Anda di halaman 1dari 6

a.

Analisis Instrumen Soal Pretest dan Posttest

Analisis ini bertujuan untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan

tingkat kesukaran soal pretest dan posttest yang telah disusun. Sehingga dapat

diketahui soal tersebut telah memenuhi syarat atau belum.

1) Validitas

Validitas adalah tingkat ukuran suatu data yang menunjukkan

kebenaran atau kesahihan dimana kebenaran ini dilihat dari nilai derajat

ketepatan antara data yang ada di lapangan dan data yang diambil oleh peneliti
(Sugiyono, 2012)
. Uji validitas yang telah ditemukan oleh Pearson yaitu uji

statistik korelasi Product Moment. Rumusnya yaitu:

r N (ΣXY ) – (ΣX) x(ΣY )


xy=¿ ¿ =
√ ( N Σ X −( ΣX ) ) (N Σ Y −( ΣY ) )
2 2 2 2

Keterangan:

r xy : Koefisien nilai korelasi

ΣX : Jumlah skor soal

ΣY : Jumlah skor keseluruhan

N : Jumlah responden/peserta didik

Hasil uji validitas dapat ditentukan kategorinya mengikuti pedoman

yang ada pada Tabel 3.9.

Tabel 3. 1 Kategori Validitas

Ketentuan Nilai r tabel Kategori

r xy ≥ r tabel Valid

r tabel < r tabel Tidak Valid


Hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan nilai r xy dengan

r tabel yang memiliki nilai signifikansinya sebesar 5%. Jawaban soal yang benar

diberi nilai 1, dan ketika salah diberi nilai 0. Uji validitas ini menggunakan

aplikasi SPSS 23.0 for Windows dengan kriteria apabila correlated item-total

correlation mempunyai skor yang lebih dari 0,334 maka data tersebut

dikatakan valid.

2) Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012), reliabilitas merupakan tingkat konsistensi

suatu data yang diuji dalam kurun waktu tertentu. Untuk mencari nilai

reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. Selanjutnya untuk

menentukan tingkat reliabilitas data dapat mengikuti pedoman tingkat

reliabilitas pada Tabel 3.10.

k Σσb ²
r 11 = ( ) (1 - )
(k −1) σ ²t

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = jumlah butir soal

Σσb ² = jumlah varians pada butir soal

σ ²t = Varians total

Tabel 3. 2 Kriteria Reliabilitas

Nilai Alpha Cronbach’s Interpretasi

≤ 0,20 Kurang reliabel

0,21 – 0,40 Agak reliabel

0,41 – 0,80 Cukup reliabel

0,81 – 1,00 Sangat reliabel


Uji reliabilitas dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 23.0 dengan

metode Alpha Cronbach’s yang memiliki skala pengukuran nilai 1 sampai 0.

Suatu instrumen data agar dapat dikatakan reliabel harus memiliki nilai

koefisien alpha.

3) Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran merupakan ukuran seberapa banyaknya peserta

didik yang mampu menjawab benar dan banyaknya jumlah peserta tes.

Apabila banyak peserta didik yang memperoleh jawaban benar maka semakin

mudah soal tersebut atau indeks kesukarannya rendah begitu pun sebaliknya.

Indeks tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan dalam 0,00 – 1,00. Rumusnya

adalah:

B
P = JS

Keterangan:

P: Indeks kesukaran soal

B: jumlah peserta didik yang menjawab benar

JS: jumlah keseluruhan peserta tes

Data diolah menggunakan aplikasi SPSS dengan metode Alpha

Cronbach’s. Pada soal yang akan dianalisis diambil rata-ratanya setelah itu

dapat ditentukan tingkat kesulitannya. Pedoman tingkat kesukaran terdapat

pada Tabel 3.11.

Tabel 3. 3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Nilai p Kategori

P < 0,3 Sukar

0,3 ≤ p Sedang

P>7 Mudah
4) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal dimana skor dari suatu

soal dapat mengkategorikan peserta tes dengan kelompok rendah dan


(Novita et al., 2019)
kelompok tinggi . Ini berarti apabila sekelompok peserta

didik yang melakukan tes lalu terdapat banyak peserta didik dari kelompok

tinggi yang menjawab benar maka tingkat daya beda soal semakin tinggi.

Demikian pula, jika semakin sedikit peserta didik dari kelompok rendah yang

dapat menjawab dengan tepat. Soal yang diuji daya bedanya harus memiliki

skor 0,40 lebih agar dapat diterima. Pedoman tingkat daya pembeda soal

terdapat pada Tabel 3.12. Rumus uji daya pembeda yaitu:

BA BB
D = J - J = P A - PB
A B

Keterangan:

D : daya pembeda pada tiap soal

B A : banyak peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyak peserta didik kelompok bawah menjawab benar

J A : jumlah peserta didik kelompok atas

J B : Jumlah peserta didik kelompok bawah

P A : jumlah kelompok atas yang menjawab benar

PB : Jumlah kelompok bawah yang memilih benar

Tabel 3. 4 Kriteria Daya Pembeda

Daya pembeda (D) Tingkat

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup


0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

(Sumber : Kumalasari, 2021)

5) Analisis Data Hasil Pretest dan Posttest

Sebelum data dianalisis secara statistik, maka data harus diuji dulu

keabsahannya melalui uji normalitas dan homogenitas


(Nianti & Sri Haryati, 2022)
.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu data yang

diperoleh berdistribusi secara normal atau tidak, maka diperlukan uji yang

disebut uji normalitas. Hasil pengujian dengan SPSS dengan metode Alpha

Cronbach’s jika diperoleh nilai Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi secara

normal. Nilai yang digunakan untuk di uji normalitasnya adalah nilai pretest.

Berikut rumus yang digunakan:


K
(oi−Ei) ²
X² = ∑ Ei
Ei=1

Keterangan:

X²: Chi- kuadrat

Oi: Jumlah pengamatan

Ei: Jumlah pengamatan yang diharapkan

K: Banyak kelas interval (Sugiyono, 2012).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan langkah selanjutnya


(Novita et al., 2019)
mengenai uji statistik yang perlu dilakukan. Menurut

bahwasannya pedoman untuk mengambil keputusan terkait uji homogenitas

adalah jika nilai yang diperoleh dari uji normalitas Sig < 0,005 maka dapat
disimpulkan bahwa varians dari kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.

Lalu jika Sig > 0,05 maka kelompok populasi data bersifat homogen
(Augustha et al., 2021)
.

3) Uji T-Test

Uji T-Test berguna untuk menguji bagaimana pengaruh variabel

independen terhadap suatu hasil perlakuan. Uji T-Test dilakukan dengan

aplikasi SPSS. Penarikan kesimpulan jika nilai Sig > 0,05 maka variabel

independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Lalu jika nilai Sig <

0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan


(Sri Lestari, 2020)
.

Anda mungkin juga menyukai