Anda di halaman 1dari 15

lOMoARcPSD|29415182

Jurnal Penyesuaian PD

Ilmu Akuntansi (Universitas Indonesia)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)
lOMoARcPSD|29415182

1. Contoh Soal Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Dalam contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang, lebih


menekankan pada pencatatan barang-barang dagangan baik yang masuk
maupun yang keluar dari perusahaan atau yang terjual kepada konsumen.
Pencatatan barang ini menjadi pusat dari sistem akuntansi perusahaan
karena data pada akun ini sangat berpengaruh terhadap perhitungan akun
lainnya.

Berikut Contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang Perlu Anda
perhatikan :

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

UD. Seluler Tiga Putra


31 Desember 2018

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Keterangan Lain :

• Nilai persediaan barang dagang per 31 Desember 2018 sebesar


RP 9.210.000

• Persediaan perlengkapan kantor sebesar RP 50.000

• Persediaan perlengkapan toko sebesar RP 60.000

• Iklan sebesar RP 600.000, merupakan biaya iklan untuk 3 bulan terhitung 1


Desember 2018

• Penyusutan peralatan kantor tahun 2018 sebesar RP 175.000

• Penyusutan peralatan toko 10% dari harga perolehan

• Seorang pegawai bagian penjualan yang sedang cuti. Gajinya untuk bulan
Desember sebesar RP 50.000 belum dibayarkan.

• Biaya listrik yang masih terutang untuk bulan Desember 2018 sebesar Rp
30.000

• Untuk jurnal penyesuaian UD. Seluler Tiga Putra, Bulan Desember 2018
adalah sebagai berikut:

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

UD. Seluler Tiga Putra


Jurnal Penyesuaian
31 Desember 2018

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

1. Persediaan Barang Dagang (PDB)

Dalam melakukan penghitungan jurnal penyesuaian perusahaan dagang di PDB, ada dua metode yang
harus dilakukan, yakni:

Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi

Laba rugi selalu identik dengan penjualan sebuah produk. Biasanya, hal ini dipengaruhi oleh persediaan
awal dan akhir terhadap harga jual sebuah produk yang akan dijual kepada pelanggan. Untuk
mempermudah pembuatan ikhtisar laba rugi, Anda bisa mengingat “IPPI“. Sebagai contoh:

Di akhir periode, saldo persediaan barang awal adalah 5.000.000,- dan saldo persediaan akhir adalah
7.000.000,- bagaimana cara pembuatan ikhtisar laba ruginya?

Ikhtisar Laba Rugi: Rp. 5.000.000,-

Persediaan Barang Dagang Awal: Rp. 5.000.000,-

Persediaan Barang Dagang Akhir: Rp. 7.000.000,-

Ikhtisar Laba Rugi: Rp. 7.000.000,-

Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)

Berbeda dengan PDB sebelumnya, Harga Pokok Penjualan itu tidak hanya menghitung persediaan barang
dagang tetapi juga empat akun lainnya, yaitu pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian &
pengurangan harga (PH) serta potongan pembelian. Agar lebih mempermudah, silahkan lihat contohnya
di bawah sini:

Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 8.000.000,- dengan melakukan pembelian sebesar
Rp. 20.000.000,-retur pembelian dan PH sebesar Rp. 800.000,-. Beban angkut yang dibayarkan sebesar
Rp. 400.000,- dan dengan potongan pembelian Rp. 150.000,-. Persediaan barang dagang akhir mencapai
Rp. 10.000.000,-. Bagaimana cara menghitungnya?

HPP: Rp. 8.000.000

Persediaan Barang Dagang Awal: Rp. 8.000.000

HPP: Rp. 20.000.000

Pembelian: Rp. 20.000.000

HPP: Rp. 400.000

Beban Angkut Pembelian: Rp. 400.000

Retur Pembelian dan PH: Rp. 800.000

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

HPP: Rp. 800.000

Potongan Pembelian: Rp. Rp. 150.000

HPP: Rp. 150.000

Persediaan Barang Dagang Akhir: Rp. 10.000.000

HPP: Rp. 10.000.000

2. Perlengkapan

Dalam konteks jurnal penyesuaian perusahaan dagang, perlengkapan kerap kali dianggap sebagai harta
lancar atau biasa disebut sebagai current assets. Jika Anda ingin membuat catatan mengenai
perlengkapan ini, Anda harus mengetahui nominal perlengkapan yang digunakan ataupun sudah
digunakan sebelumnya.

Sebagai contoh, misalkan saldo akun perlengkapan perusahaan Anda pada bulan Juni 2018 lalu
berjumlah Rp. 1.500.000,- akan tetapi di akhir periode, sisa akunnya mencapai Rp. 500.000,-. Lantas,
berapakah jumlah perlengkapan yang seharusnya dicatatkan?

Rp. 1.500.000- Rp. 500.000= Rp. 1.000.000

Di dalam jurnal tersebut, nominal perlengkapan tertera merupakan sisa akun yang digunakan. Jadi, Anda
bisa menulisnya dengan nominal Rp. 1.000.000,-

3. Beban Dibayar di Muka

Beban yang dibayar pada awal periode sebuah peminjaman atau pembelian barang dan produk untuk
mempermudah pekerjaan. Biasanya, seorang pelaku usaha melakukan hal ini ketika akan menyewa atau
membeli gedung. Beban dibayar di muka dapat diklasifikasikan ke dalam dua hal, yaitu Harta dan Beban.
Agar lebih mudah, silahkan cek contoh di bawah ini.

Pada awal bulan Agustus 2018, perusahaan A menyewa sebuah ruko untuk bekerja selama setahun
dengan nominal Rp. 3.000.000/bulannya. Namun, karena hanya digunakan hingga akhir tahun 2018,
biaya sewa yang dikeluarkan hanya 5 bulan. Bagaimana cara menghitung bebannya?

Dihitung hanya 5 bulan (Agustus – Desember).

5 x (Rp. 3.000.000: 12 (bulan dalam tahun)) = Rp. 1.250.000,-

4. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan yang diterima terlebih dahulu atas transaksi terhadap pelanggan walaupun produknya
belum dikirimkan. Pendapatan jenis ini bisa dimasukkan sebagai utang ataupun pendapatan. Sebagai
contoh, Anda bisa lihat soal di bawah ini.

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Sebagai seorang pemilik gedung, Anda menerima pembayaran uang sewa sebanyak Rp. 5.000.000,-
selama satu tahun. Akan tetapi, penyewa baru memulai peminjamannya di bulan Oktober.

Jika Anda mencatat sebagai hutang

Perhitungan dilakukan selama 3 bulan penyewaan karena dimulai dari awal Oktober hingga akhir tahun.
Jadi,

3 x (Rp. 5.000.000 : 12 (bulan dalam tahun))= Rp. 1.250.000

Jika Anda mencatat sebagai pendapatan

Perhitungannya dilakukan selama sisa bulan tanpa pemakaian jadi dari awal Januari hingga September, 9
bulan.

9 X (Rp. 5.000.000 : 12 (bulan dalam tahun))= Rp. 3.750.000

5. Beban yang Harus Dibayar

Beban yang harus dibayar biasa juga disebut sebagai hutang merupakan tunggakan yang dimiliki seorang
pengusaha dan dibayarkan setiap akhir periodenya. Misalkan, Anda memiliki 5 karyawan, jadi anda
mempunyai beban pembayaran gaji yang harus dibayarkan. Agar lebih mudah, silahkan cek contoh di
bawah ini:

Sebuah perusahaan mempunyai 100 karyawan. Perusahaan tersebut harus membayar gaji mereka
dengan rincian 5 orang pemimpin Rp. 15.000.000/bulan dan 95 orang staff dengan gaji Rp.
7.000.000/bulan. Lantas, berapa beban yang harus dibayar setiap bulannya oleh perusahaan itu?

Penghitungan:

5 (Pemimpin) x 1 bulan x Rp. 15.000.000= Rp. 75.000.000,-

95 (staff) x 1 bulan x Rp. 7.000.000= Rp. 665.000.00,-

Jika dijumlah, beban yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah Rp. 740.000.000

6. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Ini merupakan sebuah pendapatan yang akan diterima oleh sebuah perusahaan di masa mendatang
lantaran mereka belum mendapatkan bayaran dari pelanggannya. Dengan kata lain, pendapatan ini
merupakan sisa hutang yang belum dibayarkan namun akan didapatkan kemudian hari. Biasanya, para
pelaku usaha juga menyebut ini sebagai piutang pendapatan. Contohnya:

Klien X membeli 10 ton beras terhadap pengusaha A dengan jumlah nominal harga mencapai Rp.
200.000.000,- namun ia membayarnya dalam 5 tahap dengan nominal yang serupa. Berapa biaya yang
dibayarkan olehnya?

Rp. 200.000.000 : 5 (tahap) = Rp. 40.000.000

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Jadi, piutang pendapatan yang dapat ditulis di dalam jurnal penyesuaian perusahaan dagang adalah
Rp. 40.000.000,-

7. Penyusutan dalam Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Penyusutan merupakan kerugian yang mana dialami sebuah usaha karena menurunnya harga nilai aktiva
tetap. Biasanya, benda-benda yang mengalami penyusutan adalah kendaraan bermotor (mobil, motor),
mesin untuk pekerjaan dan harga gedung. Lihat contoh di bawah untuk mempermudah pemahaman
Anda.

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, menetapkan penurunan 7% setiap tahunnya
terhadap sebuah mobil yang akan dijual di sana dengan harga rata-rata Rp. 150.000.000,-. Jadi,
berapakah nilai penyusutannya?

Rp. 150.000.000 x 7% = Rp. 10.500.000,-

Jadi, biaya penyusutan yang akan dicatat adalah Rp. 10.500.000,-

8. Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih merupakan sejumlah tunggakan pembayaran yang tidak dibayarkan oleh pihak
pelanggan terhadap pelaku usaha. Biasanya, hal ini juga dianggap sebagai beban perusahaan. Dalam
konteksnya, hal ini mengacu kepada pembayaran yang dilakukan dengan cara mencicil dalam beberapa
periode tertentu. Lihat contoh agar lebih jelasnya.

Sebuah perusahaan telah menetapkan sejumlah 3% piutang tidak tertagih dari jumlah total tunggakan
yang mencapai Rp. 20.000.0.00,-. Berapakah jumlah yang akan dituliskan di dalam jurnal?

Rp. 20.000.000 x 3%= Rp. 600.000,-

Jumlah yang harus dituliskan di dalam jurnal adalah sebesar Rp. 600.000,-

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Ayat Jurnal Penyesuaian AJP


Perusahaan Dagang (Adjustment
Journal)
Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal)

Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan


keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian
adalah agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang,
modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode.

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian
akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian,
akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :

No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian


1 Pemakaian perlengkapan Beban Perlengkapan
Perlengkapan
2 Piutang Piutang……
pendapatan/pendapatan Pendapatan……
yang masih harus diterima
3 Hutang beban/beban yang Beban……
masih harus dibayar Hutang……
4 Hutang
pendapatan/pendapatan
diterima dimuka
a. Dicatat sebagai pendapatan ……diterima dimuka
diterima dimuka Pendapatan……
(hutang/neraca)

b. Dicatat sebagai Pendapatan……


pendapatan….. (laba rugi) ……diterima dimuka
5 Beban dibayar dimuka
a. Dicatat sebagai Beban……
hutang/pendekatan Neraca ……dibayar dimuka

b. Dicatat sebagai
beban/pendekatan laba rugi ……dibayar dimuka
Beban……

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

6 Kerugian piutang/piutang Beban Kerugian Piutang


yang tak tertagih Cadangan Kerugian Piutang
7 Penyusutan aktiva tetap Beban Penyusutan……
Akumulasi Penyusutan……
8 Persediaan barang dagangan
a. Pendekatan Ikhtisar Laba Ikhtisar L/R
Rugi Persediaan Barang Dagang (awal)
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R

b. Pendekatan Harga Pokok Harga Pokok Penjualan


Penjualan Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan

Contoh jurnal penyesuaian :

1. Pemakaian Perlengkapan
Dalam pembuatan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, yang perlu diingat adalah
dalam mengisi nominal dari jurnal tersebut adalah nominal perlengkapan yang sudah digunakan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2013, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir
periode perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000,- - Rp 500.000,-
= Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Perlengkapan Rp 3.000.000,-
Perlengkapan Rp 3.000.000,-

2. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan


Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah dapat direalisasi dalam
suatu periode, tetapi belum diakui sebagai penghasilan.
Contoh :
Pekerjaan jasa yang telah selesai dikerjakan pada bulan Juni 2013 tetapi belum diserahkan
kepada pemesan seharga Rp 5.200.000,-
Jurnal Penyesuaian :

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Piutang Pendapatan Rp 5.200.000,-


Pendapatan Rp 5.200.000,-

3. Beban Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban


Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh perusahaan
pada akhir periode.
Contoh :
Perusahaan mempekerjakan 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah dibayarkan
setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari
Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal 31
Desember 2013 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2013.
Perhitungan :
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp 50.000,- = Rp 250.000,-
Jurnal penyesuaian :
Beban Gaji Rp 250.000,-
Hutang Gaji Rp 250.000,-

4. Pendapatan Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan


Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas pembayaran
transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan.
a. Dicatat sebagai akun pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
Apabila perusahaan menggunakan pendekatan neraca, maka perusahaan akan mencatat uang
yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka (utang) dan akan diakui sebagai pendapatan
bila perusahaan telah melakukan pekerjaan yang diminta oleh pelanggan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 3.600.000,- untuk masa
satu tahun.
Perhitungan :
1 mei s/d 31 des = 8 bulan
8/12 x Rp 3.600.000,- = Rp 2.400.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Sewa Diterima Dimuka Rp 2.400.000,-
Pendapatan Sewa Rp 2.400.000,-

b. Dicatat sebagai akun pendapatan…..


Perhitungan :
Karena dicatat sebagai akun pendapatan sewa, maka perusahaan hanya boleh mengakui
pendapatan sebesar Rp 2.400.000,- yaitu dari 1 mei sampai dengan 31 desember, maka untuk
mengisi saldo di jurnal penyesuaian perhitungannya :
Rp 3.600.000,-- Rp 2.400.000,- = Rp 1.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan Sewa Rp 1.200.000,

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Sewa Diterima Dimuka Rp 1.200.000,-

5. Beban Dibayar Dimuka


Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai beban
pada periode itu. Beban dibayar di muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar biaya-
biaya untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari jumlah pengeluaran tadi sebagian akan
menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan pada periode mendatang.
a. Dicatat sebagai harta
Artinya pada neraca saldo awal periode, akun yang ada di neraca saldo adalah akun harta, bukan
akun beban.
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 4.800.000,- untuk masa satu
tahun.
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin disesuaikan adalah harta. Beban yang diakui
pada periode tersebut hanya 4 bulan
1 sep s/d 31 des = 4 bulan
4/12 x Rp 4.800.000,- = Rp 1.600.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Sewa Rp 1.600.000,-
Sewa Dibayar Dimuka Rp 1.600.000,-

b. Dicatat sebagai beban


Perhitungan :
8/12 x Rp 4.800.000,-= Rp 3.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Sewa Dibayar Dimuka Rp 3.200.000,-
Beban Sewa Rp 3.200.000,-

6. Kerugian Piutang/Piutang Yang Tidak Tertagih


Piutang merupakan kewajiban pihak luar perusahaan kepada perusahaan. Piutang dagang timbul
dari penjualan kredit barang dan jasa. Pada umumnya tidak semua piutang akan dapat ditagih,
sehingga kerugian yang timbul akan dicatat sebagai kerugian piutang.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD MAJU memiliki piutang sebesar Rp 7.000.000,00. Perusahaan
menetapkan besar kerugian piutang adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang = 10% x Rp 7.000.000,-= Rp 700.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Piutang Rp 700.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp 700.000,-

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

7. Penyusutan Aktiva Tetap


Yang dimaksud dengan penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap yang
dibebankan pada suatu periode tertentu. Pembebanan bebanpenyusutan ini biasanya dilakukan
pada akhir periode. Beban penyusutan yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran, karena
jumlahnya tergantung pada tiga faktor yaitu harga perolehan, taksiran umur ekonomis, dan
taksiran nilai residu.
Contoh :
Sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000,- .
Diperkirakan nilai residu dari mesin tersebut setelah 12 tahun dipakai adalah sebesar Rp
60.000.000,-
Perhitungan :
Rp 360.000.000,-- Rp 60.000.000,-= Rp 25.000.000,- per tahun
12 tahun
Jurnal penyesuaian :
Beban Penyusutan Mesin Rp 25.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 25.000.000,-

8. Persediaan Barang Dagangan


Persediaan barang dagangan harus dilakukan penyesuaian karena pada akhir periode akuntansi
jumlah persediaan awal barang dagangan disesuaikan menjadi persediaan akhir barang
dagangan.
a. Metode ikhtisar laba rugi
Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode ikhtisar laba rugi, maka ada 2
langkah yang dilakukan yaitu :
1. Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan kea kun ikhtisar laba rugi. Akibatnya,
terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong dalam akun riil
menjadi akun nominal, hal ini karena persediaan awal merupakan bagian dari harga pokok
barang yang telah terjual.
2. Mendebet jumlah akun persediaan akhir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi
untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA 30 Desember 2013, akun persediaan barang dagang seharga Rp
145.000.000,-
Data penyesuaian, harga persediaan barang dagang akhir adalah Rp 122.500.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Ikhtisar Laba Rugi Rp 145.000.000,-
Persediaan Barang Dagang (Awal) Rp 145.000.000,-
Persediaan Barang Dagang (Akhir) Rp 122.500.000,-
Ikhtisar Laba Rugi Rp 122.500.000,-

b. Metode Harga Pokok Penjualan

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)


lOMoARcPSD|29415182

Harga pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan
perusahaan, atau harga perolehan barang yang terjual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA diketahui data sebagai berikut :
Persediaan barang dagang Rp.6.500.000,-
Pembelian Rp. 35.000.000,-
Retur pembelian Rp. 650.000,-
Beban angkut pembelian Rp. 250.000,-
Potongan pembelian Rp.200.000,-
Data penyesuaian menunjukkan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
Jurnal Penyesuaian :35

Harga Pokok Penjualan Rp 41.750.000,-


Pembelian Rp 35.000.000,-
Beban Angkut Pembelian Rp 250.000,-
Persediaan Barang Dagang (Awal) Rp 6.500.000,-
Retur Pembelian Rp 650.000,-
Potongan Pembelian Rp 200.000,-
Persediaan Barang Dagang (Akhir) Rp 10.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 10.850.000,-

Downloaded by angela isabel (angelaisabelelinda@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai