A. Pendahuluan
Dalam mencari sumber pokok ajaran Islam, Al Qur’an dan hadis di yakini
oleh umat Islam sebagai sumber tepercaya sehingga tidak mungkin menipu.
B. Pembahasan
Pendapat lain juga mengemukakan bahwa pemalsuan hadis yang terjadi pada
zaman Nabi memiliki motif keduniaan dan dilakukan oleh orang munafik. Pendapat
ini di kemukakan oleh salah Al Din al Adaby.2
1
Alamsyah “ Pemalsuan Hadis dan Upaya Mengatasinya “ Jurnal Al Hikmah VO1. XIV nomor 2/2013, hal 198.
2
Alamsyah “ Pemalsuan Hadis dan Upaya Mengatasinya “ Jurnal Al Hikmah VO1. XIV nomor 2/2013, hal 202.
Pada mulanya faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pemalsuan
hadis adalah untuk kepentingan politik. Pada masa itu telah terjadi pertentangan
politik antara Ali bin Abu Thalib dan Mu’awiyah Ibnu Abu Sufyan. Para pendukung
masing masing tokoh telah melakukan berbagai upaya untuk memenangkan
perjuangan mereka. Salah satu upaya yang telah dilakukan mereka adalah pembuatan
hadis hadis palsu. Dengan kata lain, pemalsuan hadis itu berlangsung setelah umat
Islam terpecah belah dalam bentuk partai partai atau sekte sekte.
Corak hadis yang mula mula di buat adalah berkenaan dengan pengakultusan
pribadi. Mustafa al Siba’i menegaskan bahwa orang pertama yang membuat hadis
palsu dengan bercorakan pengkultusan pribadi adalah kaum syi’ah. Ibnu Taimiyah
menyatakan bahwa di antara hadis palsu adalah hadis yang menegaskan kekhalifahan
Ali. Menurut Ibnu Hazm, orang yang meriwayatkan hadis tersebut adalah Abal
Hamra.
Hadis Maudhu’ atau Hadis palsu adalah perkataan dusta yang di buat dan di
rekayasa oleh seseorang kemudian di nisbahkan kepada Rasulullah saw. Hadis palsu
adalah seburuk buruk nya hadis dhaif, bahkan sebagian ulama menganggap nya jenis
tersendiri di luar hadis dhaif. Bahkan sebagian ulama pun menyepakati bahwa haram
hukum nya menyampaikan hadis palsu.
Karakteristik hadis palsu menurut Mustafa al Siba’i dapat di tinjau dari dua
dimensi, yaitu kepalsuan dalam sanad nya dan kepalsuan dalam matanya. Dalam
sanad nya dapat diidentifikasi dengan adanya :4
1. Perawi terkenal sebagai pendusta dan dalam hadis yang di riwaytakannya tidak ada
perawi lain yang tepercaya yang meriwayatkan
2. Pengakuan pembuat hadis palsu
3. Kadang kala pembuat hadis palsu terdorong oleh emosi atau interst pribadi
3
Alamsyah “ Pemalsuan Hadis dan Upaya Mengatasinya “ Jurnal Al Hikmah VO1. XIV nomor 2/2013, hal 199
4
Alamsyah “ Pemalsuan Hadis dan Upaya Mengatasinya “ Jurnal Al Hikmah VO1.XIV nomor 2/2013, hal 20
7. Bertentangan dengan akal sehat yang menerima kemahasucian dan
kemahasempurnaan Allah
8. Bertentangan dengan fakta fakta