Anda di halaman 1dari 26

PEMBIASAN CAHAYA MATAHARI TERHADAP WARNA LAUT

ARTIKEL

Diajukan sebagai Syarat Mengikuti Ujian Akhir Madrasah

Tahun Pelajaran 2022/2023

Nama : Vachrujz Majid Al Assyidqi

NIS/NISN : 131113710002200118 / 0059815083

Kelas : XII IPA 2

No. Absen : 32

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA PADANG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

TUGAS

KARYA TULIS ILMIAH

“PEMBIASAN CAHAYA MATAHARI TERHADAP WARNA LAUT”

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan II yang dinyatakan

memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian akhir pada Madrasah Aliyah

Negeri 2 Kota Padang tahun pelajaran 2022/2023.

Menyetujui, Padang, 12 Januari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Gusmayenti, S.Pd. Yuhelma, S.Pd.


NIP.19680808 199403 2007 NIP.19680907 199403 2005

Mengesahkan,
Kepala MAN 2 Kota Padang

Drs. H. Akhri Mainhardi, M.M.


NIP.19640529 199603 1001

i
LEMBAR PENYERAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Vachrujz Majid Al Assyidqi
NIS/NISN : 131113710002200118 / 0059815083
Kelas : XII IPA 2
Judul Karya Tulis Ilmiah :

Pembiasan Cahaya Matahari Terhadap Warna Laut

Telah menyerahkan 1 (satu) rangkap Karya Tulis Ilmiah ke


Perpustakaan MAN 2 Kota Padang. Demikianlah serah terima karya tulis
ilmiah ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 12 Januari 2023

Kepala Perpustakaan Siswa yang menyerahkan

IRMANEPO, S.Pd. VACHRUJZ MAJID AL ASSYIDQI


NIP. 19700214 201411 2 003 NISN. 0059815083

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah – alhamdulillahirrobil’alamin, puji dan syukur penulis

ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Pembiasan Cahaya Matahari terhadap Warna Laut”

sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Madrasah Tahun Pelajaran

2022/2023.

Karya Tulis Ilimiah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa

bantuan pihak yang terkait, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Akhri Meinhardi, MM selaku kepala Madrasah

Aliyah Negeri 2 Kota Padang.

2. Ibuk Gusmayenti, S.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak

memberi bimbingan, pengarahan dan dukungan penuh kepada

penulis dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibuk Yuhelma, S.pd selaku pembimbing II sekaligus wali kelas

XII IPA 2, yang telah membantu melalui kritikan,bimbingan,

dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

4. Teristimewa penulis mengucapakan terima kasih untuk orang

tua atas do’a dan usaha hingga penulis bisa seperti sekarang

iii
ini, dan kepada teman – teman yang sudah berkontribusi baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Namun penulis menyadari masih

banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.

Padang, 31 Desember 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………………...…………………...….....…….…i

LEMBARAN PENYERAHAN………………...…………………...….....….…ii

KATA PENGANTAR………………………………………………..…....……iii

DAFTAR ISI………….……………………………………………………….….v

ABSTRAK…….…….………..…………………...…………………….…......vii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang………….………………………………………….…...1

1. 2 Rumusan Masalah……….……………………………………….…….3

1. 3 Tujuan Penulisan………….…………………………………….………3

1. 4 Manfaat Penulisan……………………………………………..……….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pembiasan Cahaya ……………………………………………….…...4

2. 2 Laut………………………………………………...……………………..5

2. 2. 1 Definisi Laut……………………………………………..…….…..5

2. 2. 2 Sejarah Terbentuknya Laut……………………………..…...…..7

2. 2. 3 Peranan Cahaya Dalam Kehidupan di Laut……………………9

2. 2. 4 Warna Laut…………………………………………….………...12

v
BAB III PEMBAHASAN

3. 1 Pembahasan ……………………………………………………………..16

BAB IV PENUTUP

4. 1 Kesimpulan…………………………………………………………..17

4. 2 Saran………………………………………………………………….17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….18

vi
ABSTRAK

Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya melalui


dua medium berbeda. Pembiasan cahaya juga terjadi pada laut sehingga
laut terlihat berwarna biru. Seperti yang diketahui cahaya merambat lurus
tanpa perantara dan menerpa permukaan laut. Cahaya masuk ke dalam
laut dan diuraikan menjadi partikel-partikel kecil yang disebut foton.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pembiasan
cahaya terhadap warna laut. Kenapa laut berwarna biru? Dan bagaimana
kepekatan warna air laut.
Kata Kunci : pembiasan cahaya, cahaya, warna laut.

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang

dipancarkan suatu sumber cahaya tertentu (Halliday, 2007). Cahaya

diasumsikan bergerak lurus dan sebagian dibiaskan dan dipantulkan

ketika mengenai suatu permukaan. (Moller, 2007). Sebagai

gelombang elektromagnetik, cahaya terbentuk dari dua pasang vektor

medan sama yaitu medan listrik dan medan magnet (Saleh, 1991).

Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnetik yang dapat

dilihat oleh mata dan dapat merambat di ruang hampa. Dalam ilmu

fisika, cahaya adalah suatu perambatan gelombang yang dihasilkan

dari kombinasi medan listrik dan medan magnet. Cahaya diartikan

sebagai gelombang karena cahaya memiliki sifat-sifat seperti

gelombang, seperti refreksi, refleksi, dan difusi. Cahaya memiliki

keceptan 3 × 108 m/s dan memiliki pannjang gelombang 400 sampai

700 nanometer (nm), cahaya yang memiliki gelombang yang lebih

pendek atau lebih panjang dari yang mampu diterima oleh mata, maka

cahaya tidak akan tampak.

Cahaya juga menjadi sumber kehdupan di bumi, tanpa cahaya

tumbuhan akan mati, karena cahaya merupakan syarat diperlukannya

proses fotosintesis, jika tumbuhan mati maka hewan dan manusia juga

akan mati. Cahaya juga digunakan untuk melihat, belajar,

mengembngkan ilmu pengetahuan, dan mengukur jarak yang sangat

1
jauh, bahkan pada saat ini alat komunikasi berbasis cahaya sudah

dikembangkan. Sinyal dimuatkan pada foton sehigga kecepatan akses

lebih tinggi. Cahaya selalu merambat dan bergerak tanpa perantara

sehingga dapat menembus ruang angkasa yang vakum.

Pembiasan merupakan keadaan ketika suatu cahaya yang

diteruskan melewati suatu medium akan mengalami perubahan

arah (Guenther, 1990). Menurut Serway (2008), cahaya yang masuk

kedalam medium kedua kemudian berubah arah perambatanya di

batas antar medium disebut dengan pembiasan.

Pembiasan adalah suatu peristiwa pembelokan arah cahaya

yang melewati dua medium berbeda kerapatan optiknya, cahaya yang

dibiaskan jika diuraikan memiliki komponen warna yang berbeda, yaitu

merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Peristiwa penguraian

ini disebut dispersi, dan komponen warna disebut spektrum. Sinar

yang dapat diuraikan disebut sinar polikromatik dan sinar yang tidak

dapat diuraikan disebut sinar monokromatik, panjang gelombang

cahaya berbeda dengan warna yang berbeda. Pembiasan cahaya

juga terjadi pada laut, yaitu warna laut jika dilihat akan berwarna biru,

ini disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari yang terpancar pada

permukaan laut, cahaya memiliki partikel-partikel kecil yang

dinamakan foton, foton memiliki panjang yang berbeda dengan warna

yang berbeda. Gelombang yang panjang akan diserap oleh molekul

air dan gelombang yang pendek akan dipantulkan kembali ke mata.

2
Laut sesungguhnya adalah hamparan fluida ysng bening dan

dapat ditembus oleh cahaya, tetapi tidak semua lapian laut dapat

ditembus oleh cahaya, hal ini dikarenakan di dalam laut terdapat zat-

zat renik yang yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan

tembus cahaya, zat-zat renik ini terdiri dari butiran lumpur,

mikroorganisme seperti fitoplankton dan zooplankton serta benda-

benda yang melayang di dalam laut, tingkat kedalaman dan tingkat

kekeruhan juga memengaruhi daya tembus cahaya. Intensitas cahaya

yang hilang atau terserap berbeda-beda dari satu lokasi ke lokasi yang

lain.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Mengapa air laut berwarna biru?

1.2.2 Bagaimana pengaruh pembiasan cahaya matahari terhadap warna

laut?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui penyebab air laut berwarna biru.

1.3.2 Mengetahui pengaruh pembiasan cahaya terhadap warna laut.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Memberikan informasi tentang warna laut yang berwarna biru.

1.4.2 Penjelasan mengenai pengaruh pembiasan cahaya terhadap warna

laut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembiasan Cahaya.

cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang

merambat lurus ke segala arah dengan kecepatan 3 × 108 m/s dan

memiliki panjang gelombang sekitar 380 hingga 750 nm. Cahaya menurut

jenisnya dibedakan menjadi cahaya tampak dan cahaya yang tidak

tampak. Cahaya tampak dibagi menjadi monokromatik dan polikromotik.

Monokromatik adalah cahaya yang terdiri dari satu warna, sedangkan

polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari beberapa warna contohnya

ungu yang merupakan gabungan warna merah dan biru. Sumber cahaya

terbesar yaitu matarahari. Pada bidang fisika, cahaya merupakan suatu

paket partikel yang disebut dengan istilah foton.

Pembiasan cahaya adalah suatu peristiwa pembelokan ketika

melewati dua medium atau zat, yang mana proses tersebut terdapat

kecepatan optic cahaya yang mempengaruhi pembiasan cahaya ketika

memasuki medium yang berbeda. Hal tersebut bisa membuat kecepatan

cahaya berubah dan menyebabkan gelombang cahaya berbelok yang

tadinya lurus saat di udara ketika masuk ke air cahaya tersebut akan

berbelok, peristiwa pembelokan cahaya ini disebut dengan istilah

pembiasan.

Adapun pembiasan cahaya dibagi menjadi dua, yaitu pertama

adalah pembiasan yang mendekati garis normal. Artinya kondisi saat

4
cahaya yang datang dari medium renggang atau kurang rapat menuju ke

medium yang lebih rapat dan kemudian cahaya pun akan dibiaskan

mendekati garis normal. Contohnya adalah cahaya dari udara menuju ke

air. kedua adalah pembiasan menjauhi garis normal. Artinya adalah ketika

cahaya datang dari medium yang lebih rapat menuju ke medium yang

renggang atau kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis

normal. Contohnya adalah cahaya dari air menuju ke udara.

Pembiasan merupakan keadaan ketika suatu cahaya yang

diteruskan melewati suatu medium akan mengalami perubahan

arah (Guenther, 1990). Menurut Serway (2008), cahaya yang masuk

kedalam medium kedua kemudian berubah arah perambatanya di batas

antar medium disebut dengan pembiasan.

2.2 Laut

2.2.1. Definisi Laut

Laut adalah sebuah perairan asin yang luas yang dikelilingi oleh

daratan. Dalam artian yang lebih luas, laut adalah perairan asin luas

yang saling terhubung di Bumi yang yang menutupi 70% dari

permukaan bumi. Laut mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran

penting dalam siklus air, siklus karbon, dan siklus nitrogen. Kajian

ilmiah modern terhadap laut yaitu oseanografi, dimulai pada masa

ekspedisi HMS Chalengger dari Britania Raya pada tahun 1970-an.

5
Laut yang sangat luas disebut samudra, laut yang relatif sempit yang

terletak di antara dua permukaan daratan dan menghubungkan dua

bagian perairan yang lebih besar disebut selat. Selat buatan

disebut terusan, dan laut yang menjorok ke daratan ketiga sisinya di

batasi daratan.disebut teluk. Laut dibagi menjadi lima samudra

besar,dan hanya empat samudra yang di akui Organisasi Hidrigafi

Internasional yaitu, Samudra Atlantik, Samudra Pasifik, Samudra

Hindia, Samudra Artik, dan Samudra Selatan.

Akibat pergeseran benua, saat ini Belahan Bumi Utara memiliki

rasio antara luas daratan dan laut yang lebih seimbang (sekitar 2:3)

daripada Belahan Bumi Selatan yang nyaris keseluruhan merupakan

samudra (1:4,7). Kadar salinitas di samudra lepas secara umum

bernilai sekitar 3,5%, tetapi variasi dapat ditemukan di perairan yang

lebih dikelilingi daratan, di dekat muara sungai besar, atau di

kedalaman besar. Sekitar 85% dari zat yang terlarut di lautan lepas

adalah natrium klorida. Perbedaan salinitas dan suhu di antara

wilayah-wilayah laut menimbulkan arus termohalin. Pengaruh ombak,

yang dihasilkan oleh angin dan oleh pasang surut laut,

menimbulkan arus permukaan. Arah aliran arus diatur oleh daratan

di permukaan dan bawah laut serta oleh efek Coriolis akiba rotasi

Bumi.

Perubahan ketinggian permukaan laut pada masa lalu

meninggalkan landas benua, yaitu wilayah dangkal di laut yang

6
dekat dengan darat Wilayah yang kaya akan nutrien ini

dihuni oleh kehidupan yang menjadi sumber makanan bagi manusia

seperti ikan, mamalia, krustasea, moluska, dan rumput laut, baik

yang ditangkap dari alam liar maupun yang dikembangkan dalam

tambak. Keanekaragaman hayati laut yang paling beragam berada di

wilayah terumbu karang tropis.

Dahulu, perburuan paus di laut lepas umum dilakukan, tetapi

jumlah paus yang kian menurun memicu upaya konservasi dari

berbagai negara yang menghasilkan sebuah moratorium terhadap

perburuan paus komersial. Kehidupan di laut juga dapat ditemukan

di kedalaman yang jauh dari jangkauan sinar matahari. Ekosistem di

laut dalam didukung oleh keterdapatan nutrien dari celah-celah

hidrotermal. Kehidupan di bumi kemungkinan bermula dari sana dan

mikroba air umumnya dianggap sebagai pemicu peristiwa peningkatan

oksigen di atmosfer bumi. Baik tumbuhan maupun hewan mula – mula

berevolusi di laut.

2.2.2. Sejarah Terbentuknya Laut

Laut menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu,

dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih

(dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu.

Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh

karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya

7
pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang

menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu,

gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid

menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe

mamut alias 'ruar biasa' tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat

dengan bumi.

Air yang membentuk lautan di bumi berasal dari bumi yang mulai

mendingin akibat berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu

atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang

mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi.

Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah

hujan. Hujan inilah yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga

terbentuklah lautan. Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida

yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan

bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat.

Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari

dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya

proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami

pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air

mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan

yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.

Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena

laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena

8
air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun

pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.

Kehidupan di bumi, berawal dari lautan.

2.2.3. Peranan Cahaya Dalam Kehidupan di Laut

‫ج وا‬ ْ َ ‫َو ه َُو ال َّ ِذ ي سَ َّخ َر الْ ب َ ْح َر لِ ت َأ ْكُ ل ُوا ِم نْ ه ُ ل َ ْح م ا طَ ِر ي ًّا َو ت‬


ُ ‫س ت َ ْخ ِر‬
‫اخ َر ف ِ ي ِه َو لِ ت َبْ ت َغ ُوا ِم ْن‬ِ ‫ك َم َو‬ َ ْ‫ِم نْ ه ُ ِح لْ ي َ ة ت َلْ ب َ س ُ و ن َ َه ا َو ت ََر ى الْ ف ُ ل‬
‫ش كُ ُر و َن‬ْ َ ‫ض لِ ِه َو ل َ ع َ ل َّ كُ ْم ت‬
ْ َ‫ف‬

Artinya : “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu),

agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan),

dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai;

dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu

mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu

bersyukur”. (Q.S Al-Nahl : 16 ayat 14)

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menundukkan lautan supaya

manusia dapat berlayar dengan kapal-kapal mereka agar dapat

mencari makanan dari laut dan mencari rezeki, dan dalam lautan juga

terdapat perhiasan-perhiasan yang dipakai oleh manusia.

Laut adalah tempat tinggal beraneka ragam makhluk hidup yang

menjadikannya sebagai habitat. Sinar matahari hanya menerangi

bagian atas laut sehingga bagian laut yang dalam berada dalam

kegelapan permanen, disetiap tingkat kedalaman dan zona suhu laut

9
terdapat habitat-habitat tersendiri untuk spesies yang unik sehingga laut

memiliki keberagaman hayati yang tinggi. Terdapat bermacam-macam

habitat di laut, dari habitat di permukaan laut hingga habitat yang paling

dalam. Beberapa contohnya adalah terumbu karang, hutan kelp,

padang lamun, dasar laut yang berlumpur, berpasir, dan berbatu, serta

zona pelagik terbuka. Organisme yang hidup di laut juga bermacam-

macam, dari yang paling besar hinggga yang paling kecil. Kehidupan

laut berperan penting dalam siklus karbon sebagai organisme

fotosintesis yang mengubah karbon dioksida menjadi karbon organik.

Habitat laut dibagi menjadi habitat lautan terbuka dan pesisir, habitat

pesisir terbentang dari garis pantai hingga ujung landas benua, dan

kebanyakan kehidupan ditemui di habitat pesisir. Habitat lautan terbuka

terletak di dalam landas benua, habitat laut juga dibagi menjadi habitat

pelagik, demersal, dan bentik.

Zona pelagik dihuni oleh makrofauna dan mikrofauna dan banyak

zooplankton yang bergerak searah arus laut. Zona demersal menopang

kehidupan hewan yang mencari perlindungan dari para predator.

Laut juga memeiliki produsen primer seperti tumbuhan dan

plankton, tumbuhan dan plankton tersebar luas di laut dan juga sangat

penting bag ekosisitem. Diperkirkan setengah oksigen di dunia

dihasilkan oleh fitoplankton. Habitat laut menangkap dan menyimpan

karbon dalam jumlah besar dan menopang keragaman hayati yang

beraneka ragam.

10
Sinar hanya bisa menembus sekitar 200 m dari permukaan laut

sehingg tumbuhan hanya tumbuh pada kedalaman ini. Pertumbuhan

tumbuhan lebih besar di daerah yang mengalami pembalikan massa

air, dan saerah yang mengandung nutrient, maka dari itu, wilayah yang

paling produktif umumnya terletak di daerah pesisir

Selain plankton-plankton nabati semua tumbuhan berhijau daun

lainnya seperti lamun dan rumput laut sangat membutuhkan kwantitas

sinar yang cukup. Percobaan penanaman rumput laut jenis Eucheuma

spinosum oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut

LIPI di perairan Seram Timur dengan mempergunakan rak terapung

membuktikan bahwa bibit yang digantung pada kedalaman 60 cm dari

permukaan laut tumbuh lebih baik daripada bibit yang ada di-

bawahnya. Hal ini membuktikan bahwa proses asimilasi pada kedalam-

an ini lebih intensif dibandingkan dengan pada kedalaman kedalaman

yang lebih besar lagi ( ANONIMUS 1987).

Kehidupan mungkin bermula di laut dan semua filum hewan

terwakili di laut, para ilmuwan saat ini masih memperdebatkan tempat

kemunculan kehidupan secara pasti. Miller-Urey melakukan percobaan

yang menunjukan bahwa kehidupan mungkin muncul secara

abiogenesis di sebuah sup kimia encer di perairan terbuka, tetapi baru-

baru ini muncul dugaan bahwa kehidupan pertama kali muncul di mata

air panas vulkanik, sedimen tanah liat atau ventilasi hidrotermal di

11
dasar laut dan semua tempat ini akan melindungi kehidupan awal dari

radiasi ultraviolet yang tidak diserap oleh atmosfer bumi pada masa itu.

Dalam kehidupan hewan-hewan laut, sinar memiliki peranan yang

sangat penting, sehingga kita mengenal hewan yang bersifat fototaxis

positif dan fototaxis negatif. Hewan fototaxis positif adalah hewan yang

menyukai sinar. Makin keruh perairan makin banya sinar yang diserap

pada kedalaman 4 meter. Berdasarkan hasil pengamatan Balai

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut (LIPI) di Ambon,

ternyata pada lapisan 0-2 meter seluruh sinar yang masuk telh terserap

habis. Sedangkan pada perairan bebas dengan tingkat kecerahan yang

tinggi dapat mencapai kedalaman 40 – 50 meter, penyerapan cahaya

selain diserap molekul-molekul air juga di serap oleh hewan-hewan

kecil seperti hewan renik dalam bentuk fitoplankton dan zooplankton, di

laut bebas bisa dikatakan tidak ada lumpur atau zat-zat organik hewan

yang tersebar.

2.2.4. Warna Laut

Laut terlihat berwarna biru setelah ada sinar biru yang dipantulkan

ke mata kita. Tampak bahwa ada laut yang berwarna biru, biru kehijau-

hijauan, hijau kebiru-biruan, hijau kecoklat-coklatan sampai dengan laut

yang ber- warna coklat. Ini berarti sinar yang dipantulkan ke mata kita

adalah spektrum warna yang dihasilkan oleh laut tersebut setelah sinar

mata- hari jatuh padanya. Sinar matahari itu sendiri terdiri dari

12
perpaduan semua spektrum warna pada hal yang dipantulkan ke mata

kita hanyalah sebagian atau bahkan hanya satu spektrum warna saja.

Timbul pertanyaan kemanakah spektrum warna yang lain yang jatuh

pada air laut yang bening itu? Ternyata spektrum warna yang lain

sudah terserap dalam tubuh laut itu. Penyerapan spektrum warna

tersebut tergantung dari tingkat kekeruhan air laut itu sendiri. Makin

jernih laut, makin jauh gelombang sinar dapat menembus ke dalam

laut.

Dalam perjalanan yang jauh itu semua spektruam warna dari

gelombang pendek telah terserap. Yang tinggal adalah spektrum warna

biru sehingga kita menyebut laut berwarna biru. Bila spektrum warna

biru telah terserap maka laut akan menjelma menjadi benda hitam

pekat. Pada laut-laut yang dangkal dan jernih gelombang sinar dapat

menembus sampai ke dasar laut sehingga gelombang warna yang

terpantul dari laut-laut itu adalah perpaduan dari spektrum-spekturm

warna yang belum terserap. Demikian kita dapat melihat laut berwarna

biru ke hijau-hijauan dan lain sebagaiannya. Pada perairan muara

sungai, warna laut menjadi hijau kecoklat-coklatan sebagai akibat dari

butiran lumpur yang terbawa oleh sungai.

laut terlihat berwarna biru disebabkan oleh cahaya, spektrum

cahaya yang memasuki air akan diabsorpsi dan direfleksi. Absorpsi

terhadap cahaya dilakukan oleh molekul-molekul air sendiri dan oleh

bahan-bahan yang terkandung di dalamnya seperti bahan terlarut dan

13
bahan tersuspensi terutama plankton Cahaya putih terdiri atas semua

warna baik primer maupun sekunder dalam spektrum. Tiap warna

dibedakan dari tingkat penebaran dan penyerapan cahaya masing-

masing. Ketika cahaya matahari menyentuh air laut, sebagian di

antaranya diserap sedangkan sisanya ditebarkan ke semua arah

sehabis bertumbukan dengan air. Ketika cahaya matahari menyentuh

air yang jernih, cahaya merah dan inframerah terserap dengan cepat

sedangkan cahaya biru agak lambat. Pada saat cahaya matahari

mengenai perairan laut, molekul air secara alami akan menyerapsinar

cahaya,namun tidak semua diserap dengan cara yang sama.

Molekul air yang utama menyerap panjang gelombang cahaya yang

lebih panjang, seperti pada panjang gelombang merah, oranye, kuning,

dan hijau. Sedangkan gelombang yang lebih pendek, seperti

gelombang biru, akan dipantulkan kembali ke mata.

Menurut Curtiss (2013), "Hanya cahaya biru kehijauan dapat

ditransmisikan ke dalam, kemudian ditebarkan, dan ditransmisikan

kembali ke luar dari air tanpa diserap". Pada waktu cahaya mencapai

bagian laut dengan kedalaman 10 fathom 18 meter) sebagian besar

cahaya merah telah terserap.

Selain itu, kadar garam yang terkandung dalam laut juga

mempengaruhi tingkat kebiruan laut. Semakin tinggi kadar garamnya,

maka semakin biru laut tersebut. Tingkat kedalaman air juga

mempengaruhi warna laut. Laut yang warnanya biru muda jernih

biasanya berada di bibir pantai dan merupakan laut dangkal.

14
Sedangkan laut yang berwarna biru lebih pekat, biasanya

kedalamannya cukup dalam di atas 100 meter. Warna laut ini bisa

dilihat dari atas, bahkan jika menggunakan foto satelit akan lebih

mudah lagi melihat perubahan warna.

Laut tidak hanya terlihat berwarna biru tetapi juga terlihat

berwarna hijau dan merah. Laut yang terlihat berwarna hijau di

sebabkan oleh fitoplankton yang menghasilkan cahaya hijau, maka

semakin banyak fitoplankton semakin hijau air lut yang terlihat,

sedangkan air laut yang berwana merah dikarenakan warna merah

yang dihasilkan pada ganggang yng tumbuh di dasar laut, Hal itu

disebabkan karena bakteri Trichodesmium erythrseum yang

berkembang. Selain itu ada juga faktor yang menyebabkan laut terlihat

warna merah yaitu berasal dari gunung kaya mineral yang disekitarnya

berwarna merah.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

Warna biru pada laut adalah hasil pembiasan cahaya matahari,

cahaya yang menerpa permukaan laut akan dibiaskan, cahaya putih

memiliki partikel-partikel kecil yang disebut foton yang terdiri dari warna

merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dengan panjang

gelombang yang berbeda, gelombang yang panjang akan diserap oleh

molekul air dan cahaya terpendek akan dipantulkan kembali ke mata,

sehingga air laut akan terlihat berwarna biru. Jika warna biru diserap

oleh molekul air,laut akan terlihat seperti biru kehitmaan.

Tingkat kedalaman air juga memengaruhi tingkat kepekatan warna

laut. Semakin dalam warna laut makan semakin pekat warnanya,

karena semakin banyak cahaya biru yang diserap molekul air, maka

warna biru akan menjadi semakin hitam.

Kadar garam juga memengaruhi tingkat kepekatan warna air laut.

Semakin tinggi tingkat salinitasnya, maka semakin pekat warna biru

pada air laut.

16
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan

Dari hasil penjabaran di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a . laut terlihat berwarna biru dikarenakan pembiasan cahaya matahari,

cahaya masuk dan diserap oleh molekul-molekul air, cahaya yang

memiliki gelombang panjang akan di serap dan cahaya yang memiliki

gelombang yang pendek akan dipantulkan ke mata.

b. cahaya memiliki partikel-partikel kecil yang dinamakan foton, yang

memiliki warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, setiap

gelombang memiliki panjang gelombang dan gelombang terpendek

adalah warna biru, molekul air hanya menyerap cahaya yang memiliki

gelombang panjang dan cahaya yang memiliki gelombang pendek akan

dipantulkan, dan laut terlihat berwarna biru, biru kehijauan, biru kehitaman

dan laut berwarna biru karena pantulan dan hemburan cahaya.

4.2 Saran

Jika berenang di laut yang tampak berwarna biru pekat, sebaiknya

dihindari karena laut yang warna birunya pekat berarti laut tersebut dalam.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maragi. (1989). Tafsir Al-Maragi. Semarang: Toha Putra.

ANONIMUS. (1987). Laporan Triwulan III Proyek Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Laut Perairan Maluku. Ambon: LIPI.

Beiser, A. (1983). Konsep Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta Pusat:

Erlangga.

Giancoli. (2001). Fisika Dasar Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, D. (2000). Physics 3th Edition. USA: PrenticeHall International.

PICKARD. (1979). Descriptive Phsycal Oceanography. Park Press:

Baltimore.

Sutomo. (1988). Lunawarta. Ambon: Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai