Disusun Oleh:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28,
KELURAHAN MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI UTARA, KOTA CIMAHI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya
kami masih diberi kekuatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan “Laporan
Praktik Kerja Nyata (PKN) TERPADU di RW 28 Kelurahan Melong Tengah Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi” dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini kami susun yang
berisi tentang Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di Wilayah Kelurahan Melong
Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, mulai dari tahap sosialisasi, tahap
memasukkan data, analisa data, musyawarah masyarakat rukun warga, musyawarah
masyarakat desa, pelatihan kader dan evaluasi. Kegiatan praktik ini dilaksanakan pada
tanggal 8 Januari sampai dengan 20 Januari 2024.
Penyusun Laporan ini banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kemajuan dimasa yang
akan datang. Akhir kata dengan laporan ini semoga bermanfaat.
Kelompok 123
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran ................................................................................................ 4
B. Tujuan .......................................................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .......................................................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ....................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28, KELURAHAN
MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI.......................................................... 7
A. Gambaran Wilayah RW.28, Kelurahan Melong Tengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi
7
1. Data Wilayah ........................................................................................................................... 7
2. Data Geografi........................................................................................................................... 8
3. Data Demografi ....................................................................................................................... 8
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di RW.28, Kelurahan Melong Tengah,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi ........................................................................................... 10
1. Sosialisasi............................................................................................................................... 10
2. Survey Mawas Diri (SMD) ...................................................................................................... 13
3. Musyawarah Kesehatan/Lokakarya Mini .............................................................................. 18
4. Pembuatan Media ................................................................................................................. 25
5. Implementasi (PKL)................................................................................................................ 33
6. Evaluasi dan Tindak Lanjut .................................................................................................... 38
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................................ 42
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 42
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 44
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 45
4
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu kerja sama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu Interprofessional
Collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang
efektif antar profesi. Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan kemitraan antar
tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang profesi berbeda dan saling bekerja sama
untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta
mencapai tujuan bersama (Morgan et al, 2015). Interprofesional Collaboration terjadi
ketika berbagai profesional medis bekerja dengan keluarga, pasien dan komunitas untuk
memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Interprofesional
Collaboration digunakan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama bagi
semua yang terlibat (Green and Johnson. 2015).
Salah satu upaya untuk mewujudkan kolaborasi antar tenaga kesehatan adalah
dengan memperkenalkan praktik kolaborasi melalui proses pendidikan (WHO, 2010).
Sebuah grand design tentang pembentukan karakter kolaborasi atau Interprofessional
Collaboration (IPC) adalah dalam sebuah bentuk pendidikan yaitu berupa Interprofessional
Education (IPE). Menurut WHO (2010), Interprofessional Education (IPE) adalah ketika
dua profesi atau lebih belajar tentang, dari, dan dengan setiap orang untuk kolaborasi
efektif serta meningkatkan outcome kesehatan. IPE merupakan tahapanbagi professional
kesehatan untuk siap bekerja dalam tim dan melakukan kolaborasi dengan efektif untuk
memecahkan masalah kesehatan pasien atau masyarakat.
Kompetensi IPE memiliki prinsip untuk berfokus kepada klien, pasien, dan masyarakat,
kemudian memperhatikan proses bukan hanya pencapaian kompetensi, dapat
5
Berdasarkan hasil survey mawas diri di posyandu RW 28, Melong Tengah didapatkan
beberapa keterampilan dasar kader yang perlu ditingkatkan, diantaranya melakukan
deteksi dini usia dewasa dan lansia (diabetes melitus), dan melakukan penyuluhan ASI
Ekslusif dan MP ASI. Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) tahun 2024 merupakan
rangkaian pratik penguatan peran kader kesehatan posyandu dalam rangka mendukung
transformasi layanan primer Kota Cimahi melalui pendekatan IPE/IPC di RW 28 Kelurahan
Melong Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT) dengan
menggunakan pendekatan Interprofessional Education (IPE) dan Interprofessional
Collaboration (IPC) dalam penguatan peran kader Kesehatan posyandu purnama untuk
mendukung transformasi layanan primer Kota Cimahi.
2. Tujuan Khusus
1) Melaksanakan sosialisasi internal dan eksternal untuk memulai pelaksanaan PKN
Terpadu
2) Melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) untuk mengetahui keterampilan kader
posyandu yang perlu ditingkatkan
3) Melaksanakan musyawarah Kesehatan/lokakarya mini (lokmin) bersama kader
posyandu untuk menentukan prioritas masalah
6
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
digunakan sebagai bahan acuan untuk salah satu sumber bacaan pengembangan ilmu
mengenai Laporan Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan setelah mengetahui hasil laporan ini, penulis dapat menambah wawasan
dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang kegiatan PKNT.
b. Bagi Institusi
Pendidikan Diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang berguna bagi
mahasiswa/I Poltekkes Kemenkes Bandung mengenai Laporan Praktek Kerja Nyata
Terpadu (PKNT).
c. Bagi Penulis lain
Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulis lainnya
yang memerlukan informasi terutama berhubungan dengan kegiatan PKNT
7
BAB II
TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28,
KELURAHAN MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI
A. Gambaran Wilayah RW.28, Kelurahan Melong Tengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota
Cimahi
1. Data Wilayah
Kota cimahi saat ini menjadi salah satu kota dengan perkembangan
Pembangunan dan sumber daya manusia yang sangat pesat, kota cimahi juga masuk
kedalam wilayah metropolitan bandung tersebut, Peta di atas menunjukkan batas wilayah
administrasi Kota Cimahi, disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Parongpong;
Cisarua dan Ngamprah – Kabupaten Bandung Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cicendo dan Andir - Kota Bandung. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Margaasih - Kabupaten Bandung dan Kecamatan
Bandung Kulon - Kota bandung. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Padalarang dan Batujajar-Kabupaten Bandung Barat.
Kota cimahi terletak diantara 1070 30’30” – 1070 34’30” BT dan 60 50’00’ – 60 56’00”
lintang Selatan, kota cimahi terletak pada dataran ketinggian antara 700m- 735 mdpl yang
8
memiliki luasnya 40,37 km2, yang memiliki jumlah penduduk mencapai 571 ribu jiwa. Kota
cimahi memiliki 3 kecamatan yang terdiri dari 15 kelurahan yaitu : cimahi Selatan terdiri
dari 5 kelurahan kecamatan cimahi Selatan sebagai kecamatan terluas (41,96%),
kecamatan utara terdiri 5 kelurahan yang luasnya memiliki (32,99%), kecamatan Tengah
terdiri dari 6 kelurahan, kecamatan Tengah menjadi kecamatan terkecil yang memiliki
luasnya (25,05%) dari keseluruhan wilayah kota cimahi memiliki jarak 1km ke ibu kota
cimahi, dan memiliki jumlah rukun kampung/ warga sebnyak 312 RW dan rukun tetangga
1.728 RT.
2. Data Geografi
Secara geografis wilayah ini merupakan Lembah cekungahan yang melandai ke arah
Selatan, dengan ketinggian dibagian bawah utara ± 1,040 mdpl,yang merupakan lereng
gunung burangrang dan gunung tangkuban perahu serta ketinggian di bagian Selatan
sekitar ± 685 mdpl (kelurahan melong kecamatan cimahi Selatan) yang mengarah ke
Sungai citarum. Sungai yang dilalui kota cimahi adalah Sungai cimahi dengan anak
sungainya ada lima yaitu kali cibodas, ciputri, cimindi, cibeureum, dan kali cisangkan,
sementara itu mata air yang terdapat dikota cimaho adalah mata air cikuda dan mata air
cisintok.
Kota Cimahi dan sekitarnya memiliki iklim tropis, ditandai dengan adanya musim kemarau
selama bulan Juni-September serta musim penghujan pada bulan Oktober-Mei.
Sedangkan rata-rata curah hujan tahunan pada setiap wilayah bervariasi tergantung dari
ketinggian permukaan tanah, dimana pada elevasi +700-850 m curah hujan mencapai
antara 1700-3000 mm/tahun sedangkan pada elevasi >850 m curah hujan mencapai
3000-4000 mm/tahun. Kelembaban udara relatif konstan dengan variasi kecil. Pada
daratan Bandung dan Cimahi kelembaban udara minimum sebesar 73% pada bulan
September, dan maksimum 83% pada bulan April. Rata-rata temperatur udara berkisar
22,7°C – 23,2°C. Temperatur udara cenderung turun sejalan dengan kenaikan elevasi,
besarnya penurunan temperatur sekitar 0,6°C setiap kenaikan elevasi 100 m.
3. Data Demografi
Berdasarkan Data kependudukan Kota Cimahi, jumlah penduduk tahun 2019 adalah
548.373 jiwa. Penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 276.275 jiwa (50,38 persen)
lebih banyak dari perempuan sebesar 272.098 jiwa (49,62 persen). Sex Ratio Kota Cimahi
pada tahun 2019 adalah 101,5 yang berarti untuk setiap 100 perempuan terdapat sekitar
9
101 lakilaki. Laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi rata-rata per tahun sebesar 1,12
persen, di bawah angka pertumbuhan penduduk provinsi yang sebesar 1,34 persen.
Kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kecamatan berdasarkan sensus
dan Kota penduduk jiwa
Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Laki-laki dan
Perempuan Perempuan
2020 2020 2020 2021
Kota cimahi dinobatkan sebagai daerah yang memiliki kepadatan tertinggi diindonesia
yaitu mencapai 15.643 jiwa /kilometer. Data tersebut berdasarkan rilis badan pusat
statistic (BPS) jawa barat dalam angka 2020’. Sebagai bagian dari aglomerasi Bandung
Raya, Kota Cimahi memiliki memiliki luas relatif paling kecil, yakni 4.103,73 hektare
dengan penggunaan lahan mayoritas dipakai untuk permukiman mencapai 1.609 hektare
(39,21 persen), lahan militer 375 hektare (9,14 persen), industri 700 hektare (17,06
persen), persawahan 326 hektare (7,94 persen), dan sisanya terdiri dari tegalan, kebun
campuran, pusat perdagangan, dan lainlain (Data BPS Kota Cimahi 2020).
Meski memiliki luas wilayah yang paling kecil dibanding daerah Bandung Raya lainnya,
jumlah penduduk Kota Cimahi terus tumbuh setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2018
jumlah penduduk Kota Cimahi mencapai 607.811 jiwa, dan setahun kemudian, 2019,
penduduk Kota Cimahi mencapai 614.304 jiwa. Terkecuali pada tahun 2020 jumlah
penduduk Kota Cimahi mengalami penurunan pada angka 568.400 jiwa. Namun
penurunan tersebut tidak berlangsung lama, karena di tahun berikutnya, 2021, Kota
Cimahi kembali mengalami kenaikan jumlah penduduk hingga mencapai 571.632 jiwa.
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di RW.28, Kelurahan Melong Tengah,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi
1. Sosialisasi
a. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada
11
upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan
pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik
(Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus
intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai
variable antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya
penguatan kader posyandu diperlukan adanya pengenalan antara petugas kesehatan
(dalam hal ini mahasiswa peserta PKNT) dengan pengelola wilayah setempat sehingga
terjadi interaksi yang saling menguntungkan, kegiatan yang dimaksud dikenal juga
dengan sosialisasi
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi:
1) Mahasiswa mengenal pengelola wilayah: Ketua RW, para Ketua RT, seluruh kader,
dan tokoh masyarakat termasuk tokoh agama serta tokoh pemuda.
2) Mahasiswa mengenal masalah kesehatan terkait pengelolaan Posyandu yang
dirasakan oleh masyarakat di wilayah tersebut.
3) Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang melakukan PKN Terpadu di wilayah
tersebut.
4) Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan PKN Terpadu terkait dengan
peningkatan kompetensi kader posyandu/kesehatan.
c. Waktu
Sosialisasi Tingkat RW dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2024
d. Tempat
Tempat sosialisasi dilaksanakan di Rumah Ketua RW 28, Kelurahan Melong
e. Peserta
Peserta dalam sosialisasi ini adalah :
1) Anggota kelompok 123 PKNT 2023
2) Ketua RW
12
3) Ketua PKK
f. Langkah Persiapan Tujuan
1) Persiapan
a. Memahami pre planning sosialisasi
b. Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan sosialisasi
terkait dengan tempat dan waktu sosialisasi
c. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi
d. Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
2) Pelaksanaan
a. Kegiatan diawali dengan pembukaan
b. Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
c. Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan penguatan kader
posyandu
d. Berdialog dengan pengelola wilayah/kader terkait masalah kader posyandu
e. Kegiatan penutup
g. Metode
Metode yang dipakai pada kegiatan sosialisasi adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.
h. Media
Media yang digunakan pada kegiatan sosialisasi adalah pedoman PKN Terpadu.
i. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning dipahami dengan baik
b. Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
c. Undangan telah tersedia dan terdistribusi
d. Format daftar hadir kegiatan telah tersedia
2) Evaluasi Proses
a. Tempat dan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan rencana
b. Rangkaian kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar
3) Evaluasi Hasil
a. Peserta yang diundang 80% hadir
b. Mahasiswa mengenal pengelola wilayah dan sebaliknya
c. Mahasiswa mengenal masalah kader kesehatan (posyandu) yang dirasakan oleh
masyarakat
13
2. Tujuan
Setelah kegiatan SMD:
• Diketahui tingkat keluarga sehat di wilayah yang dibina
• Diketahui masalah kesehatan yang ada di wilayah yang dibina tekait dengan
kebutuhan kebutuhan penguatan kader terkait kompetensi kader
3. Waktu
14
4. Tempat
Tempat SMD disepakati dengan Ketua RW 28 dan Kader Posyandu Permata Hati 28 di
Gedung Serbagunan RW 28.
5. Peserta
Peserta dalam SMD ini adalah:
• Seluruh Kader Posyandu Permata Hati 28 yang berjumlah 20 kader
• Seluruh mahasiswa kelompok 123
6. Kegiatan
a. Pengumpulan Data Pengumpulan data tentang kebutuhan kader akan kompetensi
yang perlu ditingkatkan (form survey mawas diri)
b. Analisa data dan Perumusan Masalah
• Setiap kelompok melakukan pengumpulan data kebutuhan kompetensi kader
• Setiap kelompok melakukan analisa dari data yang telah diolah dengan
menggunakan form analisa data. Setiap kelompok mencocokkan data
kebutuhan dari kader dan dari puskesmas, analisis hasil tersebut
• Setiap kelompok merumuskan masalah terkait kebutuhan penguatan
kompetensi kader.
8. Metode
Metode yang digunakan: pengisian secara online dan dimonitor melalui WhatsApp group.
9. Media
Media yang digunakan: Pedoman PKNT, Instumen Pengkajian (Google Formulir), Form
Analisa Data, dan Form Skala Prioritas
10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
• Pre planning SMD dipahami dengan baik
• Strategi pengumpulan, analisa data dan perumusan masalah telah disiapkan.
b. Evaluasi Proses
• Tahap pengumpulan, analisa data terlaksana dengan baik
• Tahap analisa dan perumusan masalah terlaksana dengan baik
c. Evaluasi Hasil
• Peserta PKN Terpadu 100% terlibat dalam pengumpulan dan analisa data
• Diketahui masalah yang ada terkait kompetensi kader di wilayah yang didata.
lanjutnya
f) Dokumentasi
f) Dokumentasi
Tempat : Google Meet dan Rumah Ketua Kader Posyandu Permata Hati
e) Penutup
Setelah dilaksanakan kegiatan role play dan MMRW yang dihadiri dosen
pembimbing dan ketua kader Posyandu Permata Hati dapat mengetahui prioritas
masalah kompetensi kader yang ada yang perlu ditingkatkan melalui perencanaan
pemecahan masalah yang telah direncanakan oleh mahasiswa kelompok 123
PKNT.
f) Dokumentasi
4. Pembuatan Media
a. Latar belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan
upayameningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan Kesehatan
lebih ditekankan pada upaya promotof dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat
26
3) Kepanitiaan
a) Pembukaan
b) Sambutan-sambutan
• Ketua Pelaksana
• Dosen Pembimbing
28
• Ketua RW
• Ketua PKK
3) Pre tes oleh panitia
4) Masukan materi
5) Simulasi Pelayanan PosYandu sistem 5 meja
6) Tanya jawab dipandu oleh seksi acara
7) Post test oleh panitia
8) Penutupan
07.30
07.30 – 60’ Registrasi peserta Kelompok 123
08.30
08.30 – 20’ • Pembukaan Kelompok 123
08.50 • Sambutan-sambutan
• Ketua pelaksana Ketua pelaksana
09.15
09.15 – 30’ • Kebijakan puskesmas tentang Kader Kelompok 123
• Langkah-langkah
pengembangan posyandu
mandiri
10.45 – 15’ Ice breaking Kelompok 123 Kelompok 123
11.00
11.00 – 60’ • Penjelasan teknis role play dan Kelompok 123 Kelompok 123
2. Pengukuran antropometri
(10’)
12.15
12.30
12.40
g. Metode
Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Simulasi
30
h. Media
Media Pelatihan : PPT dan alat peraga
i. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning termasuk jadwal penyegaran telah dipelajari
b. Koordinasi dengan kader dan kelompok 123 untuk materi dan pematerinya telah
dilakukan
c. Koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan peserta penyegaran telah
dilakukan
d. Modul penyegaran telah disiapkan
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
b. Peserta refreshing kader yang diundang mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
c. Adanya peningkatan pemahaman materi Posyandu Mandiri
1 ARNAWATI 50 / 100
5 NENDEN 80 / 100
ROSNANI
6 Murtina 60 / 100
8 Dini 70 / 100
Sulastriningrum
9 Irni Surtini 100 / 100
11 Aisyah 80 / 100
18 ARNAWATI 80 / 100
5. Implementasi (PKL)
A. Pre Planning
1. Latar Belakang
Seiring dengan transformasi layanan primer melalui peningkatan fungsi dan layanan
posyandu, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, maka perlu dilakukan
implementasi penguatan kompetensi kader yang merupakan ujung tombak kegiatan di
Posyandu.
Di wilayah Kota Cimahi sendiri telah terdapat posyandu di setiap RW yang dikelola
oleh Kader. Kader pada dasarnya merupakan tenaga yang bersumber dari masyarakat di
wilayahnya yang dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan di wilayahnya,
termasuk dalam program keluarga sehat. Dengan demikian perlu dilakukan implementasi
berupa penguatan kompetensi kader dalam rangka mengembangkan layanan primer di
posyandu.
2. Tujuan
3. Waktu
4. Tempat
1) Kegiatan Pembuka
2) Kegiatan Inti
(2) Membimbing diskusi dan Tanya jawab sesuai materi yang dibahas
(4) Memberikan post test untuk mengetahui hasil pengetahuan kader setelah diberikan
materi
3) Kegiatan Penutup
6. Metode
Metode yang digunakan : Metode ceramah, interaksi dengan tanya jawab, serta melakukan
diskusi. Selain itu, juga dilakukan simulasi, demonstrasi.
7. Media
8. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
b) Sasaran kader yang dibina berpartisipasi aktif mulai dari awal sampai akhir kegiatan
3) Evaluasi
B. Laporan Kegiatan
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
a. Waktu dan tempat : Kamis, 18 Januari 2024 dimulai pukul 08.00 s.d selesai
bertempat di Gedung serbaguna RW 28
b. Metode: metode yang dipakai dalam kegiatan implementasi ini adalah ceramah
diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan
c. Media: PPT, Video, Poster mengenai Diabetes Melitus dan Booklet ASI Ekslusif dan
MPASI
3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
1) Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
37
Setelah mengikuti penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus, ASI serta MPASI
diharapkan ibu kader dapat mengetahui tentang :
7) Rencana Pelaksanaan
a. Pengorganisasian
Penyaji :
4. Media
Media yang digunakan adalah PPT, Video, Poster dan Booklet (Terlampir)
5. Dokumentasi
Posbindu mengenai kegiatan PKNT yang akan dilaksanakan serta menggali data-data
yang dibutuhkan seperti beberapa masalah kesehatan dan hambatan hambatan yang
membuat posyandu/posbindu sulit berkembang, hingga diakhiri dengan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan atau implementasi dan penutupan.
Kegiatan dapat berjalan dengan lancar oleh bantuan Kader, Ketua RW serta
Dosen Pembimbing dan Rekan-rekan kelompok 123. Kader Kooperatif walaupun yang
mengikuti kegiatan setengah nya, selama kegiatan berlangsung dari mulai
pengumpulan data hingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang diwujudkan dengan
kegiatan penyuluhan tentang Keterampilan Bayi dan Balita mengenai ASI Eksklusif,
MP-ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur dan Mengenai Penyakit Diabetes Melitus
Kepada Ibu Kader Posyandu/Posbindu.
Perizinan Ketua RW 28, Kelurahan Cimahi Kecamatan Melong Tengah, Kota
Cimahi. Kegiatan perizinan Ketua RW 28 kader diadakan pada hari Selasa, Tanggal
10 Januari 2024 secara luring di Kantor Kelurahan Cimahi, Kecamatan Melong Tengah
dan diikuti Ketua RW 28 di Kelurahan Cimahi, dan dilanjutkan Perizinan Kepada Ibu
Ketua Kader RW 28 Untuk melakukan pengambilan Data Mengenai 5 Kompetensi
Kader.
Pada Tanggal 11 Januari 2023 dilakukan SMD (Survei Mawas Diri) Kader
Posyandu/Posbindu yang mengikuti penyegaran kader berjumlah 9 dari 20 kader.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Pembukaan, Pengenalan Mahasiswa dan Ibu
Kader Posyandu/Posbindu dan Pengisian 5 Kompotensi Kader, serta sesi Diskusi
Mengenai Masalah yang ada di RW 28, Kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama.,
Kegiatan berjalan lancar, respon Kader maksimal karena membahas mengenai
keluhan yang dirasakan oleh Ibu-ibu Kader Posyandu/Posbindu, Untuk yang belum
mengisi 5 Kompetensi Kader dilakukan secara Daring melalui Gfrom dan disebarkan
serta akhirnya semua kader dapat mengisi dengan Jumlah 20 Kader
Posyandu/Posbindu.
Kegiatan pada tanggal 12 Januari 2024 yaitu diskusi bersama pembimbing
mengenai hasil Survei Mawas Diri dan melakukan Pengolahan data, Analisa Data,
Penyusunan POA (SGD dan FGD) secara Luring di Kampus TLM dan dilanjutkan
dengan diskusi kelompok untuk melakukan fix sasi mengenai masalah yang akan
diambil dengan pembimbing kelompok, agar sama-sama dapat berkolaborasi antara
sesama Profesi.
Diskusi kelompok dilanjutkan kembali pada tanggal 13 Januari 2024 dan
setelah diskusi kelompok mengambil data yang tepat dari hasil SMD mengenai
Keterampilan Bayi dan Balita, serta Penyakit Diabetes Melitus (DM), Karena data yang
diambil sesuai dengan hasil SMD yang telah diisi oleh ibu kader posyandu/posbindu.
40
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) merupakan salah satu mata kuliah di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung yang diberikan kepada mahasiswa di
semester akhir sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Inter Professional
Education (IPE) dan Inter Professional Collaboration (IPC). Dalam
pelaksanaanya diperlukan pedoman untuk mengakomodir pencapaian tujuan
mata kuliah PKNT dengan optimal.
Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan Praktik
Kerja Nyata Terpadu (PKNT) kelompok 123 yang bertempat di RW 28, Kelurahan
Melongtengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi yang berlangsung dari
tanggal 08 Januari 2024 sampai dengan 20 Januari 2024.
Setelah kurang lebih dua minggu program Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT)
berlangsung, kami dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan PKNT yang telah
terprogramkan bisa berjalan sesuai dengan program yang telah di rencanakan,
berdasarkan data yang kami peroleh selama kegiatan PKNT ini dapat kami
simpulkan sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pengolahan pada data 10 Januari 2024 di Melong Tengah
dengan menggunakan Self Assessment Kader Terkait 5 Kompetensi Kader
Posyandu wilayah RW 28.
b. Terdapat 2 masalah di RW 28 Melong Tengah yaitu:
• Keterampilan Bayi dan Balita ( Melakukan Penyuluhan ASI Ekslusif, MP-
ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur
• Penyuluhan Mengenai Penyakit Tidak Menular (Diabetes Melitus)
• Pencatatan dan Pelaporan pada pelayanan posyandu
c. Rancangan kegiatan yang dilakukan yaitu:
• Masalah Mengenai Keterampilan Bayi dan Balita (Melakukan Penyuluhan
ASI Ekslusif, MP-ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur)
• Penyuluhan Mengenai Materi Penyakit Tidak Menular (Diabetes Melitus)
3.2 Saran
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) di RW 28
Kelurahan Utama, saran yang dapat dipertimbangkan untuk kegiatan selanjutnya
yaitu:
• Kegiatan ini menimbulkan dampak positif dalam kegiatan kolaborasi antar
profesi, sehingga kami dapat mengembangkan potensi masing-masing
dalam mendukung keberhasilan dalam kegiatan PKNT ini, oleh karena
itu, sebaiknya kegiatan ini dapat terus berkembang dan terlaksanakan
• Kegiatan MMRW dapat memberikan pendekatan antara kader dengan
mahasiswa, dan mengidentifikasi masalah serta mencari solusinya
bersama mengenai pengelolaan Posyandu dan Posbindu RW 28,
Kelurahan Melong Tengah, oleh karena itu, sebaiknya kegiatan ini dapat
menjadi suatu kegiatan yang dapat rutin dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Saepudin, A., Nurhayati, T., Supriadi, S., Sunandar, K., & Rindiani, A. (2022). Pelatihan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Bagi Kader Desa dalam Rangka
Pengembangan Desa Sehat di Desa Selagedang Kec. Sukahaji Kabupaten
Majalengka. E-Coops-Day, 3(2), 293-300
Sururi, A., Hasanah, B., Ma’lumatiyah, M., & Dwianti, A. (2022). IMPLEMENTASI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KAPASITAS AKTOR PERGURUAN TINGGI
DI KOTA SERANG. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian dan
Pengembangan, 6(1), 109-122.
44
LAMPIRAN
45