Anda di halaman 1dari 4

Peran BPK PENABUR dalam

Pengembangan Pola Pikir Generasi Muda


Setiap bangsa memiliki karakteristik berbeda yang menjadi identitas suatu
bangsa. Hal ini dipengaruhi oleh aspek-aspek penting dari budaya, salah satunya
adalah pola pikir.

Pola pikir adalah kunci yang menentukan kepribadian dan memengaruhi


pengambilan suatu keputusan oleh suatu individu. Perkembangan pola pikir
Bangsa Indonesia terjadi melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terjadi karena persepsi dan intelektual masing-masing individu.
Mengakibatkan kebiasaan yang mengesampingkan pemikiran rasional. Faktor
eksternal terjadi karena kondisi wilayah negara Indonesia yang geostrategis,
sehingga memberikan kemudahan dalam pertukaran budaya. Sejak masa
prakolonial, budaya yang berbeda mulai masuk dan berkembang, menghasilkan
keanekaragaman etnis, bahasa, dan adat istiadat. Pada masa ini juga terbentuk
bahasa Melayu yang berkembang menjadi lingua franca atau bahasa perantara
yang mendukung perkembangan pola pikir Bangsa Indonesia. Faktor-faktor
tersebut menciptakan pola pikir masyarakat Indonesia yang cenderung terbuka
terhadap budaya luar.

Lalu, apa yang


membedakan pola pikir
Bangsa Indonesia dengan
negara lain, sehingga
menjadi tertinggal?
Masyarakat cenderung lebih
mudah terpengaruh. Hal ini
disebabkan karena
kurangnya keterampilan
berpikir kritis dan
kemampuan literasi dalam
mencerna
*Grafik perbandingan kualitas pelajar Indonesia dengan pelajar asing 2018

permasalahan yang diterima. Salah satu faktor yang mendominasi terjadinya hal ini
adalah akses pendidikan yang terbatas. Berbeda dengan bangsa luar, mereka dapat
berpikir kritis, karena memiliki akses pendidikan yang lebih baik dari Indonesia,
menciptakan pola pikir yang terus berkembang.

Pola pikir Bangsa Indonesia yang mudah terpengaruh menciptakan krisis di


berbagai ruang lingkup. Krisis yang sering kali ditemukan adalah krisis moral dan
etika. Krisis ini dapat kita temukan di mana saja, salah satu contoh yang sering kali
kita temui terdapat dalam ruang lingkup sekolah. Kecurangan pada ujian,
pelecehan, perundungan, manipulasi nilai, dan bahkan penyalahgunaan narkoba
atau alkohol. Hal tersebut dapat memberikan dampak jangka panjang pada masa
depan siswa dan bangsa.

Maka dari itu, pemerintah memberikan


sejumlah upaya untuk mengatasi permasalahan
yang telah terjadi dengan mengadakan kegiatan
pengembangan karakter. Salah satu contohnya
adalah “Penguatan Pendidikan Karakter” yang
diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
(KEMENDIKBUD RI). Hal tersebut berfokus
pada penguatan karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis),
olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)
dengan melibatkan publik dalam pelaksanaannya.

Sebagai lembaga pendidikan, BPK


PENABUR Jakarta juga memberikan upaya untuk
mengembangkan karakter peserta didik. Dengan menerapkan profil lulusan Be
Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God (BEST) sebagai salah
satu landasan pendidikan. Sekolah berharap dapat menghasilkan lulusan yang
tangguh, berwawasan luas, memiliki kepedulian sosial, dan takut akan Tuhan.
Selain itu, BPK PENABUR Jakarta juga memiliki program pengembangan
karakter lainnya. Pertama, “retreat” (Bina Iman), sebuah kegiatan bagi peserta
didik kelas 8 PENABUR supaya memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kehidupan rohaninya. Kedua, “Spirit of Adventure”, yaitu sebuah petualangan agar
siswa-siswi dapat melatih kemampuan bersosialisasi. PENABUR juga melihat
kemampuan literasi anak bangsa yang belum merata. Maka dari itu, sekolah
menyediakan e-lib untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik, Hingga
saat ini, program-program yang dilaksanakan PENABUR telah membawa banyak
dampak positif.

*Kegiatan “Spirit of Adventure” 2023 oleh BPK PENABUR

Pola pikir merupakan salah satu aspek budaya yang memengaruhi identitas
bangsa. Dalam hal ini, budaya masyarakat bersifat mudah terpengaruh, sehingga
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang tertinggal. Pola pikir tersebut
menciptakan krisis moral dan etika yang mengancam masa depan bangsa. Melihat
kasus itu, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menanggapi
permasalahan. Terdapat sejumlah program yang telah dilaksanakan untuk
mengembangkan karakter dan membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat.

Namun, masih terdapat beberapa bagian yang harus ditingkatkan dalam


penerapannya. Dalam hal ini, masih banyak peserta didik yang belum bisa
menjadikan BEST sebagai landasan dalam menyikapi masalah. Bagi pendidik dan
tenaga kependidikan seharusnya lebih terbuka pada permasalahan yang dihadapi
peserta didik agar mereka dapat merasa aman. Sebagai peserta didik, sebaiknya
lebih membuka diri untuk mendapatkan saran. Dengan demikian, Bangsa
Indonesia melalui peran serta BPK PENABUR diharapkan dapat menghasilkan
generasi muda yang berbudaya serta memiliki pola pikir terbuka dan pengetahuan
yang luas dalam menghadapi permasalahan, sehingga dapat menjadi unggul dalam
persaingan global.

Referensi:

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/9694

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pjkr/article/download/14727/14290

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/12/faktor-pemicu-putus-sekolah-
tidak-melulu-karena-alasan-ekonomi

https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/01/07/perbedaan-dan-persamaan-sistem-
pendidikan-di-indonesia-dengan-negara-lain/

https://www.koranmu.com/2020/06/perbedaan-antara-kualitas-pendidikan-di.html

https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/7bdf2592741007e

https://www.umy.ac.id/krisis-moral-dan-etika-bangsa-indonesia-masih-sulit-
dikendalikan

Tim 1

Penulis:

1. Valencia Marvelle 8A
2. Felix Emmanuel Purba 8C

Pendamping: Fransiska Rini Wiharjo

Anda mungkin juga menyukai