Anda di halaman 1dari 19

RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Nomor Kep / / / 2018
Tanggal 2018

PENCATATAN DAN PELAPORAN MEDIS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Puskesad merupakan Balakpus ditingkat Mabesad yang mempunyai tugas


pokok membantu Kasad membina, menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi
Teknis kesehatan yang meliputi penyelenggaraan dan melaksanakan dukungan
perawatan dan meningkatkan satuan bagi personel TNI AD.

b. Laporan data teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat merupakan


data penting yang menggambarkan kondisi kesehatan prajurit, PNS dan keluarganya.
Data tersebut harus diolah dan disajikan menjadi informasi sebagai masukan bagi
pimpinan untuk mengambil suatu kebijakan pimpinan..

c. Agar data teknis medis bisa menjadi informasi penting sebagai dasar untuk
mengambil kebijakan, diperlukan keseragaman dan pemahaman pelaporan oleh sebab
itu perlu dibuat buku pedoman tentang sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan
Kesehatan Angkatan Darat yang sesuai dengan kondisi saat ini.

d. Segala aspek yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan harus


diketahui dengan jelas oleh seluruh satuan dan instalasi kesehatan TNI AD agar
diperoleh keseragaman dan ketepatan dalam pelaksanaannya, sehingga pengolahan
dan analisisnya dapat dilakukan dengan baik.

e. Pelajaran pencatatan dan pelaporan data Teknis medis penting diberikan pada
Pasis Dikcabpakes, karena para Pama kesehatan TNI AD akan menangani langsung
pencatatan dan pelaporan Medis di kesatuannya.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Pendidikan Kecabangan Perwira Kesehatan (Dikcabpa Kes).

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa Dikcabpa Kes mengerti dan dapat


melaksanakan Pencatatan dan Pelaporan Medis sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas di Satuan.

RAHASIA
2

3. Ruang Lingkup.

a. Pendahuluan
b. Dasar Sistim Informasi Kesehatan
c. Prinsip Dasar Pencatatan dan Pelaporan Data Medis
d. Catpormedik dan Satistik Kesehatan.
e. Evaluasi.
f. Penutup.

4. Referensi.

a. Kep Puskesad Nomor Kep / 532 / XII / 2017 tanggal 4 Desember 2017 tentang
pengesahan berlakunya Revisi Buku Pedoman tentang Sistem Pelaporan Data Teknis
Medis di Lingkungan Kesehatan Angkatan Darat.

b. Kep Kapuskesad Nomor Skep/89/IV/2007 tanggal 9 April 2007 tentang Buku


Pedoman Laporan Kejadian Medis Khusus/Penting.

c. Surat Keputusan Kapuskesad Nomor Skep/244/VIII/2006 tanggal 24 Agustus


2006 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Pelayanan Kesehatan.

d. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah Sakit.


Depkes RI.2005. Jakarta : Depkes RI. 2005.

5. Pengertian

a. Pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah segala upaya


kesehatan yang meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan bantuan administrasi kesehatan yang ditujukan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal bagi prajurit, PNS beserta keluarganya.

b. Sistem. Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling


berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

c. Pelaporan. Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh bawahan


untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah
dilakukan selama satu periode tertentu.

d. Teknis. Teknis adalah metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu.

e. Medis. Medis adalah bagian dari ilmu kesehatan yang berhubungan


dengan perawatan kesehatan dan pemulihannya dengan menghilangkan penyakit.
Termasuk di dalamnya, ilmu pengetahuan dan penerapannya oleh orang-orang dengan
profesi dalam bidang medis.

f. Teknis Medis. Teknis Medis adalah metoda/sistem yang digunakan untuk


3

perawatan/pemulihan menghilangkan/menyembuhkan penyakit dengan ilmu


pengetahuan yang penerapannya di laksanakan oleh orang-orang dengan profesi di
bidang medis.

g. Informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain
yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima
dalam pengambilan keputusan baik masa sekarang ataupun masa mendatang.

h. Pengunjung. Pengunjung adalah seorang penderita yang datang berobat ke


satuan kesehatan.

i. Kunjungan. Kunjungan adalah Jumlah kedatangan seseorang untuk


berobat ke satuan kesehatan.

j. Jumlah Kunjungan. Jumlah Kunjungan adalah angka yang didapat dengan


cara menjumlah penderita yang datang berobat ke satuan kesehatan setiap hari
selama jangka waktu tertentu baik kasus baru dan kasus lama.

BAB II
DASAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN

6. Umum. Data keadaan masyarakat, kegiatan dan hasil kegiatan dibidang


kesehatan harus melalui suatu proses tertentu untuk dapat menjadi informasi kesehatan yang
siap digunakan. Proses ini mulai dari pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisa dan
penyajian, mulai dari yang sederhana sampai yang bersifat kompleks, tergantung dari jenis
informasi yang dibutuhkan. Proses tersebut berjalan melalui suatu tatanan yang disebut
Sistem Informasi Kesehatan. Besar kecilnya sistem ditentukan oleh kompleks tidaknya tugas
dan fungsi organisasi kesehatan dan kebutuhan pimpinan.

7. Ketentuan Dasar.

a. Sistem. Sistem diartikan sebagai suatu tatanan yang terdiri dari bagian-
bagian/ sub sistem yang saling bergantung dan saling berinteraksi satu sama lain dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu.
Secara singkat sistem mengandung makna :

1) Merupakan himpunan dari bagian-bagian.


2) Membentuk kesatuan yang menyeluruh
3) Mempunyai tujuan tertentu
4) Menghasilkan sesuatu pada waktu tertentu

b. Sistem Informasi. Sistem informasi diartikan sebagai seperangkat


tatacara, metologi, organisasi, perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan
untuk memasukkan dan mengambil kembali data yang dibutuhkan untuk menjalankan
4

dan mengelola organisasi. Ruang lingkup dari suatu sistem informasi tergantung pada
tingkat dan bidang kegiatan apa yang dibutuhkannya. Oleh karena itu besar kecilnya
sistem informasi ditentukan oleh 6 ( enam ) dimensi informasi:

1) Sumber informasi
2) Jenis informasi
3) Metode pengukuran yang dipakai pada informasi
4) Waktu dari kebutuhan informasi
5) Tempat pengambilan keputusan
6) Penggunaan informasi oleh pengambil keputusan

c. Sistem Informasi Kesehatan. Adalah suatu sistem informasi yang berurusan


dengan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyampaian informasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan, penelitian dan
pendidikan dibidang kesehatan.
Menurut WHO sistem informasi kesehatan adalah suatu kombinasi tatacara dan
sumber daya untuk pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian data untuk
pengadaan informasi dan kemudian menyediakan bagi:

1) Perencana dan pengelola kesehatan


2) Unsur kesehatan lainnya
3) Masyarakat

8. Data dan Informasi. Informasi disebut juga sebagai pengetahuan yang bersifat
potensial dan merupakan "Life Blood" bagi suatu organisasi. Oleh karena itu informasi harus
dapat selalu mengalir agar dapat selalu digunakan dalam setiap tahap kegiatan organisasi.
Informasi harus mempunyai kriteria-kriteria tertentu agar berdaya guna dan hasil guna
yang tinggi. Kriteria tersebut adalah :

a. Dapat dipercaya. ( Valid )


b. Sesuai ( Relevan )
c. Tepat ( Accurate), Acuntable.
d. Bermanfaat ganda, baik sebagai informasi manajemen maupun sebagai
indikator.
e. Memenuhi kebutuhan, permintaan dapat segera disediakan.
f. Dapat disajikan tepat waktu

9. Informasi bagi Organisasi Kesehatan

a Kepentingan Informasi dibidang kesehatan, diantaranya :

1) Kebutuhan manajemen kesehatan.


2) Perkembangan administrasi kesehatan yang semakin kompleks.
3) Adanya ledakan informasi secara global.
4) Tuntutan perkembangan iptek.
5

b. Informasi yang dibutuhkan organisasi kesehatan, meliputi:

1) Informasi tentang Kebijaksanaan.


2) Informasi tentang Ekonomi.
3) Informasi Upaya Kesehatan.
4) Informasi Lingkungan.
5) Informasi Perilaku.
6) Informasi Demografi.
7) Informasi Derajat Kesehatan.

Sedangkan untuk keperluan pengendalian, pengawasan, dan penilaian indikator yang


dibutuhkan adalah :

1) Indikator untuk perkembangan keadaan umum dan lingkungan.


2) Indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan :

a) Umur harapan hidup.


b) Angka kematian bayi dan balita.
c) Status gizi.
d) Angka kesakitan dan angka kematian.

3) Indikator yang berhubungan dengan upaya kesehatan :

a) Tersedianya sumber daya.


b) Penggunaan dan mutu pelayanan kesehatan.
c) Cakupan upaya kesehatan.

10. Evaluasi.

a. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Informasi Kesehatan ?


b. Dalam ketentuan dasar sistem mengandung makna apa saja ?
c. Besar kecilnya sistem informasi ditentukan oleh 6 dimensi informasi. Apa saja,
sebutkan !
d. Untuk mengelola informasi ada berapa kriteria yang perlu diperhatikan ?
e. Meliputi apa saja informasi yang dibutuhkan pada organisasi kesehatan ?

BAB III
PRINSIP DASAR PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA MEDIS

11. Umum. Pencatatan dan pelaporan adalah kegiatan yang merupakan bagian dari
kegiatan pengelolaan manajemen data secara keseluruhan. Kegiatan ini meliputi kegiatan
pengumpulan, pencatatan, pelaporan, pengolahan, analisa dan penyajian data, dimana
hasil akhirnya adalah informasi. Kegiatan pencatatan bertujuan untuk melakukan perekaman
setiap data kegiatan atau kejadian, sedangkan pelaporan dimaksudkan sebagai penyampaian
data kepada satuan atasan.
6

12. Tujuan. Tujuan sistem pelaporan data teknis medis adalah untuk menyeragamkan
dan menyelaraskan dengan ketentuan pelaporan yang berlaku di Kementerian Kesehatan RI.

13. Sasaran. Sasaran sistem pelaporan ini adalah :

a. Tersedianya informasi yang akurat yang bisa digunakan sebagai salah satu
dasar bagi pimpinan dalam mengambil keputusan.

b. Tersedianya data yang terintegrasi dengan data yang dibutuhkan SKN.

14. Prinsip-prinsip pelaksanaan

a. Kesatuan Komando. Diperlukan dalam rangka keterpaduan, keserasian dan


keselarasan dalam melaksanakan setiap usaha dan kegiatan sistem pelaporan data
teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat, untuk mencapai sasaran
kegiatan pembinaan yang berdayaguna dan berhasilguna.

b. Bertingkat dan berlanjut. Penyelenggaraan kegiatan sistem pelaporan


data teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat dilaksanakan secara terus-
menerus, bertingkat dan berlanjut dalam rangka mewujudkan sistem pelaporan yang
optimal serta berkualitas.

c. Ketepatan. Penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan


Kesehatan Angkatan Darat perlu memperhatikan ketepatan waktu, sehingga informasi
yang disajikan merupakan data terkini.

d. Tertib Administrasi. Penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis


di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat harus ditunjang dengan sistem administrasi
yang tertib dan tertata sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Efektif dan efisien. Penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis


di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat harus berdaya guna dan berhasil guna
dengan tetap memperhatikan tujuan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan
Kesehatan Angkatan Darat tersebut.

f. Terkoordinasi. Penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis di


lingkungan Kesehatan Angkatan Darat dilaksanakan secara terkoordinasi sehingga
diperoleh hasil kegiatan yang efektifitas dan efisiensi serta untuk menghindari tumpang
tindih/duplikasi kegiatan administrasi.

15. Ketentuan Administrasi

a. Penyelenggaraan kegiatan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan


Kesehatan Angkatan Darat disusun dalam program kerja untuk digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga didapatkan hasil yang bermanfaat.
7

b. Penyelenggaraan kegiatan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan


Kesehatan Angkatan Darat berpedoman pada ketentuan yang berlaku di Kesehatan
Angkatan Darat dan Kementerian Kesehatan RI.

c. Penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan Kesehatan


Angkatan Darat selalu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pelaporan
melalui proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengakhiran dan evaluasi guna
menjamin tercapainya sasaran.

d. Sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat


dievaluasi dengan standar yang telah ditetapkan agar dapat diketahui hambatan dan
permasalahannya, sehingga dalam pelaksanaan yang akan datang menjadi lebih
sempurna.

e. Periodisasi sistem pelaporan data teknis medis dilaksanakan setiap bulan, dengan
ketentuan batas akhir diterima oleh Kapuskesad sebelum tanggal 15 bulan berikutnya.

16. Data Teknis medis.Data adalah suatu himpunan yang berbentuk angka
( kuantitatif ) atau berbentuk sifat ( kualitatif ), perhitungan atau pengamatan terhadap suatu
obyek tertentu. Suatu data akan mempunyai arti bagi penggunanya apabila data tersebut
bersifat Sahih ( valid ), tepat waktu dan tepat guna.

a. Data Teknis Medis. Data Teknis medis adalah data keadaan masyarakat
yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan program medis. Bagi Ditkesad data
Teknis medis sangat penting karena akan menjadi dasar dari setiap kegiatan
pembinaan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.

1) Jenis Data Teknis Medis.


Sesuai dengan fungsi pembinaan pada organisasi kesehatan TNI AD data
Teknis medis dapat digolongkan menjadi :

a) Data bidang Kesehatan Preventif meliputi:

(1) Polulasi. Data populasi sangat penting sebagai dasar dalam


penentuan besarnya masalah yang dihadapi.

(2) Penyuluhan Kesehatan.

(3) Kesehatan Lingkungan. Data ini sangat berguna sebagai


salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat.

(4) Kelahiran dan KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak)

(5) Angka Kesakitan. Selain angka kesakitan dari penyakit-


penyakit yang banyak diderita masyarakat TNI AD, data angka
kesakitan yang diolah tersendiri adalah data mengenai TBC,
malaria dan kesehatan jiwa.

(6) KB dan Kependudukan.


8

(7) Kematian.

b) Data bidang Kesehatan Kuratif dan Rehabilitatif.

(1) Rawat Jalan.

(2) Rawat Mondok.

Kedua data diatas penting untuk menentukan spektrum penyakit


serta beban kerja.

(3) Rujukan Medik.

(4) Kegiatan penunjang Medik.

c) Data bidang kesehatan Gigi dan Mulut.

(1) Kasus penyakit dan tindakan Gilut.

(2) Material khusus Gilut.

(3) Kegiatan Laboratorium Gilut

d) Data tentang Kesehatan Militer.

(1) Rikkes/Ubad. Selain untuk evaluasi program data


Rikkes/ Ubad juga penting untuk menilai hasil dari pembinaan
kesehatan pada anggota TNI AD.

(2) Kejadian Medis Khusus. Dari laporan kejadian medis


khusus dapat dipantau kejadian-kejadian khusus dibidang
kesehatan seperti wabah, kecelakaan yang menimpa banyak
korban anggota TNI AD, kejadian medis pada pejabat teras TNI AD
didaerah dan sebagainy.

(3) Perangkat Kesehatan Lapangan ( Katkeslap )

(4) Situasi Medik Daerah. Pelaporan situasi medik daerah


dilakukan sesuai Juklak nomor 001/III/1984 yang dilaporkan
setahun sekali oleh Kesdam.

(5) Dental fitnes.

e) Data bidang pembekalan Kesehatan

(1) Obat-obatan.

(2) Material Kesehatan.


9

Secara keseluruhan dari data-data teknis medis tersebut yang


dikelola oleh kesatuan TNI AD akan sangat berguna dalam analisis
situasi, perencanaan, pemantauan kegiatan dan evaluasi dari setiap
program.

2) Sumber Data Teknis medis.

Sumber dari data Teknis medis adalah setiap bagian dari satuan/ instansi
kesehatan TNI AD yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan dan dukungan
kesehatan serta administrasi kesehatan yang berada pada satuan pelapor dari
tingkat terendah sampai tingkat tertinggi. Bagi satuan pembina seperti
Denkesyah dan Kes Kotama yang menjadi sumber data adalah satuan atau
instansi pelaksananya.

b. Siklus Data. Rangkaian pengelolaan data merupakan suatu siklus yang


terus menerus dan berkesinambungan. Data yang dilaporkan oleh satuan bawahan
akan menjadi bahan masukan bagi satuan atasan didalam pengambilan keputusan.
Hasil dari pengambilan keputusan tersebut akan berupa keputusan satuan atasan yang
akan dijabarkan menjadi berbagai program dan kegiatan oleh satuan bawahan yang
akan menghasilkan data, yang mana data tersebut akan mengalami proses
pengumpulan, pencatatan, pelaporan dan seterusnya. Siklus data tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

17. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan. Untuk menjamin kelancaran


pelaksanaan sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat
diperlukan organisasi penyelenggara yang ditata sedemikian rupa untuk menjamin
terlaksananya sistem pelaporan data teknis medis secara efektif, efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan.

a. Organisasi Pelaksana.

1) Tingkat Pusat. Kompilasi, evaluasi dan analisa sistem pelaporan data


teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat di tingkat Pusat
dilaksanakan oleh Kapuskesad.

2) Tingkat Kotama. Sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan


Kesehatan Angkatan Darat di tingkat Kotama diselenggarakan oleh Kakes Kotama,
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kapuskesad selaku
pembina teknis kesehatan.

3) Tingkat Wilayah. Sistem pelaporan data teknis medis di lingkungan


Kesehatan Angkatan Darat di tingkat wilayah diselenggarakan oleh Dandenkesyah,
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kakesdam selaku
pembina teknis kesehatan tingkat Kotama.

4) Tingkat Satuan Pelaksana. Sistem pelaporan data teknis medis di


lingkungan Kesehatan Angkatan Darat di tingkat Satuan Pelaksana
diselenggarakan oleh :
10

a) RSPAD Gatot Soebroto /FKTL/PPK-III


b) Rumkit Tk II, III, IV /FKTL/PPK-II
c) Rumkitban
d) Polkes/Polsat/Polma FKTP/PPK I I
e) Poskes
f) Satuan kesehatan sesuai dengan jenis penugasannya.

b. Tugas dan Tanggung Jawab

1) Kapuskesad. Tugas dan tanggung jawab Kapuskesad dalam


rangka pembinaan kesehatan bidang sistem pelaporan data teknis medis di
lingkungan Kesehatan Angkatan Darat sebagai berikut :

a) Merumuskan, menyusun dan menjabarkan kebijakan Kasad yang


berhubungan dengan pembinaan kesehatan, berkaitan dengan sistem
pelaporan data teknis medis.

b) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam


penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis.

c) Mengkompilasi, mengolah dan menganalisa data/laporan dari


Satuan Kesehatan sebagai pedoman/dasar dalam menentukan kebijakan.

d) Menyampaikan saran tentang pembinaan dan pengembangan


sarana prasarana dalam rangka pembinaan sistem pelaporan data teknis
medis kepada pimpinan Angkatan Darat/Kasad.

e) Menerima laporan dari Kakes Kotama pada tanggal 15 di bulan


berikutnya.

f) Kapuskesad selaku pembina sistem pelaporan data teknis medis,


bertanggung jawab kepada Kasad.

2) Kakesdam. Tugas dan tanggung jawab Kakesdam sebagai berikut:

a) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan mengevaluasi


laporan data teknis medis dari satuan kesehatan yang menjadi tanggung
jawab pembinaannya, sebagai penjabaran pelaksanaan program kerja
Puskesad.

b) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam


penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis.

c) Menyampaikan saran kepada Kapuskesad yang berhubungan


dengan penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis.

d) Menerima laporan dari satuan kesehatan yang menjadi tanggung


jawab pembinaannya paling lambat pada tanggal 10 di bulan berikutnya.
11

e) Kakesdam selaku pembina sistem pelaporan data teknis medis di


Tingkat Kotama bertanggung jawab kepada Pangdam.

3) Dandenkesyah. Tugas dan tanggung jawab Dandenkesyah sebagai


berikut:

a) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan mengevaluasi


laporan data teknis medis satuan kesehatan yang menjadi tanggung
jawab pembinaannya, sebagai penjabaran pelaksanaan program kerja
Kesdam.

b) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam


penyelenggaraan sistem pelaporan data teknis medis.

c) Menyampaikan saran kepada Kakesdam yang berhubungan


dengan informasi laporan data teknis medis.

d) Menerima laporan dari satuan kesehatan yang menjadi tanggung


jawab pembinaannya paling lambat pada tanggal 5 di bulan berikutnya.

e) Dandenkesyah selaku pembina sistem pelaporan data teknis


medis di wilayah bertanggung jawab kepada Kakesdam.

4) Dan/Ka Satuan Pelaksana. Tugas dan tanggung jawab Dan/Ka


tingkat satuan pelaksana pelayanan kesehatan sebagai berikut :

a) Menyusun laporan data teknis medis satuannya, sebagai


penjabaran pelaksanaan program Dan/Ka pembina teknis kesehatan
satuannya.

b) Menyampaikan saran kepada Dan/Ka pembina teknis kesehatan


satuannya yang berhubungan dengan sistem pelaporan data teknis
medis.

c) Mengirimkan laporan dari satuan kesehatan paling lambat pada


tanggal 5 di bulan berikutnya kepada satuan pembinaannya.

d) Dan/Ka satkes selaku pembina teknis sistem pelaporan data teknis


medis di tingkat satuan pelaksana bertanggung jawab kepada Dansat.

e) Ka RSPAD Gatot Soebroto Puskesad selaku pelaksana sistem


pelaporan data teknis medis di tingkat pusat bertanggung jawab kepada
Kapuskesad.

18. Evaluasi.
12

a. Sesuai dengan fungsi pembinaan pada organisasi Kesehatan Angkatan Darat


data Teknis medis dapat digolongkan menjadi berapa ? Sebutkan !
b. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan pada pencatatan dan pelaporan !
c. Sebutkan tugas dan tanggung jab Kakesdam dalam mekanisme pencatatan dan
pelaporan data medis dilingkungan Kesad ?
d. Sebutkan Data bidang Kesehatan Preventif ?

BAB IV
CATPOR MEDIK DAN STATISTIK KESEHATAN

19. Umum. Guna menjamin pelaporan data teknis medis di lingkungan Kesehatan
Angkatan Darat yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan serta dapat menyajikan informasi
yang memadai untuk pengambilan kebijakan, maka diperlukan suatu metode dan tahapan
yang diawali dengan tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap
pengakhiran.

20. Metode pelaksanaan. Metode yang dipergunakan dalam sistem pelaporan data
teknis medis di lingkungan Kesehatan Angkatan Darat adalah dengan mencatat semua data
langsung dari objek atau penderita kemudian dikompilasi sesuai dengan format data yang
sudah ditentukan, dianalisa dan dievaluasi sehingga menjadi suatu informasi yang berguna
bagi pengambil kebijakan.

21. Tata cara Pencatatan dan pelaporan. Kegiatan sistem pelaporan data teknis
medis di lingkungan Angkatan Darat dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut
yang dimulai dari tingkat daerah satuan pelaksana, tingkat wilayah, tingkat kotama sampai
tingkat pusat yang meliputi pencatatan, mengkompilasi, mengolah dan menganalisa data serta
memberikan saran terkait tentang laporan teknis medis. Satuan pelapor adalah satuan/
Instalasi kesehatan TNI AD yang berkewajiban melaporkan data Teknis medis sesuai dengan
lingkup tugasnya kepada Satuan Kesehatan Atasan sesuai dengan jalur pelaporan. Stratifikasi
Satuan pelapor ditentukan sebagai berikut:

a. Satpor Tingkat I

1) Poskes.
2) Polkes.
3) Rumkit Ban.
4) Tonkesyonif.
5) Rumkit Tk. Ill/ IV dibawah Denkesyah.
6) Kes Lemdik.

b. Satpor Tingkat II

1) Denkesyah.
2) Rumkit Tk. II dibawah Kesdam.
3) Gudkesrah.
13

4) Satkessus (Kes Kostrad, Kes Kopassus, Kes Akmil, Kes Paspampres, Kes
Penerbad).
5) Kodiklat

c. Satpor Tingkat III.

1) Kesdam
2) RSPAD

d. Satkesops. Satuan kesehatan operasi ialah satuan kesehatan wilayah


didaerah yang dinyatakan sebagai daerah operasi.

22. Alur Pelaporan. Sesuai dengan hirarki organisasi maka pelaporan disusun secara
bertingkat yaitu satpor mengirimkan laporannya kepada atasan langsung dengan tembusan
atasan satu tingkat diatas atasan langsung itu, kecuali untuk laporan kejadian medis khusus
dari satpor kepada Kapuskesad Up. Dirbin Bindukkes.
Dan untuk laporan obat bius jalur laporannya berbeda dan disesuaikan dengan
ketentuan dari Departemen kesehatan RI, sedangkan satuan kesehatan operasi (Satkesops )
mengirimkan laporannya ke Kapuskes TNI dengan tembusan Kapuskesad.

a. Dengan Periodisasi

PUSKESAD

KESDAM RSPAD

RUMKIT TK II DENKESYAH

RUMKIT RUMKIT RUMKIT POLSAT/ POSKES/


TK III TK IV BAN POLMA POLKES

Keterangan :
= Alur pengiriman laporan
= Tembusan
= Untuk satuan bawah semua pelaporan bermuara di Kesdam, tidak ada
laporan langsung ke Puskesad
b. Tanpa Periodisasi
14

SATPOR KAPUSKESAD
KESDAM
JAJ KESDAM

SATPOR
DENKESYAH
JAJ DENKESYAH

Keterangan :
= Alur pengiriman laporan
= Tembusan

23. Periodisasi Laporan.

a. Tanpa Periodisasi. Adalah khusus untuk laporan Kejadian Medis


Khusus/Penting (KMKP), yang dilaporkan pada kesempatan pertama kepada
Kapuskesad dengan tembusan kepada satuan kesehatan atasan ( Kakesdam,
Dandenkesyah). Dalam keadaan yang sangat mendesak laporan dapat disampaikan
pertelepon atau dapat juga dengan Faximile,SMS, yang kemudian disusul dengan
laporan tertulis lengkap.
Satuan Pelapor ( Satpor ) dalam LKMKP adalah Satuan kesehatan yang menangani
korban pertama kali, satpor tersebut bisa satuan kesehatan lapangan (Satkeslap),
Satuan kesehatan Lembaga pendidikan ( Satkes Lemdik), dan instalasi pelayanan
kesehatan. Kesdam/Denkesyah wajib melaporkan KMKP bila mengetahui adanya
KMKP atau bila korban ditolong bukan oleh satkeslap/ satkes Lemdik/ instalasi
pelayanan kesehatan di wilayahnya.
Personel yang dilaporkan adalah militer yang mengalami kejadian sesuai kriteria atau
PNS dan keluarganya dilaporkan bila dianggap perlu.

Yang termasuk pengelompokan Jenis kejadian medis khusus adalah :

1) Berkaitan dengan tugas operasi, latihan atau kegiatan lapangan lain :


a) Kejaian akibat senjata api
b) Kecelakaan di daerah operasi/latihan
c) Heat stroke

2) Berkaitan dengan personel yang dilaporkan :


a) Kejadian pada VIP/VVIP
b) Jumlah korban masal seperti Kecelakaan Lalu Lintas (KLL),
Kejaian Luar Bias (KLB), Wabah, keracunan .

3) Kejadian Khusus. Sesuai dengan ketentuan wajib lapor seperti ; Flu


burung. Walaupun hanya satu kasus harus dilaporkan.

4) Penyakit alamiah diluar kriteria diatas walaupun meninggal dunia tidak


dilaporkan melalui LKMKP seperti Decompensatio cordis, hepatitis, kanker, dsb,
15

kejadian tersebut dilaporkan pada laporan periodik kepada Dirbinyankes


Puskesad.
Format pelaporan KMKP dengan formulir K 107 dan K 107 A tentang rekpitulasi
LKMKP diisi oleh Kesdam tiap Triwulan/tahunan.

b. Dengan Periodisasi.

1) Bulanan. Periode Bulanan/Laporan Bulanan adalah laporan


mengenai data kegiatan Teknis harian, serta data yang memerlukan
pemantauan terus menerus dalam jangaka pendek.
Contoh: data rawat jalan, rawat mondok, pemakaian obat bius, penyakit menular
dll.

2) Triwulan. Laporan dengan periodisasi triwulan adalah laporan yang


berii data yang penilaiannya membutuhkan waktu cukup lama (1-3 bulan) dan
data yang perubahannya tidak bersifat harian. Contoh : data kesehatan
lingkungan, data kematian dll.

3) Semester. Laporan dengan periodisasi semester berisi data yang


penilaiannya berjangka waktu 3-6 bulan. Contoh : data populasi, data obat.

4) Tahunan. Data yang dilaporkan pada periodisasi tahunan adalah


data yang perubahannya dalam waktu lama. Contoh : data matkes lengkap.
Jadi semakin bersifat Teknis suatu data, maka periodisasinya semakin pendek.

24. Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan

a. Seluruh Satpor mengumpulkan dan melaporkan data Teknis medisnya


masing-masing sesuai dengan periodisasinya.

b. Denkesyah mengumpulkan data Teknis medis dari semua satpor bawahannya


dan melaporkannya kepada Kakesdam.

c. Kesdam mengumpulkan data Teknis medis dari seluruh Satpor bawahannya


dan dilaporkannya kepada Kapuskesad.

d. Laporan Bulanan selambat-lambatnya sudah dikirim pada tanggal 10 bulan


berikutnya, sedangkan laporan Triwulan / Semester selambat- lambatnya sudah
dikirim tanggal 10 bulan berikutnya setelah akhir triwulan/ semester.

25. Macam laporan :

a. Laporan Keskurehab :

1) Data RL 1.1 : Data Pasien Rawat Inap


16

2) Data RL 1.2 : Data Pasien Rawat Jalan


3) Data RL 1.4 : Data Kebidanan dan Perinatologi
4) Data RL 1.5 : Data Kegiatan Pembedahan
5) Data RL 1.13 : Data Pelayanan Rehab Medik
6) Data RL 1.16a : Data Tindakan Penyakit Gigi dan Mulut
7) Data RL 1.16b : Data Macam Penyakit Gigi dan Mulut
8) Data RL 2a : Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap
9) Data RL 2b : Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
10)Data RL 3 : Data Dasar Rumah Sakit
11) Data RL 4 : Data Ketenagaan Rumah Sakit
12)Data RL 6 : Data Infeksi Nosokomial
13)Laporan Kematian
14)Parameter dan Kinerja Rumah Sakit
15)Laporan Rincian dan Penggunaan Dana Kapitasi dan Non Kapitasi
16)Laporan Realisasi Pendapatan/Penyetoran PNBP dana Yanmasum
17)Laporan Realisasi Pendapatan/Penyetoran dana BPJS
18) Laporan Realisasi Anggaran Belanja (Penarikan PNBP Yanmasum)
19) Laporan Realisasi Anggaran Belanja/Penarikan PNBP dana BPJS
Kesehatan
20)Laporan Operasional Satker BLU

b. Laporan Kesprev :

1) Laporan Pencapaian KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran


2) Daftar Perincian Akseptor Lama dan Baru serta Pasangan Usia Subur
(PUS)
3) Laporan Pengasapan /Fogging
4) Laporan Penyuluhan Kesehatan
5) Nominatif Kasus HIV AIDS
6) Kegiatan Pear Leader di Lingkungan TNI AD
7) Laporan Bulanan Penemuan dan Pengobatan Malaria
8) Laporan Daftar Pasien TB Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
9) Laporan Kelahiran dan Kematian
10) Laporan Kesejahteraan Ibu dan Anak
11) Laporan Vaksinasi
12) Laporan Penyakit Menular Khusus
13) Laporan Kompilasi Kasus Baru
14) Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan
15) Data Status Imunisasi
16) Laporan Temuan Kasus Baru HIV-AIDS
17) Laporan Triwulan Kasus HIV-ADIS

a. Laporan Instalyankes

1) Laporan Data Peralatan Medik Alkes Rumkit


2) Laporan Pemakaian Bekkes di Rumkit

26. Statistik Kesehatan. Statistik Kesehatan Rumah Sakit memiliki pengertian


statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan-pelayanan kesehatan
di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. (Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol.
1 No.2 Tahun 2013) . Statistik kesehatan di rumah sakit yang diperoleh dari pengumpulan data
rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat berguna untuk memantau perawatan pasien setiap
17

hari, mingguan, bulanan dan lain-lain yang dapat digunakan oleh manajemen Rumah sakit
untuk :

a. Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak


manajemen rumah sakit
b. Pemantauan kinerja medis
c. Pemantauan kinerja non medis.

Indikator rawat inap antara lain :

a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur). BOR menurut
Depkes RI (2005) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%

Menurut Sudra (2010:44) nilai ideal BOR dikatakan secara statistik semakin tinggi nilai BOR
berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang tersedia untuk perawatan pasien.
Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak pasien yang dilayanai berarti semakin
sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya,
pasien kurang mendapatkan perhatian yang dibutuhkan dalam proses perawatan. Pada
akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kinerja tim
medis dan menurukan kepuasan serta keselamatan pasien. Di sisi lain, semakin rendah BOR
berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien dibandingkan
dengan tempat tidur yang telah disediakan. Dengan kata lain, jumlah pasien yang sedikit ini
bisa menimbulkan kesulitan pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit.

b. AvLOS (Average Length of Stay). AvLOS adalah rata-rata jumlah hari pasien
rawat inap yang tinggal di suatu ruangan di rumah sakit, tidak termasuk bayi baru lahir.
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005). Nilai AVLOS yang ideal antara
6-9 hari (Depkes RI. 2005).
Rumus :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Dari aspek medis, semakin lama angka AvLOS maka bisa menunjukan kinerja kualitas medis
yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama sembuhnya). Dari aspek
ekonomis, semakin lama nilai AvLOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar
oleh pasien kepada pihak rumah sakit

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran). TOI menurut Depkes RI (2005)
adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup
+mati)
18

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur). BTO menurut Depkes RI
(2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur.

e. NDR (Net Death Rate). NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48
jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰

f. GDR (Gross Death Rate). GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian
umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus :
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰

27. Evaluasi.
a. Sesuai dengan fungsi pembinaan pada organisasi Kesehatan Angkatan Darat
data Teknis medis dapat digolongkan menjadi berapa ? Sebutkan !
b. Dalam periodisasi laporan terdiri dari tanpa periodisasi dan dengan periodisasi,
sebutkan laporan dengan periodisasi !
c. Sebutkan stratifikasi satuan pelapor tk I dan tk II !
d. Bagaimankah jalur pelaporan untuk LKMKP ?

BAB V
EVALUASI

28. Evaluasi akhir pelajaran

a. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi, dan besar kecilnya ditentukan
oleh apa.
b. Agar berdaya guna dan berhasil guna informasi harus mempunyai kriteria,
sebutkan dan jelaskan RAHASIA
c. Mengapa informasi sangat dibutuhkan dalam bidang kesehatan
d. Apa yang harus diperhatikan dalam pencatatan dan pelaporan
e. Sesuai dengan fungsi pembinaan data Teknis medis digolongkan menjadi
beberapa golongan,sebutkan dan uraikan.
f. Jelaskan stratifikasi pelaporan dari tingkat terendah sampai pusat dijajaran
kesad
g. Apa yang dimaksud dengan kejadian medis khusus/penting, jelaskan.
h. Bagaimana periodisasi pelaporan termasuk kejadian medis khusus
i. Jelaskan tentang indikator mutu pelayanan rumah sakit, dan data apa aja yang
dibutuhkan oleh manajemen rumah sakit untuk pengambilan keputusan.
19

BAB VI
PENUTUP

26. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
Pencatatan dan Pelaporan Medik untuk Pendidikan Kecabangan Perwira Kesehatan
(Dikcabpa Kes) Pusdikkes Kodiklatad.

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan

dr. Akhmad Khotib, M.A.R.S


Kolonel Ckm NRP 32519

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai