Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

CARDIAC ARREST

DISUSUN OLEH :

1. Cahyani reri afika (213210068)


2. Tri Kumalasari (213210099)
3. Titis Eka Setiyaningsih (213210052)
4. Ristiana (213210093)
5. Hartinus Alif Alamsyah (213210075)
6. Juarni (213210077)
7. Wanda Alfina R (213210104)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, nikmat, taufiq, serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Makalah Keperawatan Gawat Darurat”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat darurat, dengan.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan
datang. Akhir kata dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya tugas makalah
ini dan semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Henti jantung atau cardiac arrest merupksn salah satu kondisi kegawatdaruratan yang
dapat mengancam jiwa serta dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani dengan
segera. Upaya dalam meningkatkan harapan hidup pada korban henti jantung dengan
melakukan pertolongan pertama berupa Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD merupakan
salah satu komponen penatalaksanaan medis darurat yang paling mendasar ketika terdapat
korban henti jantung yaitu dengan memberikan resusitasi jantung paru, memberikan kejut
jantung dan perawatan pertolongan pertama untuk mempertahankan hidup korban henti
jantung.

Henti jantung (Cardiac Arrest) adalah penghentian tiba-tiba fungsi pemompaan jantung
dan hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung, penghantaran oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme sel jaringan menjadi anaerobik,
sehingga asidosis metabolik dan respiratorik terjadi.Pada keadaan tersebut, inisiasi langsung
dari resusitasi jantung paru diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan jantung, paru-
paru, ginjal, kerusakan otak dan kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Cardiac Arrest?
2. Bagaimanakah Etiologi Cardiac Arrest ?
3. Bagaimanakah patofisiologi Cardiac Arrest?
4. Apa saja manifestasi klinis Cardiac Arrest?
5. Bagaimana klasifikasi Cardiac Arrest?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang Cardiac Arrest?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi dari Cardiac Arrest
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Etiologi dari Cardiac Arrest
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami patofisiologi Cardiac Arrest
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manifestasi klinis Cardiac Arrest
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami klasifikasi Cardiac Arrest
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja pemeriksaan penunjang
Cardiac Arrest

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak,
bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit jantung ataupun
tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu
gejala dan tanda tampak (American Heart Association,). Cardiac arrest adalah
penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara
efektif. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa henti
jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk
mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan
organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
Henti jantung (Cardiac Arrest) adalah penghentian tiba-tiba fungsi pemompaan
jantung dan hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung,
penghantaran oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme sel
jaringan menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik terjadi.Pada
keadaan tersebut, inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru diperlukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan jantung, paru-paru, ginjal, kerusakan otak dan kematian.
Henti jantung terjadi ketika jantung mendadak berhenti berdenyut, mengakibatkan
penurunan sirkulasi efektif. Semua kerja jantung dapat terhenti, atau dapat terjadi kedutan
otot jantung yang tidak sinkron (fibrilasi ventrikel).(Hackley, Baughman. Keperawatan
Medikal- Bedah. Jakarta : EGC)
B. ETIOLOGI
Penyebab henti jantung yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam
jantung. Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung tetap
normal. Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung yang
abnormal, disebut aritmia. Ada empat ritme listrik jantung yang menyebabkan terjadinya
henti jantung, yaitu pulseless ventricular tachycardia (VT), ventricular fibrilation (VF),
pulseless electric activity (PEA), dan asystole. Ritme-ritme jantung tersebut
menyebabkan jantung tidak dapat memompa untuk membuat darah mengalir secara
signifikan.
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak :
1. Penyakit jantung coroner
PJK terjadi ketika Plak mempersempit arteri dan mengurangi aliran darah
ke otot jantung Anda. Akhirnya, area plak dapat pecah, menyebabkan bekuan
darah terbentuk pada permukaan plak. Sebuah bekuan darah sebagian atau
seluruhnya dapat memblokir aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot
jantung makan oleh arteri. Hal ini menyebabkan serangan jantung. Selama
serangan jantung, beberapa sel jantung mati dan digantikan oleh jaringan parut.
Ini merusak sistem listrik jantung. Jaringan parut dapat menyebabkan sinyal
listrik untuk menyebarkan abnormal seluruh hati.Perubahan ini meningkatkan
risiko aritmia ventrikel berbahaya dan serangan jantung mendadak.
2. Stres fisik
Aktivitas fisik yang intens. Hormon adrenalin dilepaskan selama aktivitas
fisik yang intens. Hormon ini bisa memicu serangan jantung mendadak pada
orang yang memiliki masalah jantung lainnya.
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun,
umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti
jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran
oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi
akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan
oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas
normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit
dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).
Berikut akan dibahas bagaimana patofisiologi dari masing-masing etiologi yang
mendasari terjadinya cardiac arrest :
1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya
dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab
dari cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai
oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah material
(plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran plak,
semakin buruk sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otot-otot jantung tidak lagi
memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya, sehingga
dapat terjadi infark. Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan menjadi
jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi langsung dari
jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest
2. Stress Fisik
Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi,
diantaranya :
a. Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam
b. Sengatan listrik
c. Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat
d. Kadar kalium dan magnesium yang rendah
e. Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu sca pada pasien yang
memiliki gangguan jantung.
f. Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal refleks
akibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed
3. Kelainan Bawaan
Ada sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam keluarga.
Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini
mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir
dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur) jantung
dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena SCA.
4. Perubahan struktur jantung
Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat
menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat
mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung
akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga
dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.

5. Obat-obatan
Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain,
digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya
materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari
keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak
adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium
toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.
6. Tamponade jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga
tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan
kematian.
7. Tension pneumothorax
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara
akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam paru.
Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini terjadi,
jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava superior)
tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.
D. MANIESFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Cardiac Arrest :
1. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen,
termasuk otak.
2. Hypoksia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan
kesadaran (collapse).
3. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit,
selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit.
4. Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas).
5. Tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang dapat
terasa pada arteri.
6. Tidak ada denyut jantung

Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat :

a. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di


pundak ataupun cubitan.
b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka.
c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).
E. KLASIFIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu :
1. Menyebabkan kematian
2. Gagal nafas
3. Henti nafas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Elektrokardiogram (EKG)
Biasanya tes yang diberikan ialah dengan elektrokardiogram (EKG).
Ketika dipasang EKG, sensor dipasang pada dada atau kadang-kadang di bagian
tubuh lainnya missal tangan dan kaki. EKG mengukur waktu dan durasi dari tiap
fase listrik jantung dan dapat menggambarkan gangguan pada irama jantung.
Karena cedera otot jantung tidak melakukan impuls listrik normal, EKG bisa
menunjukkan bahwa serangan jantung telah terjadi. ECG dapat mendeteksi pola
listrik abnormal, seperti interval QT berkepanjangan, yang meningkatkan risiko
kematian mendadak
b. Tes Darah
1. Pemeriksaan Enzim Jantung
Enzim-enzim jantung tertentu akan masuk ke dalam darah jika jantung
terkena serangan jantung. Karena serangan jantung dapat memicu sudden
cardiac arrest. Pengujian sampel darah untuk mengetahui enzim-enzim ini
sangat penting apakah benar-benar terjadi serangan jantung.
2. Elektrolit Jantung
Melalui sampel darah, kita juga dapat mengetahui elektrolit-elektrolit yang
ada pada jantung, di antaranya kalium, kalsium, magnesium. Elektrolit adalah
mineral dalam darah kita dan cairan tubuh yang membantu menghasilkan
impuls listrik. Ketidak seimbangan pada elektrolit dapat memicu terjadinya
aritmia dan sudden cardiac arrest.
3. Test Obat
Pemeriksaan darah untuk bukti obat yang memiliki potensi untuk
menginduksi aritmia, termasuk resep tertentu dan obat-obatan tersebut
merupakan obat-obatan terlarang.
4. MRI
Untuk mendapatkan gambar dari detak jantung dan untuk melihat struktur
dan fungsi jantung.
G. PENATALAKSAAN
1. RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti
nafas/ henti jantung atau (yang dikenal dengan istilah kematian klinis) ke fungsi
optimal, guna mencegah kematian biologis.
a. Kontraindikasi Orang yang diketahui berpenyakit terminal dan yang telah
secara klinis mati lebih dari 5 menit.
b. Tahap-tahap resusitasi
Resusitasi jantung paru pada dasarnya dibagi dalam 3 tahap dan pada
setiap tahap dilakukan tindakan-tindakan pokok yang disusun menurut abjad :
1) Pertolongan dasar (basic life support)
a. Airway control, yaitu membebaskan jalan nafas agar tetap
terbuka dan bersih.
b. Breathing support, yaitu mempertahankan ventilasi dan
oksigenasi paru secara adekuat.
c. Circulation support, yaitu mempertahankan sirkulasi darah
dengan cara memijat jantung
2) Pertolongan lanjut (advanced life support)
a. Drug & fluid, yaitu pemberian obat-obat dan cairan
b. Elektrocardiography, yaitu penentuan irama jantung
c. Fibrillation treatment, yaitu mengatasi fibrilasi ventrikel
3) Pertolongan jangka panjang (prolonged life support)
a. Gauging, yaitu memantau dan mengevaluasi resusitasi jantung
paru, pemeriksaan dan penentuan penyebab dasar serta
penilaian dapat tidaknya penderita diselamatkan dan diteruskan
pengobatannya.
b. Human mentation, yaitu penentuan kerusakan otak dan
resusitasi cerebral.
c. Intensive care, yaitu perawatan intensif jangka panjang

Penanganan henti jantung dilakukan untuk membantu menyelamatkan


pasien / mengembalikan fungsi cardiovascular. Adapun prinsip-prinsipnya
yaitu sebagai berikut :

1. Tahap I :
- Berikan bantuan hidup dasar
- Bebaskan jalan nafas, seterusnya angkat leher / topang dagu.
- Bantuan nafas, mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke alat
bantuan nafas.

Jika nadi tidak teraba: Satu penolong : tiup paru kali diselingi kompres
dada 30 kali. Dua penolong: tiup paru setiap 2 kali kompresi dada 30
kali

2. Tahan II :
- Bantuan hidup lanjut.
- Jangan hentikan kompresi jantung dan Venulasi paru.

Langkah berikutnya :
- Berikan adrenalin 0,5 – 1 mg (IV), ulangi dengan dosis yang lebih
besar jika diperlukan. Dapat diberikan Bic – Nat 1 mg/kg BB (IV)
jika perlu. Jika henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini
setiap 10 menit sampai timbul denyut nadi.
- Pasang monitor EKG, apakah ada fibrilasi, asistol komplek yang
aneh : Defibrilasi : DC Shock.

- Pada fibrilasi ventrikel diberikan obat lodikain / xilokain 1-2


mg/kg BB.
- Jika Asistol berikan vasopresor kaliumklorida 10% 3-5 cc selama
3 menit. Petugas IGD mencatat hasil kegiatan dalam buku catatan
pasien. Pasien yang tidak dapat ditangani di IGD akan di rujuk ke
Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap
H. PROGNOSIS

DAKPUS
American Heart Association (AHA). 2017. Metabolic risk for cardiovascular disease

edited by Robert H. Eckel. Wiley - Blackwell Publishing.

Hackley, Baughman, 2016. Keperawatan Medikal- Bedah. Jakarta : EGC

Muttaqin, A. (2020). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Sudden Cardiac Arrest 2016 WebMD, Inc. All rights reserved. eMedicineHealth does not

provide medical advice, diagnosis or treatment


Emergency nurse assosiation. 2005. sheehy’s of emergency care. Edisi ke 6.

Philadelphia: mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai