Masjid Sultan Omar Al Saifuddin, brunei darussalam
Islam di Thailand mempunyai sejarah tersendiri Yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari Abad ke-12 dimana Agama Islam menampakkan Kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian Menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Proses Masuknya Islam di Thailand dimulai sejak Kerajaaan Siam mengakui sisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thailand sebagai Pattani Darussalam). Islam di Thailand banyak dijumpai dibeberapa Provinsi wilayah selatan negeri gajah putih ini, Antara lain Provinsi Pattani (80%), Yala (68,9%), Narathiwat, Satun (67,8%) juga Songkhla, seluruh Provinsi tersebut dahulunya masuk wilayah Kerajaan Pattani Raya pada abad ke-12, sebelum Kerajaan Sukhotai berdiri. Meskipun Thailand Terkenal sebagai negeri Buddha, akan tetapi Sekarang kerajaan cukup mensupport kehidupan.
Perkembangan islam di singapura tidak ada hambatan, baik dari
segi politik maupun segi birokratis. Muslim di singapura sekitar 15% dari jumlah penduduk, yaitu sekitar 476.000 orang tempat pusat kegiatan orang di singapura ada sekitar 80 mesjid. Tanggal 1 juli 1968, dibentuklah MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan islam. Islam diperkirakan masuk ke India pada abad ke-7 Masehi melalui jalur perdagangan. Sejarah mencatat sejumlah penguasa Islam yang pernah berkuasa di wilayah anak benua India. Salah satunya adalah Kesultanan Delhi (1206-1556). Pada masa Kesultanan Delhi ini tercatat ada beberapa dinasti yang berkuasa dan salah satunya, Dinasti Lody (1451-1526).
Penguasa terakhir Dinasti Lody, Ibrahim Lody, tidak dapat
mempertahankan kekuasaannya dari berbagai pemberontakan dan pertentangan internal keluarga. Penguasa Kabul, Babur, saat itu berhasil memanfaatkan dan menyelesaikan kericuhan dalam Dinasti Lody, sehigga pada 1526 ia berhasil menegakkan Dinasti Mughal atau Mogul di anak benua India. Dinasti ini berkuasa dari abad ke-16 hingga abad ke-19 M. Menurut catatan sejarah Muslim Tiongkok, Islam pertama kali dibawa ke Tiongkok oleh Sa’d bin Abi Waqqas, yang datang ke Tiongkok untuk ketiga kalinya sebagai kepala sebuah delegasi yang dikirim oleh Utsman bin Affan, Khalifah ketiga, pada tahun 651, kurang dari dua puluh tahun setelah kematian Nabi Muhammad. Delegasi tersebut dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, paman nabi sendiri dari pihak ibu. Kaisar Gaozong, kaisar Tang yang menerima utusan tersebut kemudian memerintahkan pembangunan masjid peringatan di Kanton, masjid pertama di negera tersebut, untuk mengenang nabi.[2][3] Legenda Hui tampaknya mengelirukan kunjungan tahun 651 dengan dimulainya Islam paling awal sejak tahun 616/617 oleh kunjungan sebelumnya oleh para Ṣaḥābā.
Sementara sejarawan modern cenderung berpendapat bahwa tidak
ada bukti bahwa Waqqā sendiri pernah datang ke Tiongkok,[3] mereka meyakini bahwa para diplomat dan saudagar Muslim tiba di Tang Tiongkok beberapa dekade dari permulaan Abad Pertengahan (Hijrah).[3] Budaya kosmopolitan Dinasti Tang, bersama kontak intensifnya dengan Asia Tengah dan komunitas penting para pedagang Asia Tengah dan Asia Barat (awalnya non-Muslim) yang tinggal di kota-kota di Tiongkok, yang membantu pengenalan Islam. [3]