Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DI LEMBAGA

AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH MASJID AGUNG (LAZISMA)


JAWA TENGAH SEMARANG DALAM MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN UMMAT

LAPORAN HASIL OBSERVASI


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Fiqih Zakat
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhammad Saifullah, M. Ag

Disusun oleh :
1. Eva Noor Aliffah (1705046064)
2. Eilien Nyssa Lismiarani (1805046041)
3. Adellia Esti Melawati (1805046093)
4. Liya Alfi Fitriya (1805046112)
5. Siti Lu’lu’uz Zakiyah (1805046116)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga kita masih diberi nikmat yang tidak dapat kita hitung
jumlahnya. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabiyullah
Muhammad SAW beliau lah panutan, suritauladan serta imam kita yang insyaallah
kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Berkat Allah SWT penyusun mampu
menyelesaikan laporan guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Zakat.

Laporan ini kami susun dengan semaksimal mungkin, sehingga dapat


memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan
ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Kami berharap semoga laporan yang berjudul PENGELOLAAN DANA


ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DI LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN
SHADAQAH MASJID AGUNG JAWA TENGAH (LAZISMA) SEMARANG
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN UMMAT, dapat
memberikan manfaat dan ilmu bagi para pembaca.

Semarang, 05 Nopember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqoh Masjid Agung (LAZISMA)
Jawa Tengah.................................................................................................4
B. Susunan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid Agung
Jawa Tengah (LAZISMA)...........................................................................5
C. Aktivitas Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZISMA) Jawa
Tengah..........................................................................................................6
D. Program Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Jawa Tengah..............6
E. Mekanisme Kerja Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid Agung
(LAZISMA) Jawa Tengah............................................................................7
F. Pola Pengumpulan Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid
Agung (LAZISMA) Jawa Tengah................................................................8
G. Pola Pendistribusian Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah
Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah...................................................8
H. Sasaran Pendayagunaan Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah
Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah.................................................12
I. Program dan Sasaran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Lembaga Amil
zakat Infaq dan Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah.......12
J. Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid
Agung (LAZISMA) Jawa Tengah.............................................................15
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Kritik dan saran.........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zakat sebagai ibadah amaliyah yang menjurus ke aspek sosial


bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Allah dan dalam hubungan dengan sesama manusia. Hal tersebut
menjadikan zakat memiliki fungsi secara vertikal dan horizontal, yaitu
sebagai wujud ketaatan agama kepada Allah namun juga sebagai wujud
kepedulian sosial untuk sesamanya.
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam dan lima nilai
instrumental pengentas kemiskinan yang strategis dan berpengaruh pada
tingkah laku ekonomi masyarakat. Oleh karenanya tujuan zakat tidak hanya
menyantuni secara konsumtif namun juga memiliki tujuan permanen untuk
mengentaskan kemiskinan (Didin H, 2002).
Rasulullah merupakan orang yang selalu mengutamakan zakat,
sedekah, dan paling banyak sedekahnya, paling peduli terhadap orang lain,
serta gemar menolong orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir
miskin dan anak-anak yatim. Dengan terus menerus berzakat dan berinfaq,
krisis kelaparan yang berakibat pada krisis kemanusiaan dapat diatasi
dengan sebaik baiknya. Oleh sebab itu zakat harus dikelola secara produktif
dan profesional agar zakat memiliki peranserta dalam mewujudkan cita-cita
Islam menuju kehidupan umat yang sejahtera.
Pengelolaan Zakat telah lama dipraktekkan di Indonesia, namun
dampaknya belum luas dirasakan oleh masyarakat. Potensi zakat di
Indonesia sangatlah besar. Hal ini tercermin dari indikator Pemetaan Potensi
Zakat (IPPZ) dan Outlook Zakat Indonesia 2019 yang dikeluarkan Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Berdasarkan perhitungan komponen IPPZ, potensi zakat Rp 233,8
triliun yang dibagi dalam lima objek zakat, yaitu pertanian (Rp 19,79
triliun), peternakan (Rp 9,51 triliun), uang (Rp 58,76 triliun), perusahaan
(Rp 6,71 triliun), dan penghasilan (Rp 139,07 triliun).

1
Sedanglan berdasarkan statistik penghimpunan zakat di Outlook,
tercatat total penghimpunan nasional pada 2017 sebesar Rp
6.224.371.269.471. Jumlah itu naik Rp 1.207.078.142. 521 (24 persen) dari
tahun 2016 yang besarnya Rp 5.017.293.126.950,-
Dari penghimpunan nasional tahun 2017, zakat yang terhimpun Rp
4.194.142.434.378 (67,38 persen), terdiri atas zakat mal penghasilan
individu Rp 2.785.208.957.779 (44,75 persen), zakat mal badan Rp
307.007.314.242 (4,93 persen), dan zakat fitrah Ramadhan Rp 1.101.
926.162.357 (17,70 persen).
Dalam Outlook dijelaskan, potensi zakat di Indonesia bisa mencapai
Rp triliun (setara 3.4 persen PDB tahun 2017) bila diterapkan kebijakan
zakat sebagai insentif pajak yang ideal (zakat sebagai pengurang pajak)
(Republika.co.id).
Namun, sayangnya perhimpunan zakat yang tergarap masih sangat
kecil dibandingkan petensi penghimpunan zakat yang dirumuskan. Dari
perhimpunan tersebut pun belum mampu mengangkat kelompok miskin di
negeri ini keluar dari kemiskinan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Masalah sangat kecilnya penghimpunan zakat penghimpunan zakat
yang digarap secara nasional tentunya disebabkan oleh beberpa faktor.
Pertama, masih lemahnya kesadaran umat Islam menunaikan zakat secara
menyeluruh. Kedua, umat Islam di Indonesia lebih memilih membayar
pajak dibandingkan zakat.
Dari permasalahan di atas keberadaan ratusan organisasi pengelola
zakat (OPZ), seperti Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil
Zakat (LAZ) sangat diperlukan perannya untuk mengentas masalah
tersebut. Harus adanya pembaharuan baik di bidang pengelolaan dana ZIS
sehingga menciptakan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial.
Untuk itu, penyusun memilih melakukan penelitian di Lembaga
Pengelola Zakat yang beroperasi pada Lembaga Amil Zakat Infaq dan
Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah. Di dalam makalah ini
akan dijelaskan mengenai sejarah, visi dan misi, susunan kepengurusan,
progam atau kegiatan yang diadakan LAZISMA, pengumpulan dana zakat
hingga pendistribusian dana baik yang konsumtif maupun produktif.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah LAZISMA Jawa Tengah?
2. Bagaimana pengumpulan dana yang dilakukan oleh LAZISMA Jawa
Tengah?
3. Bagaimana pendistribusian dana yang konsumtif dan produktif di
LAZISMA Jawa Tengah?
4. Apa saja aktivitas di LAZISMA Jawa Tengah?
5. Apa saja program kerja LAZISMA Jawa Tengah?
6. Bagaimana laporan keuangan LAZISMA Jawa Tengah?
7. Bagaimana Analisa mengenai LAZISMA Jawa Tengah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah tentang LAZISMA Jawa Tengah.
2. Mengetahui kinerja LAZISMA Jawa Tengah.
3. Menganalisis pola pendistribusian dana zakat pada LAZISMA Jawa
Tengah.
4. Mengetahui aktivitas dan program kerja pada LAZISMA Jawa Tengah.
5. Mengetahui laporan keuangan LAZISMA Jawa Tengah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqoh Masjid Agung


(LAZISMA) Jawa Tengah
Lembaga zakat sebagaimana tercantum dalam UU No.38 tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah lembaga zakat yang dibentuk oleh
masyarakat. Lembaga-lembaga ini lingkup operasinya bisa di tingkat
regional maupun nasional. Lembaga yang dibentuk oleh Badan Pengelola
Masjid Agung Jawa Tengah ini akan mengembangkan dan mengoptimalkan
sumber daya yang ada dengan memadukan professional quality () dan moral
quality () dalam sebuah proses sistem manajemen, pendidikan, riset dan
pemberdayaan secara integral dan komprehensif. Inilah arti pentingnya
berdirinya LAZISMA.

Mengingat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di samping


merupakan tempat ibadah bagi umat Islam dan kegiatan-kegiatan dalam
rangka pembinaan serta peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT, juga sebagai sarana dakwah. Maka diresmikanlah Lembaga Amil
Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZISMA) pada tanggal 7 Agustus 2005 M / 2
Rajab 1426 H guna meningkatkan fungsi dan peran MAJT agar lebih
berdayaguna.
LAZISMA Jawa Tengah adalah lembaga yang memfokuskan
distribusi dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) yang dihimpun melalui
berbagai program pemberdayaan ekonomi produktif. Program itu sengaja
didesain bagi masyarakat kurang mampu yang termasuk mustahik
(penerima zakat). Orientasi utama pendirian LAZISMA adalah untuk
membantu kondisi perekonomian mustahik agar mampu merubah nasib
menjadi muzakki (pembayar zakat). Karena itu, pola distribusi dana zakat
dilakukan melalui berbagai program ekonomi produktif.
Dengan lokasi di dalam komplek MAJT yang merupakan masjid
terbesar dan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah menjadi pusat
perkantoran LAZISMA Jawa tengah. Lokasinya hanya berjarak 10 menit

4
dari pusat kota Simpang Lima, Stasiun Kereta Api Tawang (± 4 Km) dan
Bandar Udara Ahmad Yani hanya berjarak 10 Km.
Adapun Visi LAZISMA yaitu “Mewujudkan pengelolaan zakat,
infaq dan shadaqah yang professional, kuat dan terpercaya”. Sedangkan
Misi LAZISMA yaitu :
1) Membantu meringankan penderitaan masyarakat dengan memberikan
pelayanan, informasi, edukasi dan pemberdayaan.
2) Menjadi mediator dan fasilitator antara dermawan (aghniya’) dan fakir
miskin (dhu’afa) melalui zakat, infaq, shadaqah, waqaf dan dana
kemanusiaan lainnya.
3) Mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan
shadaqah sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.

B. Susunan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid


Agung Jawa Tengah (LAZISMA)
Susunan pengurus LAZISMA Jawa Tengah, menurut SK Badan
Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, Nomor: 01/KEP/DP-MAJT/I/2016,
tentang pengurus LAZISMA Periode 2014-2020 adalah sebagai berikut:

Penasihat : 1. Gubernur Jawa Tengah


2. Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah
3. Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah
Pembina : 1. Drs. H. Ali Mufiz, MPA
2. Prof. Dr. H. Muhtarom HM
3. H. Hasan Toha Putra, MBA
Pengawas : 1. H. Ateng Chozany Miftah, SE, MM
2. Drs. H. Sugeng Pamudji, M.Si, Akt
Pelaksana :
Ketua : Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA
Wakil Ketua : Drs. H. Wahab Zaenuri, MM
Sekretaris : H. M. Yusuf, SE
Bendahara : Abdul Jalil, M.Si

5
Divisi Marketing/Penghimpunan : H. Fatquri Buseri, S. Ag
Hj. Sri Fuah, SH, M.HI
Divisi Pendistribusian : HM. Nur Fawzan Achmad, SS, MA
H. Ahmad Faridi, SH, M.Si
Roqi Setiawan, M.Si
Divisi Program : Drs. H. Sihabudin, MM
Dr. Muhammad Sulthon, M. Ag
C. Aktivitas Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZISMA) Jawa
Tengah
Untuk merealisasikan visi dan misi di atas, LAZISMA mempunyai
tiga strategi pemberdayaan yaitu :
1. Penghimpunan Dana dan Bantuan Masyarakat
a) Dana Khusus bencana kemanusiaan
b) Pakaian, bahan makanan (sembako) dan obat-obatan
c) Hewan qurban
2. Bantuan Kemanusiaan
a) Daerah-daerah konflik (Maluku, Maluku utara, Poso, Aceh, dll)
b) Daerah-daerah bencana alam
c) Daerah kritis dan minus
3. Pembangunan Masyarakat
a) Bina desa miskin dan tertinggal
b) Pemberdayaan ekonomi ummat
c) Pendidikan alternatif
d) Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri
e) Distribusi hewan qurban

D. Program Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Jawa Tengah


1. Divisi Penghimpunan
a. Menghimpun dana dari masyarakat.
b. Membuka stand penerimaan zakat, infaq, dan sadaqoh.
c. Kajian interaktif di radio DAIS MAJT untuk memberikan
pengetahuan seputar zakat, infaq, dan sadaqoh.

6
2. Divisi Pendistribusian
a. Pemberian modal produktif bagi masyarakat stakeholder
b. Membuka stand penerimaan zakat, infaq dan shadaqah
c. Kajian interaktif di Radio DAIS MAJT untuk memberikan
pengetahuan seputar zakat, infaq dan shadaqah.
d. Pemberian bantuan operasional bagi guru TPQ
e. Santunan anak yatim di panti asuhan
f. Buka bersama dengan kaum dhuafa
3. Divisi Program
a. Pelatihan strategi Fundraising ZI
b. Pelatihan Character Building
c. Pelatihan fiqih dan manajemem zakat
d. Pendirian dan pengembangan lembaga ZIS

Program lainnya dalam pembangunan masyarakat yaitu meliputi

a. Kesejahteraan mandiri,
b. Bida desa miskin dan tertinggal,
c. Pemberdayaan ekonomi ummat,
d. Pendidikan alternatif,
e. dan pembangunan distribusi hewan qurban.
Dimana program-progam tersebut mempunyai karakter sebagai berikut :

1. Program berkesinambungan.
2. Mampu mengubah posisi mustahiq menjadi muzakki.
3. Mempunyai bobot publikasi,
4. Mudah dipertanggungjawabkan secara publik.

E. Mekanisme Kerja Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid


Agung (LAZISMA) Jawa Tengah

LAZISMA berada di bawah naungan Ketakmiran Masjid Agung


Jawa Tengah. LAZISMA dibentuk setelah dikeluarkannya Surat Keputusan
Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah Nomor
10.KEP/BPMAJT/VIII/2005 Tentang Pengelolaan LAZISMA. Berdirinya
LAZISMA diharapkan mampu mengembangkan dan mengoptimalkan

7
sumber daya yang ada dengan memadukan profesional quality dan moral
quality dalam sebuah proses manajemen, pendidikan, riset dan
pemberdayaan secara integral dan komprehensif.

F. Pola Pengumpulan Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah


Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah

Dalam hal ini Pemerintah tidak melakukan pengumpulan Zakat.


Melainkan hanya berfungsi sebagai motivator, regulator, dan fasilitator
dalam pegumpulan Zakat. Pengumpulan zakat dilakukan oleh Badan Amil
Zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang
dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh Pemerintah. LAZISMA
dalam mengumpulkan zakat dengan mengunggunakan sistem berikut :
a. Menghimpun dana langsung dari masyarakat, dan stakeholder yang
memenuhi kadar zakat atau masyarakat mampu yang bisa diambil
menggunakan layanan jemput zakat di hari senin-sabtu
b. Membuka stand penerimaan zakat infak dan shadaqah di berbagai
tempat atau ketika ada event-event tertentu dan masyarakat bisa datang
langsung ke stand untuk memberikan dana zakatnya atau sekedar ingin
tau info atau tanya-tanya tentang zakat maupun lembaga zakat.
c. Kajian interaktif di Radio DAIS MAJT untuk memberikan pengetahuan
seputar zakat infak dan sadaqah.

G. Pola Pendistribusian Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah


Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah

Jika dilihatdari pengelolan Zakat pada masa Rasulullah SAW dan


para sahabat kemudian di aplikasikan pada kondisi sekarang, penyaluran
zakat dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni bantuan sesaat (pola
tradisonal/konsumtif) dan pemberdayaan(pola kontemporer/produktif).
1. Pola Tradisional/Konsumtif (bantuan sesaat)
Konsumtif berarti memenuhi keperluan sehari-hari. Pola tradisioanl yaitu
penyaluran bantuan dana zakat yang diberikan langsung kepada mustahik
untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan
kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat mal
yang dibagikan kepada para korban bencana alam. Dalam distribusi

8
konsumtif LAZIZMA Jawa Tengah memiliki beberpa program yang
termasuk distribusi konsumtif, yaitu :
a. Menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam.
Zakat disalurkan untuk orang-orang yang sedang terkena musibah
bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan lainnya.
b. Menyalurkan beasiswa bagi kaum dhuafa.
Zakat juga disalurkan untuk beasiswa bagi anak-anak dari keluarga
yang kurang mampu.
c. Santunan anak yatim di panti asuhan.
zakat di berikan untuk anak yatim yang ada di panti asuhan.
d. Buka puasa bersama dengan kaum dhuafa.
Dana zakat juga digunakan untuk buka bersama dengan kaum dhuafa,
agar mereka juga bisa merasakan.
2. Pola Kontemporer/Produktif (Bantuan Pemberdayaan)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana Zakat kepada mustahik
yang dipinjamkan oleh Amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha atau
bisnis. Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membuat para
penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta
zakat yang telah diterimanya. Zakat produktif dengan demikian adalah
Zakat dimana harta atau dana Zakat yang diberikan kepada para mustahik
tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu
usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara terus-menerus.
LAZISMA Jawa Tengah mengelola dan mengembangkan dana
zakat untuk usaha produktif yaitu dengan misi usaha produktif, maksudnya
adalah untuk peningkatan ibadah dan peningkatan perekonomian umat
Islam dengan berbasis masjid. Dalam pengelolaan dan pengembangan
usaha produktif LAZISMA menggunakan sistem kejamaahan, dimana
jamaah pengajian di masjid yang anggotanya mempunyai usaha, maka
LAZISMA memberikan dana kepada mereka.

Dalam hal distribusi produktif LAZISMA Jawa Tengah mempunyai


program memberikan modal produktif bagi masyarakat yang mempunyai
usaha kecil menengah. Dimana zakat disalurkan kepada masyarakat yang

9
produktif sebagai modal untuk usaha kecil menengah. Kemudian
masyarakat mengembangkannya dalam usahanya sehingga hasilnya bisa
digunakan untuk kehidupan sehari-hari atau dalam arti lain bisa
mensejahterakan masyarakat.

Sasaran dana produktif ini diberikan kepada jamaah pengajian di


masjid. Pada umumnya setiap anggota jamaah masjid tersebut sudah
mempunyai usaha kecil sampai dengan menengah (usaha menengah ke
bawah) seperti usaha warung makan dan minuman yang mereka mempunyai
modal sedikit (modalnya kecil) dan masih memerlukan tambahan modal.
Bagi mereka yang belum mempunyai pekerjaan dan mereka ingin membuka
usaha dagang (usahanya menengah kebawah) dapat mengajukan
permohonan ke LAZISMA. Setiap koordinator jamaah masjid yang
mengajukan permohonan tambahan modal tersebut harus memberikan
laporan kepada LAZISMA, siapa saja yang nantinya akan diberikan
tambahan modal atau dana produktif LAZISMA.

Sebelum LAZISMA memberikan dana produktif, LAZISMA


mensurvey jenis usaha dari jamaah masjid tersebut yang sekiranya sesuai
dengan kriteria atau bisa memenuhi beberapa persyaratan, termasuk
kemampuan mereka dalam mengelola dan mengembangkan usahanya
tersebut dengan baik. Setiap satu koordinator jamaah masjid tersebut
bertanggung jawab atas semua anggotanya dalam mengelola dan
mengembangkan usahanya dan setiap bulannya koordinator tersebut
menyetorkan pembayaran angsuran infaq wajib kepada LAZISMA.

Di dalam lingkup Masjid Agung Jawa Tengah sendiri terbagi atas 4


(empat) blok yang digunakan untuk usaha yaitu para Pedagang Kaki Lima
(PKL) Blok A, Blok B, Blok C, Blok D. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
ada di Blok A dan Blok C jenis usahanya tergolong masih usaha kecil
sampai dengan menengah (menengah ke bawah), jenis usahanya seperti
padagang bakso, mie ayam, minuman dan makanan ringan, warung-warung
makan dan lain-lain, yang tempat usahanya masih berupa tenda-tenda belum
berupa bangunan permanen dan mereka (para PKL) menyewa tempat usaha
di Masjid Agung biayanya sekitar satu juta rupiah ke bawah tiap tahunnya.

10
Di setiap blok-blok tersebut ada satu koordinator yang bertanggung jawab
penuh dalam pengelolaan dan pengembangan usaha. LAZISMA juga
memberikan pinjaman dana produktif kepada mereka memiliki usaha di
bidang jasa seperti usaha bengkel dan setel palek dan juga servis sepatu.

LAZISMA hanya memberikan pinjaman dana produktif kepada


Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Blok A dan Blok C karena mereka
masih memerlukan tambahan modal dalam usahanya. Besarnya pinjaman
variatif, disesuaikan dengan kemampuan LAZISMA dan kondisi
Mustahiqnya, ada yang mendapatkan Rp 500.000-Rp 750.000 yang akan di
angsur selama sepuluh bulan. Sifat pinjaman dana produktif ini tanpa ada
bunga, namun penerima bantuan pinjaman tersebut dianjurkan memberi
infaq sunah kepada LAZISMA yang besarnya tidak ditentukan (tergantung
keikhlasan yang bersangkutan).

Apabila para pedagang yang mendapatkan bantuan pinjaman dana


produktif dari LAZISMA sebagai tambahan modal usaha dapat
mengembalikan infaq wajib dengan lancar melalui koordinator masing-
masing maka para pedagang dapat melakukan perpanjangan pinjaman untuk
tambahan modal usaha mereka.

Sedangkan peminjaman dana produktif di luar lingkup Masjid


Agung Jawa Tengah seperti di daerah Banyumanik, Morodemak,
Bangetayu, Sambiroto dan lain-lain didalam mengembalikan infaq wajib di
serahkan kepada satu koordinator masjid (koordinator dari jamaah masjid).
Koordinator tersebut tiap bulannya menyetorkan infaq wajib kepada
LAZISMA, biasanya dilakukan setiap tanggal 25 atau akhir bulan, sesuai
dengan yang sudah ditetapkan dalam BAP (Berita Acara Pembayaran).
Khusus di daerah Morodemak dalam pengembalian infaq wajib oleh
koordinatornya dilakukan setahun sekali karena daerah Morodemak
jaraknya agak jauh dengan LAZISMA.

LAZISMA melalui dana zakat untuk usaha produktif juga membuat


program Bina Desa Miskin. Program Bina Desa Miskin di mulai tahun 2005
yang meliputi daerah Moredemak, Banyumanik, dan Bangetayu.

11
LAZISMA dalam mendayagunakan zakat untuk usaha produktif yaitu
melalui prosedur yang jelas. Prosedur yang dimaksud adalah: Studi
kelayakan menetapkan jenis usaha, melakukan bimbingan dan penyuluhan,
melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan dan mengadakan
evaluasi, kemudian membuat laporan.

H. Sasaran Pendayagunaan Zakat Lembaga Amil Zakat Infaq dan


Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah

Pihak-pihak yang membutuhkan dalam sasaran Zakat disebut


dengan mustahik, yang terdiri dari delapan ashnaf, yaitu:
a) Orang Fakir
b) Orang Miskin
c) Amil Zakat
d) Golongan Muallaf
e) Untuk Memerdekakan Budak Belian
f) Orang Yang Berhutang
g) Untuk Biaya Dijalan Allah SWT
h) Ibnu Sabil.

I. Program dan Sasaran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Lembaga


Amil zakat Infaq dan Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa
Tengah
Program dan sasaran zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) yang telah di
jalankan LAZISMA Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PERIODE : BULAN JANUARI – DESEMBER 2018

NO NAMA KEGIATAN LOKASI

1 Bantuan musyafir Secretariat LAZISMA JATENG


2 Progam zakat produktif ke-14 Gedung perkantoran lantai 2
3 Bantuan takjil untuk kaum dhuafa Daerah binaan LAZISMA
Kerjasama dengan yayasan
4 Bantuan kado masjid
Walisongo

12
Aula BP Masjid Agung Jawa
5 Penyaluran zakat fitrah
Tengah
6 Rapat kerja pengurus LAZISMA Hotel Siliwangi
7 Rapat rutin pengurus LAZISMA Secretariat LAZISMA JATENG
8 Stand LAZISMA JATENG Depan kantor security MAJT
Recruitmen calon karyawan
9 BMT Walisongo
LAZISMA
10 Seminar-seminar Semarang
11 Kajian interaktif LAZISMA Radio DAIS
12 Bantuan banjir Wilayah Sayung kab. Demak
13 FOZ JATENG
14 Bimtek pembinaan pedagang Pedurungan, Rowosari, Tlogosari.
15 Bantuan pemakaman anak yatim Pemakaman di Bergota
Bantuan santri Semarang
16 Masjid Agung Jateng
menghafal
17 Harlah MAJT Masjid Agung Jateng
BIDANG/UNIT : LAZISMA JATENG

J. Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid


Agung (LAZISMA) Jawa Tengah
Adapun laporan keuangan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid
Agung (LAZISMA) Jawa Tengah (terlampir)

13
BAB III

ANALISIS

Dalam melaksanakan tugas sebagai amil zakat, sistem kinerja LAZISMA


Jawa Tengah terstruktur dalam suatu hirarki tanggung jawab yang sesuai dengan
job dan tugas pengurus yang telah ditunjuk, tetapi untuk pelaksana tugas harian
diangkat karyawan/staf LAZISMA.

Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa
Tengah telah melaksanakan program kerjanya dengan baik, sasaran strategis
keuangan dan target pencapaian dana Zakat infak dan Shodaqoh juga tercapai
dengan baik. Pengumpulan dana ZIS dilakukan secara proaktif dan sosialisasi ZIS
juga dilakukan secara kontinyu bahkan setiap hari jumat LAZISMA membuka
stand di MAJT untuk menerima dana ZIS yang akan disumbangkan oleh jamaah
MAJT.

Sedangkan untuk penyaluran dana yang dilakukan oleh LAZISMA Jawa


Tengah juga dilaksanakan sesuai dengan sasarannya yaitu program pendayagunaan
zakat untuk usaha produktif yang disebut dengan Dana Produktif. Dana produktif
adalah dana yang berkembang atau bisa untuk modal usaha. Sasaran dana produktif
ini diberikan kepada jamaah pengajian di masjid. Pada umumnya setiap anggota
jamaah masjid tersebut sudah mempunyai usaha kecil sampai dengan menengah
(usaha menengah ke bawah) seperti usaha warung makan dan minuman yang
mereka mempunyai modal sedikit (modalnya kecil) dan masih memerlukan
tambahan modal.

Namun berdasarkan laporan keuangan yang kami peroleh, pada tahun 2018
LAZISMA Jawa Tengah dana zakat, infaq dan shadaqah yang terkumpul sejumlah
Rp 233.591.800. Sedangkan pengeluaran untuk distribusi zakat, infaq dan shadaqah
senilai Rp 259.763.400. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan LAZISMA Jawa
Tengah tengah mengalami ketidakstabilan dalam penghimpunan dana. Itu artinya
LAZISMA Jawa Tengah perlu mengefektifkan kembali sistem pengumpulan dana

14
ZIS. Transparasi dana juga harus disampaikai untuk mengkaji masalah dalam hal
tersebut.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa


LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah dalam menyalurkan dana Zakatnya
bersifat konsumtif dan produktif. Konsumtif berarti memenuhi keperluan
sehari-hari. Sedangkan Zakat produktif adalah pemberian Zakat yang dapat
membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, hal
tersebut dapat dilihat dari program-program LAZISMA Masjid Agung Jawa
Tengah dan program-program yang telah terlaksana.
Pengumpulan zakat pada LAZISMA MAJT yang diteliti
berdasarkan laporan keuangan secara umum belum cukup baik. Tidak
maksimalnya pengelolaan zakat pada lembaga tersebut karena lembaga
tersebut adalah organisasi sosial kemasyarakatan Islam yang tidak
berorientasi pada profit.
Hambatan Pengelolaan ZIS lebih pada kurangnya SDM pada
LAZISMA Jateng yang hanya memiliki seorang karyawan sehingga tidak
dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan optimal.

B. KRITIK DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas,


maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi LAZISMA Jateng diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi dan
edukasi tentang zakat kepada masyarakat Jawa Tengah sehingga dapat
memaksimalkan penghimpunan dana zakat sehingga bisa menjadi solusi
dalam pengentasan kemiskinan.
2. Meningkatkan profesionalisme pengelolaan dana LAZISMA baik dari
sisi keuangan ataupun non keuangan.
3. Diadakan pelatihan untuk membekali SDM pada LAZISMA Jateng.

15
4. Demi teracapainya mustahik menjadi muzaki perlu dilakukan proses
bimbingan, pendampingan, dan pemantauan secara intern.
5. Selama LAZISMA memberikan modal kepada para pengelola
usahausaha kecil, hendaknya LAZISMA melalui pengurus yang
bersangkutan melakukan pengawasan dan bimbingan yang lebih tegas,
sehingga modal yang sudah diberikan benar-benar menjadi dana yang
digunakan untuk keperluan produktifitas dan dapat menurunkan tingkat
kemiskinan yang ada.

16
DAFTAR PUSTAKA

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema


Insani, 2002
Dikutip dari: Sejarah singkat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah
Masjid Agung (LAZISMA) Jawa Tengah, Semarang, 7 Agustus
2005.
Murni (Staf LAZISMA Jawa Tengah), Hasil Wawancara di Kantor
LAZISMA Jawa Tengah, hari Sabtu 2 Nopember 2019
Surat Keputusan Ketua Badan Pengelola Masjid Agung jawa Tengah
Nomor : 10/KEP/BPMAJT/VIII/2005, Tentang Pengelola Lembaga
Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Masjid Agung (LAZISMA) Jawa
Tengah.
Http://www.republika.co.id

17

Anda mungkin juga menyukai