Pembangunan
Indonesia’s Industrial
Policy and Performance:
“Ortodoxy” Vindycated*
Kelompok 2
Indra Saputra
Muhamad Sukron Nawawi
Syahtriagum Syahrir
Rekor Asia Timur : Teori & Strategi
Pembangunan Ekonomi
Rekor spektakuler Asia Timur telah memberikan dampak yang mendalam pada teori
dan strategi pembangunan ekonomi. Meskipun berbeda secara signifikan dalam hal
ukuran, faktor endowment, sejarah, komposisi etnis, politik, sistem, dan budaya.
Keberhasilan ekspor mereka telah meruntuhkan teori ketergantungan sebelumnya.
Mazhab Liberal:
01 Strategi Intervensionis
Menurut mazhab Liberal, keberhasilan
ekspor pada negara Asia Timur didorong
oleh kebijakan Intervensionis.
Kebijakan Industri yang
02 Selektif
Menurut literatur-literatur lain yang menjadi
rujukan, keberhasilan ekspor pada negara
Asia Timur bukan didorong oleh kebijakan
Intervensionis, melainkan dengan kebijakan
industri yang selektif.
Instrumen Kebijakan industri yang selektif
1. kontrol terhadap pasar modal formal, baik dalam hal tingkat suku bunga yang
ditetapkan maupun alokasi dana antar industri dan bahkan antar perusahaan.
2. kebijakan perdagangan dan proteksi, ini termasuk instrumen seperti nilai tukar
diferensial, tingkat proteksi efektif yang tersebar luas di seluruh industri, dan seringnya
menggunakan pembatasan impor secara absolut atau eksklusif.
3. rezim fiskal digunakan untuk memajukan tujuan industri pemerintah, hal ini dilakukan
dalam berbagai bentuk mulai dari investasi langsung yang ekstensif hingga insentif
fiskal yang disesuaikan dengan kebutuhan.
4. ada serangkaian instrumen tambahan yang digunakan dengan intensitas yang kurang
lebih sama dari waktu ke waktu dan di seluruh perekonomian termasuk rezim investasi
asing yang sangat selektif
? Tujuan Penelitian
Dari mazhab-mazhab yang telah dijelaskan, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji validitas, apakah
keberhasilan industri di Indonesia dikarenakan menerapkan
kebijakan industri yang selektif?
Industri Indonesia :
03 Kebijakan Ortodoks?
Menurut penulis justru Indonesia menggunakan
kebijakan yang berbeda dari Negara Asia Timur,
yaitu menggunakan kebijakan Ortodoks. Hal
tersebut dikarenakan bahwa hanya sedikit sekali
dari pertumbuhan industri Indonesia yang pesat
dalam 25 tahun terakhir yang dapat dikaitkan
dengan kebijakan industri yang selektif
Summary 04
Terdapat perdebatan terkait kebijakan yang
digunakan oleh negara Asia Timur dalam
kesuksesannya pada sejarah Industri yang
mendorong pertumbuhan ekonominya, yaitu:
- Kualitatif: dengan menilik kebijakan dan kinerja perekonomian Indonesia dari tahun ke
tahun (Sejak 1966 s/d 1993).
- Kuantitatif: dengan mengevaluasi beberapa sektor ekonomi sebagai variabel-variabelnya
(Effective Rates of Protection, Pertumbuhan Output, Kinerja Ekspor, dan Total Faktor
Produksi).
Kenapa Menggunakan Mix Method?
Apakah kebijakan ini yang digunakan sebagai alat eksplisit kebijakan industri, seperti yang
“diduga” oleh literatur intervensionis di Asia Timur Laut?
TIDAK
3. Kebijakan Kredit
Beberapa studi tentang program-program yang diterapkan dalam kebijakan kredit ini
tidak memiliki efek yang nyata terhadap perkembangan industri.
4. Intervensi Lain
kebijakan industri Indonesia, terdapat dua hal utama yang terkait erat. Pertama, negara ini memiliki
catatan manajemen ekonomi makro yang baik dan kemampuan tanggap terhadap krisis. Namun, dalam
intervensi mikro, negara ini cenderung memiliki sifat yang lebih "lunak", rentan terhadap korupsi dan
mudah dimanipulasi. Ini menyebabkan tidak adanya kebijakan industri yang konsisten dan koheren di
Indonesia sejak tahun 1966. Kebijakan industri bervariasi tergantung pada kelompok kebijakan yang
berkuasa pada saat itu, dari pendekatan yang lebih liberal hingga pendekatan yang lebih
intervensionis, terutama selama periode booming minyak.
kebijakan industri Indonesia kurang koheren dan bahwa insentif yang diberikan tidak terkait dengan
kinerja. Salah satunya adalah bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang beroperasi
sejak tahun 1967, belum dapat menyediakan data yang dapat dipercaya tentang realisasi investasi
asing, dan kurangnya pengawasan terhadap proyek-proyek yang telah disetujui. Secara keseluruhan,
sifat negara yang "lunak" dalam hal intervensi mikro dan ketidakmampuan dalam mengkoordinasikan
kebijakan industri secara konsisten telah menghambat pembentukan kebijakan yang efektif dalam
pengembangan industri Indonesia
KESIMPULAN
1. Indonesia diakui sebagai negara berkembang yang sukses dalam merespon krisis dengan
efektif.
2. penulis mengklaim bahwa dalam survei terhadap kebijakan industri utama negara ini,
tidak ada bukti yang kuat menunjukkan bahwa selektivitas ini memiliki dampak yang
signifikan. Sebaliknya, bukti menunjukkan bahwa lingkungan kebijakan ekonomi secara
umum memainkan peran yang lebih kuat. Sehingga hal ini bertolak belakang dengan
dugaan bahwa campur tangan pemerintah adalah pendorong utama keberhasilan
industri.
3. fokus penulis adalah pada kebijakan industri, dan penggunaan istilah "ortodoksi" dalam
artikel ini merujuk pada netralitas dan tidak adanya selektivitas dalam rezim insentif di
antara industri manufaktur, bukan pada karakteristik keseluruhan rezim ekonomi
Indonesia selama tiga dekade terakhir
Further Research
Peneliti tidak menemukan bukti kuat bahwa selektivitas memiliki dampak dampak yang
secara signifikan terhadap kebijakan industri di indonesia.
Namun, disisi lain pemerintah indonesia sejak tahun 1966 tidak ortodoks dalam banyak hal.
Pemerintah justru melakukan intervensi ekstensif di banyak pasar produk dan faktor produksi
lainnya.
Sehingga perlu penelitian yang lebih mendalam akan hal ini, agar tidak terjadi ambiguitas hasil
yang diperoleh.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik