Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS ”


(Bidang Usaha Jasa Kontaktor)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Ilham Syafey, M.T.

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AHMAD FADHIL


NIM : 031 2021 0115
KELAS : C7

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-
Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah KEWIRAUSAHAAN
DAN ETIKA BISNIS dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang


berkaitan dengan Perancangan teknis, dan serta informasi dari media
massa yang berhubungan dengan Parancangan teknis. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Makassar, Novembar 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Pembebasan...........................................................................3

B. Pengertian Kewajiban.................................................................................3

C. Dampak positif dan negatif pembebasan dari kewajiban untuk bekerja.....4

D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh.......5

E. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh di Indonesia...................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................9

A. Kesimpulan.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja, seperti yang dirayakan


pada Hari Buruh di hari 1 Mei, memiliki pengaruh signifikan pada kehidupan
pekerja dan buruh. Pada dasarnya pekerja/buruh mempunyai kekuatan
untuk menghilangkan permasalahan seperti rendahnya pengupahan,
buruknya kondisi pelayanan kesehatan, keselamatan kerja dan sebagainya.
Tetapi secara individual pekerja tidak mampu untuk berjuang atas hak-
haknya melawan pengusaha dalam perusahaan tempatnya bekerja akibat
pengaruh kekuasan yang lebih besar yang dimiliki oleh pengusaha. Maka
dari itu yang dibutuhkan oleh pekerja/buruh adalah membentuk organisasi
pekerja.

Kehadiran organisasi pekerja dimaksudkan untuk memperjuangkan


hak dan kepentingan pekerja, sehingga tidak diperlakukan sewenang-
wenang oleh pihak pengusaha.22 Terkait pada Pasal 28 dan Pasal 28E
UUD 1945 mengenai kemerdekaan dan kebebasan berkumpul dan
berserikat serta melihat lemahnya kedudukan pekerja/buruh di dunia kerja,
maka pada akhirnya pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-
undangan yang berfungsi melindungi hak asasi pekerja/buruh dalam hal
membentuk organisasi pekerja yang lebih sering disebut dengan Serikat
Pekerja/Serikat Buruh yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131).

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang penulis temukan yang kemudian dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari Pembebasan ?
b. Apa pengertian dari kewajiban ?

1
c. Bagaimana dampak positif dan negatif pembebasan dari kewajiban
untuk bekerja ?
d. Apa saja Faktor Penghambat Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Pekerja/Buruh ?
e. Bagaimana Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh di
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Mengetahui pengertian dari Pembebasan.
b. Mengetahui pengertian dari kewajiban.
c. Mengetahui dampak positif dan negatif pembebasan dari kewajiban
untuk bekerja.
d. Mengetahui Faktor Penghambat Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Pekerja/Buruh.
e. Mengetahui Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh di
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembebasan
Pembebasan berasal dari kata dasar bebas.Pembebasan adalah
sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang
sama tetapi maknanya berbeda.Pembebasan memiliki arti dalam kelas
nomina atau kata benda sehingga pembebasan dapat menyatakan nama
dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Pembebasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mencabut atas hak secara paksa yang dimiliki pihak lain untuk
penyelenggaraan keperluan dan kepentingan umum, serta memberikan
ganti rugi yang layak kepada pihak yang bersangkutan.
B. Pengertian Kewajiban
Definisi hukum kewajiban adalah ikatan yang mengikat yang
mengharuskan individu yang terlibat untuk melakukan sesuatu atau
membayar sesuatu berdasarkan ketentuan hukum dapat dikatakan pula
bahwa kewajiban adalah tindakan yang harus diambil seseorang, baik
secara hukum atau moral.
Pengertian Kewajiban Menurut Para Ahli. Adapun definisi menurut
para ahli, antara lain:
1. Prof. Dr. Notonegoro
Kewajiban merupakan beban untuk memberikan sesuatu
yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu
tidak bisa oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya bisa
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban ialah
sesuatu yang harus dilakukan.
2. Your Dictionary
Kewajiban adalah Kontrak yang mengikat, janji, tanggung
jawab moral, dan lain-lain.Tugas yang dipaksakan secara hukum
atau sosial; hal yang harus dilakukan seseorang dengan kontrak,
janji, tanggung jawab moral, dan lain-lain.Kekuatan yang mengikat
kontrak, janji, dan lain-lain.Kondisi atau fakta berhutang budi kepada
orang lain atas bantuan atau layanan yang diterima.
3
3. Cambridge Dictionary
Kewajiban adalah Fakta bahwa Anda berkewajiban
melakukan sesuatu
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kewajiban adalah (sesuatu) yang diwajibkan atau sesuatu yang harus
dilaksanakan atau keharusan. Menurut pengertian kewajiban dari KBBI,
maka bisa dibilang kalau kewajiban merupakan suatu tugas atau pekerjaan
yang harus dikerjakan dan diselesaikan dengan baik.

C. Dampak positif dan negatif pembebasan dari kewajiban untuk bekerja.


1. Dampak Positif
Adapun beberapa dampak positif pembebasan dari kewajiban
untuk bekerja antara lain :
1) Keseimbangan Kehidupan Kerja
Pembebasan dari kewajiban bekerja memberikan
kesempatan bagi pekerja dan buruh untuk menciptakan
keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi mereka.
Mereka dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan
keluarga, mengejar hobi, atau mengembangkan keterampilan
baru.
2) Kesejahteraan Mental dan Fisik
Dengan pembebasan dari tekanan dan stres yang seringkali
terkait dengan pekerjaan, pekerja dan buruh dapat menjaga
kesejahteraan mental dan fisik mereka. Mereka memiliki waktu
dan energi yang cukup untuk beristirahat, berolahraga, dan
menjaga pola tidur yang sehat.
2. Dampak Negatif
Adapun beberapa dampak positif pembebasan dari kewajiban
untuk bekerja antara lain :
1) Pengurangan Pendapatan
Pembebasan dari kewajiban bekerja dapat berarti
pengurangan pendapatan bagi pekerja dan buruh. Jika mereka
tidak bekerja, mereka mungkin kehilangan sumber penghasilan

4
tetap mereka, yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan
mereka.
2) Keterbatasan Pengembangan Karir
Pembebasan dari kewajiban bekerja juga dapat membatasi
peluang pengembangan karir bagi pekerja dan buruh. Mereka
mungkin kehilangan kesempatan untuk memperoleh pengalaman
baru, keterampilan baru, atau kemajuan dalam karir mereka.

D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh.


Hukum ketenagakerjaan telah menjamin keberlangsungan hak-hak
pekerja/buruh, hukum ketenagakerjaan lahir dari pemikiran untuk memberi
perlindungan bagi para pihak terutama pekerja/buruh sebagai pihak yang
lemah. Hukum ketenagakerjaan mempunyai fungsi dan tujuan untuk
menjaga ketertiban masyarakat, khususnya hubungan antara pengusaha
dengan pekerja dalam kegiatan proses produksi barang dan jasa, yang
mengandung serta mencerminkan nilai kepastian hukum, nilai kegunaan
(manfaat), dan nilai keadilan. Hukum ketenagakerjaan yang berperan
mengatur keajekan hubungan kerja, selain pengaturannya melalui
peraturan perundang-undangan terbit pula melalui peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja.Ketentuan hukum ini pada dasarnya berlandasan pada
asas kepastian, keadilan, manfaat, keseimbangan kepentingan,
musyawarah mufakat, serta kesamaan kedudukan dalam hukum.
Oleh karena itu perlu adanya perlindungan terhadap pekerja/buruh
untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar pekerja, menjamin kesamaan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Perlindungan terhadap
pekerja dapat dilakukan baik dengan jalan memberikan tuntunan, santunan,
maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia,
perlindungan fisik dan sosial ekonomi melalui norma yang berlaku.
Selain perlindungan hukum terhadap pekerja, perlindungan hukum
terhadap pengusaha juga sangat diperlukan mengingat perananya sebagai
penyedia lapangan kerja dan sebagai penggerak roda perekonomian suatu
negara. Pekerja dan pengusaha adalah saling membutuhkan sehingga apa
yang menjadi hak dan kewajiban masing- masing haruslah sama-sama
dilindungi.

5
Dalam kaitannya dengan pemenuahan hak-hak pekerja atau
perlindungan terhadap hak-hak pekerja belum dapat diwujudkan
sepenunya oleh pihak perusahaan, beberapa hambatan permasalahan
masih ditemukan, yang dimana hambatan ini dapat terjadi karena faktor
utama yakni faktor penegakan hukumnya.
Pada hakikatnya penerapan hukum mempunyai hubungan yang erat
dengan persoalan efektifitas hukum dalam masyarakat demi tercapainya
tujuan hukum.Untuk membahas keefektifan hukum ini, haruslah
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hukum itu
sendiri. Menurut Soerjono Soekanto ada 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi penerapan hukum dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
pekerja/buruh yaitu :
1. Faktor Hukum
Dalam faktor hukum tentu berbicara mengenai aturan yang
berlaku dalam hal ini hukum ketenagakerjaan maupun hukum cipta
kerja, dalam penerapan suatu hukum tentu berbicara mengenai
keefektifitasan aturan tersebut
2. Faktor Penegak Hukum
Penegak hukum dalam hal ini adalah Pengawas
Ketenagakerjaan merupakan pilar terpenting dalam penegakan
hukum di bidang ketenagakerjaan.Keberadaan dan perannya dapat
memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Berdasarkan Pasal
1 angka 32 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan ; Pengawasan ketenagakerjaan merupakan
kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
3. Faktor Sarana dan Fasilitas Pendukung
Faktor penghambat dalam pemenuhan hak pekerja disini
terkait dengan fasilitas anatara lain;
a. Tidak adanya fasilitas tenaga kesehatan perusahaan atau
pengikutsertaan pekerja harian lepas dalam Jamsostek
Ketenagakerjaan;
b. Tidak adanya fasilitias tempat ibadah bagi pekerja;
c. Tidak adanya kantin yang disediakan langsung oleh perusahaan;
6
d. Kurangnya alat pelindung diri yang disediakan bagi pekerja,
mengingat resiko bagi pekerja disini cukup berat karena debu
dari semen dapat membahayakan kesehatan pekerja.
4. Faktor Kebudayaan
Baik pekerja, pemberi kerja/pengusaha maupun penegak
hukum masih belum memahami benar betapa berartinnya peranan
pekerja bagi perusahaan.Dimana kepentingannya harus benar-benar
dilindungi.
5. Faktor Pekerja
Faktor pekerja ini berkaitan erat dengan tingkat pendidikan
pekerja diamana suatu Teori fiksi hukum beranggapan bahwa begitu
suatu norma hukum diberlakukan, maka pada saat itu pula setiap
orang dianggap tahu hukum.

E. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh di Indonesia


Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pekerja/Buruh diIndonesia Ditinjau
Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Hukum ketenagakerjaan lahir
dari pemikiran untuk memberikan perlindungan bagi para pihak terutama
pekerja/buruh sebagai pihak yang lemah dan keadilan sosial dalam
hubungan kerja diantara para pihak yang memiliki persamaan dan
perbedaan yang cukup besar.
Persamaannya adalah bahwa manusia itu sama-sama ciptaan
Tuhan yang memiliki martabat kemanusiaan, sedangkan perbedaanya
adalah dalam hal kedudukan atau status sosial ekonomi, dimana pekerja
mempunyai penghasilan dengan bekerja pada pengusaha/majikan.Tujuan
keadilan sosial dibidang ketenagakerjaan dapat diwujudkan salah satu
caranya adalah dengan jalan melindungi pekerja/buruh terhadap
kekuasaan yang tidak terbatas dari pihak majikan/pengusaha, melalui
sarana hukum yang ada.
Perlindungan terhadap pekerja/buruh dimaksudkan adalah antara
lain : Untuk menjamin terpenuhnya hak-hak dasar pekerja, menjamin
kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Perlindungan
terhadap pekerja dapat dilakukan baik dengan jalan memberikan tuntunan,
7
santunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuaan hak-hak asasi
manusia, perlindungan fisik, dan sosial ekonomi melalui norma yang
berlaku.
Setiap pekerja dan pemberi kerja memiliki hubungan yang saling
membutuhkan. Maka dari itu, untuk menjamin keberlangsungan hubungan
ini, diperlukan adanya sebuah regulasi yang menyatakan dengan jelas apa
saja yang menjadi hak dan kewajiban bagi setiap tenaga kerja. Aturan
mengenai hak dan kewajiban tenaga kerja termaktub dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dimana Undang-
Undang tersebut telah merubah dan menambahkan sebagian Pasal di
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Dalam PT. Semen Indonesia Distributor Lombok telah
melaksanakan perlindungan terhadap hak pekerja/buruh untuk
mendapatkan waktu istirahat, waktu libur dan cuti tahunan. Waktu istirahat
yang diterima terbagi menjadi waktu harian selama 1 (satu) jam yakni jam
12.00-13.00 WITA dan waktu istirahat mingguan yakni 1 (hari) karena
bekerja selama 6 (enam) hari. Waktu libur juga telah diterima pekerja
dengan tidak bekerja pada hari libur resmi seperti yang tercantum dalam
kalender.
Berdasarkan keterangan pekerja, seluruhnya menyatakan bahwa
telah memperoleh perlindungan atas waktu istirahat, waktu libur, dan cuti
tahunan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja memiliki pengaruh yang
kompleks pada kehidupan pekerja dan buruh. Meskipun memberikan
keuntungan dalam hal keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi serta
kesejahteraan mental dan fisik, pembebasan ini juga dapat memiliki
dampak negatif seperti pengurangan pendapatan dan keterbatasan
pengembangan karir. Penting bagi pemerintah dan organisasi terkait untuk
mempertimbangkan dengan cermat konsekuensi dari pembebasan ini
untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan yang seimbang bagi semua
pihak terkait. Faktor Penghambat di dalam Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Pekerja/buruh yang ditemukan penulis dan berdasarkan dari
teori Lawrence Mier Friedman dan Soejono Soekanto yaitu terbagi menjadi;
faktro hukum, faktor penegak hukum, faktor fasilitas pendukung, kesadaran
hukum masyarakat, dan budaya hukum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hardjan Rusli, 2011 Hukum Ketenagakerjaan berdasarkan UU NO.


13/2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan
Lainnya,cet.2.Ghalia Indonesia,Bogor.

Prisca Oktaviani, 2013, Perlindungan Pekerja Perempuan Berdasarkan


Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
Makalah, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Lampung.

Guarango, Piedad Magali. 2022. Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Terhadap


Pekerja/Buruh Di Pt.Semen Indonesia.” Hak Dan Kewajiban
(8.5.2017):2003–5.

Masalah, A. L. B. (2020). Sumber: Direktur Pembangunan Hubungan


Industrial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia, pada tanggal 15 Mei 2017 1. 1–19.

1
0

Anda mungkin juga menyukai