Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN COR PULMONALE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Tugas KMB I

Dosen Pengampu : Mardiyono, MNs., PhD

Disusun Oleh :
Sophia Azka Amani (2A)
NIM P1337420222008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III

TAHUN 2023/2024
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Tn.A usia 45 tahun dengan alamat Perak MRS di Rumah Sakit Moejidto pada tanggal
26 Oktober 2016 sesak nafas ketika melakukan aktifitas dan pada saat batuk. Setalah
dilakukan pengkajian, didapatkan TTV klien : tekanan darah 160/110 mmHg, nadi
110x/menit, RR 28x/menit, suhu 37⁰C, ekspresi wajah tampak cemas dan pucat. Pasien
mengatakan keadaannya lemah dan merasa pusing. Hasil pemeriksaan ekokardiografi tampak
adanya pembesaran (dilatasi) ventrikel kanan, tanpa adanya kelainan struktur pada jantung kiri. . Dari
pemeriksaan laboratorium menyebutkan bahwa pasien didiagnosa mengalami jantung paru
(cor pulmonal)
.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama : Tn. Andi


Umur :45Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh pabrik
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Kebon Baru, Glempang
No. Reg :12024
Tgl. MRS :26 Oktober2023 (13.00)
Diagnosis medis : Cor pulmonary
Tgl Pengkajian :26 Oktober2023(13.00)

2.Penanggung Jawab
Nama :Suryatini
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : Istri
Alamat : Jl. Kebon Baru, Glempang
3. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas ketika melakukan aktifitas dan pada saat batuk.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS Moedjito pada tanggal 26 Oktober 2016 pada pukul 13.00 dengan
keluhan sesak napas, nyeri dada. TD : 160/100 mmHg, Nadi :110x/menit, RR : 28x/menit,
S : 370C. Ekspresi wajah cemas dan pucat.

3. Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien mengatakan jika sebelumnya pernah menderita hipertensi pulmonary. Namun
pasien mengatakan sering terpapar polusi dari pabrik tempat bekerja dan perokok aktif.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan jika dikeluarganya belum pernah ada yang terkena cor pulmonary.

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan Pasien


tinggal bersamakeluarga. Keluarga pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih.

4. Pemeriksaan Fisik

TD : 160/100 mmHg

RR : 28x/menit

Suhu : 370C

Nadi : 110x/menit

5. Pemeriksaan Per Sistem


a. System pernapasan
Anamnesa :Pasien meneluh sesak nafas saat beraktifitas dan batuk
Hidung Inspeksi : Ada napas cupping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Mulut
Inspeksi :mukosa bibir kering
Area dada

Inspeksi : dada simetris

Palpasi : adanya nyeri tekan

Perkusi : suara sonor

Auskultasi :suara nafas wheezing

b. Cardiovascular danLimfe
Anamnesa :tidak ada keluhan

Wajah
Inspeksi :sembab,pucat,konjungtiva pucat

Leher
Inspeksi : Ada bendungan vena jugularis

Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : iktus cordis di RIC V
Perkusi : pekak
Auskultasi : BJ1 Bj2 normal

Ekstrimitasatas
Inspeksi : Tidak sianosis
Palpasi : tidak ada CRT, suhu akral panas

Ekstrimitasbawah
Inspeksi :Tidak sianosis
Palpasi :Tidak ada CRT, suhu akral panas, tidak adanya odem

Paru-paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler

c. Persyarafan
Anamnesa : tidak ada pusing

1. Ujinervus 1 olfaktorius (pembau) : tidak bisa membedakan bau

2. Ujinervus II opticus (penghilatan) : Tidak ada rabun


3. Ujinervus III oculomotorius : tidak ada odem pada kelopak mata

4. Ujinervus IV toklearis : ukuran pupil normal 4-5 mm

5. Ujinervus V trigeminus : dapat menutup mulut secara tiba-tiba

6. Ujinervus VI abdusen : Gerakan bola mata simetris

7. Ujinervus VII facialis : Dapat menggembungkan pipi dan dapat menaik turunkan alis
mata

8. Ujinervus VIII additorious / akustikus : Dapat mendengar dengan normal

9. Ujinervus IX glosoparingeal :Tidak ada reflek muntah

10. Ujinervus X vagus : Dapat menelan, menggerakan lidah dengan benar

11. Ujinervus XI aksesorius : Dapat menggerakan bahu dan kepala

12. Ujinervus hypoglossal : Dapat menjulurkan lidah

d. Sistempencernaan-EliminasiAlvi

Anamnesa : tidak mengalami keluhan

Mulut
Inspeksi : Tidak ada sianosis
Palpasi : tidak ada nyeritekan

Abdomen (dibagimenjadi 4 kuadran) :


Inspeksi :Tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :suara perut (tympani)

Kuadran I
Hepar : tidak ada nyeritekan

Kuadran II
Gaster : tidak ada distensi abdomen

Kuadran III
Ileum :tidak ada nyeritekan

Kuadran IV
Tidak ada Nyeri tekan pada titik Mc Burney
e. System muskuluskeletal dan integument

Anamnesa :tidak ada nyeri

3 3

Kekuatanotot :

5 5

Keterangan:

0: Tidak ada kontraksi

1: Kontaksi (gerakan minimal)

2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi

3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi

4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan ringan

5: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan penuh

f. System endokrindan eksokrin

Anamnesa : Tidak ada keluhan pada pola eliminasi

Kepala

Inspeksi :Tidak ada odem

Leher

Inspeksi :Tidak ada pembesarankelenjar tyroid

Palpasi : tidak ada pembesarankelenjartyroid dan nyeritekan

Ekstrimitasbawah :tidak ada edema

g. System reproduksi

Anamnesa : tidak ada keluhan


h. Persepsi sensori

Anamnesa :tidak ada nyeri pada mata, tidak ada masalah pada penglihatan

Mata

Inspeksi : simetris.

Kornea : Normal berkilau

Iris dan pupil :warna iris dan ukuran normal

Lensa : Normal jernih dan transparan

Sclera ; warna ( putih)

B. Diagnosa
Hasil pengkajian penulis mengangkat diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
yang ditemukan, yaitu :
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
DS :
1. Pasien mengeluh sesak nafas ketika melakukan aktifitas dan pada saat batuk
2. Pasien mengatakan keadaannya lemah dan merasa pusing
DO :
1. Ekspresi wajah tampak cemas dan pucat
2. Hasil pemeriksaan ekokardiografi tampak adanya pembesaran (dilatasi) ventrikel kanan,
tanpa adanya kelainan struktur pada jantung kiri.
C. Intervensi

Kriteria dan Tujuan Hasil Perencanaan


Intervensi Aktifitas Outcome Indikator

Menejemen 1.Buka jalan nafas dengan teknikchin Perfusi jaringan : pulmunari. 1.(040814)
jalan nafas lift atau jawthrus , sebagai mana irama pernafasan
Definisi : kecukupan aliran
mestinya (4)
Definisi : darah melalui pembuluh
2.Posisikan pasien untuk
fasilitas darah pulmonari untuk 2.(040805)
memaksimalkan ventilasi
kepatenan perfusi unit alveolar/kapiler. Nyeri dada (4)
3.Motivasi pasien untuk bernafas
jalan nafas
Pelan dalam berputar dan batuk. 3.(040806) suara
4.Instruksikan bagaimana agar bisa napas abnormal
melakukan batuk efektif. pada pleura (4)
5.Auskultasi suara nafas, catat area
4.(040823) sesak
yang ventilasinya menurun atau tidak
nafas (4)
ada dan adanya suara tambahan.
6. Posisikan untuk meringankan sesak 5.(040824)
nafas. ganguan
7. monitor status pernafasan dan pertukaran gas.
oksigenasi, sebagai mana mestinya. (4)
D. Implementasi

NO Hari
NO TINDAKAN PARAF
DIAGNOSA Tgl/ Jam
1. 00032 Rabu, 1. Membuka jalan nafas dengan teknik Sophia
Ketidakefekti 26 Oktober chin lift atau jawthrus , sebagai mana
fan Pola 2023 / 15.00 mestinya
Nafas b.d 2.Memposisikan pasien untuk
Sindrom memaksimalkan ventilasi
Hipoventilasi 3. Observasi TTV :
a. TD : 160/100 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. Suhu : 370C
d. RR : 28x/menit

2. 00032 Kamis, 27 1. Memonitor status pernafasan dan Sophia


Ketidakefekti Oktober 2023/ oksigenasi, sebagai mana mestinya.
fan Pola 09.00 2. Auskultasi suara nafas, catat area
Nafas b.d yang ventilasinya menurun atau tidak
Sindrom ada dan adanya suara tambahan.
Hipoventilasi 3. Memotifasi pasien untuk bernafas
pelan dalam berputar dan batuk.
4. Observasi TTV :
a. TD : 140/90 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 370C
d. RR : 24x/menit
3. 00032 Jumat, 28 1. Posisikan untuk meringankan Sophia
Ketidakefekti Oktober 2023/ sesak nafas
fan Pola 10.00 2. Instruksikan bagaimana agar bisa
Nafas b.d melakukan batuk efektif.
Sindrom Observasi TTV :
Hipoventilasi a. TD : 130/90 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 370C
d. RR : 23x/menit

E. Evaluasi

NO MASALAH HARI, CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


KEPERAWATAN TGL,JAM
/KOLABORASI
1 00032 Rabu, 26 S : Pasien mengeluh sesak nafas Sophia
. Ketidakefektifan Oktober O :Observasi
ObservasiTTV
TTV: :
Pola Nafas b.d 2023 / a. TD : 160/100 mmHg
Sindrom 21.00 b. Nadi : 100x/menit
Hipoventilasi 0
c. Suhu : 37 C
d. RR : 25x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

2 00032 Kamis, 27 S : Sesak sudah lumayan teratasi Sophia


. Ketidakefektifan Oktober O : Observasi TTV :
Pola Nafas b.d 2023 / a. TD : 140/90 mmHg
Sindrom 15.00 b. Nadi : 90x/menit
Hipoventilasi c. Suhu : 370C
d. RR : 24x/menit
A : masalah sudah teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 00032 Jumat, 28 S : Pasien sudah tidak mengalami Sophia
. Ketidakefektifan Oktober sesak nafas
Pola Nafas b.d 2023 / O : Observasi TTV :
Sindrom 20.00 a. TD : 130/90 mmHg
Hipoventilasi b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 370C
d. RR : 23x/menit
A : masalah sudah teratasi
P : hentikan observasi
I : Pasien sudah boleh pulang

Anda mungkin juga menyukai