Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28 KELURAHAN


MELONG TENGAH KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI

Disusun Oleh:

Pransly Hutabarat P17334123144


Allam Fiqri Fadhillah P17333120406
Triantika Indri Lestari P17333120483
Annisa Nursadiyyah Aropah P17331121024
Siti Nurlela P17324421055
Syalma Regina Riyadi P17335121074
Windy Meilani P17335121075
Amalia Nur Ramadhan P17331121069
Siti Syarah Rahmawati P17320121094
Alia Fira Anindita P17331121050

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

2024
1

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28,
KELURAHAN MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI UTARA, KOTA CIMAHI

Disusun Oleh: Kelompok 123

Pransly Hutabarat P17334123144


Allam Fiqri Fadhillah P17333120406
Triantika Indri Lestari P17333120483
Annisa Nursadiyyah Aropah P17331121024
Siti Nurlela P17324421055
Syalma Regina Riyadi P17335121074
Windy Meilani P17335121075
Amalia Nur Ramadhan P17331121069
Siti Syarah Rahmawati P17320121094
Alia Fira Anindita P17331121050

Telah diperiksa dan disahkan oleh:


Pembimbing

Dra. Iryanti, S.Kp, M.Kes


NIP. 196204151985012001
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya
kami masih diberi kekuatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan “Laporan
Praktik Kerja Nyata (PKN) TERPADU di RW 28 Kelurahan Melong Tengah Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi” dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini kami susun yang
berisi tentang Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di Wilayah Kelurahan Melong
Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, mulai dari tahap sosialisasi, tahap
memasukkan data, analisa data, musyawarah masyarakat rukun warga, musyawarah
masyarakat desa, pelatihan kader dan evaluasi. Kegiatan praktik ini dilaksanakan pada
tanggal 8 Januari sampai dengan 20 Januari 2024.

Penyusun Laporan ini banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Pujiono, SKM, M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian


Kesehatan Bandung.
2. Bapak Dr. Elanda Fikri, S.KM., M.Kes sebagai Ketua Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu
Berbasis IPE (Interprofessional Education).
3. Ibu Dra. Iryanti, S.Kp, M.Kes sebagai pembimbing Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu
Berbasis IPE (Interprofessional Education) dan IPC Kelompok 123 di RW 28 Kelurahan
Melong Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
4. Seluruh instansi terkait di wilayah RW 28 Kelurahan Melong Tengah Kecamatan Cimahi
Selatan Kota Cimahi
5. Rekan-rekan seangkatan yang senasib dan seperjuangan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kemajuan dimasa yang
akan datang. Akhir kata dengan laporan ini semoga bermanfaat.

Cimahi, Januari 2024

Kelompok 123
3

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran ................................................................................................ 4
B. Tujuan .......................................................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .......................................................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ....................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28, KELURAHAN
MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI.......................................................... 7
A. Gambaran Wilayah RW.28, Kelurahan Melong Tengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi
7
1. Data Wilayah ........................................................................................................................... 7
2. Data Geografi........................................................................................................................... 8
3. Data Demografi ....................................................................................................................... 8
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di RW.28, Kelurahan Melong Tengah,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi ........................................................................................... 10
1. Sosialisasi............................................................................................................................... 10
2. Survey Mawas Diri (SMD) ...................................................................................................... 13
3. Musyawarah Kesehatan/Lokakarya Mini .............................................................................. 18
4. Pembuatan Media ................................................................................................................. 25
5. Implementasi (PKL)................................................................................................................ 33
6. Evaluasi dan Tindak Lanjut .................................................................................................... 38
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................................ 42
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 42
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 44
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 45
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran


Permasalahan kesehatan saat ini semakin kompleks dan tentunya menuntut tenaga
kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan berorientasi
kepada pasien/patient centered (WHO, 2010). Secara global, salah satu permasalahan
yang dihadapi oleh hampir seluruh negara dalam pembangunan kesehatan adalah sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang masih terfragmentasi. Hal tersebut berakibat
pada tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bersifat
holistik dan terintegrasi. Hasil-hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa pelayanan
kesehatan akan lebih efektif dan efisien apabila diselenggarakan dengan pendekatan
kolaborasi antar profesi.

Oleh karena itu kerja sama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu Interprofessional
Collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang
efektif antar profesi. Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan kemitraan antar
tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang profesi berbeda dan saling bekerja sama
untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta
mencapai tujuan bersama (Morgan et al, 2015). Interprofesional Collaboration terjadi
ketika berbagai profesional medis bekerja dengan keluarga, pasien dan komunitas untuk
memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Interprofesional
Collaboration digunakan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama bagi
semua yang terlibat (Green and Johnson. 2015).

Salah satu upaya untuk mewujudkan kolaborasi antar tenaga kesehatan adalah
dengan memperkenalkan praktik kolaborasi melalui proses pendidikan (WHO, 2010).
Sebuah grand design tentang pembentukan karakter kolaborasi atau Interprofessional
Collaboration (IPC) adalah dalam sebuah bentuk pendidikan yaitu berupa Interprofessional
Education (IPE). Menurut WHO (2010), Interprofessional Education (IPE) adalah ketika
dua profesi atau lebih belajar tentang, dari, dan dengan setiap orang untuk kolaborasi
efektif serta meningkatkan outcome kesehatan. IPE merupakan tahapanbagi professional
kesehatan untuk siap bekerja dalam tim dan melakukan kolaborasi dengan efektif untuk
memecahkan masalah kesehatan pasien atau masyarakat.

Kompetensi IPE memiliki prinsip untuk berfokus kepada klien, pasien, dan masyarakat,
kemudian memperhatikan proses bukan hanya pencapaian kompetensi, dapat
5

diaplikasikan pada semua profesi, merupakan kompetensi belajar sepanjang hayat,


menstimulasi belajar aktif, dan berdasarkan prinsip pembelajaran orang dewasa. Dengan
melakukan aktivitas bersama untuk menyelesaikan suatu masalah yang dapat dilihat dari
berbagai macam perspektif profesi, akan meningkatkan kesadaran diri tentang
keterbatasan profesi, meningkatkan pemahaman arti pentingnya kerja tim profesi dan
pada akhirnya memunculkan perasaan penghargaan antar anggota tim kesehatan.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan hasil survey mawas diri di posyandu RW 28, Melong Tengah didapatkan
beberapa keterampilan dasar kader yang perlu ditingkatkan, diantaranya melakukan
deteksi dini usia dewasa dan lansia (diabetes melitus), dan melakukan penyuluhan ASI
Ekslusif dan MP ASI. Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) tahun 2024 merupakan
rangkaian pratik penguatan peran kader kesehatan posyandu dalam rangka mendukung
transformasi layanan primer Kota Cimahi melalui pendekatan IPE/IPC di RW 28 Kelurahan
Melong Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT) dengan
menggunakan pendekatan Interprofessional Education (IPE) dan Interprofessional
Collaboration (IPC) dalam penguatan peran kader Kesehatan posyandu purnama untuk
mendukung transformasi layanan primer Kota Cimahi.

2. Tujuan Khusus
1) Melaksanakan sosialisasi internal dan eksternal untuk memulai pelaksanaan PKN
Terpadu
2) Melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) untuk mengetahui keterampilan kader
posyandu yang perlu ditingkatkan
3) Melaksanakan musyawarah Kesehatan/lokakarya mini (lokmin) bersama kader
posyandu untuk menentukan prioritas masalah
6

4) Melaksanakan pembuatan media untuk pelatihan kader dalam rangka melakukan


deteksi dini usia dewasa dan lansia (diabetes melitus), dan melakukan penyuluhan ASI
Ekslusif dan MP ASI
5) Melaksanakan implementasi penguatan kompetensi kader posyandu
6) Mengetahui evaluasi hasil dan tindak lanjut kegiatan PKNT

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
digunakan sebagai bahan acuan untuk salah satu sumber bacaan pengembangan ilmu
mengenai Laporan Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT).

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan setelah mengetahui hasil laporan ini, penulis dapat menambah wawasan
dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang kegiatan PKNT.
b. Bagi Institusi
Pendidikan Diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang berguna bagi
mahasiswa/I Poltekkes Kemenkes Bandung mengenai Laporan Praktek Kerja Nyata
Terpadu (PKNT).
c. Bagi Penulis lain
Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulis lainnya
yang memerlukan informasi terutama berhubungan dengan kegiatan PKNT
7

BAB II
TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 28,
KELURAHAN MELONG TENGAH, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI
A. Gambaran Wilayah RW.28, Kelurahan Melong Tengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota
Cimahi
1. Data Wilayah

Kota cimahi saat ini menjadi salah satu kota dengan perkembangan
Pembangunan dan sumber daya manusia yang sangat pesat, kota cimahi juga masuk
kedalam wilayah metropolitan bandung tersebut, Peta di atas menunjukkan batas wilayah
administrasi Kota Cimahi, disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Parongpong;
Cisarua dan Ngamprah – Kabupaten Bandung Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cicendo dan Andir - Kota Bandung. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Margaasih - Kabupaten Bandung dan Kecamatan
Bandung Kulon - Kota bandung. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Padalarang dan Batujajar-Kabupaten Bandung Barat.
Kota cimahi terletak diantara 1070 30’30” – 1070 34’30” BT dan 60 50’00’ – 60 56’00”
lintang Selatan, kota cimahi terletak pada dataran ketinggian antara 700m- 735 mdpl yang
8

memiliki luasnya 40,37 km2, yang memiliki jumlah penduduk mencapai 571 ribu jiwa. Kota
cimahi memiliki 3 kecamatan yang terdiri dari 15 kelurahan yaitu : cimahi Selatan terdiri
dari 5 kelurahan kecamatan cimahi Selatan sebagai kecamatan terluas (41,96%),
kecamatan utara terdiri 5 kelurahan yang luasnya memiliki (32,99%), kecamatan Tengah
terdiri dari 6 kelurahan, kecamatan Tengah menjadi kecamatan terkecil yang memiliki
luasnya (25,05%) dari keseluruhan wilayah kota cimahi memiliki jarak 1km ke ibu kota
cimahi, dan memiliki jumlah rukun kampung/ warga sebnyak 312 RW dan rukun tetangga
1.728 RT.

2. Data Geografi
Secara geografis wilayah ini merupakan Lembah cekungahan yang melandai ke arah
Selatan, dengan ketinggian dibagian bawah utara ± 1,040 mdpl,yang merupakan lereng
gunung burangrang dan gunung tangkuban perahu serta ketinggian di bagian Selatan
sekitar ± 685 mdpl (kelurahan melong kecamatan cimahi Selatan) yang mengarah ke
Sungai citarum. Sungai yang dilalui kota cimahi adalah Sungai cimahi dengan anak
sungainya ada lima yaitu kali cibodas, ciputri, cimindi, cibeureum, dan kali cisangkan,
sementara itu mata air yang terdapat dikota cimaho adalah mata air cikuda dan mata air
cisintok.
Kota Cimahi dan sekitarnya memiliki iklim tropis, ditandai dengan adanya musim kemarau
selama bulan Juni-September serta musim penghujan pada bulan Oktober-Mei.
Sedangkan rata-rata curah hujan tahunan pada setiap wilayah bervariasi tergantung dari
ketinggian permukaan tanah, dimana pada elevasi +700-850 m curah hujan mencapai
antara 1700-3000 mm/tahun sedangkan pada elevasi >850 m curah hujan mencapai
3000-4000 mm/tahun. Kelembaban udara relatif konstan dengan variasi kecil. Pada
daratan Bandung dan Cimahi kelembaban udara minimum sebesar 73% pada bulan
September, dan maksimum 83% pada bulan April. Rata-rata temperatur udara berkisar
22,7°C – 23,2°C. Temperatur udara cenderung turun sejalan dengan kenaikan elevasi,
besarnya penurunan temperatur sekitar 0,6°C setiap kenaikan elevasi 100 m.

3. Data Demografi
Berdasarkan Data kependudukan Kota Cimahi, jumlah penduduk tahun 2019 adalah
548.373 jiwa. Penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 276.275 jiwa (50,38 persen)
lebih banyak dari perempuan sebesar 272.098 jiwa (49,62 persen). Sex Ratio Kota Cimahi
pada tahun 2019 adalah 101,5 yang berarti untuk setiap 100 perempuan terdapat sekitar
9

101 lakilaki. Laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi rata-rata per tahun sebesar 1,12
persen, di bawah angka pertumbuhan penduduk provinsi yang sebesar 1,34 persen.

Kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kecamatan berdasarkan sensus
dan Kota penduduk jiwa
Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Laki-laki dan

Perempuan Perempuan
2020 2020 2020 2021

Cimahi 121 636 119 354 240 990


Selatan
Cimahi 81 570 80 188 161 758
Tengah
Cimahi 54 989 82 033 165 652
Utara
Kota 286 825 281 575 568 400 571 632
Cimahi
10

Kota cimahi dinobatkan sebagai daerah yang memiliki kepadatan tertinggi diindonesia
yaitu mencapai 15.643 jiwa /kilometer. Data tersebut berdasarkan rilis badan pusat
statistic (BPS) jawa barat dalam angka 2020’. Sebagai bagian dari aglomerasi Bandung
Raya, Kota Cimahi memiliki memiliki luas relatif paling kecil, yakni 4.103,73 hektare
dengan penggunaan lahan mayoritas dipakai untuk permukiman mencapai 1.609 hektare
(39,21 persen), lahan militer 375 hektare (9,14 persen), industri 700 hektare (17,06
persen), persawahan 326 hektare (7,94 persen), dan sisanya terdiri dari tegalan, kebun
campuran, pusat perdagangan, dan lainlain (Data BPS Kota Cimahi 2020).
Meski memiliki luas wilayah yang paling kecil dibanding daerah Bandung Raya lainnya,
jumlah penduduk Kota Cimahi terus tumbuh setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2018
jumlah penduduk Kota Cimahi mencapai 607.811 jiwa, dan setahun kemudian, 2019,
penduduk Kota Cimahi mencapai 614.304 jiwa. Terkecuali pada tahun 2020 jumlah
penduduk Kota Cimahi mengalami penurunan pada angka 568.400 jiwa. Namun
penurunan tersebut tidak berlangsung lama, karena di tahun berikutnya, 2021, Kota
Cimahi kembali mengalami kenaikan jumlah penduduk hingga mencapai 571.632 jiwa.

B. Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di RW.28, Kelurahan Melong Tengah,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi
1. Sosialisasi
a. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada
11

upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan
pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik
(Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus
intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai
variable antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya
penguatan kader posyandu diperlukan adanya pengenalan antara petugas kesehatan
(dalam hal ini mahasiswa peserta PKNT) dengan pengelola wilayah setempat sehingga
terjadi interaksi yang saling menguntungkan, kegiatan yang dimaksud dikenal juga
dengan sosialisasi
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi:
1) Mahasiswa mengenal pengelola wilayah: Ketua RW, para Ketua RT, seluruh kader,
dan tokoh masyarakat termasuk tokoh agama serta tokoh pemuda.
2) Mahasiswa mengenal masalah kesehatan terkait pengelolaan Posyandu yang
dirasakan oleh masyarakat di wilayah tersebut.
3) Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang melakukan PKN Terpadu di wilayah
tersebut.
4) Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan PKN Terpadu terkait dengan
peningkatan kompetensi kader posyandu/kesehatan.
c. Waktu
Sosialisasi Tingkat RW dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2024
d. Tempat
Tempat sosialisasi dilaksanakan di Rumah Ketua RW 28, Kelurahan Melong
e. Peserta
Peserta dalam sosialisasi ini adalah :
1) Anggota kelompok 123 PKNT 2023
2) Ketua RW
12

3) Ketua PKK
f. Langkah Persiapan Tujuan
1) Persiapan
a. Memahami pre planning sosialisasi
b. Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan sosialisasi
terkait dengan tempat dan waktu sosialisasi
c. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi
d. Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
2) Pelaksanaan
a. Kegiatan diawali dengan pembukaan
b. Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
c. Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan penguatan kader
posyandu
d. Berdialog dengan pengelola wilayah/kader terkait masalah kader posyandu
e. Kegiatan penutup
g. Metode
Metode yang dipakai pada kegiatan sosialisasi adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.
h. Media
Media yang digunakan pada kegiatan sosialisasi adalah pedoman PKN Terpadu.
i. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning dipahami dengan baik
b. Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
c. Undangan telah tersedia dan terdistribusi
d. Format daftar hadir kegiatan telah tersedia
2) Evaluasi Proses
a. Tempat dan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan rencana
b. Rangkaian kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar
3) Evaluasi Hasil
a. Peserta yang diundang 80% hadir
b. Mahasiswa mengenal pengelola wilayah dan sebaliknya
c. Mahasiswa mengenal masalah kader kesehatan (posyandu) yang dirasakan oleh
masyarakat
13

d. Masyarakat memahami program PKN Terpadu yang akan dilaksanakan oleh


mahasiswa dengan dukungan yang penuh.

2. Survey Mawas Diri (SMD)


1. Latar belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada
upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan
pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik
(Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus
intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai
variable antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di masyarakat secara
langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena itu
untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan
pembangunan keluarga sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan
survey mawas diri (SMD) melalui pengumpulan data, pengolahan, analisa sampai
merumuskan masalah kesehatannya, khususnya terkait dengan kebutuhan penguatan
kader terkait kompetensi kader.

2. Tujuan
Setelah kegiatan SMD:
• Diketahui tingkat keluarga sehat di wilayah yang dibina
• Diketahui masalah kesehatan yang ada di wilayah yang dibina tekait dengan
kebutuhan kebutuhan penguatan kader terkait kompetensi kader

3. Waktu
14

• SMD dilaksanakan pada: Tanggal 12 Januari 2024, secara online melalui


google formulir.
• Kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, analisa data dan perumusan
masalah dari kebutuhan penguatan kompetensi kader posyandu.

4. Tempat
Tempat SMD disepakati dengan Ketua RW 28 dan Kader Posyandu Permata Hati 28 di
Gedung Serbagunan RW 28.

5. Peserta
Peserta dalam SMD ini adalah:
• Seluruh Kader Posyandu Permata Hati 28 yang berjumlah 20 kader
• Seluruh mahasiswa kelompok 123

6. Kegiatan
a. Pengumpulan Data Pengumpulan data tentang kebutuhan kader akan kompetensi
yang perlu ditingkatkan (form survey mawas diri)
b. Analisa data dan Perumusan Masalah
• Setiap kelompok melakukan pengumpulan data kebutuhan kompetensi kader
• Setiap kelompok melakukan analisa dari data yang telah diolah dengan
menggunakan form analisa data. Setiap kelompok mencocokkan data
kebutuhan dari kader dan dari puskesmas, analisis hasil tersebut
• Setiap kelompok merumuskan masalah terkait kebutuhan penguatan
kompetensi kader.

7. Langkah Pencapaian Tujuan


• Persiapan
• Memahami pre planning SMD
• Menyiapkan strategi pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah
• Pelaksanaan
• Tahap pengumpulan data
Melakukan wawancara atau studi dokumentasi terkait kebutuhan
kebutuhan kader akan kompetensi yang perlu ditingkatkan.
15

• Tahap analisa dan perumusan masalah Kesehatan


Melakukan pengelompokan data dan analisis data menggunakan form analisis
data.
Menentukan prioritas topik dengan menggunakan penghitungan skala
prioritas.
Mendiskusikan hasil temuan kepada dosen pembimbing

8. Metode
Metode yang digunakan: pengisian secara online dan dimonitor melalui WhatsApp group.

9. Media
Media yang digunakan: Pedoman PKNT, Instumen Pengkajian (Google Formulir), Form
Analisa Data, dan Form Skala Prioritas

10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
• Pre planning SMD dipahami dengan baik
• Strategi pengumpulan, analisa data dan perumusan masalah telah disiapkan.
b. Evaluasi Proses
• Tahap pengumpulan, analisa data terlaksana dengan baik
• Tahap analisa dan perumusan masalah terlaksana dengan baik
c. Evaluasi Hasil
• Peserta PKN Terpadu 100% terlibat dalam pengumpulan dan analisa data
• Diketahui masalah yang ada terkait kompetensi kader di wilayah yang didata.

11. Identifikasi Masalah


Mahasiswa melakukan identifikasi masalah dengan menggali dan mencari
informasi terkait keterampilan yang perlu kader perkuat kepada kader, puskesmas dan
pihak kelurahan dengan metode survey dan wawancara secara langsung. Selain itu,
mahasiswa juga melakukan pencarian data rekomendasi dari Puskesmas untuk
kebutuhan penguatan keterampilan kader menurut Puskesmas Melong Tengah.

Instrumen Survey Mawas Diri


16

Penilaian Mandiri Tingkat Keterampilan

Keterampilan Kader Sangat Cukup Baik


Kurang Baik
Kurang (3) Sekali
(2) (4)
(1) (5)

Keterampilan Pengelolaan Posyandu

Menjelaskan paket layanan posyandu untuk seluruh 2 11 7


siklus hidup

Melakukan pencatatan dan pelaporan 2 10 8

Melakukan kunjungan rumah 5 10 5

Melakukan komunikasi efektif 3 9 8

Keterampilan Bayi dan Balita

Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian balita 1 11 8

Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya 5 11 3 1


Protein Hewani sesuai umur

Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi 9 9 2


badan dan lingkar kepala, lengan atas

Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan 13 6 1


normal, kurang dan tindak

lanjutnya

Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan 2 10 6 2


obat cacing sesuai umur

Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan PD3I 4 13 2 1


(Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela, Diare)

Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita 6 8 5 1

Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui


17

Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian ibu hamil, 4 10 5 1


nifas

Melakukan penyuluhan Isi Piringku Ibu Hamil dan Ibu 4 12 4


menyusui

Menjelaskan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas 3 11 6

Menjelaskan bahwa ibu hamil perlu memantau berat 3 9 8


badan, lingkar lengan dan tekanan darah dengan kurva
Buku KIA

Menjelaskan anjuran minum TTD setiap hari selama 6 9 5


hamil

Menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil, ibu 6 7 7


nifas

Keterampilan Usia Sekolah & Remaja

Melakukan penyuluhan isi piringku dan aktivitas fisik 6 11 3

Menjelaskan program pencegahan anemia (TTD dan 7 10 3


skrining Hb remaja putri)

Melakukan penyuluhan bahaya merokok dan NAPZA, 5 10 5


dan kehamilan remaja

Keterampilan Usia Dewasa & Lansia

Melakukan penyuluhan Germas (isi piringku, aktivitas 6 12 2


fisik dan cek kesehatan)

Menjelaskan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi, 6 11 3


diabetes, stroke, kanker, PPOK, TBC, diare, kesehatan
jiwa, Geriatri)

Melakukan deteksi dini usia dewasa dan lansia dengan 1 5 9 5


pengukuran lingkar perut, tekanan darah (obesitas,
hipertensi)
18

Melakukan deteksi dini usia dewasa dan lansia dengan 1 9 6 4


kuesioner (PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri dan
diabetes)

Melakukan penyuluhan keluarga berencana 1 5 8 6

3. Musyawarah Kesehatan/Lokakarya Mini


2. (Stadium General, SGD, FGD)
a. Berikut ringkasan materi yang didapatkan dari kegiatan Stadium General 1 :
• KOLABORASI INTEPROFESIONAL : KOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN
PASIEN
Kolaborasi memiliki pemain kunci yaitu dokter yang berperan untuk
memberikan keahlian medis, diagnosis dan rencana pengobatan serta perawat
yang berperan untuk menawarkan perawatan, pemantauan, dan advokasi pasien
secara langsung, yang berfungsi untuk penghubung penting antar pasien.
Pengenalan metode pembelajaran kolaboratif di kalangan kader kesehatan dan
tenaga kesehatan lainnya. Integrasi beragam disiplin ilmu kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kerja tim. Penekanan pada
komunikasi, saling menghormati, dan pengambilan keputusan bersama di antara
para profesional.
Hasil yang diharapkan yaitu dapat memperkuat kemampuan kader
kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan primer secara efektif. Dengan
strategi meningkatkan komunikasi diharapkan hal tersebut dapat terjadi. Strategi
dalam meningkatkan komunikasi adalah dengan Pertemuan interdisipliner rutin
untuk mendorong dialog terbuka dan pemahaman. Pemanfaatan komunikasi
standar alat dan protokol di seluruh tim layanan kesehatan. Pelatihan dan
lokakarya untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan mendorong
pendengaran aktif di kalangan professional.
Peran teknologi dalam memfasilitasi IPC yaitu dapat menekankan peran
penting teknologi dalam menghubungkan para professional kesehatan dalam
pemberian perawatan kolaboratit, menyoroti fungsi dalam memperlancar
komunikasi, berbagi informasi, dan mengkoordinasi rencana perawtan diantara
tim yang berbeda – beda, dapat membangun efektifitas kerja tim, dan dapat
merangkul pasien dengan pendekatan terpusat.
19

• PENDIDIKAN ANTAR PROFESI (INTERPROFESSIONAL EDUCATION/IPE


DALAM PELAYANAN PRIMER DI PUSKESAMAS)
Pendidikan antar profesi (IPE) merupakan tahapan bagi profesional
kesehatan untuk siap bekerja dalam TIM dan melakukan kolaborasi dengan efektif
untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat yang proses pendidikannya
melibatkan dua jenis atau lebih profesi. Puskesmas atau Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Prinsip dari IPE yaitu IPE adalah bagian integral dari semua tenaga Kesehatan,
ada kebijakan untuk pelaksanaan IPE, komitmen kuat dari selruh civitas,
melibatkan lahan praktek, keterlibatan tim dari awal sampai evaluasi, harus dimulai
dengan metode sederhana kemudian kompleks, dan mempertimbangkan standar
Pendidikan profesi.
IPC memiliki beberapa kompetensi yaitu Merujuk pada peran dan
kewenangan dan lingkup praktik masing-masing profesi di tatanan pelayanan
primer di puskesmas dan diatur dalam Undang-Undang yang berlaku pada profesi
itu sendiri dan kompetensi ini merupakan kompetensi spesifik pada profesi
tersebut. Nilai dan etik dalam kolaborasi yang sangat dibutuhkan yaitu saling
menghargai dan berbagi antar profesi, peran dan tanggungjawab setiap profesi
harus menggunakan pengetahuan sesuai kompetensi, komunikasi antar profesi
adalah kunci yang sangat penting agar dapat telaksananya komunikasi dengan
klien dan profesi, dan Teamwork atau kerjasama tim ini bermanfaat untuk
membangun nilai dan dinamika kelompok.
Nilai – nilai dalam penerapan IPE yaitu komitmen, kerjasama,
tanggungjawab, saling menghargai, dan berpikir positif. Faktor yang
mempengaruhi IPE yaitu terdapat faktor pendukung yang terdiri dari komitmen
yang jelas, kesiapan dari mahasiswa, adanya role model, dan tuntutan pelayanan
berkualitas. Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat IPE yaitu ego
profesi, kultur Kerjasama yang kurang, resistensi terhadap perubahan, perbedaan
visi dan tujuan masing – masing, kurikulum yang kaku, dan beban kerja dosen
yang tinggi.
• GAMBARAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
20

Program prioritas PTM yaitu Subdirektorat penyakit paru kronik dan


gangguan imunologi (Ppok, osteoporosis, asma bronkial, ginjal kronis, thalaseia,
parkinson), penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi, peny jantung
koroner, stroke, hipertensi pada kehamilan), penyakit kanker dan kelainan darah
(kanker leher rahim, kanker payudara, kanker), penyakit DM dan gangguan
metabolik (DM tipe 2, obesitas, thyroif), gangguan indera dan fungsional
(gangguan penglihatan dan kebutaan, gangguan disabilitas, ketulian).
Kesehatan jiwa memiliki beberapa permasalahan diantaranya stigama
negatif terhadap ODGJ, kurangnya kooridnasi dalam pelaksanaan penanganan
ODGJ, dan kekambuhan serta peningkatan kasus ODGJ yang meningkat. Hal ini
yang menyebabkan pembentukan tim pelaksanaan Kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM). Ada 5 strategi dalam penanganan kesehatan jiwa yaitu peningkatan
kompetensi deteksi dini kesehatan jiwa dan napza oleh kader kesehatan dan
masyarakat terlatih (PKM, RS, Klinik, guru, siswa, dll), peningkatan kompentensi
(dokter umum) + perawat di FKTP dalam pelayanan keswa melalui pendampingan
kesehatan jiwa oleh psikiater di 43 puskesmas, pemenuhan dan pemanfaatan
obat-obatan jiwa di 43 puskesmas, stop pasung dengan mengaktifkan TPKJM dan
meningkatkan penanganan pendampingan ODGJ berat oleh tirexs (tim reaksi
kesehatan) jiwa, dan pendekatan psikologis keluarga pasien jiwa oleh psikolog
klinis dan berintegrasi dengan rw siaga, dan kader pmo jiwa.
Berikut ringkasan materi yang didapatkan dari kegiatan Stadium General 2 :
• Pelayanan Dasar Puskesmas dan Sistem Rujukan
Puskesmas adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan Puskesmas –
HK.01.070/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer. Kemenkes telah menetapkan 3 fokus integrasi pelayanan
Kesehatan primer yaitu siklus hidup sebagai focus integrasi pelayanan kesehatan
sekaligus sebagai focus penguatan promosi dan pencegahan, mendekatkan
layanan Kesehatan melalui jejaring hingga Tingkat desa dan dusun, termasuk
untuk memperkuat promosi dan pencegahan serta resilensi terhadap pandemi,
dan memperkuat pemantauan wilayah setempat (PWS) melalui digitalisasi dan
21

pemantauan dengan dashboard situasi Kesehatan per desa, serta kunjungan


keluarga.

Salah satu penguatan pentinng dalam transformasi pelayanan Kesehatan


primer adalah penguatan struktur menjangkau Masyarakat dengan kondisi yang
diharapkan adalah puskesmas, pustu, posyandu, lalu masyarakat. Sistem rujukan
berjenjang terdiri dari 3 bagian yaitu (tingkat pertama) pelayanan kesehatan dasar
oleh faskes tingkat pertama, (tingkat kedua) pelayanan kesehatan spesialistik,
(tingkat ketiga) pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter sub.

Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan anatar pelayanan


Kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
Kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. Rujukan vertikal
adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan Kesehatan yang berbeda tingkatan,
dapat dilakukan dari Tingkat pelayanan yang lebih rendah ke Tingkat pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya.

• Peran Tenaga Kesehatan


Akses kelayanan perawatan primer MOH bersifat langsung, sedangkan
akses kelayanan spesialis di pusat perawatan primer atau rumah sakit harus
melalui rujukan untuk memastikan penggunaan sumber daya langka yang tepat.
Di Malaysia sektor publik, perawatan primer disediakan terutama oleh
Departemen Kesehatan (MOH) di bawah sistem dua tingkat. Klinik pedesaan yang
diawali oleh satu atau dua perawat komunitas dan Klinik Kesehatan (atau disebut
Poliklinik Komunitas untuk klinik yang lebih baru) dan Klinik Kesehatan Anak Ibu
di kota – kota pedesaan yang lebih besar dan di daerah perkotaan,
menyediakanberbagailayanan yang komprehensif.
Tingkat Pencegahan terdapat beberapa cara yaitu (pencegahan primer)
Sebelum terjadi, Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan & perlindungan
kesehatan, (pencegahan tersier) Menghambat atau memblokir perkembangan
kecacatan, kondisi atau penyakit agar tidak berkembang dan membutuhkan
perawatan yang berlebihan, (pencegahan sekunder) Kegiatan skrining & deteksi
kesehatan yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit. Untuk memblokir
perkembangan penyakit atau mencegah cedera berkembang menjad igangguan
atau cacat, dan (pencegahan primordial).
22

b. Small Group Discussion 1 (SGD 1)


a) Latar Belakang
Small Group Discussion (SGD) dilaksanakan untuk menindaklanjuti dari kegiatan
pengumpulan data Survei Mawas Diri (SMD). Data yang diperoleh kemudian akan
dianalisis untuk menemukan masalah yang ada pada Posyandu Permata Hati RW 28
Kelurahan Melong Tengah yang selanjutnya akan dibuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang ada.
Dilakukan pertemuan dengan dosen pembimbing untuk melaporkan hasil temuan
atau masalah kompetensi yang ada atau perencanaan yang didapatkan dari hasil
pengkajian atau pengumpulan data.
b) Tujuan
1) Dosen pembimbing dapat mengetahui masalah yang ada di Posyandu Permata
Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah.
2) Dosen pembimbing dapat mengetahui prioritas masalah yang ada di Posyandu
Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah.
3) Menyusun rencana kegiatan (POA) sebagai media pemecahan masalah yang ada
di Posyandu Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah.
c) Sasaran
Dosen pembimbing
d) Waktu pelaksanaan
Hari, tanggal : Jumat, 12 Januari 2024
Waktu : 13.00 – selesai
Tempat : Kampus Jurusan TLM
e) Penutup
Pada pelaksanaan kegiatan SGD ini dihadiri oleh dosen pembimbing dan mahasiswa
kelompok 123. Dosen pembimbing mengetahui masalah yang ada yang akan
diprioritaskan pada Posyandu Permata Hati yang kemudian dilanjutkan dengan
mendiskusikan pembuatan Plan of Action (POA) untuk diimplementasikan di
Posyandu Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah
23

f) Dokumentasi

b. Focus Group Discussion (FGD)


a) Latar Belakang
Melaksanakan pendalaman dalam pembuatan Plan of Action (POA) dari masalah
yang ada di Posyandu Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah.
b) Tujuan
1) Menyusun rencana kegiatan (POA) pemecahan masalah yang ada di Posyandu
Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah.
c) Sasaran
Kader Posyandu Permata Hati RW 28 Kelurahan Melong Tengah
d) Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Sabtu, 13 Januari 2024
Waktu : 13.00 – selesai
Tempat : Google Meet
e) Penutup
Penajaman pembuatan POA yang akan diimpelementasikan pada Posyandu Permata
Hati.
24

f) Dokumentasi

c. Small Group Discussion 2 (SGD 2)


a) Latar Belakang
Sebagai tindak lanjut kegiatan pengumpulan data dan perencanaan
pemecahan masalah yang ada pada Posyandu Permata Hati RW 28 Kelurahan
Melong Tengah, mahasiswa melaksanakan pertemuan dengan dosen pembimbing
untuk melakukan role play dan dilanjutkan melakukan pertemuan Musyawarah
Masyarakat Rukun Warga (MMRW).
b) Tujuan
Kader Posyandu Permata Hati mengetahui masalah kompetensi yang ada dan
rencana-rencana yang akan dilakukan untuk pemecahkan masalah.
c) Sasaran
1) Mahasiswa Kelompok 123 PKNT
2) Dosen Pembimbing
3) Ketua RW
4) Ketua Kader Posyandu Permata Hati
d) Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Rabu, 17 Januari 2024 dan Kamis, 18 Januari 2024
Waktu : 19.00 – selesai dan 09.30 – selesai
25

Tempat : Google Meet dan Rumah Ketua Kader Posyandu Permata Hati
e) Penutup
Setelah dilaksanakan kegiatan role play dan MMRW yang dihadiri dosen
pembimbing dan ketua kader Posyandu Permata Hati dapat mengetahui prioritas
masalah kompetensi kader yang ada yang perlu ditingkatkan melalui perencanaan
pemecahan masalah yang telah direncanakan oleh mahasiswa kelompok 123
PKNT.
f) Dokumentasi

4. Pembuatan Media
a. Latar belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan
upayameningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan Kesehatan
lebih ditekankan pada upaya promotof dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat
26

diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.


Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih
baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan
sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan
dianggap sebagaivariable antara (mediating variable) bagi implementasi program
Kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di masyarakat secara
langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena
itu untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan
pembangunan keluarga sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan
kegiatan survey mawas diri (SMD) melalui pengumpulan data, pengolahan,
analisa sampai merumuskan masalah kesehatannya.Seiring dengan upaya
pembangunan kesehatan yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui pelayanan di Posyandu, maka telah dicanangkan Posyandu sampai pada
Posyandu Mandiri. Upaya mewujudkan Posyandu Mandiri merupakan intervensi
berbasis tim di layanan kesehatan primer, dengan prioritas pada Kesehatan ibu,
Bayi, Balita, Ibu Hamil dan Menyusui, PUS dan WUS.Di wilayah Kota Cimahi
sendiri telah terdapat Posyandu di setiap RW yang dikelola oleh Kader. Kader pada
dasarnya merupakan tenaga yang bersumber dari masyarakat di wilayahnya yang
dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan di wilayahnya, termasuk
pengembangan Posyandu Purnama ke Posyandu Mandiri. Berdasarkan hal
tersebut, maka supaya kader memiliki kemampuan dalam mewujudkan Posyandu
Mandiri diperlukan pelatihan atau penyegaran.
b. Tujuan

Setelah dilakukan penyegaran, Kader dapat :

1) Menjelaskan kebijakan puskesmas terkait pengembangan Posyandu


2) Mandiri di Kelurahan Melong
3) Menjelaskan Peran dan fungsi Kader Posyandu RW 28
4) Menjelaskan arti, tujuan, dan manfaat Pos Pelayanan Terpadu Mandiri
5) Menjelsakan Indikator Posyandu Mandiri
6) Menguraikan Langkah-langkah pengembangan Posyandu Mandiri
c. Waktu
Penyegaran Kader dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2024
d. Tempat
Tempat penyegaran kader dilaksanakan di GOR Serbaguna RW 28
27

e. Peserta dan pemateri


1) Peserta
Peserta penyegaran : Kader Posyandu RW 28 dari Kelurahan Melong
2) Pemateri

Dosen Pembimbing : dra. Iryanti, S.Kp., M.Kes.

Mahasiswa PKNT : Kelompok 128

3) Kepanitiaan

a) Penanggung Jawab : Allam Fiqri F

b) Ketua : Allam Fiqri F

c) Sekretaris : Windy Meilani

d) Humas : Annisa Nursadiyyah

e) Seksi Acara : Alia Fira Anindita

f) Seksi Perlengkapan : Amalia Nur Ramadhan & Siti Nurlela

g) Seksi Konsumsi : Allam Fiqri F

h) Seksi Dokumentasi : Siti Syarah Rahmawati

f. Langkah pencapaian tujuan


1) Persiapan
a) Memahami pre planning termasuk jadwal pelatihan
b) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Tim untuk materi dan
c) pematerinya
d) Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa / Ketua RW untuk
e) menentukan peserta pelatihan
f) Menyiapkan modul pelatihan
g) Menyiapkan soal pre test dan post test
h) Menyiapkan tempat berikut perizinannya
i) Menyiapkan konsumsi
2) Pelaksanaan

a) Pembukaan

b) Sambutan-sambutan

• Ketua Pelaksana
• Dosen Pembimbing
28

• Ketua RW
• Ketua PKK
3) Pre tes oleh panitia
4) Masukan materi
5) Simulasi Pelayanan PosYandu sistem 5 meja
6) Tanya jawab dipandu oleh seksi acara
7) Post test oleh panitia
8) Penutupan

Susunan Acara Penyegaran Kader Posyandu RW 28 Kelurahan Melong – Kelompok


123

Waktu Durasi Kegiatan Pemateri PJ

06.30 – 60’ Briefing Panitia Ketua Kelompok 123

07.30
07.30 – 60’ Registrasi peserta Kelompok 123

08.30
08.30 – 20’ • Pembukaan Kelompok 123

08.50 • Sambutan-sambutan
• Ketua pelaksana Ketua pelaksana

• Kepala desa Dosen

• Dosen Pembimbing Pembimbing


Ketua RW
• Ketua RW
Ketua PKK
• Ketua PKK

08.50 – 15’ Pre test Kelompok 123

09.15
09.15 – 30’ • Kebijakan puskesmas tentang Kader Kelompok 123

09.45 Pengembangan Posyandu


Mandiri (20’)

• Tanya jawab (10’)


09.45 – 30’ • Peran dan fungsi Kader dalam Pembimbing Kelompok 123

10.15 pelayanan posyandu(20’) Kelompok 123


• Tanya jawab (10’)
29

10.15 – 30’ Posyandu Mandiri Kelompok 123 Kelompok 123

10.45 • Pengelolaan posyandu mandiri

(pengertian, tujuan, manfaat)

• Indikator posyandu mandiri

• Langkah-langkah

pengembangan posyandu
mandiri
10.45 – 15’ Ice breaking Kelompok 123 Kelompok 123

11.00
11.00 – 60’ • Penjelasan teknis role play dan Kelompok 123 Kelompok 123

12.00 pembagian kelompok (10’)


• Simulasi pelaksanaan posyandu
mandiri sistem 5 meja:
1. Pendaftaran (10’)

2. Pengukuran antropometri

(10’)

3. Pencatatan (Pengisian Soal

Kasus KMS) (10’)

4. Penyuluhan gizi (10’)

5. Pelayanan kesehatan (10’)


12.00 – 15’ Post test Kelompok 123

12.15

12.15 – 15’ Penutupan Kelompok 123

12.30

12.30 – 10’ Dokumentasi Kelompok 123

12.40

g. Metode
Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Simulasi
30

h. Media
Media Pelatihan : PPT dan alat peraga
i. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning termasuk jadwal penyegaran telah dipelajari
b. Koordinasi dengan kader dan kelompok 123 untuk materi dan pematerinya telah
dilakukan
c. Koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan peserta penyegaran telah
dilakukan
d. Modul penyegaran telah disiapkan

e. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan

f. Konsumsi telah disiapk

2) Evaluasi Proses

a. Kegiatan berjalan lancar

b. Peserta berpartisipasi aktif selama pelatihan

3) Evaluasi Hasil

a. Mahasiswa Kelompok 123 hadir 100%

b. Peserta refreshing kader yang diundang mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
c. Adanya peningkatan pemahaman materi Posyandu Mandiri

j. Soal Pre Post Test dan hasil


• Tentang : Diabetes
1. Apa penyebab penyakit diabetes melitus?
a. makanan yang seimbang
b. obesitas
c. olahraga teratur

2. Dibawah ini yang merupakan penyakit tidak menular adalah


a. Tuberculosis
b. HIV
c. Diabetes Melitus
3. Gejala dari diabetes melitus, kecuali?
a. sering buang air kecil
b. cepat lapar dan haus
c. merasa pusing
31

4. Pencegahan DM dengan "CERDIK" yang dimaksud huruf "D" pada kalimat


"CERDIK" dalam pencegahan diabetes melitus adalah?
a. Rajin aktivitas fisik
b. Rajin minum obat
c. Rajin cek kesehatan
5. Pemenuhan karbohidrat berdasarkan isi piringku adalah sebanyak
a. 2/3 bagian dari 1/2 piring
b. b 4/3 bagian dari 1/2 piring
c. 5/3 bagian dari 1/2 piring

• Tentang : ASI Ekslusif


1. Kapan waktu pemberian ASI Eksklusif
a. 0-8 bulan
b. 0-6 bulan
c. 0-3 bulan
2. Apa manfaat dilakukan bresscare?
a. Dapat melancarkan aliran ASI
b. Mempersulit aliran darah
c. Payudara menjadi infeksi
3. Makanan pendamping ASI yang baik bagi bayi usia dibawah satu tahun adalah
a. mengandung garam dan gula
b. terdapat campuran madu
c. tidak mengandung campuran susu sapi segar
4. Apa yang terjadi jika pemberian MP-ASI terlalu cepat?
a. pertumbuhan bayi menjadi cepat
b. diare
c. meningkatkan nafsu makan bayi
5. Syarat pemberian MPASI diantaranya yaitu, kecuali?
a. tepat waktu
b. Aman
c. Rasanya enak

Jawaban Pre Post Test


B 32
C

Hasil/Score jawaban Pre Test – Posyandu RW 28 Kelurahan Melong

No. Nama Nilai Pre Tes

1 ARNAWATI 50 / 100

2 Evi Damayanti 90 / 100

3 nurhayati karyani 90 / 100

4 UUN DAHLIA 40 / 100

5 NENDEN 80 / 100
ROSNANI
6 Murtina 60 / 100

7 Miki hodijah 80 / 100

8 Dini 70 / 100
Sulastriningrum
9 Irni Surtini 100 / 100

10 Tin kustieni 50 / 100

11 Aisyah 80 / 100

12 Dewi rubby 80 / 100

13 iin rohaeni 80 / 100

14 Didah Mardiah 80 / 100

15 Zahra herawati 80 / 100


33

16 Zahra herawati 100 / 100

17 Irni Surtini 100 / 100

18 ARNAWATI 80 / 100

Hasil/Score jawaban Pos Test – Posyandu RW 28 Kelurahan Melong

No. Nama Nilai Pre Tes

1 Aisyah 100 / 100

2 nurhayati karyani 100 / 100

3 UUN DAHLIA S 90 / 100

4 Tin Kustieni 100 / 100

5 Dewi Rubby 100 / 100

6 Iin rohaeni 100 / 100

7 Didah Mardiah 100 / 100

8 Miki hodijah 90 / 100

9 Evi Damayanti 100 / 100

10 NENDEN ROSNANI 90 / 100

11 Dini Sulastriningrum 90 / 100

5. Implementasi (PKL)
A. Pre Planning

1. Latar Belakang

Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan


segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
34

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang


dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik
(Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus
intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai
variabel antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).

Berbagai upaya kesehatan di layanan primer, khususnya di masyarakat secara


langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena itu untuk
mengetahui kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan pembangunan
keluarga sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan survey mawas diri
(SMD) melalui pengumpulan data, pengolahan, analisis sampai merumuskan masalah
kesehatannya.

Seiring dengan transformasi layanan primer melalui peningkatan fungsi dan layanan
posyandu, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, maka perlu dilakukan
implementasi penguatan kompetensi kader yang merupakan ujung tombak kegiatan di
Posyandu.

Di wilayah Kota Cimahi sendiri telah terdapat posyandu di setiap RW yang dikelola
oleh Kader. Kader pada dasarnya merupakan tenaga yang bersumber dari masyarakat di
wilayahnya yang dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan di wilayahnya,
termasuk dalam program keluarga sehat. Dengan demikian perlu dilakukan implementasi
berupa penguatan kompetensi kader dalam rangka mengembangkan layanan primer di
posyandu.

2. Tujuan

Setelah dilaksanakan berbagai implementasi, sasaran dapat:

1) Menjelaskan berbagai macam kompetensi kader yang harus dimiliki

2) Mempraktikkan kompetensi kader terutama pada Kompetensi ibu dan balita

3. Waktu

Implementasi dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2024

4. Tempat

Tempat penyegaran kader dilaksanakan di Gedung Serbaguna


35

5. Langkah Pencapaian Tujuan

1) Kegiatan Pembuka

(1) Membuka kegiatan dengan salam dan sambutan

(2) Menyesuaikan apersepsi dengan materi/topik yang akan disampaikan

(3) Memberikan pre test untuk mengetahui Tingkat pengetahuan kader

2) Kegiatan Inti

(1) Menyampaikan materi sesuai prioritas penguatan kader.

(2) Membimbing diskusi dan Tanya jawab sesuai materi yang dibahas

(3) Melakukan simulasi atau demonstrasi sesuai materi yang disampaikan

(4) Memberikan post test untuk mengetahui hasil pengetahuan kader setelah diberikan
materi

3) Kegiatan Penutup

(1) Menyimpulkan materi yang dibahas

(2) Menyampaikan salam penutup

6. Metode

Metode yang digunakan : Metode ceramah, interaksi dengan tanya jawab, serta melakukan
diskusi. Selain itu, juga dilakukan simulasi, demonstrasi.

7. Media

Media yang digunakan : Pedoman PKNT, Poster dan Booklet

8. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

a) Pre planning implementasi telah dipahami b) Undangan telah terdistribusi


b) Materi dan media telah disiapkan
c) Pemateri telah menyiapkan diri serta materi yang akan disampaikan
d) Koordinasi dengan Ketua RW dan kader untuk menentukan tempat dan sasaran telah
dilakukan
e) Daftar hadir kegiatan telah tersedia
2) Evaluasi Proses

a) Kegiatan terlaksana dengan lancar


36

b) Sasaran kader yang dibina berpartisipasi aktif mulai dari awal sampai akhir kegiatan

3) Evaluasi

a) 75% peserta yang diundang hadir


b) Mahasiswa mengenal pengelola wilayah dan sebaliknya
c) Adanya pemahaman terhadap materi yang disampaikan c) Melakukan simulasi dan
praktik dengan baik.
d) Masyarakat memahami program PKN Terpadu yang dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan dukungan yang penuh

B. Laporan Kegiatan

1. Persiapan

Dalam persiapan implementasi ini mahasiswa menyiapkan undangan untuk


disampaikan kepada Ketua RW, Ketua PKK, Kader RW 28 Kemudian menyiapkan
materi mengenai ASI Eklusif, MPASI, dan penyakit tidak menular (Diabetes Melitus).
Selanjutnya, melakukan koordinasi dengan ketua rw dan kader untuk menentukan
tempat di mana dilaksanakannya implementasi dan sasaran pembinaan yang baik.

2. Pelaksanaan

Setelah mendapatkan arahan mengenai sasaran pembinaan dan tempat


dilaksanakannya implementasi, maka dilaksanakanlah implementasi sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disepakati.

a. Waktu dan tempat : Kamis, 18 Januari 2024 dimulai pukul 08.00 s.d selesai
bertempat di Gedung serbaguna RW 28
b. Metode: metode yang dipakai dalam kegiatan implementasi ini adalah ceramah
diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan
c. Media: PPT, Video, Poster mengenai Diabetes Melitus dan Booklet ASI Ekslusif dan
MPASI
3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

1) Tujuan

Tujuan Umum :

Setelah diadakannya penyuluhan, diharapkan kompetensi kader dapat meningkat.

Tujuan Khusus :
37

Setelah mengikuti penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus, ASI serta MPASI
diharapkan ibu kader dapat mengetahui tentang :

a. Pengertian Diabetes Melitus


b. Gejala Diabetes Melitus
c. Langkah Pencegahan Diabetes Melitus
d. Pengobatan Diabetes Melitus
e. Pengelolaan Lingkungan untuk mencegah infeksi
f. Manfaat ASI Ekslusif
g. Pemberian ASI dan MPASI yang tepat.
2) Tempat : Gedung Serbaguna RW 28

3) Waktu : Kamis, 18 Januari 2024

4) Sasaran : Kader Posyandu dan Posbindu RW 28

5) Metode : Ceramah,Diskusi dan Tanya jawab

6) Media : PPT, X Banner, Poster dan E-booklet

7) Rencana Pelaksanaan

a. Pengorganisasian

Penyaji :

1. Alia Fira Anindita


2. Amalia Nur Ramadhan
3. Siti Syarah Rahmawati
4. Syalma Regina Riyadi
5. Triantika Indri Lestari
6. Windy Meilani
Moderator :

1. Alia Fira Anindita


2. Annisa Nursadiyyah Aropah
b. Susunan Kegiatan

No Waktu Rincian Pemateri PJ


Kegiatan
1. 07.30-08.00 Briefing Seluruh
Anggota
2. 10.30-10.05 Pembukaan MC
38

3. 10.05-10.10 Pembacaan ayat Amalia


suci Al- Qur’an
4. 10.10-10.25 Sambutan - Ketua Sie Acara
sambutan Kelompok
Dosen Sie Acara
Pembimbing
Ketua RW Sie Acara
5. 10.25-10.35 Pretest Sie Acara
6. 10.35-11.05 Materi ASI & MP- Mahasiswa Pemateri
ASI
7. 11.05-11.10 Ice Breaking Sie Acara
8. 11.10-11.40 Materi DM Mahasiswa Pemateri
9. 11.10-11.50 Post test Sie Acara
10. 11.50-12.05 Pembagian Door Sie Acara
prizes
11. 12.05-12.10 Penutupan MC

4. Media

Media yang digunakan adalah PPT, Video, Poster dan Booklet (Terlampir)

5. Dokumentasi

6. Evaluasi dan Tindak Lanjut


A. Evaluasi
Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT) Kelompok 123 dilaksanakan di
Posyandu/Posbindu Permata Hati RW 28 YARAKelurahan Cimahi, Kecamatan Melong
Tengah, Kota Cimahi pada 08 Januari 2024 sampai 20 Januari 2024. Pelaksanaan
PKNT dilakukan secara daring dan luring, diawali dengan perkuliahan Teori terlebih
dahulu dan sosialisasi bersama Ibu ketua kader dan Ibu Kader Posyandu dan
39

Posbindu mengenai kegiatan PKNT yang akan dilaksanakan serta menggali data-data
yang dibutuhkan seperti beberapa masalah kesehatan dan hambatan hambatan yang
membuat posyandu/posbindu sulit berkembang, hingga diakhiri dengan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan atau implementasi dan penutupan.
Kegiatan dapat berjalan dengan lancar oleh bantuan Kader, Ketua RW serta
Dosen Pembimbing dan Rekan-rekan kelompok 123. Kader Kooperatif walaupun yang
mengikuti kegiatan setengah nya, selama kegiatan berlangsung dari mulai
pengumpulan data hingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang diwujudkan dengan
kegiatan penyuluhan tentang Keterampilan Bayi dan Balita mengenai ASI Eksklusif,
MP-ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur dan Mengenai Penyakit Diabetes Melitus
Kepada Ibu Kader Posyandu/Posbindu.
Perizinan Ketua RW 28, Kelurahan Cimahi Kecamatan Melong Tengah, Kota
Cimahi. Kegiatan perizinan Ketua RW 28 kader diadakan pada hari Selasa, Tanggal
10 Januari 2024 secara luring di Kantor Kelurahan Cimahi, Kecamatan Melong Tengah
dan diikuti Ketua RW 28 di Kelurahan Cimahi, dan dilanjutkan Perizinan Kepada Ibu
Ketua Kader RW 28 Untuk melakukan pengambilan Data Mengenai 5 Kompetensi
Kader.
Pada Tanggal 11 Januari 2023 dilakukan SMD (Survei Mawas Diri) Kader
Posyandu/Posbindu yang mengikuti penyegaran kader berjumlah 9 dari 20 kader.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Pembukaan, Pengenalan Mahasiswa dan Ibu
Kader Posyandu/Posbindu dan Pengisian 5 Kompotensi Kader, serta sesi Diskusi
Mengenai Masalah yang ada di RW 28, Kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama.,
Kegiatan berjalan lancar, respon Kader maksimal karena membahas mengenai
keluhan yang dirasakan oleh Ibu-ibu Kader Posyandu/Posbindu, Untuk yang belum
mengisi 5 Kompetensi Kader dilakukan secara Daring melalui Gfrom dan disebarkan
serta akhirnya semua kader dapat mengisi dengan Jumlah 20 Kader
Posyandu/Posbindu.
Kegiatan pada tanggal 12 Januari 2024 yaitu diskusi bersama pembimbing
mengenai hasil Survei Mawas Diri dan melakukan Pengolahan data, Analisa Data,
Penyusunan POA (SGD dan FGD) secara Luring di Kampus TLM dan dilanjutkan
dengan diskusi kelompok untuk melakukan fix sasi mengenai masalah yang akan
diambil dengan pembimbing kelompok, agar sama-sama dapat berkolaborasi antara
sesama Profesi.
Diskusi kelompok dilanjutkan kembali pada tanggal 13 Januari 2024 dan
setelah diskusi kelompok mengambil data yang tepat dari hasil SMD mengenai
Keterampilan Bayi dan Balita, serta Penyakit Diabetes Melitus (DM), Karena data yang
diambil sesuai dengan hasil SMD yang telah diisi oleh ibu kader posyandu/posbindu.
40

Pada Tanggal 15 Januari 2023 dilakukan kembali diskusi kelompok mengenai


Tahap III MMRW/Lokmin RW, supaya sebelum di diskusikan kita dapat menjelaskan
dan dapat berdiskusi dengan baik ketika ada hal yang kurang baik.
Kegiatan selanjutnya pada tanggal 16 Januari 2024 ada kegiatan Posbindu di
RW 28 dari Pukul 08.00-11.00 banyak lansia yang datang untuk mengukur Tinggi
Badan, Berat Badan, Lingkar Perut dan Cek Kesehatan Seperti Cek Gula Darah, Cek
Kolestrol, Cek Asam Urat, MMRW akan dilakukan setelah Posbindu tetapi Ibu Kader
berhalangan hadir dan MMRW dipindahkan pada tanggal 17 Januari 2024, ada Pukul
19.00-21.00 WIB Kelompok 123 Melakukan Roleplay bersama ibu Dosen Pembimbing.
Pada Tanggal 17 Januari 2024 Kelompok 123 Melakukan MMRW kepada
Perwakilan Ibu kader dan MMRW berjalan lancar, Ibu kader Kooperatif dan Mau Untuk
diajak diskusi bersama Mahasiswa kelompok 123, dan Membahas Mengenai 2 Topik
yang akan dilakukan Implementasi Penguatan Kompetensi Kader Posyandu dan
Posbindu RW 28.
Tanggal 18 Januari 2024, dilakukan Implementasi Penguatan Kompetensi
Kader Posyandu dimulai Pukul 09.10-12.00 WIB di Gedung Serba Guna RW 28, Ibu
kader yang hadir ada 15 dari 20 kader. Penyuluhan dilaksanakan menggunakan
powerpoint, Leaflet, dan Bookleat sebagai media. Ibu kader diminta mengisi Soal
terlebih dahulu serta dilanjut untuk menyimak dan mendiskusikan hal-hal yang masih
belum dipahami selama sesi pematerian dan sesi diskusi, Serta Ibu Kader diminta
Untuk Mengisi soal kembali setelah diberikan penyuluhan. Kegiatan berjalan lancar,
karena berakhir tepat waktu yaitu pada pukul 12.00 WIB serta Ibu Kader yang sangat
antusias pada saat sesi pematerian dan sesi diskusi. Selain itu, Ibu Dosen Pembimbing
juga sangat membantu dan antusias terhadap kegiatan penyuluhan ini. Jika dilihat dari
perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan ini sudah sesuai
permasalahan yang ada dan penanggulangan masalah di Posyandu dan Posbindu
Permata Hati RW 28 Kelurahan Cimahi, Kecamatan Melong Tengah.
Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan Kader dalam
kegiatan yang dilakukan dengan diberikan hadiah kepada Kader yang dapat menjawab
pertanyaan, Nilai Post Test Tertinggi, Nilai Pre Test Teringgi dan Ibu kader yang paling
semangat. Kerjasama berbagai profesi kesehatan menjadi dasar untuk kelancaran
kegiatan penyuluhan kesehatan ini. mengenai materi yang telah kami berikan, Ibu
Kader Posyandu dan Posbindu dapat memberi tanggapan dan menjawab. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa kegiatan penyuluhan berhasil dan kader mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai apa yang sebelumnya belum dipahami.
B. Tindak lanjut
Upaya meningkatkan 5 Kompetensi Dasar Kader mengenai Keterampilan Bayi dan
Balita “ASI Eksklusif dan MP-ASI” Serta Penyakit Diabetes Melitus (DM) di RW 28
41

Kelurahan Cimahi, Kecamatan Melong Tengah dilakukan dengan penyuluhan kader,


serta Untuk kegiatan selanjutnya diharapkan semua kader dapat berpartisipasi dalam
kegiatan penyegaran kader agar smenjaga kesehatan baik dari mahasiswa kesehatan,
kader, RW, , Dosen pembimbing dan Masyarakat RW 28 Kelurahan Cimahi Kecamatan
Melong Tengah, Kota Cimahi.
42

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) merupakan salah satu mata kuliah di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung yang diberikan kepada mahasiswa di
semester akhir sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Inter Professional
Education (IPE) dan Inter Professional Collaboration (IPC). Dalam
pelaksanaanya diperlukan pedoman untuk mengakomodir pencapaian tujuan
mata kuliah PKNT dengan optimal.
Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan Praktik
Kerja Nyata Terpadu (PKNT) kelompok 123 yang bertempat di RW 28, Kelurahan
Melongtengah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi yang berlangsung dari
tanggal 08 Januari 2024 sampai dengan 20 Januari 2024.
Setelah kurang lebih dua minggu program Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT)
berlangsung, kami dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan PKNT yang telah
terprogramkan bisa berjalan sesuai dengan program yang telah di rencanakan,
berdasarkan data yang kami peroleh selama kegiatan PKNT ini dapat kami
simpulkan sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pengolahan pada data 10 Januari 2024 di Melong Tengah
dengan menggunakan Self Assessment Kader Terkait 5 Kompetensi Kader
Posyandu wilayah RW 28.
b. Terdapat 2 masalah di RW 28 Melong Tengah yaitu:
• Keterampilan Bayi dan Balita ( Melakukan Penyuluhan ASI Ekslusif, MP-
ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur
• Penyuluhan Mengenai Penyakit Tidak Menular (Diabetes Melitus)
• Pencatatan dan Pelaporan pada pelayanan posyandu
c. Rancangan kegiatan yang dilakukan yaitu:
• Masalah Mengenai Keterampilan Bayi dan Balita (Melakukan Penyuluhan
ASI Ekslusif, MP-ASI Kaya Protein Hewani Sesuai Umur)
• Penyuluhan Mengenai Materi Penyakit Tidak Menular (Diabetes Melitus)

Rancangan kegiatan telah dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Januari 2024 di


Posyandu/Posbindu Permata Hati RW 28 Kelurahan Melongtengah, Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi.
43

3.2 Saran
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) di RW 28
Kelurahan Utama, saran yang dapat dipertimbangkan untuk kegiatan selanjutnya
yaitu:
• Kegiatan ini menimbulkan dampak positif dalam kegiatan kolaborasi antar
profesi, sehingga kami dapat mengembangkan potensi masing-masing
dalam mendukung keberhasilan dalam kegiatan PKNT ini, oleh karena
itu, sebaiknya kegiatan ini dapat terus berkembang dan terlaksanakan
• Kegiatan MMRW dapat memberikan pendekatan antara kader dengan
mahasiswa, dan mengidentifikasi masalah serta mencari solusinya
bersama mengenai pengelolaan Posyandu dan Posbindu RW 28,
Kelurahan Melong Tengah, oleh karena itu, sebaiknya kegiatan ini dapat
menjadi suatu kegiatan yang dapat rutin dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Saepudin, A., Nurhayati, T., Supriadi, S., Sunandar, K., & Rindiani, A. (2022). Pelatihan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Bagi Kader Desa dalam Rangka
Pengembangan Desa Sehat di Desa Selagedang Kec. Sukahaji Kabupaten
Majalengka. E-Coops-Day, 3(2), 293-300

Sururi, A., Hasanah, B., Ma’lumatiyah, M., & Dwianti, A. (2022). IMPLEMENTASI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KAPASITAS AKTOR PERGURUAN TINGGI
DI KOTA SERANG. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian dan
Pengembangan, 6(1), 109-122.

44
LAMPIRAN

Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

45

Anda mungkin juga menyukai