PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Ridwan Saepulmilah
NPM : 1922.054.1
DAFTRA ISI............................................................................................................i
A. Judul.............................................................................................................1
C. Permasalahan................................................................................................4
1. Identfikasi Masalah.................................................................................4
2. Pembatasan Masalah...............................................................................4
3. Perumusan Masalah................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
E. Kegunaan Penelitian.....................................................................................5
1. Konsep Zakat...........................................................................................6
4. Pengertian Pendapatan...........................................................................13
5. Pengertian Pemahaman.........................................................................14
G. Kerangka Pemikiran...................................................................................15
I. Hipotesis Penelitian....................................................................................17
J. Metode Penelitian.......................................................................................17
a. Lokasi Penelitian...................................................................................17
b. Waktu Penelitian...................................................................................18
2
3. Jenis dan Sumber Data...............................................................................18
5. Instrumen Penelitian...................................................................................20
DAFTAR BACAAN.............................................................................................24
3
A. Judul
PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN PEMAHAMAN ZAKAT
TERHADAP MINAT MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT
PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN
TASIKMALAYA
B. Latar Belakang Masalah
Zakat bukanlah hal yang baru di dalam Islam. Zakat diyakini oleh
Orang-orang Muslim sebagai salah satu pilar dalam Agama Islam. Banyak
orang Islam yakin bahwa zakat memiliki peran yang sangat penting dalam
memberdayakan ekonomi umat. Tetapi memberdayakan umat melalui
pelaksanaan zakat sampai saat ini masih banyak menjumpai hambatan
terutama dari Umat Islam itu sendiri.1
Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan
dalam al-Qur’an dan merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan
sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat
sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1) Selain itu zakat merupakan
mediator dalam mensucikan diri dan hati dari rasa kikir, pelit dan cinta harta,
dan zakat merupakan instrumen sosial yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar fakir dan miskin.
Pendapatan ialah tambahan harga yang diperoleh dari sumber yang
diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat bersifat material seperti
misalnya tanah, atau non material seperti pekerjaan, atau bisa juga dari
keduanya. Pendepatan pada dasarnya merupakan timbal balik yang diterima
pemilik factor produksi atas hasil kerjanya dalam proses produksi. Masing-
masing factor produksi seperti tanah akan memperolehbalas jasa dalam bentuk
sewa tanah, sedangkan tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa
gaji/upah.
1
Siti Nadhifah ‘’Pngaruh Tingkat Pendapatan, Minat, Pemahaman Zakat, Lingkungan
Kerja dan Fintech Dalam Membayar Zakat’’ Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,Vol. 6, No. 5
(2019)
1
Kesadaran umat Islam dalam membayar zakat masih belum diikuti
dengan pemahaman akan zakat tersebut. Kurangnya pemahaman Umat Islam
terhadap zakat dan mekanisme pembayaran zakat yang telah diatur dalam
syariat Islam menyebabkan menjadi sangat tergantung pada asing-masing
Umat Islam itu sendiri.
Karena hal tersebut terjadi, perkembangan institusi zakat akhirnya
terpengaruh. Yang dimana seharusnya institusi zakat yang memegang peranan
penting dalam membudayakan ibadah zakat secara kolektif agar dalam
pelaksanaan zakat menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Maka dari itu,
pemahaman masyarakat akan zakat harus lebih ditingkatkan lagi. (Lusiana
dkk,2011)
Setiap pengelolaan zakat yang dilakukan oleh lembaga, harus berupaya
meningkatkan serta memaksimalkan zakat yang diterima. Disisi lain Lembaga
zakat juga harus dapat mengupayakan adanya minat (keinginan) membayar
zakat oleh muzakki. Selain itu minimnya keterlibatan muzakki sebagai
stakeholder merupakan suatu faktor penghambat kurangnya keinginan
muzakki untuk membayar zakatnya pada lembaga zakat. Oleh karenanya,
BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya harus dapat meyakinkan muzakki atas dana
zakat yang dikelolanya sehingga muzakki dengan berkesinambungan
membayar zakatnya pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya.
Meningkatnya minat muzakki dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah faktor pendapatan dan juga pemahaman. Jika melihat fakta
bahwa subjek pajak Muslim yang ada di seluruh Indonesia hampir mencapai
angka 90% dari total penduduk dan potensi zakat yang mencapai Rp200
Triliun setiap tahun (data dari Asian Development Bank) (Satrio, Siswantoro:
2016). Apabila potensi pengumpulan zakat dapat tercapai, maka kesejahteraan
masyarakat Indonesia akan terpenuhi. Penelitian Satrio, Siswantoro (2016)
menyatakan bahwa faktor pendapatan berpengaruh positif terhadap minat
masyarakat dalam membayar zakat melalui Lembaga Amil Zakat.
Pengaruh Pendapatan seseorang sangat mepengaruhi untuk
mengeluarkan zakat. Karena pendapatan memiliki hubungan mengenai apakah
2
harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum, disamping pula berpengaruh
terhadap besar jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzakki.2
Pengaruh Pemahaman Muzakki dalam membayar zakat dipengaruhi
oleh tingkat pemahaman tentang zakat. Semakin banyak peemahaman
muzakki tentang zakat maka dapat meningkatkan kesadaran mereka dalam
membayar zakat.
Penelitian Wahid, et al.(2005) menyatakan bahwa pendapatan
mempengaruhi secara signifikan pembayaran zakat. Pendapatan yang semakin
tinggi menunjukkan semakin tinggi kesadaran terhadap minat membayar
zakat.
Dibentuknya Baznas di Indonesia ternyata belum menjawab
permasalahan tentang kemiskinan di Indonesia. Ternyata hal itu terjadi karena
salah satu dampak dari ketidakpuasan dan ketidakpercayaan muzakki dalam
menyalurkan dana zakatnya. (Deni,2012)
Ketidak optimalan jumlah zakat yang terkumpul dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain ketidaktahuan kewajiban membayar zakat. Masih ada
Sebagian masyarakat yang tidak mengetahui bahwa mereka harus membayar
zakat atas penghasilan yang mereka dapatkan. Kebanyakan masyarakat hanya
mengetahui bahwa zakat hanyalah zakat fitrah dibulan Ramadhan. Faktor
lainya adalah ketidakmauan membayar zakat. Terdapat sebagian masyarakat
yang masih enggan untuk membayar zakat, dikarenakan masyarakat merasa
tidak perlu mengeluarkan zakat. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap
lembaga pengelola zakat bisa juga menjadi salah satu penyebabnya. Sebagian
dari masyarakat memilih untuk mengeluarkan kewajiban zakatnya langsung
kepada mustahiq, dikarenakan masyarakat tidak atau kurang percaya kepada
lembaga pengelola zakat yang ada di daerah masyarakat sekitar.
2
Skripsi Gagas Prabowo Wahyu Witjaksono ‘’Analisis Pengaruh, Tingkat Pendapatan,
Pengetahuan Zakat, Tingkat Kepercayaan Kepada Baznas, Dan Regiusitas Terhadap Minat
Pembayaran Zakat Profesi Karyawan Menurut Prespektif Ekonomi Islam’’ Vol 16/1
3
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Pemahaman
Zakat Terhadap Minat Muzaki Dalam Membayar Zakat Pada Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tasikmalaya”
C. Permasalahan
1. Identfikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat di
identifikasi sebagai berikut :
a. Minat muzakki dalam membayar zakat tidak selalu menggambarkan
kondisi pendapatan dan pemahaman yang sesungguhnya
b. kurangnya minat muzakki dalam membayar zakat dalam menghasilkan
adanya pendapatan dan pemahaman
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis melakukan
pembatasan masalah agar penelitian ini tertuju terhadap apa yang akan
diteliti peneliti. Yaitu pengaruh tingkat pendapatan dan pemahaman
terhadap minat muzakki dalam membayar zakat pada badan amil zakat
nasional (BAZNAS) Kabupaten Tasikmalaya.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan di teliti sebagai berikut :
1. Adakah Tingkat Pendapatan dan Pemahaman Zakat Muzakki di
Kabupaten Tasikmalaya ?
2. Adakah Minat Muzaki Membayar Zakat di Kabupaten Tasikmalaya ?
3. Adakah Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Pemahaman Zakat
Terhadap Minat Muzakki dalam Membayar Zakat pada Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tasikmalaya ?
D. Tujuan Penelitian
Adapan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
4
1. Untuk mengetahui pendapatan masyarakat dalam minat membayar zakat
2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat dalam minat membayar zakat
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan sebuah penelitian dapat dilihat dari dua hal yaitu kegunaan
secara teoritas dan kegunaan secara praktis.
1. Kegunaan Teoritas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan mengenai urgensi membayar zakat di Lembaga Amil Zakat,
khusunya di perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam
membayar zakat di Lembaga Amil Zakat.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pehamaham dan implementasi tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
b. Bagi Masyarakat
1) Mengetahui manfaat membayar zakat melalui Lembaga Amil
Zakat dan penyalurannya akan lebih merata.
2) Untuk menambah pemahaman khususnya pemahaman mengenai
kewajiban membayar zakat.
c. Bagi Lembaga Amil Zakat
1) Sebagai masukan untuk melakukan sosialisasi secara
berkesinambungan kepada masyarakat mengenai kewajiban
membayar zakat.
2) Sebagai masukan untuk membuktikan bahwa Lembaga Amil Zakat
merupakan lembaga yang amanah, profesionalitas, dan transfaran.
5
F. Landasan Teoritik, Kerangka Pemikiran Dan Hasil Penelitian Yang
Relevan
1. Konsep Zakat
a. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat memiliki beberapa arti,
yaitu al-barakatu (keberkahan), al-nama (pertumbuhan dan
perkembangan), ath-thararatu (kesucian), dan ash-shalahu
(keberesan).3
Sedangkan menurut terminologi para fuqaha, zakat
dimaksudkan sebagai “penunaian”, yakni penunaian hak yang wajib
yang terdapat dalam harta. Zakat juga dimaksudkan sebagai sebagain
harta tertentu dan yang diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada
orang-orang fakir. Zakat juga dinamakan sebagai sedekah wajib karena
tindakan tersebut akan menunjukkan kebenaran seorang hamba dalam
beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah4.
Menurut UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat
menjelaskan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh
seorang Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam.5
Dengan demikian harta yang dikeluarkan zakatnya akan
menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah. Selain itu suci
dari sifat kikir, rakus, dan materialistis, karena di dalam harta tersebut
terdapat hak orang lain yang harus diberikan.
b. Dasar Hukum Zakat
Di dalam Al-Qur’an terdapat berbagai ayat yang memuji orang-
orang yang menunaikan zakat secara bersungguh-sungguh. Begitu
sebaliknya memberikan ancaman bagi orang yang sengaja
meninggalkan kewajiban zakat. Karena itu khalifah Abu Bakar
3
Didin Hafidhuddin Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), hlm.7
4
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 1997), hlm. 85.
5
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1.
6
ashShidiq bertekad memerangi orang-orang yang sholat, tetapi enggan
mengeluarkan zakat6. Kata zakat dalam al-qur’an disebut sebanyak 28
kali dan selalu berdampingan dengan kata shalat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pentingnya perintah zakat sebagai rukun Islam
setelah perintah shalat7. 28 Dasar hukum zakat terdapat di dalam
AlQur’an dan hadis, antara lain:
1. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 277
ِاَّن اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا الَّز ٰك وَة َلُهْم َاْج ُر ُهْم ِع ْن َد
٢٧٧ َر ِّبِهْۚم َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنْو َن
َفِاْن َتاُبْو ا َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا الَّز ٰك وَة َفِاْخ َو اُنُك ْم ِفى الِّدْيِن ۗ َو ُنَفِّص ُل اٰاْل ٰي ِت ِلَقْو ٍم
١١ َّيْع َلُم ْو َن
6
Didin Hafidhuddin Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), hlm.2
7
Nurhayati dkk, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Salemba Empat, 2019), hlm. 2.
7
mereka, segala yang mereka kikirkan itu dikalungkan di leher
ketika pada hari kiamat”. (H.R. Bukhori No. 3401)8
c. Hikmah dan Manfaat Zakat
1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, menghilangkan
sifat kikir, rakus, dan materialistis, menumbuhkan ketenangan
hidup serta membersihkan dan mengembangkan harta yang
dimiliki.
2) Karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi
menolong, membantu, dan membina mereka menuju kehidupan
yang lebih baik dan sejahtera.
3) Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang yang
kecukupan hidupnya (kaya) dan para mujtahid yang seluruh
waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.
4) Sebagai salah satu sumber dana pembangunan sarana maupun
prasarana yang harus dimiliki umat Islam.
5) Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah
satu insstrumen pemerataan pendapatan9
d. Macam- Macam Zakat
Zakat mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam
konteks manusia dengan Allah, dengan dirinya, dengan masyarakat,
serta dengan hartanya. Seperti yang disebutkan dalam buku-buku fiqh,
klasifikasi zakat secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu zakat
fitrah dan zakat maal.10
8
Al-Imam Zainuddin Ahmad, Shahih Al-Bhukori, (Bandung: Mizan Pustaka, 2008), hlm.
282.
9
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002),
hlm. 9.
10
Eka Satria dan Dodik Siswantoro, “Analisis Faktor Pendapatan, Kepercayaan, dan
Religiusitas dalam Mempengaruhi Minat Muzakki untuk Membayar Zakat Penghasilan melalui
Lembaga Zakat”, Simposium Nasional Akuntansi XIX, 2036.
8
Zakat fitrah merupakan sebagai zakat untuk menyucikan
diri. Zakat ini dikeluarkan dan disalurkan di bulan Ramadhan
sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri) kepada yang
berhak. Di Indonesia umumnya menggunakan kadar beras 2,5 kg
untuk satu orang.11
b. Zakat maal atau harta
Zakat maal adalah zakat kekayaan, artinya zakat yang
dikeluarkan dari kekayaan atau sumber kekayaan itu sendiri. Uang
adalah kekayaan. Pendapatan dari profesi, usaha, investasi,
merupakan sumber dari kekayaan. Didalam al-Qur’an dan Sunnah
Nabi SAW hanya menyebutkan secara jelas mengenai tujuh jenis
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya disertai dengan keterangan
yang cukup rinci tentang batas minimal dan tarif harta yang wajib
dizakati (nisab) dan jangka waktu zakatnya (haul), yaitu emas,
perak, hasil pertanian, barang dagangan, ternak, hasil tambang, dan
barang temuan (rikaz).12
e. Syarat harta menjadi objek zakat
Ketentuan ajaran islam selalu menetapkan standar umum pada
setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya. Oleh karena itu
diberi batasan tentang sifat kekayaan yang wajib zakat dan
syaratsyaratnya. Adapun persyaratan harta menjadi objek zakat adalah
sebagai berikut:
1) Harta tersebut berkembang. Menurut Yusuf al-Qardawi pengertian
berkembang terbagi menjadi dua, yaitu secara konkret dan tidak
konkret. Secara konkret adalah bertambah dengan cara
dikembangbiakkan, diperdagangkan, dan sejenisnya. Secara tidak
konkret adalah ketika kekayaan memiliki potensi untuk
11
Umiarso dan Hervina, Zakat untuk Keberkahan Umat dan Zaman, (Jakarta Pusat: Lentera
Ilmu Cendekia, 2015), hlm. 24.
12
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 80.
9
berkembang, baik berada di tangan sendiri atau di tangan pihak
lain atas namanya.13
2) Milik Penuh. Kekayaan yang dimiliki secara pribadi dan tidak
bercampur dengan hak orang lain.
3) Harta yang wajib dizakati telah mencapai nisab. Nisab adalah
ketentuan apakah jumlah kekayaan yang dimiliki wajib zakat atau
tidak sesuai ketentuan syara’. Hal tersebut sebagai tanda kayanya
seseorang dan kadar-kadar yang wajib di keluarkan zakatnya.
4) Mencapai haul. Haul adalah kekayaan seseorang apabila sudah
mencapai satu tahun. Hitungan haul zakat menurut ijma’ para
sahabat dan fuqaha adalah satu tahun hijriyah atau 12 bulan
qamariyah14.
5) Bebas dari utang. Apabila pemilik mempunyai utang yang lebih
banyak dari harta yang dimilikinya, atau jika harta tersebut
digunakan untuk membayar utangnya dapat mengurangi hartanya
dan kurang dari senisab, maka tidak wajib zakat.
6) Lebih dari kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok dapat diukur
dengan kebutuhan rutin fisik minimal untuk muzakki sendiri,
keluarganya, dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.15
f. Lembaga Amil Zakat
Di zaman Rasulullah SAW dan para sahabat serta para
khalifah, zakat selalu dikelola oleh lembaga yang resmi, amanah,
terintegrasi, dan profesional. Lembaga tersebut dikenal dengan nama
Baitul Mal yang bertugas dan berfungsi mengelola keuangan Negara.
Pada zaman nabi tidak ada zakat yang diserahkan langsung oleh
muzakki kepada mustahik kecuali infak dan sedekah diluar zakat.16
13
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadis, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2010), hlm. 138.
14
Wahbah Zuhayly, Zakat Kajian Berbagi Mazhab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 102. 40 M
15
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 93
16
Nurhayati dkk, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Salemba Empat, 2019), hlm.
59
10
Di Indonesia pengelolaan zakat diatur berdasarkan
UndangUndang No. 38 Tahun 1999 bertujuan agar organisasi
pengelola zakat dapat lebih profesional, amanah, dan transparan,
sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat. Dalam Bab III UU No. 38
tahun 1999 bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis
yaitu Badan Amil Zakat (pasal 6) dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7).17
Kemudian UU No. 38 tahun 1999 direvisi dan diganti menjadi
UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. UU tersebut
memberi amanat kepada BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
sebagai pelaksana utama dalam pengelolaan zakat di Indonesia dan
pemerintah mendapatkan fungsi sebagai pembina dan pengawas
terhadap pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS.44
Sehingga LAZ wajib melaporkan atas pengumpulan, pendistribusian,
dan pendayagunaan zaka serta keuangan yang telah diaudit kepada
BAZNAS. Dengan demikian upaya merapikan barisan para amil zakat
perlu dilakukan secara berkesinambungan. BAZNAS dan LAZ harus
bersinergi dalam satu tujuan besar, yaitu mengoptimalkan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat untuk
meningkatkan kesejahteraan umat dan bangsa.
Organisasi pengelola zakat dapat berjalan secara baik harus
didukung oleh sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi
tertentu. Secara umum kualifikasi amil adalah: muslim, amanah, jujur,
dan faham fikih zakat. Dalam menjalankan perannya sebagai
organisasi pengelola zakat ada 3 prinsip yang menjadi ukuran kinerja
LAZ, yaitu:18
1) Amanah
Zakat dari para muzakki merupakan titipan yang harus
dijaga. Tanpa adanya sifat amanah, sistem yang dibangun
17
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
hlm. 126.
18
Outlook BAZNAS 2019, hlm. 30
11
manajemen akan hancur. Secara mendasar dana yang dikelola oleh
amil adalah dana umat yang diperuntukkan untuk mustahik.
2) Profesional
Sifat amanah belum cukup, maka harus diimbangi dengan
profesionalitas dalam pengelolaannya. Dengan profesionalitas yang
tinggi, maka pengelolaan zakat akan efektif, efisien, dan optimal.
3) Transparan
Transparan pengelola zakat dapat menciptakan suatu sistem
dengan kontrol yang baik, karena melibatkan pihak internal serta
pihak eksternal seperti muzakki dan masyarakat luas.
Selain itu ada tugas penting dari Lembaga Amil Zakat
salah satunya adalah melakukan sosialisasi tentang zakat kepada
masyarakat secara berkesinambungan, melalui berbagai forum dan
media, seperti khutbah jum’at dan majelis ta’lim. Selain itu melalui
media surat kabar, majalah, radio, internet, dan televisi. Materi
sosialisasi berkaitan dengan kewajiban zakat, hikmah dan
fungsinya, harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya, cara
menghitung zakat yang mudah, serta cara menyalurkannya19.
19
Ibid, hlm. 132.
20
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993)
12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abdul Rahman Shaleh
berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat21, yaitu:
a. Dorongan dari dalam individu, contoh dorongan makan, rasa ingin
tahu dan seks. Muzakki yang telah memiliki kesadaran dalam berzakat,
maka akan mempunyai komitmen untuk mengeluarkan zakat setiap
tahunnya.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. Dorongan dari luar sangat
menentukan seseorang dalam membayar zakat, misalnya dorongan dari
keluarga, teman, dan lingkungan sekitarnya.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Setiap muzakki yang mengeluarkan zakat, maka allah akan
melipat gandakan hartanya.
4. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah tambahan harta yang diperoleh dari sumber
yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat bersifat
material seperti tanah, atau non material seperti pekerjaan atau bisa dari
keduanya. Sehingga sumber pendapatan terbagi atas penghasilan, bunga,
gaji atau upah, dan keuntungan22. Menurut Mursyidi yang termasuk
pendapatan adalah laba (profit) atau keuntungan. Keuntungan menurut
teori ekonomi adalah pendapatan yang diterima para pengusaha sebagai
pembayaran dari kegiatan produksi23.
Pada dasarnya pendapatan merupakan balas jasa yang diterima dari
pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut
seperti:
21
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar: dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2004), hlm. 264.
22
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadis, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2010), hlm. 1033-1034.
23
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 66.
13
a. Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya
menyewakan rumah, tanah.
b. Hasil dari wiraswasta misalnya hasil perdagangan, hasil ternak, hasil
pertanian, dan hasil tambang.
c. Hasil dari barang-barang yang dimiliki, seperti bangunan, kendaraan,
dan lain-lain.
d. Pendapatan dari usaha pekerjaan bebas, yaitu gaji, upah, honorarium
dan hasil lain yang diperoleh dari berbagai pekerjaan dan usaha.
Islam telah mewajibkan zakat atas kekayaan dan juga mewajibkan
zakat atas pendapatan. Dengan demikian pendapatan seseorang sangat
mempengaruhi niat individu untuk mengeluarkan zakat salah satunya
zakat rumah kos. Karena pendapatan mempunyai hubungan mengenai
apakah harta itu sudah mencapai nisab atau belum. Selain itu berpengaruh
juga terhadap besar jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzakki.
5. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang mempunyai arti
tanggap, mengerti benar, pandangan ajaran.24 Pemahaman merupakan
tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami
arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Operasionalnya
dapat mempertahankan, membedakan, menerangkan, memperkirakan,
menentukan, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, dan
mengambil keputusan.25 Pemahaman merupakan proses, perbuatan, dan
cara memahami, karena menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan
belajar dan berfikir.26
Sedangkan menurut Benjamin S. Bloom pemahaman
(Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata
24
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar: dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2004), hlm. 264.
25
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Roesda Karya, 2012), hlm. 44
26
W.J.S. Porwadaminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),
hlm. 636.
14
lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya
dari berbagai segi.27 Pendidikan dan pemahaman zakat dapat diberikan
kepada seluruh lapisan masyarakat Islam. Pemahaman yang benar tentang
kewajiban zakat akan menumbuhkan kesadaran umat Islam untuk
menunaikan zakat. Variabel pemahaman zakat dalam penelitian ini
menggunakan indikator: pengertian zakat, dasar hukum zakat, macam-
macam zakat, syarat harta yang wajib dizakati, mengetahui sasaran zakat
(mustahik), dan Lembaga Amil Zakat.
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah suatu sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau altermatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Rodoni,2010).
Dari penjelasan di atas dapat di buat model kerangka kajian yang di
gunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan. Model
dapat di gambarkan sebagai berikut:
Tingkat Pendapatan
(X1)
Minat membayar zakat
(Y)
Pemahaman Zakat
(X2)
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm. 50.
15
1. Skirpsi Siti Nadhifah (2019) dengan judul Pengaruh Tingkat Pendapatan,
Minat, Pemahaman Zakat, Lingkungan Kerja, Dan Fintech Dalam
Keputusan Berzakat (Studi Kasus Pegawai Bank BNI Syari’ah Pusat)
Dalam penelitian tersebut, Tingkat Pendapatan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan membayar zakat . Minat Juga mempunyai pengaruh
yang signifikan. Pemahaman juga berpengaruh signifikan terhadap
keoutusan membayar zakat, Lingkungan Kerja Juga mempunyai pengaruh
terhadap keputusan membayar zakat, Fintech juga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan membayar zakat. Kelima variabel tersebut secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan dalam
membayar zakat .
2. Skripsi Binti Mardliyaturrohmah (2020) dengan judul Pengaruh
Pemahaman Zakat, Pendapatan, Religiusitas, Kepercayaan, Dan
Lingkungan Sosial Muzakki Terhadap Minat Membayar Zakat (Studi Pada
Pemilik Rumah Kos di RW 05 Jemur Wonosari Surabaya) Hasil dari
penelitian tersebut adalah Pemahaman Zakat, Pendapatan, Religiusitas,
Kepercayaan, Dan Lingkungan Sosial Muzakki berpengaruh signifikan
terhadap minat muzakki dalam membayar zakat
3. Rosmiati (2020) dengan judul Pengaruh Pendapatan Dan Kepercayaan
Terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat Pada Unit Pengumpulan
Zakat (Di Kelurahan Mendahara Ilir Jambi) Dalam penelitian ini bisa
disimpulkan bahwa Pendapatan Dan Kepercayaan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat Pada
Unit Pengumpulan Zakat.
4. Skripsi Muhammad Amirullah Bin Alisa dengan judul Pengaruh
Pemahaman, Pendapatan Dan Lingkungan Muzakki Terhadap Perilaku
Membayar Zakat (Studi Pada Pedagang Pasar Kolombo) Hasil dari
penelitian tersebut adalah Pemahaman, Pendapatan Dan Lingkungan
Muzakki berpengaruh signifikan terhadap minat muzakki dalam
membayar zakat.
16
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hasil penemuan beberapa
penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 = Tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat membayar
zakat.
H1 = Tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap minat
membayar zakat.
H0 = Tingkat pemahaman zakat tidak berpengaruh terhadap minat
membayar zakat.
H2 = Tingkat pemahaman zakat berpengaruh positif terhadap minat
membayar zakat profesi para karyawan.
H0 = Tingkat pendapatan, dan pemahaman secara simultan tidak
berpengaruh terhadap minat membayar zakat.
H3 = Tingkat pendapatan, dan pemahaman secara simultan
berpengaruh positif terhadap minat membayar zakat.
J. Metode Penelitian
Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut, terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,
data, tujuan dan kegunaan. Maka dari itu, dalam metodologi penelitian
setidaknya mencakup.
Tabel 1.1
17
Jadwal Penelitian
Waktu Kegiatan
No
Kegiatan November Desember Januari
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1 Proposal
Penyusunan
2 Proposal
3 Ujian Proposal
Pengakuan SK
4 Pembimbing
Penyusuan
5 Skripsi
Proses
6 Bimbingan
Penyelesaian
7 Bimbingan
8 Sidang Skripsi
28
Sugiyono, loc. cit. hal. 8.
18
fakta dan karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentua secara
faktual dan cermat.
19
Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama
atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan
objek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari
personel yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan. Sumber
primer dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh langsung
dari Karyawan BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya.
2) Data Sekunder
Data sekunder yaitu data diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada. Data ini diperoleh dari profil lembaga, dan data-data lain yang
terkait dalam penelitian ini.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-
sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk mendukung
informasi primer, dimana data ini bisa diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya
Menurut Hasan (2002)
20
b. Sampel
Menurut Sugiono (2010:116) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di pada
populasi.
Tehnik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalahh sampel
acak sederhana (simple random sampling). Didalam Ruqo’iye
(2012:53-54) menyatakan definisi sampel acak sederhana (simple
random sampling ) adalah cara pengambilan Sampel dengan memilih
langsung dari populasi dan besar peluang setiap anggota pupulasi
untuk menjadi sampel sangat besar.
Pelaksanaan simple random sampling disebabkan anggota
populasi penelitian ini dianggap homogen karena sampel yang diambil
adalah Karyawan yang berada di ruang kerja di BAZNAS di
Kabupaten Tasikmalay.
5. Instrumen Penelitian
Menrut Sugiono (2013), instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Sedangkan menurut Purwanto (2018), instrumen penelitian pada
dasarnya alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert yang
berupa pemberian skor mulai dari 1,2,3,4,5 dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
b. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)
c. Skor 3 untuk jawaban netral (N)
d. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)
e. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS)
21
6. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nazir (2014:153) “Pengumpulan data adalah prosedur yang
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
a. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
catatan, laporan dan dokumen yang berkaitan dengan variabel yang diiteliti.
dalam bentuk pertahun pada PT. Sumber Alam Cipta Makmur Abadi.
b. Wawanacara
jawab, sambil bertatap muka antara si penanya secara lisan kepada subjek
penelitian”.
30
Ibid. hal. 147.
22
untuk mencari makna dari data melalui pengakuan subyek. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model
Kolmogorov-Smirnov”.
23
Menurut Ghozali (2013:32) analisis hasil uji Kolmogorov-
pengujian yaitu :
normal.
Y=a+b1X1+b2X2+e
Keterangan:
Y = Minat membayar zakat
X1 = Tingkat pendapatan
X2 = Pemahaman
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
e = Standard Error
c. Uji Hipotesis
1) Uji t (t-test)
One sample test merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu populasi memiliki nilai yang sama atau tidak sama, lebih
tinggi atau tidak lebih tinggi, lebih rendah atau tidak lebih rendah. Hal itu
24
populasi tersebut dengan suatu nilai yang digunakan sebagai nilai
c. Berdasarkan probabilitas
Gambar 3. 1
25
Sumber : Zulfikar dan Budiantara (2014:184)
kurva, yaitu :
2) Uji F (F-test)
26
DAFTAR BACAAN
A. Buku
Didin Hafidhuddin Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2002),
Umiarso dan Hervina, Zakat untuk Keberkahan Umat dan Zaman, (Jakarta
Pusat: Lentera Ilmu Cendekia, 2015),
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2010),
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2010), .
B. Jurnal / Skripsi
Eka Satria dan Dodik Siswantoro, “Analisis Faktor Pendapatan,
Kepercayaan, dan Religiusitas dalam Mempengaruhi Minat Muzakki
untuk Membayar Zakat Penghasilan melalui Lembaga Zakat”,
Simposium Nasional Akuntansi XIX, 2036.
Wahbah Zuhayly, Zakat Kajian Berbagi Mazhab, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 102. 40 M
.Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
hlm. 5
27
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999),
C. Internet
(https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48989/1/SITI
%20NADHIFAH%20E.S-FEB.pdf)
(http://repository.radenintan.ac.id/16379)
(https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/view/558/629)
28