Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pekommas, Vol. 5 No.

1, April 2020:91 - 104

Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi


di Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Communication of Organizations in Organizations Change’s Phenomenon
in Research and Development Institution
Mia Rahma Romadona1), Sigit Setiawan2)

Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi, LIPI
Jl. Jenderal Gatot Soebroto Kav. 10, Jakarta Selatan, 12710, Telp/Fax:021-5201602
romadona.mia@gmail.com1), sigitsetiawan@gmail.com1)

Diterima : 6 Agustus 2019 || Revisi : 16 Desember 2019 || Disetujui: 13 Maret 2020

Abstrak— Ketika perubahan telah menjadi suatu kebutuhan bagi kehidupan organisasi maka penting kita
melakukan meningkatkan produktivitas dan peran lembaga litbang. Perubahan sebagai suatu keniscayaan perlu
diupayakan dan dilakukan dengan strategi yang matang untuk dapat meminimalkan resistensi dan biaya baik
material maupun immaterial. Aspek immaterial yang sangat berperan dan sebagai kunci adalah komunikasi
organisasi yang perlu dipersiapkan sebagai strategi berpengaruh luar biasa bagi keberhasilan perubahan
organisasi. Akan tetapi, bagaimana ketika perubahan tersebut kurang dikomunikasikan secara optimal? Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengkaji fenomena dinamika komunikasi organisasi pada suatu lembaga litbang
yang sedang melakukan perubahan organisasi. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan
analisis kritis mengenai perubahan organisasi berdasarkan dinamika komunikasi organisasi suatu lembaga
litbang. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi yang bertujuan untuk melihat
makna gambaran rangkaian peristiwa dalam proses perubahan organisasi di lembaga litbang tersebut dari aspek
komunikasi organisasi. Fenomena perubahan organisasi diawali dengan berbagai penolakan dari berbagai level
karyawan baik peneliti dan nonpeneliti yang menuntut pada keterbukaan dan kepastian serta terjaganya marwah
lembaga sebagai lembaga Litbang. Adanya tuntutan keterbukaan informasi merupakan cerminan
ketidakmampuan manajemen organisasi dalam mengomunikasikan strategi rencana perubahan yang dilakukan
sehingga menimbulkan resistensi pada proses tersebut.
Kata kunci: komunikasi organisasi, perubahan organisasi, lembaga litbang, fenomena

Abstract— When the change has become a necessity for organizational life and it is important to increase the
productivity and role of research institutions, it must be done. Change as a necessity needs to be pursued and
carried out with a mature strategy to be able to minimize resistance and material and immaterial costs. The
immaterial aspect that plays a very important role and as a key is an organizational communication that needs
to be prepared as a strategy that can have an extraordinary influence on the success of the organizational
change. But what about when these changes are not optimally communicated? The purpose of this study is to
examine the dynamics of the phenomenon of organizational communication dynamics in a research institution
that carries out organizational change. This research has benefits because it can provide a critical picture and
analysis of organizational change in terms of organizational communication dynamics in research institutions.
This research method uses a qualitative phenomenological approach to capture the image meaning of a series
of events in the process of organizational change in research institutions from the aspect of organizational
communication. The phenomenon of organizational change began with various rejections from various levels
of employees both researchers and non-researchers who demanded openness and certainty and maintain the
honor of the institution as a research institution. The demand for information disclosure is a reflection of the
inability of the organization's management to communicate the planned change strategy to cause resistance to
the process.
Keywords: organizational communication, organizational change, research institutions, phenomena

PENDAHULUAN yang menjadi dasar keberhasilan suatu organisasi


untuk mencapai keberhasilan kinerjanya merupakan
Optimalisasi produktivitas selalu menjadi aspek
serangkaian produktivitas individu yang secara
utama dalam organisasi yang secara langsung juga
kolektif memberikan dampak positif bagi organisasi.
membutuhkan optimalisasi pengelolaan berbagai
untuk itu keduanya harus linier dan saling bersinergi.
sumber utama dan pendukung oleh manajemen
Lain halnya dengan beberapa kasus produktivitas
organisasi serta pemimpin. Sumber-sumber organisasi

DOI:10.30818/jpkm.2020.2050110 91
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

organisasi yang kurang linier dengan produktivitas melemahkannya. Pada tahap ini sangat penting peran
individu di dalamnya. Sebagaimana dengan hal dan kemampuan komunikasi pemimpin dan
tersebut, lembaga Litbang juga memiliki masalah manajemen sebagai strategi komunikasi organisasi.
serupa dengan hal tersebut, yaitu produktivitas Hal tersebut untuk menciptakan iklim organisasi yang
peneliti kurang berkorelasi positif dengan kondusif dalam mempersiapkan perubahan itu sendiri.
produktivitas organisasinya. sehingga menjadi Selain itu juga pada tahap moving perubahan yang
polemik bagi organisasi untuk mencapai target berjalan membutuhkan peran komunikator agar dapat
keberhasilan kinerjanya. Salah satunya adalah adanya menyampaikan pesan pimpinan ataupun manajemen
upaya pihak pimpinan untuk melakukan perubahan sebagai informasi yang benar dan tepat. Refreezing
organisasi sebagai upaya untuk melinierkan aspek sebagai tahap akhir dari perubahan, yaitu ketika
individu dengan aspek organisasi beserta sumber- perubahan telah terimplementasi dan menuju
sumber dukungan organisasi lainnya. pengukuhan kembali setelah semua tata nilai dan
Organisasi penelitian X sedang mengalami perubahan telah tercapai.
perubahan dengan sangat cepat, besar, dan mendasar Jenis perubahan organisasi yang digunakan
pada seluruh elemen organisasi. Upaya untuk memiliki jenis yang berbeda-beda, namun memiliki
menjalankan proses bisnis adalah tujuan keberhasilan dasar yang sama sebagaimana prinsip dari proses
organisasi, yaitu untuk dapat meningkatkan perubahan dari Lewins (1951), yaitu unfreezing,
produktivitas dan kemampuan daya saing organisasi. moving, dan refreezing. Perencanaan proses
Salah satu poin keberhasilan produktivitas yang dituju perubahan organisasi terlebih dahulu menentukan
adalah publikasi internasional terindeks global target yang akan dicapai dalam perubahan tersebut
semakin banyak dan dengan sitasi yang banyak, sehingga pemimpin dan manajemen dapat menyusun
sehingga H-indeks meningkat serta memiliki jumlah strategi yang efektif dengan memperhitungkan empat
paten yang semakin bertambah. Selain itu kegiatan tahap, yaitu sumber daya manusia, sumber fungsional,
riset dan hasilnya dapat memberikan dampak secara kapabilitas teknologi, dan kapabilitas organizational
sosial ekonomi pada masyarakat. (Jones, 1997).
Merujuk pada teori Lewin mengenai tahap Jones (2007) menjelaskan, sumber daya manusia
perubahan organisasi yang menjadi pondasi dasar merupakan aset yang penting dan sangat berharga
menyusun strategi perubahan merupakan penjabaran karena terkait dengan keterampilan dan kemampuan
utama (Robbins & Judge, 2017). Tahapan Lewin karyawan yang akan berdampak pada kompetensi
menjelaskan mengenai prinsip dasar dari tahapan organisasi dan kemampuan organisasi dalam berdaya
perubahan yang akan selalu dialami oleh setiap saing. Selain itu Jones (2007) menjelaskan bahwa
organisasi yang akan melakukan perubahan. Setiap pada tahap ini perlu dilakukan perubahan yang terkait
tahapan membutuhkan strategi dan rancangan yang dengan investasi baru dalam training dan aktivitas
matang dan komprehensif untuk mendapatkan hasil pengembangan karyawan untuk mengembangkan
yang optimal, sehingga saling berhubungan antara keterampilan dan kemampuan baru; perlu sosialisasi
tahapan dan mencapai keberhasilan dari perubahan pada karyawan mengenai budaya organisasi secara
yang dituju. Perubahan organisasi meliputi tiga terus-menerus untuk mempelajari rutinitas baru,
tahapan (Lewin, 1951), yaitu unfreezing, moving, dan sehingga meningkatkan produktivitas organisasi;
refreezing sebagai proses yang pasti akan dilalui melakukan perubahan norma dan nilai-nilai organisasi
setiap perubahan organisasi. Setiap organisasi perlu untuk memotivasi multicultural dan diversity pada
mempersiapkan setiap tahapannya supaya dapat workforce; rutinitas melakukan penilaian sebagai cara
berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Pada tahap untuk memberikan promosi dan sistem reward dalam
unfreezing sebagai tahap awal melakukan perubahan, dunia kerja; dan perubahan komposisi pada top
diperlukan strategi yang digunakan untuk management team untuk meningkatkkan pembelajaran
mempersiapkan perubahan itu sendiri. Pada tahapan organisasi dan pengambilan keputusan.
ini diperlukan pemimpin dan manajer yang mampu Tahap functional resources sebagai fungsi
mempersiapkan segala sumber daya yang ada dalam organisasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan
organisasi. Persiapan tersebut bertujuan untuk prosedur dalam pengelolaan lingkungan organisasi
mendukung proses perubahan yang berlangsung dan serta mentransfer sumber daya pada nilai nilai baru.
meminimalkan sumber daya yang dianggap mampu Pertumbuhan fungsional baru sangat krusial dalam

92
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

organisasi untuk dapat meningkatkan nilai-nilai yaitu mengenai menciptakan/menumbuhkan rasa


kreatif dalam perubahan struktur, budaya, dan pentingnya perubahan kenapa harus dilakukan (create
teknologi pada organisasi. Tahapan kapasitas a sense of urgency); membentuk koalisi yang kuat
teknologi juga merupakan tahap yang memberikan (build a guiding coalition); menciptakan visi
kapasitas perubahan organisasi yang tampak jelas, perubahan (create a vision for change);
karena akan terkait pada kesempatan pasar yang ada. mengomunikasikan visi perubahan (communicating
Salah satu bentuk kapabilitas teknologi adalah the vision); menghapus rintangan (removing
kemampuan mengembangkan organisasi produk baru obstacles); menciptakan sasaran jangka pendek
atau memodifikasi produk lama, agar dapat diterima (creating short-term wins); terus membina perubahan
oleh konsumen dan pangsa pasar yang semakin luas. yang telah diciptakan (Build on the Change);
Tahap berikutnya adalah kapabilitas organisasi yang mengukuhkan perubahan ke dalam budaya (Anchor
dibentuk dari struktur dan budaya organisasi dari the Changes in Corporate Culture). Pada teori Kotter
manusia dan sumber fungsional yang terkati dengan (1995) menjelaskan bahwa pada tahap satu sampai
kesempatan teknologi. Perubahan organisasi akan dengan tiga merupakan tahap yang terkait dengan
berhubungan antarmanusia, fungsinya, dan menciptakan iklim yang tepat dalam perubahan
meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai- dengan langkah strategi mempersiapkan rencana
nilai baru. perubahan yang baik dan matang. Langkah keempat
Perubahan organisasi merupakan fenomena yang sampai dengan keenam merupakan langkah perubahan
biasa terjadi hampir di semua kehidupan organisasi. yang menghubungkan dengan organisasi, yaitu proses
Perubahan organisasi memiliki skala perubahan dari aplikasi rencana perubahan organisasi yang matang,
kecil, menengah, dan besar. Perubahan organisasi itu dan langkah ketujuh dan kedelapan sebagai langkah
dapat berhasil atau gagal tergantung pada strategi penerapan dan konsolidasi perubahan organisasi yang
manajemen organisasi dalam mengantisipasi dilakukan.
implementasi perubahan dengan mempersiapkan Kotter (1995) menjelaskan dalam uraian
perubahan itu sendiri. Antisipasi dalam upaya mengenai tahapan perubahan, yaitu pada tahap awal
mempersiapkan implementasi perubahan biasanya rencana perubahan komunikasi organisasi dari
membutuhkan strategi organisasi yang membutuhkan pemimpin atau pihak menajemen memiliki peran
kemampuan organisasi dalam mengomunikasikan sangat penting dalam mempersiapkan seluruh sumber
rencananya. Hal itu terkait pada upaya manajemen atau komponen yang dapat mendukung keberhasilan
organisasi dalam mentransfer pengetahuan dan dari rencana perubahan organisasi yang akan
informasi mengenai gagasan, kebutuhan, dan harapan dilakukan. Komunikasi ini memiliki peran yang
perubahan yang dituju oleh organisasi. Untuk itu, sangat penting dari awal menumbuhkan urgensi dari
manajemen organisasi membutuhkan kemampuan kebutuhan perubahan yang harus dilakukan oleh
keterampilan dalam komunikasi organisasi untuk pemimpin ke seluruh pihak manajemen serta anggota
dapat menerjemahkan rencana implementasi organisasi. Hal ini menjelaskan secara rasional
perubahan kepada setiap anggota organisasi sebagai mengenai alasan perlunya perubahan untuk dilakukan
bentuk upaya mempersiapkan rencana tersebut, dan mempersiapkan sumber-sumber yang dapat
sehingga meminimalkan terjadinya resistensi dari para membangun dan mendukung perubahan organisasi
anggota organisasi. dapat terwujud dengan baik, sehingga dapat
Menumbuhkan Membentuk Menciptakan Mengkomunik
meminimalkan terjadinya penolakan atau resistensi.
rasa urgensi koalisi yang Visi asikan Visi Kunci keberhasilan dari perubahan organisasi di
kuat Perubahan Perubahan
berbagai teori manajemen organisasi dan
pengembangan organisasi sebagaimana dalam
Mengukuhkan Membina Menciptakan Menghaspus penjabaran Cumming dan Worley (2005) dan Jones
perubahan ke perubahan yang Sasaran Jangka Rintangan
dalam budaya telah diciptakan Pendek (2007) menjelaskan bahwa pemimpin dan komunikasi
organisasi berperan penting dalam setiap tahapan
Gambar 1 Delapan Langkah Perubahan dari Kotter (1995) perubahan dan menjadi kunci utama berhasil atau
tidaknya perubahan organisasi yang dilakukan. Jensen
Delapan tahap perubahan organisasi oleh Kotter (2003) juga mengutarakan bahwa komunikasi
(1995) melengkapi prinsip perubahan dari Lewins,

93
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

organisasi memiliki peran penting dalam penentu manajemen akan mendapatkan masukan dan gagasan
keberhasilan dari perubahan organisasi. yang sesuai dan melingkupi semua kebutuhan
Komunikasi didefinisikan oleh Ruber (1988) organisasi serta permasalahan utama yang perlu
sebagai suatu proses di mana manusia sebagai diselesaikan.
individu dalam hubungannya, dalam kelompok Semakin besar organisasi, akan semakin
organisasi dan dalam masyarakat yang menciptakan, kompleks proses komunikasi, sehingga menjadi
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam
mengoordinasi lingkungannya dan orang lain. komunikasi. Dimensi komunikasi organisasi yang
Informasi yang dimaksud adalah kumpulan data, dijelaskan oleh Clampitt (2017) adalah komunikasi
pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu dan internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi
memiliki arti berguna bagi sistem tertentu baik internal merupakan proses penyampaian pesan atau
bersifat fakta, fiksi, humor, bujukan, dan lain informasi antar anggota organisasi untuk kepentingan
sebagainya. Sementara itu Seiler (1988) menjelaskan organisasi seperti komunikasi antar pimpinan dengan
secara universal mengenai komunikasi sebagai proses bawahan dan sesama anggota organisasi baik
di mana simbol verbal, non-verbal dikirimkan, komunikasi antar pribadi ataupun kelompok, proses
diterima, dan diberi arti. Adapun komunikasi dalam komunikasi primer ataupun sekunder sehingga
organisasi berkaitan erat dengan pernyataan Schein terdapat dua arah, yaitu komunikasi vertikal dan
(1992) yang menyatakan bahwa organisasi sangat erat horizontal). Komunikasi eksternal merupakan
kaitannya dengan proses koordinasi rasional kegiatan komunikasi antarpimpinan organisasi dengan
sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui lingkungan luar, sehingga ada proses timbal balik.
pembagian pekerjaan dan fungsinya melalui hierarki Komunikasi organisasi juga terkait dengan
otoritas dan tanggung jawab. Itulah sebabnya, frekuensi yang merupakan aspek penting karena
organisasi memiliki karakteristik tertentu seperti terkait dengan upaya informasi yang disampaikan oleh
adanya struktur, tujuan, saling terhubung dan pihak pemimpin atau manajemen yang dapat secara
tergantung pada komunikasi manusia di dalamnya tepat tertransfer dan dipahami oleh seluruh angggota
untuk mengkoordinasikan aktivitas organisasi tersebut organisasi atau karyawan (Baauchamp, Heider-
dalam mencapai tujuan. Robinson, & Heywood, 2016). Frekuensi komunikasi
Komunikasi organisasi merupakan suatu proses organisasi terkait dengan upaya yang digunakan
mengirimkan dan menerima informasi/pesan dan berupa banyak atau seringnya waktu yang digunakan
pemindahan arti dalam kelompok formal ataupun untuk menyampaikan pesan atau informasi mengenai
informal pada suatu organisasi (Clampitt, 2017). rencana perubahan organisasi.
Adapun pendapat lain dari Goldhaber (1986) sebagai Ada tiga jenis pendekatan komunikasi organisasi
proses menciptakan saling tukar menukar pesan dalam ada, yaitu pendekatan makro, mikro, dan individual.
satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu Penedekatan makro adalah dipandang sebagai struktur
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak global yang berinteraksi dengan lingkungannya terkait
pasti atau yang selalu berubah-ubah. Adapun Clampitt dengan interaksi organisasi dalam melakukan aktivitas
(2017) menjelaskan bahwa komunikasi organisasi dalam memproses informasi atau pesan dari
adalah suatu bentuk komunikasi dari top-down, lingkungan, melakukan identifikasi, integrasi dan
bottom-up, dan integrative yang bertujuan untuk menentukan tujuan organisasi. Pendekatan mikro
menyampaikan informasi dan pesan, sehingga dapat merupakan pendekatan yang memfokuskan pada
meminimalkan kesalahpahaman serta menyelesaikan komunikasi dalam unit atau subunit pada suatu
permasalahan dalam organisasi. Dijelaskan oleh organisasi, sehingga dibutuhkan kemampuan
Clampitt (2017) bahwa dampak positif dari komunikasi antaranggota kelompok, dll. Pada
komunikasi yang baik dan cukup dalam organisasi pendekatan ini dibutuhkan peran pemimpin untuk
adalah dapat meningkatkan produktivitas individu dan memberikan informasi mengenai tujuan organisasi
organisasi, karena aliran informasi dan ide-ide dan menjelaskan keterkaitan antara tujuan kelompok
mengalir dengan cukup baik dan lancar, serta adanya dengan tujuan organisasi, sehingga anggotanya
manajerial yang dapat menampung ide-ide dan menjadi termotivasi. Pendekatan individual
melanjutkan pada usulan strategi yang bermanfaat merupakan pendekatan yang berpusat pada tingkah
bagi organisasi Dalam hal ini, pemimpin atau laku komunikasi individual dalam organisasi karena

94
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

melingkupi pada interaksi pada sesama individu, organisasi tersebut. Komunikasi organisasi ini erat
kelompok, dan organisasi. kaitannya dengan peran pemimpin yang menjadi tolak
Aspek komunikasi organisasi menurut Pace dan ukur keberhasilan perubahan organisasi. Pemimpin
Faules (2002), yaitu (1) aspek peristiwa komunikasi dengan kemampuan kepimpinan dengan gayanya
terkait dengan seberapa jauh informasi diciptakan, harus mampu mengomunikasikan informasi serta
ditampilkan, dan disebarkan ke seluruh bagian memberikan pesan yang sesuai dengan kebutuhan dari
organisasi. (2) aspek iklim komunikasi organisasi perubahan yang harus disampaikan oleh seluruh
kondusif yang terdiri dari berbagai persepsi, anggotaya atau karyawannya. Komunikasi ini berada
merupakan unsur komunikasi yang saling berinteraksi pada strategi awal dan menjadi bagian paling penting
antara pimpinan organisasi dengan komunikator untuk dilakukan, sehingga perlu diperhatikan pada
dengan metode dan teknik komunikasi yang tepat media dan alat yang digunakan atau dipilih oleh pihak
sesuai situasi dan waktu komunikasi, dan (3) aspek manajemen organisasi. Kohler, Anatol, and
kepuasan komunikasi organisasi yang menjelaskan Applbaum (1981) menjelaskan bahwa pemimpin
tingkat kepuasan komunikasi yang dirasakan oleh organisasi dan para komunikator dalam organisasi
seluruh individu dalam organisasi secara keseluruhan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan
dalam berkomunikasi. komunikasi mereka, sehingga dapat berkomunikasi
Selain itu juga terkait dengan konten informasi secara efektif. Dijelaskan juga oleh Muhammad
atau pesan yang disampaikan harus jelas dan tuntas (2011) bahwa komunikai organisasi yang efektif harus
sesuai dengan porsi yang harus diberikan dan memperhitungkan beberapa aspek seperti adanya
dipahami oleh anggota organisasi sesuai dengan kontak mata, vokalik terkait dengan kecepatan
levelnya (Baauchamp, Heider-Robinson, & Heywood, berbicara, irama suara dan penekanan kata-kata,
2016). Cakupan kejelasan informasi terkait dengan ketepatan waktu penyampaian pesan atau informasi
reorganisasi biasanya terkait dengan alasan mengapa baik secara formal maupun informal dan
perubahan organisasi harus dilakukan, apa yang akan membutuhkan perencanaan sebagai strategi yang
terjadi, apa yang akan terjadi pada kita semua, terbaik untuk mempersiapkan materi yang akan
pekerjaan, dan lingkungan kerja, dan apa saja yang dikirimkan.
akan berbeda dari adanya perubahan tersebut. Hasil Dalam komunikasi organisasi terdapat distorsi
penelitian di Michigan yang diterbitkan tahun 2012 pesan, sehingga akan menjadi hambatan bagi
menggambarkan bahwa perubahan yang terjadi dalam organisasi untuk menyampaikan tujuannya pada
organisasi akan mengakibatkan gejolak pada seluruh anggota. Hal itu disebabkan karena adanya
karyawan, sehingga akan memengaruhi aspek fisik kedudukan atau posisi dalam organisasi dan akan
dan status kesehatan mental karena merasa khawatir mempengaruhi cara orang dalam berkomunikasi;
akan masa depannya, bahkan ada juga yang sampai hierarki dalam organisasi yang menggambarkan
mengalami depresi. Untuk hal tersebut, pimpinan mengenai kedudukan atau posisi individu dalam
harus dapat mengantisipasinya dengan pihak organisasi akan mempengaruhi cara berkomunikasi
manajemen untuk meminimalkan kecemasan dan dan mempersepsikan Informasi atau pesan;
ketakutan yang akan terjadi serta dirasakan oleh keterbatasan komunikasi yang biasanya terjadi karena
seluruh anggota organisasinya. Kejelasan informasi adanya batasan yang dibuat oleh organisasi mengenai
dan konten rencana perubahan akan sangat erat siapa saja yang orang/individu yang boleh
dengan upaya pemimpin dan manajemen berkomunikasi, siapa saja yang boleh mengambil
mengkomunikasikannya secara transparan, sehingga keputusan, mempengaruhi orang lain, dan
efeknya adalah menumbuhkan kepercayaan (trust) mengkoordinir, hubungan yang tidak personal karena
pada karyawan dan meminimalkan rumor serta komunikasi harusnya bersifat formal sehingga ekpresi
kesalahpahaman. Selain itu dalam mem-broadcast emosi dan empati kurang diperhatikan, sistem aturan
informasi haruslah menggunakan berbagai media dan kebijakan yang berkenaan dengan pemikiran,
komunikasi baik digital maupun nondigital dengan perbuatan akan mempengaruhi cara individu dalam
komunikasi dua arah sebagai alat yang penting. berkomunikasi; spesialisasi tugas akan mempersempit
Pada ranah pengembangan organisasi, kunci persepsi seseorang dan mempengaruhi cara orang
keberhasilan atau tidaknya terletak pada dua aspek, dalam berkomunikasi; ketidakpedulian pimpinan
yaitu komunikasi dan kepemimpinan yang ada dalam merupakan penghalang dalam proses komunikasi

95
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

organsisi karena pemimpin yang gagal mengirimkan dari awal dan ketika sedang berjalan pada periode
pesannya, komunikasi menjadi satu arah, tidak peduli perubahan tersebut.
dengan suara dari anggotanya, adanya keraguan dan Berdasarkan uraian mengenai perubahan
perhatian yang kurang; prestise erat kaitannya dengan organisasi dan komunikasi organisasi, penelitian ini
bagaimana cara berkomunikasi sehingga menjadi berupaya untuk menjawab pertanyaan bagaimana
penghalang dalam komunikasi organisasi yang efektif; dinamika komunikasi organisasi pada proses
jaringan komunikasi yang erat kaitannya dengan mata perubahan organisasi di lembaga litbang X? dan
rantai jalannya satu proses pesan berjalan, sehingga bagaimana peran penting komunikasi organisasi agar
sampai pada penerima pesan. dapat berdampak pada resistensi atau penerimaan
Level resistensi terhadap perubahan organisasi terhadap perubahan organisasi? Tujuan dari penelitian
menurut Jones (2007) menjelaskan terdapat beberapa ini adalah untuk menjelaskan dinamika dua variabel di
level yaitu level indvidu yaitu terkait bias kognitif, atas, yaitu komunikasi organisasi dan perubahan
ketidaknyamanan dan ketidakamanan, persepsi yang organisasi pada lokus lembaga litbang X. Fenomena
salah dan retensi, serta kebiasaan; level kelompok perubahan organisasi di lembaga litbang X merupakan
terkait pada norma-norma, kohesivitas, dan hal yang menarik untuk dijelaskan dari aspek
groupthink; level fungsional terkait pada perbedaan komunikasinya. Manfaat yang didapatkan dari
dalam orientasi sub-unit, kekuasaan dan konflik; level penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran dan
organisasi terkait pada struktur, budaya, dan strategi. sumber referensi empirik mengenai peran komunikasi
Resistensi untuk berubah pada level organisasi organisasi terhadap keberlangsungan proses
akan terkait dengan erat dengan konflik, dan perubahan organisasi terkhusus di lembaga litbang.
kekuasaan, perbedaan pada orientasi fungsional,
struktur mekanik, dan budaya organisasi. Kekuatan METODOLOGI PENELITIAN
dan konflik pada perubahan biasanya memiliki
Penelitian ini menggunakan metode gabungan
keuntungan bagi seseorang, fungsi atau devisi atau
(mix method) dengan pendekatan kualitatif untuk
lebih luas lainnya. Resistensi akan muncul pada
melihat fenomena perubahan organisasi yang terjadi
kekuatan yang kuat dan adanya konflik organisasi
di suatu lembaga litbang di Indonesia dan kuantitatif
maka sebaikanya manajemen dapat mengantisipasinya
dari data riset kesiapan organisasi untuk beruah
dengan terlebih dahulu menentukan target yang akan
dilembaga litbang tahun 2016. Penelitian ini mengkaji
dicapai untuk meminimalkan biaya yang akan dibayar
secara kualitatif untuk dapat mendapatkan gambaran
selama perubahan berlangsung. Konflik antara dua
secara deskriptif mengenai fenomena perubahan
fungsi akan memperlambat proses perubahan dan
organisasi yang terjadi di lembaga tersebut.
seharusnya mengantisipasi perubahan dengan aspek
Fenomenologi adalah salah satu pendekatan yang
lainnya. Perbedaan orientasi fungsional sebagai
digunakan dalam penelitain kualitatif, yang berfokus
halangan utama pada perubahan dan sumber
pada arti dari pengalaman secara general bukan hanya
kelembaman organsasi. Hal itu dilihat sebagai sumber
dari individu atau kelompok sehingga sebagai bentuk
permasalahan yang berbeda karena akan melihat isu
yang komperhensif (Creswell, 2013). Pada penelitian
atau masalah utama dari sudut pandang sendiri.
fenomenologi menurut Creswell (2013) menjelaskan
Komunikasi organisasi dan perubahan organisasi
bahwa penelitian dengan fenomenologi merupakan
telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Salah
salah satu penelitian dengan pendekatan kualitatif
satunya adalah Romadona (2018) yang menjelaskan
yang mengkaji suatu fenomena tertentu yang akan
bahwa komunikasi organisasi memberikan dampak
digali pada setting natural dengan melihat pada
positif terhadap keterlibatan kerja para peneliti
perilaku atau sikap individu atau kelompok orang
sehingga dapat bekerjasama dengan baik dan lebih
yang dapat menjelaskan secara keseluruhannya.
berkontribusi positif terhadap keberhasilan
Pendekatan kualitatif merupakan penelitian pada
organisasinya. Baauchamp, Heidari-Robinson, dan
setting natural dengan menggunakan data yang
Heywood (2016) menjelaskan bahwa perubahan
berupaya menjelaskan perilaku dan sikap lengkap
organisasi tidak diciptakan untuk chaos, namun
dengan variabel, konstruksi, dan hipotesis (Creswell,
banyak yang mengalami. Hal tersebut dikarenakan
2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitan
strategi komunikasi organisasi antara organisasi
kualitatif untuk pengumpulan data adalah untuk
dengan anggotanya dan stakeholders tidak cukup baik

96
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

mengukur dokumen, perilaku terlihat, informasi HASIL DAN PEMBAHASAN


audiovisual, atau wawancara partisipan. Penelitian
Penelitian 2016 melibatkan sebanyak 170
kualitatif merupakan penelitain yang berupaya untuk
responden di lembaga penelitian X yang terbagi atas
membangun gambaran yang kompleks dari
peneliti dan struktural. Pengambilan data dilakukan
permasalahan atau isu penelitian dengan
dengan menggunakan skala likert 1-5. Data kemudian
menggunakan multiple perspektif, mengidentifikasi
diperkuat dengan wawancara dengan narasumber
faktor yang menjelaskan situasi, dan menggambarkan
kunci yang dianggap mewakili dari populasi yang ada.
secara umum dari bagian gambar terpenting. Hal ini
Dengan demikian dapat diketahui latar belakang
dikarenakan penelitian kualitatif berupaya untuk
penyebab masalah yang terlihat pada data kuantitatif.
menggambarkan secara deskritif mengenai fenomena
Meskipun proses perubahan organisasi pada
yang terjadi secara holistik (Creswell & Brown, 1992,
lembaga litbang X baru dimulai tahun 2018, namun
Creswell, 2013). Makna kajian dengan pendekatan
hasil dari penelitian kesiapan organisasi untuk
fenomenologi adalah mengkaji suatu realitas yang
berubah pada tahun 2016 bersesuaian dengan kejadian
tampak sebagai refleksi dari realitas yang tidak berdiri
riil sekarang, yaitu saat pengumpulan data pada
sendiri. Pada pendekatan fenomonologi terdapat
penelitian tahun 2019. Hasil penelitian 2016 mengenai
empat unsur yang digunakan adalah perhatian
persepsi kesiapan berubah dari para pegawai lembaga
terhadap aktor termasuk pada penggunaan
litbang X diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 1.
metodologi; memusatkan pada realitas yang penting
atau pokok dan kepada sikap yang alamiah. Tabel 1 Kesiapan Organisasi untuk Berubah
Dimensi Kesiapan Rerata nilai Rerata nilai
Penelitian ini diadakan di lembaga litbang X
Organisasi X untuk tahun 2016 harapan 10
sebuah lembaga litbang terbesar di Indonesia yang berubah tahun ke depan
menangani banyak bidang keilmuan. Lembaga ini Trigger Identification 3.785 4.65
milik pemerintah dan juga merupakan salah satu Gearing up to take action 3.868 4.685
lembaga litbang tertua di Indonesia, yang salah satu (preparing)
Action's degree of novelty 3.803 4.712
bagiannya berdiri sebelum Indonesia merdeka.
(sumber: Romadona, dkk, 2016)
Penelitian ini melibatkan anggota atau karyawan
lembaga litbang yang terdiri dari peneliti dan Data tersebut memiliki tiga variabel, yaitu: (1)
nonpeneliti yang pro perubahan, kontra perubahan, trigger identification, yaitu kemampuan untuk
dan netral terhadap perubahan. Selain itu juga untuk organisasi melihat perlunya sebuah perubahan. (2)
seluruh jenjang jabatan fungsional ataupun struktural. gearing up to take action yang memperlihatkan
Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara persepsi dari pegawai terhadap kemampuan organisasi
clasical random sampling yang didapatkan secara dalam melakukan persiapan untuk perubahan, dan (3)
snow ball, terutama kejadian kegiatan yang menjadi action degree of novelty yang memperlihatkan tingkat
gambaran fenomena proses perubahan organisasi kemampuan organisasi dalam mencari solusi
antara tahun 2018-2019. permasalahan dalam perubahan.
Subyek penelitian meliputi atau mewakili semua Dari data di atas, terlihat bahwa kemampuan
bagian dari lembaga yang ada. Data dikumpulkan pegawai lembaga litbang X dalam menerima
sebanyak dua kali penelitian yang dilakukan oleh perubahan dalam organisasinya hanya sedikit dari
P2KMI-LIPI, yaitu tahun 2016 dan tahun 2019. rata-rata, atau banyak yang masih belum biasa
Tulisan ini merupakan penggabungan dari data menerima adanya perubahan bila perubahan itu
penelitian 2016 dan 2019. Penelitian 2016 meneliti 3 dilakukan. Hal ini juga terlihat dari data mentah yang
lembaga litbang termasuk lembaga litbang X. Pada mana banyak terdapat data ekstrim.
tahun 2019 memperdalam fenomena perubahan Apabila mengacu pada proses perubahan dari
organisasi di lembaga litbang X. Pada tahun 2016 di Lewin maka variabel tersebut fase unfreezing dan
dapat data sebanyak 170 kuesioner yang berasal dari sebagian dari moving. Proses perubahan dalam
seluruh lembaga litbang X. organisasi litbang X sampai saat ini belum selesai
Data yang terkumpul kemudian dianalisis masih pada tahapan unfreezing, sehingga tahap
menggunakan metode analisis deskriptif untuk dapat refreezing tidak dapat digambarkan.
menjelaskan dan menjawab pertanyaan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan berbagai
rangkaian gambaran suatu fenomena mengenai proses

97
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

perubahan organisasi lembaga litbang ketika menganai dinamika komunikasi organisasi yang
berlangsung. Rangkaian proses perubahan yang terjadi digunakan oleh pihak pemimpin dan manajemen.
pada proses perubahan organisasi menjadi suatu Mangacu pada proses dari perubahan dari Lewin
analisis yang kompleks untuk dapat menjelaskan dan Kotter dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Unfreezing Moving Refreezing

Menumbuhkan Membentuk Menciptakan Mengkomunik Menghaspus Menciptakan Membina Mengukuhkan


rasa urgensi Rintangan Sasaran Jangka perubahan yang perubahan ke
koalisi yang Visi asikan Visi
Pendek telah diciptakan dalam budaya
kuat Perubahan Perubahan

Gambar 2 Adaptasi Proses Perubahan di Lembaga litbang X Berdasarkan Teori Kotter (1995) dan Lewin (1951)

Pada proses perubahan sesuai gambar di atas strategi perubahan yang dilakukan kurang tepat.
menjelaskan bahwa rincian proses yang menjadi arah Adanya kecenderungan untuk membentuk koalisi
perubahan dari tahapannya yang perlu untuk dilewati, berdasarkan kepentingannya dan bersifat subjektif
sehingga tujuan dari perubahan yang ingin di capai dari para petingginya. Selain itu pada perumusan visi
dapat diraih. Berdasarkan data lapangan menggunakan perubahan organisasi tidak di lakukan secara massif
observasi, wawancara, dan beberapa dokumen dan hanya level top manajemen saja tanpa melibatkan
pendukung hasil yang didapatkan dari analisis civitasnya. Selain itu cara mengkomunikasikan
dilapangan mengenai fenomena perubahan di lembaga mengenai visi perubahan dirasa kurang disebarkan
litbang ini berdasarkan tahapan sebagai berikut. Awal oleh seluruh sivitas, karena media yang digunakan
proses perubahan telah dilakukan forum diskusi dari sangat terbatas. Hal itu berdampak pada kesalahan
pihak manajemen untuk menjelaskan mengenai persepsi, tersebarnya rumor dan desas-desus yang
rencana perubahan organisasi yang dilakukan dan kurang jelas sumber informasinya serta saluran
media yang digunakan untuk memberikan informasi komuikasi dari bawah ke atas menjadi terhambat.
terkait dengan rencana pelakasanaan perubahan masih Untuk tahap berikutnya dari tahapan Kotter, yaitu
sangat terbatas pada forum diskusi formal. Forum pada tahap menghilangkan rintangan dengan
diskusi tersebut diadakan secara langsung antara pihak dibukanya forum diskusi dan dialog oleh pimpinan
top manajemen dengan pihak pusat penelitian di dan kelompok yang menyatakan sikap kontra terhadap
setiap area atau wilayah. Namun hal itu dilakukan perubahan. Hasilnya di sepakatinya tuntutan dari
dengan waktu yang kurang optimal, yaitu dilakukan kelompok yang kontra oleh pimpinan sehingga ada
satu kali pada awal proses perubahan dan tidak masa tenggat untuk reorganisasi berhenti sementara.
dilanjutkan secara khusus di setiap pusat penelitian. Pada masa tenggat tersebut seluruh operasional
Forum diskusi yang telah dilakukan masih kurang kegiatan keorganisasian tetap berlangsung, namun
dapat menjawab pertanyaan para karyawan, sehingga tetap dilakukan redistribusi atau perpindahan orang
menjadi kekhawatiran. Pada proses berjalannya dan jabatan dari satu unit ke unit lain masih
perubahan karena keterbatasan akses informasi dan berlangsung baik dari civitas peneliti ataupun
wadah komunikasi untuk menyampaikan pendapat, nonpeneliti. Pada tahap selanjutnya menjadi tidak
maka menjadikan cikal bakal dari gejolak terlihat, karena proses reorganisasi secara nyata
ketidakpercayaan pada pihak manajemen. Berawal kurang terlihat dan terasa berhenti. Namun pada
dari sinilah timbul pro dan kontra terhadap perubahan. praktiknya proses redistribusi tetap berlangsung
Pada tahap awal mempersiapkan perubahan, sampai penelitian ini ditulis.
yaitu mengenai urgensi dari perubahan masih belum
Resistensi Terhadap Perubahan
secara jelas untuk disepakati dan diketahui oleh
Berdasarkan dari data penelitian tahun 2016
seluruh civitasnya. Tahap berikutnya top manajemen
didapat persepsi dari 3 variabel yang ditanyakan
masih juga kurang mampu untuk membentuk koalisi
mengenai perubahan yang akan dilaksanakan oleh
yang dibutuhkan dalam proses perubahan. Hal itu
lembaga litbang X. Ditanyakan persepsi pegawai
dilihat dari keterlibatan dan keterwakilan beberapa
mengenai perubahan dalam jangka waktu 10 tahun.
pihak terhadap perubahan dan perencanaan serta
Hal ini memerlihatkan kesiapan mereka dalam
98
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

berubah selama 10 tahun. Namun dari hasil Pada situasi tersebut fenomana yang terjadi
pengamatan saat dilakukan perubahan organisasai adalah menumbuhkan perasaan ketidakpercayaan dan
dalam lembaga litbang X terlihat adanya deviasi ketidakyakinan akan pemimpin dengan proses
terhadap hasil penelitian di tahun 2016 tersebut (lihat perubahan yang dipercaya tidak akan terwujud dengan
tabel 1- rerata nilai harapan 10 tahun ke depan). baik karena melupakan aspek-aspek terpenting dalam
Dari data yang ada, sebenarnya para pegawai proses tersebut, salah satunya yang dirasakan oleh
lembaga litbang X sudah memiliki kesadaran bahwa karyawan sebagai hambatan komunikasi. Hambatan
organisasi lembaga litbang X akan mengalami komunikasi tersebut dirasakan dan dipersepsikan
perubahan dalam 10 tahun ke depan. Juga dari angka banyak mengalami distraksi, sehingga informasi tidak
tersebut terlihat bahwa mereka siap dan mampu jelas dan banyak disebut sebagai rumor. Hal itu
menghadapinya. Pada kenyataannya fenomena memberikan dampak pada iklim organisasi yang
penolakan sebagai bentuk resistensi karyawan kurang mendukung, karena adanya perasaan takut dan
terhadap proses perubahan organisasi memerlihatkan tidak saling percaya pada sesama anggota organisasi.
gambaran dari nilai kesiapan berubah untuk organisasi Adanya ketakutan dan ketidakpastian menjadikan
saat tahun 2016 dengan rerata 3,7. pencarian informasi pada situs tersebut mengarah
Walaupun demikian, timbulnya pro dan kontra pada penampungan rumor-rumor yang tidak jelas pada
terhadap perubahan merupakan hal yang pasti akan sumber informasinya. Hal itu dikarenakan adanya
terjadi pada siklus perubahan. Hal itu merupakan hal distraksi pada penyampaian pesan informasi dari
alamiah yang pasti akan dirasakan, karena adanya jaringannya, yaitu dari individu-individu yang
gejolak kepentingan pada skala individu, kelompok, memiliki peran sebagai penyampai pesan tersebut. Hal
ataupun organisasi. Kontra terhadap perubahan yang inilah yang berkembang selama proses berjalannya
mengarah pada resistensi terjadi pada fenomena perubahan organisasi, sehingga terbentuk fenomena
perubahan ini. Resistensi yang dilakukan dan resistensi dari individu-indivdu yang menerima pesan
ditunjukkan sebagai sikap beberapa orang atau tersebut.
kelompok yang memiliki kesepakatan untuk
Dinamika Perubahan Organisasi dan Komunikasi
mengkritisi proses arah dan kebijakan dari perubahan
Organisasi
yang terjadi.
Peran pemimpin dalam memberikan informasi
Saat dimulainya perubahan dalam organisasi
mengenai rencana dan proses perubahan organisasi di
litbang X, terjadi deviasi yang cukup nyata dari hasil
lembaga litbang masih dirasakan kurang tuntas dan
penelitian tahun 2016. Terjadi banyak penolakan atau
menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa
sikap kontra terhadap perubahan yang sedang terjadi.
dijawab. Ketidaktuntasan informasi yang diberikan
Bentuk-bentuk dari penolakan dari pelubahan
memberikan dampak yang negatif terhadap iklim
dijelaskan di bawah ini.
organisasi, sehingga rumor banyak berkembang yang
Sikap yang dimunculkan dapat dilihat secara
membuat resah seluruh anggota organisasi baik bagi
nyata dengan menggunakan berbagai media untuk
peneliti ataupun nonpeneliti. Bahkan persepsi yang
dapat menjelaskan aksi penolakan dan menunjukkan
terbentuk dari arah komunikasi organisasi adalah
sikap mosi tidak percaya terhadap pimpinan lembaga.
searah dan tidak memberikan ruang untuk
Selain itu sampai pada mosi untuk mengganti
mendapatkan kejelasan dan ketuntasan dari keresahan
pimpinan lembaga karena dirasakan bahwa kebijakan
anggota organisasi. Hal itu berdampak pada
mengenai perubahan yang terjadi meresahkan dan
munculnya ketidak percayaan dan mosi tidak percaya
tidak menjaga marwah sebagai lembaga litbang.
terhadap pimpinan lembaga litbang sebagai bentuk
Beberapa aksi kegiatan yang menunjukkan sikap
penolakan akan proses perubahan organisasinya.
resistensi banyak dihadiri oleh karyawannya baik dari
Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian
peneliti ataupun nonpeneliti dan lintas satuan kerja
Davis (1953) yang telah lama mengenai penyebaran
ataupun puslit. Bahkan ada terdapat satu wilayah dari
desas-desus dari jaringan komunikasi pada suatu
cabang pusat penelitian memiliki kesempatan yang
organisasi, bahwa indiviu yang memiliki informasi
solid untuk menolak. Selain itu aksi penolakan juga
yang relevan dengan kelompoknya akan
menuju pada meja perwakilan rakyat untuk diadukan
mengomunikasikannya dengan cepat pada
oleh Dewan rakyat dan dihadiri oleh banyak karyawan
anggotanya, tetapi tidak akan dikomunikasikan pada
baik dari peneliti dan nonpeneliti.

99
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

orang di luar kelompoknya. Hal ini menjelaskan perubahan yang terjadi. Selain itu masa krisis pada
bahwa ada perbedaan peranan informasi dalam suatu proses perubahan dengan perubahan penempatan dan
organisasi, yaitu yang dibagi dalam kelompok dan ada jabatan fungsional serta struktural seluruh karyawan
yang tidak atau bahkan diasingkan. Davis dengan redistribusi bagian supporting dan peneliti
menjelaskan bahwa orang yang berperan untuk menjadi suatu ketakutan dan rumor tersendiri karena
memidahkan desas-desus adalah orang yang kurangnya akses informasi yang benar. Pada
berorientas pada tugas, sedangkan orang yang tidak hakikatnya karyawan menghendaki perubahan pada
mau mengirimkan dan menerima desas-desus adalah organisasinya atau organisasi secara keseluruhan,
orang yang mengasingkan diri dalam organisasi. namun mereka membutuhkan suatu informasi yang
Ketersediaan informasi masa proses perubahan terpercaya untuk membangun kepercayaan yang
organisasi sangat minimal, karena forum resmi terkait dengan kejelasan karir dan masa depan di
komunikasi hanya sekali di awal perubahan akan organisasi tersebut.
dilakukan. Selanjutnya tidak ada lagi sampai pada Berbagai cara telah dilakukan oleh karyawan
akhirnya terjadi aksi penolakan dan mosi tidak dalam mengeluarkan pendapat mereka dengan aksi
percaya ada pimpinan lembaga yang menuntut untuk damai dengan menggalang seluruh karyawan untuk
proses perubahan dihentikan sampai dilakukan berpartisipasi menolak redistribusi karena reorganisasi
kesepatan untuk membentuk tim perumus perubahan Beberapa senior peneliti, purna peneliti, dan professor
dan evaluasinya. Menindaklanjuti hal tersebut riset juga melakukan diskusi dengan pemerintah pusat
diterbitkanlah informasi mengenai penjelasan terbuka untuk mengajukan keberatan terhadap rencana
dari pimpinan mengenai tujuan dan alasan dilakukan reorganisasi, melakukan aksi mosi tidak percaya
perubahan. kepada pimpinan, dan melayangkan gugatan secara
Pada kenyataannya yang terjadi pada proses perdata pada pihak pemerintah terkait yang ditujukan
perubahan di lembaga litbang tidak berjalan dengan pada pimpinan. Berbagai aksi dan perilaku
baik, karena terdapat penolakan dengan adanya menunjukkan resistensi terhadap proses perubahan
resistensi terhadap perubahan dan mosi tidak percaya organsasi di lingkungan organisasi penelitian ini,
yang mengarah pada tidak setujunya pada proses dikarenakan tidak tersampaikannya informasi yang
perubahan yang dilakukan oleh pimpinan. Keadaan tuntus mengenai strategi perubahan dan tujuan
tersebut merupakan gangguan dari proses perubahan perubahan.
yang diakibatkan adanya gangguan informasi, karena Interaksi dalam organisasi membentuk iklim
komunikasi organisasi yang tidak dikemas dengan komunikasi yang menggambarkan mengenai sirkulasi
baik. Strategi komunikasi organisasi yang tidak hubungan antar individu di dalamnya dalam
diindahkan menjadikan gangguan dalam penyampaian berkomunikasi. Iklim organisasi yang terjadi sebelum
pesan, sehingga pesan yang diharapkan diterima oleh dan ketika terjadi proses perubahan organisasi akan
seluruh anggota organisasi tidak tersampaikan dengan dipengaruhi dari perilaku interaksi setiap individu dan
baik dan merata bahwa terjadi desas-desus atau rumor, aliran serta gaya komunikasi yang terjadi di antara
sehingga terjadilah penolakan. Kemampuan mereka, sehingga terwujudlah iklim komunikasi.
komunikasi pada pimpinan serta pihak manajemen Iklim komunikasi yang dirasakan pada masa-masa
atas haruslah mampu memberikan informasi yang tersebut dirasakan kurang terbuka, kurang saling
jelas (clear) dan mampu membagi informasi yang percaya, ketidakpastian dalam menentukan tujuan,
dibutuhkan oleh karyawannya, serta membantu merasa kurangnya dalam dukungan kerja, dan menjadi
karyawan dengan menyampaikan informasi yang situasi yang menegangkan karena dirasakan sebagai
dapat membangun kepercayaan. situasi yang tidak menentu. Berbagai persepsi-
Menelisik dari sisi strategi komunikasi yang persepsi individu yang berkembang dari berbagai
digunakan oleh pihak top manajemen adalah perspektif saling dikomunikasikan, sehingga muncul
komunikasi searah serta pemberian informasi yang informasi-informasi yang tidak berdasar. Hal tersebut
dirasakan kurang tuntas untuk menjawab pertanyaan memunculkan ketakutan dan menggiring pada opini
seluruh karyawannya. Maka pada puncak dari ketidak yang bersifat emosional. Adanya persepsi mengenai
percayaan tersebut terjadilah aksi mosi tidak percaya sumber informasi dalam organisasi tidak jelas, karena
kepada pimpinan lembaga yang sampai maju kepada banyak berbagai informasi yang berdatangan tanpa
pemerintah untuk dapat menindaklanjuti proses kepastian sumbernya menjadi sumber persepsi negatif.

100
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

Ketidakjelasan informasi dan sumbernya menjadikan karena akan memberikan dampak yang positif
arah persepsi subjektif berkembang dan tertanam pada terhadap interpersonal komunikasi serta akan
individu-individunya. Beberapa isu yang berkembang meminimalkan hambatannya. Kemampuan
dari proses perubahan adalah tidak adanya sisi komunikasi organisasi perlu untuk ditingkatkan
kemanusiaan dalam pengambilan keputusan pada dengan mengembangkan kemampuan dalam
rencana keputusan adanya perpindahan setiap individu mendengarkan, proses komunikasi, komunikasi
dari jenis pekerjaan, jabatan, dan tempat kerja. Hal informal, membaca dan memahami kode informasi
inilah yang menjadi dasar topik isu dari terjadinya seperti bahasa tubuh, dan upaya untuk meminimalkan
kontra terhadap perubahan organisasi. batasan komunikasi. Penjabaran tersebut seharusnya
Selain itu jaringan komunikasi yang terbentuk menjadi dasar bahwa komunikasi organisasi menjadi
pada organisasi tersebut adalah bentuk pada Gate poin penting yang digunakan sebagai strategi untuk
Keepers. Muhammad (2011) menjelaskan bahwa gate mempersiapkan dalam pelakasanaan proses perubahan
keepers, yaitu individu yang mengontrol arus organisasi, sehingga akan meminimalkan hambatan
informasi di antara anggota organisasi. Individu yang dan meningkatkan kesiapan dan kesediaan anggota
bertugas sebagai gate keepers ini berada di tengah organisasi untuk mendukung perubahan organisasi.
suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu Ketika adanya alur dan sumber informasi yang bersih
orang kepada orang lain atau tidak memberikan maka menandakan adanya alur dan kemampuan
informasi. Hal tersebut dapat dirasakan dalam komunikasi organisasi yang bersih pada iklim
fenomena yang terjadi bahwa terdapat kepentingan komunikasi di dalam organisasi. Hal itu akan
tertentu yang dapat menguntungkan bagi individu atau meminimalkan rumor-rumor ataupun desas-desus
sekelompok tertentu. Hal itu dikarenakan pada yang akan memicu resistensi atau penolakan. Davis
individu-individu yang memiliki peran sebagai gate (1953) menyatakan bahwa desas-desus yang terjadi di
keepers dapat menolong anggota penting dari dalam organisasi adalah hal yang wajar selama masih
organisasi. Selain itu bahwa terjadi persepsi-persepsi pada batas normal. Selain itu Hall (1987) dan
individu yang berperan sebagai pengantar terhadap Cacciantollo (2015) menjelaskan bahwa kunci dari
sistem komunikasi dalam organisasi dan akan proses komunikasi dalam organisasi membutuhkan
mempersepsikan diri mereka dan memiliki kontak orang yang memberi dan menerima informasi secara
yang lebih banyak dan lebih berpengaruh dalam tepat dan di waktu yang tepat, karena hal itu terkait
organisasi dibandingkan dengan individu lainnya yang dengan sikap yang positif dan mengarah pada
bukan sebagai pengantar. Berdasarkan uraian keterbukaan dan kepercayaan sebagai komitmen
tersebut, semakin marak rumor serta desas-desus yang karyawan. Sikap keorganisasian menggambarkan cara
beredar dari persepsi-pesepsi yang menerima pesan komunikasi organisasi dengan karyawan sebagai
atau informasi tersebut. Hal tersebut menyebabkan strategi yang termudah dan efektif dan secara praktis
kesimpangsiuran informasi yang beredar dan penting untuk dilakukan setiap waktu. Komunikasi
ketidakmampuan membedakan informasi yang sahih. organisasi didefinisikan sebagai proses dua arah dan
Dampaknya yang terasa adalah banyak kecurigaan, tidak ada yang lebih penting dibandingkan yang lain
kekhawatiran, dan kegelisahaan yang dirasakan oleh (Caccianttolo, 2015).
civitas mengenai status dan masa depan pekerjaan Perlu upaya yang digunakan untuk
mereka, apakah akan pindah, dipindahkan, menetap meminimalkan distorsi komunikasi organisasi adalah
atau bahkan pindah jabatan fungsional atau harus dengan beberapa acara yaitu menetapkan terlebih
pindah instansi. dahulu saluran komunikasi yang tepat dan akan
digunakan oleh pihak pimpinanan atau manajemen
Diskusi
kepada seluruh anggota untuk mengirimkan informasi
Caccianttolo (2015) menjelaskan mengenai
atau pesan yang diharapkan; menciptakan prosedur
komunikasi organisasi sebagai poin penting dan dasar
untuk mengimbangi distorsi dengan pemimpin
upaya yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai
berupaya untuk mengidentifikasi gangguan dengan
tujuan dan dapat memengaruhi hubungan dari
teliti, sehingga dapat mengenal informasi asli lebih
interaksi anggotanya. Caccianttolo juga menjelaskan
dekat. Menghilangkan perantara antara pembuat
bahwa perlunya pimpinan dan manajemen untuk
keputusan dengan pemberi informasi dengan
meningkatkan kemampuan komunikasi organisasi,
memelihara struktur organisasi yang mendatar atau

101
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

dengan bermacam strategi dengan mengurangi jumlah memiliki pertanyaan mengenai reorganisasi di setiap
mata rantai jaringan komunikasi, sehingga akan tahapannya terutama ketika awal reorganisasi
mengurangi distrorsi komunikasi, mengembangkan dilakukan. Sebagai antisipasi pihak pimpinan dan
pembuktian gangguan pesan untuk mengurangi manajemen haruslah memberikan kontak pribadi atau
gangguan dalam menciptakan sistem pesan yang tidak menunjuk siapa individu atau tim yang dapat
boleh mengubah arti pesan. dihubungi oleh karyawan mengenai reorganisasi.
Komunikasi organisasi memegang peran penting Keberadaan tersebut akan membantu memberikan dan
dalam membangun kesadaran anggota organisasi menangkap umpan balik atau masalah yang belum
untuk menerima rencana dan aplikasi perubahan atau tidak ingin diungkap oleh karyawan. Selain itu
organisasi. Berbagai teori telah menyebutkan bahwa juga perlu untuk mengomunikasikan perubahan pada
ketika komunikasi organisasi tidak dipandang sebagai stakeholders menjadi bagian penting untuk
suatu strategi penting dalam kunci keberhasilan mendukung rencana perubahan berlangsung dengan
pelaksanaan implementasi rencana perubahan pada sukses. Stakeholders merupakan komponen yang
organisasi maka akan menimbulkan resistensi para berkepentingan terhadap keberadaan organisasi.
anggota organisasi. Penelitian ini berupaya untuk Penelitian sebelumnya Romadona (2017)
menjelaskan mengenai dinamika mengenai menemukan bahwa pada peneliti yang memiliki
komunikasi organisasi di suatu organisasi yang sedang efikasi diri yang tinggi, namun keterampilan
mengimplementasikan perubahan. Hal itu karena komunikasi kurang baik akan menjadikan
setiap perubahan akan memiliki dinamika yang produktivitas organisasi menjadi kurang optimum.
berbeda-beda. Selanjutnya Romadona (2018) menemukan bahwa
Sasaran komunikasi pertama yang harus disasar komunikasi organisasi berdampak terhadap
oleh pihak manajemen organisasi terutama pimpinan keterlibatan kerja para peneliti di lembaga riset.
adalah karyawan atau anggota organisasi, frekuensi Penelitian tersebut menegaskan bahwa faktor individu
dari komunikasi organisasi diberikan, perlunya secara kolektif dapat memberikan dampak terhadap
ketuntasan informasi yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi dalam mencapai target
mendukung keberhasilan reorganisasi, keterikatan organisasi. Selain itu Romadona dan Setiawan (2019)
yang diharapkan dari para anggota organisasi atau juga menemukan bahwa ketika komunikasi organisasi
karyawan terhadap pentingnya reorganisasi, sehingga kurang baik, sehingga akan berdampak pada
secara sadar mau mendukungnya, design dari rendahnya kesiapan organisasi untuk berubah.
reorganisasi penting untuk dikomunikasikan oleh Olekalns, Putnam, Weingart, dan Metcalf (2008)
manajemen organisasi atau pimpinan untuk perubahan menjelaskan bahwa komunikasi sebagai sentral untuk
yang terjadi, tidak menolak. Baauchamp, Heider- manajemen atau pemimpin untuk dapat mengelola
Robinson, & Heywood (2016) menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di organisasi. Komunikasi
kertidakjelasan informasi mengenai rencana organisasi memiliki esensi pada konflik yang akan
reorganisasi akan menyebabkan banyak rumor mungkin timbul dalam organisasi sehingga fokusnya
tersebar dan diyakini oleh karyawan, sehingga pada pengiriman pesan pada negosiasi atau
menjadikan kesalahpahaman dan komentar negatif. menyelesaikan konflik.
Hal itu dikarenakan rumor akan meningkatkan
kesalahpahaman yang menyebabkan resistensi. KESIMPULAN
Dalam hubungannya dengan hal tersebut, terkait
Jaringan komunikasi juga dipengaruhi oleh
mengenai karyawan yang membutuhkan waktu untuk
struktur dalam organisasi itu sendiri sebagaimana
berdiskusi dan memahami makna dan arti penting
yang terjadi pada jaringan komunikasi di lembaga
serta pentingnya reorganisasi harus dilakukan untuk
penelitian tersebut. Hal itu menjadikan gambaran
kelangsungan kehidupan organisasi dan pekerjaan
mengenai arah jaringan komunikasi organsasi di
mereka. Berbagai pendekatan harus dilakukan seperti
lembaga litbang tersebut lebih bersifat formal yang
dengan memberikan media untuk berdiskusi dan
ditentukan oleh pimpinan dan diteruskan oleh pihak
tanya jawab, memberikan jawaban sebagai saran yang
manajemen pusat/top manajemen serta beberapa
terbaik, dan meng-cascading informasi ke seluruh
individu yang ditunjuk sebagai gate keeper.
organisasi, serta komunikasi secara langsung sangat
penting dilakukan. Hal itu dikarenakan siapa pun

102
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020:91 - 104

Hal penting yang didapatkan dalam penelitian ini, https://www.mckinsey.com/business-


bahwa walaupun sudah terjadi kesepakatan untuk functions/organization/our-insights/reorganization-
without-tears
melakukan perubahan dalam sebuah organisasi, Cacciottolo, K. (2015). Defining organizational
namun perlu adanya komunikasi dan strategi yang communication. European Scientific Journal, 11(20).
matang bagaimana cara perubahan itu akan 79-87.
dilaksanakan. Hal itu didapat dengan Clampitt, P.G. (2017). Communication for Managerial
Effectiveness: Challenges, Strategies, Solutions,
mengkomunikasikan detail perubahan, sehingga setiap Sixth Edition. SAGE: USA.
orang dalam organisasi mengetahui perannya dalam Creswell, J.W. (2013). Research Design: qualitative,
perubahan tersebut, sehingga mereka mampu Quantitaive (4th ed), and Mixed Methods
Approaches. USA: Sage Publications.
mempersiapkan diri untuk mendukung perubahan.
Cresswell, J.W., & Brown, M.L. (1992). How chairpersons
Jika hal ini tidak terjadi maka ketidakpastian akan enhance faculty research: a graounded theory study.
menambah resistensi terhadap perubahan tersebut. Review of Higer Education, 16(1), 41-62.
Dalam kenyataan akan menyebabkan proses Cumming.T. G., & Worley, C.G.(2005). Organizational
Development and Change. Thomson, South-
perubahan menjadi stagnan pada proses unfreezing Western: USA.
menuju moving sesuai dengan teori Lewin. Davis, K. (1953). A method of studying communication
Berdasarkan konsep Kotter didapatkan bahwa dari pattern in organization. Personal Psychology, 6 (3).
tahap awal mengenai urgensi perubahan masih belum https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.1953.tb01499.x
Goldhaber, G.M. (1986). Organizational Communication.
jelas untuk dirumuskan dan strategi serta media Iowa Wm. Brown Publisher.
komunikasi organisasi yang minim menjadikan Hall, R. H. (1987). Organisations: Structures, Processes &
fenomena penolakan dari sebagian dari civitasnya. Outcomes, Uk: Prentice-Hall International Inc.
Keterbatasan penelitian ini tercakup pada Jensen, M,T. (2003). Organizational Communication – A
Review. Research and Development Report, 1.
keterbatasan akses informasi dari fenomena yang Agderforskning: Norway
terjadi pada saat terjadi proses perubahan organisasi di Jones, G. R. (2007). Organizational Theory, Design, and
lembaga litbang tersebut. Waktu dan ruang yang Change. USA: Pearson Prentice Hall.
Kohler, J.W. Anatol, K.W.E, & Applbaum, R.L. (1981).
menjadi batasan observasi menjadi kendala untuk
Organizational Communication: Behvioral
ketersediaan akses data mengenai fenomana, namun Perspective. New York: Holt Rinehart and
keseluruhan dari gambaran yang ditangkap dari Winstons.
fenomena kaitannya dengan komunikasi organisasi Kotter, J. (1995). Leading Changes: Why Transformation
Efforts Fail. IEEE Engineering Management
dan perubahan organisasi masih dapat tertangkap.
Review 37(3). doi: 10.1109/EMR.2009.5235501.
Untuk memperkaya untuk kajian selanjutnya perlu Lewin, K. (1951). Field Theory in Social Science: Selected
melibatkan dan menggali peran komunikasi pemimpin Theoritical Papers, 1st ed. Harper: New York.
dalam komunikasi organisasi pada era perubahan Muhammad, A. (2011). Komunikasi Organisasi. Bumi
Aksara: Jakarta
organisasi. Pada penelitian ini menghasilkan bahwa Olekalns, M., Putnam, L.L., Weinghart, L.R., & Metcalf, L.
komunikasi organisasi ditekankan pada peran dan (2008). Communinacion processes and conflict
kemampuan dari komunikasi pemimpin pada seluruh management. In C.K.W. De Dreu & M.J. Gelfand
anggota organisasi. Peran dan kemampuan pemimpin (Eds), The organizational frontiers series. The
Psychology Of Conflict And Conflict Management
dalam mengirimkan pesan dan menangkap pesan dari In Organizations. 81-114, Taylor & Francis Group:
anggota. Persepsi akan terbangun lebih baik New York.
kemungkinannya, maka perlu untuk dikaji lebih lajut. Pace, R.W., & Faules, D.F. (2002). Organizational
Communication. New Jersey: Pretice Hall.
Robbins, P., S., & Judge, T. A. (2017). Organizational
UCAPAN TERIMA KASIH
Behavior, 17 Edition (Global Edition). Pearson
Penulis mengucapkan banyak terima kasih Education: England.
Romadona, M.R., Setiawan, S., Manalu, R., Fizzanty, T., &
kepada Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Yuliar, S. (2016). Budaya Iptek di Lembaga Litbang.
Iptekin LIPI yang telah memberikan dukungan sampai Laporan Teknis Penelitian DIPA Pappiptek 2016.
terselesaikannya tulisan ini. Romadona, M.R., & Setiawan, S. (2019). Impact of
communication in organization to readiness for
DAFTAR PUSTAKA change: Case of research organization X. SU-AFBE
2018, Proceeding of the 1st Sampoerna University-
Baauchamp, R., Heidari-Robinson S., & Heywood, S. AFBE International Conference. doi: 10.4108/eai.6-
(2016). Reorganization Withaout Tears. McKinsey 12-2018.2286327
Quarterly. Diunduh pada 20 Mei 2019, di link:

103
Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan Organisasi ... (Mia Rahma Romadona & Sigit Setiawan)

Romadona, M.R. (2018). The Role of Organization-Based Langkah Perubahan Menurut John Kotter. Diunduh dari
Self-esteem and Organizational Communication laman https://ilmumanajemenindustri.com/wp-
Toward Job Involvement in Research Center content/uploads/2018/10/8-Langkah-Perubahan-
Organization. Pekommas, 3(2), 191-202. doi: menurut-John-Kotter.jpg?x18153
http://dx.doi.org/10.30818/jpkm.2018.2030208 Ruber, B.D. (1988). Communication and Human Behavior.
Romadona, M.R. (2017). The role of self-efficacy and New York: Macmilland Publishing Company.
communication skill of researchers to organizational Schein, E. H. (1992). Organizational Culture & Leadership,
climate at research center X. Pekommas, 2 (1), 55- San Francisco, CA: Jossey-Bass Publishers.
64. doi: Seiler, W.J. (1988). Introduction to Speech
http://dx.doi.org/10.30818/jpkm.2017.2020106 Communication. Glenview: Scott, Foresman and
Company
.

104

Anda mungkin juga menyukai