Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TENGAH SEMESTER

MBKM MAGANG TUNAS BIMA

TUNAS BIMA MITRA KOPERASI PETANI JAYA MAKMUR INDONESIA

Oleh :
Silvia Avrilza Mutiara
NIM. A1D021187
Kelas B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaiakan Laporan Tengah Semester kegiatan
MBKM Tunas Bima sebagai pengganti kegiatan Ujian Tengah Semester pada Mata
Kuliah Hama dan Penyakit Pasca Panen kelas A. penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Susanto B. Sulistyo, S.TP., M.Si., Ph.D. selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik.
2. Bapak Fatichin, S.P., M.P., Ph.D. selaku Kepala Program Studi S1
Agroteknologi.
3. Bapak Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S., Ph.D. dan Ibu Mutala'liah, S.P.,
M.Sc. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Hama dan Penyakit Pasca
Panen kelas A.
Yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih karena telah diberikan izin untuk
melaksanakan kegiatan MBKM Tunas Bima di Koperasi Petani Jaya Makmur
Indonesia. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Koperasi Petani Jaya
Makmur Indonesia yang sudah memberi kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan kegiatan magang. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dalam bentuk spiritual, moralitas,
dan material selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi isi maupun teknik penulisannya, yang disebabkan keterbatasan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini
dapat digunakan sebaik-baiknya dan dapat memberikan informasi kepada pembaca
Purwokerto, 15 Oktober 2023

Silvia Avrilza Mutiara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................4

I. PENDAHULUAN..................................................................................................6

A. Latar Belakang......................................................................................................6

B. Tujuan....................................................................................................................7

II. KONDISI UMUM TEMPAT MAGANG..............................................................8

III. METODE PELAKSANAAN MAGANG..........................................................9

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan...........................................................................9

B. Metode Pelaksanaan..............................................................................................9

IV. PEMBAHASAN...............................................................................................10

A. Penyusunan Proposal Tunas Bima...................................................................10

B. Persiapan dan Perencanaan Budidaya dan Pengolahan Lahan.........................11

C. Pengolahan Lahan.............................................................................................12

D. Penyemaian Benih............................................................................................13

E. Penanaman........................................................................................................14

F. Pemeliharaan........................................................................................................15

G. Hama Penyakit dan Pengendaliannya.................................................................16

H. Panen dan Pasca Panen.......................................................................................16

V. KESIMPULAN.......................................................................................................19

A. Kesimpulan.........................................................................................................19

B. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

LAMPIRAN................................................................................................................21
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini pendidikan di Indonesia terus berkembang mengikuti pekembangan


zaman dimana dibutuhkannya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan,
pengalaman, dan mumpuni dibidangnya. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan sistem
pendidikan yang mampu mendukung terwujudnya sumber daya manusia dengan
keterampilan yang mumpuni. Pendidikan abad ke-21 merupakan pendidikan yang
mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan dan keterampilan yang mencakup
kolaborasi, komunikasi, literasi digital, kewarganegaraan, pemecahan masalah,
berpikir kritis, kreativitas, dan produktivitas (GPE Secretariat, 2020 dalam Suhendar,
et al., 2021).
Peningkatan keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan mahasiswa dapat
diperoleh melalui kegiatan magang. Magang adalah suatu kegiatan belajar dalam
rangka pembentukan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pengetahuan dan
sikap terbentuk melalui pengalaman dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang
ditugaskan termasuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi di lapangan
(Octavianingrum, 2020). Di Indonesia terdapat kebijakan yang mengatur kegiatan
magang mahasiswa, yaitu kebijakan MBKM. Kebijakan MBKM merupakan
kebijakan baru di bidang pendidikan di Indonesia sebagai respon tantangan revolusi
industri 4.0 dan society 5.0. Kebijakan ini juga merupakan upaya mewujudkan proses
pembelajaran di perguruan tinggi yang fleksibel, agar tercipta budaya belajar yang
inovatif dan lebih sesuai dengan kebutuhan mahasiswa (Setyowati, 2020). Kebijakan
MBKM juga merupakan suatu respon adanya kebutuhan kompetensi abad 21.
Menurut UNESCO, terdapat tiga keterampilan penting yang harus dikuasai pada abad
21, salah satunya adalah learning skills, yang mencakup ketrampilan berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi (Waskitaningsih et al., 2021).
Untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman penulis,
pada kesempatan kali ini, penulis ikut serta dalam kegiatan MBKM Tunas Bima
dengan mitra Koperasi Petani Jaya Makmur. Pada kegiatan ini, peserta magang
dilatih untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman caisim dan tanaman pepaya
hawaii. Selain itu, peserta MBKM Tunas Bima juga melakukan praktek wirausaha
secara langsung melalui pengolahan produk komoditas olahan pepaya.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya program MBKM Tunas Bima yaitu untuk memperluas


pengetahuan mahasiswa terkait dengan budidaya tanaman caisim dan tanaman pepaya
hawaii di Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia. Selain itu, program Tunas Bima
bertujuan untuk melatih jiwa wirausaha melalui pengolahan pasca panen dari
komoditas utama yang dikembangkan di Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia
yaitu pepaya hawaii.
II. KONDISI UMUM TEMPAT MAGANG

Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia merupakan sebuah koperasi petani


yang didirikan oleh Bapak Kuswoyo, M.Pd. Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia
bergerak dalam produksi dan penjualan komoditas pertanian. Koperasi ini didirikan
dengan Nomor Ijin AHU-0002220.AH.01.26.Tahun 2020. dengan Legalitas Akta
Notaris Nomor 6 Tanggal 7 Februari 2020 oleh notaris Arif Indra Setyadi, S.H,
M.Kn. Koperasi ini berlokasikan Jalan Balai Desa No 01, Desa Keramat RT 06/01,
Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Komoditas pertanian yang dikembangkan oleh Koperasi Petani Jaya Makmur
Indonesia antaralain beras, Labu Siam Jackline, Pepaya Hawaii Arum, dan kacang
tanah. Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia juga telah berkerjasama dengan
beberapa perusahaan seperti PT Berkah Segar Indonesia, PT. Gunanusa Eramandiri,
TaniHub, PT. SUM FARM, PT. Inago, Komunitas Alumni IPB Purwokerto, dan
Industrialisasi Kacang Tanah.
Pada kegiatan MBKM Tunas Bima ini, peserta magang megembangkan dua
jenis komoditas utama yaitu Pepaya Hawaii Arum dan Caisim Tosakan. Dilakukan
budidaya mulai dari pengolahan lahan hingga panennya. Pada kegiatan ini penulis
akan melaksankan budidaya dan pengembangan bisnis komoditas olahan pepaya.
III. METODE PELAKSANAAN MAGANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan MBKM Magang ini dilaksanakan di Koperasi Petani Jaya Makmur


Indonesia, Desa Kramat, Krcamatan Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah dengan
jangka waktu magang selama 4 bulan dimulai dari tanggal 21 Agustus – 21 Desember
2023.
B. Metode Pelaksanaan

Kegaiatan MBKM Tunas Bima di Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia,


dilaksanakan dengan metode praktik kerja langsung baik untuk kegiatan budidaya
tanaman caisim dan pepaya, ataupun kegiatan pengolahan pasca panen produk olahan
komoditas pepaya hawaii. Peserta magang melakukan kegiatan budidaya dari mulai
pengolahan lahan hingga pembuaran olahan produk yang dikembangkan sesuai
dengan proposal Tunas Bima.
IV. PEMBAHASAN

A. Penyusunan Proposal Tunas Bima

Tunas Bima merupakan sebuah program yang difasilitatori oleh Fakultas


Pertanian Universitas Jemderal Soedirman untuk menumbuhkan dan
mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa Fakultas Pertanian. Pada program
ini, kegiatan Tunas Bima dibagi menjadi ke dua mitra, yaitu Koperasi Petani Jaya
Makmur Indonesia dan Farm Marker Ora Nandur Ngunduh. Pada kegiatan kali ini,
setiap mitra terdapat tiga kelompot yang masing-masing mendapat pendanaan sebesar
8 juta rupiah yang digunakan untuk kegiatan magang dan pengembangan bisnis
olahan komoditas pertanian di masing-masing mitra.
Pada kegiatan kali ini, penulis memiliki judul proposal “Pengembangan
Komoditas Pepaya Pada Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia Menjadi Pawpaw
Chewy”. Dilakukan penyusunan proposal kegiatan Tunas Bima sebagai salah satu
kewajiban kegiatan MBKM Tunas Bima. Penyusunan proposal Tunas Bima
dilakukan kurang lebih satu bulan setelah kegiatan berlangsung. Pada proposal Tunas
Bima ini, dijelaskan secara rinci terkait Pendahuluan, Gambaran Umum Rencana
Usaha, Metode Pelaksanaan Usaha, Biaya dan Jadwal Kegiatan. Pada proposal Tunas
Bima ini,dijelaskan mengenai identitas usaha, struktur organisasi usaha, deskripsi
tugas setiap anggota, gambaran usaha, peluang pasar, strategi pemasaran, waktu dan
lokasi usaha, serta analisis kelayakan usaha.
Proposal Tunas Bima ini akan diserahkan kepada Tim Fasilitator kegiatan
Tunas Bima dan diperuntukkan untuk pencairan dana kegiatan Tunas Bima. Pada
proposal ini juga disertai tandatangan dari Ketua Kelompok, Dosen Pembimbing, dan
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Saat ini. proposal kegiatan dari
kelompok penulis telah diselesaikan.
B. Persiapan dan Perencanaan Budidaya dan Pengolahan Lahan

Sebelum melaksankan suatu kegiatan budidaya, dilakukan perencanaan dan


persiapan budidaya dan pengolahan lahan pertanian. Pada kegiatan magang kali ini,
persiapan yang dilakukan antara lain kegiatan survey lahan yang akan digunakan
menjadi lahan budidaya tanaman caisim dan tanaman pepaya. Pada kegiatan survey
lahan, peserta magang mengidentifikasi gulma yang tumbuh di sekitar area yang
akan digunakan untuk menanam tanaman budidaya. Hal ini akan menjadi dasar
perlakuan untuk tanaman yang akan dibudidayakan kedepannya. Menurut Siregar
(2023), metode yang dapat digunakan yaitu survei melalui kasus ataupun literatur.
Mengidentifikasi secara tepat area yang membutuhkan perhatian khusus, seperti
daerah yang membutuhkan irigasi tambahan atau perlakuan pestisida. Melakukan
pemantauan pertumbuhan tanaman dengan mengumpulkan data tentang kepadatan
vegetasi, tinggi tanaman, dan tingkat kematangan. Data ini dapat digunakan untuk
mengoptimalkan waktu panen dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Dan,
melakukan analisis dan mendeteksi penyakit dan hama pada tanaman secara dini
yang berpotensi. Hal ini berkaitan dengan sejarah lahan, dan penentuan jenis
komoditas yang tepat.
Pada persiapan ini juga, ditentukan jenis benih caisim dan jenis bibit pepaya
yang digunakan. Benih caisim yaitu benih caisim Varietas Tosakan. Sedangkan
untuk tanaman pepaya digunakan bibit semaian dari varietas Hawai Arum Hibrida
F1. Kedua benih ini dipilih karena memiliki kualitas yang unggul. Penggunaan benih
unggul bermutu tinggi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam
produktivitas usaha tani. Karena itu ketersediaan benih unggul bermutu tinggi bagi
petani dalam melakukan kegiatan usaha tani merupakan syarat penting dalam
peningkatan hasil dan kualitas produksi (Kurniawa, 2017). Pada tanaman pepaya
benih akan disemai dan dibibitkan terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman.
Sedangkan pada tanaman caisim, dilakukan dua jenis yaitu penyemaian, dan tanpa
semai.
C. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land


preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan kondisi
fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik, menurunkan laju erosi, dan
membunuh tanaman pengganggu (Uaga et al., 2019). Pengolahan tanah yang
dilakukan pada kegiatan magang di Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia antara
lain pengolahan tanah tahap pertama dengan menggunakan cangkul, pengolahan
tanah tahap kedua dengan menggunakan garu, dan pemberian pupuk kasgot serta
merang ke bedengan sebelum ditanami tanaman caisim dan pepaya.
Pada tanaman pepaya yang dibudiayakan oleh peserta magang, dilakukan
pengolahan tanah dengan cara pembalikan tanah tahap pertama dengan menggunakan
cangkul, dibuat lubang tanam dengan kira-kira kedalaman sekitar 50 cm. tanah galian
diletakkan di sisi lubang. Tanah galian ini akan dicampur dengan 2 ember pupuk
kasgot dan kemudian disemprot campuran EM4 dengan dolomit sebanyak 2 kali, lalu
dimasukkan kembali dalam lubang galian. Setelah itu, lubang tanam pepaya siap
digunakan. Menurut Ryan (2021), pengolahan tanah untuk tanaman pepaya dilakukan
dengan cara tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Tanah di olah 2
kali sedalam 30 cm dari permukaan tanah dengan cangkul ataupun sekop sehinga
gembur, kemudian di buat petak percobaan (bedengan) dengan ukuran 2 m x 1 m
dengan tinggi bedengan 30 cm serta jarak antara bedengan 0,5 m arah bedengan
memanjang dari Timur ke Barat.
Pengolahan tanah untuk tanaman caisim yang dibudidayakan oleh peserta
magang Tunas Bima antara lain dengan pencangkulan bedengan yang akan
digunakan untuk tempat penanaman tanaman caisim. Pada kegiatan magang yang
berlangsung, peserta magang mengembangkan dua lahan tanaman caisim, yaitu lahan
A dan lahan B. pada lahan A dibuat 4 bedengan yang akan ditanami dengan ukuran
1,5 x 15 meter per bedenganya. Pada lahan B disiapkan 8 bedengan yang ditanami
tanaman caisim, bedengan pada lahan B memiliki ukuran yang lebih kecil.
Pengolahan lahan diaali dengan pencangkulan lahan, pada saat pencangkulan, lahan
terlebih dahulu disiram dengan air untuk memudahkan dan menggemburkan saat
dicangkul dan membersihkan gulma yang tersisa. Setelah pembentukan bedengan,
diikuti dengan pembersihan gulma di sekitar bedengan. Dilakukan pembalikan tanah
tahap kedua dengan menggunakan cangkul, pada tahap ini tanah akan dicampur
dengan pupuk kasgot. Setelah pembalikan dilakukan secara merata, bedengan
diratakan dengan menggunakan garu bambu, dan diberikan merang dengan cara
disebar di atas permukaan tanah. Bedengan siap digunakan. Menurut Rahayu (2023),
pengolahan tanah sayuran tersebut diawali dengan membersihkan gulma dan sisa
tanaman pada bedengan yang sebelumnya ditanami. Pada tahap ini gulma dan sisa
tanaman dibersihkan dengan cara mekanis yaitu membersihkan gulma dan sisa
dengan menggunakan tangan atau alat. Kemudian setelah bedengan bersih dari
gulma dan sisa tanaman sebelumnya, bedengan diratakan dan digemburkan
menggunakan cangkul.
Lahan selanjutnya diberi pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing
sebanyak 25kg. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan humus di
dalam tanah, serta penyedia hara makro dan mikro bagi tanaman, sehingga
dapat berdampak pada kesuburan tanah dan produktivitas tanaman (Prasetyo,
2014). Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara ditebar langsung pada
lahan yang telah digemburkan secara merata. Setelah diberi pupuk kandang, lahan
kemudian disiram hingga benar-benar basah menggunakan air bersih dan dilanjut
dengan memberikan larutan biopestisida fobio.

D. Penyemaian Benih

Penyemaian biji merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum
ditanam pada lahan sesungguhnya. Biji tanaman disemaikan di suatu tempat terlebih
dahulu hingga mencapai usia tertentu dan dipindahkan ke lahan utama. Penyemaian
ini sangat penting, terutama pada biji tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap
faktor-faktor luar yang dapat menghambat proses pertumbuhan biji menjadi bibit
tanaman (Hartina & Susanto, 2019). Pada kegiatan MBKM Tunas Bima, peserta
magang melakukan pen yemaian pada tanaman caisim dan pada tanaman pepaya.
Pada tanaman pepaya, penyemaian dilakukan pada polybag yang berukuran kecil.
Dalam satu polybag, disemaikan satu bibit yang akan dipindah tanamkan. Sedangkan
pada tanaman caisim, penyemaian dilakukan pada satu media semai tanah yang diberi
merang. Penyebaran benih dilakukan dengan pencampuran benih dengan pasir di
media semainya. Penyemaian tanaman caisim dilakukan selama 10-14 hari sebelum
tanam. Menurut Sugiono et al. (2022), Proses penyemaian berlangsung kurang lebih
7-14 hari atau saat tanaman sudah memiliki 4 helai daun, setelah itu tanaman siap
dipindah tanam
E. Penanaman

Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya proses, cara,


perbuatan menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman adalah kegiatan
memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan
hasil produk dari tanaman yang di budidayakan (Solikin, 2021). Pada kegiatan
magang MBKM Tunas Bima, peserta magang melaksanakan kegiatan penanaman
caisim saja. Pada kegiatan penanaman yang telah dilaksankan, sebelum semaian
dipindah tanamkan, maka lahan harus dilembabkan terlebih dahulu dengan cara
disiram. Setelah itu, akan dibuat garis lubang tanam dengan menggunakan garu.
Pembuatan lubang tanam dilakukan secara mekanis dengan menggunakan tugal.
Dalam satu baris, terdapat 10-11 lubang tanam. Terdapat perbedaan metode
penanaman yang dilakukan pada caisim di lahan A dengan caisim di lahan B. Pada
caisim di lahan A, penanaman menggunakan hasil semaian benih yang sudah
memiliki bentuk tanaman seperti akar, batang, dan daun. Pada penanaman di lahan A,
setiap lubang diberikan 2 semaian tanaman. Semaian dimasukkan ke dalam lubang,
lalu ditutup perakarannya. Dalam memindahkan bibit digunakan sistem cabut dari
lahan persemaian ke lahan utama. Lahan utama yang digunakan berupa tanah
yang telah dibuat bedengan dan diolah sebelumnya. Sebelum melakukan pindah
tanam, bedengan harus dipastikan dalam keadaan lembab (Rahyu, 2023).
Penanaman caisim di lahan B menggunakan sistem tanam langsung dengan
menggunakan benih. Sehingga, penanaman di lahan B tanpa melalui proses
penyemaian. Jadi, saat lubang tanam sudah dibuat, dimasukkan 2-3 benih caisim
Tosakan ke dalam lubang tanam lalu ditutup.

F. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan


lingkungannya agar tanaman tumbuh sehat dan normal melalui pendangiran,
penyiangan, penyulaman, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit.
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada disela-sela
tanaman utama yang dilakukan secara mekanis dengan menggunakan tangan
dan bantuan alat tertentu seperti sabit. Penyulaman adalah kegiatan mengganti
tanaman yang mati, rusak atau tidak sehat dengan menggunakan bibit baru,
Bibit baru yang digunakan dalam penyulaman adalah bibit yang sehat dan
memiliki umur yang sama dengan bibit sebelumnya. Penyiraman tanaman
merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeliharaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan air untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Tanaman yang kekurangan air akan mengalami
dehidrasi sehingga dapat mengakibatkan tanaman layu atau mati (Rahyu, 2023).
Pemeliharaan yang dilakukan oleh peserta magang yaitu dengan melakukan
penyiraman rutin ke tanaman pepaya dan tanaman caisim. Untuk sistem penyiraman
pada tanaman pepaya, dilakukan sistem giliran perhari 3 bedengan secara bergantian
untuk penyiramannya. Sedangkan pada tanamna caisim, dilakukan secara rutin pagi
dan sore hari di semua bedengan.
Dilakukan penyulaman tanaman caisim di lahan A untuk 4 bedengan yang
ditanam. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang tidak dapat tumbuh
atau mati dengan tanaman semaian yang baru. Penyulaman dilakukan dengan
membuat lubang tanam baru ditempat tanaman yang mati, kemudian diisi dengan 2
semaian yang baru.
Untuk kegiatan penyiangan, dilakukan penyiangan gulma pada tanaman pepaya
dan tanaman caisim. Untuk tanamna pepaya, penyiangan gulma dilakukan pada
gulma yang beada pada sela-sela bedengan pepaya. Penyiangan ini menggunakan alat
pancong dan cangkul. Uttuk tanaman caisim, penyiangan gulma dilakukan dengan
mencabut rumput yang tumbuh diantara tanaman caisim. Penyiangan dibantu dengan
menggunakan bambu runcing. Gulma yang paling banyak ditemui yaitu rumput,
bayam duri, dan gulma yang merambat.

G. Hama Penyakit dan Pengendaliannya

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang


dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematiaan pada
tanaman, termasuk di dalamnya adalah hama, penyakit, gulma, dan virus (Rahyu,
2023). OPT yang ditemukan pada kegiatan budidaya tanaman caisim dan pepaya
yaitu hama belalang dan semut. Dampak dari hama ini yaitu daun tanaman akan
berlubang, dan robek. Pada Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia tidak dilakukan
pengendalian yang signifikan. Namun, ara pengendalian ramah lingkungan yang
dapat disarankan adalah penggunaan pestisida nabati yang berbahan baku dari
tanaman khas lokalitas namun efektif mengendalikan hama (Astuti, 2016).
H. Panen dan Pasca Panen

Panen merupakan pekerjaan akhir dari Budidaya tanaman. Tapi panen


merupakan awal dari pengerjaan pasca panen,yaitu melakukan persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran. Sedangkan pasca panen adalah tahapan kegiatan sejak
pemungutan hasil di lapangan sampai siap untuk dipasarkan, sedangkan penanganan
pasca panen merupakan tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada hasil pertanian
agar hasil pertanian siap dan aman untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut oleh
industri. Penanganan pascapanen hortikultura secara umum bertujuan untuk
memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan
melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik (Yunisara, 2018).
Pada kegiatan panen yang telah dilaksanakan peserta magang. Dilaksanakan
pemanenan buah pepaya dengan cara memetik secara langsung. Pemetikan dilakukan
dengan memutar perlahan pada bagian tangkainya. Setelah dilakukan pemanenan,
dilakukan beberapa tahapan antaralain seperti sortir, pencucian, pemasangan foam,
dan pengemasan. Sortir yaitu suatu proses untuk mengeliminasi produk yang luka,
busuk, cacat, atau produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
(Hayati, 2022). Buah yang lulus sortir akan dicuci dengan air bersih, dan kemudia
diberi foam untuk melindungi fisik buah dari benturan ketika didistribusikan kepada
distributor dan konsumen.
Pada Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia, sistem kelas buah pepaya dibagi
menjadi 3, yaitu A, B, dan C. Buah kelas A yaitu buah pepaya yang memiliki bobot
antara 500-1100 gram dengan bentuk buah lonjong tanpa luka. Buah kelas B yaitu
buah pepaya yang memiliki bobot antara 500-1100 gram dengan bentuk buah bulat
tanpa luka. Buah kelas C yaitu buah pepaya yang memiliki bobot antara 350-500
gram dengan bentuk buah lonjong dan bulat. Buah yang kurang dari 350 gram dan
yang lebih dari 1100 masuk ke dalam buah reject. Harga jual buah pepaya di
Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia yaitu Rp 6.000,- / kg.
Terdapat pengembangan bisnis olahan pepaya yang dikembangkan yaitu
permen pepaya atau Paw Chewy. Proses pengolahannya dengan menggunakan
pepaya yang masih setengah matang, diparut atau dihaluskan kemudia diperas.
Selanjutnya, hasil perasan akan diadon dengan menggunakan gula dengan
perbandingan 1:1. Untuk rasa asam ditambahkan acid, kemudian adonan dibentuk,
dijemur kurang lebih dua hari, lalu dikemas.
I. Pemasaran
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program - program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pemasaran merupakan suatu hal yang penting untuk mengenalkan
produk yang dikembangkan secara global (Fauzi, 2015). Untuk itu dalam kegiatan
MBKM wirausaha Tunas Bima ini, dilakukan kegiatan pemasaran hasil produksi
olahan produk komoditas pepaya seperti Permen Pepaya yang diberi nama Pawpaw
Chewy.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh peserta magang dilaksankan dengan
metode offline ataupun online. Kegiatan promosi secara offline dilakukan dengan
door to door atau menawarkan secara langsung ke orang terdekat dari peserta
magang. Selain itu, peserta MBKM TunasBima juga telah mengikuti kegiatan bazar
secara offline yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto
pada tanggal 24 Septmber 2023. Untuk secara online, produk peserta magang
memiliki akun instagram yang digunakan sebagai media promosi. Akun instagram
Paw Chewy yaitu @paw.chewy. Hingga saat ini, produk Pawpaw Chewy sudah
terjual sekitar 90 toples.
V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis berikan dari kegiatan MBKM Tunas Bima ini
yaitu:
1. Penulis telah menambah wawasan atau pengetahuan mengenai sistem budidaya
tanaman caisim dan tanaman pepaya khususnya yang dilakukan di Koperasi
Petani Jaya Makmur Indonesia.
2. Penulis juga merasa memiliki peningkatan pada jiwa kewirausaahan dan menjadi
lebih berpikir ide-ide kreatif dalam usaha.
3. Penulis mengetahui pengembangan suatu produk olahan dari pengolahan hingga
pemasaran.
B. Saran

Saran penulis untuk kegiatan MBKM Tunas Bima yaitu perlu adanya
penanganan yang baik dan lebih efektif pada pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman yang dibudidayakan. Hal ini menjadi penting karena hama dan penyakit
merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil produksi tanaman budidaya.
Perlu adanya evaluasi kegiatan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi saat
kegiatan budidaya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. B. 2016. Pengaruh Pemberian Pestisida Organik Dari Daun Mindi (Melia
azedarach L.), Daun Pepaya (Carica papaya L.), dan Campuran Daun Pepaya
(Carica papaya L.) dan Daun Mindi (Melia azedarach L.) Terhadap Hama dan
Penyakit Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Fauzi, Y. 2015. Manajemen Pemasaran Perspektif Maqashid Syariah. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 1(03).
Hartina, R. K., & Susanto, D 2019. Pengaruh Ekstraksi Biji Dan Kombinasi Media
Tanam Terhadap Penyemaian Laban (Vitex pinnata L. Kuntze). Al-Kauniyah:
Jurnal Biologi, 12(1): 89-95.
Kurniawan, D. 2017. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit
Padi Unggul Menggunakan Metode Ahp. PROCIDING KMSI, 2(1): 23-30.
Octavianingrum, D. 2020. Pentingnya Kompetensi Pedagogik Dalam Kegiatan
Magang Kependidikan Bagi Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 7(2): 115-124.
Prasetyo, R. 2014. Pemanfaatan Berbagai Sumber Pupuk Kandang
sebagai Sumber N dalam Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.) di
Tanah Berpasir. Planta Tropika Journal of Agro Science, 2(2): 125–132.
Rahayu, N. C. 2023. Alur Proses Produksi Sayur Organik Pada Cv. Reja Mayur.
Jurnal Agro Indragiri, 9(2): 58-65.
Ryan, I. 2021. Pengaruh Pemberian Pupuk Mol Buah Pepaya (Carica Papaya. L)
Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Kacang Tanah (Arachishypogeae. L) Di Kelurahan Bumi Wonorejo Distrik
Nabire. Jurnal FAPERTANAK: Jurnal Pertanian Dan Peternakan, 6(1): 12-22.
Setyowati, R. N. 2020. Pembelajaran Emansipatoris Bagi Mahasiswa Di Perguruan
Tinggi Berbasis Literasi Digital Di Era Merdeka Belajar. In Prosiding Seminar
Nasional LP3M (Vol. 2): 63-68, Universitas Negersi Surabaya, Surabaya.
Siregar, M. A. R. 2023. Penggunaan Teknologi Drone Dalam Monitoring Dan
Pengelolaan Lahan Pertanian. Skripsi. Universitas Medan Area, Medan.
Solikin, A. (2021). Laporan Pengabdian Masyarakat" Penanaman Nilai-Nilai Islam
Pada Kajian Kitab Aqidah Washitiyah Pada Jamaah Masjid Mujahidin". Skripsi.
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangkaraya.
Sugiono, D., Syah, B., & Rahmani, A. A. 2022. Kombinasi Poc Limbah Cair Tahu
Dan Ab-Mix Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica
juncea L.). Jurnal Agrium, 19(4): 378-383.
Suhendar, U., Denih, A., Herfina, S. W., Sari, B. L., Kusumawardhani, L. J.,
Wijayanti, H., & Saepulrohman, A. 2021. Mengembangkan Keterampilan Abad
Ke-21 Dalam Implementasi Mbkm Untuk Mendukung Sustainable Development
Goals (SDGs). Prosiding Seminar Nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM). Bogor, Indonesia, 29 – 30 Desember 2021.
Uaga, M., Memah, M. Y., & Timban, J. F. J. 2019. Kearifan Lokal Dalam Usaha
Tani Ubi Jalar Di Kelurahan Koya Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten
Minahasa. Agri-Sosioekonomi, 16(1): 9-16.
Waskitaningsih, N., Mujio., Mulyawati, L.S. & Widyana, I. 2021. Implikasi
Kebijakan Merdeka Belajarkampus Merdeka Terhadap Kompetensi Abad 21
Untuk Menunjang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar
Nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Bogor, Indonesia, 29 –
30 Desember 2021
Yunisara, T. 2018. Panen Dan Penanganan Pasca Panen Jagung Manis. Makalah.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penyiraman tanah Lampiran 2. Pengolahan tanah lahan


yang akan dicangkul caisim.
Lampiran 3. Pemerataan Lampiran 4. Pemberian merang
permukaan bedengan

Lampiran 5. Penyemaian dan Pembuatan lubang tanam caisim


Lampiran 6. Penanaman tanaman caisim

Lampiran 7. Penyiraman tanaman caisim & tanaman pepaya

Lampiran 8. Sanitasi gulma Lampiran 9. Pemasangan jaring


Lampiran 10. Monitoring Lampiran 11. Pemasangan
Pertumbuhan pelepah pisang
di perakaran.

Lampiran 12. Penyulaman tanaman caisim

Lampiran 13. Penyortiran buah hasil panen


Lampiran 14. Pemasangan foam & pengemasan buah pepaya
Lampiran 15. Hasil olahan program Tunas Bima yaitu Opak, Churros, dan Permen
Pepaya

Lampiran 16. Kemasan Produk Paw Chewy

Anda mungkin juga menyukai