Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar(0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN

Kompetensi : Pemeriksaan Leopold Nama : ……………….......


Pengertian : Melakukan pemeriksaan Leopold NIM : ……………………

Persiapan : - Metline Nilai


alat dan - Selimut
bahan
Prosedur :

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatandancatatanmedisklien (mengetahui
TTV, therapy, indikasi, kontraindikasi, danhal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan klien
8. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja
9. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
10. Jaga privacy klien
11. Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemih
12. Atur posisi pasien, letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan
bahunya
13. Usahakan agar tangan perawat cukup hangat
Leopold I
14. Kaki penderita difleksikan pada lutut dan lipat paha.
15. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
16. Rahim di bawa ke tengah
17. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus.
18. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk,
ukuran konsistensi dan gerakan janin.
19. Tentukan tinggi fundus uteri.
20. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
- Bila kepala : Bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotemen).
- Bila bokong : Lunak, bentuk tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,
fundus terasa penuh.
- Bila letak lintang : palpasi didaerah fundus akan
terasa kosong
Leopold II
21. Kedua tangan pindah ke samping.
22. Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah
bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dg
pemberi rintangan terbesar.
23. Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.
Leopold III
24. Digunakan satu tangan saja.
25. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
26. Cobalah apakah tangan bawah masih bisa digoyangkan.
27. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah
“engaged”
Leopold IV
28. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu.
29. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi.
30. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen
dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul
31. Bila kedua tangan itu konvergen (bertemu) hanya bagian kecil
dari kepala yang turun ke dalam rongga.
32. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk
ke dalam rongga panggul.
33. Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati PAP.
Terminasi
34. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif
35. Kontrak pertemuan selanjutnya
36. Bereskan alat-alat
37. Cuci tangan
Dokumentasi
38. Dokumentasi (tindakan yang dilakukan, respon klien)
Total
KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/NILAI MAX) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan
Tanggal :
Penguji :
Nama : ..................................................
TTD : ..................................................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar(0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN

Kompetensi : Penilaian Denyut jantung janin (DJJ) Nama : ……………….......


Pengertian : Melakukan penilaian Denyut jantung janin (DJJ) NIM : ……………………
Persiapan - Funandoskop Nilai
alat & bahan - Jam Tangan
- Doppler *
- Jelly *
- Selimut
Prosedur :

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (mengetahui TTV,
therapy, indikasi, kontraindikasi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh ibu selama
pengukuran
8. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk bertanya
sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
9. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
10. Jaga privacy ibu
11. Tanyakan kesiapan ibu
12. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
13. Beri jelly pada doppler / funandoskop yang akan digunakan *
14. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin *
15. Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
16. Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
17. Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar dengan
nadi ibu
18. Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 60
detik). DJJ yang normal kurang lebih 120-160 permenit. Perhatikan
juga keteraturan DJJ.
19. Beri penjelasan pada ibu hasil pemeriksaan detak jantung janin
Terminasi
20. Evaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik
positif
21. Kontrak pertemuan selanjutnya
22. Bereskan alat-alat
23. Cuci tangan
Dokumentasi
24. Dokumentasi (tindakan yang dilakukan, responklien)
Total

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/NILAI MAX) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan
Tanggal :
Penguji :
Nama : ..................................................
TTD : ..................................................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar(0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN
Kompetensi : Pemeriksaan Reflek Patela Nama : ……………….......
Pengertian : Melakukan pemeriksaan reflek patela NIM : ……………………
Persiapan : Reflek Hammer Nilai
alat dan
bahan
Prosedur :

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, indikasi, kontraindikasi, dan hal
lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh ibu
selama pengukuran
Tahap kerja
8. Jaga privacy klien
9. Tanyakan kesiapan klien
10. Mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan
jelaskan apa yang akan dilakukan.
11. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella.
12. Dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut
bagian depan.
13. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk.
14. Bila reflek lutut negatif kemungkinan pasien mengalami
kekurangan vitamin B1.
15. Bila gerakannya berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin
merupakan tanda pre eklampsi.
Terminasi
16. Evaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif
17. Kontrak pertemuan selanjutnya
18. Bereskan alat-alat
19. Cuci tangan
Dokumentasi
20. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan
laporkan hasil pemeriksaan
Total

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/NILAI MAX) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan
Tanggal :
Penguji :
Nama : ..................................................
TTD : ..................................................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar(0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN

Kompetensi : Pemeriksaan Fisik Antenatal Nama : ……………….......


Pengertian : Melakukan Pemeriksaan Fisik Antenatal NIM : ……………………

Persiapan : - Metline Nilai


alat dan - Stetoskop
bahan - Tensi meter
- Termometer
- Timbangan berat badan
- Selimut
Prosedur :

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, indikasi, kontraindikasi, dan hal
lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh ibu
selama pengukuran
Tahap kerja
8. Jaga privacy klien
9. Lakukan pemeriksaan umum:
a. Evaluasi keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan
bentuk badan, kesadaran
b. Periksa suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi dan
pernapasan
c. Tinggi badan
d. Berat badan
10. Pemeriksaan head to toe:
Kepala dan leher, periksa adakah:
a. Rambut rontok
b. Edema dan cloasma di wajah
c. Mata: konjungtiva dan sklera
d. Mulut: adanya bibir pucat, lidah pucat, caries gigi
e. Leher: pembesaran vena jugularis, pembengkakan
saluran limfe, kelenjar tiroid dan tonsil
11. Dada:
a. Inspeksi bentuk payudara, pigmentasi puting, puting susu
simetris atau tidak, keluarnya kolostrum (usia kehamilan
>28 minggu)
b. Palpasi terhadap adanya massa di payudara,
pembengkakan kelenjar limfe
c. Auskultasi suara nafas dan bunyi jantung
12. Abdomen:
a. Inspeksi pembesaran abdomen ke depan atau ke samping
(ascites), keadaan pusar, linea alba, ada gerakan janin
atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum dan adanya
bekas luka operasi
b. Palpasi, lakukan palpasi Leopold (SOP pemeriksaan
Leopold)
c. Auskutasi denyut jantung janin (SOP mengukur DJJ),
bising tali pusat, bising rahim, bunyi aorta, dan bising
usus.
13. Vulva:
Inspeksi keadaan perineum, adanya varises vagina, tanda
chadwick, keputihan dan condiloma
14. Ekstremitas bawah:
a. Inspeksi terhadap adanya varises, udema, luka sikatrik
pada lipat paha
b. Lakukan pemeriksaan reflek patela (SOP pemeriksaan
reflek patela)
Terminasi
15. Evaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif
16. Kontrak pertemuan selanjutnya
17. Bereskan alat-alat
18. Cuci tangan
Dokumentasi
19. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan
laporkan hasil pemeriksaan
Total

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/NILAI MAX) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan
Tanggal :
Penguji :
Nama : ..................................................
TTD : .................................................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar(0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN

Nama : ……………….......
Kompetensi : Melakukan Pertolongan persalinan NIM : ……………………
Pengertian : Membantu proses pengeluaranjanindanplasentadari
uterus
Tujuan : Melahirkanjanindarikandunganmelalui vagina
Alat&bahan a. Partus set (dalamwadahstenlis yang berpenutup) : 2 klem Nilai
Kelly atau 2 klemkocher, guntingtalipusat,
benangtalipusatatauklem plastic, kateternelator,
guntingepisiotomi, klem ½ kocher, 2
pasangsarungtangan DTT atausteril, kasaataukainkecil,
gulungankapasbersih, tabungsuntik 21/2 atau 3 ml
denganjarum IM, kateterpenghisap Dee Lee atau bola
karetpenghisap yang barudanbersih.
b. 4 kainbersih
c. 3
handukataukainuntukmengeringkandanmenyelimutibayi
d. Celemekplastik, penutupkepala, masker, pelindungmata.
e. Wadahuntuklarutanklorin 0.5%
f. Wadahuntuk air DTT
g. Fetoskop/ dopler
h. Underpad

Prosedur :

N
Aspek yang dinilai Skor
o
0 1 2
TahapPreinteraksi
1. Cekcatatankeperawatandancatatanmedisklien (Mengetahui TTV, therapy, resepobat
yang di berikan, indikasi, kontraindikasi, riwayatalergi, danhal lain yang diperlukan)
2. Cucitangan
3. Siapkanalat yang diperlukan
Tahaporientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2 item). Cocokkan
dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan klien
8. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahapkerja
9. Jagaprivasiklien
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
10. 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
 Ibumerasainginmeneranbersamaandengankontraksi
 Ibumerasakantekanan yang semakinmeningkat pada rektum dan vaginanya.
 Perineum menonjol.
 Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
 Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Tanda pasti :
 Pembukaan serviks lengkap
 Kepala bayi terlihat di introitus vagina

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


11. 2. Pastikankelengkapanperalatan, bahandanobat-
obatanesensialuntukmenolongpersalinandanpenatalaksanaankomplikasiibudanbayibarula
hir.
Untukresusitasi → tempatdatar, rata, bersih, keringdanhangat, 3
handuk/kainbersihdankering, alatpengisaplendir, lampupijar60 watt denganjarak 60 cm
daritubuhbayi.
 tempatresusitasibayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Mengenakan perlengkapan pelindung diri (baju penutup atau celemek plastik yang
bersih, penutup kepala, masker, pelindung mata).
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah
disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN KEADAAN JANIN BAIK
12. 7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti
sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan
benar di dalam larutan dekontaminas).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
 Jika belum lengkap tentramkan ibu dan bantu mencari posisi nyaman dan
ajarkan manajemen nyeri.
 Jika sudah lengkap bantu ibu mengambil posisi yang nyaman dan bimbing
ibu meneran. Bila sudah lengkap namun tidak ada dorongan meneran
anjurkan ibu posisi berdiri.
 Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih


memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan (seperti di atas). GIATAN
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal ( 120 – 160 kali / menit ).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU


PROSES PIMPINAN MENERAN
13. 11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan yang ada.
 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran secara benar.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada
his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran/
kontraksi alamiah. Beritahu untuk tidak menahan nafas dan berhenti meneran bila
kontraksi hilang
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang). Jangan mengangkat bokong saat meneran
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
 Menganjurkan asupan cairan per oral.
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai setiap 5 menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120
menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Tidak diperbolehkan mendorong fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai
meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara
kontraksi.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran rujuk ibu segera.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
14. 14. Letakkanhandukbersih (untukmengeringkanbayi) di perutibu,
jikakepalabayitelahmembuka vulva dengan diameter 5-6 cm (crowning).
15. Meletakkankain yang bersihdilipat 1/3 bagian, di bawahbokongibu.
16. Membukapartus set danmemperhatikankembalikelengkapanalatdanbahan.
17. Memakaisarungtangan DTT atausterilpadakeduatangan.
MENOLONG KELAHIRAN BAYI
13. Lahirnya kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi (ibu jari pada salah satu perineum dan 4 jari lainnya di
sisi lainnya), letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan penahanan lembut
pada belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan melewati vulva dan perineum. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
Jika bayi menangis dan bernafas spontan tidak perlu dilakukan penghisapan mukus. Jika
ada mekonium dan cairan ketuban perludilakukan penghisapan mulai dari mulut lalu ke
hidung dengan menggunakan penghisap lendir DeLee yang sudah didesinfeksi.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Menganjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah
dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahir badan dan tungkai


23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan tangan posterior lahir dengan
lembut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum.
Gunakan lengan bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan . gunakan tangan
anterior untuk engendalikan siku dan tangan bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 1 2 3
14. 25. Lakukan penilaian (selintas) :
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah ”tidak” lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi
baru lahir (melihat penuntun berikutnya)
Bila semua jawaban adalah ”ya”, lanjut ke-26
Kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu.
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
pengurutan pada tali pusat mulai klem ke arah ibu dan pasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama (kearah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
29. Mengganti handuk basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut kering,
menutupi bagian kepala, membiatkan tali pusat terbuka. Jika bayi kesulitan
bernafas ambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu memeluk bayi dan
memberikan ASI jika ibu menghendaki.
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen khususnya uterus
untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
32. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM
di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)

Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)


34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan kearah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir dalam 30-40 detik hentikan penegangan dan
menunggu hingga kontraksi berikutnya.
 Jika kontraksi tidak ada minta ibu atau keluarga intuk merangsang kontraksi
dengan melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta
15. 37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
• Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit :
1. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
2. Lakukan katetarisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
3. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Rujuk ibu jika plasenta tidak lahir 30 menit setelah kelahiran bayi.
KEGIATAN

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkanselaput ketuban tersebut.
• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput
yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras). Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
MENILAI PERDARAHAN
16. 40. Memeriksakeduasisiplasentabaik yang
menempelkeibumaupunjanindanselaputketubanuntukmemastikanbahwaselaputketubanle
ngkapdanutuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan segera.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
17. 42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air
disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat
sekitar 1 cm daripusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan
simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
47. Menyelimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih dan kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memuali memberikan ASI

EVALUASI
18. 49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai
untuk menatalaksana atonia uteri.
 Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan
anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus.
51. Evaluasi dan estimasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama
satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%
dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencucikedua tangan dengansabun dan air mengalir.

Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Terminasi
19. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
20. Kontrak pertemuan selanjutnya
21 Bereskan alat-alat
22 Cuci tangan
Dokumentasi
23. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan laporkan hasil temuan
pemeriksaan

Total

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukandengansempurna

NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/ jumlah kegiatan) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan

Penguji
Nama : ..................................................

TTD : ..................................................
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361) 246656, E-mail: psik@fk.unud.ac.id

PEMERIKSAAN FISIK IBU POSTPARTUM

MA : Keperawatan Maternitas
Kompetensi : melakukan pemeriksaan fisik dan edukasi pada ibu post partum
Persiapan alat :
a. Tempat tidur Nama : …………………………
b. Selimut/kain penutup Nim : …………………………
c. Tensimeter
d. Stetoskop Nilai
e. Termometer
f. Reflex hummer
g. Sarung tangan
h. Pengalas
i. Air dan tempatnya
j. Tempat bilas dan gayung
k. Handuk bersih dan kering

Prosedur
No Aspek yang dinilai Skor
0 1 2
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (Mengetahui TTV,
therapy, resep obat yang di berikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat
alergi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan klien
8. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
9. Amati keadaan, penampilan ibu, suasana emosinya dan sikap tubuh
selama pemeriksaan
Tahap kerja
10. Jaga privasi klien
11. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
12. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan
(Pasien dipersilahkan untuk duduk/tidur sesuai kondisinya)
13. Memasang selimut kalau perlu
14. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
a. Menimbang berat badan
b. Mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
c. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan kain
linen untuk penutup tubuhnya (atau meminta pasien untuk
melonggarkan pakaian dan menggunakanannya sebagai penutup
tubuh
d. Membantu pasien berbaring tempat tidur pemeriksaan
15. Kepala dan leher
a. Memeriksa apakah terjadi udem pada wajah
b. Memeriksa apakah mata :
 Pucat pada konjungtiva
 Skelera ikterus
c. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah
 Kelenjar tiroid membesar
 Pembuluh limfe
 Pelebaran vena jugularis
16. Payudara
a. Dengan posisi tangan klien di samping, memeriksa :
 Bentuk, ukuran dan simetris atau tidak
 Putting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain
b. Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, memeriksa
payudara untuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling
c. Klien berbaring dengan tangan kiri di atas, lakukan palpasi secara
simetris pada payudara sebelah kiri (sesudah itu sebelah kanan
juga) dari arah payudara, axila dan notest kalau-kalau terdapat :
 Massa
 Pembuluh limfe yang membesar
17. Abdomen
a. Pemeriksaan bising usus di keempat kuadran
b. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis
c. Pemeriksaan fundus uteri meliputi konsistensi, kekuatan
kontraksi, posisi, tinggi fundus
d. Pemeriksaan insisi SC : keadaan jahitan/insisi, adanya
pengeluaran,kemerahan atau adanya perubahan warna
e. Pemeriksaan kandung kemih : adanya distensi, nyeri tekan
18. Anus
periksa adanya hemorrhoid dan perdarahan di daerah anus
19. Perineum
a. Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
b. Pemeriksaan lochea : tipe, jumlah dan bau
20. Tangan dan kaki
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki : edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c. Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hypo atau hyper
d. Pemeriksaan homan’s sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif)
Terminasi
21. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik positif
22. Pendidikan kesehatan mengenai :
a. Perubahan fisik postpartum: involusi uterus dan fase lokhea,
daporesis, penurunan BB, perubahan payudara, ketidaknyamanan,
penyembuhan luka (ice pack, Sitz bath, topikal anastesia), after
pain, hemorrhoid
b. Perubahan psikologis postpartum
c. Tanda bahaya postpartum
d. Perawatan diri ibu postpartum
e. Perawatan bayi
f. Kembalinya hubungan seksual
g. Keluarga Berencana
23. Kontrak pertemuan selanjutnya
24. Bereskan alat-alat
25. Cuci tangan
Dokumentasi
26. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan laporkan
temuan hasil pemeriksaan klien
Total

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI :
 Nilai Akhir = (NILAI TOTAL/ TOTAL ITEM) X 100%
 Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70% dari total nilai seluruh tindakan

Penguji
Nama : ..................................................

TTD : ..................................................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361) 246656, E-mail: psik@fk.unud.ac.id
Nama Mahasiswa:……………………………..
NIM :………………………………

NILAI

FORMAT PENILAIAN

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas


Kompetensi : Perawatan Payudara Ibu Nifas
Pengertian : Melakukan perawatan payudara selama masa nifas
Tujuan : Memelihara kebersihan payudara dan memperlancar perngeluaran ASI
Persiapan alat : Minyak kelapa/baby oil, kapas, ais panas dan air dingin dalam kom kecil, waslap/sapu tangan
handuk, handuk bersih dan gelas susu
Durasi : 15 menit
Prosedur :

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien.
2. Siapkan alat-alat.
3. Cuci tangan.
Orientasi
4. Beri salam dan panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama).
5. Menanyakan keluhan/kondisi klien.
6. Jelaskan tujuan, prosedur, durasi pada klien/keluarga dan hal yang perlu dilakukan
oleh klien selama tindakan.
7. Berikan kesempatan kepada klien dan keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.
Tahap Kerja
8. Jaga privasi klien.
9. Tanyakan kesiapan klien.
10. Atur posisi klien (berbaring atau duduk).
11. Buka baju klien, letakan handuk di belakang punggung klien.
12. Cuci tangan.
13. Areola dan papila dikompres dengan kapas minyak selama 3-5 menit. Kemudian
papila di putar dengan ibu jari dan telunjuk, putar ke dalam 5-10 kali, putar ke luar
5-10 kali. Tarik papila 20 kali. Bersihkan dengan ujung waslap.
Pengurutan pertama
14. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
15. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri
dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan.
16. Lakukan pengurutan ke bawah/ ke samping. Selanjutnya pengurutan melintang.
Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan di lepas dari payudara.
17. Ulangi gerakan ini 20-30 kali untuk tiap payudara sebanyak 2 kali/sehari.
Pengurutan kedua:
18. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan
berakhir pada puting susu.
19 Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361) 246656, E-mail: psik@fk.unud.ac.id
20. Lakukan dua kali gerakan pada setiap payudara.
Pengurutan ketiga:
21. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah puting susu.
22. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
Pengompresan:
23. Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit. Lalu ganti dengan
kompres dingin selama 1 menit.
24. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres
hangat.
Pengosongan ASI:
25. Sediakan gelas ASI (jika akan disimpan sediakan yang steril)
26. Keluarkan ASI dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2,5-3 cm dari
puting susu.
27. Penampungan ASI berada di bawah lobus payudara sehingga letak gelas diatur.
28. Tekan payudara ke arah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan diregangkan.
Angkat payudara yang lebih besar dahulu, lalu ditekan ke arah dada.
29. Gerakan ibu jari dan telunjuk ke arah puting susu untuk menekan dan
mengosongkan tempat penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit.
30. Ulangi gerakan itu untuk mengosongkan daerah penampungan ASI.
31. Gunakan kedua tangan pada masing-masing payudara.
32. Merapikan alat-alat.
33. Menyuruh klien mengenakan pakaiannya kembali (gunakan BH).
34 Berikan lingkungan yang nyaman untuk dietempati
Terminasi
35 Beritahu klien bahwa tindakan sudah selesai.
36 Evaluasi perasaan/kenyamanan klien, simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan
balik positif.
30 Kontrak pertemuan selanjutnya.
36. Rapikan pasien.
37. Bereskan alat-alat.
38. Cuci tangan.
Dokumentasi
39. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan.
Total

KETERANGAN
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

NILAI : ( NILAI TOTAL/78)X 100%=


Nb. Mahasiswa dikatakan lulus bila nilai > 70% dari total nilai seluruh tindakan

Tanggal :…………………………
Penguji
Nama :…………………………

TTD :…………………………

Anda mungkin juga menyukai