Anda di halaman 1dari 51

Jurnal Ilmiah Foreign Case Study

Disiapkan sebagai Standar Kualifikasi

TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF


BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MY SON, DUY
XUYEN VIETNAM & EMPIRE STATE BUILDING NEW
YORK, AMERIKA SERIKAT

Disusun oleh:

Nama : Hassey Anastasia S Pasaka

NIM : 206000

Program Studi : Pariwisata

Jenjang : S-1

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO YOGYAKARTA

2023
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study

Disiapkan sebagai Standar Kualifikasi

LEMBAR PERSETUJUAN

TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF


BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MY SON, DUY
XUYEN VIETNAM & EMPIRE STATE BUILDING NEW
YORK, AMERIKA SERIKAT

Disusun Oleh:

Hassey Anastasia S Pasaka

206000

Yogyakarta,….

Telah disetujui dan diterima oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Dra. Damiasih, MM., M.Par., CHE., CGSP Amri Amirrulloh,S.Kom.,M.Par


NIDN: 0504086902 NIDN: 0518038903

ii
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study

Disiapkan sebagai Standar Kualifikasi

LEMBAR PENGESAHAN

TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF


BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MY SON, DUY
XUYEN VIETNAM & EMPIRE STATE BUILDING NEW
YORK, AMERIKA SERIKAT

Disusun Oleh:

Hassey Anastasia S Pasaka

206000

Telah di pertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal ……………, bertempat


di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelah Sarjana Pariwisata pada Jenjang Strata Satu Program Studi Pariwisata.

Susunan Tim Penguji

Ketua : ……………………………………………………….(………….)

Penguji I : ……………………………………………………….(………….)

Penguji II : ……………………………………………………….(…….……)

Mengesahkan

Ketua

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

iii
Dr. Suhendroyono, SH., MM., M.Par., CHE., CGSP

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu menyertai penulis dalam aktivitas dan

pelaksanaan penyelesaian kegiatan termasuk salah satunya yakni pembuatan

Jurnal Ilmiah Foreign Case Study yang berjudul “Tren Virtual Tour Sebagai Solusi

Alternatif Berwisata Pasca Pandemi Covid-19 di My Son Duy Xuyen Vietnam

dan Empire State Bulding New York, Amerika Serikat”. Tujuan dari pembuatan

laporan Jurnal Foreign Case Study ini berguna untuk memenuhi salah satu

kegiatan tugas program Starta 1 Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata

Ambarrukmo. Dalam penulisan jurnal ini penulis tidak mampu mengerjakan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan bersedia memberikan arahan dan

pengetahuan yang sangat membantu dalam pembuatan jurnal ini yaitu:

1. Dr. Suhendroyono, SH., MM., M.Par., CHE., CGSP selaku Ketua Sekolah
Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta.
2. Dr. Dra. Damiasih, MM., M.Par., CHE., CGSP selaku wakil ketua Sekolah
Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta dan Pembimbing I dalam penulisan
Jurnal Foreign Case Study.
3. Dr. Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par., CHE selaku KAPRODI S-1 pariwisata
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo.
4. Amri Amirrulloh, S.Kom, M.Par selaku pembimbing II dalam penulisan Jurnal
Foreign Case Study.

iv
5. Yang terhormat para narasumber seminar internasional yang bersedia
memberikan pengetahuan tentang pariwisata secara global.
6. Orang tua penulis yang selalu mendukung agar selesainya penulisan ini dengan
cepat.
7. Semua pihak termasuk teman yang selalu mendukung penulis untuk
menyelesaikan Jurnal Ilmiah ini.

Penulis sangat sadar bahwa tidak menutup kemungkinan Jurnal Ilmiah


Foreign Case Study ini jauh dari kata sempurna dan masih memerlukan kritik dan
saran yang disampaikan berbagai pihak untuk dapat lagi menyempurnakan
penulisan laporan jurnal ilmiah ini sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi
pembaca. Sehingga penulis berharap adanya kritikan dari pembaca agar dapat
menjadi sumber ide untuk lebih berkembang lagi dalam penulisan Jurnal Ilmiah
dan berharap dapat bermanfaat bagi kalangan banyak.

Yogyakarta,…………2023

Penulis,

Hassey A. S Pasaka

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hassey Anastasia S Pasaka

NIM : 206000

Program Studi : Pariwisata

Jenjang : S-1

Menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI

SOLUSI ALTERNATIF BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MY

SON, DUY XUYEN DAN EMPIRE STATE BUILDING NEW YORK,

AMERIKA SERIKAT adalah benar karya sendiri dan dalam karya tulis ini tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang tertulis sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Yogyakarta,…………2023

Penulis,

Hassey A. S Pasaka

vi
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hassey Anastasia S Pasaka

NIM : 206000

Program Studi : Pariwisata

Jenjang : S-1

Menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas kepada Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo


Yogyakarta atas penerbitan karya tulis ini demi pengembangan ilmu
pengetahuan;
2. Memberikan hak menyimpan, mengalihformatkan, mengelola,
mendistribusikan dan menampilkannya dalam bentuk soft copy untuk
kepentingan akademik Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta
tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagai salah satu penulis.

Yogyakarta,…………2023

Penulis,

Hassey A. S Pasaka

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
LEMBAR KEASLIAN KARYA.........................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
ABSTRAK.............................................................................................................ix
ABSTRACT.............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Gambaran Umum My Son dan Empire State Building.......................................8
B. Hasil Observasi.................................................................................................13
C. Pembahasan Hasil Observasi............................................................................20
D. Kolerasi Hasil Observasi Dengan Seminar.......................................................25
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Simpulan............................................................................................................32
B. Saran .................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................36

viii
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study
Disiapkan sebagai Standar Kualifikasi
ABSTRAK

TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF


BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 MY SON, DUY
XUYEN VIETNAM & EMPIRE STATE BUILDING NEW
YORK, AMERIKA SERIKAT

Disusun Oleh:
Hassey Anastasia S Pasaka
206000

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di destinasi wisata My Son Vietnam dan Empire State Building
USA melalui virtual tour. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek dari
penggunaan virtual tour sebagai solusi alternatif pariwisata di masa covid-19. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data didapat
dari jurnal dan internet. Objek penelitian ini adalah bagaimana cara kerja dari virtual tour
dalam mempromosikan daya tarik wisata My Son dan Empire State Building dan
disimpulkan bahwa penggunaan virtual tour efektif dan menjadi tren kemudian
berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung meskipun melalui virtual tour.
Observasi secara virtual didapatkan hasil bahwa My Son Vietnam merupakan sebuah
komplek kerajaan Champa yang dibangun pada abad ke-4 dimana bangunan candi
dipersembahkan untuk pemujaan Dewa Siwa agama Hindu. Sedangkan Empire State
Building Amerika Serikat adalah gedung pencakar langit merupakan ikon budaya
Amerika Serikat, dibangun pada tahun 1931 dengan 102 lantai. Gedung ini digunakan
sebagai tempat bisnis, atraksi wisata dan pameran teknologi canggih.

Kata Kunci : Virtual Tour, Pariwisata, My Son, Empire State Building

ix
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study
Disiapkan sebagai Standar Kualifikasi
ABSTRACT
TREN VIRTUAL TOUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF
BERWISATA PASCA PANDEMI COVID-19 MY SON, DUY
XUYEN VIETNAM & EMPIRE STATE BUILDING NEW
YORK, AMERIKA SERIKAT

Disusun Oleh:
Hassey Anastasia S Pasaka
206000

This research was conducted at the tourist destinations My Son Vietnam and the Empire
State Building USA through a virtual tour. This study aims to determine the prospects for
using virtual tours as an alternative solution to tourism during the Covid-19 period. This
research is a qualitative descriptive study with data collection techniques obtained from
journals and the internet. The object of this research is how virtual tours work in
promoting My Son and the Empire State Building's tourist attractions and the translation
is that the use of virtual tours is effective and becomes a trend and then influences tourist
interest to visit even through virtual tours. From virtual observations, it was found that
My Son Vietnam was a Champa royal complex built in the 4th century where the temple
building was dedicated to the worship of the Hindu god Shiva. Meanwhile, the American
Empire State Building is a skyscraper which is a cultural icon of the United States, built
in 1931 with 102 floors. This building is used as a place of business, tourist attractions
and advanced technology exhibitions.

Keywords: Virtual Tour, Tourism, My Son, Empire State Building

x
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas pariwisata dari masa ke masa merupakan salah satu kegiatan

yang memiliki peran penting dan tidak akan dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia di dunia. Orang-orang melakukan kegiatan seperti bepergian

mengunjungi negara atau daerah orang lain seperti tempat bersejarah, atraksi

ikon termasuk alam serta budaya. Dengan demikian, pariwisata dapat menjadi

sebuah instrumen dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

pemeliharaan alam yang berkelanjutan.

Hampir di berbagai negara dunia bergantung pada aktivitas pariwisata

untuk meningkatkan perekonomian negaranya. Seiring perkembangan

pariwisata begitu pesat, menjadikannya salah satu industri yang paling terbesar

di dunia. Hal ini dapat terlihat dari pariwisata global terutama industri

perjalanan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan terhadap suatu

tempat. Dan wisatawan global lebih condong melakukan aktivitas pariwisata

yang mengandalkan alam sebagai destinasi dan luar ruangan lainnya.

Aktivitas pariwisata tak akan pernah terlepas dari lingkungan alam.

Pariwisata membutuhkan lingkungan untuk dijadikan sebagai komponen

produk yang dikemas semenarik mungkin untuk mempengaruhi segmentasi

pasarnya. Komponen tersebut adalah adanya perjalanan atau transportasi,

akomodasi, hiburan, aktivitas dan tentunya masing-masing memiliki aspek

1
lingkungan. Komponen ini memiliki kepastian memberikan peluang besar

kepada pemangku yang mulai memasuki industri pariwisata.

Seiring perkembangan zaman juga mempengaruhi pariwisata global. Para

negara maju dan berkembang gencar mengembangkan pariwisata negara

mereka karena dapat menjadi peluang dan dapat menguntungkan negara

dengan kenaikan devisa tiap tahunnya yang disebabkan oleh aktivitas

pariwisata perjalanan wisatawan. Perkembangan pariwisata negara-negara

tersebut akan memberikan dampak baik positif maupun negatif. Seperti yang

diutarakan Yovcheva et al (2013) dalam Chiao et al (2018:31) bahwa inovasi

teknologi dalam industri pariwisata berfungsi sebagai wahana untuk memenuhi

kebutuhan yang meningkat akan pengalaman wisata.

Semakin canggih era maka akan semakin timbul dampak-dampak yang

diberikan terhadap kepariwisataan global. Dampak dari alam maupun dari ulah

manusia itu sendiri tidak dapat terhindari jika memiliki efek yang begitu besar

kepada aktivitas manusia maupun alam. Seperti yang terjadi pada tiga tahun

belakangan ini yaitu lebih tepatnya pada tahun 2020, adanya penemuan virus

yaitu Covid-19. Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan gangguan pada rantai

pasokan global serta dalam negeri, ketidakstabilan pada pasar keuangan,

guncangan permintaan konsumen dan juga dampak negatif pada industri utama

seperti pariwisata (Satriawati et al, 2023:19).

Ketidakstabilan global akibat dari pandemi Covid-19 seperti adanya

“perang” yang sedang terjadi dan manusia dipaksa untuk melakukan perubahan

atau menghentikan penyebaran virus Covid-19 yang dapat merenggut nyawa

manusia. Seluruh negara sibuk untuk melakukan suatu hal mengatasi pandemi

2
agar tidak berdampak begitu signifikan ke berbagai sektor. Namun, kondisi ini

tentu tidak dapat terhindari karena orang-orang secara global sadar bahwa

kondisi seperti ini terjadi lagi setelah beberapa dekade lamanya.

Para pemangku kepentingan dihadapkan dengan situasi untuk

mempertahankan atau melakukan segala cara supaya perekonomian negaranya

tidak turun secara drastis. Segala cara memang telah dilakukan seperti

mengurangi aktivitas manusia secara global, memakai masker, mencuci tangan

hingga membatasi interaksi. Sektor industri pariwisata yang lebih dominan

terhadap perjalanan mengalami hal serupa dengan adanya pandemi Covid-19.

Membatasi aktivitas tidak dapat memberikan dampak yang begitu besar untuk

meminimalisir penyebaran virus sehingga seluruh negara melakukan kebijakan

baru yaitu New Normal.

Pada momen ini, pemangku pariwisata global terus mencari cara agar

industri pariwisata global tidak berdampak lebih jauh lagi. Dengan mencari

cara atau menemukan solusi-solusi yang dinilai cocok untuk menawarkan

destinasi wisata global tanpa adanya interaksi lebih jauh lagi atau aktivitas

perjalanan. Perkembangan zaman semakin modern berperan penting dalam

penemuan inovasi atau solusi baru untuk menyembuhkan pariwisata dari

pandemi Covid-19. Kita tahu bahwa teknologi tidak terlepas dari kehidupan

manusia di dunia. Teknologi menjadi alat yang digunakan untuk

mempermudah manusia dalam melakukan seluruh aktivitasnya dan

mendapatkan beragam informasi melalui internet serta melakukan promosi

online. Menurut Pribadi (2010) dalam Sudarmawan & Sofiani (2023:26)

pemasaran produk secara online yaitu internet memiliki manfaat yang baik

3
diantaranya; multimedia, interaktif dan realtime. Keberadaan teknologi

memiliki peran penting terhadap penawaran destinasi pariwisata global dimana

adanya penemuan baru untuk melakukan kegiatan pariwisata dalam masa New

Normal.

Sebelumnya, perubahan yang terjadi dan perkembangan teknologi

didorong oleh adanya berbagai penemuan di berbagai bidang teknologi yang

dilatarbelakangi dari adanya suatu kendala. Hal itulah yang saat ini terjadi,

dunia yang sedang dihadapkan dengan kendala penyebaran virus berdampak

pada kematian aktivitas industri pariwisata membuat adanya penemuan di

bidang teknologi yang mempermudah wisatawan untuk melakukan perjalanan

wisata meskipun berada di dalam rumah. Teknologi tersebut dinamakan Vitual

Tour. Vitual Tour adalah media yang menawarkan presentasi terhadap suatu

objek secara online dapat diakses melalui situs website. Dunia virtual diartikan

oleh Schoroeder (1996) dalam Riesa & Haries (2020:2) sebagai tampilan yang

dihasilkan perangkat media seperti laptop, handphone yang memungkinkan

penggunanya untuk merasakan hadir di suatu lingkungan yang berbeda dari

lingkunganya berada dan berinteraksi. Sistem ini sangat menarik dan dapat

menunjukkan kegunaannya pada destinasi wisata di seluruh dunia. Berkat fakta

ini, pengunjung dapat menjelajahi tempat-tempat wisata dan atraksi-atraksi

secara virtual. Terutama destinasi wisata My Son Overview, Vietnam dan

Empire State Building, USA.

Virtual Tour dari kedua atraksi wisata ini dapat dilihat dari link yang telah

disediakan yaitu https://vietnam.travel/vietnam-virtual-tours dan

https://www.youvisit.com/tour/nyc yang disediakan oleh masing-masing

4
negara. Kedua negara tersebut menjadikan virtual tour sebagai salah satu solusi

terhadap turunnya kunjungan yang dilakukan para wisatawan. Meskipun solusi

dari penemuan virtual tour tidak sepenuhnya berhasil setidaknya dapat menjadi

bantuan sementara bagi beberapa pemangku pariwisata. Penggunaan virtual

tour tidak memberikan dampak positif terhadap akitivitas perjalanan seperti

transportasi dan akomodasi. Transportasi udara yang sepi, perhotelan, restoran

pun tidak dapat berkembang melalui virtual tour karena hanya menampilkan

atraksi wisata saja. Tetapi bagi jasa dibidang IT dan Tour Guide dapat menjadi

solusi alternatif pariwisata karena orang-orang tersebut berperan pada adanya

situs dan informasi dari destinasi wisata virtual tour.

Namun, penerapan virtual tour akan memiliki dampak kepada sebagian

wisatawan yang menggunakannya dan mungkin saja menimbulkan kesulitan

bagi penggunannya terlepas dari penemuannya sebagai solusi alternatif

pariwisata. Seperti sulitnya untuk digunakan mengenai navigasi di lingkungan

virtual. Penemuan suatu memiliki dampak baik positif dan negatif. Virtual tour

berdampak positif pada lingkungan. Lingkungan akan menjadi lebih asri serta

memiliki waktu “beristirahat” sejenak dari aktivitas manusia. Covid-19

memang berdampak positif terhadap lingkungan dimana polusi udara

berkurang, koservasi atau pariwisata massal pun tidak ada lagi. Virtual tour

dapat menjadi salah satu kegiatan pariwisata berkelanjutan karena

penggunaanya menghindari dari aktivitas wisatawan yang bertumpuk pada

salah satu wilayah destinasi pariwisata.

Maka dari itu, penulis sebagai salah satu mahasiswa Strata-1 Sekolah

Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, melakukan penelitian terhadap 2 destinasi

5
wisata. Penulis akan melakukan observasi dan analisis penggunaan dari virtual

tour terhadap destinasi wisata My Son Overview, Vietnam dan Empire State

Building, USA. Penelitian ini bukan semata-mata tidak memiliki tujuan.

Penelitian dilakukan untuk memenuhi salah satu standar kualifikasi program

mahasiswa Starata-1 yaitu Foreign Case Study.

STIPRAM mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan

program FCS yang diberi dalam dua pilihan yaitu melakukan penelitian FCS

secara langsung ke berbagai negara yaitu Thailand, Malaysia juga Turki serta

melakukan penelitian melalui Virtual Tour yang sebelumnya telah dibahas.

Penulis sendiri memilih virtual tour sebagai media penelitian destinasi wisata

yang telah ditentukan oleh pihak kampus.Penulis akan melakukan observasi

dan membaca lebih dalam lagi melalui jurnal-jurnal dan berita mengenai

pariwisata Vietnam dan USA terutama kedua destinasi wisata melalui virtual

tour.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut oleh penulis sebagai berikut :

1. Bagaimana observasi penggunaan virtual tour di My Son, Vietnam dan

Empire State Building, USA?

2. Bagaimana pengembangan komponen Daya Tarik Wisata di My Son,

Vietnam dan Empire State Building, USA?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

6
1. Memberikan gambaran mengenai penggunaan virtual tour terutama di My

Son, Vietnam dan Empire State Building, USA.

2. Untuk mengetahui pengembangan destinasi wisata di My Son, Vietnam dan

Empire State Building, USA melalui virtual tour.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dalam Jurnal FCS yang hendak penulis realisasikan

dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a) Manfaat Praktis

1. Wawasan baik penulis maupun pembaca betambah mengenai destinasi

wisata dunia terutama My Son dan Empire State Building.

2. Memberikan pengetahuan mengenai virtual tour yang menjadi salah satu

solusi alternatif dan penemuan teknologi zaman modern.

3. Menjadi media untuk menerapkan pengetahuan bagi pembaca mengenai

destinasi wisata yang akan diobservasi penulis yaitu My Son Overview,

Vietnam dan Empire State Building, USA.

b) Manfaat Teoritis

1. Penulis meyakini bahwa jurnal ini dapat menjadi referensi dalam proses

belajar bagi pembaca.

2. Dapat menjadi acuan dalam penelitian tahap selanjutnya.

3. Penelitian berperan dalam wawasan mengenai ruang lingkup

pariwisata.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. My Son

My Son Sanctuary adalah salah satu atraksi wisata yang berada di

negara Vietnam. My Son berlokasi di desa Duy Phú, distrik Duy Xuyên,

Provinsi Quang Nam di Vietnam Tengah. My Son atau Mi Son merupakan

atraksi wisata yang dibangun pada abad ke-4 hingga abad ke-14 Masehi

oleh raja-raja kerajaan Champa (Turtle:2023). Saat ini, Mi Son ini

sekumpulan reruntuhan candi Hindu dan candi ini dipersembahkan untuk

pemujaan Dewa Siwa.

My Son terletak di dalam cekungan geologis yang tinggi yang

dikelilingi oleh pegunungan dan daerah tersebut memiliki aliran sungai

yaitu sungai suci Thu Bon. Sungai Thu Bon bersumber dari daerah My Son

dan mengalir melewati monumen candi, melalui pusat bersejarah kerajaan

Champa hingga mengalir ke Laut China Selatan yang dekat dengan

pelabuhan kuno Hoi An.

UNESCO pada tahun 1999 menetapkan My Son sebagai salah situs

warisan dunia yang harus dilindungi. My Son dianggap sebagai salah satu

kompleks candi Hindu di Asia Tenggara dan satu-satunya di Vietnam.

UNESCO menetapkan My Son sebagai situs warisan dunia bukanlah tanpa

alasan, alasan yang memperkuat adalah adanya pertukaran budaya yang

8
luarbiasa, pengenalan arsitektur Hindu dari benua India ke Asian Tenggara

serta sejarah politik dari kerajaan Champa dan budaya Asia pada saat itu.

Ditetapkannya menjadi situs warisan dunia, tentu memberikan dampak

positif dengan adanya peningkatan wisatawan baik domestik maupun luar

setiap tahun. Peningkatan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat

sekitar hingga adanya perpaduan budaya yang dibawa wisatawan. Terlepas

dari perkembangannya sebagai salah satu destinasi pariwisata yang diminati,

My Son mengalami ancaman karena terjadinya degradasi dari faktor alam

dan aktivitas manusia itu sendiri yang berdampak pada kerusakan situs-situs

My Son.

Gambar 2.1 Situs My Son


(Sumber: rainforestcruises.com)

Sebelum dijadikan menjadi situs warisan dunia, My Son Sanctuary

sebelumnya hilang di telan hutan selama ribuan tahun. Ketika masyarakat

Dai Viet dari utara membebaskan diri dari 1000 tahun pendudukan

Tiongkok, mereka mulai menuju ke selatan menjauh dari musuh sehingga

terjadi perluasan negara mereka. Perang demi perang selama ribuan tahun

lalu berdampak pada kerajan Champ yang harus meinggalkan tanah suci

9
mereka yaitu My Son. Hal inilah menyebabkan kuil-kuil atau komplek My

Son sempat hilang.

Setelah itu, ditemukan oleh seorang sarjana dari Prancis, dalam

petualangannya menemukan reruntuhan dari situs pada tahun 1898 dan

akhirnya memulai penelitian di situs tersebut.Bahan dari bangunan candi ini

terbuat dari bata merah dan sebagain kecil menggunakan batu pasir. Tidak

semua bangunan situs berfungsi sebagai tempat pemujaan saja, beberapa

diantaranya sebagai ruang pembendaharaan, pemandian dan ruang ganti

untuk persiapan pemujaan.

Gambar 2.2 Salah satu situs utuh di My Son


(Sumber: rainforestcruises.com)

Sayangnya, situs tersebut banyak yang hancur dan hilang akibat dari

perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1930-an. Struktur bangunan

dijadikan menjadis sasaran bom dan ranjau AS pada saat perang. Hanya

sekitar 70 candi yang tetap utuh dan beberapa hancur. Dekorasi yang rumir

dilestarikan dan kuil dan candi yang hancur direnovasi sebaik mungkin agar

kembali ke bentuk terbaiknya.

10
2. Empire State Building

Empire State Building merupakan salah satu gedung pencakar langit

yang sangat terkenal di dunia dan menjadi ikon budaya Amerika Serikat.

Gedung pencakar langit ini dibangun pada tahun 1931 dan namanya diambil

dari julukan New York yaitu Empire State. Gedung dengan 102 lantai dan

menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia terletak di Midtown Manhattan,

New York City.

Awal mula dibangunnya Empire State Building ini adalah untuk

perlombaan. Pada tahun 1920-an, aktivitas perekonomian New York dalam

kondisi yang sangat baik sehingga para pekerja dengan tergesa-gesa ingin

membangun menara pencakar langit kala itu. Awalnya persaingan hanya

dilakukan antara dua gedung yaitu Bank of Manhattan dan 40 Wall Street.

Hal itu membuat gubernur New York kala itu mengumumkan rencana untuk

membangun Empire State Building pada Agustus 1929. Perlombaan

tersebut terjadi sangat ketat karena para pencetus bersaing untung

menambah ketinggian hingga pada akhirnya Empire State Building yang

menjadi menara paling tinggi. Pembangunan memakan waktu selama 13

bulan.

Gambar 2.3 Empire State Building

11
(Sumber: travel.okezone.com)

Empire State Building menjulang tinggi 1.454 kaki (443 meter) dari

tanah dan menampilkan titik pandang udara terbuka 360 derajat di Midtown.

Pada hari yang cerah, wisatawan dapat melihat hingga 6 negara bagian

USA. Ke-6 negara bagian itu adalah New York, New Jersey, Pennsylvania,

Connecticut, Massachusetts dan Delaware. Peneliti Cornell University

menganalisis dan menyimpulkan bahwa Empire State Building menjadi

gedung yang paling banyak difoto di dunia. Setiap tahunnya, lebih dari 4

juta wisatawan secara global mengunjungi gedung Empire State Building.

Dan yang menarik dari gedung ini adalah antena yang ada diatasnya akan

terkena petir. Sebanyak 25 kali per tahun antena diatas gedung terkena petir

menjadi incaran fotografer.

Gambar 2.4 Antena Empire State Building terkena petir


(Sumber: pinterest)

Banyak pebisnis menyebut Empire State Building sebagai rumah

mereka termasuk LinkedIn, Shutterstock, Citizen, HNTB dan lain-lain.

Dengan bangunan yang begitu luas, dapat disewa dan gedung ini memiliki

kode pos sendiri yaitu 10118. Didalm gedung banyak interior yang di pajang

12
di setiap sisi dan ada lobi khusus yaitu lobi art deco yang menyinpan

interior bersejarah di New York. Lobi art deco merupakan salah satu dari

sedikit interior di New York yang ditetapkan sebagai landmark bersejarah

oleh Landmarks Preservation Commission.

B. Hasil Observasi

Penggunaan Virtual Tour Destinasi Wisata

Dua destinasi wisata yang dijadikan sebagai objek observasi melalui

virtual tour adalah My Son Overview Vietnam dan Empire State Building USA.

Penulis akan menjabarkan keseluruhan penggunaan virtual tour di ke-dua

destinasi dan memberikan informasi mengenai kegiatan wisata apa yang ada di

sana.

1. My Son Sanctuary, Vietnam

Gambar 2.5 My Son Overview virtual tour


(Sumber: vietnam.travel)

Daerah suci My Son yang disediakan melalui website menampilkan

secara detail gambar atau tampilan dari destinasi tersebut. Terlihat jantung

dari Kerajaan Champa kuno yang hanya menyisakan reruntuhan kuil yang

sekarang ada lebih dari 70 bangunan arsitektur yang dibangun dengan batu

bata dan genting dari abad ke-VII sampai abad ke-XII. Dikelilingi oleh

13
pepohonan dan pegunungan, situs warisan dunia ini masih menyimpan aura

ketenangan dan mistis.

Gambar 2. 6 Google Maps My Son


(Sumber: googlemaps.com)

Lokasi Daerah Suci My Son yang berada tepat di kecamatan Duy Ohu,

Kabupaten Duy Xuyen yang berjarak sekitar 70 kilometer dari kota Da

Nang Barat Daya, Vietnam Tengah. Wisatawan yang ingin berkunjung bisa

menyewa sepeda motor atay kendaaraan umum untuk mencapai destinasi

wisata yang memakan waktu sekitar 1 jam. Lokasi My Son hanya berjarak

sekitar 45 kilometer dari situs warisan budaya dunia lainnya yaitu Hoi An.

Dalam tampilan virtual tour ditampilkan bentuk jalan sepanjang lokasi

destinasi wisata My Son untuk memudahkan wisatawan menjelajahi seluruh

peninggalan kerajaan Champa tersebut.

14
Gambar 2. 7 Path to My Son
(Sumber: vietnam.travel)

Gambar 2.8 Central Complex My Son


(Sumber: vietnam.travel)

Central Complex melalui virtual tour My Son adalah kompleks dari

kerajaan Champa yang masih tersisa dan terjaga keasliannya meskipun telah

rusak dan runtuh akibat dari perang yang terjadi ketika Amerika

menjatuhkan bom pada tahun 1969 tepat di lokasi destinasi wisata My Son.

Tetapi nilai kesenian dan spiritualitas dari candi-candi masih terus menyerap

minat wisatawan untuk datang dan berkunjung. Peninggalan candi yang ada

di Kerajaan Champ ini meninggalkan ukiran-ukiran sejarah dan budaya

mereka. Menurut sejarah, orang Champ ada pelaut yang sangat handal. Pada

saat mereka melaut dari India, orang Champ membawa arsitektur dan

15
budaya mereka dan berbeda dari India. Keturunan Champ yang saat ini

masih ada tetap melestarikan dan mempraktikkan tradisi mereka.

Gambar 2.9 Temple Interior My Son


(Sumber: vietnam.travel)

Melalui virtual tour, wisatawan virtual dapat masuk ke dalam

peninggalan kuil dan pengunjung dapat melihat sisa-sia dari situs serta

ukiran-ukiran orang Champ di segala dinding batu dan bata merah. Terlihat

juga di dalam kuil benda-benda ukiran yang tersusun rapih dan terpelihara.

Ukiran yang diukir merupakan ukiran fikiran orang Champa mengenai

angkasa luar, sang Dewa yaitu Dewa Siva (pelindung dari semua Dinasti

Raja Champa) serta tentang manusia. Dewa yang disembah di daerah My

Son Sanctuary adalah Raja Bhadresvara yang merupakan pendiri pertama

dinasti di kawasan Amaravati pada abad ke-IV dikombinasikan dengan

Dewa Siva. Salah satu ciri paling khas peninggalan orang Champ adalah

relief-relief dinding candi dan batu bata candi yang menggunakan ramuan

dan para pengukir mengukir langsung motif-motif secara teliti dan halus.

16
2. Empire State Building, USA

Gambar 2. 10 Lokasi google maps Empire State Building


(Sumber: googlemaps.com)

Lokasi spesifik dari destinasi Empire State Building ini berlokasi tepat

di persimpangan Fifth Avanue dan West 34th St., New York, NY 10001,

USA. Destinasi yang menjadi ikon kota New York dan Amerika yang

bertahan lama sebagai gedung yang bertahan lama yakni lebih dari 90 tahun.

Gedung ini menjadi gedung tertinggi ke-25 di dunia dan ke-4 di Amerika

Serikat.

Gambar 2.11 Empire State Building dari virtual tour


(Sumber: www.youvisit.com/tour/nyc)

Empire State Building yang menjadi ikon budaya AS ini menempati

peringkat pertama sebagai arsitektur terfavorit di Amerika. Gedung ini

17
memang dirancang dengan gaya Art Deco (sebuah gaya seni desain

arsitektur yang memiliki sifat dekoratif modern). Banyak wisatawan

berminat untuk masuk ke menara yang menakjubkan ini.

Gambar 2. 12 Lobby Empire State Building


(Sumber: www.youvisit.com/tour/nyc)

Wisatawan yang hendak melakukan aktivitas menjelajahi dari bawah

hingga atas gedung perlu untuk membeli tiket terlebih dahulu. Biaya tiket

masuk gedung Empire State Building bagi pengunjung dewasa yakni $44,

anak-anak $38 dan lansia $42. Namun, bagi pengunjung anak-anak dibawah

enam tahun masuk gratis. Menara ini tentu saja akan menyediakan elevator

dan lift untuk mencapai lantai tertinggi gedung. Empire State Building dapat

diubah beberapa kali tergantung tujuan dari pengunjung. Dari lantai dasar

lift akan membawa pengunjung ke lantai 80, naik lift berbeda ke lantai 86

dan dari lantai 86 ke lantai 102.

Pameran-pameran yang ada di setiap lantai gedung ini bervariasi.

Salah satu alat transportasi dari lantai 86 ke lantai 102 yaitu berupa elevator

yang dijadikan sebagai salah satu pameran yaitu sebuah replika mobil tiang.

Pameran lain yang terdapat di dalam gedung adalah adanya pameran sejarah

18
dari pembangunan gedung serta patung-patung dari orang dibalik

pembangunannya. Pameran Opening Day merupakan pameran yang berisi

galeri-galeri mengenai hari dibukanya Empire State Building sebagai atraksi

ikon Amerika Serikat. Disetiap lantai dari gedung ini memiliki atraksi

wisata yang berbeda-beda yang dapat dilakukan baik pengunjung dewasa,

anak-anak dan lansia.

Gambar 2. 13 Posisi lantai 86 dan 102 Empire State Building


(Sumber: pinterest.com)

Uniknya, ada dua lantai yang menjadi favorit pengunjung yaitu lantai

86 dan 102. Kedua lantai ini menjadi Dek Observasi Utama, lantai 86

sebagai main deck menjadi ruang terbuka 360⁰, pengunjung akan

mendapatkan pemandangan seluruh New York City termasuk Jembatan

Brooklyn, Central Park, Liberty State dan masih banyak lagi. Sedangkan

lantai 102 yaitu Top Deck menawarkan pemandangan yang tak tertandingi

yaitu ke segala arah kota New York. Dari lantai 102, pengunjung dapat

memandang hingga 80 mil ke kejauhan dan melihat enam negara bagian

Amerika Serikat Dan untuk memasuki kedua lantai ini pengunjung juga

19
harus membeli tiket bervariasi yaitu $79 bagi orang dewasa, anak-anak $73

dan lansia $77.

C. Pembahasan Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi dari kedua destinasi wisata virtual tour yakni

My Son, Vietnam dan Empire State Building, USA, penulis mendapat

pembahasan lebih lanjut mengenai Daya Tarik wisata yang ada di kedua

destinasi wisata sesuai dengan teori pariwisata mengenai kelayakan suatu objek

dikatakan sebagai destinasi wisata. Menurut Wahyuni (2020:19), Daya Tarik

Wisata (DTW) merupakan segala sesuatu yang menjadi penyebab atau alasan

dari wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata yang cukup kuat menahan

wisatawan agar tinggal lebih lama atau menarik wisatawan untuk datang

kembali. Ada komponen pariwisata yang umumnya terdiri dari dua hal, yakni

komponen penawaran dan komponen permintaan. Dalam penelitian ini

komponen yang akan dibahas oleh penulis menggunakan 6 komponen

pengembangan pariwisata yaitu Attraction (Atraksi), Accessibilities (Akses),

Amenities (Fasilitas pendukung), Accommodation (Akomodasi), Activity

(Aktivitas) dan Ancillary Service (Layanan Tambahan).

A. My Son, Vietnam

1. Attraction

Atraksi yang memikat wisatawan untuk memberi kesan kepada

pengunjung adalah atraksi wisata yang ada di destinasi ini antara lain

eduwisata mengenai budaya dan sejarah di Vietnam. Tentu saja mengenai

peninggalan sejarah Hindu dan budaya masyarakat dan Kerajaan Champ

20
sebagai pemilik dari My Son. Selain itu, atraksi lainnya adalah atraksi

seni atau teater musik tradisional Champ

2. Accessibilities

Akses yang mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan

wisatawan untuk menuju My Son yaitu tersedianya akses jalan besar. My

Son tidak begitu dekat dengan kota sehingga wisatawan harus menaiki

bus yang memang dikhususkan untuk mengunjungi destinasi ini. Kondisi

jalan sepenuh sudah cukup baik dan tersedianya akses melalui air

membuat pengunjung memiliki opsi. Untuk kunjungan langsung ke

destinasi wisata, pengunjung juga diberikan pilihan menggunakan alat

transportasi yakni mobil golf karena jaraknya yang lumayan jauh dari

gedung informasi dan pembelian tiket. Fasilitas lain untuk membantu

pengunjung yaitu disediakannya peta map lokasi dari destinasi wisata My

Son.

3. Amenities

Di kawasan destinasi wisata My Son cukup mudah ditemui berbagai

fasilitas pendukung seperti Restoran, Hotel, Resort, ATM, Sarana Ibadah,

Pasar Wisata atau Tradisional, toko cendera mata, dan toilet umum.

Namun, pengunjung harus menempuh baik dengan kendaraan umum dan

pribadi karena jaraknya dari berbagai setiap fasilitas berbeda. Ada juga

warung-warung dan café yang dikelola masyarakat sekitar yang dekat

dengan destinasi wisata.

4. Accommodation

21
Destinasi wisata My Son memiliki berbagai macam akomodasi dimulai

dari resort & spa, hotel, homestay, dan outbond untuk pengunjung.

Keberadaan sarana ini sebagai fasilitas pendukung wisata tentu membuka

peluang bagi masyarakat desa sekitar destinasi wisata.

5. Activity

My Son memiliki bermacam aktivitas wisata yang dapat dilakukan oleh

pengunjung baik itu kegiatan seni-budaya, kegiatan sejarah, kegiatan

pendidikan atau penelitian dan kegiatan rekreasi. Dari berbagai aktivitas

wisata yang terdapat di My Son yang lebih dominan dikunjungi adalah

peninggalan candi My Son tersebut karena pengunjung termotivasi untuk

mengetahui sejarah penemuan dan sejarah pendiri atau aktivitas dari

kerajaan Champ yang membangun situs candi dan kuil di masa lampau.

6. Ancillary Service

Berkaitan dengan layanan tambahan yang disediakan, destinasi wisata

My Son memiliki organisasi yang merupakan penyedia dan pengurus

layanan dari My Son. Layanan seperti tersedianya tour guide dapat

disewa bagi wisatawan. Sedangkan dalam hal promosi, salah satunya

yang dilakukan oleh pihak pengelola dari pemerintah Vietnam adalah

menyediakan website untuk mengetahui lebih dalam aktivitas yang dapat

dilakukan oleh wisatawan sebelum berkunjung secara langsung.

B. Empire State Building

1. Attraction

Berdasarkan virtual tour, atraksi wisata yang ada di Empire State

Building sangat beragam. Dimulai dari pameran, atraksi bagi anak-anak.

22
Salah satu pameran yang menarik perhatian khususnya pengunjung anak-

anak yaitu The Modern Marvel. Atraksi pameran ini merupakan pameran

teknologi canggih yang dapat menguraikan langkah-langkah

pembangunan Empire State Building secara 3D. Urban Campus yaitu

atraksi wisata di dalam gedung yang menawarkan sekilas beberapa ruang

penyewa utama, fasilitas, pemandangan bangunan. Terdapat juga Teater

dengan 72 layar dengan suara 180⁰ yang memperkuat seluruh ruangan

dengan pameran budaya pop, pameran dari iklan, film, acara TV, komik

dan game. Pameran di ruangan observatorium yaitu lantai 86

menampilkan wajah tokoh-tokoh terkenal seperti pemain atlet, musisi

dan aktor yang menghiasi dinding. Pertunjukan musik dengan cahaya

dikreasi di dinding luar gedung atau Artistry In Light dan Scenes Of NYC

merupakan atraksi wisata yang berada di lantai 80 dan 102 dimana

pengunjung dapat melihat panorama New York menggunakan teropong

di berbagai tepi tembok gedung.

2. Accessibilities

Terdapat di pusat kota New York yaitu jantung Manhattan membuat

destinasi wisata ini sangat mudah dijangkau memalui darat karena

tersedianya jalan raya besar yang di segala penjuru, kendaraan umum

hingga jalan trotoar khusus bagi pejalan kaki. Bagi pengunjung

penyandang disabilitas juga disediakan seperti kursi roda bermotor, jalan

landai untuk memudahkan penggunaan kursi roda, teropong yang

memudahkan penglihatan pengunjung dan anjing pemandu disediakan

dan diperbolehkan di seluruh gedung.

23
3. Amenities

Di kawasan Empire State Building sangat mudah untuk menemukan

berbagai fasilitas pendukung seperti Restoran, Bank, Farmasi, ATM, café,

toilet umum dan khusus penyandang dan cendera mata bahkan ada di

dalam gedung, lahan parkir disediakan juga tetapi pengunjung disarankan

untuk memakai kendaraan umum dan jika memakai kendaraan pribadi

disediakan lahan parkir di seberang gedung. Restoran di dalam gedung

tersedia begitu banyak. Pengunjung dapat memilih restoran yang tersedia

seperti; 1) State Grill & Bar (khusus breakfast, lunch, dinner bernuansa

modern), Tacombi (makanan khsa Mexico), Refuel ( fast-food ), Refresh

(khusus untuk minuman dengan konsep pick-me-up. Toko cendermata

atau shop tersedia di dalam gedung yakni Restcok (toko yang

menyediakan perlengkapan dari brand Walgreens, FedEx dan AT&AT

dan toko lainnya. Tersedia juga fasilitas yaitu sebuah aplikasi untuk

mempermudah pengunjung mengenai informasi-informasi terkait

aktraksi wisata di destinasi dan disediakan dalam berbagai bahasa dunia.

4. Accommodation

Empire State Building memiliki berbagai macam akomodasi disekitarnya

yang dapat dijangkau dengan mudah oleh pengunjung. Hotel menjadi

salah satu akomodasi yang sangat mudah ditemukan oleh pengunjung.

5. Activity

Di dalam gedung yang memiliki banyak lantai tentu memiliki bermacam

aktiivtas yang dapat dilakukan oleh pengunjung. Aktivitas yang menjadi

tujuan utama pengunjung adalah kegiatan seni yaitu melihat pameran-

24
pameran mengenai pembangunan, tokoh-tokoh, pusat edukasi, patung

dan lain-lain, ada juga kegiatan mengenai kecanggihan teknologi dan

aktivitas melihat pemandangan NYC dari atas gedung menggunakan

teropong yang disediakan. Melihat pemandangan dari lantai khusus yaitu

80 dan 102 menjadi ikon yang terkenal digedung ini karena para

pengunjung khususnya fotografi mengunjungi untuk mendapatkan foto

pemandangan yang diinginkan.

6. Ancillary Service

Mengenai ancillary atau layanan pendukung di Empire State Building ini

bahwa sejak dibangunnya gedung ini di tahun 1920-an, pemerintah

setempat ikut andil agar terselesainya gedung ini. Saat ini juga

pemerintah setempat membuat sebuah organisasi yang mengurus seluruh

aktivitas gedung ini. Dengan kecanggihan teknologi, sebuah website

disediakan oleh pemangku yaitu esbnyc.com bagi pengunjung yang ingin

mengetahui keseluruhan aktivitas, harga tiket dan fasilitas dari gedung

ini. Untuk kelancarannya juga disediakan safety dan penjaga-penjaga di

setiap lantai. Layanan pendukung lainnya yaitu kegitatan promosi

melalui Instagram, Facebook, Youtube.

D. Kolerasi Hasil Observasi dengan Seminar

Kegiatan seminar telah menjadi kegiatan aktif yang dilakukan oleh

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo setiap tahunnya dan pastinya memiliki

tema yang berbeda-beda. Pada tahun ini yaitu 2023, Sekolah Tinggi Pariwisata

mengadakan semianar internasional yang berjudul “Tourism Trends” yang

dibawakan oleh beberapa sumber dari berbagai negara yaitu Indonesia,

25
Thailand, Australia, Filipina dan Belanda. Seminar ini diadakan pada tanggal

27 Mei 2023 secara offline maupun online dilaksanakan di Amartha

Auditorium Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo. Adapun narasumber dari

seminar internasional ini adalah :

1. Prof Dr. Ir. Sugiarto, MSc membawa materi dengan judul “The Role of Risk

Management in Tourism Industri”

2. Dr. Felina Co Young, dari Philipine Women’s University, Philipines

membahas mengenai “Tourism Trends 2023 and Up”

3. Prof Dr. Andriew S. Lim dari Hotelschool the Hague, Netherlands dengan

judul “Tourism Trends 2023-2024”

4. Asst Prof Dr. Oratai Krutwaysho, Ph.D. dari Rajamangala of Technology

Lanna Chiang Mai, Thailand dengan materi yang berjudul “Understanding

Tourism Trends Through the 2023 Tourism Strategies of Thailand”

5. Prof Dr. I Putu Astawa dari Politeknik Negeri Bali dengan materi “Culture

and Sustainable Tourism”

6. Dr. Rina A. Christiansen dari International Education Services, Perth

Australia membawa materi “Development of Digital Nomads as a New

Market Segment and Their Role in the Digital Ecosystem in Bali”

Seminar dari keseluruhan berisi tentang dampak pasca pandemi yang

terjadi selama 2 tahun lebih kepada lingkungan pariwisata secara internasional.

adanya ide-ide sebagai solusi untuk keberlangsungan dari pariwisata meskipun

dalam kondisir yang tidak memungkinkan bagi pariwisata global untuk

meningkatkan atau melakukan promosi secara global destinasi wisata yang ada

di setiap negara di dunia. Selain membahas mengenai pasca dari Covid-19, ada

26
juga pembahasan mengenai dari resiko sektor industri pariwisata khusuhnya

Indonesia yang dibawakan oleh Bapak Sugiarto dalam materinya. Kelanjutan

dalam seminarnya yakni bahwa Indonesia yang begitu luas dan memiliki

beribu-ribu pulau tentu menimbulkan banyaknya tersebar destinasi wisata.

Destinasi wisata tersebut berdampak pada kunjungan wisatawan secara global

yang kemudian munculnya pontesi kerugian secara signifikan baik pada

lingkungan dan bisnis pariwisata.

Salah satu timbulnya dampak negatif terhadap pariwisata yakni pengadaan

events yang membuat kerugian total baik secara finansial atau pun non-

finansial. Resiko tersebut terjadi akbiat adanya faktor yang disebabkan oleh

manusia, alam, hewan, tumbuhan, ekonomi serta wabah. Resiko yang terjadi

pada aktivitas pariwisata harus dapat diatasi untuk mengurangi resiko yang

tidak diinginkan seperti resiko terhadap keselamatan dan kemanan pengunjung.

Pergerakan dengan cepat terhadap resiko yang terjadi di pariwisata akan

memberikan efek positif mengenai penilaian wisatawan terhadap destinasi

pariwisata.

Wisatawan akan selalu memperhatikan tiga aspek yang menjadi keutamaan

di dalam kegiatan pariwisata yaitu keselamatan, keamanan dan kepastian.

Dengan memperhatikan ke-3 aspek tersebut, maka manajemen pariwisata harus

menjaga reputasi dan memiliki strategi untuk meningkatkan kepuasaan

pengunjung terhadap destinasi wisata.Keberadaan resiko memang tidak dapat

dihilangkan. Destinasi wisata tidak akan bisa bebas dari resiko namun, dengan

adanya penerapan strategi akan dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

Menerapkan strategi manajemen resiko dibantu dengan teori dan berfokus

27
kepada kuantitas dan kualitas dari destinasi wisata dapat dilakukan dengan cara

mengelola, menurunkan dan menghindari dari resiko yang akan terjadi.

Kemudian narasumber Ibu Felina Young mempresentasikan mengenai

trend pariwisata yang terjadi pada tahun 2023 yang sedang saat ini memang

sebagai solusi dari terjadinya wabah Covid-19 selama 2,5 tahun secara global

yang meninbulkan ketidakstabilan dari industri pariwsiata global. Pada awal

pandemi, seluruh dunia harus dihadapkan dengan menemukan solusi yang

dapat mempertahankan aktivitas pariwisata. Dan setelah beberapa tahun

pandemi, pemulihan secara besar-besaran terjadi di seluruh negara. Pemulihan

yang dilakukan di bidang pariwisata dengan memunculkan suatu tren untuk

membangun kembali industri pariwisata. Hal ini menjadi prioritas yang

diharapkan mampu meningkatkan kunjungan secara global.

Pemulihan dengan ide tren pariwiata ini harus dilakukan dengan

pendekatan terlebih dahulu kepada pemerintah, pebisnis pariwisata dan

komunitas dari pariwisata. Pendekatan terhadap pemerintah dilakukan untuk

mendapatkan dukungan dan memberikan penyediaan kesehatan dan sanitasion,

keamanan dan keselamatan sesuai dengan aturan dari pariwisata. Pendekatan

terhadap pebisnis dan komunitas diperlukan untuk pengelolaan dan

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan sebagai salah satu konsep dari

tourism trends.

Seiring berjalannya waktu, keterpurukan akibat dari wabah covid-19 yang

berlangsung selama bertahun-tahun dan perjuangan seluruh negara untuk

menghadapi agar mendapatkan solusi supaya berkurangnya dan hilangnya

covid-19 mendapatkan titik terang. WHO secara resmi menyampaikan bahwa

28
secara global pandemi virus covid-19 telah berakhir. Pemulihan bukan hanya

terjadi pada destinasi pariwisata saja tetapi juga terhadap hospitality sehingga

muncul juga trends hospitality. Trend hospitality yang dimaksud adalah adanya

strategi yang dilakukan untuk mempermudah pelayanan di berbagai hotel dan

akomodasi lainnya. Pemulihan dan tren yang dilakukan adalah yaitu:

1. Minimalism & Natural Design

2. Sustainability & Eco-tourismI

3. Healthy food & Beverage

4. Smart technology

5. Personalisation for loyal guest

Hal ini tentu saja berpengaruh kepada kunjungan pada akomodasi di

sekitar destinasi wisata. Dengan mempertimbangkan ke-5 aspek tersebut maka

akan memperhatikan penerapan konsep dari pariwisata yaitu keberlanjutan

pariwisata. Salah satu narasumber dari Thailanda yaitu Ibu Oratai membahas

mengenai pariwisata Thailand sebelum dan setelah terjadinya pandemi. Pihak

pemerintah dan pelaku wisata Thailand melakukan pemulihan secara berhati-

hati dengan memperhatikan aspek yang diminati oleh masyarakat umumnya di

abad yang teknologi serba canggih ini. Sebelum dan setelah pandemi,

pariwisata Thailand mengubah keseluruhan konsep pariwisata mereka sebagai

salah satu cara pemulihan dan menarik minat kunjungan wisatawan global.

Sebelum terjadinya pandemi, kepariwisataan Thailand berfokus pada trens

yaitu pariwisata yang berbasis pada aktivitas gerak, wisata belanja, pariwisata

yang bernilai tinggi, teknologi yang masih belum diterapkan, zona batasan

wisata dan lain-lain. Sedangkan setelah pandemi pemulihan yang dilakukan

29
yakni pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa Thailand berfokus

kepada pelaku yaitu masyarakat lokal destinasi wisata, pemasaran dengan

menggunakan teknologi, aktivitas digital, kesehatan dan pemulihan

lingkungan.

Pemasaran melalui soft power yang bergantung pada teknologi juga

dilakukan yaitu mengenalkan makanan tradisional, film, festival, musik dan

lain-lain. Hal tersebut karena pengaruh teknologi yang begitu tinggi terhadap

aktivitas manusia di peradaban saat ini. Strategi ini dilakukan untuk promosi

secara global dan menarik minat wisatawan mancanegara. Pemasaran melalui

tekonologi sebagai strategi untuk membuat wisatawan berkunjung secara

langsung.

Bapak I Putu dalam narasinya menyampaikan bahwa budaya adalah

bagian dari aktivitas pariwisata. Budaya merupakan aktivitas manusia yang

memiliki keunikan tersendiri. Keunikan ini muncul karena adanya sistem

kehidupan yang terjadi ari aktivitas manusia yakni dari aktivitas mata

pencaharian, bahasa, kesenian, keagamaan dan sejarah atau pengetahuan.

Keunikan yang ditimbulkan dari sistem ini mampu menjadi aktivitas pariwisata

sehingga pendekatan harus dilakukan terhadap budaya masyarakat tersebut

agar pelestariannya terjaga dan pemerintah memiliki peran penting

didalamnya. Budaya yang menjadi aset penting dalam bagian pariwisata akan

menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga

pengelolaan berkelanjutan saja tidak cukup harus ada pengelolaan untuk

memperkuat budaya tersebut.

30
Narasumber yang terakhir yaitu Ibu Rina mempresentasikan dan

menganalisis mengenai digital ekosistem di Bali. Teknologi yang begitu

penting bukan hanya dapat dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas

manusia tetapi juga berperan penting terhadap pengelolaan ekosistem. Ide yang

muncul mengenai pemanfaatan teknologi ini memang dimulai dari wabah

coivd-19 yang terjadi. Digital Nomads adalah konsep teknologi yang

diterapkan. Digital Nomads merupakan aktivitas seseorang dari jarak jauh,

berpindah-pindah dengan memanfaatkan teknologi khususnya internet.

Menggunakan digital sebagai alat pemasaran pariwisata Bali akan sangat

menguntungkan pemangku. Pengembangan ekosistem digital seharusnya

dilakukan dengan secepatnya jika ditunda akan memiliki resiko hilangnya

kesempatan sehingga negara pesaing yang lebih dulu mengembangkan digital

Nomads akan berdampak pada penurunan wisatawan global yang berkunjung

ke Bali. Penggunaan Digital Nomads berdampak sangat positif terhadap

kerbelangsungan alam dan budaya untuk melestarikannya.

Oleh sebab itu, penulis melihat adanya kolerasi antara seminar dengan

tema FCS yaitu teknologi sebagai solusi untuk pemulihan pariwisata yang

terjadi. Penggunaan teknologi untuk memasarkan pariwisata setiap negara

dinilai bermanfaat sanga positif karena dapat mempermudah wisatawan dengan

melihat informasi pariwisata melalui teknologi. Teknologi tersebut

memunculkan virtual tour sebagai alat yang akan mempromosikan destinasi

pariwisata sehingga wisatawan yang mengunjungi secara virtual dapat

merasakan aktivitas dari destinasi wisata. Hal tersebut akan menimbulkan

31
motivasi wisatawan untuk berkunjung secara langsung karena dampak dari

pemasaran melalui teknologi.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil keseluruhan yang telah dijelaskan, kesimpulan yang

dapat penulis rangkum bahwa pandemi Covid-19 yang telah terjadi secara

global dan berdampak pada aktivitas ekonomi, sosial masyarakat dan

khususnya industri pariwisata secara global. Secara internasional kegiatan

pariwisata yang telah dibatasi dan adanya pelarangan untuk pengujung

mancanegara bepergian ke negara lain membuat pelaku berkepentingan

mencari solusi alternatif supaya aktivitas perjalanan atau pariwisata masih

dapat dilaksanakan.

Kecanggihan teknologi yang semakin maju telah menjadi solusi alternatif

pariwisata di masa pandemi Covid-19 dilakukan secara global. Penemuan

virtual tour adalah alat yang digunakan untuk membantu wisatawan selama

pandemi. Virtual tour dapat membantu wisatawan melakukan kunjungan

32
destinasi wisata di seluruh dunia melalui perangkat meskipun berada di negara

atau di rumah masing-masing.

Destinasi wisata yang menggunakan promosi melalui virtual tour adalah

My Son, Vietnam dan Empire State Building, USA. Kedua destinasi ini

melengkapi seluruh fitur-fitur yang diperlukan seperti informasi destinasi,

gambar destinasi bahkan atraksi yang ada di destinasi. Aktraksi wisata di kedua

destinasi memiliki perbedaan yaitu My Son yang berlokasi di Vietnam

memiliki atrkasi wisata dari potensi budaya dan sejarah peninggalan kerajaan

Champa seperti candi, kuil, furnitur dan lain-lainnya masih beridiri kokoh

meskipun telah hancur sebagian diakibatkan oleh perang dunia yang terjadi.

Sedangkan Empire State Building yang terletak di New York, USA memiliki

atraksi wisata dari potensi wisata buatan yaitu gedung menara yang menjadi

salah satu gedung tertinggi di dunia. Atraksi wisata yang paling diminati dari

gedung ini adalah melihat pemandangan New York dari lantai 80 dan 102

dimana menyuguhkan pemandangan negara bagian USA sejauh beberapa mil.

Hal inilah yang menjadi daya tarik utama dan menjadi gedung fotografi

terpopuler di dunia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari penggunaan aktivitas virtual tour, maka

upaya untuk mengatasi beberapa kendala dalam penggunaan perangkat tersebut

diantaranya adalah :

1. Memperbaiki isi konten virtual tour yakni adanya tambahan elemen-

elemen penting dalam atraksi wisata.

33
2. Adanya penambahan informasi dari destinasi wisata secara lengkap supaya

dapat meningkatkan pengetahuan pengunjung.

3. Menambahkan video secara keseluruhan destinasi wisata supaya

pengunjung merasakan suasana sebenarnya di destinasi.

4. Memperbaiki website yang menjadi sumber virtual tour agar lebih mudah

dimengerti.

5. Membuat keberlanjutan lagi yakni adanya sebuah aplikasi untuk

memudahkan menjangkau destinasi wisata.

34
DAFTAR PUSTAKA

Chiao, H. M., Chen, Y. L., & Huang, W. H. (2018). Examining the usability of an
online virtual tour-guiding platform for cultural tourism
education. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education, 23,
29-38.

Riesa, R. M., & Haries, A. (2020). Virtual tourism dalam literature review. Jurnal
Pariwisata Bunda, 1(1), 1-6.

Sudarmawan, T., & Sofiani, S. (2023). PENGARUH PROMOSI ONLINE


TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SEA WORLD
ANCOL. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 17(1), 27-36.

Satriawati, Z., Prasetyo, H., & Irawati, N. (2022). KAJIAN MINAT


MASYARAKAT TERHADAP PARIWISATA ALTERNATIF DAN
WISATA PEDESAAN MELALUI GOOGLE TRENDS. Kepariwisataan:
Jurnal Ilmiah, 17(1), 18-26.

Turtle, M. (2023). Taking A Tour To My Son : The ancient My Son Sanctuary


ruins near Hoi An tell us a lot abour the ancient Champa people who use
to live here. Diakses pada 22 Juni 2023, dari
https://www.timetravelturtle.com/vietnam/my-son-sanctuary-tour/

Wahyuni, S. (2021). Analisis Pola Daya Tarik Wisata Berdasarkan Potensi


Sumberdaya (Supply) Sebagai Aset Dan Daya Tarik Di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 14(1), 13-22.

Virtual Tour Web :


1. Destinasi 1 : My Son Vietnam
Link : www.vietnam.travel.com
2. Destinasi 2 : Empire State Building
Link : www.youvisit.com/tour/nyc

35
LAMPIRAN

Gambar 1 Reuntuhan Candi My Son


(sumber: vietnam.travel)

Gambar 2 Komplek Kerajaan Champa My Son


(sumber: vietnam.travel)

36
Gambar 3 Lobby Empire State Buildingg
(Sumber: www.youvisit.com/tour/nyc)

Gambar 4 Lobby Empire State Buildingg


(Sumber: www.youvisit.com/tour/nyc)

37
Gambar 5 Sertifikat Seminar

38
Gambar 6 Sertifikat AHLEI

39
40

Anda mungkin juga menyukai