Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

"Menerapkan program wajib belajar 12 tahun untuk meninggkatkan


keterampilan dalam pembangunan di bidang pendidikan”

Dosen Pengampu : Dr. Syafruddin, D.,M.S

Disusun Oleh : Kelompok 4


Semester 3 Kelas B
1. Laura Febriani (E1S022049)
2. Laela Midrawati (E1S022047)
3. Nadashafa Aulia (E1S022054)
4. Reni Susilayanti (E1S022069)
5. Noviantikazuri (E1S022000)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan


nasional. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan berdampak luas terhadap
pembangunan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan di negara Indonesia,
bagaimanapun harus diprioritaskan dan ditingkatkan. Kualitas pendidikan sangat
penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang bisa bertahan hidup
dimasa depan. Manusia berkualitas adalah yang mampu meningkatkan
kompetensinya di masa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut, hendaknya
pelaksanaan pendidikan harus mampu menciptakan situasi, sarana dan hasil belajar
yang menyeluruh, sehingga hasil belajar yang dimiliki oleh siswa dapat diterapkan
dalam kehidupannya.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008


tentang wajib belajar dengan tujuan memberikan pendidikan bagi warga negara
Indonesia untuk mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam
mayarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam
penyelengaraannya wajib belajar diselengarakan pada jalur pendidikan formal,
pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pembangunan pada bidang
pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas, potensial dan produktif bagi pembangunan, baik melalui pendidikan
formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Oleh karena itu program wajib
belajar 12 tahun ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
pembangunan di bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kajian teori pembangunan yang digunakan dalam bidang
pendidikan?
2. Apa contoh kasus pembangunan dibidang pendidikan?
3. Bagaimana hubungan kasus dengan teori pembangunan yang
digunakan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori pembangunan yang digunakan dalam bidang
pendidikan.
2. Untuk mengetahui contoh kasus pembangunan seperti apa yang ada
dalam bidang pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan kasus dengan teori pembangunan yang
digunakan.

D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Memperluas Pengetahuan Mengenai Perkembangan Program wajib
Belajar.
2. Manfaat Teoritis
Selain manfaat praktis yang dikemukakan diatas, makalah ini
juga memiliki manfaat teoritis yaitu memberikan landasan bagi para
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori Pembangunan


Teori pembangunan adalah serangkaian teori yang digunakan sebagai acuan cara
untuk membangun sebuah masyarakat. Ide pentingnya perhatian terhadap teori
pembangunan muncul pada saat negara-negara maju bermaksud untuk mengubah
kondisi masyarakat dunia ketiga yang baru merdeka. Pada perkembangannya, teori
pembangunan mempunyai beragam pendekatan yang memberikan kritik satu dengan
yang lain.
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
besar, yaitu modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen, 1995; Larrin, 1994; Kiely,
1995 dalam Tikson, 2005). Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro
tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, dan teori-teori mikro tentang
nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Sementara paradigma
ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under development),
ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world system theory)
sesuai dengan klasifikasi Larrin (1994). Berbeda dengan klasifikasi Larrin, Tikson
(2005) membaginya dalam tiga klasifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi,
keterbelakangan, dan ketergantungan.
Teori Modernisasi
Teori modernisasi lahir sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat sebagai wujud
respons kaum intelektual atas Perang Dunia II, yang telah menyebabkan munculnya
negara-negara dunia ketiga. Kelompok negara miskin yang ada dalam istilah dunia
ketiga adalah negara bekas jajahan perang yang diperebutkan oleh pelaku Perang
Dunia II. Pada sisi lain, sebagai negara yang telah mendapatkan pengalaman sebagai
negara jajahan, kelompok dunia ketiga berupaya melakukan pembangunan untuk
menjawab pekerjaan rumah mereka, yaitu kemiskinan, pengangguran, gangguan
kesehatan, pendidikan rendah, rusaknya lingkungan, kebodohan, dan beberapa
problem lain.
Teori modernisasi merupakan teori yang paling dominan menentukan wajah
pembanguan. Ada dua teori besar yang memengaruhi teori modernisasi, yaitu teori
evolusi dan teori fungsional. Asumsi teori modernisasi merupakan hasil dari konsep
dari metafora teori evolusi. Menurut teori evolusi, perubahan sosial bersifat linear,
terus maju dan perlahan, yang membawa masyarakat berubah dari tahapan primitif
menuju tahapan yang lebih maju. Salah satu teori dari modernisasi yaitu teori David
McClelland.
1. David McClelland: Dorongan Berprestasi atau n-Ach
Sebagai seorang ahli psikologi sosial, McClelland tertarik pada masalah
pembangunan karena melihat adanya kemiskinan dan keterbelakangan pada banyak
masyarakat di dunia ini. Ia mempunyai sebuah konsep yang terkenal, yaitu The Need
for Achievement, kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Konsep ini disingkat
dengan sebuah simbol, yaitu n-Ach. Orang dengan n-Ach yang tinggi, yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena mendapat imbalan
dari hasil kerjanya, melainkan karena hasil kerja tersebut dianggap sangat baik. Ada
kepuasan batin tersendiri jika ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan
sempurna, sedangkan imbalan material menjadi faktor sekunder.
Selanjutnya, McClelland mengatakan bahwa jika dalam sebuah masyarakat
ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, masyarakat tersebut akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.
Dari data hasil penilaian ini ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi selalu didahului oleh nilai n-Ach yang tinggi dalam karya sastra yang ada
pada saat itu. Jika karya-karya tersebut menunjukkan nilai n-Ach yang rendah,
pertumbuhan ekonominya menunjukkan angka yang menurun.
Metode penelitian yang sama digunakan lagi untuk menganalisis
pembangunan ekonomi di Spanyol pada abad ke-16, yang kedua pada permulaan
Revolusi Industri sekitar tahun 1800-an. Hasilnya ternyata sama, yaitu pertumbuhan
ekonomi selalu didahului oleh karya-karya sastra yang mempunyai nilai n-Ach yang
tinggi. Dari kajian sejarah ini, McClelland semakin yakin bahwa n-Ach yang tinggi
dalam sebuah masyarakat akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bagi
masyarakat tersebut.
Pertanyaan tunggal yang diajukan oleh McClelland dalam penelitiannya ini
berkisar pada penentuan kelompok masyarakat mana yang sesungguhnya
bertanggung jawab terhadap proses modernisasi negara-negara dunia ketiga. Bagi
David McClelland (1964: 165-178), kaum wiraswastawan domestiklah dan bukan
para politikus atau para penasihat ahli yang didatangkan dari negara maju yang
berperan kritis dan bertanggung jawab terhadap pencapaian kemajuan negara dunia
ketiga.
1. Human capital theory David McClelland
Human capital secara bahasa tersusun atas dua kata dasar yaitu manusia dan
kapital (modal). Kapital diartikan sebagai faktor produksi yang digunakan untuk
membuat suatu barang atau jasa tanpa mengonsumsinya selama proses produksi.
Berdasarkan definisi kapital tersebut, manusia dalam human capital merupakan suatu
bentuk modal seperti halnya mesin dan teknologi. Manusia juga memiliki peran atau
tanggung jawab dalam segala aktifitas ekonomi, seperti produksi, konsumsi, dan
transaksi.
Menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin
tinggi tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi
keterampilan dan pengetahuan. Dengan semakin tinggi keterampilan dan
pengetahuan maka semakin tinggi tingkat produktivitas. Dengan adanya keterampilan
dan pengetahuan yang tinggi maka mendorong tingginya tingkat pendapatan. Seiring
berkembangnya teori ini, konsep human capital dapat didefinisikan menjadi tiga.
a. Konsep pertama adalah human capital sebagai aspek individual. Konsep ini
menyatakan bahwa modal manusia merupakan suatu kemampuan yang ada
pada diri manusia, seperti pengetahuan dan keterampilan.
b. Konsep kedua menyatakan bahwa human capital merupakan pengetahuan dan
keterampilan yang didapatkan melalui berbagai aktifitas pendidikan seperti
sekolah, kursus, dan pelatihan.
c. Konsep ketiga memandang human capital melalui perspektif orientasi produksi.
Frank & Bemanke (2007) berpendapat bahwa human capital adalah perpaduan
antara pendidikan, pengalaman, pelatihan, keterampilan, kebiasaan, kesehatan,
energy dan inisiatif yang memengaruhi produktifitas manusia.
B. Deskripsi Kasus

Keseriusan pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di


Indonesia dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan. Salah satu
contoh untuk hal tersebut yaitu dengan dikeluarkannya kebijakan program Wajib
belajar 12 tahun atau yang lebih di kenal dengan nama Pendidikan Menengah
Universal (PMU).

https://www.kompas.com/edu/read/2023/01/25/144150071/kemendikbud-diminta-
tuntaskan-program-wajib-belajar-12-
tahun#:~:text=%22Komisi%20X%20DPR%20RI%20mendorong,25%2F1%2F2023
C. Analisis Kasus Hubungan Dengan Teori

Apabila dilihat dari Analisa keterkaitan antara kasus dengan teori modernisasi
David McClelland yaitu dorongan berprestasi. Hal ini dapat dilihat pada orang dengan
n-Ach yang tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan
bukan karena mendapat imbalan dari hasil kerjanya, melainkan karena hasil kerja
tersebut dianggap sangat baik. Kemudia teori David McClelland dalam human capital
theory menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin
tinggi tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi
keterampilan dan pengetahuan. Dengan semakin tinggi keterampilan dan
pengetahuan maka semakin tinggi tingkat produktivitas. Dengan adanya keterampilan
dan pengetahuan yang tinggi maka mendorong tingginya tingkat pendapatan.
Apabila jika dikaitkan dengan Kasus yang diangkat hal ini sagat relevan,
karena dengan diwajibkannya sekolah 12 Tahun dapat meningkatkan dan menekan
banyaknya angka putus sekolah yang terjadi selain itu program ini merupakan
program lanjutan dari perencanaan program belajar 9 Tahun sekaligus juga sebagai
strategi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045.

Dalam penerapan program belajar 12 tahun ini juga tentunya relevan dengan
teori dari Danvid tersebut, dengan adanya dorongan dan peraturan program ini
tentunya nantinya diharapan mampu mendodrong minat belajar yang baik sehingga
kedepannya dapat menghasilkan prestasi atau perolehan yang baik. Selain itu,
perolehan hasil akhir belajar akan diberikan berupa Ijazah atau sertifikat lainnya yang
menandakan tamat 12 tahun Pendidikan, nah hal itulah yang nanti dapat digunakan
sebagai pendukung dalam meningkatkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dalam teori David McClelland mengatakan bahwa jika
dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi,
masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.
Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi keterampilan dan
pengetahuan.

Kemudian kasus yang kami ambil yakni Program Pendidikan 12 Tahun dapat
meningkatkan dan menekankan angka putus sekolah, selain itu perkembangan minat
belajar dan pengembangan akademik yang mampu menghasilkan prestasi mumpuni
juga sangat diharapkan melalui program ini.

B. Rekomendasi

Dari kasus kewajiban belajar 12 tahun yang kami sajikan, maka kami
merekomendasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat
mengindahkan peraturan tersebut. Peraturan ini dibuat untuk kita taati dan demi
keberlangsungan hidup kedepan yang lebih baik

Kewajiban belajar 12 tahun merupakan peraturan yang di tetapkan pemerintah dan


dalam undang-undang nya mengatakan bahwa segala biaya akan ditanggung, jadi
jika dalam prosesnya masyarakat tidak mengikuti peraturan tersebut dengan bijak,
maka yang pertama kali berbenah adalah diri masyarakat itu sendiri, karena
pemerintah telah membebaskan biaya pendidikan untuk warganya
DAFTAR PUSTAKA

Afid Nurkholis.TEORI PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA : Human Capital


Theory Human Investment Theory Human Development Theory Sustainable
Development Theory People Centered Development Theory. 2016.

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.

Jamaludin, Adon Nasrullah. 2016. Sosiologi Pembangunan. Bandung : CV Pustaka


Setia.

Moeis, Drs. Syarif. 2009. Pembangunan Masyarakat Indonesia Menurut Pendekatan


Teori Modernisasi dan Teori Dependensi. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/01/25/144150071/kemendikbu
d-diminta-tuntaskan-program-wajib-belajar-12-
tahun#:~:text=%22Komisi%20X%20DPR%20RI%20mendorong,25%2F1%2F
2023 ( diakses pada Senin, 11 September 2023 )

Anda mungkin juga menyukai