Anda di halaman 1dari 6

% STROKE ? 70.40 % 70.

40 %
Debit 88.0 L/dt
ppm 20 ppm
Konsentrasi 10 % 100 gr/L
Debit max pompa dosing 90 L/jam
Vol Bak Dosing 1,500 Liter

DEBIT DOSING ? 63.36 L/jam

DURASI ISI BAK DOSING ? 23.7 JAM SEKALI

KG BHN KIMIA YG DIISI? 150.00 KG


% STROKE ? 47.52 % 47.52 %
Debit 88.0 L/dt
ppm 27 ppm
Konsentrasi 20 % 200 gr/L
Debit max pompa dosing 90 L/jam
Vol Bak Dosing 1,100 Liter

DEBIT DOSING ? 42.768 L/jam

DURASI ISI BAK DOSING ? 25.7 JAM SEKALI

KG BHN KIMIA YG DIISI? 220.00 KG


% STROKE ? 52.80 % 52.80 %
Debit 88.0 L/dt
ppm 15 ppm
Konsentrasi 10 % 100 gr/L
Debit max pompa dosing 90 L/jam
Vol Bak Dosing 1,100 Liter

DEBIT DOSING ? 47.52 L/jam

DURASI ISI BAK DOSING ? 23.1 JAM SEKALI

KG BHN KIMIA YG DIISI? 110.00 KG


Q = 88 LPS = 0.088 m3/det
C = 110
H = 3.42 m
L = 1350 m

D = 0.368674 m
= 368.6744 mm
= 400 mm (dipasaran)

Cek
Q = 0.109 m3/det = 109 LPS

Q = AxV

A = 0.1256 m2
V = 0.868 m/s
Dalam proses pengolahan air minum, terjadi proses pembubuhan bahan kimia
seperti koagulan atau disinfektan. Pada umumnya proses pembubuhan koagulan
seperti tawas (aluminium sulfat) atau PAC dilakukan dengan metode injeksi di pipa
transmisi tepat sebelum masuk ke unit koagulasi atau metode tetes di unit koagulasi.
Kedua metode tersebut menggunakan pompa dosing.

Biasanya setelah mendapatkan dosis optimum melalui metode jar tes, akan
dilanjutkan dengan mengimplementasikan dosis optimum tersebut pada Instalasi
Pengolahan Air (IPA). Karena skala yang digunakan lebih besar maka perlu
mengetahui perhitungan debit pembubuhan bahan kimia agar dosis optimum dapat
diimplementasikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai