Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERBAIKAN SISTEM ALTERNATING CURRENT


GENERATOR (ACG) / SMART MOTOR GENERATOR (SMG)

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Pelajaran : PLSM

Disusun Oleh :
Nama : M. Aditya Firmansyah
Kelas : XI – TSM Yamaha

SMK BHAKTI NUSANTARA SUMEDANG


TAHUN AJARAN 2023 / 2024
Jl. Angkrek No.119, Situ, Kec. Sumedang Utara,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45323
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Perbaikan Sistem Alternating Current
Generator (ACG) / Smart Motor Generator (SMG)". Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Sumber Daya Alam (PLSM) di
SMK Bhakti Nusantara Sumedang, dalam rangka pemenuhan tugas akademis pada
tahun ajaran 2023/2024.

Sistem Alternating Current Generator (ACG) atau dikenal juga sebagai Smart
Motor Generator (SMG) merupakan komponen penting dalam dunia teknik elektro,
khususnya pada sistem pembangkit listrik. Sebagai peserta didik SMK Bhakti
Nusantara Sumedang, penulis merasa penting untuk memahami dan menguasai konsep
serta aplikasi teknologi terkini dalam perbaikan sistem ACG/SMG.

Makalah ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai perbaikan


sistem ACG/SMG, termasuk masalah umum yang mungkin terjadi, solusi yang dapat
diterapkan, dan dampaknya terhadap kinerja keseluruhan sistem. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan kepada pembaca,
terutama rekan-rekan sejawat di bidang teknik elektro.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata
pelajaran PLSM, rekan-rekan sesama siswa, serta semua pihak yang telah memberikan
dorongan dan inspirasi.

Semoga makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta bermanfaat bagi pembaca yang berminat memahami
lebih dalam tentang perbaikan sistem Alternating Current Generator (ACG) / Smart
Motor Generator (SMG).

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan
dan pengembangan ke depannya. Terimakasih

Sumedang, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii

1.1........................................................................................................................................Pri
nsip dasar kelistrikan ................................................................................1
1.2........................................................................................................................................Pri
nsip Kerja Generator .................................................................................4
1.3........................................................................................................................................Fun
gsi, dan cara kerja system ACG / SMG\ ..................................................9
1.4........................................................................................................................................Fun
gsi dan cara kerja komponen utama dari ACG / SMG .............................9
1.5........................................................................................................................................Pro
sedur deteksi ketidak normalan komponen system ACG / SMG .............11
1.6........................................................................................................................................Pro
sedur Analisis dan troubleshooting ketidak normalan system ACG / SMG
...................................................................................................................12
1.7........................................................................................................................................Pro
sedur Bongkar pasang cover body dan cowl ............................................13
1.8........................................................................................................................................Pro
sedur bongkar pasang komponen system ACG / SMG ............................15
1.9........................................................................................................................................Pro
sedur K3 diterapkan pada pelaksanaan proses kerja ................................17
2.1Tegangan Aki pada kondisi mesin mati pada kondisi starting, mesin
di ukur sesuai buku pedoman reparasi / manual book ..............................19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................20

ii
iii
1.1. Prinsip dasar kelistrikan
Dua tipe listrik

1) Listrik Statis
Dalam rumus electron bebas: listrik statis adalah suatu keadaan dimana
elektron bebas sudah terpisah dari atomnya masing – masing tetapi tidak
bergerak , hanya berkumpul di atas permukaan benda.

2) Listrik Dinamis
Listrik dinamis adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergerakan dari
elektron – elektron bebas melaui suatu konduktor. Jenis ini adalah listrik AC
dan DC. Kelistrikan secara umum ada 2 jenis berdasarkan sifat gelombangnya
yaitu listrik AC (alternating current) atau arus bolak-balik dan listrik DC
(direct current) atau arus searah. Listrik DC adalah bila elektron – elektron
bebas melui suatu konduktor dengan arah yang tetap searah

Pada listrik AC ada 2 macam sistem, 1 fasa dan 3 fasa


AC adalah singkatan dari Alternating Current, yaitu Listrik arus bolak-balik.
Dinamakan demikian karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang
sinusoidal. Artinya adalah listrik ini mempunyai polaritas yang berubah-ubah
antara kutub positif dan negative.
Pengertian 1 Phase / Fasa Tunggal

Di dunia kelistrikan, pada listrik AC ini ada 2 sistem yang dikenal yaitu
system 1 phase atau biasa disebut dengan single phase dan 3 phase. Tegangan
1 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua kabel penghantar yaitu
1 kabel di fungsikan phasa dan 1 kabel lagi di fungsikan sebagai netral.

1
Pengertian 3 Phase / 3 Fasa

Untuk memenuhi kebutuhan dalam suplai daya listrik, sistem 1 phase


dikembangkan menjadi 3 phase. Sistem ini menggunakan 3 gelombang
sinusoidal yang mempunyai perbedaan sudut phase masing-masing 120
derajat. Berikut adalah gambaran mengenai gelombangnya.

Tiga faktor pembangkit Listrik ;

1) Magnet : memepunyai kutub utara dan selatan


serta membentuk medan magnet
2) Coil : merupakan gulungan kawat konduktor
yang mengelilingi inti besi
3) Motion/Gerakan : gerakan berputar magnet
untuk mengubah ubah garis medan magnet,
sehingga menimbulkan listrik

Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada


tidaknya arus listrik yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat
adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi,
sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya
disebut induksi elektromagnetik.

Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu :

(1) Kecepatan perubahan medan magnet, Semakin


cepat perubahan medan magnet, maka GGL
induksi yang timbul semakin besar.
(2) Banyaknya lilitan, Semakin banyak lilitannya, maka
GGL induksi yang timbul juga semakin besar.
(3) Kekuatan magnet, Semakin kuat gejala
kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul
juga semakin besar.

2
Tiga reaksi arus listrik:
1) Reaksi Panas

• Ketika listrik mengalir di dalam konduktor, aliran listrik tersebut


mendapatkan hambatan dari konduktor.
• Dari hambatan tersebut akan menghasilkan panas di dalam konduktor.
• Semakin tinggi hambatan atau arus listrik, semakin besar panas yang
dihasilkan.

2) Reaksi Magnet

Aliran arus listrik di dalam kabel menghasilkan garis gaya magnet.

3) Reaksi Kimia

• Saat listrik mengalir di dalam larutan encer Asam Sulfat (H2SO4) dan
platina sebagai elektroda, aliran akan terurai menjadi Oksigen (O2) dan
Hidrogen (H).
• Proses ini disebut elektrolisa, yaitu proses kimia dengan arus listrik.

3
1.2. Prinsip Kerja Generator
Listrik dan Magnet
Garis Gaya Medan Magnet
- Magnet mempunyai dua kutub (pole), N (North) / U (Utara) dan S (South)
S (Selatan).
- Garis gaya magnet berasal dari kutub N ke kutub S.
- Area yang dilewati garis gaya magnet disebut medan magnet.

- Garis gaya magnet dihasilkan karena kutub Utara (N) dan kutub Selatan
(S),saling tarik menarik.
- Sementara antara kutub yang sejenis, tolak menolak.

Hukum Kaidah Sekrup Kanan

- Apabila garis gaya magnet timbul karena adanya arus listrik, maka ada
hubungan antara arah arus listrik dan garis gaya magnet.
- Jika arah aliran listrik sama dengan arah putar, maka gaya garis magnet
sama
dengan arah putarannya.
- Jika aliran listrik melewati coil, dari bawah ke atas, maka gaya garis magnet
sama dengan arah putar sekrup.

Garis Gaya Medan Magnet


- Magnet mempunyai dua kutub (pole), N (North) / U (Utara) dan S (South)
/S (Selatan).
- Garis gaya magnet berasal dari kutub N ke kutub S.
- Area yang dilewati garis gaya magnet disebut medan magnet.

- Garis gaya magnet dihasilkan karena kutub Utara (N) dan kutub Selatan
(S),saling tarik menarik.

4
- Sementara antara kutub yang sejenis, tolak menolak.
Hukum Kaidah Sekrup Kanan

- Apabila garis gaya magnet timbul karena adanya arus listrik, maka ada
hubungan antara arah arus listrik dan garis gaya magnet.
- Jika arah aliran listrik sama dengan arah putar, maka gaya garis magnet
sama
dengan arah putarannya.
- Jika aliran listrik melewati coil, dari bawah ke atas, maka gaya garis magnet
sama dengan arah putar sekrup.

Induksi Magnet

- Magnet akan menarik sebatang besi apabila keduanya berdekatan dan


selanjutnya batang besi ini akan berubah menjadi magnet yang lain.
- Efek berubahnya sebatang besi menjadi magnet ini, disebut magnet induksi.
- Besi lunak, sekali menjadi magnet, akan kehilangan kemagnetannya bila
keluar dari medan magnet, tidak demikian dengan baja.

5
Coil & Electromagnet

- Masukkan inti besi ke dalam coil (lilitan), dan berikan arus listrik ke coil.
- Selama arus diberikan, inti besi akan menjadi magnet karena garis gaya
magnet yang dihasilkan pada coil.
Hal ini disebut electromagnet.
- Jika coil dililitkan ke inti besi, coil menjadi magnet yang lebih kuat daripada
tanpa inti besi, karena
garis gaya magnet akan lewat lebih mudah di dalam besi dari pada di udara.
- Semakin besar garis gaya magnet, semakin kuat arus listrik yang dihasilkan,
Atau semakin banyak jumlah lilitan pada coil, semakin kuat magnet.

Induksi Electromagnet

- Bila magnet didekatkan ke solenoid, garis gaya magnet memotong coil dan
gaya electromotive akan timbul pada coil.
- Ini juga terjadi ketika coil lain ditempatkan dekat dengan coil dan
mengalirkan coil kedua tersebut dengan arus lsitrik secara terputus-putus.
- Maka, gaya electromotive akan timbul di dalam coil.
- Effect ini disebut Induksi elektromagnet.

6
Self-induction (Induksi Sendiri)

- Jika perubahan diberikan pada medan magnet di dalam coil, arus akan
timbul di dalam coil melawan perubahan medan magnet untuk menjaga
medan magnet tetap stabil. (Hukum Lentz)
- Dan jika switch tiba-tiba dibuka, arus Listrik akan berbalik ke arah semula.
- Kejadian seperti ini disebut efek self-induction pada coil.
- Tegangan self-induction akan lebih tinggi jika switch terbuka dari pada
Ketika tertutup.
Mutual Induction

- Dua buah lilitan coils co-axially yang tertutup dan diberikan arus lsitrik
yang berubah-ubah, melalui salah satu coil, akan menimbulkan gaya
electromotive di dalam coil satunya. Effect ini disebut mutual induction.
- Transformer dan Ignition coil bekerja dengan sistem ini.

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG


• Diode dapat meneruskan arus lsitrik dalam arah forward (maju), meskipun
tegangan yang masuk kecil.
• Diode tidak dapat meneruskan arus listrik dalam arah reserve (balik),
meskipun diberikan tegangan listrik yang lebih besar.

7
• Karakteristik ini digunakan untuk menyalurkan arus bolak – balik (AC)
menjadi arus searah (DC) yang konstan.
• Misalnya pemakaian sebuah diode pada suatu circuit pada arus AC, seperti
gambar di bawah, diode hanya melewatkan arus setiap setengah
gelombang(Single phase setengha gelombang).

PENYEARAH PENUH SATU GELOMBANG

• Dalam sebuah rangkaian dimana diode bridge nya tersusun dari 4 diode,
arus yang mengalir melalui suatu muatan memiliki bentuk gelombang
seperti arah arus setengah lingkaran negatif yang dibalik.
• Gelombang ini disebut gelombang Full-wave rectification.
• Dalam hal ini arus yang mengalir dua kali lebih banyak.
Pembangkitan daya listrik pada sepedamotor
adalah pembangkit listrik AC 1 fasa dan 3 fasa atau
disebut Generator/alternator.
Generator adalah alat untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Generator ada dua
jenis yaitu generator arus searah (DC) atau dynamo
dan generator arus bolak-balik (AC) atau alternator.
Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik yaitu dengan memutar suatu
kumparan dalam medan magnet sehingga timbul
GGL induksi.

8
1.3. Fungsi, dan cara kerja system ACG / SMG\
Pengertian ACG stater/SMG
Alternating Current Generator (ACG)/ Smart Motor Generator (SMG) yaitu
alat untuk menghasilkan listrik dengan hasil arus bolak-balik (AC), sedangkan
starter yaitu alat untuk memulai kerja suatu alat lain atau mesin. Sehinga
keduanya dikombinasikan menjadi ACG starter.

Komponen ACG Starter

• Suara yang ditimbulkan akibat pergerakan roda gigi saat mesin dihidupkan
pertama kalinya dapat tereduksi melalui penerapan suatu system
alternator/starter yang khusus digunakan pada model ini.
• Sistem ini menyatukan fungsi starter dan fungsi alternator yang terpasang
pada poros engkol.
• Pada saat pertama kali mesin akan dihidupkan,aliran listrik akan menuju ke
kumparan stator
sehingga besi laminasi pada kumparan stator akan menjadi magnet
remanen.Setelah mesin hidup, maka sistem beralih fungsi sebagai suatu
alternator.
• Sistem ini terdiri dari flywheel, kumparan stator tiga-fase, dan (ECM), yang
mengontrol fungsi starter dan alternator.

1.4. Fungsi dan cara kerja komponen utama dari ACG / SMG
Fungsi ACG Stater
Memutar poros engkol untuk menghidupkan mesin dengan menggunakan
alternator (stator dan rotor) dan sekaligus sebagai generator.

9
Saat Starting

Saat proses charging

• Ketika mesin akan dihidupkan, aliran arus listrik dari ECM ke


kumparan stator membuat besi laminasi pada stator akan menjadi
magnet remanen dan menghasilkan kekuatan magnetis.
• Roda gila/Flywheel dilengkapi dengan magnet permanen. Sebuah gaya
tarik menarik atau tolak menolak akan membuat rotor/flywheel
berputar dikarenakan adanya gaya tolak menolak
atau tarik menarik antar magnet remanen pada kumparan stator
dengan magnet permanen pada flywheel.
• Ketika mesin sudah hidup, flywheel bersama dengan kumparan stator
berubah fungsi sebagai alternator yang menghasilkan arus listrik.

Cara Kerja ACG Starter


Ketika mesin dinyalakan, arus listrik akan mengalir melalui stator yang
berlaku sebagai magnet listrik (elektromagnet). Stator tersebut pada dasarnya
memiliki prinsip kerja yang hampir mirip dengan alternator, hanya saja lebih
mengandalkan mekanisme antar magnet.

Contohnya, pada Honda Vario Techno 125 ISS terdapat 12 kutub magnet
permanen dan 18 kumparan yang terdiri dari kutub magnet yang remanen
(tidak tetap). Kumparan-kumparan tersebut masih dibagi lagi menjadi 3 hall.

10
Pada saat mesin dinyalakan, maka secara
otomatis arus listrik akan langsung dialirkan ke
FET Circuit yang terdapat pada Electronic
Control Module (ECM) yang kemudian dibagi
secara merata ke dalam 3 hall tersebut.
Selanjutnya, stator yang telah menjadi
elektromagnet akan bertemu dengan magnet
flywheel.

Pertemuan antar kedua magnet inilah yang


menyebabkan flywheel bergerak, sebelum
akhirnya menggerakkan piston yang
terhubung langsung untuk menyalakan
mesin motor.

Selanjutnya, setelah motor dalam


kondisi berjalan, maka secara
otomatis ECU / ECM akan memutus
tegangan listrik ke stator dan beralih
fungsi menjadi Generator AC.

Generator ini nantinya akan mengubah arus listrik menjadi DC (searah) untuk
mengisi baterai (aki) dan mendukung kinerja ACG Starter pada penggunaan
berikutnya.

1.5. Prosedur deteksi ketidak normalan komponen system ACG / SMG


Proses Starting dan Charging
Proses Starting
1) Ketika sidestand tersebut
ditarik kembali, saklar
sidestand ECM
menghubungkan ke tanah.
2) Ketika saklar kunci kontak
AKTIF, baterai arus mengalir
ke ECM melalui sekering
utama 1 (10 A) dan saklar
pengapian. ECM kemudian akan memulai.

11
3) Ketika saklar kunci kontak AKTIF, arus mengalir dari saklar kunci
kontak ke tanah melalui relay utama. Relay utama kemudian akan
ditutup.

4) arus mengalir dari baterai untuk ECM melalui kontak dari sumbu utama 2
(20 A), relay utama, sub-sekering (10 A), depan/rem tombol lampu
belakang (WW125) atau beralih inhibitor (WW125S), switch dan starter.
(Ketika rem belakang diterapkan dan tombol starter ditekan.)
5) baterai arus mengalir ke ECM melalui saklar pengapian dan starter /
pengisian relay.
6) starter relay pengisian adalah ditekan. Arus baterai kemudian mengalir ke
sirkuit FET dalam ECM melalui relay / starter pengisian (ketika saklar
starter ditekan, perintah diberikan oleh ECM). Rangkaian FET
mengkonversi arus langsung ke alternating current.
7) kumparan adalah magnet ketika arus yang mengalir di kumparan stator.
Sebuah gaya menarik dan gaya repelling dihasilkan antara koil dan magnet
permanen di roda gila, menyebabkan roda gila dan poros engkol untuk
memutar.

1.6 Prosedur Analisis dan troubleshooting ketidak normalan system ACG /


SMG

Saat Charging/Pengisian
1) Bila mesin telah
dimulai, penggerak
crankshaft
menyebabkan untuk
memutar roda gila.
Ketika magnet
permanen melewati

12
kumparan stator, tiga-tahap alternating current dihasilkan, yang
diumpankan ke ECM tersebut.
2) Regulator ini / penyearah di ECM mengkonversi alternating current (AC)
ke arus searah (DC). Arus ini kemudian diumpankan ke baterai melalui
relay / pengisian starter, relay utama, dan sumbu utama 2 (20 A) untuk
mengisi baterai.

1.7 Prosedur Bongkar pasang cover body dan cowl


Jenis-jenis Pengunci Cover
1) Sekrup
Sekrup biasanya digunakan untuk mengamankan penutup rangka, ada beberpa
jenis sekrup, diantaranya:

a. Sekrup kepala-pan
Sekrup kepala-pan digunakan di titik-titik di mana ulir/drat perempuan
(female threads) telah dipotong. Sekrup kepala-pan terkadang digunakan
dengan klip mur.

1) Pin
Sebuah pin menjepit satu penutup rangka yang diamankan ke dalam
lubang pada penutup rangka yang lain. Melepaskan penjepit Pin :
Masukkan benda tajam-runcing, sebaiknya terbuat dari resin, ke celah
antara penutup rangka untuk membongkar celah terbuka untuk melepaskan
pin.

13
2) Tab
Tab dimasukkan lurus, tetapi ketika di Tarik keluar dirancang untuk
menjadi sulit. Melepaskan penjepit Tab :
- Tekan ke bawah dasar tab dari atas untuk melepaskan kunci nya.
- Tarik ke arah Anda sambil menekan ke bawah tab.

3. Kait Hooks
Kait pada penutup rangka menjepit lubang dalam penutup rangka lainnya.
Bagaimana melepaskan joint Kait : Geser penutup rangka untuk melepaskan
pengait itu, dan kemudian angkat penutup rangka.

14
1.8 Prosedur bongkar pasang komponen system ACG / SMG
Kerusakan pada sistem ACG starter terjadi seperti kasus berikut:
Kerusakan : Alternator/starter tidak berputar
Langkah pemeriksaan dan perbaikan sebagai berikut:
(1) Pemeriksaan Standar
Periksa berikut ini:
– Kondisi battery
– Sekring-sekring putus
Apakah hal-hal di atas dalam kondisi baik?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 2.
TIDAK – Ganti atau perbaiki part-part yang tidak berfungsi.

(2) Pemeriksaan sistem PGM-FI


Periksa kedipan MIL.
Apakah MIL berkedip?
YA – Periksa sistem PGM-FI .
TIDAK (MIL tidak menyala) – Periksa saluran daya/massa ECM.
TIDAK (MIL menyala selama beberapa detik kemudian mati) –
LANJUTKAN KE LANGKAH 3.

(3) Cara kerja relay starter/pengisian


Putar kunci kontak ke ON.
Tarik standar samping ke atas.
Tarik handel rem belakang sepenuhnya dan tekan switch starter.
Harus terdengar bunyi "KLIK" pada relay pada saat switch starter ditekan.
Apakah terdengar bunyi "KLIK"?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 4.
TIDAK – LANJUTKAN KE LANGKAH 7.

(4) Pemeriksaan Saluran Switch Relay Starter/pengisian


Putar kunci kontak ke OFF.
Lepaskan konektor 5P ECM.
Putar kunci kontak ke ON.
Tarik standar samping ke atas.
Tarik handel rem belakang sepenuhnya dan tekan switch starter.
Ukur tegangan antara konektor 5P ECM dan massa.
Apakah ada tegangan battery?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 5.
TIDAK – • Konektor tersambung dengan longgar atau tidak baik.
• Rangkaian terbuka pada kabel Merah/kuning antara relay
starter/pengisian dan ECM.
• Rangkaian terbuka pada kabel Merah antara relay
starter/pengisian dan battery.
• Relay starter/pengisian rusak (Periksa relay
starter/pengisian)

15
(5) Pemeriksaan Rangkaian Coil Stator Putar kunci kontak ke OFF.
Lepaskan konektor 3P (Hitam) ECM.
Ukur tahanan pada konektor 3P (Hitam) ECM.
Apakah tahanan antara 0,03 – 0,20 Ω (20 °C)?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 6.
TIDAK – Ganti alternator/starter dengan yang baru dan periksa ulang.

(6) Pemeriksaan Rangkaian Sensor CKP


Putar kunci kontak ke OFF.
Lepaskan konektor 6P (Hitam) sensor CKP.
Putar kunci kontak ke ON.
Ukur tegangan pada konektor 6P (Hitam) sisi ECM dan massa.
Ukur tegangan pada konektor 6P (Hitam) sisi ECM.
Apakah ada tegangan standard?
YA – Ganti sensor CKP dengan yang baru dan periksa ulang.
TIDAK – • Rangkaian terbuka pada kabel body antara konektor sensor
ECM dan CKP
• Ganti ECM dengan yang baru dan periksa ulang.

(7) Pemeriksaan Saluran Switch Inhibitor/Switch Starter


Putar kunci kontak ke OFF.
Lepaskan konektor 21P (Abu-abu) ECM.
Putar kunci kontak ke ON.
Tarik handel rem belakang sepenuhnya dan tekan switch starter.
Ukur tegangan antara konektor 21P (Abu-abu) ECM dan massa.
Apakah ada tegangan battery?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 8.
TIDAK – • Konektor tersambung dengan longgar atau tidak baik.
• Rangkaian terbuka pada kabel Hitam/coklat antara kotak
sekring dan switch inhibitor.
• Switch inhibitor rusak
• Rangkaian terbuka pada kabel Merah muda antara
switch inhibitor dan switch starter.
• Rangkaian terbuka pada kabel Kuning/hijau antara
switch starter dan ECM.
• Switch starter rusak

(8) Pemeriksaan Kontinuitas Relay Starter/pengisian


Periksa cara kerja relay starter/pengisian
Apakah bekerja dengan normal?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 9.
TIDAK – Relay starter/pengisian rusak.

16
(9) Pemeriksaan Saluran Coil Relay Starter/Pengisian
Putar kunci kontak ke OFF.
Pasang relay starter/pengisian
Lepaskan konektor 21P (Hitam) ECM.
Putar kunci kontak ke ON.
Ukur tegangan antara konektor 21P (Hitam) ECM dan massa.
Apakah ada tegangan battery?
YA – LANJUTKAN KE LANGKAH 10.
TIDAK – • Konektor tersambung dengan longgar atau tidak baik.
• Rangkaian terbuka pada kabel Hitam/putih antara kunci
kontak dan relay starter/
pengisian.
• Rangkaian terbuka pada kabel Kuning antara relay
starter/pengisian dan ECM.
HUBUNGAN: Putih/merah (+) – Massa (–)
Putih/biru (+) – Massa (–)
Putih/hitam (+) – Massa (–)
Biru/kuning (+) – Massa (–)
STANDAR: 5 – 10
(10) Pemeriksaan Standar Samping Putar kunci kontak ke OFF.
Tarik ke atas standar samping dan periksa kontinuitas antara terminal-
terminal konektor 21P (Abu-abu)
ECM berikut ini.
Apakah ada kontinuitas?
YA – Ganti ECM dengan yang baru dan periksa ulang.
TIDAK – • Konektor tersambung dengan longgar atau tidak baik.
• Rangkaian terbuka pada kabel Hijau/putih antara ECM
dan switch standar samping.
• Rangkaian terbuka pada kabel Biru/hijau antara ECM
dan switch standar samping.
• Switch standar samping rusak.
Untuk perbaikan mengikuti BPR atau service manual Unit

1.9 Prosedur K3 diterapkan pada pelaksanaan proses kerja

1) Pemeriksaan Awal dan Evaluasi Risiko:

Sebelum memulai perbaikan, lakukan pemeriksaan awal untuk


mengidentifikasi potensi risiko keselamatan.
Lakukan evaluasi risiko khusus yang terkait dengan pekerjaan perbaikan
pada ACG atau SMG.
2) Persiapan Tempat Kerja:
Pastikan area kerja terbebas dari hambatan dan potensi bahaya lainnya.
Gunakan tanda peringatan dan penghalang jika diperlukan untuk
mengamankan area kerja.

17
3) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
Pastikan bahwa semua pekerja yang terlibat dalam perbaikan
menggunakan APD yang sesuai, seperti helm, pelindung mata, pelindung
telinga, sarung tangan isolasi, dan sepatu keselamatan.

4) Pemadaman dan Pengamanan Energi:


Matikan dan pastikan bahwa semua energi listrik pada ACG atau SMG
sudah dimatikan sebelum memulai perbaikan.
Pastikan pengamanan energi telah dilakukan untuk mencegah sumber daya
listrik mengalir ke peralatan yang sedang diperbaiki.

5) Penggunaan Alat dan Peralatan yang Aman:


Pastikan bahwa semua alat dan peralatan yang digunakan dalam perbaikan
dalam kondisi baik dan aman.
Pilih alat yang sesuai dan dirancang khusus untuk pekerjaan pada ACG
atau SMG.

6) Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan:


Pastikan semua pekerja yang terlibat dalam perbaikan telah menerima
pelatihan keselamatan yang diperlukan.
Tingkatkan kesadaran keselamatan melalui briefing dan diskusi sebelum
memulai pekerjaan.

7) Penanganan Bahan Kimia:


Jika ada bahan kimia yang digunakan dalam perbaikan, pastikan petunjuk
penggunaan dan penanganannya dipatuhi.
Sediakan informasi dan sarana penanganan darurat bahan kimia jika
diperlukan.

8) Pemantauan dan Supervisi:


Lakukan pemantauan dan supervisi terus-menerus selama perbaikan untuk
memastikan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan.
Siapkan rencana darurat dan komunikasi untuk mengatasi situasi darurat
jika terjadi.

9) Pemulihan dan Evaluasi Pasca Pekerjaan:


Setelah perbaikan selesai, pastikan untuk melakukan pemulihan sistem
secara bertahap dan aman.
Evaluasi pasca pekerjaan untuk mengidentifikasi pelajaran yang dapat
diambil dan memperbaiki prosedur K3 di masa depan.
Dengan menerapkan prosedur K3 secara ketat, Anda dapat meminimalkan
risiko kecelakaan dan melindungi kesehatan pekerja yang terlibat dalam
perbaikan Sistem Alternating Current Generator atau Smart Motor
Generator.

18
2.1 Tegangan Aki pada kondisi mesin mati pada kondisi starting, mesin di
ukur sesuai buku pedoman reparasi / manual book

Pada kondisi mesin mati saat proses starting, tegangan aki (baterai) dapat
diukur untuk memastikan ketersediaan daya yang cukup untuk
menggerakkan motor starter dan menghidupkan mesin. Proses starting ini
penting karena motor starter membutuhkan daya yang cukup dari baterai
untuk memutar mesin hingga dapat dihidupkan oleh sistem pembakaran
internal.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk mengukur tegangan aki pada


kondisi mesin mati saat proses starting, sesuai dengan buku pedoman
reparasi atau manual book dalam perbaikan Sistem Alternating Current
Generator (ACG) atau Smart Motor Generator (SMG):

1) Pemeriksaan Alat Ukur: Pastikan alat ukur yang digunakan dalam kondisi
baik dan kalibrasi. Pilih alat ukur tegangan yang sesuai dengan
karakteristik listrik baterai.

2) Identifikasi Terminal Baterai: Identifikasi terminal positif dan negatif pada


baterai. Pastikan keamanan dan koneksi yang baik antara terminal baterai
dan sistem listrik mesin.

3) Siklus Kunci Pada Posisi OFF: Pastikan kunci kontak pada posisi OFF
sebelum mengukur tegangan aki. Hal ini memastikan bahwa tidak ada
beban listrik yang sedang aktif selama pengukuran.

4) Sambungkan Alat Ukur: Hubungkan alat ukur tegangan pada terminal


positif dan negatif baterai.
Pastikan sambungan kabel kuat dan tidak ada kebocoran arus.

5) Bacaan Tegangan: Baca tegangan pada alat ukur. Tegangan aki normalnya
harus mencukupi untuk memastikan bahwa motor starter dapat berfungsi
secara efektif.

6) Evaluasi Tegangan: Periksa apakah tegangan aki mencapai nilai yang


sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam buku pedoman reparasi
atau manual book. Jika tegangan rendah, ini dapat menjadi indikasi bahwa
baterai memerlukan pengisian atau mungkin perlu diganti.

7) Langkah Lanjutan: Jika tegangan aki rendah, periksa kondisi baterai,


kabel-kabel, dan koneksi untuk menemukan penyebabnya. Pastikan bahwa
sistem pengisian berfungsi dengan baik untuk mengisi daya baterai selama
operasi normal mesin.

19
DAFTAR PUSTAKA

TBSM – Perbaikan Sistem Alternating Current Generator (ACG) Smart


Motor Generator (SMG) Materi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam penerapan prinsip dasar
kelistrikan, fungsi dan cara kerja generator, fungsi dan cara kerja komponen
utama dari ACG/SMG, troubleshooting dan perbaikan ACG/SMG.
https://galerikejuruan.bbppmpvbmti.kemdikbud.go.id/?p=2327

20

Anda mungkin juga menyukai