Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)

Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

KLASIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA BERDASARKAN GARIS


TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN CONVOLUTIONAL NEURAL
NETWORK

Irennada1, Achmad Solichin2*, Goenawan Brotosaputro3


1
Teknik Informatika, Universitas Budi Luhur
2
Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur
3
Sistem Informasi, Universitas Budi Luhur
1 2 3
email: irennada67@gmail.com , achmad.solichin@budiluhur.ac.id , goenawan.brotosaputro@budiluhur.ac.id

Abstrak
Gaya belajar dapat diartikan sebagai cara seorang siswa dalam menangkap berbagai informasi dalam
proses pembelajaran. Model gaya belajar yang paling popular adalah model Visual, Auditori dan Kinestetik
(VAK). Walaupun setiap siswa pada dasarnya dapat menerima materi dalam berbagai bentuk, namun
pembelajaran akan lebih efektif jika materi disajikan sesuai gaya belajar siswa. Untuk mengetahui gaya
belajar, dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian asesmen menggunakan instrumen yang terdiri
dari sejumlah pertanyaan. Asesmen tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh
kesimpulan gaya belajar yang dominan. Pada penelitian ini, diusulkan metode identifikasi gaya belajar
berdasarkan pola garis tangan (palmistry). Citra telapak tangan yang diperoleh dari 40 responden
dianalisis memanfaatkan metode Convolutional Neural Network (CNN) untuk mendapatkan klasifikasi
gaya belajar. Hasil pengujian terhadap model CNN diperoleh akurasi sebesar 70%, presisi 72%, dan recall
70%. Dengan demikian, identifikasi gaya belajar berbasis citra telapak tangan memiliki potensi yang besar
dalam pengembangan sistem identifikasi gaya belajar yang lebih cepat dan akurat.

Kata kunci: gaya belajar, telapak tangan, convolutional neural network, model VAK.

Abstract
Learning style is a student's way of capturing various information in the learning process. The most popular
learning style model is the Visual, Auditory and Kinesthetic (VAK) model. Although every student can
basically receive material in various forms, learning will be more effective if the material is presented
according to the student's learning style. To find out the learning style, it can be done by conducting a
series of assessments using an instrument consisting of a number of questions. The assessment takes a
long time to arrive at the conclusion of the dominant learning style. In this study, a method of identifying
learning styles based on palmistry is proposed. Palm images obtained from 40 respondents were analyzed
using the Convolutional Neural Network (CNN) method to obtain a classification of learning styles. The test
results on the CNN model obtained accuracy of 70%, precision of 72%, and recall of 70%. Thus, palm
image-based learning style identification has great potential in developing a faster and accurate learning
style identification system.

Keywords : learning style, palmistry, convolutional neural network, VAK model

Diterima Redaksi: 04-11-2022 | Selesai Revisi: 11-12-2022 | Diterbitkan Online: 27-12-2022


DOI: https://doi.org/10.23887/janapati.v11i3.53721

PENDAHULUAN seseorang dalam rangka menghadapi


Pendidikan merupakan salah satu tantangan global di masa mendatang [2]. Dalam
kebutuhan dasar dan utama bagi manusia [1]. dunia pendidikan, mahasiswa mempunyai
Kebutuhan akan pendidikan berkaitan dengan peranan penting dalam memperbaiki kualitas
kebutuhan manusia dalam menyelesaikan pendidikan di Indonesia. Mahasiswa sering
permasalahan kehidupan. Pendidikan juga dimasukkan dalam golongan masyarakat
memiliki peran yang sangat penting untuk terdidik yang memiliki peran sebagai agen
membentuk dan membangun karakter perubahan, pengendali sosial, dan kekuatan

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 269


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

sosial [3], serta menentukan masa depan suatu Berbagai cara dapat dilakukan untuk
negara. mengetahui gaya belajar seseorang. Cara yang
Di Indonesia, pendidikan dapat paling umum adalah dengan melakukan
diperoleh melalui sejumlah lembaga atau asesmen menggunakan sejumlah pertanyaan
institusi pendidikan baik formal maupun tidak yang diberikan [7]. Hasil jawaban tersebut
formal. Dalam lembaga pendidikan formal, dianalisis dan selanjutnya dapat disimpulkan
materi pembelajaran disampaikan sesuai gaya belajar apa yang paling dominan. Cara
dengan kurikulum dan rancangan pembelajaran. tersebut memiliki kekurangan dari sisi lamanya
Walaupun disampaikan dengan kurikulum yang waktu untuk melakukan asesmen dan
sama, seringkali materi pembelajaran tidak mendapatkan hasil analisis, serta berpotensi
seluruhnya dapat diserap oleh peserta didik. kurang akuratnya isian yang diakibatkan oleh
Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis responden selama mengikuti
perbedaan penyerapan materi pembelajaran asesmen.
adalah perbedaan gaya belajar dari masing- Dengan perkembangan ilmu komputer
masing individu. Proses pembelajaran akan dan komputasi, banyak peneliti mengusulkan
lebih efektif dan efisien jika setiap individu, cara alternatif yang lebih efektif untuk
termasuk mahasiswa, dapat diketahui gaya mengidentifikasi gaya belajar seseorang.
belajar masing-masing dan dapat Fatihah Mohd dkk mengusulkan sebuah model
menyesuaikan dengan bentuk dari materi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk
pembelajaran. Gaya belajar setiap orang mengidentifikasi gaya belajar VAK berdasarkan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam perilaku siswa [5]. Selanjutnya, Hasibuan dkk.
menyerap informasi yang baru, kemampuan mengusulkan model identifikasi gaya belajar
berkonsentrasi, memproses dan menampung berdasarkan pengetahuan utama siswa yang
informasi yang masuk ke otak [4]. dianalisis menggunakan metode Artificial Neural
Masing-masing individu, termasuk Network [8]. Model mampu melakukan deteksi
mahasiswa, memiliki gaya belajar yang gaya belajar dengan akurasi sebesar 80%.
berbeda-beda. Begitu juga dalam lingkungan Berbagai metode lainnya juga
perkuliahan, mahasiswa mempunyai beragam dikembangkan untuk mendeteksi gaya belajar,
cara belajar untuk memahami informasi selama seperti dirangkum pada [9]. Beberapa metode
proses pembelajaran. Ada yang lebih suka yang populer digunakan antara lain metode
belajar bersama-sama dalam suasana ramai Decision Tree [10], [11], K-NN + Algoritma
atau ada juga yang suka belajar fokus di saat Genetika [12], Naïve Bayes [13], dan Fuzzy
sepi dan tidak diganggu kebisingan apapun. Logic [14]. Dari penelitian terkait, gaya belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal diidentifikasi berdasarkan profil atau perilaku
setiap individu diharapkan dapat mengenai gaya individu dalam menerima pembelajaran.
belajar yang dimilikinya. Penelitian sebelumnya belum ditemukan
Saat ini, lebih dari 70 model gaya metode identifikasi yang didasarkan pada ciri
belajar yang diusulkan oleh para ahli, seperti biometris, termasuk garis telapak tangan.
model Kolb, Dun and Dun, Felder Silvermaann, Oleh karena itu, pada penelitian ini
dan model VAK [5]. Model gaya belajar VAK diusulkan model identifikasi gaya belajar
terdiri dari 3 (tiga) gaya belajar yang mewakili berdasarkan pola garis telapak tangan yang
kemampuan seseorang dalam melihat, diperoleh dari citra digital. Palmistry merupakan
mendengar dan bergerak selama proses metode ilmiah yang bertujuan untuk
pembelajaran. Kemampuan yang menonjol mengidentifikasi, mengevaluasi dan memahami
diantara ketiganya akan menentukan jenis atau karakter melalui analisis pola garis tangan.
tipe gaya belajar yang dimiliki. Dengan Pada dasarnya, manusia memiliki bentuk garis
menerapan model VAK, mahasiswa dapat tangan yang berbeda satu dengan yang lain.
mengenali potensi yang ada dalam dirinya [6] Hal tersebutlah yang dijadikan dasar bagi
dan dapat menangkap materi dengan lebih seorang pakar palmistry untuk mengidentifikasi
efektif. Bagi mahasiswa yang memiliki gaya karakter dan kepribadian kepribadian
belajar visual, akan lebih mudah menangkap seseorang. Di bidang ilmu komputer, analisis
informasi dalam bentuk visual seperti gambar pola garis telapak tangan menjadi bagian dari
dan video. Sementara bagi mahasiswa yang bidang ilmu biometrik yang memanfaatkan
memiliki gaya belajar auditori akan lebih mudah bagian tubuh manusia untuk berbagai
mendengarkan paparan materi secara lisan oleh keperluan. Sebagaimana bentuk biometrik yang
dosen. Terakhir, mahasiswa dengan gaya lain seperi sidik jari dan retina mata, garis
belajar kinestetik akan lebih tertarik mengikuti telapak tangan juga harus direkam menjadi citra
praktikum di laboratorium atau lapangan digital, diekstraksi, dan dianalisis untuk tujuan
dibanding mengikuti kelas teori. tertentu [15]. Penggunaan pola garis telapak

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 270


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

tangan sudah cukup popular di berbagai data dari citra telapak tangan dari sejumlah
penelitian, antara lain untuk pengenalan atau responden. Tahapan selanjutnya yaitu
rekognisi individu [16]–[18] dan pengenalan pembuatan dataset dari data yang sudah
karakter atau sifat seseorang [19], [20]. dikumpulkan sebelumnya, lalu berlanjut ke
Kontribusi dari penelitian ini adalah tahapan pre-processing. Pada tahapan pre-
untuk menerapkan metode pengolahan citra processing dilakukan normalisasi, scaling atau
digital untuk menganalisis citra garis telapak penskalaan, dan penerapan metode edge
tangan dan mengidentifikasi gaya belajar detection. Tahapan selanjutnya adalah
mahasiswa menggunakan metode pelatihan dan pemodelan menggunakan metode
Convolutional Neural Network (CNN). CNN Convolution Neural Network (CNN). Pada tahap
dipilih dengan pertimbangan memiliki banyak ini dirancang model CNN yang digunakan untuk
kelebihan dibandingkan dengan jaringan saraf mengklasifikasikan gaya belajar berdasarkan
tiruan biasa, terutama dalam masalah citra telapak tangan. Tahapan terakhir dalam
pengolahan citra [21]. CNN mampu menangani metode ini adalah pengujian atau testing untuk
input yang memiliki struktur spasial, sehingga menerapkan metode pada data yang
mampu mengekstrak fitur-fitur yang lebih baik sebelumnya sudah diolah.
dari citra. Selain itu, CNN juga dapat
diaplikasikan pada data yang memiliki ukuran Pengumpulan Dataset
yang tidak seimbang, sehingga lebih fleksibel Penggunaan dataset pada penelitian ini
dibandingkan dengan jaringan saraf tiruan berupa data gambar. Pada penelitian ini data
biasa. citra telapak tangan kanan dan kiri dikumpulkan
Hal tersebut berbeda dengan penelitian dari 40 responden. Masing-masing responden
sebelumnya yang sebagian besar mengirimkan foto telapak tangan kanan dan kiri
menggunakan citra garis telapak tangan untuk yang diambil menggunakan perangkat masing-
rekognisi dan pengenalan individu. masing dan kemudian dikumpulkan ke peneliti.
Pemanfaatan citra garis tangan untuk Setiap responden memberikan 2 foto yaitu foto
mengidentifikasi sifat (personality) seseorang telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri.
memang masih perlu dibuktikan secara ilmiah. Total data yang diperoleh dalam penelitian ini
Prasad dan Chai [22] ternyata telah adalah 80 citra telapak tangan yang terdiri dari
membuktikan bahwa hal tersebut dibuktikan telapak tangan kanan dan kiri. Data hasil
secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan tangkapan kamera dari responden dilakukan
memperkuat penelitian yang telah dilakukan standardisasi terutama dari sisi ukuran dan
oleh [22] dan menguji hipotesis apakah garis format citra. Gambar 2 menyajikan cuplikan
telapak tangan dapat mengidentifikasi gaya dataset citra telapak tangan yang diperoleh dari
belajar seseorang. Manfaat yang dari penelitian proses perekaman sejumlah responden.
ini adalah mengetahui gaya belajar mahasiswa Selanjutnya, setiap data citra diberikan
dari garis telapak tangan secara cepat dan label auditori, kinestetik dan visual. Proses
efektif sebagai salah satu alternatif dalam labelisasi dilakukan berdasarkan pengisian
penentuan gaya belajar mahasiswa. instrumen gaya belajar dari AkuPintar.ID.
Instrumen terdiri dari 30 pertanyaan yang dapat
METODE diisikan secara daring pada laman
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan https://akupintar.id/tesgaya-belajar. Hasil
utama yaitu pengumpulan data, persiapan data identifikasi gaya belajar menggunakan
atau (data preprocessing), pembelajaran atau instrumen tersebut terdiri dari 13 responden
training, dan evaluasi (testing) sebagaimana bertipe visual (V), 7 responden tipe auditori (A),
disajikan pada Gambar 1. Tahapan pertama dan 20 responden tipe kinestetik (K).
pada penelitian ini merupakan pengumpulan

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 271


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

Gambar 2. Contoh Dataset Telapak Tangan

Preprocessing gradien citra, non-maksimum suppression, dan


Preprocessing adalah tahapan terakhir menggunakan hysteresis thresholding.
memberikan peningkatan kualitas citra yang
ingin diolah sehingga diperoleh citra yang lebih Model Pembelajaran (Training)
baik dari citra asli. Beberapa proses yang Tahapan ini bertujuan untuk
dilakukan pada tahap pre-processing yaitu mengekstraksi fitur dari citra garis telapak
cropping image, augmentasi, dan deteksi tepi tangan dengan menggunakan algoritme
dengan metode canny. Citra data telapak Covolutional Neural Network (CNN). Pada CNN
tangan yang sudah dikumpulkan dipangkas terdapat beberapa layer untuk proses utama
sehingga yang digunakan adalah bagian garis yaitu Convolutional Layer, Pooling Layer,
telapak tangannya saja. Hal ini bertujuan agar Flatten, Dense Layer, dan Activation. Training
lebih deteksi citra akan lebih fokus pada garis model dapat dilakukan setelah mengatur nilai
telapak tangan. Cropping image dilakukan epoch dan batch_size terlebih dahulu. Setelah
manual dengan memangkas citra menggunakan itu baru bisa dilakukan training data. Proses
software tambahan yaitu Snipping Tool. training bertujuan untuk memperoleh model
Jumlah dataset yang dihasilkan relatif CNN terbaik yang memiliki akurasi tertinggi.
sedikit dan kurang bervariasi, sehingga Pada penelitian ini, digunakan
dilakukan proses augmentasi data. Augmentasi MobileNetV2 untuk memperoleh model
data citra bertujuan untuk mengubah atau klasifikasi terbaik. Gambar 3 menyajikan
memodifikasi gambar agar menjadi lebih arsitektur Model MobileNetV2. Dataset untuk
bervariasi. Dalam beberapa penelitian, training model dibagi menjadi 2 yaitu data uji
augmentasi data dapat meningkatkan nilai dan data latih. Sebuah CNN terdiri dari
akurasi model atau metode [23]–[25]. Dengan beberapa layer. Proses klasifikasi gambar terdiri
augmentasi diperoleh data tambahan yang dari beberapa tahapan layer. Layer pertama
berguna untuk membuat komposisi data lebih menyimpan gambar dalam representasi vektor
berimbang dan bervariasi sehingga dimensi rendah. Pada convolutional layer
menghasilkan model yang dapat digeneralisasi dilakukan operasi konvolusi pada output layer
dengan lebih baik. Proses augmentasi pada sebelumnya. Konvolusi citra pada dasarnya
penelitian ini adalah melakukan rotasi serta bertujuan untuk melakukan ekstraksi ciri dari
zoom gambar. Edge Detection atau deteksi tepi citra input. Konvolusi menghasilkan transformasi
dilakukan pada citra ini dengan menggunakan linear dari data input sesuai informasi spasial
metode Canny dari library OpenCV yang m yang diperoleh.
engidentifikasi tepi pada objek garis telapak
tangan. Beberapa proses deteksi tepi pada citra
adalah akuisisi citra, filter gaussian, menghitung

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 272


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

Akurasi, Presisi, dan Recall


Model CNN yang dikembangkan diuji
tingkat akurasi, presisi, dan recall menggunakan
Persamaan 1, Persamaan 2, dan Persamaan 3.
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan
cara membandingkan beberapa data hasil
prediksi (data hasil tahap klasifikasi) dengan
sekumpulan data aktual (data hasil tahap
labeling). Adapun dimaksud dengan beberapa
data hasil prediksi yaitu sekumpulan data yang
telah diproses melalui algoritme CNN (Pre-
trained Model).
Persamaan untuk mencari nilai akurasi,
presisi, dan recall adalah [26]:
𝑇𝑃 + 𝑇𝑁
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = (1)
𝑇𝑃 + 𝑇𝑁 + 𝐹𝑃 + 𝐹𝑁
𝑇𝑃
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 = (2)
𝑇𝑃 + 𝐹𝑃
𝑇𝑃
𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 = (3)
𝑇𝑃 + 𝐹𝑁
Keterangan:
a. True Positive (TP) merupakan data dengan
label X yang diprediksi sebagai X. Misalnya:
data uji 1 berlabel auditori dan diprediksi
sebagai auditori.
b. True Negative (TN) merupakan data dengan
label selain X yang diprediksi sebagai selain
X. Misalnya: data uji 1 berlabel selain auditori
dan diprediksi sebagai selain auditori.
c. False Positive (FP) merupakan data dengan
label bukan X, tetapi diprediksi sebagai X.
Gambar 3. Arsitektur MobileNetV2
Misalnya: data 1 berlabel bukan auditori,
tetapi diprediksi sebagai auditori.
Evaluasi dan Testing d. False Negative (FN) merupakan data dengan
Pada tahap evaluasi terhadap hasil label X, tetapi diprediksi sebagai selain X.
training akan didapatkan empat plot matriks Misalnya: data uji 1 berlabel auditori, tetapi
yaitu accuracy, loss, precision, dan recall. diprediksi sebagai selain auditori.
Selain itu akan ditampilkan confusion matrix
yang akan menunjukan seberapa banyak
keberhasilan terhadap data testing yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan. Apabila hasil confusion matrix
mendapatkan nilai tinggi terdistribusi pada Augmentasi Data dan Preprocessing
diagonal pojok kiri atas sampai kanan bawah, Pengumpulan dataset berupa foto
maka model yang dihasilkan dikatakan baik. telapak tangan disimpan dalam folder dataset
Dapat juga untuk mencetak laporan model yang didalamnya juga terdapat tiga buah folder
untuk tiap kategori menggunakan pustaka yang berisi citra yang sudah di kelompokkan
Scikit-Learn untuk dapat dijadikan acuan sesuai dengan tipe gaya belajar yaitu visual,
mencari kategori mana yang hasil prediksinya auditori, dan kinestetik. Jumlah citra telapak
jelek. Pada tahap testing dataset akan disiapkan tangan yang digunakan untuk penelitian ini
dalam tahap preprocessing. Kemudian citra adalah 240 citra dan juga termasuk citra yang
akan diekstraksi menggunakan metode deteksi sudah melewati tahap augmentasi yaitu dengan
tepi. Setelah ekstraksi selesai, baru dilakukan dirotasi dan zoom citra. Setelah melakukan
testing data menggunakan model CNN yang cropping citra, gambar disimpan dengan format
diperoleh dari proses training. Hasil yang PNG. Augmentasi dilakukan untuk menambah
diperoleh dari testing selanjutnya akan dilihat variasi dataset baik dari sisi ukuran dan kualitas
tingkat akurasinya. dari training dataset [27].

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 273


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

c. Non-maksimum Suppression
Selanjutnya, berdasarkan arah tepi
yang telah diperoleh pada langkah sebelumnya,
dilakukan pengurangan nilai piksel di sekitar tepi
sedemikian hingga diperoleh tepi yang lebih
jelas dan tegas. Nilai piksel yang dianggap
Gambar 4. Augmentasi Citra dengan Rotasi bukan nilai maksimul dihilangkan atau diubah
menjadi 0 (hitam). Proses tersebut dikenal
dengan non-maksimum suppression.

d. Ambang Batas Hysteresis


Metode deteksi tepi Canny
menggunakan 2 (dua) nilai ambang batas
(threshold), yaitu ambang batas bawah
(disimbolkan dengan T1) dan ambang batas
Gambar 5. Augmentasi Citra dengan Zoom atas (T2). Nilai yang kurang dari T1 diubah
menjadi hitam (nilai pixel 0), dan nilai yang lebih
Rotasi citra dilakukan dengan memutar besar dari T2 diubah menjadi putih (nilai pixel
citra sebesar 20° secara horizontal dan 20° 255). Sementara itu, nilai yang berada di antara
secara vertikal. Citra yang sudah dirotasi akan T1 dan T2 akan diubah menjadi nilai pixel 128,
disimpan dalam folder baru dengan nama yang yang berarti nilai abu-abu atau belum jelas. Nilai
berurutan. Gambar 4 menyajikan contoh hasil ini akan dijadikan 0 atau 255. Hal tersebut
augmentasi citra dengan operasi rotasi. disebut ambang batas hysteresis.
Sementara itu, zoom citra dilakukan dengan Pada penelitian ini, nilai ambang batas
memperbesar gambar sampai 30% untuk sudut ditentukan setelah melakukan serangkaian
horizontal dan 50% untuk sudut vertikal. percobaan dengan berbagai nilai ambang batas
Sementara itu, Gambar 5 menampilkan contoh (T1 dan T2). Percobaan dilakukan dengan
hasil augmentasi citra dengan operasi zoom kombinasi ambang batas T1 dan T2: (60, 100),
sebesar 30%. (40, 80), dan (20, 60). Berdasarkan pengamatan
secara visual, kombinasi nilai ambang batas
Deteksi Tepi (20, 60) menunjukkan hasil deteksi tepi yang
Implementasi metode deteksi tepi pada jelas dan optimal sebagaimana disajikan pada
penelitian ini menggunakan metode Canny Gambar 6.
Edge Detection dan melewati beberapa proses
seperti berikut:
a. Filter Gaussian
Deteksi tepi sangat rentan terhadap
derau pada gambar. Salah satu metode untuk
menghilangkan untuk menghilangkan derau
pada citra adalah dengan menggunakan filter
Gaussian Blur berukuran 5×5.

b. Menghitung Gradien Citra


Gradien citra dihitung menggunakan Gambar 6. Contoh Penerapan Deteksi Tepi
algoritma Canny. Gradien pada setiap piksel pada Citra Telapak Tangan dengan nilai T1=20
citra yang telah diperhalus ditentukan dengan dan T2=60
menerapkan operator Sobel. Gradien citra
dihitung malalui Persamaan 4. Selanjutnya, Pembagian Data
untuk menentukan tepian dilakukan dengan Pada penelitian ini pembagian data
perhitungan arah tepian menggunakan yang dilakukan adalah pembagian data testing
Persamaan 5. dan data training dengan perbandingan 2:8
yaitu 20% dan 80%. Dengan rasio tersebut
maka data training berjumlah 193 citra dan data
𝑀 = √𝑆𝑥 2 + 𝑆𝑦 2 (4)
testing berjumlah 47 citra berdasarkan dari 3
𝐺𝑦 kelas. Semua citra sebelumnya telah disiapkan
𝜃 arctan = ( ) (5) dan disimpan dalam Google Drive untuk
𝐺𝑥 digunakan pada training model Convolutional
Neural Network (CNN).

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 274


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

Selanjutnya, nilai accuracy merupakan


Pemodelan (Training) dengan Custom perhitungan akurasi dari training dataset dan
MobileNetV2 prediksi dari model. Val_loss atau validation
Model yang digunakan pada penelitian loss adalah nilai perhitungan loss function dari
ini menggunakan MobileNetV2 yang merupakan validasi dataset dan prediksi model dengan
model yang sudah di training berkali-kali. Model input data. Val_acc atau validation accuracy
tersebut dikembangkan oleh Google dan telah merupakan nilai perhitungan akurasi dari
dilatih pada dataset ImageNet. Pengujian model validasi dataset dengan input data untuk. Nilai
MobileNetV2 dilakukan dengan menggunakan loss merupakan ukuran tingkat kesalahan yang
data yang sudah dikumpulkan. Citra garis dibuat oleh jaringan dalam tahap pemodelan.
telapak tangan diuji untuk melihat apakah citra Semakin kecil nilai loss pada iterasi maka nilai
dapat diidentifikasi. Setelah dilakukan proses semakin baik model yang dihasilkan. Sementara
model, citra garis telapak tangan tidak itu, nilai akurasi menggambarkan tingkat
teridentifikasi dari 1000 kelas ImageNet. Layer keberhasilan model yang diuji. Dengan
ditambahkan pada pada model menjadi demikian, pada nilai akurasi jika nilai semakin
rescaling, dropout layer, dan dense (output tinggi maka semakin baik.
layer). Proses rescale = 1/255 akan
mengonversi piksel dalam rentang [0, 255] ke Hasil Pengujian Model
rentang [0, 1]. Proses ini juga disebut Pengujian dilakukan dengan mengambil
normalisasi input. Menskalakan setiap gambar 20% dari data latih yaitu masing-masing kelas
ke rentang yang sama [0, 1] akan membuat menguji 20 citra garis telapak tangan yang telah
gambar berkontribusi lebih merata terhadap diaugmentasi dan preprocessing. Tabel 1
total loss. Neural network memiliki peluang lebih menyajikan jumlah data uji untuk setiap kelas.
tinggi untuk konvergen karena membuat Dari semua data yang telah diuji, hasil prediksi
koefisien dalam kisaran [0, 1] dibandingkan direpresentasikan dengan confusion matrix
dengan [0, 255] sehingga membantu model sebagaimana disajikan pada Gambar 9.
memproses input lebih cepat. Sementara itu, rangkuman hasil pengujian
Lapisan selanjutnya yang ditambahkan dapat dilihat pada Tabel 2.
pada base model MobileNet-v2 adalah dropout.
Persentase dropout layer yang digunakan yaitu Tabel 1 Dataset Pengujian
0,2 atau 20%. Pada output layer, dense Gaya Belajar Jumlah Citra Baru
disesuaikan dengan jumlah label atau kelas Visual 20
pada penelitian ini yang berjumlah 3 kelas Auditori 20
dengan fungsi aktivasi softmax. Output shape Kinestetik 20
juga diinisialisasi sebesar 1280 seperti pada Jumlah 60
Gambar 7.
Confusion matrix (CM) menggambarkan
secara visual mengenai perbandingan hasil
klasifikasi yang dilakukan oleh model atau
metode klasifikasi (predicted) dengan hasil
klasifikasi yang sebenarnya (actual).
Berdasarkan hasil confusion matrix
sebagaimana disajikan pada Gambar 9,
didapatkan informasi data aktual dan data
prediksi.
Pada pengujian dataset untuk model
yang telah dilakukan menghasilkan nilai masing-
Gambar 7. Model Custom CNN masing untuk data pada kelas auditori,
kinestetik, dan visual. Untuk kotak yang
Training custom model CNN dengan
berwarna merupakan nilai data aktual yang
dataset citra garis telapak tangan hasil
diprediksi benar atau True Positive (TP). Misal,
preprocessing. Pada awal dilakukan sebanyak
data citra garis telapak tangan yang sebenarnya
100 iterasi (epochs), dengan durasi 1 menit 40
auditori dan diprediksi benar sebagai auditori
detik dan menghasilkan informasi loss = 0,2049,
berjumlah 14. Data yang sebenarnya auditori
acc = 0,9689, val_loss = 0,4919 dan val_acc =
diprediksi bukan sebagai auditori berjumlah 6
0,8723 sebagaimana terlihat pada Gambar 8.
(hasil dari 5+1) atau False Negative (FN). Data
Loss adalah training loss yaitu nilai dari
yang bukan auditori diprediksi sebagai bukan
perhitungan loss function dari training dataset
auditori berjumlah 46 (hasil dari jumlah semua
dan prediksi dari model yang sudah dibuat.

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 275


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

data kecuali TP auditori) atau True Negative (data hasil tahap labeling). Adapun dimaksud
(TN). Data yang sebenarnya bukan auditori dengan beberapa data hasil prediksi yaitu
diprediksi sebagai auditori berjumlah 7 (hasil sekumpulan data yang telah diproses melalui
dari 3+4) atau False Positive (FP). algoritme CNN (Pre-trained Model)
Akurasi model:
Nilai akurasi pada keseluruhan model
dapat dilihat dengan rumus yang telah
dijabarkan sebelumnya. Jumlah TP dan TN
didapat dari jumlah data uji. Berikut perhitungan
untuk nilai akurasi keseluruhan:
𝑇𝑃 + 𝑇𝑁
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑇𝑃 + 𝑇𝑁 + 𝐹𝑃 + 𝐹𝑁
42
= 𝑥100%
60
= 0,7𝑥100%
= 70%

Berdasarkan hasil perhitungan nilai


akurasi dapat disimpulkan bahwa data akurasi
Gambar 8. Training Loss Model
keseluruhan memiliki 70% data yang memiliki
rasio prediksi benar (positif dan negatif).
Sehingga disimpulkan bahwa algoritme CNN
dapat melakukan klasifikasi gaya belajar dari
citra garis telapak tangan dengan cukup baik.

∑𝑛𝑗=1 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖𝑗
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 =
𝑛
0.67 + 0.64 + 0.86
=
3
= 0,72
= 72%

Sementara itu, untuk menghitung nilai


presisi pada klasifikasi dengan kelas berjumlah
lebih dari dua, dapat diperoleh dengan
menghitung rerata dari nilai presisi setiap kelas
Berdasarkan perhitungan, didapatkan hasil 72%
nilai presisi keseluruhan data yaitu ketepatan
Gambar 9. Confusion Matrix sistem antara informasi yang diberikan oleh
sistem untuk menunjukkan secara benar data
Tabel 2 Nilai Akurasi, Presisi, dan kelas negatif atau kelas positif.
Recall Nilai recall keseluruhan merupakan nilai
F1- yang menunjukkan tingkat keberhasilan untuk
Precision Recall Support
score mengetahui kembali informasi secara benar.
Auditori 0,67 0,70 0,68 20 Nilai recall keseluruhan didapat sebesar 70%.
Kinestetik 0,64 0,80 0,71 20
Visual 0,86 0,60 0,71 20 ∑𝑛𝑗=1 𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙𝑗
Accuracy - - 0,70 60 𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 =
𝑛
Macro Avg 0,72 0,70 0,70 60 0.70 + 0.80 + 0.60
Weighted =
0,72 0,70 0,70 60 3
Avg = 0.7
= 70%
Pengujian dilakukan untuk mengetahui
nilai atau tingkat akurasi, presisi, dan recall dari Secara keseluruhan, hasil pengujian
model latih menggunakan algoritme yang performa algoritma disajikan pada Tabel 2.
diusulkan. Pada penelitian ini, pengujian Berdasarkan tabel tersebut, secara keseluruhan
dilakukan dengan cara membandingkan sistem mampu mendeteksi gaya belajar
beberapa data hasil prediksi (data hasil tahap seseorang berdasarkan citra garis telapak
klasifikasi) dengan sekumpulan data aktual tangan dengan nilai akurasi sebesar 70%,

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 276


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

presisi 72%, recall 70%, dan f1-score 70%.


Hasil tersebut cukup menjanjikan dan memiliki KESIMPULAN
potensi besar untuk dikembangkan. Walaupun Berdasarkan hasil serangkaian
tingkat ketepatan sistem tidak terlalu besar, pengujian menggunakan metode serta algoritma
namun secara keseluruhan dapat disimpulkan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
bahwa citra garis telapak tangan dapat proses deteksi tepi menggunakan Canny Edge
digunakan untuk mengetahui gaya belajar Detection berhasil diterapkan untuk proses
seseorang. preprocessing data citra garis telapak tangan,
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa dengan nilai ambang batas terbaik sebesar T1 =
nilai presisi tertinggi dicapai untuk data kelas 20, dan T2 = 60. Selanjutnya, pemodelan
visual yaitu 86%, sementara nilai recall tertinggi menggunakan algoritma Convolutional Neural
dicapai untuk kelas kinestetik yaitu 80%. Network (CNN) berhasil dilakukan. Model
Dengan demikian, untuk gaya belajar visual, menggunakan custom model MobileNetV2
sistem mampu mengenalinya dengan lebih baik dengan nilai validasi loss 0,4919 dan validasi
dibanding gaya belajar lainnya. Dengan nilai accuracy 0,8723. Hasil dari pemodelan
recall sebesar 80% pada kelas kinestetik menggunakan algoritme CNN untuk
menunjukkan bahwa untuk gaya belajar mengklasifikasi gaya belajar ditunjukkan dengan
kinestetik, sistem memiliki kemampuan deteksi presentase akurasi sebesar 70%, nilai presisi
lebih baik dibanding lainnya. sebesar 72%, nilai recall sebesar 70% dan f1-
score sebesar 70%. Dari besarnya nilai
Tampilan Layar Sistem presentase akurasi, presisi, dan recall ini
Tampilan layar pada Gambar 10 menunjukkan bahwa klasifikasi gaya belajar
merupakan tampilan layar sistem utama ini melalui garis telapak tangan menggunakan
memiliki 4 menu utama yang dpaat digunakan. algoritme CNN adalah cukup akurat. Sehingga
Didalam aplikasi ini terdapat judul pada bagian dapat memudahkan para mahasiswa untuk
atas dan terdiri dari menu Gaya Belajar VAK, mengetahui gaya belajar agar dapat belajar
Augmentasi & Preprocessing, Training Data, dengan efektif. Beberapa citra tidak berhasil
Testing, dan Pengujian Peforma. diidentifikasi dikarenakan beberapa faktor dalam
pengambilan gambar sehingga gambar menjadi
kurang jelas.
Adapun saran yang dapat peneliti
berikan sebagai pengembangan lebih lanjut
untuk aplikasi ini, agar dapat berjalan lebih baik
lagi yaitut dengan memperbanyak dan
memperbaiki dataset citra dengan pengambilan
gambar yang optimal untuk hasil yang lebih
baik, hasil pengujian identifikasi gaya belajar
berdasarkan citra garis telapak tangan dapat
disimpan, dan dapat mengidentifikasi citra tanpa
melakukan cropping citra pada garis telapak
tangan terlebih dahulu.

REFERENSI
[1] R. Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan
“Konsep, Teori dan Aplikasinya.” Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2019.
[2] S. Mustoip, M. Japar, dan Zulela,
Implementasi Pendidikan Karakter.
Surabaya: CV. Jakad Publishing
Surabaya 2018, 2018.
[3] H. Cahyono, “Peran Mahasiswa di
Gambar 10. Beberapa tampilan layar aplikasi Masyarakat,” Banten-Bode J. Pengabdi.
yang menyajikan menu utama (atas), proses Masy. Setiabudhi, vol. 1, no. 1, hal. 32–
augmentasi data (tengah) dan hasil klasifikasi 43, 2019.
gaya blajar (bawah) [4] L.-L. N. Mufidah, “Memahami Gaya
Belajar untuk meningkatkan Potensi
Anak,” Martabat: Jurnal Perempuan dan

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 277


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

Anak, vol. 1, no. 2. 2017. “Perancangan Aplikasi Deteksi Sifat


[5] F. Mohd, W. F. F. A. Wan Yahya, S. Manusia Menggunakan Garis Tangan
Ismail, M. A. Jalil, dan N. M. M. Noor, Dengan Metode Citra Gray-Level Co-
“An Architecture of Decision Support Occurrence Matrix ( Glcm ) Pada Citra
System for Visual-Auditory-Kinesthetic Berbasis Android,” vol. 7, no. 1, hal.
(VAK) Learning Styles Detection 1603–1609, 2020.
Through Behavioral Modelling,” Int. J. [16] B. Pradinta, Ernawati, dan E. P.
Innov. Enterp. Syst., vol. 3, no. 02, hal. Purwandari, “Identifikasi Citra Garis
24–30, 2019. Telapak Tangan Menggunakan Metode
[6] D. R. Lazuardi dan S. Murti, Linear Discriminant Analysis dengan
“Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Probabilitas Naive Bayesian,” J.
Menggunakan Model Pembelajaran Pseudocode, vol. 4, no. 2, hal. 156–167,
Quantum Tipe VAK (Visual, Audiovisual, 2017.
Kinestetik),” J. Kaji. Bahasa, Sastra dan [17] A. K. Haq, R. R. Isnanto, dan A. A.
Pengajaran, vol. 2, no. 1, hal. 87–95, Zahra, “Perancangan Sistem Pengenal
2018. Garis Utama Telapak Tangan Pada
[7] F. Rozi et al., “Learning management; Sistem Presensi Menggunakan Metode
identifying learning styles of language Principal Component Analysis (PCA)
learners in madrasah,” Proc. Int. Conf. Dan Jarak Euclidean,” TRANSIENT, vol.
Ind. Eng. Oper. Manag., no. August, hal. 4, no. 4, hal. 7–11, 2015.
3783–3790, 2020. [18] N. Fajriani dan J. Y. Sari, “Pengenalan
[8] M. S. Hasibuan, L. E. Nugroho, dan P. I. Pola Garis Telapak Tangan
Santosa, “Model detecting learning styles Menggunakan Metode Fuzzy K- Nearest
with artificial neural network,” J. Technol. Neighbor,” J. Ilm. Edutic, vol. 4, no. 1,
Sci. Educ., vol. 9, no. 1, hal. 85–95, hal. 36–43, 2017.
2019. [19] E. Andriyanto dan Y. Melita,
[9] J. Feldman, A. Monteserin, dan A. “Pengenalan Karakteristik Manusia
Amandi, “Automatic detection of learning Melalui Pola Garis Telapak Tangan
styles: state of the art,” Artif. Intell. Rev., Menggunakan Metode Probabilistic
vol. 44, no. 2, hal. 157–186, 2015. Neural Network,” J. Ilm. Teknol. Inf.
[10] R. R. Maaliw dan M. A. Ballera, STMIK ASIA Malang, vol. 7, no. 2, hal.
“Classification of learning styles in virtual 1–9, 2013.
learning environment using J48 decision [20] V. Nigam, D. Yadav, dan M. K. Thakur,
tree,” in 14th International Conference on “A Novel Approach for Hand Analysis
Cognition and Exploratory Learning in Using Image Processing Techniques,”
the Digital Age, CELDA 2017, 2017, hal. Int. J. Comput. Sci. Inf. Secur., vol. XXX,
149–156. no. XXX, hal. 1–5, 2010.
[11] A. A. Kalhoro, S. Rajper, dan G. A. [21] R. Haridas dan J. R L, “Convolutional
Mallah, “Detection of E-Learners’ Neural Networks: A Comprehensive
Learning Styles: An Automatic Approach Survey,” Int. J. Appl. Eng. Res., vol. 14,
using Decision Tree,” Int. J. Comput. Sci. no. 3, hal. 780, 2019.
Inf. Secur., vol. 14, no. 8, hal. 420–425, [22] S. Prasad dan T. Chai, “Palmprint for
2016. Individual’s Personality Behavior
[12] Y. C. Chang, W. Y. Kao, C. P. Chu, dan Analysis,” Comput. J., vol. 65, no. 2, hal.
C. H. Chiu, “A learning style classification 355–370, 2022.
mechanism for e-learning,” Comput. [23] J. Sanjaya dan M. Ayub, “Augmentasi
Educ., vol. 53, no. 2, hal. 273–285, 2009. Data Pengenalan Citra Mobil
[13] L. X. Li dan S. S. A. Rahman, “Students’ Menggunakan Pendekatan Random
learning style detection using tree Crop, Rotate, dan Mixup,” J. Tek. Inform.
augmented naive Bayes,” R. Soc. Open dan Sist. Inf., vol. 6, no. 2, hal. 311–323,
Sci., vol. 5, no. 7, hal. 1–13, 2018. 2020.
[14] O. El Aissaoui, Y. El Alami El Madani, L. [24] M. Resa, A. Yudianto, dan H. Al Fatta,
Oughdir, dan Y. El Allioui, “A fuzzy “Analisis Pengaruh Tingkat Akurasi
classification approach for learning style Klasifikasi Citra Wayang dengan
prediction based on web mining Algoritma Convolutional Neural
technique in e-learning environments,” Network,” J. Teknol. Inf., vol. 4, no. 2,
Educ. Inf. Technol., vol. 24, no. 3, hal. hal. 182–190, 2020.
1943–1959, 2019. [25] W. D. Mega Pradnya dan A. Putri
[15] F. C. H. Slamet Prasetyo, Budhi Irawan, Kusumaningtyas, “Analisis Pengaruh

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 278


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 11, Nomor 3, Desember 2022

Data Augmentasi Pada Klasifikasi Covid-19 Menggunakan Data Twitter,” J.


Bumbu Dapur Menggunakan RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol.
Convolutional Neural Network,” J. Media Informasi), vol. 5, no. 4, hal. 820–826,
Inform. Budidarma, vol. 6, no. 4, hal. 2021.
2022–2031, 2022. [27] C. Shorten dan T. M. Khoshgoftaar, “A
[26] Yuyun, Nurul Hidayah, dan Supriadi survey on Image Data Augmentation for
Sahibu, “Algoritma Multinomial Naïve Deep Learning,” J. Big Data, vol. 6, no.
Bayes Untuk Klasifikasi Sentimen 1, 2019.
Pemerintah Terhadap Penanganan

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI | 279

Anda mungkin juga menyukai