Anda di halaman 1dari 23

“AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH”

MAKALAH

disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Syariah semester genap
tahun ajaran 2019/2020

Oleh:

Kelompok 8 Akuntansi A 2017

Amizar Hanif 7211416108

Zainuna Ramadhani 7211417112

Anisah Nailil Karomah 7211417113

Dini Alfiani Fadlilah 7211417131

Nur Laelatul Adha 7211417137

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas limpahan berkah dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan penugasan kelompok makalah yang berjudul “Akuntansi Zakat, Infaq,
dan Shodaqoh”. Makalah ini digunakan untuk memenuhi penugasan kelompok Mata Kuliah
Akuntansi SyariahSemester Genap 2019/2020.

Makalah ini berisi tentang penjelasan tentang materi tersebut yang dirujuk dari
sumber yang relevan sehingga diharapkan dengan adanya makalah yang disajikan oleh
kelompok kami dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan kepada pihak yang membaca

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, namun kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Kritik
beserta saran kami butuhkan guna penyempurnakan makalah pada bab ini.

Semarang, 7 Juni 2020

Tim Kelompok
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

PRAKATA...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4

2.1. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 109..................................... 4

2.2. Pengakuan dan Pengukuran Zakat, Infaq, dan Shadaqoh.......... 6

2.3. Penyajian dan Pengungkapan Zakat, Infaq, dan shadaqoh......... 8

2.4. Contoh Laporan Keuangan Amil Zakat, Infaq, dan shadaqoh. . . 9

2.5. Ilustrasi Penerapan ED PSAK 109........................................... 12

BAB III PENUTUP................................................................................. 19

3.1. Simpulan.................................................................................. 19

3.2. Saran........................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 20
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Lebih dari
delapan puluh lima persen penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini menimbulkan
berdirinya organisasi berbasis Islam. Salah satu organisasi tersebut adalah organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah. Organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah dibentuk
bertujuan untuk membantu umat muslim di Indonesia sebagai salah satu sarana ibadah.
Organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah adalah suatu organisasi yang bergerak
dibidang penerimaan dan penyaluran dana zakat dan infak/sedekah. Dana yang dikelola
organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah berasal dari orang islam yang berkewajiban
membayar zakat atau disebut muzakki. Selain zakat, sumber dana yang dikelola organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah adalah dana infak/sedekah. Zakat dalam Islam merupakan
salah satu ibadah wajib bagi umat islam yang mampu dalam hal harta. Cara melaksanakan
zakat yaitu dengan memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada yang berhak menerima
(mustahiq) sesuai ketentuan syariah. Dasar perintah membayar zakat terdapat dalam Al
Qur’an surat At Taubah ayat 103 yang artinya sebagai berikut:
”Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’amu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui” (Yayasan Penyelenggara
Penterjemah Al Qur’an, 2000).
Infak/sedekah adalah menyumbangkan sebagian harta secara sukarela kepada yang
berhak menerima sesuai dengan ketentuan syariah. Himbauan untuk melaksanakan
infak/sedekah terdapat dalam Al Qura’an surat Al Baqarah ayat 254. Isi ayat Al Qur’an
tersebut sebagai berikut:
”Wahai orang-orang yang beriman, Infakkanlah sebagian dari rezekimu yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi
persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim”
(Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an, 2000).
Fungsi organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah didirikan adalah untuk
membantu umat muslim dalam rangka menyalurkan dana zakat dan infak/sedekahnya. Dana
yang dikumpulkan dari muzaki disalurkan untuk beberapa golongan yang sudah ditentukan
sesuai syariah. Al Qur’an menjelaskan dalam surat At Taubah ayat 60 golongan yang
2

mendapatkan zakat adalah orang fakir, pengelola zakat, mu’alaf, budak, orang yang
berhutang, untuk dijalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan. Isi ayat tersebut
sebagai berikut:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
diluluhkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Mendengar” (Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an, 2000).
Sudah seharusnya pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah dikelola dengan baik.
Organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah dalam mengelola zakat dan infak/sedekah
minimal memiliki prinsip dasar amanah, transparan dan ikhlas dalam mengelola dana zakat
dan infak/sedekah. Amanah artinya organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah dapat
dipercaya dalam pengelolaan dana yang didapat dari muzakki. Transparan artinya organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah mampu memberikan laporan pengelolaan dana zakat dan
infak/sedekah kepada pengguna laporan. Ikhlas artinya organisasi pengelola zakat dan
infak/sedekah tidak mengambil keuntungan pribadi, tetapi bertujuan membantu para
muzakki dalam menyalurkan dana zakat dan infak/sedekah karena Allah. Pemerintah
Indonesia mendukung kegiatan pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah dengan membuat
Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Tujuannya supaya organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah dapat menjalankan fungsinya baik sesuai agama maupun
negara. Undang-undang tersebut dapat dijadikan dasar hukum berdirinya organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah di Indonesia. Undang-Undang yang baru ini mengatur
tentang Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang boleh beroperasi di Indonesia. OPZ yang
disebutkan dalam UU tersebut adalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat
(LAZ).
Menurut Fathonah (2013), organisasi pengelola zakat yang mempunyai tugas mengelola
zakat memerlukan laporan keuangan untuk mempermudah kinerjanya. Laporan keuangan
digunakan sebagai bentuk transparasi dalam pengelolaannya dan juga sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada donatur atau pengguna laporan keuangan lainnya. Maka dari
itu, dibutuhkan laporan keuangan sebagai media antara pengelola dan masyarakat. Untuk
dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, organisasi pengelola zakat
disyaratkan memiliki sistem akuntansi yang baik. Sistem akuntansi yang baik dan transparan
yang sesuai dengan PSAK No 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah, merupakan
3

salah satu faktor yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi
pengelola zakat dan upaya untuk memantapkan pengelolaan pemberdayaan ekonomi umat
Islam. Sistem pendistribusian yang tepat guna dan efektif serta profesional akan mampu
membantu masyarakat terlepas dari kemiskinan. Selain itu, laporan keuangan yang
dihasilkan lembaga pengelola zakat merupakan bentuk akuntabilitas. Hal ini telah diatur
dalam PSAK No. 109 mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi zakat, infak/shadaqah. Dari penjelasan di atas, penulia berinisiatif untuk melakukan
analisi mengenai akuntansi zakat, infak, dan shadaqah menurut PSAK No. 109 dengan
akuntasi zakat, infak, dan shadaqah.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana tujuan dan ruang lingkup PSAK No.109?
2. Bagaimana pengakuan dan pengukuran zakat, infak, dan shadaqah?
3. Bagaimana penyajian dan pengungkapan zakat, infak, dan shadaqah?
4. Bagaimana contoh laporan keuangan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah?
5. Bagaimana ilustrasi penerapan ED PSAK 109?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup PSAK No.109
2. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran zakat, infak, dan shadaqoh
3. Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan zakat, infaq, dan shadaqoh
4. Untuk mengetahui contoh laporan keuangan amil zakat, infak, dan shadaqoh
5. Untuk mengetahui ilustrasi penerapan ED PSAK 109
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 109


Standar akuntansi ZIS yang berlaku saat ini dan digunakan oleh OPZ sebagai pedoman
dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya adalah PSAK No. 109 yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2010. Penerbitan PSAK ini telah mengalami
proses yang cukup lama kurang lebih empat tahun dari waktu penyusunannya, dimulai
dengan disusunnya Eksposure Draft-nya (ED) yang diterbitkan sejak tahun 2008. Namun,
saat ini tidak semua OPZ yang ada di Indonesia dapat menerapkan PSAK no. 109. Hal
tersebut karena sebagian OPZ mengalami beberapa kendala dalam penerapannya. Salah satu
faktor kendalanya adalah adanya kesulitan dalam sumber daya manusia yang dimiliki OPZ.
Akuntansi zakat yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 109 bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi zakat dan infak/sedekah. PSAK ini berlaku untuk amil yakni suatu
organisasi/entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan pengukuhannya diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan
menyalurkan zakat dan infak/sedekah, bukan untuk entitas syariah yang menerima dan
menyalurkan ZIS tetapi bukan kegiatan utamanya. Untuk entitas tersebut mengacu ke PSAK
101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Amil yang tidak mendapatkan izin juga
dapat menerapakan PSAK No. 109. PSAK ini merujuk kepada beberapa fatwa MUI
(Washilah dan Nurhayati : 2013) yaitu: 1) Fatwa MUI no. 8/2011 tentang amil zakat, 2)
Fatwa MUI No. 13/2011 tentang Hukum Zakat atas Harta Haram, 3) Fatwa MUI No.
14/2011 tantang Penyaluran Harta Zakat dalam bentuk Aset Kelolaan. 4) Fatwa MUI
No.15/2011 tentang penarikan, pemeliharaan dan penyaluran harta zakat.
2.1.1 Definisi-definisi
Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan
menyalurkan zakat, infak/sedekah.
Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/ sedekah serta dana lain yang oleh
pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil.
Dana infak/sedekah adalah bagian nonamil atas penerimaan infak/sedekah.
Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat.
5

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).
Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar (menunaikan) zakat.
Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat. Mustahiq terdiri dari:
a. fakir;
b. miskin;
c. riqab;
d. orang yang terlilit utang (ghorim);
e. muallaf;
f. fisabilillah;
g. orang dalam perjalanan (ibnu sabil); dan
h. amil.
Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang
peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi.
Pengertian zakat secara terminologi berarti kegiatan memberikan harta tertentu yang
diwajibkan Allah SWT dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada
orang-orang yang berhak. Zakat menurut istilah Fiqh Islam adalah sejumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya (the have) untuk diserahkan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya menurut aturan-aturan atau syariat Allah SWT
(Anshori, 2006: 12). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 109,
zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik). Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam (UU No. 23 Tahun 2011).
Infak menurut terminologi artinya mengeluarkan harta karena taat, patuh dan cinta
kepada Allah SWT dan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat atau rezeki yang telah
diberikan Allah SWT kepada dirinya. Sedangkan pengertian shadaqah adalah segala
pemberian/aktivitas yang bertujuan untuk mengharap pahala dari Allah SWT. Shadaqah
memiliki dimensi yang sangat luas, tidak hanya berdimensi memberikan sesuatu dalam
bentuk harta saja, tetapi dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun
untuk orang lain. Menurut UU 23 Tahun 2011, Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh
seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedangkan sedekah
6

adalah harta atau non harta yang dikeuarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat
untuk kemaslahatan umum. Untuk kepentingan akuntansi, shadaqah dianggap sama dengan
infak, baik yang ditentukan penggunannya maupun yang tidak. Sehingga menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 Infak/sedekah adalah harta yang
diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan)
maupun tidak dibatasi. Sifat dari zakat adalah wajib bagi seseorang atau badan hukum
(entitas) yang beragama Islam yang telah terakumulasi sampai memenuhi nisab dan haul.
Sedangkan sifat dari infaq dan shadaqah adalah sunnah, jadi pengeluarannya lebih bersifat
suka rela yang merupakan wujud ketakwaan dan kecintaan seorang hamba terhadap nikmat
Allah SWT yang telah diberikan kepadanya.
2.1.2 Karakteristik Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada
mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai
persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar),
dan peruntukannya. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak
ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah. Zakat dan infak/sedekah yang
diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yang
baik.

2.2. Pengakuan dan Pengukuran Zakat, Infaq, dan shadaqoh


2.2.1. Akuntansi Untuk Zakat
a. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui sebagai
penambah dana zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang
diterima tetapi jika dalam bentuk non kas sebesar nilai wajar aset. Penentuan nilai
wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak
tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai
dengan PSAK yang relevan.
b. Jika muzakki menentukan mustahik yang harus menerima penyaluran zakat melalui
amil, maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat dan tidak
ada bagian amil atas zakat yang diterima dan amil dapat menerima ujrah atas kegiatan
penyaluran zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee, maka diakui
sebagai penambah dana amil.
c. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai 1. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak
7

disebabkan oleh kelalaian amil; 2. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan
oleh kelalaian amil.
d. Zakat yang disalurkan kepada mustahik, diakui sebagai pengurang dana zakat dengan
keterangan sesuai dengan kelompok mustahik termasuk jika disalurkan kepada Amil,
sebesar: 1. Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas,
jurnal, 2. Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk aset nonkas.
e. Amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam
menjalankan fungsinya.
f. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi amil.
g. Zakat dikatakan telah disalurkan kepada mustahik-non-amil hanya bila telah diterima
oleh mustahik-non-amil tersebut. Apabila zakat disalurkan melalui amil lain, maka
diakui sebagai piutang penyaluran dan bagi amil yang menerima diakui sebagai
liabilitas (utang) penyaluran. Piutang dan liabilitas berkurang ketika zakat disalurkan.
Amil lain tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh
ujrah dari amil sebelumnya.
h. Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan asset tetap (asset kelolaan) diakui
sebagai: 1. Penyaluran zakat seluruhnya, jika asset tetap tersebut diserahkan untuk
dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil. 2. Penyaluran secara bertahap
diukur sebesar penyusutan asset tetap tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya, jika
asset tetap tersebut masih dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan
amil.
2.2.2. Akuntansu Untuk Infaq/Shadaqah
a. Penerimaan Infaq/Sedekah diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui
sebagai penambah dana infaq/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan
pemberiannya. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima
tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar aset. Untuk penerimaan aset nonkas
dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset
yang harus segera disalurkan, dan dapat berupa bahan habis pakai seperti bahan
makan; atau barang yang memiliki manfaat jangka panjang misalnya mobil untuk
ambulan. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan.
b. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai
sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar
infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana
8

infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah


ditentukan oleh pemberi.
c. Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai: 1. pengurang dana infaq/sedekah,
jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil. 2. Kerugian dan pengurang dana amil,
jika disebabkan oleh kelalaian amil.
d. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai
penambah dana infak/sedekah.
e. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/ sedekah sebesar:
1) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.
2) nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.
f. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran yang
mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset
infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
g. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat
sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah.
2.2.3. Dana Non Halal
a. Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank
konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau
kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang.
b. Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana
infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah.

2.3. Penyajian dan Pengungkapan Zakat, Infaq, dan shadaqoh


Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara
terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut
terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan
prioritas penyaluran dan penerima
b. Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan dana mustahiq nonamil atas penerimaan
zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan
c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa asset
9

nonkas.
d. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan
jumlah dana yang diterima langsung mustahiq
Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi
tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan
penerima;
b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan infak/sedekah
seperti persentase pembagian, alasan dan konsistensi kebijakan;
c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa
asset nonkas;
d. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih
dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh
penerimaan infak/sedekah selama periode pelporan serta alasannya.
e. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di angka (4) diungkapkan secara
terpisah
f. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi asset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang
berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana
infak/sedekah serta alasannya;
g. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat
h. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dengan penerima infak/ sedekah yang
meliputi: Sifat hubungan istimewa; Jumlah dan jenis asset yang disalurkan; dan
Persentase dari asset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode
i. Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan
dan penyaluran dana, alasan dan jumlahnya;dan
j. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/ sedekah.

2.4. Contoh Laporan Keuangan Amil Zakat, Infaq, dan shadaqoh


Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari suatu proses akuntansi.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak internal maupun eksternal misalnya muzakki,
pemerintah, piha lain yang menyediakan sumber daya bagi OPZ dan juga masyarakat. Para
pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda dari informasi yang ada dalam suatu
10

laporan keuangan berkaitan dengan pengambilan suatu keputusan. Laporan keuangan juga
merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban dari manajemen/pengelola atas aktivitas
pengelolaan sumberdaya yang telah diamanatkan kepadanya. Secara umum, suatu laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai (Kurniasari, 2011): 1) Jumlah dan sifat aktiva,
kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisiasi, 2) Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi
lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih, 3) Jenis dan jumlah arus kas masuk dan
arus kas keluar sumber daya dalam suatu periode dan hubungan antara keduanya, 4) cara
suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi
pinjaman, fan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya, 5) Usaha jasa suatu
organisasi.
Laporan keuangan amil zakat dapat menjadi media komunikasi antara lembaga amil
dengan pihak lainnya, karena laporan keuangan ZIS merupakan bentuk pertanggungjawaban
operasional dari suatu lembaga amil yaitu kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana zakat,
infak dan sedekah (ZIS). Supaya laporan keuangan itu transparan dan akuntabel maka harus
ada standar akuntansi yang mengatur tentang hal tersebut. Penyusunan laporan keuangan
lembaga amil ZIS mengacu kepada PSAK No. 109, dan apabila ada hal-hal yang tidak diatur
dalam PSAK 109 maka dapat menggunakan PSAK terait sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah Islam. Komponen laporan keuangan dalam PSAK 109 terdiri dari
laporan posisi keuangan (Neraca), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset
Kelolaan, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dalam penyajian laporan
keuangan, lembaga Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil dan dana
nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). Bentuk laporan keuangan
untuk amil atau OPZ berdasarkan PSAK No. 109 di antaranya adalah sebagai berikut:
Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
BAZ “XXX”
Per 31 Desember 2XXX
Keterangan Rp Keterangan Rp

Aset Kewajiban
Aset lancar Kewajiban jangka
Kas dan setara kas xxx pendek
Instrumen keuangan xxx Biaya yang masih harus xxx
Piutang xxx dibayar

Kewajiban jangka
panjang
Imbalan kerja jangka
panjang xxx
11

Aset tidak lancar Jumlah kewajiban


xxx
Aset tetap Saldo Dana
Akumulasi penyusutan xxx Dana zakat xxx
(xxx) Dana infak/sedekah xxx
Dana amil xxx
Dana nonhalal xxx
Jumlah dana xxx
Jumlah aset xxx Jumlah Kewajiban xxx
dan Saldo Dana

Laporan Perubahan Dana


BAZ “XXX”
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2XXX
Keterangan Rp
DANAZAKAT
Penerimaan
Penerimaan dari muzakki
muzakki entitas xx
muzakki individual x
Hasil penempatan xx
Jumlah penerimaan dana zakat x
Bagian amil atas penerimaan dana zakat xx
Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil x
xx
x
xxx
xxx
Penyaluran
Fakir-Miskin (xxx)
Riqab (xxx)
Gharim (xxx)
Muallaf (xxx)
Sabilillah (xxx)
Ibnu sabil (xxx)
Jumlah penyaluran dana zakat (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx

DANAINFAK/SEDEKAH
Penerimaan
Infak/sedekah terikat atau muqayyadah xxx
Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah xxx
Bagian amil atas penerimaan dana (xxx
infak/sedekah Hasil pengelolaan )
Jumlah penerimaan dana infak/sedekah xxx
xxx
Penyaluran
Infak/sedekah terikat atau muqayyadah (xxx)
Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah (xxx)
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (xxx)
(misalnya beban penyusutan dan penyisihan)
Jumlah penyaluran dana infak/sedekah (xxx
Surplus (defisit) )
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
Xxx
12

Laporan Perubahan Aset Kelolaan


BAZ “XXX”
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2XXX
Saldo Penam- Pengu- Penyi- Akumulasi Saldo akhir
awal bahan rangan sihan penyusutan
Dana infak/
sedekah – aset
kelolaan lancar
(misal piutang
bergulir) xxx xxx (xxx) (xxx) - xxx

Dana infak/
sedekah – aset
kelolaan tidak
lancar (misal
rumah sakit
atau sekolah) xxx xxx (xxx) - (xxx) xxx

Laporan arus kas


Entitas menyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK 2: Laporan arus kas dan PSAK
yang relevan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan.

2.5. Ilustrasi Penerapan ED PSAK 109


Ilustrasi berikut ini akan menggunakan asumsi penerapan ED PSAK 109 tentang
Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah dikeluarkan dan substansinya berbeda dengan EDnya,
maka ilusrasi berikut perlu dipahami sesuai dengan PSAK yang berlaku. Sebagai ilustrasi
adalah Takmir Masjid Al Ikhlas berencana membuat Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang akan
diberi nama LAZ amanah Ummar. LAZ ini efektif beropersi tanggal 1 Juni 2008. Beberapa
informasi yang diperoleh dan kegiatan LAZ Amanah Ummat adalah:
Lembaga tersebut pengambil kebijakan bahwa dana pengolalaan diambil dari:
a. 12,5% dari penerimaan dana Zakat
b. 10% dari penerimaan dana Infak/Sedekah
c. Transfer ke dana pengelola dilakukan setiap akhir bulan.
d. Lembaga juga mempunyai kebijakan untuk membedakan rekening Bank untuk setiap
jenis dana yang dimiliki. Bagi hasil bank Syariah dianggap sebagai pendapatan dana
yang bersangkutan, bunga bank diakui sebagian penerimaan dana nonhalal.
e. Bagian akuntansi menyusutkan Aktiva Tetap dengan metode garis lurus, dengan
ketentuan sebagai berikut:
13

- Computer 20% per tahun


- Kendaraan 25% per tahun

Berikut merupakan transaksi yang terjadi selama bulan Juni 2008 sebagai berikut

No Tgl Keterangan
1 1 Diterima pinjaman dari Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,- untuk modal kerja
awal lembaga
2 1 Diterima dari PT Karya dana zakat sebesar Rp 80.000.000,- dari infak Rp
50.000.000,-
3 2 Membayar sewa kantor selama setahun sebesar Rp 2.400.000,-
4 3 Membeli alat-alat tulis untuk keperluan lembaga sebesar Rp 1.000.000,-
5 5 Menyalurkan dana zakat kepada fakir 8 orang @ Rp 150.000
6 6 Menyalurkan dana zakat kepada orang yang kekurangan biaya perjalanan si
Fulan sebesar Rp 500.000,-
7 8 Menyalurkan dana zakat kepada seorang muallaf sebesar Rp 400.000,-
8 10 Lembaga membuka dua rekening di Bank Syariah IQTISADUNA dg no 01.01
untuk dana zakat dan no 01.02 untuk dana zakat. Masing-masing disetor Rp
5.000.000,-
9 11 Lembaga membuka rekening bank konvensioanal untuk lalu lintas jasa
keuangan dan disetor dana sejumlah Rp 1.000.000
10 12 Menyalurkan zakat sebesar sebesar Rp 10.000.000,- untuk pendidikan
didaerah terpencil dan terbelakanag
11 12 Diterima dari Ibu Rosi zakat dalam bentuk emas sebesar 80 gram. Harga pasar
emas tsb Rp 250.00,-
12 13 Dilakukan penyaluran dalam santunan pendidikan kepada Saudara Abid
sebesar Rp 5.000.000,- yang diambil dari dana infaq
13 15 Menyalurkan dana zakat kepada seorang yang terbelit hutang karena
memenuhi kebutuhan pangannya sebesar Rp 750.000,-
14 17 Disalurka dana infaq sebesar Rp 5.000.000 untuk pembelian keramik bagi
renovasi Masjid Al Ikhlas
15 19 Disalurkan dana infaq sebesar Rp 2.500.000,- untuk pengadaan buku-buku
cerita anak muslim bagi pengembangan TPA
16 21 Diperoleh undian dari bank konvensional sebesar Rp 5.000.000,- dan
14

pembayaran bunga bank sebesar Rp 50.000,-


17 24 Memberikan bantuan material untuk renovasi wc umum melalui mahasiswa
KKN senilai Rp 3.000.000,- yang terdiri dari semen, pasir dan batu
18 30 Membayar biaya telepon dan listrik masing-masing Rp 200.000,- dan Rp
100.000,-
19 30 Mmembayar gaji 3 orang amil@ Rp 750.000,-
20 30 Mencatat transfer dana zakat dan infaq ke dana pengelola
21 30 Mengembalikan pinjaman kepada Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,-
22 30 Mengakui biaya sewa kantor untuk bulan juni 2008

Berdasarkan transaksi tersebut jurnal-jurnal yang dibuat oleh LAZ Amanah Ummat adalah
sebagai berikut:

1. Jurnal untuk mencatat pinjaman dari Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,- yang diakui
sebagai kewajiban jangka pendek yang menjadi tanggungan amil.
(Dr) kas Amil Rp 10.000.000,-
                (Cr) Hutang Jangka Pendek                                   Rp10.000.000,-
(Amil)
1. Jurnal penerimaan dana zakat sebesar Rp 80.000.000,- dan dana infak Rp
50.000.000,- dibuat dalam rekening penerimaan dana untuk masing-masing jenis.
(Dr) kas Zakat Rp 80.000.000,-
                (Cr) Penerimaan Dana Zakat                                  Rp80.000.000,-
(Dr) kas Infak Rp 50.000.000,-
                (Cr) Penerimaan Dana Infaq                                  Rp50.000.000,-
1. Jurnal pembayaran sewa kantor dimuka untuk 1 tahun kedepan sebesar Rp 2.400.00,-
(Dr) Sewa Dibayar Dimuka Rp 2.400.000,-
                (Cr) kas                                  Rp 2.400.000,-
1. Jurnal pembelian alat-alat tulis untuk keperluan lembaga sebesar Rp 1.000.000,-
(Dr) Suplies (Alat Tulis Kantor) Rp 1.000.000,-
                (Cr) kas                                  Rp 1.000.000,-
1. Jurnal penyaluran dana zakat kepada fakir sebesar 8 orang @ Rp 150.000,- sehingga
total seluruhnya adalah Rp 1.200.000
(Dr) Penyaluran Fakir Miskin Rp 1.200.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 1.200.000,-
15

1. Jurnal penyaluran dana zakat kepada orang yang keeurangan biaya perjalanan (ibnu
sabil) sebesar Rp 500.000,-
(Dr) Penyaluran Ibnu Sabil Rp 500.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 500.000,-
1. Jurnal penyaluran dana zakat kepada orang muallaf sebesar Rp 400.000,-
(Dr) Penyaluran Muallaf Rp 400.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 400.000,-
1. Jurnal pembukuan dua rekening di Bank  Syariah IQTISADUNA  dg no 01.01 untuk
dana zakat dan no 01.02 untuk dana infaq yang masing-masing disetor Rp 5.000.000
(Dr) Rek IQTISADUNA 01.01 Rp 5.000.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 5.000.000,-
(Dr) Rek IQTISADUNA Rp 5.000.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 5.000.000,-
1. Jurnal pembukuan rekening bank konvesional yang disetor dana zakat sejumlah Rp
1.000.000
(Dr) Rek Bank Konvesional Rp 1.000.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp 1.000.000,-
1. Jurnal penyaluran zakat sebesar Rp 10.000.000,- untuk pendidikan Dai
(Dr) Penyaluran Sabilillah Rp 10.000.000,-
                (Cr) kas Zakat                                  Rp10.000.000,-
1. Jurnal penerimaan dana zakat dalam bentuk emas sebesar 80 gram dengan nilai Rp
20.000.000,- (80 x Rp 250.000,-)
(Dr) Kas Zakat Rp 20.000.000,-
                (Cr) Penerimaan Dana Zakat                                  Rp80.000.000,-
1. Jurnal penyaluran santunan pendidikan sebesar Rp 5.000.000,- yang diambil dari
dana Infaq
(Dr) Penyaluran untuk pendidikan Rp 400.000,-
                (Cr) Kas Infaq                                  Rp 400.000,-
1. Jurnal penyaluran dana zakat kepada seorang yang terbit hutang karena memenuhi
kebutuhan pangannya sebesar Rp 750.000,-
(Dr) Penyaluran Sabilillah Rp 750.000,-
                (Cr) Kas Zakat                                  Rp 750.000,-
1. Jurnal penyaluran dana infaq sebesar Rp 5.000.000 untuk inovasi Masjid Al Ikhlas
16

(Dr) Penyaluran UntUK Pembangunan Rp 5.000.000,-


                (Cr) Kas Infaq                                  Rp 5.000.000,-
1. Jurnal penyaluran dana infaq sebesar Rp 2.500.000,- untuk pengadaan buku-buku
crita anak muslim bagi pengembangan TPA
(Dr) Penyaluran Untuk pendidikan Rp 2.500.000,-
                (Cr) Kas Infaq                                  Rp 2.500.000,-
1. Jurnal untuk pencatatan undian dari bank konvensional sebesar Rp 5.000.000,- dan
pembayaran bunga bank sebesar Rp 50.000,- yang dikategorikan sebagai dana non halal
(Dr) Rek Bank Konvensional Rp 5.050.000,-
                (Cr) Penerimaan Dana Non Halal                                  Rp 5.050.000,-
1. Jurnal pemberian bantuan material untuk renovasi WC umum melalui mahasiswa
KKN senilai Rp 3.000.000,- yang terdiri dari semen, pasir, dan batu dengan
menggunakan dana non halal
(Dr) Penyaluran Dana Non Halal Rp 3000.000,-
                (Cr) Rek Bank Konvensional                                  Rp 3.000.000,-
1. Jurnal pembayaran biaya telpon dan listrik masing-masing Rp 200.000,- dan Rp
100.000
(Dr) Beban Listrik Dan Telpon Rp 300.000,-
                (Cr) Kas Amil                                  Rp 3.00.000,-
1. Jurnal pembayaran gaji 3 orang amil @ Rp 750.000,- sehingga totalnya Rp
2.250.000,-
(Dr) Beban Gaji Amil Rp 2.250.000,-
                (Cr) Kas Amil                                  Rp 2.250.000,-
1. Jurnal untuk mencatat transfer dana zakat dan dana infaq ke dana pengelola
(Dr) Penyaluran Dana Zakat – Amil Rp 12.500.000,-
                (Cr) Kas Zakat                                  Rp12.500.000,-

Catatan: penerimaan kas amil dari zakat  12.5% x Rp 100.000.000,- yaitu Rp 12.500.000

(Dr) Penyaluran Dana Zakat – Amil Rp 12.500.000,-


                (Cr) Kas Infaq                                  Rp12.500.000,-

Catatan : penerimaan kas amil dari infaq 10% x Rp 50.000.000 yaitu Rp 5.000.000
17

(Dr) Kas Amil Rp 1.5700.000,-


           (Cr) Penerimaan Dana Amil – Dana                                  Rp12.500.000,-
Zakat
           (Cr) Penerimaan Dana Amil – Dana                                  Rp  5.000.000.-
Infaq

Catatan: pencatatan pengakuan penerimaan dana amil dari dana zakat dan dana infaq perlu
dirinci sehingga jelas sumber dan alokasi penggunaannya.

1. Jurnal untuk mencatat pengembalian pinjaman kepada Tuan Ali Sebesar Rp


10.000.000,- dengan dana amil.
(Dr) Hutang Jangka Pendek (Amil) Rp 10.000.000,-
                (Cr) Kas Infaq                                  Rp10.000.000,-
1. Jurnal untuk mengakui biaya sewa kantor untuk bulan Juni 2008
(Dr) Beban Sewa Kantor Rp 200.000,-
                (Cr) Sewa Dibayar Dimuka                                  Rp 200.000,-
18

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Akuntansi zakat yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
109 bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi zakat dan infak/sedekah. PSAK ini berlaku untuk amil yakni suatu
organisasi/entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan pengukuhannya diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan
menyalurkan zakat dan infak/sedekah, bukan untuk entitas syariah yang menerima dan
menyalurkan ZIS tetapi bukan kegiatan utamanya. Untuk entitas tersebut mengacu ke PSAK
101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Amil yang tidak mendapatkan izin juga
dapat menerapakan PSAK No. 109. PSAK ini merujuk kepada beberapa fatwa MUI
(Washilah dan Nurhayati : 2013) yaitu: 1) Fatwa MUI no. 8/2011 tentang amil zakat, 2)
Fatwa MUI No. 13/2011 tentang Hukum Zakat atas Harta Haram, 3) Fatwa MUI No.
14/2011 tantang Penyaluran Harta Zakat dalam bentuk Aset Kelolaan. 4) Fatwa MUI
No.15/2011 tentang penarikan, pemeliharaan dan penyaluran harta zakat.
Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada
mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Infak/sedekah merupakan donasi
sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi
infak/sedekah.
Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara
terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari suatu proses akuntansi.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak internal maupun eksternal misalnya muzakki,
pemerintah, piha lain yang menyediakan sumber daya bagi OPZ dan juga masyarakat.
3.2. Saran
Berdasarkan telaah materi dari berbagai sumber diketahui bahwa masih banyak para
muzaki yang awam terhadap lembaga-lembaga ZIS yang ada sehingga mereka lebih memilih
menyalurkannya sendiri kepada mustahik. Dari fenomena tersebut kami memberi saran
supaya lembaga Amil dapat lebih mensosialisasikan program-program yang dimilikinya
supaya memperluas pemahaman serta mempermudah penyaluran bagi muzaki kepada
mustahik.
19
20

DAFTAR PUSTAKA

ED PSAK 109. Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah.

Pratama, Rozy Widhi Bayu dan Ahmad Roziq. 2017. Implementasi Akuntansi Zakat Infaq dan
Shadaqah Berdasarkan PSAK 109. Jember: e-Journal Ekonomi Bisnis dan
Akuntansi, 2017, Volume IV (1) : 35-39.

Rahman, Taufikur. 2015. AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (PSAK 109):
Upaya Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat
(OPZ). Salatiga: Jurnal Muqtasid

https://senyummu13.wordpress.com/2012/04/10/akuntansi-zakat-infak-dan-shodaqoh/.
Diakses pada tanggal 6 Juni 2020. Pukul 14.00

Anda mungkin juga menyukai