ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standarisasi data kesehatan dan interoperabilitas telah menjadi fokus
utama dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem
kesehatan global. Dengan adopsi standar yang konsisten untuk merekam,
menyimpan, dan bertukar informasi kesehatan para profesional medis dapat
dengan mudah mengakses data yang kritis untuk diagnosis yang tepat,
perencanaan perawatan yang efektif, dan pemantauan kondisi pasien.
Standarisasi ini membantu mengatasi tantangan yang sering muncul ketika data
tersimpan dalam berbagai format dan struktur, memungkinkan integrasi yang
lancar antara sistem informasi kesehatan yang berbeda (Li et al., 2021).
Interoperabilitas memainkan peran penting dalam memastikan bahwa
system kesehatan dapat beroperasi secara sinergis, terlepas dari perbedaan
teknologi atau vendor. Dengan kemampuan untuk bertukar informasi secara
mudah antara sistem, para professional kesehatan dapat menghindari duplikasi
pengujian, meningkatkan koordinasi perawatan, dan mengurangi risiko
kesalahan dalam pengambilan keputusan klinis. Misalnya, seorang dokter yang
merujuk pasien ke spesialis dapat dengan cepat mengirimkan riwayat medis
yang lengkap, memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang koheren
dan terintegrasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
Selain manfaat langsung bagi perawatan pasien, standarisasi data kesehatan
dan interoperabilitas juga membuka pintu bagi inovasi teknologi kesehatan
yang lebih lanjut. Dengan data yang terstandarisasi, para peneliti dapat
mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber dengan lebih
efisien, mempercepat penemuan medis dan pengembangan terapi baru. Ini juga
membantu dalam penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analisis
data besar untuk memperbaiki diagnosis, prediksi penyakit, dan pengelolaan
populasi kesehatan secara keseluruhan (Miranda-Escalada et al., 2020).
Dengan demikian, standarisasi data kesehatan dan interoperabilitas
bukan hanya tentang meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga tentang
1
meningkatkan kualitas perawatan, memfasilitasi inovasi, dan menciptakan
dasar yang lebih kuat untuk system kesehatan yang berkelanjutan di masa
depan. Sebagai bidang yang terus berkembang, tantangan berkelanjutan tetap
ada, tetapi dengan komitmen yang kuat terhadap standarisasi dan
interoperabilitas, kita dapat terus memajukan perawatan kesehatan menuju arah
yang lebih baik bagi semua orang.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui Konsep Dasar Standarisasi Data Kesehatan
2. Mengetahui Konsep Dasar Interoperabilitas Data Kesehatan
3. Mengetahui Rencana Interoperabilitas Data Kesehatan di Indonesia
4. Mengetahui Jenis Standarisasi Data Kesehatan Yang Terdiri Dari ICD-10,
ICD-9 CM, SNOMED-CT, LOINC, dan KFA
C. Manfaat
1. Meningkatkan aksesibilitas data kesehatan
2. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan
3. Meningkatkan privasi data
2
BAB II
KAJIAN LITERATUR
1. Terminologi: Penetapan istilah dan definisi yang baku untuk elemen data
kesehatan.
1. Standarisasi data rekam medis: Penetapan format dan konten rekam medis
yang baku.
2. Standarisasi data klaim: Penetapan format dan konten data klaim yang
baku.
3
B. Konsep Dasar Interoperabilitas Data Kesehatan
4
Interoperabilitas Data Kesehatan Nasional dimana yang nantinya dapat
disimulasi dan uji coba melalui SIMRS di masing-masing Rumah Sakit untuk
dapat terintegrasi ke dalam platform Satu Sehat.
1. ICD-10
a. Definisi
b. Tujuan
c. Manfaat
5
7) Analisis pembiayaan pelayanan kesehatan
a) Pengantar
b) Pernyataan
c) Pusat-pusat kolaborasi WHO untuk klasifikasi penyakit
d) Laporan konferensi Internasional yang menyetujui revisi
ICD 10
e) Daftar kategori 3 karakter
f) Daftar tabulasi penyakit dan daftar kategori termasuk sub
kategori empat karakter
g) Daftar morfologi neoplasma
h) Daftar tabulasi khusus morbiditas dan mortalitas
i) Definisi-definisi
j) Regulasi-regulasi nomenklatur
2) Volume 2 (Instruction Manual), berisi tentang pedoman
penggunaan.
a) Pengantar
b) Penjelasan tentang International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems.
c) Cara penggunaan ICD 10
d) Aturan dan petunjuk pengkodean mortalitas dan morbiditas
e) Presentasi statistik
6
3) Volume 3 (Alphabetical Index), berisi tentang klasifikasi
penyakit yang disusun berdasarkan indeks abjad atau secara
alfabet,terdiri dari 3 seksi:
a) Pengantar
b) Susunan indeks secara umum
c) Seksi I : Index abjad penyakit, bentuk cedera
d) Seksi II : Penyebab luar cedera
e) Seksi III : Tabel obat dan zat kimia
f) Perbaikan terhadap volume I
e. Contoh Penggunaan
Contoh :
Kode : J06.9
7
2. ICD-9
a. Definisi
b. Tujuan
c. Manfaat
8
Pada masing-masing volume, berisi klasifikasi prosedur atau tindakan
dalam pengobatan, dan juga memuat Alphabetic Index untuk mencari
kode prosedur
f. Contoh Penggunaan
3. SNOMED-CT
a. Definisi
9
terstandarisasi secara global. SNOMED-CT menyediakan konsep
dan kode untuk berbagai macam istilah klinis, termasuk penyakit,
gejala, prosedur, dan temuan.
b. Tujuan
1) Diagnosa
2) Prosedur
10
3) Gejala
4) Temuan
5) Obat-obatan
f. Contoh Penggunaan
a. Definisi
b. Tujuan
11
3) Mempermudah pertukaran data kesehatan antar organisasi
kesehatan.
12
1) Hasil tes laboratorium
2) Pemeriksaan fisik
3) Data demografi pasien
4) Data diagnosa
5) Data pengobatan
6) Data imunisasi
f. Contoh Penggunaan
5) Penelitian kesehatan
Berikut adalah contoh penggunaan LOINC:
5. KFA
a. Definisi
13
b. Tujuan
1) Sistem integumen
14
2) Sistem kerangka
3) Sistem articular
4) Sistem otot
5) Sistem saraf
6) Sistem endokrin
7) Sistem kardiovaskular
8) Sistem limfatik
9) Sistem pernapasan
10) Sistem pencernaan
11) Sistem urogenital
12) Sistem reproduksi
f. Contoh Penggunaan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standarisasi data kesehatan adalah proses penetapan aturan dan format yang
baku untuk mendefinisikan, mengkodekan, dan mempresentasikan data
kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas, konsisten, dan
interoperabilitas data kesehatan. Standarisasi kesehatan mencakup beberapa
aspek.Interoperabilitas adalah kemampuan berbagai sistem, perangkat, dan
aplikasi (sistem) informasi untuk mengakses, bertukar, mengintegrasikan, dan
secara kooperatif menggunakan data secara terkoordinasi, di dalam dan
melintasi batas-batas organisasi, regional, dan nasional, untuk menyediakan 5
portabilitas informasi yang tepat waktu dan lancar serta mengoptimalkannya.
1. ICD-10
2. ICD-9 CM
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17