Anda di halaman 1dari 37

BUDAYASQ??

BudayaSQ?, Apa itu? Sebuah perkumpulan berbudaya atau Butuh


Duda Kaya?

Banyak sekali orang yang salah mengartikan apa itu


BUDAYASQ, ada yang mengartikannya seperti Butuh duda kaya
ada pula yang lebih parah, BUDAK DALAM YAYASAN, gelo.
BUDAYASQ sebenarnya bukanlah suatu grup atau perkumpulan
yang besar, hanya terdapat lima remaja Perempuan yang memiliki
bakat dan hobi yang sama didalamnya. Lalu, kenapa diberi nama
BUDAYA?, nya teuing atuh. Intinya singkatan BUDAYA itu
bukan Butuh Duda Kaya atau BUDAK DALAM YAYASAN!.
BUDAYASQ sendiri terbentuk karena ketidaksengajaan saat
dibukannya sebuah sanggar tari baru di Kota Bandung, saat itu
banyak sekalli orang yang berdatangan, mulai dari anak kecil,
remaja, hingga orang dewasa yang ingin mendaftarkan diri ke
sanggar tersebut.
Lima remaja Perempuan berbakat yang disatukan dalam satu
pertemanan, dengan karakter dan kelebihan masing masing yang
mereka punya. Siapa mereka?.
Jadi yang pertama ada si paling baik hati dan murah senyum,
SHEILA HEERA ANINDYA atau yang sering dipanggil dengan
SHEL, dia adalah yang tertua, sikapnya yang perhatian, lembut,
dan tak pernah pernah marah sama sekali kepada teman temannya
membuat semuanya menjadi sungkan untuk membantah padanya.
Memiliki paras yang cantik, berkulit putih, mata yang sipit, dan
juga suaranya yang lembut, ditambah dengan rambut coklat
panjang lurus yang menghiasi wajahnya menambah kecantikan
dari seorang Sheila.
Kedua dan ketiga adalah si kembar RIANA JASMINE
NARAYA dan WIYANA NATYA THANDIE. Mereka kembar
namun tidak mirip, aneh bukan?, tidak juga sih. Biarpun kembar,
karakter masing masing dari kakak beradik ini sangat sangatlah
berbeda jauh, contohnya saja Riana, kakak dari Wiyan ini adalah
Perempuan yang tomboy, dengan rambut pendek sebahu, wajah
yang cantik namun jutek, sifatnya yang tegas dan emosian,
terkadang membuat Wiyan berfikir apakah benar dia adalah
kembarannya?.
Berbeda dengan sang adik Wiyana atau Wiyan, dia adalah gadis
yang pendiam, pendiam itu bukan berarti tidak suka bicara
namun, Wiyan terlalu malas untuk mengucapkan hal hal yang
tidak terlalu penting baginya, cantik tentunya, memiliki wajah
sedikit bulat, matanya yang juga bulat menambah keimutan dari
diri Wiyan, rambut panjang sebatas dada ditambah dengan poni
yang menutupi keningnya, sungguh Wiyan sangat
menggemaskan. Tapi, ada yang “berbeda” dari Wiyan, ia
seseorang yang sensitive dengan hal hal yang tidak dapat
dirasakan oleh banyak orang, atau yang sering orang bilang
IndiHome ( indigo).
Lalu, ada NATA KAITLIN YASHI, si paling BATU!!!, bisa
dibilang Nata ini adalah satu satunya orang yang sering sekali
bermasalah dengan Riana, karena tingkahnya yang selalu
membantah dan keras kepala kerap membuat Riana maupun yang
lainnya kehilangan kesabaran dan selalu berujung dengan
memarahi Nata, namun itu semua hanya angin lalu baginya. Nata
itu cantik tapi ceroboh!, kecerobohannya itu pula yang sering
menjadi bahan perdebatan kelima sahabat ini, contohnya saja
pada saat hendak tampil disebuah acara, Nata lupa membawa ikat
rambut dan juga jepit sanggul miliknya yang membuat semuanya
kebingungan karena tidak ada cadangan. Untungnya saja
pertunjukan dapat ditunda terlebih dahulu, sehingga Nata dapat
mengambil barangnya.

Terakhir ada SEKAR ONELLA MEISIE, dari namanya saja


sudah berbeda dari yang lain, Sekar bukan sepenuhnya orang asli
Indonesia namun ada campuran dari negara luar, ayahnya adalah
seorang kelahiran Canada dan ibunya adalah orang asli Bandung,
sering sekali orang orang memanggilnya dengan sebutan “Si bule
local”. Jika disandingkan dengan yang lain, Sekar pun sama
cantiknya, matanya yang berwarna sedikit hijau, rambut coklat
pirang, dan kulit yang putih pucat. Sekar itu memiliki karakter
yang unik, tidak mau diam, kelakuannya yang selalu diluar nalar,
cerewet, suaranya ketika tertawa bisa membuat orang lain
disekitarnya pun ikut tertawa mendengarnya, dan tidak ada yang
tidak tersenyum atau tertawa ketika sedang bersamanya.
27 April 2022. Pagi yang cerah, udara yang sejuk, dan keadaan
yang mulai ramai di pusat Kota Bandung, terdapat sebuah
sanggar tari yang baru saja diresmikan pembukaannya yang
dihadiri oleh sang pemilik sanggar dan disaksikan oleh ramai
orang, termasuk si kembar Riana dan Wiyan yang berdiri diantara
kerumunan orang orang.

“Kak, daftar kesini yuk?, udah lama gak nari jadi kangen pentas
waktu masih SMP.” Ucap Wiyan kepada Riana yang pada saat itu
juga tertarik dengan sanggar itu.
Riana yang mendengar ajakan adiknya pun seketika menoleh,
“Serius lo mau nari lagi?, inget dulu lo pernah kecelakaan gara
gara nari.” Ucapnya sembari menunjuk kaki Wiyan dengan
dagunya.
“Itukan dulu atuh kak, sekarang udah gak kenapa napa, gue juga
gak trauma sama kejadian itu.” Jawab Wiyan yang kini masih
terus membujuk Riana untuk ikut masuk sanggar . “Kak
ayolahhhh, lo juga kan suka nari masa gamau ikutan sih,
mumpung deket dari rumah tau tempatnya.” Sambungnya.

Badan Riana tergoncang kekanan dan kekiri karena ulah Wiyan


yang masih saja membujuknya, karena sedikit malu oleh tingkah
adiknnya yang merengek seperti anak kecil dan dilihat oleh
beberapa orang membuat Riana mau tak mau menyetujui
keinginan adiknya tersebut.
“Ck bawel, lo yang ngerengek gue yang malu tau gak, yaudah
sana masuk.”
Mendengar itu sontak Wiyan kegirangan dan memeluk Riana,
setelah itu ia langsung masuk kedalam sanggar untuk
mendaftarkan namanya dan juga kakaknya. Riana hanya dapat
terkekeh melihat tingkah adiknya yang tidak pernah berubah,
selalu membujuk dengan mukanya yang memelas.

Saat keduanya sedang melihat lihat kedalam sanggar, tak sengaja


Wiyan menendang botol minum seseorang yang tergeletak
dilantai.

“Eh! yaampun, maaf kak maaf gak keliatan.” Ucap Wiyan kepada
dua Perempuan yang sedang duduk dihadapannya, dan sesegera
mungkin mengambil botol tersebut.
“Iya iya gapapa kok santai aja.” Jawab salah satu Perempuan
cantik berambut coklat lurus itu dengan senyum yang lembut.

Wiyan sempat terpesona olehnya, wajah yang cantik dan sikapnya


yang ramah membuat Wiyan tersenyum balik kearahnya. Berbeda
dengan teman satunya, ia melihat Wiyan dari atas sampai bawah
dengan tatapan yang tidak mengenakan, terlihat tidak suka
dengan tatapan yang diberikannya kepada Wiyan, Riana bertanya
kepada gadis itu.
“Kenapa ngeliatin adik gue kayak gitu?.”
“Pengen aja, gaboleh?.” Jawabnya, mendengar itu Riana memutar
bola matanya malas.
“RIANA!!!.” Keempatnya sontak menoleh kearah suara saat
mendengar teriakan tersebut, terlihat seorang gadis dengan
rambut cepol acak dengan es cekek ditangannya berlari menuju
arah Riana. Menyipitkan sedikit matanya, Riana mencoba
memastikan siapa orang itu?.
“Loh?, bule local kapan dateng ke Bandung?, tiba tiba banget ada
disini gak ngasih kabar dulu.”
“Baru kemarin gue dateng ke Bandung, lagi jalan jalan gak
sengaja gue liat ada rame rame, ternyata ada sanggar yang baru
buka.”
“Kar ikut sanggar tari lagi yuk?, bareng kita.” Ajak Wiyan.
“Badan gue udah jompo Yan, udah gak sanggup lagi nari nih
kayaknya.”
“Justru itu mending ikutan lagi biar badannya sehat.” Keukeuh
Wiyan.
“Sama mereka?, siapa?, temen kalian?,” Tanyanya menunjuk
dengan dagu kepada kedua gadis yang sendaritadi diam melihat
percakapan mereka.
Menyadari bahwa dirinya ditunjuk, gadis berambut coklat itu
langsung memperkenalkan diri.
“Hai, kenalin nama aku Sheila, kita belum saling kenal
sebelumnya baru ketemu di sanggar ini.” Ucapnya dengan
senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
“Cantik pisan teh, jangan senyum kayak gitu atuh salting liatnya
hahaha, kenalin Sekar Onella Meisie,”
“Harus banget kah pake nama panjang Kar?.” Sahut Riana.
“ngomong ngomong kita juga belum kenalan, gue Riana ini adik
gue Wiyan.”
“Itu yang satunya lagi gamau kenalan?,” Tanya Sekar.
Orang yang dimaksud terlihat sibuk dengan handphonenya,
melihat sikap temannya yang dirasa kurang mengenakan, Sheila
menyikut temannya tersebut.
“Ish apasih Shel?.”
“Itu lo ditanya sama mereka Nata.”
“Ck, gue Nata.”
“Uyyyy singkatnya, Nata apa?, Natathecoco?.” Ucap Sekar.
“Apasih lo bule so asik.”
“Gue mah nanya bukan so asik.” Setelah itu tidak ada respon lagi
yang diberikan.
“Eh, minta nomor hp nya dong, kita bikin grup anak sanggar.”
Ucap Sekar kembali.
“Loh?, kalian berdua ikut daftar ke sanggar ini juga?.” Tanya
Wiyan dan hanya dijawab anggukan saja oleh Sheila.
“Tuhkan, udah gue bilang lo itu so asik bule, tiba tiba minta no
hp.” Ucap Nata.
Memasang wajah bingung, Sekar pun menyahut ucapan Nata.
“Siapa yang minta no hp lo?, gue minta nomornya Sheila kali,
yeuhhh geer lo.”
“Monyet.” Jawab Nata ketus.
LOMBA PERTAMA KITA?!!

Waktu berlalu begitu cepat, kedekatan antara kelima remaja itu


semakin rekat hari demi hari, sanggar tari yang masih rutin
mereka datangi untuk melatih lebih dalam skill tari yang mereka
punya, membuat kelima remaja itu berencana untuk membentuk
sebuah grup tari sendiri yang diberi nama BUDAYASQ, disinilah
awal mula perjalanan mereka untuk mengekspresikan karyannya
dan juga memperkenalkan BUDAYASQ kepada semua orang.
Pada awalnya, mereka mencoba mempromosikan karya tari yang
sudah mereka buat sendiri di media sosial pribadi milik mereka,
siapa sangka bahwa karya tersebut mendapatkan banyak pujian
serta dukungan dari banyak orang.
NakBUDAYA

SEKAR
GUE ADA INFO!!!
Ada acara lomba seni kreasi di SMK Bunga Gugur, dibuka buat
umum, biaya pendaftaran masing-masing 70ribu buat grup,
35ribu buat individu.
Gue dapet informasi ini dari medsos mereka.
NATA
Dapet apa aja kalo menang?
SEKAR
Setau gue sih dapet sertifikat sama uang gitu, lumayan gede buat
acara anak sekolahan.
RIANA
Ikut nih?
SEKAR
Ayolah gas, kita cobain lomba, siapa tau iseng-iseng berhadiah
wkwkwkwk.
SHEILA
Itu kapan Kar kira-kira?, takutnya acara diadain waktu kita lagi
sekolah.
SEKAR
Pertengahan bulan November Shel, hari Minggu tanggal 20, kalo
kita ikut lombanya kita masih punya waktu satu bulan lebih buat
latihan, pendaftaran udah dibuka dari sekarang.
Gimana?, klo gue sih pengen ya.
SHEILA
Boleh juga, kalian semua mau?
NATA
Ayo aja sih.
RIANA
Gas lah ikutan.
WIYAN
Deg- degan ihh, belum apa-apa juga:(
NATA
Anak kecil emang ikut?, siapa yang ajak?.
WIYAN
BRISIK YANG TUA GAK DIAJAK.
SHEILA
??
WIYAN
hehehehe
SHEILA
Jadi ikutan nih serius?, @Sekar daftar aja Kar, buat biayanya
pake uang lo dulu ya cantik, nanti diganti.
RIANA
Kalo inget itu juga ya HAHAHAHA.
WIYAN
Bayarin sama Nata aja gak sih?, dia kan nak sultan.
NATA
Gue tau Yan kalo nama bapak gue tuh Sultan, tapi gak gitu juga
konsepnya. Lagian yang kasih info kan si Sekar.
SEKAR
Gue kasih info bukan berarti gue juga yang harus jadi tumbal
proyek ya anjeng!

NATA
70ribu doang Kar elah, gak bikin dompet lo langsung kering.
SEKAR
Beungeut maneh tah garing jiga kanebo.
RIANA
Pedazzzz
WIYAN
Hahahahahaha
SHEILA
Jadi gak nih teman-teman ku tercinta?
SEKAR
JADI INI GUE MAU DAFTARRR, tapi ntar bayar uang
udunannya ya:(
Keuangan gue lagi menipis banget dah asli, keureut ceuli aing.
WIYAN
Kalimat sakralnya keluar wkwkwk.
SEKAR
Bisi gak percaya mereka Yan.
NATA
Ck, butuh berapa duit sih lo?, gue ganti lebih deh tenang aja.
SEKAR
Stiker

RIANA
Ajarin dong puhhh sepuhhh aku kan masih pemula puhhh.
SEKAR
OKE UDAH GUE DAFTARIN YAW, UANGNYA JUGA UDAH
GUE TRANSFER!!!
WIYAN
YEAYYYY LOMBA PERTAMA KITA!!
NATA
OMO! OMO! OMO!
SHEILA
Nah kalo gitu besok kita kumpul di sanggar kayak biasa jam 8
pagi, kita obrolin buat nanti kita tampil mau pake lagu apa sama
tariannya mau gimana, sedikit-sedikit juga kita latihan buat
koreo, okey?.
SEKAR
SIAP BU KETUUU!!!
WIYAN
SYAPPP
RIANA
Baik.

Keesokan harinya, pukul 08.00 pagi mereka berkumpul didepan


sanggar sesuai dengan apa yang sudah mereka rencanakan
kemarin, sembari menunggu Nata yang belum sampai. Entah
sedang ada kendalan apa, sanggar itu tutup hari ini, jadi mau
tidak mau hari itu juga mereka harus mencari tempat untuk
latihan sementara waktu.
"Bandung tiris pisan gila." Ucap Sekar yang sedaritadi
menggosokan kedua telapak tangannya, ditambah dengan jaket
yang menutupi tubuhnya.
"Lagi musim hujan gak sih?, akhir-akhir ini hujan terus soalnya."
Sahut Wiyan.
"Bulan Oktober udah masuk musim penghujan ya emangnya?,"
tanya Sekar, dijawab anggukan oleh Wiyan.
"Lu selama di Canada gimana deh Kar?, di Bandung aja yang lagi
musim penghujan gini lu kedinginan, gimana kalo disana?," tanya
Riana.
"Sama aja sih dinginnya, cuman kalo disana tuh tiap musim udah
ada baju tersendiri, kayak misal nih sekarang musim hujan atau
salju, ya otomatis baju yang lo harus pake baju yang sesuai sama
musimnya." Jelas Sekar.
"Iya ya, disini kita mau musim apapun tetep aja pake celana kolor
sama kaos longgar." Sahut Sheila.
"Baju terenak sih itu coy."
"Btw, ini si Nata kemana deh?, lama banget gila disuruh kumpul
jam berapa dateng jam berapa."
"Tau tuh, sampe keriput gue nungguin dia disini." Berdiri dari
tempat duduknya Riana terus merutuki Nata yang belum juga
datang. "Kalo bukan pake mobil dia buat cari sanggar, udah gue
tinggal tuh anak."

Tak lama muncul sebuah mobil hitam yang sudah tidak asing
dimata mereka, itu mobil milik Nata. Umpatan demi umpatan
dilontarkan oleh Sekar dan Riana, mereka jengkel, sungguh Nata
selalu bertindak
seenaknya, dia telat selama satu jam?!, hey!! ayolah, dia bukan
orang penting yang harus selalu kami tunggu!.
Jendela mobil perlahan terbuka, terlihat Nata menyapa teman
temannya, dengan wajah tanpa dosa tentunya.
"Ayo naik, kita cari sanggar." Ucapnya.
"Jelema gelo." Rutuk Riana didalam hati.
"Sabar kak." Bisik Wiyan, tanpa berkata apapun Wiyan sudah
paham dengan mimik wajah kesal dari kakaknya itu.

Hanya membutuhnya waktu kurang dari satu jam mereka sudah


menemukan sanggar sementara untuk mereka berlatih, Nata yang
menyarankannya. Sanggar tersebut berada di ujung kota, dekat
dengan perkebunan warga, tak begitu sepi, keadaaan sanggar
tersebut cukup terawat, namun jika dilihat-lihat sepertinya
sanggar ini sangat jarang sekali digunakan.
Mobil Nata berhenti tepat di depan gerbang sanggat itu, satu
persatu dari mereka turun dari dalam mobil dan bebenah
membawa barang yang mereka bawa.
"Disini?," tanya Sekar.
"Iya, waktu SMP dulu gue pernah anter sepupu kesini, ternyata
masih ada sanggarnya." Jelas Nata, yang lain hanya ber-oh ria.
"Yaudah ayo masuk."

kriettt.....

Bunyi dari gerbang yang karatan sedikit membuat kesan horor


pada sanggar itu, tapi mereka tidak terlalu memikirkan itu,
kelimannya mulai memasuki pekarangan sanggar, dan mencoba
mencari sang pemilik tempat.
"Loh?, gak ada orang nih?", intip Riana lewat jendela pos yang
berada tepat di sebelah sanggar.
"Masa sih?, belum buka kali." Penasaran dengan yang Riana
lihat, Sekar ikut mengintip kedalam.
"Buka kok ini, cuman ibu pemiliknya gak diem disini terus,
kadang suka pulang dulu, setau gue ya." Jawab Nata
"Coba buka pintunya Kar, kalo masih dikunci berarti sanggarnya
belum buka, kita cari lagi yang lain." Sambungnya.

Sekar mencoba membuka pintu sanggar, ternyata tidak terkunci,


artinya sanggar sedang tidak tutup. Melihat itu semuanya sedikit
bersorak, tetapi tidak dengan Wiyan, perasaannya tiba-tiba
merasa tidak tenang, ada yang aneh dengan sanggar ini. Tapi
karena tidak ingin mengacaukan suasana, Wiyan hanya bisa
menyimpan rasa tidak nyamannya sendiri.
Mereka mulai berbincang di tengah ruang sanggar, entah
membahas lagu, tarian, dan lain sebagainya, semuanya saling
fokus memperhatikan satu sama lain, tetapi mata Wiyan terus saja
menelusuri setiap sudut sanggar. Ada sebuah pintu tua yang
sudah rusak di sudut sebelah kanan sanggar, mungkin itu tempat
anak anak sanggar mengganti pakaian, namun sekarang sudah
tidak terpakai. Bagian bawah pintu tersebut hancur, terdapat
lubang yang cukup besar, entah mengapa pandangan Wiyan terus
tertuju pada lubang pintu itu, entahlah... Wiyan merasa seperti
ada yang memperhatikan mereka disana, menggelengkan
kepalanya dan mencoba untuk fokus kembali dengan teman
temannya, Wiyan sebisa mungkin mengalihkan pandangannya
dari pintu itu.
Disaat yang lainnya sedang sibuk membuat pola lantai untuk
tarian yang akan mereka tampilkan, lagi lagi perasaan Wiyan
kembali tidak enak, dari sudut matanya Wiyan bisa melihat ada
seseorang dibalik pintu rusak itu, tidak terlalu jelas memang,
namun Wiyan yakin ada seseorang disana, dengan penasaran
akhirnya Wiyan memperhatikan pintu itu kembali, berusaha
berpikir positif dan mengira bahwa itu adalah manusia. Semakin
lama Wiyan mengamati pintu itu, jantung Wiyan hampir saja
berpindah dari tempatnya, tepat di lubang pintu tersebut tiba tiba
ada sebuah mata mengintip, bola matanya yang seluruhnya hitam
dengan rambut gimbal menutupi sebagian wajahnya, sosok itu
menghilang begitu saja ketika Wiyan sadar akan kehadirannya.
Jantung Wiyan berdetak tak karuan saat itu, wajahnya yang pucat,
dan badannya yang membeku seketika.

puk!

Sebuah tepukan mendarat dibahu Wiyan, seketika tubuhnya bisa


digerakan kembali dan dengan cepat Wiyan membalikan
badannya. Ternyata itu Nata, dia yang menepuk bahunya tadi.
"Jangan ngelamun, kesambet lo nanti."
"Kenapa dek?, gak enak badan?", tanya Riana khawatir melihat
wajah adiknya yang terlihat pucat.
"Nahan berak kali si Wiyan." Celetuk Sekar, dan setelah itu dia
mendapatkan pukulan dari Riana.
"Sembarangan lo, gue gapapa kok tadi cuma lagi gak fokus aja,
gue ijin istirahat bentar ya." Ucap Wiyan.
"Iya sok Yan istirahat aja dulu, gue tau kok lu lagi kebelet
makanya jadi gak fokus hahahaha." Memutar bola matanya
malas, Wiyan pergi ke pinggir ruangan untuk menjernihkan
pikirannya dari apa yang baru saja dia lihat tadi.
"Gue temenin dia bentar ya, takut kenapa napa tuh bocah." Ucap
Riana.
“Kenapa dek?, gak enak badan?,” tanya Riana, tak ada respon
yang diberikan, sebenarnya Wiyan ingin memberitahu Riana
tentang kejadian yang dia alami, tapi entahlah… Wiyan masih
tidak berani menceritakannya.
“Heh!, jangan ngelamun, bilang ke gue ada apa.”
Bukannya menjawab, Wiyan dengan cepat menarik lengan Riana
pergi menuju luar sanggar, tepatnya dipekarangan dimana mereka
memarkirkan mobil.
“Kalo narik kasih aba aba kek, jantung gue hampir tukeran
tempat sama empedu nih.”
“Kak, pindah sanggar yuk, kita cari yang lain.”
“Hah?, tiba tiba banget, kita baru nyampe loh ini belum juga ada
se-jam kita disini.”
Hening… tak ada yang berbicara, keduannya sama sama terdiam
Wiyan pun tak membalas ucapan sang Kakak.
“Lo habis liat setan ya?, jangan bilang lo habis ngeliat setan!,
iyakan?!.”
“Ishh berisik, iya tadi gue habis liat itu…makannya gue minta
pindah.”
“Bukannya udah lama ya mata batin lo sempet ditutup sama
temennya Ayah, kok bisa liat lagi sih?,”
“Gatau, mungkin emang dari pabriknya indigo jadi gabisa
sepenuhnya ditutup kali, inget gak cerita Ibu waktu dia pergi ke
Villa punya temennya?, disitu kan Ibu bilang dia bisa liat lagi
mereka, padahal mata batin ibu udah ditutup dari lama.”
"Lah iya?, kapan ibu bilang?."
"Ck, males ah lo pikunan, pokonya kita harus pindah soalnya gue
ngerasa dia gak suka kita dateng kesini, kita juga gak ada permisi
waktu masuk kan?."
"Duh iya lagi, kita gak permisi ya tadi?, yaudah kita kasih tau
yang lain tapi jangan cerita apa apa dulu." Wiyan menggangguk
sebagai jawaban.
Setelah mencoba berbincang dengan yang lain pasal sanggar
yang mereka tempati sebelumnya, akhirnya mereka berencana
mencari sanggar lagi untuk berlatih.
Waktu terus berlalu, jam sudah menunjukan pukul 16.25, tetapi
mereka belum juga menemukan sanggar lain yang terlihat kosong
ataupun buka, aneh, hari ini benar benar aneh.
"Tangan gue pegel nyetir mulu." Ucap Nata.
"Kita udah keliling ber- jam jam tapi gak nemu sanggar lagi."
Sheila menimpali.
"Kenapa kita harus pindah sih Rin, Yan?," Tanya Nata sembari
melihat Riana dan Wiyan lewat kaca mobil, Nata sedikit heran
melihat wajah Wiyan yang lebih pucat dari sebelumnya. "Sakit lo
Yan?," sambungnya.
Menghela nafas panjang, Riana akhirnya menceritakan semuanya
kepada ketiga temannya itu.
"Gue mau ngasih tau kalian tentang Wiyan, maaf baru cerita
sekarang, sebenernya adek gue ini punya kelebihan sejak dia
lahir, dia bisa lihat apa yang gak semua orang bisa liat, ngerti kan
maksud gue?,"
"Indihome?." Potong Sekar
"Indigo anjir." Timbal Nata sembari menoyor kepala Sekar yang
berada disebelahnya.
"Iya itu, typo dikit Nat aelah."
"Iya itulah, dia bisa kayak gitu karena ibu gue, kenapa gue ajak
kalian semua buat pindah sanggar, soalnya Wiyan liat ada setan
disana, kayaknya dia keganggu sama kehadiran kita ditambah nih
kita tuh gak permisi sama sekali waktu masuk sanggar."
"Eh iya yah...., duh tapi setannya gak nempel di mobil gue kan?."
"Engga Nat gak nempel dimobil, tapi dibelakang lo noh."
"Riana anjir!, jangan sampe lu gue turunin juga ya disini."
"Gue udah lama gak bisa liat yang begituan lagi.... tapi kenapa
sekarang bisa ya?." Ucap Wiyan lirih.
"Energinya kuat kali."
"Bisa jadi tuh Shei."
"Yaudah kita pulang aja deh sekarang, udah sore juga, besok kita
lanjutin latihannya disanggar biasa semoga aja gak tutup." Ucap
Sheila, yang lainnya setuju terlebih Riana yang khawatir melihat
kondisi Wiyan yang terlihat lemas. Akhirnya mereka menutuskan
untuk pulang, Nata mengantarkan Sheila terlebih dulu lalu si
kembar.
"Mobil gue gak ketempelan kan Yan?."
Wiyan terkekeh mendengarnya, "Enggak Nat, tenang aja."
"Beneran loh ya, gue parno nih pulangnya."
"Lah kan ada si Sekar Nat." Ucap Riana sembari menunjuk Sekar
didalam mobil.
"Justru itu, dia setannya mobil gue ketempelan si Sekar."
"Anying lo Nat." Semuanya tertawa, setidaknya keadaan sedikit
lebih nyaman dari sebelumnya.

Satu bulan berlalu, tak terasa acara lomba sudah didepan mata,
BUDAYA SQ sudah bekerja keras berlatih untuk menunjukan
penampilan yang memuaskan nantinya.

Selamat datang kepada peserta dan juga kepada penonton yang


sudah hadir di acara kami, KREASI SENI II SMK BUNGA
GUGUR!!!, disini kita akan menyaksikan penampilan
penampilan seni dari teman teman semua!!, MARI KITA
RAMAIKAN ACARA HARI INI!!!

Suara sorakan serta tepuk tanggan terdengar begitu ramai, rasa


gugup tiba tiba saja menghampiri kelimanya, bagaimana tidak,
ini adalah lomba pertama mereka, dan tentu saja banyak juga
peserta peserta lain yang tampak begitu mengagumkan.
Kelimanya berpegangan tangan demi mengurangi rasa gugup dan
untuk saling menguatkan satu sama lain.
"Huhh gue deg degan parah." Ucap Sekar, "Saking gugupnya,
gigi gue sampe kering." Sambungnya.
"Lo gugup sambil nyengir Kar?."
"Jadi gini nih siklus gugup gue, kalo gue gugup pertama, gigi gue
bakalan kering, terus gak lama dari itu pasti gue ngerasain mules,
nah sekarang gue jadi pengen berak, wc dimana ya?, ada yang tau
gak?." Jelasnya
"Tai lo!, gue udah dengerin serius juga."
"Hahahaha lagian lo ngapain nanggepin si Sekar Nat, Nat."
Woww!! penampilan yang menakjupkann!!, tepuk tangan sekali
lagi untuk peserta nomor 12!!. Baiklah tanpa membuang waktu
lagi, KITA PANGGILKAN!!, PESERTA NOMOR 13, BUDAYA
SQUAD!!!.
"Anjir!, aing beneran kebelet ini coy!."
"Belegug ih!, tahan tahan aja Kar."
"Gelo!, lamun murag dipanggung kumaha?!."
"Derita lo."
"Tai lo!."
"Tai lo noh tahan!."
"Udah anjing!, kalian mau ribut sampe atas panggung hah?!."
Mendengar suara Riana keduanya sontak terdiam, dan ajaibnya
rasa mulas yang dirasakan Sekar pun ikut lenyap.
Kelimanya mulai menaiki panggung dan memberi salam terlebih
dulu kepada juri dan penonton, mengambil posisi masing masing,
dan alunan musik mulai mengalun, dengan luwes dan penuh
semangat kelimanya menampilkan penampilan terbaik mereka,
setelah penampilan mereka selesai terdengar sorakan serta tepuk
tangan yang sangat meriah dari berbagai arah. Kelimanya
tersenyum mendengar itu, energi yang telah mereka keluarnya
terasa penuh kembali. Kembali ke belakang panggung kelimanya
sontak bersorak dan berpelukan.
"AAAAA YAAMPUN AKHIRNYAA SKSKSKSKKS."
"HAHAHAHA APASIH KAR SKSKSKSK."
"Gue gatau pokonya ksksksks."
"HAHAHAHA udah udah, makasih ya gais udah tampilin yang
terbaik tadi di atas panggung, buat lo juga Kar hahaha makasih
udah bisa nahan mules lo tadi."
"Mules gue udah ilang Shei pas dimarahin si Riana sebelum naik
panggung."
"Lah gegara gue marahin mules lo bisa ilang?"
"Bisa, takut kali sama lo makanya dia masuk lagi gajadi keluar."
"Apasih anjrit hahahahahaha."
"Kita kesana yuk, acaranya udah mau selesai, habis itu
pengumuman pemenang deh." Ujar Sheila semangat.
"AYOOOO, eh tapi berdoa dulu semoga kita menang di lomba
ini."
"Aamiin, dah ayo."

prok prok prok prok!

MASIH SEMANGAT SEMUANYA?!!!, GIMANA NIH


PENAMPILAN TERAKHIR BARUSAN?, KEREN BUKAN?,
BERIKAN TEPUK TANGAN SEKALI LAGI UNTUK SEMUA
PESERTA WUWWWW!!!!.
Tapi sayang kita sudah ada diujung acara kreasi seni ii smk
bunga gugur nih temen temen semuanya, nah sekarang kita akan
mengumumkan 3 pemenang utama kreasi seni terbaik yang
sudah di sepakati oleh juri kita. Kepada ke-15 peserta bisa
datang ke lapangan agar bisa menyaksikan pengumuman secara
langsung. Baiklah tanpa membuang waktu lagi, kita umumkan!
juara tiga penampilan seni kreasi terbaik jatuh kepadaaa,
ALDANI HAIKAL MALIK DENGAN LUKISAN TERBAIKNYA!!,
SILAHKAN BERIKAN TEPUK TANGAN!. Selanjutnya untuk
juara 2 jatuh kepadaaa, PADUAN SUARA SMA MUTIARA
BIRU!!, dan yang terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu,
siapakah yang akan menjadi juara 1 dalam acara kreasi seni kali
ini?!
"Duh.... udah pengumuman juara satu, harapan kita buat menang
udah gak ada..." Ujar Sekar lirih.
"Berdoa terus Kar siapa tau kita juara satu, yaaa kalo engga pun
gapapa kita jadiin ini pengalaman lomba pertama kita." Wiyan
mencoba menyemangati Sekar yang sedikit lesu.
"Percaya sama gue, kita pasti dapet juara satu itu." Ucap Riana
semangat.
"Darimana lo tau?." Tanya Nata.
"Dari matamu matamu ku mulai jatuh cinta, HAHAHAHAHA."
"Sialan lo Rin."

DANNN INI DIA PEMENANG JUARA 1 KREASI SENI II,


PEMENANG JATUH KEPADAAAAAA, SELAMAT UNTUK
BUDAYA SQUAD DENGAN PENAMPILAN SENI TARI!!,
BERIKAN TEPUK TANGAN YANG MERIAH KEPADA KETIGA
PEMENANG KITA!.

"K-kita menang?......"
"Kak, aku gapapa?.
"Siapapun tolong tampar pipi gue, gue takut gue lagi halu." Ucap
Nata tidak percaya.

PLAK!
"ADUH!!, KENAPA LO NAMPAR GUE RIANA?!."
"Gimana sih, tadi nyuruh nampar giliran beneran ditampar kok
ngamok."
"Jangan keras-keras juga gila namparnya!, makeup gue bisa
luntur!."
"Eh haah lah, makeup lo nempel di telapak tangan gue
hahahaha."
"KITA MENANG SEMUANYA KITA MENANG
YEAYYYYYY!!."

Dipersilahkan kepada ketiga pemenang untuk naik keatas


panggung.

"Shei, sana naik." Ujar Riana.


"Gue?, kenapa?."
"Iyalah lo kan ibu boss, sana nain bu bos." Jawab Sekar
Sheila terkekeh mendengarnya dan langsung pergi menuju
panggung. Sheila kembali menghampiri teman temannya dengan
piala, sertifikat, dan juga sebuah amplop ditangannya, semuanya
bersorak ria atas kemenangan yang mereka raih.
"Pialanya kita laminating aja gak sih biar gak rusak." Celetuk
Sekar.
"Piala mana coba yang bisa dilaminating anjir." Timbal Riana.
"Biar gak rusak coy, piala pertama kita nih."
"Gak gitu juga gila."
"Yaudah sekarang cus kita pulang, sekalian simpen ini." Ajak
Sheila kepada yang lainnya.
LIBURAN KALI INI….

Libur akhir tahun telah tiba, Sheila, Riana, Sekar, dan Wiyan, kini
sedang berada dirumah Nata, mereka memutuskan untuk
menginap dirumah Nata untuk beberapa hari, tidak ada yang
special, kelimanya hanya menonton sebuah Drama Korea terbaru,
memesan makanan, lalu pergi tidur. Tak terasa malam berlalu
dengan cepat, Sekar terbangun lebih awal karena urusan perutnya
mulasnya, itulah rutinitas Sekar dipagi hari. Saat hendak pergi ke
kamar mandi disana terlihat Nata yang sudah siap memakai
pakaian olahraga lengkap dengan handuk kecil bertengger
dilehernya.
“Masih pagi Nat, mau kemana?.”
“Keluar."
“Ngapain?.”
“Ambil paket.”
“Buset, tukang paket mana yang nganterin paket pagi pagi buta
begini.”
“Astaga Kar masih pagi loh ini, gue udah pake baju olahraga
kayak gini lo percaya gue mau ambil paket?,”
"Siapa tau gitu yakan."
Nata hanya bisa menghela nafas, "Terus lo mau kemana sekarang
udah bangun, panggilan alam lagi?."
"Betul sekali."
"Yaudah sana selesaiin panggilan alam lo, gue mau sepedahan
dulu."
Jam sudah menunjukan pukul 07.00, Sheila dan yang lainnya pun
sudah terbangun, karena bingung mau melakukan apa, ditambah
Nata yang belum juga kembali akhirnya mereka memutuskan
memesan makanan untuk sarapan. 25menit berlalu, terdengar
suara pintu terbuka, saat pintu terbuka terlihat Nata pulang
dengan menjinjing dua kantong kresek ditangannya.
"Kalian yang pesen makanan?," tanyanya.
"Loh udah sampe?, kenapa gak kedengeran ya." Ucap Sheila
bingung, pasalnya ia sedaritadi menunggu di kursi balkon kamar
Nata.
"Waktu abangnya nyampe kebetulan gue juga baru balik
sepedahan." Semuanya ber-oh ria sebagai jawaban.
"Sarapannya di meja makan aja jangan dikamar, gue mau mandi
dulu."
Saat dimeja makan, semuannya menikmati makanan yang sudah
mereka beli, diselingi dengan mengobrol kecil dan bercanda.
"Eh gue jadi pengen ketemu bule deh." Ujar Wiyan tiba tiba.
"Gue kan bule Yan." Menaik-turunkan alisnya Sekar dengan
bangga menjawab ucapan Wiyan.
"Bule kampung lo Kar." "Anjir lo, awas aja kalo nanti minta
diajak ke Canada waktu gue pulang kampung, ya walaupun
kampung gue sebenernya di Bandung sih hahahahaha."
"Numpang lahir doang lo disana."
"Kita ke Bali aja yuk?, mau ketemu bule kan?." Ajak Nata,
sontak semuanya terdiam.
"Semudah itukah lo ngajak kita pergi ke Bali?."
"Pelan pelan pak supir, minimal kalo ngajak main yang deket
deket dulu ngapa."
"Gue tau lo anaknya Pak Sultan, tapi gak gini juga Nat."
"Lo lagi demam apa gimana?." Begitulah kira kira jawaban yang
diberikan yang lain saat mendengar ajakan Nata.
"Emang kenapa sih?, gue bisa minta tiketnya langsung kok ke
bokap gue kalo kalian mau, jadi kalian tinggal bawa diri sama
barang bawaan aja."
"Terus nanti kita disana mau luntang lantung gak bawa uang
sepeser pun?." Sahut Riana.
"Aaaa kasian aaaa."
"Ck gampang itu mah, mau gak?, mumpung libur masih lama
nih."
"Uang keluarga lo gak pernah abis ya Nat?."
"Hahahaha alhamdulillah sih ada terus Shei."
"Orang tua lo lagi butuh anak angkat gak Nat?, gue siap kok jadi
nak bungsu keluarga lo."
"Kayaknya butuh sih Yan."
"Gue bilangin bapak lo ya Wiyan." Sahut Riana. "Bapak lo juga
ya kak btw." Jawabnya.
"Jadi mau gak?, duh gue kebetulan pengen kesana sih, udah lama
juga gak liburan ke Bali."
"Tapi Nat, emangnya gapapa lo langsung minta gitu aja ke bokap
lo?." Tanya Sheila merasa tidak enak, pasalnya ini bukan pertama
kalinya Nata seperti ini, contohnya saja pada saat Sekar akan
pergi ke Canada selama seminggu karena urusan keluarnganya
disana, tak segan segan Nata langsung membelikan tiket pesawat
untuk mereka pergi ke Canada bersama keluarga Sekar.
"Gapapa Shei, kayak yang baru kenal aja sama gue, lagian ini
bisa jadi peluang kita buat cari tau tentang tarian tarian di Bali
bener gak?, ini bisa jadi ide projek kita selanjutnya coyy."
"I-iya sih...."
"Okelah berangkat ya kita, emm enaknya kapan ya?, mending
lusa atau kapan?."
"Atur-atur aja deh Nat, gue ngikut." Ucap Riana.
"Oke, bentar gue kebawah dulu mau ke ruangan bokap."
Sepeninggalan Nata, kini keempatnya hanya bisa terdiam
meratapi kehidupan mereka masing masing.
"Gue yakin si Nata emang lagi demam." Celetuk Sekar.
"Andai hidup semudah itu." Ucap Sheila lirih.

BRAK!!

"YUHUWWWW BERHASIL!!, KITA PERGI LIBURAN


LUSA!."
"Udah?, s-semudah itu?," Menganguk antusias Nata
memperlihatkan handphone miliknya lalu membuka web untuk
memesan tiket liburan serta penginapan.
"Nah kita berangkat nanti lusa, kalian besok bisa pulang dulu
buat siapin barang barang kalian, gue udah pesen tiket pesawat
buat lima orang sama penginapan elit disana selama seminggu.
Gimana bagus kan penginapan pilihan gue?."
"Apa gue tambah ya jadi dua minggu?, atau sewa translatetor biar
nanti ketemu bule ngobrolnya gampang?, ah gak usah kali ya kan
ada lo Kar, ada yang gratis kenapa harus bayar iya gak?
hahahaha." Cerocos Nata panjang lebar.
Keempat temannya hanya bisa mematung mendengar semua
celotehan Nata, mata mereka berkedut dengan mulut yang
ternganga.
"Udah kena sarafnya nih bocah." Batin Riana.
"Eh?, k-kalian kenapa?."
Menggelengkan kepalanya cepat Sheila lantas mengambil
laptopnya lalu membuka file file projek BUDAYASQ yang sudah
lama mereka rencanakan. Ada beberapa projek tari yang sedang
mereka kelola, salah satunya adalah tarian ‘Tari Joget
Bumbung’ yang berasal dari Bali.
"Maksud lo tadi bilang projek baru tuh ini Nat?, kita udah sempet
bikin sih, tapi masih belum seratus persen jadi."
"Iya, tuh apa gue bilang, mending kita kesana sekalian cari tau
lebih dalam tari joged bumbung tuh kayak apa dan gimana."
"Hmm iya juga, gue sebenernya lumayan tertarik sama kesenian
disana tapi agak ragu buat cari tau lebih dalam, soalnya disana
masih kental sama hal hal mistis."
"Ck, mistas mintis, udahlah itu mah kepercayaan orang sana, kita
cuman mau cari tau aja, kita. cuma. cari. tau. Shei." Nata sengaja
menekan kata kata diakhir ucapannya itu supaya Sheila dan yang
lain percaya dengan ucapannya.
"Iya deh iya terserah lo aja, kalo gitu gue balik sekarang aja deh
ya, mau beres beres barang, lo ngajak pergi ke Bali gak
nanggung-nanggung soalnya." Ucap Sekar menengahi.
"Yaudah deh kita semua pulang dulu ya Nat, packing barang."
Sahut Wiyan.
"Emm gue tambah aja jadi dua minggu gimana?."
"BOCAH GILA!!!!!." Teriak keempatnya.

NakBUDAYA
NATA
Sayangku,cintaku lopelope, besok kumpul dirumah gue ya, kita
langsung pergi ke bandaranya rame rame.
SEKAR

Sabar yah belom kelar


WIYAN

Wkwkwk sama
SEKAR
Buset dah mau pindah rumah kalian?
RIANA
Segitu udah di cukup cukupin didalem koper anjir, aslinya mah
gak muat sama sekali.
NATA
HAHAHAHA gapapa kalo ada yang kurang bisa beli disana.
SHEILA
Bawa yang sekirannya penting aja biar muat.

Aman.
SEKAR
Keliatan ya mana bawaan orang normal sama orang gak normal.
RIANA
Daripada lo orang gila yang cuman pake tas gendong buat pergi
ke Bali.
SEKAR
Sembarangan lo, gue juga pake koper ya.
WIYAN
Mangeak??
SEKAR


Anda mungkin juga menyukai