dalam
mendorong tumbuhnya dan berkembangnya
sektor bisnis lain.
Faktor-faktor yg menyebabkan
perubahan pada suku bunga domistik
• A. kondisi Ekonomi Global
• B. stabilitas ekonomi dalam negeri
• Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar
negeri
Faktor yang menyebabkan perubahan
pada suku Bunga Domistik
• Kondisi Ekonomi Global
• Tabilitas Ekonomi Dalam Negeri
• Stabilitas sosial dan Politik dalam dan Luar
negeri

Anda mungkin juga menyukai