Pendahuluan
Risiko tingkat suku bunga lebih sulit dikelola dibanding dengan resiko
dari variabel pasar seperti resiko harga ekuitas, nilai tukar dan harga komoditas.
Naik dan turunnya suku bunga memiliki efek bagi setiap keputusan baik bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu kesulitannya adalah bahwa
ada beberapa perbedaan tingkat suku bunga di beberapa mata uang. Kita
membutuhkan fungsi untuk menjelaskan varian tingkat suku bunga dengan jatuh
tempo yang dikenal sebagai term structure of interest rates atau yield curve.
Hasil tingkat suku bunga pada tabel 9.1 adalah seimbang pada ekspektasi
pasar. Investasi uang pada satu tahun dan investasi kembali pada empat periode
satu tahun lebih lanjut mempengaruhi pada ketidakpastian return. Tapi, kami
berasumsi, return keseluruhan yang diharapkan adalah sama seperti investasi
lima tahun. Sama halnya dengan meminjam uang dalam satu tahun dan
meminjam kembali pada lima tahun yang akan datang menghasilkan biaya yang
sama dengan harapan pinjaman lima tahun.
Misal kamu mempunyai uang untuk deposit dan kamu akan memilih
deposit pada satu tahun dengan 3% tiap tahun atau lima tahun dengan 3% per
tahun? Maka kamu pasti akan memilih satu tahun karena akan memberikan
keuangan yang lebih fleksibel. Hal itu mengikat dana pada periode waktu yang
pendek. Kemudian jika kamu menginginkan hipotek, setuju dengan pandangan
yang berlaku bahwa peningkatan tingkat suku bunga seperti penurunan tingkat
suku bunga. Kamu akan memilih hipotek satu tahun dengan 6% atau hipotek
lima tahun dengan 6%? Pilihannya kamu akan memilih hipotek lima tahun
karena hal itu memperbaiki tingkat pinjaman selama lima tahun ke depan dan
mengurangi resiko keuangan.
Ketika bank menampilkan suku bunga yang terdapat pada tabel 9.1,
bahwa konsumen memilih deposit dengan jatuh tempo satu tahun dan memilih
hipotek dengan jatuh tempo lima tahun. Hal itu membuat ketidakseimbangan
antara asset liabilitas pada bank dan resiko pendapatan bunga bersihnya. Deposit
yang membiayai hipotek lima tahun 6% adalah digulir setiap tahun. Hal tersebut
tidak masalah jika tingkat suku bunga jatuh. Setelah satu tahun, bank akan
mencari pembiayaan hipotek lima tahun 6% sendiri dengan deposit yang
biayanya lebih rendah dari 3% dan pendapatan bunga bersih akan meningkat.
Namun, jika tingkat sukku bunga naik, deposit yang membiayai hipotek 6%
akan dikenakan biaya lebih dari 3% dan pendapatan bunga bersih akan menurun.
Anggaplah tingkat suku bunga naik 3% selama dua tahun pertama. Hal itu akan
mengurangi pendapatan bunga bersih pada tahun ketiga sampai nol.
Hal ini adalah tugas bagian manajemen aset liabilitas untuk memastikan
bahwa jenis tingkat resiko subu bunga dapat diminimalkan dengan cara
memastikan kecocokan antara jatuh tempo aset pada bunga yang diperoleh dan
jatuh tempo liabilitas pada bunga yang dibayarkan. Mencocokan hal tersebut
dengan cara meningkatkan suku bunga lima tahun pada deposito dan hipotek.
Misal, bank merubah situasi dengan tabel 9.2 dimana suku bunga deposito 5
tahun adalah 4% dan suku bunga hipotek 5 tahun adalah 7%. Hal tersebut akan
membuat deposito lima tahun lebih menarik dan hipotek satu tahun lebih
menarik. Banyak konsumen yang memilih deposit satu tahun pada tabel 9.1 akan
memilih deposit lima tahun ketika suku bunga di tabel 9.2. dan banyak
konsumen yang memilih hipotek lima tahun pada suku bunga di tabel 9.1 akan
memilih hipotek satu tahun. Hal ini mempengaruhi pada jatuh tempo antara aset
dan liabilitas tidak cocok. Jika masih ada ketidakseimbangan dengan deposan
yang cenderung memilih jatuh tempo satu tahun dan peminjam jatuh tempo lima
tahun, suku bunga deposit dan hipotek lima tahun dapat ditingkatkan lebih jauh.
Maka ketidakseimbangan akan hilang.
Oleh karena itu dijelaskan bahwa suku bunga jangka panjang cenderung
lebih tinggi daripada suku bunga jangka pendek. Fenomena tersebut disebut
sebagai teori liquidity preference yang mengarah pada suku bunga jangka
panjang menjadi lebih tinggi dari suku bunga jangka pendek. Beberapa bank
memiliki sistem canggih untuk memantau keputusan yang dibuat oleh customer,
ketika mereka mendeteksi perbedaan antara jatuh tempo asset dan liabilitas yang
dipilih, mereka dappat menyesuaikan tarif yang mereka tawarkan. Seringkali
derivatif seperti interest rate swaps digunakan.
1. Likuiditas
Ketidakseimbangan aset dan liabilitas dapat menyebabkan masalah
likuiditas. Bank yang mendanai pinjaman jangka panjang dengan deposit jangka
pendek harus mengganti deposit yang jatuh tempo dengan deposit baru secara
teratur. Contoh, pada bank di Amerika Serikat yaitu Northern Rock yang
mengalami masalah likuiditas. Bank tersebut memilih untuk membiayai banyak
portofolio kredit dengan deposito grosir, hanya berjalan 3 bulan. Dimulai pada
September 2007, nasabah menjadi panik dengan masalah di Amerika Serikat.
Hingga Nothern Rock tidak dapat membiayai asetnya dan diambil alih oleh
pemerintah Inggris pada tahun 2008. Beberapa masalah selama krisis kredit
yang dimulai pada 2007 disebabkan oleh kekurangan likuiditas. Sering terjadi
selama kondisi pasar tertekan, ada peningkatan pada kualitas dimana investor
mencari investasi yang aman dan tidak siap untuk mengambil resiko kredit.
Regulasi bank sekarang mengesahkan persyaratan untuk mengatur likuiditas,
seperti persyaratan modal, pada bank.
Hal itu sekarang diakui bahwa LIBOR adalah suku bunga referensi
yang kurang ideal untuk transaksi derivatif karena ditentukan dari estimasi
yang dibuat oleh bank, bukan dari transaksi pasar yang sebenarnya. Pasar
derivatif sedang menyelidiki suku bunga referensi yang lain yaitu suku
bunga OIS.
Anggap bahwa yield curve adalah 4% untuk semua jangka jatuh tempo. Jika
yield curve dibuat pada langkah awal, ini berarti perusahaan yang dinilai AA
hari ini dapat mengunci suku bunga 4%.
Jika yield curve dibuat pada langkah kedua, tingkat suku bunga yang pasar
berikan pada suku bunga pinjaman jangka pendek dari perusahaan yang akan
diperingkat AA di masa yang akan datang adalah 4%. Ketika yield curve
dibuat pada langkah pertama, itu memberikan dorongan suku bunga
pinjaman jangka pendek perusahaan hari ini adalah peringkat AA. Ketika
dibuat pada langkah kedua, itu memberikan dorongan suku bunga pinjaman
jangka pendek pada perusahaan yang akan menjadi AA pada awal periode.
Swap rates digunakan untuk memperpanjang LIBOR yield curve. Hasil yield
curve terkadang dinamakan LIBOR yield curve, swap yield curve, atau
LIBOR/swap yield curve. Swap rates dapat digunakan untuk
memperpanjang LIBOR yield curve karena bahwa bank dapat mengkonversi
serangkaian pinjaman LIBOR jangka pendek pada swap rate menggunakan
swap market.
Ini berarti bahwa nilai tukar mewakili apa yang dapat diperoleh bank dari
serangkaian pinjaman jangka pendek kepada peminjam peringkat AA di
LIBOR.
6. Repo Rates
Repo rates adalah suku bunga pinjaman dengan jaminan. Dalam repo,
lembaga keuangan yang memiliki persetujuan sekuritas untuk menjual
sekuritas untuk harga tertentu dan membelinya kembali di waktu lain dengan
harga yang lebih tinggi. Lembaga keuangan memperoleh pinjaman, dan
bunga dibayarkan berbeda antara harga yang sekuritas jual dan yang mereka
beli kembali. Tingkat suku bunga tersebut disebut sebagai repo rate.
Jika terstruktur, repo memiliki resiko kredit yang rendah. Jika peminjam
tidak menaati perjanjian, perusahaan peminjaman menahan surat berharga.
Jika perusahaan peminjaman tidak menahan perjanjian, owner sekuritas
menahan kas yang disediakan oleh perusahaan peminjaman. Jenis repo yang
paling umum adalah overnight repo, yang dapat bergulir dari hari ke hari.
Namun, peraturan jangka panjang yang disebut sebagai term repos terkadang
digunakan. Karena mereka adalah secured rates, repo rate umumnya berbasis
dibawah LIBOR atau fed funds rate.
D. Duration
Duration adalah yang banyak digunakan untuk mengukur portofolio pada
pergerakan yield curve. Fungsi duration adalah menunjukkan sensitivitas
perubahan harga dari obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga / yield.
Duration adalah ukuran seberapa lama pemegang obligasi untuk menunggu arus
kas. Dapat dirumuskan dengan :
a. Modified Duration
Modified Duration merupakan ukuran persentase perubahan harga
obligasi akibat perubahan yield sebesar 1%. Jika suatu obligasi mempunyai
modified duration sebesar p, maka harga obligasi tersebut akan berubah sebesar
p% untuk setiap perubahan yield sebesar 1%. Hubungan nilai duration dengan
kupon bunga dan lama jatuh tempo obligasi :
E. Convexity
Pada duration, mengukur perubahan yield yang cukup kecil. Sedangkan
konveksitas mengukur perubahan antara yield dan bond price yang relatif jauh.
Konvekstitas dapat diukur dengan menggunakan rumus :