Anda di halaman 1dari 4

Politik industri

Industrialisasi di Indonesia bukan hal baru karena sejak zaman penjajahan, kegiatan
industri sudah ada yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Politik industri
hakekatnya kehendak negara/pemerintah untuk menyelenggarakan industrialisasi.
Dihadapkan pada fenomena ekonomi dan realitas bisnis,maka politik industri tidak akan bisa
direalisasikan jika para pengambil kebijakan pemerintah di bidang ekonomi tidak memahami
konstelasi bisnis yang sedang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, baik di tingkat
nasional, regional, dan global. Politik industri mengacu pada kebijakan, regulasi, dan
tindakan pemerintah yang mempengaruhi sektor industri suatu negara. Politik industri sangat
bervariasi antar negara dan seringkali terkait erat dengan kondisi ekonomi, kebutuhan
industri, dan prioritas pembangunan nasional.

Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan


ekonomi yang berkelanjutan, termasuk memastikan bahwa industri-industri utama mendapat
dukungan yang cukup dan bahwa masyarakat secara keseluruhan memperoleh manfaat dari
pertumbuhan industri tersebut. Peneliti LP3ES/Dosen UPN Fachru Nofrian mengatakan,
satu-satunya strategi ekonomi yang bisa menghasilkan akumulasi hanyalah hilirisasi dan
industrialisasi. Namun, hilirisasi di Indonesia tidak mempunyai politik industri
mumpuni, sehingga tidak terjadi industrialisasi. “Selama orde baru, pertumbuhan ekonomi
Indonesia memang rata-rata tinggi 7%, tetapi tidak ada industrialisasi. Tingkat pertumbuhan
ekonomi terjadi tetapi tidak terjadi industrialisasi ,lanjut nya beliau juga mengatakan bahwa
politik industri harus dapat memilah-milah mana jebakan-jebakan paradoks industrialisasi,
mana yang akan membawa hilirisasi yang mengandung muatan proses industrialisasi.
Hambatan yang selalu muncul dalam politik industri adalah berorientasi pada keuangan,
sehingga indikator yang muncul seringkali misleading.Politik industri yang berorientasi
ekspor apalagi hanya tergantung pada harga komoditas internasional, menurut dia, tidak akan
menaikkan ekonomi domestik, karena tidak balance. Ekspor langsung barang mentah tidak
akan menciptakan surplus dan akumulasi. Bahkan, ujungnya politik industri akan berorientasi
pada kebijakan politik moneter

Perkembangan ekonomi melalui industrialisasi adalah issue sosial politik yang


didalamnya terdapat konflik dan kompromi, juga dominasi dan subordinasi dari kekuatan
yang berbeda baik didalam maupun diluar aparatur negara. Ini merupakan proses dari usaha
oleh pihak-pihak yang terlibat–apakah mereka adalah sebuah negara atau wilayah bagian,
perusahaan, atauh bahkan pekerja- yang menyusun sekumpulan solusi untuk menyelesaikan
masalah yang harus dihadapi oleh lingkungan industri mereka.industrial order adalah pola
pikir yang disusun secara politik dan sosial yang menciptakan latar belakang yang berisi
daftar spesifik yang muncul dari mekanisme pemerintahan. Selain itu, perkembangan
ekonomi melalui industrialisasi adalah issue sosial politik yang didalamnya terdapat konflik
dan kompromi, juga dominasi dan subordinasi dari kekuatan yang berbeda baik didalam
maupun diluar aparatur negara. Ini merupakan proses dari usaha oleh pihak-pihak yang
terlibat–apakah mereka adalah sebuah negara atau wilayah bagian, perusahaan, atauh bahkan
pekerja- yang menyusun sekumpulan solusi untuk menyelesaikan masalah yang harus
dihadapi oleh lingkungan industri mereka. Jika perkembangan terjadi secara singkat; cepat,
maka issue itu disebut sebagai Alokasi Industri (Piore dan Sabel, 1984), dan hasil atau
hubungan institusional disebut Industrial Order.

Tujuan Politik Ekonomi Industri

Tujuan politik ekonomi industri mencakup upaya pemerintah dan lembaga terkait untuk
mengatur dan mempengaruhi aktivitas industri dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan
secara politis, ekonomis, dan sosial. Beberapa tujuan politik ekonomi industri meliputi:

1. Pembangunan Ekonomi

Mendorong pertumbuhan industri sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi


nasional. Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter, serta
memberikan insentif kepada sektor industri tertentu untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi.

2. Penciptaan Lapangan Kerja

Memastikan industri memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menciptakan


lapangan kerja bagi penduduk setempat. Ini dapat dicapai melalui pengembangan
kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor yang padat karya.

3. Pengembangan Infrastruktur

Mendorong pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung


pertumbuhan industri, seperti jaringan transportasi dan ketersediaan energi yang
handal dan terjangkau.
4. Diversifikasi Ekonom

Mendorong diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan berbagai sektor industri,


sehingga negara tidak terlalu tergantung pada satu sektor saja. Hal ini dapat
membantu mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga komoditas dan perubahan
kondisi pasar global.

5. Penyediaan Layanan Publik

Memastikan bahwa industri menyediakan layanan publik yang penting bagi


masyarakat, seperti pasokan air bersih, listrik, dan layanan komunikasi.

6. Perlindungan Lingkungan

Mengatur industri untuk memastikan bahwa aktivitas ekonomi tidak merusak


lingkungan. Ini mencakup pengawasan polusi, pengelolaan limbah, dan promosi
teknologi ramah lingkungan.

7. Pengendalian Monopoli dan Oligopoli

Mengawasi industri untuk mencegah terbentuknya monopoli atau oligopoli yang


dapat merugikan konsumen dan menghambat persaingan yang sehat.

8. Peningkatan Daya Saing Global

Mendorong industri untuk menjadi lebih kompetitif di pasar global dengan


mengadopsi praktik terbaik, memperkuat inovasi, dan memperbaiki infrastruktur.

Tujuan politik ekonomi industri sering kali mencerminkan aspirasi pemerintah untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan ekonomi, dan kesejahteraan
sosial bagi penduduknya.

SUMBER:

https://investor.id/business/282128/ciptakan-hilirisasi-indonesia-butuh-politik-industri

https://mediaindonesia.com/pilkada/353934/industri-politik-vs-demokrasi-deliberatif

https://www.neraca.co.id/article/51982/politik-industri-dan-realitas-bisnis
Vivin R.D.(2008) PROSES INDUSTRIALISASI DI INDONESIA DALAM PRESPEKTIF
EKONOMI POLITIK..Journal of Indonesian Applied Economics.

Anda mungkin juga menyukai