Anda di halaman 1dari 16

Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No.

11 November 2019: 2236-2251;


MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL 1

Muhammad Fitrahuddin Ajmal Nazir


Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email: udinsiadin@gmail.com

Muhammad Nafik Hadi Ryandono


Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email: muhammadnafik@feb.unair.ac.id

ABSTRACT:
The purpose of this study is to know how the national zakat institution manage their
operational risk. Things that needs to be reviewed in the operational risk management based
on the phenomenon that occurs in the research objects. The objects of this research is three
national zakat institution with head office in Surabaya, which three national zakat institution is
Yatim Mandiri, Nurul Hayat and YDSF. This research uses qualitative method with case study
approach. After the interview, the results of the study were analyzed using descriptive data
analysis techniques. The results of research conducted by researchers to three respondents,
that operational risk management already performed by three national zakat institution
based on their own way. There are 14 risks that identified. How the national zakat institution
manage their risks depends on experiences of each national zakat institution itself.
Keywords: Risk, Zakat, Operational Risk Management, National Zakat Institution

I. PENDAHULUAN para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk


Kewajiban seorang muslim dalam (memerdekakan) budak, orang-orang
menunaikan zakat tidak kalah pentingnya yang berhutang, untuk jalan Allah dan
dengan kewajiban menunaikan sholat, untuk mereka yuang sedang dalam
seperti firman Allah dalam surat Al- perjalanan, sebagai suatu ketetapan
Baqarah ayat 43 : yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
43. “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
zakat, dan rukuklah beserta orang-orang BPS memandang kemiskinan
yang rukuk.” sebagai ketidakmampuan dari sisi
Zakat itu sendiri diperuntukkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
bagi delapan kelompok yang berhak dasar makanan dan bukan makanan
menerimanya diantaranya ialah Fakir, yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
Miskin, Amil, Mualaf, Hamba Sahaya, Penduduk Miskin adalah penduduk yang
Gharim, Fisabilillah, serta Ibnu Sabil memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
berdasarkan pada firman Allah dalam perbulan dibawah garis kemiskinan.
surat At-Taubah ayat 60 : Zakat rupanya dapat menjadi
60. “Sesungguhnya zakat-zakat itu, alternatif dalam mengurangi jumlah
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- kemiskinan di suatu wilayah dengan
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, adanya fakir dan miskin dalam kelompok

Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi yang ditulis oleh Muhammad Fitrahuddin Ajmal
1

Nazir, NIM: 041411431151, yang diuji pada 13 Juli 2018.

2236
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

yang berhak menerima zakat, di Biaya operasional BAZNAS


Indonesia pihak yang berhak mengelola dibebankan pada anggaran
dana zakat ialah Badan Amil Zakat pendapatan dan belanja negara serta
Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat Hak Amil, hal ini didasarkan pada
(LAZ), serta Unit Pengelola Zakat (UPZ). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
Badan Amil Zakat Nasional 2014 tentang Pengelolaan Zakat, berbeda
(BAZNAS) merupakan badan resmi dan dengan LAZNAS yang biaya
satu-satunya yang dibentuk oleh operasionalnya tidak ditanggung oleh
pemerintah berdasarkan Keputusan anggaran pendapatan dan belanja
Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki negara, sehingga kebijakan dalam
tugas dan fungsi menghimpun dan menentukan besarnya biaya operasional
menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah serta sumber biaya operasional antar
(ZIS) pada tingkat nasional, Lembaga Amil LAZNAS berbeda antara LAZNAS satu
Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ dengan lainnya berdasarkan kebijakan
adalah lembaga yang dibentuk masing masing, Biaya Operasional
masyarakat yang memiliki tugas menurut Jusuf (2008:33) adalah biaya-
membantu pengumpulan, pendistribusian, biaya yang tidak berkaitan langsung
dan pendayagunaan zakat yang dengan produk perusahaan teteapi
selanjutnya apabila telah bersekala berhubungan dengan aktivitas
nasional dan telah mendapat operasional perusahaan sehari-hari.
rekomendasi dari BAZNAS maka akan Secara umum, biaya operasional dapat
disebut Lembaga Amil Zakat Nasional diartikan sebagai biaya yang terjadi
(LAZNAS). Peneriamaan dan penyaluran dalam kaitannya dengan operasi yang
zakat oleh BAZNAS setiap tahun pun dilakukan perusahaan dan diukur dalam
mengalami peningkatan, berikut data satuan uang. Biaya operasi sering disebut
penerimaan dan penyaluran dana zakat juga sebagai biaya usaha.
mulai tahun 2012 hingga 2016 : Manusia mengalami
Tabel 1. ketidakpastian, ketidakpastian tersebut
Penerimaan dan Penyaluran Dana
diantaranya kapan hari kiamat akan
Zakat pada Tahun 2012-2016
Tahun Penerimaan Penyaluran datang, kapan hujan akan turun, apa
2012 Rp Rp
yang ada dalam rahim seorang ibu,
40.387.972.149 36.019.079.930
2013 Rp Rp ketidakpastian akan hasil dari usaha yang
50.741.735.215 45.068.566.496 dilakukan, serta ketidakpastian akan
2014 Rp Rp
69.865.506.671 64.265.141.159 kematian, sesungguhnya semua yang
2015 Rp Rp terjadi merupakan kehendak dari Allah,
82.272.643.293 66.766.033.369
2016 Rp Rp seperti dalam surat Al-Luqman ayat 34:
97.637.657.910 67.727.019.807
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS

2237
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi- Undang-undang republik Indonesia


Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Nomor 23 tahun 2011 tentang
Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan pengelolaan zakat pada pasal 1 ayat 8
hujan, dan mengetahui apa yang ada menyebutkan bahwa lembaga amil zakat
dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang adalah “Lembaga Amil Zakat yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga
yang akan diusahakannya besok. Dan yang dibentuk masyarakat yang memiliki
tiada seorangpun yang dapat tugas membantu pengumpulan,
mengetahui di bumi mana dia akan mati. pendistribusian, dan pendayagunaan
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui zakat.”. dalam praktiknya lembaga amil
lagi Maha Mengenal. zakat juga melakukan pengelolaan
Ketidakpastian yang ada akan terhadap dana infaq/ sedekah dan dana
menimbulkan risiko, risiko itu sendiri adalah sosial keagamaan lainnya (DSKL) seperti
adalah suatu akibat yang akan dihadapi wakaf.
atas pilihan yang mengandung Menteri Agama Republik Indonesia
ketidakpastian yang berpotensi mengeluarakan regulasi yang mengtaur
menghasilkan dampak negatif yang perihal Lembaga Amil Zakat yaitu
dapat merugikan pihak pengambil Keputusan Menteri Agama Nomor 333
keputusan (Wahyudi dkk, 2013:4) Tahun 2015 tentang pedoman pemberian
Risiko senantiasa melekat pada izin pembentukan lembaga amil zakat,
usaha-usaha yang dilakukan, tanpa dalam regulasi ini terdapat tiga skala
terkecuali usaha yang dilakukan oleh pada Lembaga Amil Zakat yaitu nasional,
Lembaga Amil Zakat Nasional, salah satu provinsi, dan kabupaten/ kota. Dalam
risiko yang ada adalah risiko operasional peraturan tersebut juga menyebutkan
dimana risiko ini berkaitan dengan bahwa LAZ nasional (LAZNAS) ialah
dengan kesalahan dalam pengelolaan Lembaga Amil Zakat yang sanggup
internal, kesalahan sumber daya manusia, menghimpun zakat, infaq dan sedekah
kegagalan pada sistem dan kejadian- dan dana sosial keagamaan lainnya
kejadian eksternal yang dapat minimal Rp.50.000.000.000,- (lima puluh
memepengaruhi operasional lembaga milyar rupiah) per tahun, LAZ Provinsi ialah
pengelolaan zakat, oleh karenanya Lembaga Amil Zakat yang sanggup
manajemen risiko dirasa perlu dilakukan menghimpun zakat, infaq dan sedekah
untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan dana sosial keagamaan lainnya
yang akan terjadi pada usaha minimal Rp.20.000.000.000,- (dua puluh
pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil milyar rupiah) per tahun, LAZ Kabupaten/
Zakat Nasional . Kota ialah Lembaga Amil Zakat yang
II. LANDASAN TEORI sanggup menghimpun zakat, infaq dan

2238
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

sedekah dan dana sosial keagamaan mengandung ketidakpastian yang


lainnya minimal Rp.3.000.000.000,- (tiga berpotensi menghasilkan dampak negatif
milyar rupiah) per tahun. yang dapat merugikan pihak pengambil
Operasional lemabaga amil zakat keputusan (Wahyudi dkk, 2013:4)
didasarkan pada rencana strategis Dari beberapa pengertian di atas dapat
Standar Operasional Prosedur oleh disimpulkan bahwa risiko merupakan
Kementrian Agama Republik Indonesia suatu hal yang belum terjadi dan apabila
tahun 2012 secara garis besar meliputi: terjadi dapat menimbulkan kerugian ,
1. Sosialisasi sesuatu dikatakan risiko apabila memiliki
2. Strategi Pengumpulan karakteristik yaitu belum terjadi dan
3. Pendistribusian dan Pendayagunaan apabila terjadi dapat menimbulkan
Ada berbagai macam pengertian kerugian.
mengenai istilah manajemen, R. Tery Dalam Islam, risiko merupakan
dalam Amrullah (2004:7) menyatakan kehendak dari Allah. Segala hal yang
bahwa manajemen merupakan suatu terjadi kepada manusia merupakan
proses khas yang terdiri dari tindakan- ketentuan Allah SWT. Seperti dalam firman
tindakan perencanaan, Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-
pengorganisasian, penggerakan, dan Luqman ayat 34 Yang sudah dijelaskan
pengendalian yang dilakukan untuk sebelumnya. Wahyudi, dkk (2013: 15)
menentukan melalui pemanfaatan menjelaskan tidak ada satu pun yang bisa
sumber daya manusia dan sumber- menjamin bahwa bisnis yang dijalankan
sumber lainnya. Koontz dan Weihrich oleh seseorang akan mengalami
(2012:3) menyebutkan bahwa keuntungan atau kerugian di masa
manajemen adalah proses mendesain depan. Dengan demikian, risiko itu sendiri
dan mempertahankan lingkungan merupakan fitrah yang senantiasa
dimana individu-individu bekerja secara melekat dalam kehidupan. Oleh
berkelompok dan efisien untuk mencapai karenanya, Islam tidak mengenal adanya
tujuan yang sudah ditetapkan. transaksi bisnis yang bebas risiko.
Peraturan otoritas jasa keuangan Pesrpektif islam dalam
Nomor 18 /POJK.03/2016 tentang pengelolaan risiko dapat dikaji dari kisah
penerapan manajemen risiko bagi bank Nabi Yusuf dalam mentakwilkan mimpi
umum pada pasal 1 ayat 2 menyebutkan sang raja pada masa itu (Hastawa: 2013).
bahwa risiko adalah “Potensi kerugian Kisah Nabi Yusuf dalam mentakwilkan
akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu.” mimpi sang raja dijelaskan pada Al-Quran
Dalam bidang perbankan islam, surat Yusuf ayat 46 sampai 49 (Hastawa:
definisi risiko adalah suatu akibat yang 2013). Berdasarkan ayat tersebut
akan dihadapi atas pilihan yang menunjukkan bagaimana Nabi Yusuf

2239
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

mengelola risiko yang akan terjadi pada 3. Pendistribusian (Tingkat Kepercayaan


musim paceklik, yaitu dengan cara pada Amil, Distribusi yang tidak tepat,
menyimpan persediaan makanan pada Hambatan dalam pendistribusian
saat musim subur dan hanya zakat).
menggunakannya untuk keperluan yang Menurut M. Hanafi (2012:94) risiko
penting, sehingga rakyat dapat bertahan operasional merupakan tipe risiko yang
pada saat musim paceklik. paling “tua” namun paling sedikit
Zakat core principels (ZCP) dipahami dibandingkan dengan risiko
menjelaskan bahwa risiko operasional lainnya. M. Hanafi (2012:94) juga
pada lembaga zakat mungkin saja menyatakan Basel II (lembaga yang
mencangkup pada kekacauan yang mengatur perbankan internasional)
potensial, kesalahan teknik dari sistem mendefinisikan bahwa risiko operasional
komputer, dan faktor lain yang mungkin sebagai risiko yang timbul karena
mengganggu lembaga zakat pada kegagalan dari proses internal, manusia,
operasionalnya sehari hari termasuk aspek sistem, atau dari kejadian eksternal.
kepatuhan syariah. Dalam rangka Nampak bahwa definisi tersebut
meminimalisir kekacauan yang potensial mencangkup hal yang sangat luas. Tetapi
dan pelanggaran syariah yang potensial, pengelompokan semacam itu
lembaga zakat harus dilengkapi dengan bermanfaat karena memberikan
struktur penguasaan yang baik untuk pengetahuan mengenai sumber-sumber
memastikan bahwa tanggungjawab dan risiko operasional. Penjabaran dari definisi
akuntabilitasnya dapat terpenuhi. tersebut adalah :
Menurut Triyani dalam Ascarya (2016:10) 1. Kegagalan Proses Internal
secara garis besar ada tiga kelompok Risiko kegagalan proses internal
risiko operasional pengelolaan zakat, merupakan risiko yang berkaitan
antara lain: dengan kegagalan proses atau
1. Pengumpulan Dana Zakat (Dana prosedur internal organisasi.
zakat, Hambatan pengumpulan zakat, 2. Risiko kegagalan mengelola manusia
Tingkat kepercayaan) (karyawan)
2. Pengelolaan Dana Zakat (Penggunaan Karyawan merupakan aset penting
dana zakat yang tidak tepat, Waktu bagi perusahaan namun juga
penyaluran/distribusi zakat, Lemahnya merupakan sumber risiko operasional
monitoring amil, Tingkat kepercayaan bagi perusahaan. Risiko dari karyawan
pada amil, Terhambat kebijakan tersebut baik sengaja maupun tidak
pemerintah, Lemahnya pelayanan sengaja.
amil) 3. Risiko sistem

2240
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

Sistem teknologi bisa memberikan pada dasarnya dilakukan melalui proses-


kontribusi yang signifikan bagi proses berikut ini.
organisasi, di lain pihak, sistem tersebut A. Idientifikasi risiko
akan memunculkan risiko baru bagi Proses manajemen risiko dimulai
organisasi, jika perusahaan terlalu dengan proses identifikasi risiko, M.
bergantung pada sistem komputer, Hanafi (2012:10) menyatakan
misal, maka risiko yang berkaitan Idientifikasi risiko dilakukan untuk
dengan kerusakan komputer akan mengidientifikasi risiko-risiko apa saja
semakin tinggi. yang dihadapi oleh suatu organisasi.
4. Risiko eksternal B. Evalusai dan pengukuran risiko
Berkaitan dengan kejadian yang Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
bersumber dari luar organisasi dan memahami karakteristik risiko dengan
beraada di luar pengendalian lebih baik. Jika kita memperoleh
organisasi. Kejadian tersebut biasanya pemahaman yang lebih baik, maka
jarang terjadi namun memiliki dampak risiko akan lebih mudah dikendalikan.
yang begitu besar. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan
Berdasarkan beberapa pengertian untuk ‘mengukur’ risiko tersebut (M.
mengenai risiko operasional dan Hanafi, 2012:10). Pengukuran risiko
cakupannya dapat disimpulkan bahwa adalah suatu proses untuk
risiko operasional sangatlah luas, bukan menghasilkan apa yang disebut
tidak mungkin sifat risiko operasional dengan status risiko dan peta risiko
tersebut mengikuti karakteristik lembaga (Kountur, 2008:28). Salah satu indikator
amil zakat yang akan diteliti nantinya. apakah suatu perusahaan telah
Wahyudi, dkk (2013: 59) melaksanakan manajemen risiko
mendefinisikan manajemen risiko adalah dengan benar dan profesional adalah
sebuah proses, di dalamnya terdapat jika setiap unit di dalam perusahaan
berbagai tahapan yang saling berkaitan memiliki peta risiko dan ada status
dan berulang untuk saling melengkapi risikonya (Kountur, 2008:29). Peta risiko
dan menyempurnakan. Sedangkan adalah gambaran tentang posisi risiko
menurut Kountur (2008:22) Manajemen pada suatu peta dari dua sumbu yaitu
risiko adalah suatu metode yang biasa sumbu vertikal dan sumbu horizontal.
digunakan oleh perusahaan untuk Sumbu vertikal menggambarkan
melakukan penanganan terhadap risiko- probabilitas, sedangkan sumbu
risiko yang akan dihadapi oleh horizontal menggambarkan dampak
perusahaan. M. Hanafi (2012:9) (Kountur, 2008:107).
menyatakan bahwa manajemen risiko Alijoyo (2004:53) menjelaskan bahwa
suatu entitas dapat menilai risiko

2241
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

dengan metodologi kualitatif dan yang telah terpetakan (Kountur,


kuantitatif. Sebuah entitas dapat 2008:29). Berdasarkan peta risiko yang
menggunakan matriks penilaian telah dibuat dapat diketahui strategi
sebagai berikut : penanganan yang sesuai untuk risiko-
Dampak (severity) risiko tersebut. Terdapat dua strategi
penanganan risiko yaitu preventif dan
mitigasi (Kountur, 2008:120).
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen risiko adalah
Kemungkinan (Probability) serangkaian proses diantaranya yaitu
Sumber: Alijoyo, Antonius Alijoyo. idientidikasi, evaluasi dan pengukuran
2006. serta pengelolahan atau penanganan
Gambar 1. terhadap risiko-risiko yang akan dihadapi.
Matriks Penilaian Risiko III. Metode Penelitian
Metodologi penilaian kualitatif Penelitian secara garis besar
apabila risiko yang terjadi tidak memiliki dua metode yaitu metode
memungkinkan untuk di ukur dalam kuantitatif dan metode kualitatif.
hitungan metrik, data untuk penilaian Berdasarkan rumusan masalah
kuantitatif tidak tersedia, dan biaya proses sebelumnya maka metode yang
penilaian kuantitatif sangat besar. digunakan adalah metode kualitatif.
Penilaian kuantitatif membutuhkan model Penelitian ini menggunakan strategi studi
matematis yang membutuhkan kualitas kasus. Menurut Yin (2015: 1), studi kasus
dari data dan asumsi yang mendukung merupakan strategi yang lebih cocok bila
dan paling relevan. Gambar diatas pokok pertanyaan suatu penelitian terkait
merupakan contoh matriks penilaian risiko dengan how atau why, bila peneliti hanya
dengan pendekatan probability dan memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
severity yang biasa disebut qualitative peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,
approach. dan bilamana fokus penelitiannya terletak
C. Pengelolahan risiko pada fenomena kontemporer (masa kini)
Langkah selanjutnya adalah di dalam konteks kehidupan nyata
pengelolaan risiko, apabila M. Hanafi Yin (2014: 30) menyatakan unit
dalam bukunya menyebutkan analisis merupakan komponen yang
pengelolaan risiko, Kontur menyebut secara fundamental berkaitan dengan
langkah ini sebagai penanganan risiko. masalah penentuan apa yang dimaksud
Penanganan risiko bertujuan untuk dengan kasus dalam penelitian yang
memberikan usulan apa yang akan bersangkutan. Unit analisis pada
dilakukan untuk menangani risiko-risiko penelitian ini adalah proses manajemen

2242
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

risiko , yaitu identifikasi risiko, evaluasi dan macam yaitu triangulasi sumber,
pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Pembatasan dalam penelitian Triangulasi yang digunakan dalam
kualitatif lebih didasarkan pada tingkat penelitian ini adalah triangulasi sumber,
kepentingan, urgensi, dan feasibilitas yakni menguji kredibilitas data dengan
masalah yang akan dipecahkan, selain itu cara melakukan crosscheck kepada para
juga faktor keterbatasan tenaga, dana, informan yang diwawancarai,
dan waktu. Ruang lingkup dalam dokumentasi dan observasi langsung.
penelitian ini difokuskan pada proses Setelah dilakukan pengumpulan
manajemen risiko operasional 3 lembaga data dengan menggunakan pendekatan
amil zakat yang memiliki karakteristik di atas, kemudian dilakukan teknik analisis
serupa dan berada di Jawa Timur. data. Analisis data dilakukan agar hasil
Data dalam penelitian kualitatif yang diperoleh dapat mudah dibaca dan
dibagi menjadi dua yaitu data primer dan dipahami sebagai cara untuk
data sekunder. Data primer adalah data menyelesaikan permasalahan penelitian.
yang berasal dari wawancara dan Secara umum terdapat tiga teknik analisis
observasi langsung di lapangan, sehingga data , yaitu penjodohan pola, deskriptif,
bentuk datanya lebih berwujud kata-kata dan analisis deret waktu. Teknik analisis
dan tindakan dari objek penelitian. Data data yang digunakan dalam penelitian ini
primer diperoleh langsung dari sumbernya adalah deskriptif yang bertujuan untuk
melalui wawancara. Metode wawancara menganalisis data studi kasus dengan
dilakukan agar peneliti bisa menggali cara mendeskripsikan tentang kasus yang
informasi yang lebih mendalam sehingga bersangkutan. Yin (2015: 137) menyatakan
dapat dipertanggung jawabkan validitas bahwa kadangkala tujuan asli studi kasus
datanya. Sedangkan data sekunder adalah deskriptif.
adalah data yang sudah ada yang IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berkaitan dengan penelitian seperti Peneliti berhasil mewawancarai
dokumen. Data sekunder digunakan tiga informan, masing masing dari
sebagai data pendukung untuk lembaga amil zakat nasional yang
menambah rincian spesifik dan untuk berbeda, ketiga informan tersebut juga
melengkapi data primer. memiliki jabatan yang berbeda beda
Penelitian ini menggunakan teknik antara satu dengan lainnya, hal ini
triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan dikarenakan pada saat peneliti membuat
data. Teknik triangulasi merupakan teknik janji wawancara dengan Lembaga Amil
pemeriksaan yang memanfaatkan Zakat Nasional terkait, Lembaga Amil
sesuatu yang lain. Sugiono (2011:373-374) Zakat Nasional tersebutlah yang
membagi teknik triangulasi menjadi tiga menentukan dengan siapa peneliti akan

2243
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

melakukan wawancara, hal ini tidak nasional yang diwawancarai masih belum
menjadi sebuah permasalahan karena mengetahui apa itu Zakat Core Principels
peneliti mengasumsikan bahwa orang namun telah melakukan manajemen risiko
yang dipilih oleh pihak Lembaga Amil berdasarkan peraturan pada lembaga
Zakat Nasional tersebut merupakan amil zakat masing-masing, terlepas dari
informan yang paling berkompeten tahu atau tidaknya ketiga lembaga amil
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang zakat dengan Zakat Core Principels
sesuai dengan tema penelitian. Informan setidaknya lebaga amil zakat yang
pertama adalah Ibu Hemi dari Yatim bersangkutan telah melakukan
Mandiri, beliau merupakan staff research manajemen risiko operasional. Dalam
and development(R&D). Informan kedua Zakat Core Principels perihal manajemen
adalah Ibu Tantri dari Nurul Hayat beliau risiko operasional bawasannya dalam
merupakan manager human resource rangka meminimalisir kekacauan yang
and development (HRD). Informan ketiga potensial dan pelanggaran syariah yang
adalah Bapak Eko dari Yayasan Dana potensial, lembaga zakat harus dilengkapi
Sosial Al-Falah (YDSF) beliau merupakan dengan struktur penguasaan yang baik
karyawan pada bagian umum. untuk memastikan bahwa
Zakat Core Principels (ZCP) yang tanggungjawab dan akuntabilitasnya
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dapat terpenuhi. Usaha lembaga amil
Badan Amil Zakat Nasional pada tahun zakat nasional dalam menghadapi risiko
2016 lalu merupakan dokumen yang operasionalnya berbeda beda
secara spesifik di dalamnya menyinggung bergantung pada kebijakan masing
perihal manajemen risiko pada masing yang diterapkan, berdasarkan
pengelolaan zakat, sehingga peneliti wawancara terhadap lembaga amil
menggunakan profil risiko pada Zakat zakat nasional yang dilaakukan oleh
Core Principels sebagai acuan, dalam hal peneliti, bagaimana lembaga amil zakat
ini profil risiko yang digunakan adalah nasional menghadapi risiko operasional
risiko operasional, pada saat wawancara antara yang satu dengan yang lainnya
terhadap narasumber mengenai poin berbeda, hal ini disebabkan karena
adakah regulasi yang digunakan dalam karakteristik dan kebijakan lembaga amil
manajemen risiko, atau spesifik mengatur zakat nasional tersebut yang berbeda
masalah manajemen risiko, ketiga beda pula
lembaga amil zakat masih belum Berdasarkan landasan teori
mengetahui apa itu Zakat Core Principels, sebelumnya, prosses manajemen risiko
adapun acuan masih bersifat umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu
Berdasarkan wawancara jelas Idientifikasi Risiko, Evaluasi & Pengukuran
bahwa ketiga lembaga amil zakat Risiko, dan Pengelolaan Risiko. Idientifikasi

2244
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

yaitu dimana kita dapat mengetahui risiko Dari 14 risiko operasional yang
apa saja yang akan terjadi, Evalusai dan telah teridentifikasi apabila digolongkan
Pengukuran Risiko yaitu dimana risiko lebih rinci lagi berdasarkan 4 tipe risiko
dapat diketahui bagaimana dampak operasional yaitu ancaman dari luar,
apabila terjadi beserta besarnya kegagalan system, kegagalan mengelola
kemungkinan terjadinya risiko tersebut, manusia, kegagalan proses internal, maka
dan pengelolaan risiko adalah akan didapatkan pengelompokan
bagaimana cara menangani risiko yang sebagai berikut:
telah teridientifikasi sebelumnya. Tabel 3.
Berdasarkan wawancara mengenai Risiko Operasional Ancaman dari Luar
idientifikasi risiko kepada ketiga No. Risiko Operasional
1. Pesaingan dengan LAZNAS lain
narasumber yaitu Ibu Hemi dari Yatim
2. Cyber error
Mandiri, Ibu Tantri dari Nurul Hayat dan 3. Supplier yang terbatas
Bapak Eko dari YDSF. Terdapat 14 risiko 4. Edukasi masyarakat mengenai zakat
yang kurang
yang telah teridientifikasi dari ketiga Sumber: Pengelompokan Hasil
lembaga amil zakat nasional tersebut, Wawancara
agar lebih mudah dapat dilihat pada Dapat diketahui berdasarkan tabel
Tabel 2. risiko operasional yang berasal dari
Tabel 2. ancaman luar lembaga amil zakat
Risiko yang Teridentifikasi nasional terdapat 4 risiko yaitu persaingan
No Risiko yang Teridientifikasi dengan LAZNAS lain, cyber error, supplier
1. Target yang tidak terpenuhi
2. Kepatuhan syariah tidak terpenuhi yang terbatas, dan edukasi masyarakat
3. Sistem komputer yang bermasalah mengenai zakat yang kurang, pada tabel
4. Persaingan dengan LAZNAS lain
selanjutnya akan dijelaskan
5. Supplier yang terbatas
6. Cyber error pengelompokan risiko operasional yang
7. Pengajuan cuti yang tidak sesuai
berasal dari kegagalan sistem.
peraturan
8. Pengajuan dana kesehatan yang Tabel 4.
tidak sesuai peraturan Risiko Operasional Kegagalan Sistem
9. Pengajuan pelatihan karyawan
yang tidak tepat sasaran No. Risiko Operasional
10. Prosedur yang tidak berjalan 1. Sistem komputer bermasalah
11. Resik, rapi, ringkas, rajin yang tidak 2. Cyber error
terpenuhi 3. Tertinggal dalam mengikuti
12. Pengambilan donasi yang tidak perkembangan teknologi
tepat waktu Sumber: Pengelompokan Hasil
13. Edukasi masyarakat mengenai Wawancara
zakat yang kurang
14. Tertinggal dalam mengikuti Berdasarkan tabel risiko
perkembangan teknologi operasional kegagalan sistem dapat
Sumber : Hasil wawancara
diketahui terdapat 3 risiko yang masuk
dalam risiko operasional kegagalan sistem

2245
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

yaitu sistem komputer yang bermasalah, Tabel 6.


Risiko Operasional Kegagalan Proses
cyber error dan tertinggal dalam
Internal
mengikuti perkembangan teknologi. No. Risiko Operasional
1. Target yang tidak terpenuhi
Cyber error seperti yang kita ketahui
2. Kepatuhan syariah yang tidak
sebelumnya telah masuk dalam terpenuhi
penggolongan risiko operasional 3. Prosedur yang tidak berjalan
4. Resik, rapi, ringkas, rajin yang tidak
ancaman dari luar, cyber error terpenuhi
memungkinkan masuk dalam dua 5. Pengambilan donasi yang tidak
tepat waktu
penggolongan karena memang 6. Tertinggal dalam mengikuti
karakteristiknya yang dapat digolongkan perkembangan teknologi
Sumber: Pengelompokan Hasil
berdasarkan ancaman dari luar dan
Wawancara
kegagalan sistem.
Risiko operasional yang termasuk
Tabel 5.
Risiko Operasional Kegagalan Mengelola kegagalan proses internal antara lain
Manusia target yang tidak terpenuhi, kepatuhan
No. Risiko Operasional
1. Target yang tidak terpenuhi syariah yang tidak terpenuhi, prosedur
2. Kepatuhan syariah yang tidak yang tidak berjalan, resik rapi ringkas rajin
terpenuhi
3. Pengajuan cuti yang tidak sesuai yang tidak terpenuhi, pengambilan
peraturan donasi yang tidak tepat waktu dan
4. Pengajuan dana kesehatan yang
tidak sesuai peraturan tertinggal dalam mengikuti
5. Pengajuan pelatihan karyawan perkembangan teknologi.
yang tidak tepat sasaran
Pengukuran risiko menggunakan
6. Pengambilan donasi yang tidak
tepat waktu matriks penilaian risiko dengan
Sumber: Pengelompokan Hasil
pendekatan probability dan severity yang
Wawancara
biasa disebut qualitative approach, pada
Risiko operasional yang termasuk
pendekatan ini data yang dibutuhkan
kegagalan mengelola manusia
adalah seberapa besar kemunkinan
berdasarkan tabel adalah target yang
(probability) risiko tersebut akan terjadi
tidak terpenuhi, kepatuhan syariah yang
dan seberapa besar dampak (severity)
tidak terpenuhi, pengajuan cuti yang
risiko tersebut apabila tejadi, data telah
tidak sesuai peraturan, pengajuan dana
didapatkan berdasarkan hasil
kesehatan yang tidak sesuai peraturan,
wawancara dimana masing-masing
pengajuan pelatihan karyawan yang
lembaga amil zakat mengurutkan
tidak tepat sasaran dan pengambilan
dampak dan kemungkinan risiko yang
donasi yang tidak tepat waktu. Pada
telah teridenifikasi sebelumnya,
tabel selanjutnya akan dijelaskan risiko
selanjutnya risiko yang telah teridentifikasi
operasional yang berhubungan dengan
dan dikelompokkan berdasarkan 4 jenis
kegagalan proses internal.
risiko operasional yaitu ancaman dari luar,

2246
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

kegagalan system, kegagalan mengelola


manusia dan kegagalan proses internal
akan diberi nilai berkaitan dengan
kemungkinan dan dampaknya apabila
terjadi, data yang akan tersaji berupa 4
matriks pengukuran risiko berdasarkan
macam-macam risiko operasional beserta
letak 3 lembaga amil zakat pada matriks
pengukuran risiko tersebut.
Sumber: Diolah dari Hasil Wawancara
Gambar 3.
Matriks Pengukuran Risiko Operasional
Kegagalan Sistem

Sumber: Diolah dari Hasil Wawancara


Gambar 2.
Matriks Pengukuran Risiko Operasional
Ancaman dari Luar
Ketiga warna titik berwara tersebut
menunjukkan posisi masing-masing
Sumber: Diolah dari Hasil Wawancara
lembaga amil zakat nasional pada matriks
Gambar 4.
pengukuran risiko, titik warna merah
Matriks Pengukuran Risiko Operasional
merupakan yatim mandiri, titik warna biru
Kegagalan Mengelola Manusia
merupakan nurul hayat dan titik warna
hijau merupakan YDSF, angka satu hingga
empat menunjukkan letak kuadran pada
matriks pengukuran risiko tersebut.

2247
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

Sumber: Diolah dari Hasil Wawancara tersebut maka data yang dimiliki dapat
Gambar 5. terlindungi.
Matriks Pengukuran Risiko Operasional 4. Risiko persaingan dengan LAZNAS lain
Kegagalan Proses Internal Untuk mengatasi risiko persaingan
Pengolahan risiko pada lembaga amil dengan LAZNAS lain yatim mandiri
zakat nasional terhadap 14 risiko yang mengaku hanya perlu waspada saja,
telah teridientifikasi berdasarkan hasil karena bagi mereka lembaga amil
wawancara adalah sebagai berikut: zakat nasional lain merupakan mitra,
1. Risiko target yang tidak tidak terpenuhi. tidak pantas apabila mereka disebut
Ketika target pengumpulan dana zakat bersaing.
tidak terpenuhi setiap tahunnya 5. Risiko supplier yang terbatas.
otomatis penyaluran dana yang sudah Untuk mengatasi risiko supplier yang
direncanakan sebelumnya dapat terbatas lembaga amil zakat nurul
terganggu maka tindakan yang hayat memiliki safety stock, dimana
diambil oleh lembaga amil zakat yatim nurul hayat memiliki stock barang,
mandiri adalah dengan melakukan barang tersebut antara lain seperti
pengelolaan terhadap penyaluran computer atau apapun yang memiliki
dana zakat nantinya. kemungkinan untuk rusak atau
2. Risiko kepatuhan syariah yang tidak digantikan, karena apabila barang
terpenuhi. barangtersebut rusak maka karyawan
Apabila kepatuhan syariah tidak tidak dapat bekerja.
terpenuhi dampak paling buruk bagi 6. Risiko cyber error.
lembaga amil zakat nasional adalah Untuk mengatasi cyber error lembaga
pencabutan izin dan hilangnya amil zakat nasional nurul hayat memiliki
pengakuan oleh BAZNAS. Penanganan programmer yang mengkontrol seluruh
risiko yang dilakukan oleh yatim mandiri aktifitas yang berhubungan dengan
agar kepatuhan syariah dapat internet, serta memiliki rumah-rumah
terpenuhi adalah dengan cara server kosong yang sewaktu waktu
mengkonsultasikan setiap program dapat digunakan apabila terjadi
baru kepada dewan syariah agar masalah pada server yang lama, hal ini
sesuai dengan regulasi yang telah ada. menjadi penting ketika kegiatan suatu
3. Risiko sistem komputer yang lembaga amil zakat nasional sudah
bermasalah. terotomatisasi dengan internet.
Penanganan yang dilakukan oleh 7. Risiko pengajuan cuti yang tidak sesuai
yatim mandiri apabila sistem komputer peraturan.
bermasalah adalah dengan memiliki Untuk mengatasi risiko pengajuan cuti
antivirus, dengan dilakukannya hal karyawan, nurul hayat selalu

2248
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

mengingatkan karyawannya melalui diterapkan, sesuai dengan yang


slip gaji terkait sisa cuti yang dapat di disampaikan oleh Ibu Tantri:
ambil dan peraturan terkait 11. Risiko resik, rapi, ringkas, rajin yang tidak
pengambilan cuti, pengajuan cuti terpenuhi.
hanya dapat diajukan H-3 agar dapat Untuk mengatasi permasalahan 5R
diproses. yang tidak terpenuhi, lembaga amil
8. Risiko pengajuan dana kesehatan yang zakat nasional nurul hayat membuat
tidak sesuai peraturan. poster kecil dengan nomor yang bisa
Untuk mengatasi risiko pengajuan dana dihubungi sewaktu waktu, terletak
kesehatan, nurul hayat mewajibkan pada tembok dimana pada lokasi
karyawannya mengumpulkan kuitansi tersebut memiliki kemungkinan untuk
atau nota asli, khusus untuk cabang terjadi pelanggaran 5R, sehingga
karena waktu pengiriman nota apabila terjadi pelanggaran maka
membutuhkan waktu, nurul hayat sewaktu waktu nmor tersebut dapat
mengatasinya dengan menggunakan dihubungi untuk di tindak lanjut.
google form, hal ini karena dana 12. Risiko pengambilan donasi yang tidak
kesehatan dibutuhkan dengan segera tepat waktu.
oleh karyawannya yang sakit. Untuk mengatasi risiko ini lembaga amil
9. Risiko pengajuan pelatihan karyawan zakat nasional YDSF mengatasinya
yang tidak sesuai peraturan. dengan adanya cadangan karyawan
Untuk mengatasi risiko pengajuan yang bertugas mengambil dana zakat
pelatihan karyawan nurul hayat dari para donatur, hal ini menjadi
menggunakan google form yang penting bagi YDSF karena apabila
bertujuan untuk mengkontrol rangkaian dana zakat tidak dapat diterima maka
pelatihan karyawan, di dalamnya penyaluran akan terhambat.
terdapat informasi mengenai siapa 13. Risiko edukasi masyarakat yang kurang
yang mengikuti pelatihan hingga mengenai zakat.
bagaimana pelatihan tersebut Untuk membangun minat masyarakat
bermanfaat bagi anggota timnya. dalam berzakat YDSF melakukan
10. Risiko prosedur yang tidak berjalan. edukasi kepada masyarakat melalui
Untuk mengatasi risiko prosedur yang sekolah-sekolah, sasarannya adalah
tidak berjalan nurul hayat memiliki satu anak-anak muda, karena hal ini
staff control kebijakan yang melakukan berkaitan dengan regenerasi para
kontrol terhadap kebijakan yang telah muzaki, apabila kesadaran masyarakat
dirumuskan sebelumnya, apakah untuk berzakat kurang maka akan
kebijakan tersebut telah diterapkan berdampak buruk terhadap
ataukah kebijakan tersebut belum

2249
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

pengelolahan zakat oleh lembaga amil Alijoyo, Antonius Alijoyo. 2006. Enterprise
zakat tersebut. Risk Management: Pendekatan
14. Risiko perkembangan teknologi. Praktis. Edisi kedua. Jakarta: PT. Ray
Untuk mengatasi perkembangan Indonesia
teknologi YDSF mengantisipasinya Amrullah, dan Haris Budiyono. 2004.
dengan pembuatan aplikasi yang Pengantar Manajemen.
dapat mempermudah masyarakat Yogyakarta: Graha Ilmu
dalam berzakat, namun aplikasi ini Ascarya dkk. 2016. Merancang
masih dalam proses pembuatan Manajemen Risiko Pengelolaan
V. Simpulan Zakat, Jakarta: Departemen
Kesimpulan tersebut diantaranya: Ekonomi dan Keuangan Syariah -
1. Seluruh lembaga amil zakat nasional Bank Indonesia
yang diteliti telah melaksanakan proses Bank Indonesia. 2016. Pengelolaan Zakat
manajemen risiko operasional. yang Efektif: Konsep dan Praktik di
2. Pada tahap identifikasi risiko lembaga Berbagai Negara Seri Ekonomi dan
amil zakat nasional terdapat 14 risiko Keuangan Syariah. Jakarta:
yang teridientifikasi. Departemen Ekonomi dan
3. Pada tahap pengukuran dan evaluasi Keuangan Syariah - Bank Indonesia
risiko yatim mandiri memiliki Ghoffar, M ‘Abdul. 2009. Tafsir Ibnu Katsir.
kemungkinan dan dampak risiko Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
operasional kegagalan sistem dan Kementrian Agama Republik Indonesia.
kegagalan proses internal yang paling 2012. Standar Operasional
besar, YDSF memiliki kemungkinan dan Prosedur Lembaga Amil Zakat.
dampak risiko operasional ancaman Jakarta: Kementrian Agama
dari luar dan kegagalan mengelola Republik Indonesia
manusia yang paling besar. Koontz, Harold dan Heinz Weihrich. 2012.
4. Pada tahap pengelolaan risiko Essentials of Management An
terdapat dua strategi penanganan International and Leadership
risiko yaitu preventif dan mitigasi, Perspective. New Delhi. Tata
berdasarkan kasil wawancara maka McGraw-Hill
dapat diketahui bahwa 13 dari 14 risiko Kountur, Ronny. 2008. Mudah Memahami
yang telah teridientifikasi Manajemen Risiko Perusahaan.
menggunakan strategi preventif dalam Jakarta: PPM
penanganannya dan haya satu risiko M. Hanafi, Mamduh. 2012. Manajemen
yang menggunakan strategi mitigasi Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
dalam menangani risiko. Qardawi, Yusuf. 1999 Hukum Zakat.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Penerbit Mizan.

2250
Nazir, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 11 November 2019: 2236-2251;
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

Solihin, Ismail. 2009. Pengantar


Manajemen. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Wahyudi, Imam dkk. 2013. Manajemen
Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba
Empat.
Yin, Robert K. 2015. Studi Kasus Desain &
Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

2251

Anda mungkin juga menyukai