Pernah melihat cerita mayat hidup yang berjalan? Di tahun 1990an, kisah-kisah
Vampire China yang jalan melompat-lompat dan suka menghisap darah
manusia segar, menjadi tren topik bagi penggemar film Kung-Fu jadul di RCTI.
Kisah ini bukanlah merupakan ide yang baru bagi penulis skenario, karena
menurut legenda Tiongkok Kuno, mahluk Vampire ini telah tercatat dalam
karya sastra yang ditulis oleh Ji Xiaolan, seorang sarjana dari Dinasti
Qing (1636-1911) yang berjudul Yuewei Caotang Piji.
Jiang Shie adalah sebutan masyarakat Tiongkok untuk mahluk vampire ini.
Jiang Shi ini umum digambarkan sebagai mayat yang mengenakan pakaian
resmi Dinasti Qing dan bergerak melompat-lompat dengan tangan terbentang.
Di dahinya, tertempel selembar jimat (Fu) yang berwarna kuning dengan
oretan tinta merah/darah ayam.
Jiangshi akan membunuh makhluk hidup untuk menyerap qi atau "energi
kehidupan" yang dalam hal ini berupa darah. Hantu ini biasanya keluar pada
malam hari, sedangkan pada siang hari dia akan berbaring di dalam peti mati
atau bersembunyi di tempat gelap seperti gua.
Versi Pertama
Alasannya adalah masalah transportasi. Mereka pada umumnya adalah
masyarakat yang hidup jauh terpencil. Setelah meninggal, penduduk setempat
harus memikirkan cara untuk menguburkan mereka pada lokasi pemakamam
yang terletak jauh dari desa. Untuk itu, akhirnya mereka meminta bantuan dari
pendeta Tao yang ahli, untuk membuat mayat tersebut berjalan sendiri.
Namun proses ritual ini sebenarnya tidak melibatkan ilmu sihir sama sekali.
Pendeta Tao hanya bertugas memanjatkan doa untuk para arwah dari para
Jiang Shi.
Konon proses ritual ini dimulai dengan mengikat pergelangan kaki dan lutut.
Tangan mereka pun diangkat paksa hingga terlentang. Proses ini dapat
dilakukan, karena tubuh mayat sudah kaku.
Setelah itu, tongkat panjang akan diikatkan ke tubuh mayat yang diatur tegak.
Dua orang yang kuat akan berada pada ujung depan dan belakang dari tongkat.
Ketika mereka mengangkat tongkat tersebut, sang mayat nampak seperti
melompat-lompat.
Versi Kedua
Berdasarkan mitologi China, kisah Jiangshi atau yang lebih sering disebut
vampir China ini sudah dimulai lebih dari 2.000 tahun lalu.
Kala itu, China masih belum bersatu dan kaisar pertama China, Qin Shi Huang,
sedang sibuk menaklukkan negara-negara di sekitar kerajaannya.
Penaklukan itu membuat banyak prajurit bepergian jauh dari rumah dan
berada di garda terdepan untuk melawan pasukan Qin Shi Huang. Banyak dari
mereka tewas dalam pertempuran.
Sayangnya, keluarga kala itu tak mampu membawa pulang jenazah para
prajurit. Mereka kemudian dipercaya mendatangi pendeta Tao untuk
melakukan ritual menghubungi tubuh dan jiwa orang yang telah meninggal
supaya bisa kembali ke rumah.
Biasanya, pendeta Tao tersebut akan menuliskan mantra serta nama dan
tanggal lahir di wajah mayat sehingga Jiangshi bisa kembali ke keluarga.
Versi Ketiga
1. Komposisi kimia dari tanah pekuburan tidak cocok untuk organisme hidup,
sehingga bakteri tidak muncul untuk membantu dalam proses pembusukan.
Rambut dan kuku mayat tampak tumbuh dan tidak ada tanda-tanda nyata dari
dekomposisi. Jika tidak ditangani, mayat akhirnya akan menjadi jiangshi dari
waktu ke waktu.
Api.
Barang-barang lain untuk mengalahkan vampir Cina adalah cuka, kuku
keledai hitam, beras ketan, lonceng tangan, benang bernoda tinta hitam,
tanda “Ba Gua” dan darah anjing hitam.
Terimakasih