KELOMPOK : XI
DISUSUN OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada
waktunya. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU SOSIAL DAN
PRILAKU KESEHATAN. Selain itu, makalah ini juga disusun agar kami mahasiswa dan
mahasiswi Kesehatan Masyarakat STIK TAMALATEA Makassar dapat lebih mengetahui terkait
system kontraprestasi dan prilaku individu. Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan, tentu hasil karya ini tidak mungkin luput dari kekurangan.
kontribusi pemikiran baik berupa saran, maupun kritik demi penyempurnaan makalah ini.
Kelompok XI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kontrapestasi adalah prestasi atau hal yang harus di lakukan seseorang atau kelompok
terhadap prestasi yang sudah di berikan oleh pihak lain sesuai dengan kesepakatan yang telah di
buat,bentuknya biasa bermacam-macam,biasa dalam bentuk uang,barang atau jasa istilah kontra
presatasi sering kita temui dalam kontrak kerja atau proposal sebuah kegiatan
Perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan lainnya di lihat dari
sifatnya,perbedaan Perilaku manusia itu di sebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir untuk menentukan pilihan perilaku pengalaman dan reaksi affektifnya yang berbeda
dengan satu sama lain
B. Perumusan Masalah
- Pengertian Kontrprestasi dan jenis-jenis kontraprestasi
- Dasar-dasar perilaku individu
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kontraprestasi
Secara umum kontraprestasi adalah tidak adanya balasan dari pencapaian yang telah
di peroleh akan sesuatu hal..
Kontraprestasi adalah prestasi atau hal-hal yang harus dilakukan seseorang atau kelompok
terhadap prestasi yang sudah diberikan oleh pihak lain sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat. Bnetuknya biasa bermacam-macam, biasa dalam bentuk uang, barang atau jasa. Istilah
kontraprestasi sering kita temui dalam kontrak kerja atau proposal sebuah kegiatan.
Kontraprestasi dalam kontrak yaitu sesuatu yang harus diberikan oleh satu pihak atas prestasi
pihak yang lain. Biasanya kontra prestasi yaitu uang yang dibayarkan oleh satu pihak dan barang
atau jasa yang diserahkan oleh pihak lain. Pihak yang tidak melaksanakan kontra prestasi sesuai
janji dikatakan melaksanakan wanprestasi.
Salah satu factor penting diterima atau tidaknya sebuah proposal kegiatan adalah isi
kontraprestasi yang dicantumkan. Memebuat kontraprestasi dalam sebuah proposal harus
dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai calon sponsor merasa prestasi yang akan mereka
berikan tidak sepadan dengan kontraprestasi yang ditawarkan.
Kita juga harus memperhatikan apakah kegiatan yang akan dilaksanakan cukup menarik bagi
calon sponsor. Misalnya kegiatan kesehatan tidak mungkin sponsornya dari perusahaan rokok.
Kegiatan yang sering di sponsori oleh perusahanan rokok adalah acara-acara music.
Pembagian tidak adanya balasan dari pencapaian yang telah di peroleh akan sesuatu hal. :
B. Perilaku individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Semua perilaku individu pada
dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya.
A. Karakteristik Biografis
1. Usia
Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Penyebabnya adalah
makin kecil pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau gaji yang sudah atau lebih tinggi.
Bertambahnya usia juga berpengaruh terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat absensi
yang dapat dihindari. Selain juga terdapat tingkat absensi yang tidak dapat dihindari,
penyebabnya bisa kesehatan juga bisa karena cedera.
2. Jenis Kelamin
Telaah psikologis disebutkan wanita lebih bersedia mematuhi otoritas sementara pria lebih
agresif pada pengharapan sukses. Selain itu tidak ada bukti penelitian yang menyatakan jenis
kelamin berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Apabila jenis kelamin dihubungkan dengan
tingkat keluaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat keluaran yang
tinggi dibandingkan dengan pria. Sementara terdapat penelitian lain yaitu jenis kelamin
dihubungkan dengan tingkat keluaran menunjukkan hasi yangl sebaliknya. Sedangkan jenis
kelamin dihubungkan dengan absensi, bukti konsisten menunjukkan wanita lebih tinggi tingkat
absensinya apabila dibandingkan dengan pria.
3. Status Kawin
Hasil riset yang sangat konsisten menunjukkan hasil bahwa untuk karyawan yang menikah maka
dapat dikatakan tingkat absensi dan keluaran organisasi mengalami penurunan sedangkan
kepuasan kerjanya cenderung meningkat. Penyebab hal ini disebabkan perkawinan menyebabkan
meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal ini pada gilirannya membuat orang yang sudah
berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting, dan ikut menentukan bagaimana
tingkat kepuasan kerja mereka. Bagaimana dengan status janda atau duda ?
4. Banyaknya Tanggungan
Tidak ada informasi yang cukup mengenai hubungan antara jumlah tanggungan seseorang
dengan produktivitas kerjanya. Akan tetapi sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa
jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan
kerjanya.
5. Masa Kerja
Meskipun hubungan senioritas dan produktivitas telah diselidiki secara luas, tidak ada indikasi
bahwa pekerja dengan masa kerja yang lebih lama lebih produktif dari pada mereka yang baru
bekerja. Akan tetapi diakui oleh para ahli bahwa masa kerja sebelumnya menjadi peramal yang
ampuh terhadap keluarnya karyawan (turnover) di masa depan, artinya semakin lama seseorang
bekerja di suatu instansi akan semakin kecil kemungkinan dia untuk keluar dari tempat bekerja.
Dapat dikatakan masa kerja berhubungan negatif dengan turnover dan sekaligus merupakan
peramal terbaik bagi turnover. Dikatakan pula masa kerja berhubungan secara positif dengan
kepuasan kerja, dalam arti apabila seseorang bekerja dalam waktu yang lama dalam suatu tempat
maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kepuasan kerja yang baik.
B. Kemampuan
1. Kemampuan Intelektual
2. Kemampuan Fisik
Kemampuan intelektual mempunyai arti yaitu kemampuan yang merujuk pada suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Artinya
kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
mental. Kemampuan intelektual meliputi :
1. Kemampuan berhitung
Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
2. Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca/didengar serta hubungan kata satu sama lain
3. Kecepatan perseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat
4. Penalaran induktif
Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan
masalah itu
5. Penalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen
6. Visualisasi ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam
ruang diubah
7. Ingatan
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu
a. Kekuatan dinamis
b. Kekuatan tubuh
Kemampuan menggunakan kekuatan otot dengan menggunakan otot-otot tubuh (terutama perut)
c. Kekuatan statis
d. Kekuatan
a. Keluwesan extent
b. Keluwesan dinamis
a. Koordinasi tubuh
b. Keseimbangan
c. Stamina
Kemampuan melanjutkan upaya maksimal yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang
suatu kurun waktu
C. Kepribadian
Mengenai kepribadian menurut pendapat Gordon Allport dalam buku Robbin (2001)
diartikan sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem-sistem psikosifik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian dirinya dengan lingkungannya. Lebih jelasnya dapat
didefinisikan sebagai total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang-orang lain. Sedangkan menurut pendapat Toha (2001) kepribadian
diartikan sebagai suatu sistem yang dinamis dan memberikan dasar dari semua perilaku.
Kepribadian terdiri dari 3 (tiga) subsistem yaitu :
1. Konsepsi id
Menurut Toha (2001) id adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang
menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Menurut Gibson et al. (1986) id diartikan sebagai
bagian yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang dari perangsang pokok. Id bekerja
secara tidak rasional artinya dalam rangka mencari pemuasan dari keinginannya. Id tidak
terbelenggu oleh faktor-faktor pembatas seperti etik, moral, alasan dan logika. Upaya id
diwujudkan lewat libido atau agresi.
2. Konsepsi ego
Kalau id sebagai sumber ketidaksadaran sedang ego merupakan sumber rasa sadar. Ego
mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego menurut Toha
(2001) merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalikan
dua sistem lainnya (id dan superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar atau lingkungan
luar. Sedangkan menurut Gibson et al. (1986) ego merupakan wasit dari pertentangan antara id
dan superego. Bagian dari tugas ego adalah memilih tindakan yang akan memberi kepuasan
kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki.
3. Konsepsi superego
Menurut Gibson et al. (1986) superego adalah gudang dari nilai individu, termasuk sikap moral
yang dibentuk oleh masyarakat. Selanjutnya menurut Toha (2001) superego adalah kekuatan
moral dari personalitas. Superego merupakan sumber norma atau standard yang tidak sadar yang
menilai dari semua aktivitas ego. Superego seringkali bertentangan dengan id. Id ingin
mengerjakan apa yang dirasa baik, sedangkan superego mendesak mengerjakan apa yang benar.
Kepribadian seseorang tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi terdapat hal-hal yang
mempengaruhi kepribadian tersebut. Faktor-faktor yang menentukan terhadap kepribadian
seseorang yaitu faktor keturunan, lingkungan serta situasi. Seperti pendapat menurut Gibson, et
al. (1986) kepribadian diartikan sebagai serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan
perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial,
kebudayaan dan lingkungan. Serangkaian variabel ini menentukan persamaan dan perbedaan
dalam perilaku individu. Kemampuan seseorang yang dipengaruhi keturunan dan lingkungan
pada umumnya mantap dan konsisten tetapi terkadang berubah dalam situasi yang berbeda.
5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda dari setiap orang lain
dalam beberapa hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.
D. Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu proses fundamental yang mendasari perilaku. Sebagian
besar perilaku dalam organisasi merupakan perilaku yang diperoleh dengan belajar. Belajar
menurut pendapat Gibson et al. (1986) didefinisikan sebagai proses terjadinya perubahan yang
relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktek. Kata relatif tetap menandakan bahwa
perubahan dalam perilaku harus sedikit banyak bersifat permanen.
Pendapat secara umum mengatakan pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Sedangkan ahli psikologi
menyebutkan belajar merupakan apa yang kita lakukan ketika kita bersekolah. Sedangkan
komponen dari definisi pembelajaran bisa dikatakan sebagai berikut :
1. Pengkondisian Klasik
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana seorng individu menanggapi beberapa rangsangan
yang tidak akan selalu menghasilkan respon semacam itu.
2. Pengkondisian Operan
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana perilaku sukarela yang diinginkan menyebabkan
suatu ganjaran atau mencegah suatu hukuman.
3. Pengkondisian Sosial
Diartikan orang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontraprestasi adalah prestasi atau hal-hal yang harus dilakukan seseorang atau
kelompok terhadap prestasi yang sudah diberikan oleh pihak lain sesuai dengan kesepakatan
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Semua perilaku individu pada
-http://syadiashare.com/panduan-organisasi-pengaruh-prilaku-individu-terhadap-
efektifitas-organisasi.html
-http://akuntansi-manajemen2.blogspot.com/2011/07/dasar-dasar-perilaku-individual-
serta.html
-http://irasetiawati.wordpress.com/2009/04/30/kepribadian-individu-dan-perilakunya-
dalam-organisasi/
-http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-perilaku-
individu.html
-http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-dasar-dasar-prilaku-
individu/
A. Karakteristik Biografis
2. Usia
Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Penyebabnya adalah
makin kecil pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau gaji yang sudah atau lebih tinggi.
Bertambahnya usia juga berpengaruh terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat
absensi yang dapat dihindari. Selain juga terdapat tingkat absensi yang tidak dapat dihindari,
penyebabnya bisa kesehatan juga bisa karena cedera.
3. Jenis Kelamin
Telaah psikologis disebutkan wanita lebih bersedia mematuhi otoritas sementara pria lebih
agresif pada pengharapan sukses. Selain itu tidak ada bukti penelitian yang menyatakan jenis
kelamin berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Apabila jenis kelamin dihubungkan dengan
tingkat keluaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat keluaran yang
tinggi dibandingkan dengan pria. Sementara terdapat penelitian lain yaitu jenis kelamin
dihubungkan dengan tingkat keluaran menunjukkan hasi yangl sebaliknya. Sedangkan jenis
kelamin dihubungkan dengan absensi, bukti konsisten menunjukkan wanita lebih tinggi tingkat
absensinya apabila dibandingkan dengan pria.
4. Status Kawin
Hasil riset yang sangat konsisten menunjukkan hasil bahwa untuk karyawan yang menikah
maka dapat dikatakan tingkat absensi dan keluaran organisasi mengalami penurunan
sedangkan kepuasan kerjanya cenderung meningkat. Penyebab hal ini disebabkan perkawinan
menyebabkan meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal ini pada gilirannya membuat
orang yang sudah berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting, dan ikut
menentukan bagaimana tingkat kepuasan kerja mereka. Bagaimana dengan status janda atau
duda ?
5. Banyaknya Tanggungan
Tidak ada informasi yang cukup mengenai hubungan antara jumlah tanggungan seseorang
dengan produktivitas kerjanya. Akan tetapi sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa
jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan
kerjanya.
6. Masa Kerja
Meskipun hubungan senioritas dan produktivitas telah diselidiki secara luas, tidak ada indikasi
bahwa pekerja dengan masa kerja yang lebih lama lebih produktif dari pada mereka yang baru
bekerja. Akan tetapi diakui oleh para ahli bahwa masa kerja sebelumnya menjadi peramal yang
ampuh terhadap keluarnya karyawan (turnover) di masa depan, artinya semakin lama
seseorang bekerja di suatu instansi akan semakin kecil kemungkinan dia untuk keluar dari
tempat bekerja. Dapat dikatakan masa kerja berhubungan negatif dengan turnover dan
sekaligus merupakan peramal terbaik bagi turnover. Dikatakan pula masa kerja berhubungan
secara positif dengan kepuasan kerja, dalam arti apabila seseorang bekerja dalam waktu yang
lama dalam suatu tempat maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kepuasan kerja
yang baik.
B. Kemampuan
3. Kemampuan Intelektual
4. Kemampuan Fisik
Kemampuan intelektual mempunyai arti yaitu kemampuan yang merujuk pada suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Artinya
kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
mental. Kemampuan intelektual meliputi :
2. Kemampuan berhitung
Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
3. Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca/didengar serta hubungan kata satu sama lain
4. Kecepatan perseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat
5. Penalaran induktif
Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan
masalah itu
6. Penalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen
7. Visualisasi ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya
dalam ruang diubah
8. Ingatan
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu
a. Kekuatan dinamis
Kemampuan untuk menggunakan otot secara berulang-ulang/sinambung sepanjang suatu
kurun waktu
b. Kekuatan tubuh
c. Kekuatan statis
d. Kekuatan
a. Keluwesan extent
b. Keluwesan dinamis
a. Koordinasi tubuh
b. Keseimbangan
c. Stamina
Kemampuan melanjutkan upaya maksimal yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang
suatu kurun waktu
C. Kepribadian
Mengenai kepribadian menurut pendapat Gordon Allport dalam buku Robbin (2001)
diartikan sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem-sistem psikosifik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian dirinya dengan lingkungannya. Lebih jelasnya dapat
didefinisikan sebagai total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang-orang lain. Sedangkan menurut pendapat Toha (2001) kepribadian
diartikan sebagai suatu sistem yang dinamis dan memberikan dasar dari semua perilaku.
Kepribadian terdiri dari 3 (tiga) subsistem yaitu :
1. Konsepsi id
Menurut Toha (2001) id adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang
menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Menurut Gibson et al. (1986) id diartikan sebagai
bagian yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang dari perangsang pokok. Id bekerja
secara tidak rasional artinya dalam rangka mencari pemuasan dari keinginannya. Id tidak
terbelenggu oleh faktor-faktor pembatas seperti etik, moral, alasan dan logika. Upaya id
diwujudkan lewat libido atau agresi.
2. Konsepsi ego
Kalau id sebagai sumber ketidaksadaran sedang ego merupakan sumber rasa sadar. Ego
mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego menurut Toha
(2001) merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus
mengendalikan dua sistem lainnya (id dan superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia
luar atau lingkungan luar. Sedangkan menurut Gibson et al. (1986) ego merupakan wasit dari
pertentangan antara id dan superego. Bagian dari tugas ego adalah memilih tindakan yang
akan memberi kepuasan kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak
dikehendaki.
3. Konsepsi superego
Menurut Gibson et al. (1986) superego adalah gudang dari nilai individu, termasuk sikap moral
yang dibentuk oleh masyarakat. Selanjutnya menurut Toha (2001) superego adalah kekuatan
moral dari personalitas. Superego merupakan sumber norma atau standard yang tidak sadar
yang menilai dari semua aktivitas ego. Superego seringkali bertentangan dengan id. Id ingin
mengerjakan apa yang dirasa baik, sedangkan superego mendesak mengerjakan apa yang
benar.
Kepribadian seseorang tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi terdapat hal-hal yang
mempengaruhi kepribadian tersebut. Faktor-faktor yang menentukan terhadap kepribadian
seseorang yaitu faktor keturunan, lingkungan serta situasi. Seperti pendapat menurut
Gibson, et al. (1986) kepribadian diartikan sebagai serangkaian ciri yang relatif mantap,
kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh
faktor-faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Serangkaian variabel ini menentukan
persamaan dan perbedaan dalam perilaku individu. Kemampuan seseorang yang dipengaruhi
keturunan dan lingkungan pada umumnya mantap dan konsisten tetapi terkadang berubah
dalam situasi yang berbeda.
5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda dari setiap orang lain
dalam beberapa hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.
D. Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu proses fundamental yang mendasari perilaku. Sebagian
besar perilaku dalam organisasi merupakan perilaku yang diperoleh dengan belajar. Belajar
menurut pendapat Gibson et al. (1986) didefinisikan sebagai proses terjadinya perubahan yang
relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktek. Kata relatif tetap menandakan bahwa
perubahan dalam perilaku harus sedikit banyak bersifat permanen.
Pendapat secara umum mengatakan pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Sedangkan ahli psikologi
menyebutkan belajar merupakan apa yang kita lakukan ketika kita bersekolah. Sedangkan
komponen dari definisi pembelajaran bisa dikatakan sebagai berikut :
2. Pengkondisian Klasik
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana seorng individu menanggapi beberapa rangsangan
yang tidak akan selalu menghasilkan respon semacam itu.
3. Pengkondisian Operan
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana perilaku sukarela yang diinginkan menyebabkan
suatu ganjaran atau mencegah suatu hukuman.
4. Pengkondisian Sosial
Diartikan orang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman l angsung.
E. Kesimpulan
Penguatan positif merupakan suatu alat yang ampuh untuk memodifikasi perilaku.
Dengan mengidentifikasi dan memberi ganjaran perilaku yang berkaitan dengan kinerja,
manajemen meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku itu akan datang.