STUDI KASUS
NELFI ANDARI
13201919
1
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nim : LPT.13201919
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
Nelfi Andari
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PERSETUJUAN
xi
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN
Lapatau Bone.
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
xii
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN
PALAKKA” ini telah disetujui oleh Tim penguji sidang Akademi Keperawatan.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Pembantu Direktur I
KATA PENGANTAR
xiii
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penulisan hasil penelitian dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Klien Dengan Diagnose Medis Resiko Perilaku Kekerasan Dengan Intervensi Terapi
Musik Di Puskesmas Palakka” tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
dibuat merupakan wujud tanggung jawab dan sebagai salah satu syarat
Bone.
dan dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu
1. Bapak Dr. Andi Sudirman Pacinongi, S.H, M.Si, selaku ketua yayasan Andi
Lapatau Bone yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis
memberikan bimbingan dan motivasi sehingga KTI ini dapat selesai pada
waktunya.
xiv
4. Andi Haryati Hasrib, S.Kep.,Ns selaku pembimbing II yang telah banyak
5. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar selama perkuliahan yang
sangat berguna bagi penulis, serta seluruh Staf yang telah banyak membantu
selama pengurusan.
6. Teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
Akhir kata, semoga amal baik, dukungan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa
KTI yang disusun masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan hati terbuka
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan KTI ini.
Penulis
NELFI ANDARI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................5
D. Manfaat Masalah...........................................................................................6
5. Patofisiologi............................................................................................13
xvi
6. Rentang Respon......................................................................................14
7. Manifestasi Klinis...................................................................................16
8. Pentalaksanaan.......................................................................................16
1. Pengkajian..............................................................................................17
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................25
3. Intervensi................................................................................................27
4. Implementasi..........................................................................................34
5. Evaluasi..................................................................................................34
1. Defenisi...................................................................................................35
D. Studi Pendahuluan........................................................................................39
xvii
F. Pengumpulan Data .....................................................................................44
G. Penyajian Data............................................................................................45
A. Hasil Penelitian...........................................................................................49
B. Pembahasan.................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................71
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuasakan, perilaku dan koping
yang efektif, konsep diri yang positif, dan stabilan emosional (Madhani &
Kartina, 2020). Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan jiwa berat yang
et al., 2021).
mencatat selama pandemi covid-19 hingga Juni 2020, ada sebanyak 277 ribu
Indonesia sebesar 7% per 1000 dengan cakupan pengobatan 84,9% dan gangguan
mencapai 9,8% dari jumlah penduduk. adapun prevalensi depresi pada penduduk
untuk umum pada umur 15 tahun keatas mencapai 6,1% dari jumlah penduduk
1
dan prevalensi gangguan jiwa berat seperi skizofrenia mencapai 7% per 1000
psikosis sebanyak 8,8%, yang mengalami depresi pada umur > 15 tahun
12,8% (Riskesdas, 2018). Menurut data dari RSKD Dadi Provinsi Sulawesi
Selatan pasien rawat inap yang mengalami gangguan jiwa menurut kelompok
umur yaitu dari kategori umur 1-4 tahun sebanyak 1 orang, kategori umur 5-14
tahun sebanyak 23 orang, kategori umur 15-24 tahun sebanyak 496 orang,
kategori umur 25-44 tahun sebanyak 1.346 orang, kategori umur 45-64 tahun
sebanyak 430 orang dan kategori umur 65 tahun keatas sebanyak 48 orang
yang dihadapi oleh seseorang, respon ini dapat menimbulkan kerugian baik
kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Seseorang yang mengalami
gaduh, tidak bisa diam, mondar-mandir, gelisah, intonasi suara keras, ekspresi
tegang, bicara dengan semangat, agresif, nada suara tinggi dan bergembira secara
Kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ektrem dari marah atau
ketakutan atau panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang
2
sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan
(violence) di sisi yang lain serta menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci
keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau
melukai karena penggunaan koping yang kurang bagus (Kandar & Iswanti,
2019).
kekerasan adalah dengan terapi music. Terapi musik adalah penggunaan musik
dan atau elemen musik (suara, irama, melodi, dan harmoni) oleh seorang terapis
musik yang telah memenuhi kualifikasi, terhadap klien atau kelompok dalam
Manfaat musik untuk kesehatan dan fungsi kerja otak telah diketahui sejak
tersebut ke seluruh sistem kerja tubuh. Efek terapi musik pada sistem limbik dan
3
atau betta endorphin yang dapat mengeliminasi neurotransmiter rasa tertekan,
Penelitian terapi musik ini akan memberikan dampak yang lebih luas pada
tanda gejala yang dialami oleh klien resiko perilaku kekerasan. Terapi musik
pikiran negatif, keyakinan irasional dan perilaku negatif, maka akan berdampak
pada kemampuan dalam hal sosialisasi dengan orang lain dengan menunjukkan
perilaku yang positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Artika et
al (2022) menunjukan bahwa sebelum diberikan terapi musik klasik pada subjek
gejala setelah dilakukan penerapan terapi musik klasik terjadi penurunan tanda
subjek 2 menjadi 14% sehingga terapi musik klasik mampu menurunkan tanda
2020 terdapat 34 pasien, pada tahun 2021 sebanyak 34 pasien dan pada tahun
2022 sebanyak 31 pasien. Pada saat peneliti melakukan survey langsung dirumah
pasien, pasien tampak cepat marah pada saat ditanya-tanya, pada saat marah mata
pasien melotot, pasien juga kadang tertawa sendiri. untuk menangani kondisi
pasien keluarga hanya memberikan obat yang didapat dari puskesmas palakka.
4
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan
kajian atau studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan jiwa pada klien dengan
Puskesmas Palakka”.
B. Rumusan Masalah
Palakka ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Palakka
2. Tujuan Khusus
perilaku kekerasan
5
c. Mampu merencakan tindakan pemberian terapi music pada klien dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dari hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
kekerasan.
2. Manfaat Praktis
a. Masyarakat
b. Instansi Penelitian
penyakit.
6
c. Institusi Pendidikan
profesi keperawatan.
d. Penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologi (Beo et al,
2022).
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
2022).
kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau
8
2. Fisiologi Neurologi pada Respon Perilaku Kekerasan
limbik' yang menjadi pusat emosi di otak manusia juga pada dasarnya
berita agresi.
Setiap rangsangan dari luar yang diterima melalui reseptor panca indera
manusia akan diolah lalu dikirim dalam bentuk pesan ke thalamus lalu ke
tindakan. Dalam keadaan darurat misalnya marah, pesan stimulus yang datang
kekerasan maka akan menciptakan reaksi ini pada saat terjadi sirkuit pendek
dialog, sikap empati, maka akan terbentuk pola refleks yang asertif bukan pola
9
Gambar 2.1 Bagian otak yang terlibat dalam emosi
(Sumber: Risal et al., 2022).
3. Etiologi
antara lain:
a. Faktor Predidposisi
1) Biologis
(NAPZA).
10
2) Psikososial
3) Sosiokultural
b. Faktor Presipitasi
kekerasan, adalah
perilaku kekerasan.
11
4. Mekanisme Koping
merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi
antara lain:
agresif dan perilaku asertif adalah cara yang terbaik, individu dapat
12
maupun psikologis dan dengan perilaku tersebut individu juga dapat
mengembangkan diri.
5. Patofisiologi
konsep diri : harga diri rendah. Apabila pasien perilaku kekerasan tidak
13
diberikan asuhan keperawatan dengan baik akan mengakibatkan perilaku
6. Rentang respon
a. Respon Adaptif
tidak senang atau tidak setuju tapa menyakiti lawan bicara. Merupakan
14
3) Respon Transisi Pasif adalah diam dan merasa tidak mampu
pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah diri
b. Respon Maladaptif
yaitu pasif agresif dan aktif agresif. Pasif agresif adalah perilaku yang
terus menerus, bertingkah laku kasar disertai kekerasan. Amuk adalah rasa
marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan (Ruswadi,
2021).
7. Manifestasi Klinis
Menurut Wahyuni (2022) Tanda dan gejala yang biasa timbul pada pasien
15
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Mata melotot
d. Tangan mengepal
f. Otot tegang
Menurut enurut Keliat (2016) dalam Risal et al (2022) adapun tanda dan
Tanda dan gejala pada resiko tingi ini biasanya pasien akan melakukan
16
b. Perilaku kekerasan/ marah resiko sedang
Gejala yang muncul pada pasien denga resiko sedang adalah merusak
barang barang, sarana dan prasarana, tetapi tidak sampai melukai orang
gangguan memori.
8. Penatalaksaan
resiko perilaku kekerasan yaitu dengan cara medis dan non medis. terapi
meengendalikan amarah kekerasan secara fisik: nafas dalam dan pukul bantal,
17
spiritual: beribadah sesuai keyakinan pasien dan terapi aktivitas kelompok
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
18
c. Faktor Pedisposisi
Biasanya pasien pernah mengalami sakit jiwa masa lalu atau baru
dari lingkungan
d. Fisik
19
3) Yang kita temukan pada klien dengan prilaku kekerasan pada saat
ketus).
e. Psikososial
1) Konsep Diri
Biasanya ada anggota tubuh klien yang tidak disukai klien yang
2) Identitas Diri
3) Harga diri
orang lain akan terlihat baik, harmoni sata terdapat penolakan atau
a) Peran Diri
20
biasanya klien tidak mampu melaksanakan tugas dan peran
b) Ideal Diri
masyarakat.
f. Hubungan Sosial
g. Spritual
jiwa.
3) Kegiatan ibadah
h. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
21
Biasanya pada klien prilaku kekerasan pada saat dilakukan pengkajian
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
5) Efek
sebab.
7) Persepsi
8) Isi Pikir
9) Tingkat kesadaran
22
Biasanya klien dengan peilaku kekerasan tamoak bingung
10) Momory
i. Aktivitas sehari-hari
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
rambut dan bercukur atau berhias. Badan klien sangat bau dan kotor,
23
4) Berpakaian
Klien tidak mampu mengenakan pakaian dengan sesuai dan klien tidak
5) Istirahat
merapikan tempat tidur, mandi atau cuci muka dan menyikat gigi.
6) Pengunaan obat
Biasanya klien mengatakan minum obat 3 kali sehari dan klien tidak
7) Pemeliharaan kesehatan
biaya sehari-hari.
24
j. Mekanisme Koping
tangga.
lingkungan.
l. Pengetahuan
penyakitnya,dan klien tidak mengetahui akibat dari putus obat dan fungsi
m. Aspek Medik
Clozapinee 25 mg 1 X 1
n. Analisa Data
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang dan ilmu
yang diperoelh dengan konsep, teori dan prinip yang relevan untuk
25
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
2. Diagnosa Keperawatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan jiwa yang
Berisiko memebahayakan secara fisik, emosi dan atau seksual pada diri
1) Faktor resiko
b) Halusinasi
c) Kerusakan kognitif
e) Kerusakan kogniytif
26
i) Pengananiayaan atau pengabaian anak
k) Impulsive
c) Gangguan perilaku
e) Depresi
f) Serangan panic
g) Gangguan Tourette
h) Demensia
i) Halusinasi
3. Intervensi
27
a. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
hasil :
dengan kata kerja (verbal) berupa perilaku yang dilakukan oleh perawat,
28
1) Intervensi berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia)
Observasi
sebelum agresif
Teraupetik
Edukasi
ketegangan meningkat
29
2) Strategi Pelaksanaan Pasien Resiko Perilaku Kekerasan
pukul kasur/bantal.
kasur/bantal.
30
c) menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan
b) Latihan sholat/berdoa
pasien.
31
b) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
32
4) Pemberian terapi music klasik
Evaluasi/validasi
3. Menyakan perasaan pasien saat ini
4. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku
kekerasan, penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan serta akibatnya
Kontrak
5. Menjelaskan tujuan kegiatan terapi music untuk
mengurangi perilaku kekerasan
6. Menjelaskan lama terapi selama 30 menit
33
3. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
4. Identifikasi pilihan musik klien.
5. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara,
pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan musik.
6. Nyalakan music dan lakukan terapi music selama
30 menit.
7. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu
keras.
8. Hindari menghidupkan musik dan
meninggalkannya dalam waktu yang lama.
Terminasi
9. Berikan umpan balik
10.Kontrak pertemuan selanjutnya
11.Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Implementasi
yang telah disusun selama fase perencanaan. Hal ini terdiri dari aktivvitas
34
perawat dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya dan juga
untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pasien (Pangkey et al., 2021).
5. Evaluasi
dengan kenyataan yang dialami oleh pasien dengan melibatkan pasien dan
dilkukan.
35
E. Konsep Terapi Musik
1. Definisi
aspek penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi; fisik/tubuh,
Musik adalah jenis music yang berasal dari masa sekitar akhir abad ke
semasa hidup kompanis Mozart dan Hayden, yang kemudian lebih di kenal
sebagai periode klasik, yang mana pembuatan dan penyajian musik klasik ini
memakai bentuk, sifat, serta gaya dari musik yang berasal dari masa lampau.
musik yang digunakan antara lain: harpsichord, piano instrumen, biola, brass
Terapi musik akan memberi makna yang berbeda bagi setiap orang namun
d. Meningkatkan memori
36
e. Menyediakan kesempatan unik untuk berinteraksi dan membangun
kedekatan emosional.
sakit
gelombang tersebut ke seluruh sistem kerja tubuh. Efek terapi musik pada
sistem limbik dan saraf otonom menciptakan suasana rileks, aman dan
2021).
37
5. Penatalaksanaan terapi music
Terapi musik diberikan selama 30 menit sampai 1 jam setiap hari disaat
a. Persiapan Alat
2) Musik
4) Headset/earphone
b. Orientasi
perilaku kekerasan
c. Prosedur Kerja
38
4) Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang
rasa sakit.
musik.
d. Terminasi
39
F. STUDI PENDAHULUAN
Nama/
Desain
No Tahun/ Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Tempat
40
Kekerasan rendah ambang marah maka
semakin bagus pasien dalam
mengontrol marah. Terapi
musik terbukti menurunkan
ambang marah, memberikan
ketenangan dan
meningkatkan berfikir
positif klien
3. Vahurina & Penurunan Studi kasus ini Hasil post test pada study
Rahayu/2021/ Gejala Perilaku menggunakan kasus ini setelah diberikan
/semarang Kekerasan metode deskriptif tindakan terapi musik
Dengan dengan instrumental selama 3x
Menggunakan pendekatan pertemuan menunjukkan
Terapi Musik proses asuhan bahwa pada kedua
Instrumental keperawatan. partisipan mengalami
Piano Pada penurunan tanda dan gejala,
Pasien Resiko pada partisipan 1
Perilaku mengalami penurunan tanda
Kekerasan dan gejala dari angka7 turun
menjadi 4 dan pada
partisipan 2 mengalami
penurunan tanda dan gejala
dari angka 8 menjadi 3.
Simpulan: Ada penurunan
tanda dan gejala resiko
perilaku kekerasan setelah
diberikan intervensi inovasi
terapi musik. Hasil post test
pada study kasus ini setelah
diberikan tindakan terapi
musik instrumental selama
3x pertemuan menunjukkan
bahwa pada kedua
partisipan mengalami
penurunan tanda dan gejala,
pada partisipan 1
mengalami penurunan tanda
dan gejala dari angka7 turun
menjadi 4 dan pada
partisipan 2 mengalami
penurunan tanda dan gejala
dari angka 8 menjadi 3.
41
Simpulan: Ada penurunan
tanda dan gejala resiko
perilaku kekerasan setelah
diberikan intervensi inovasi
terapi musik instrumental
piano
4. Yaman & Pemberian Adapun metode Hal yang diperoleh dari
Ridfah/2022/ Terapi Musik yang digunakan Terapi Musik yang
/makassar Sebagai Media dalam melakukan dilakukan selama 6 kali
Penyaluran Terapi musik, adalah kondisi psikologis
Emosi Bagi yaitu berupa munculnya emosi
Pasien Jiwa mempersiapkan positif dari pasien jiwa
Rawat Inap Di alat/bahan yang rawat inap RSKD Dadi
RSKD Dadi digunakan untuk Makassar. Berdasarkan hasil
Makassar terapi, mengajak observasi dan wawancara
pasien bermain bagi pasien sebelum, selama
alat musik, dan setelah melakukan
mengajak pasien Terapi Musik, pasien
untuk bernyanyi merasa mendapatkan
dan melakukan perubahan dalam diri
observasi serta dengan lebih terhibur,
wawancara. merasa senang, merasa
Observasi bahagia, merasa lebih baik,
dilakukan untuk dan dapat berinteraksi
melihat dengan orang lain.
perubahan
perilaku yang
ditunjukkan oleh
pasien jiwa.
Wawancara
dilakukan untuk
mengetahui
perasaan pasien
jiwa setelah
terapi.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pada klien
yang mengalami gangguan jiwa dengan diagnose medis resiko perilaku kekerasan
Subyek yang akan di analisis yaitu pasien yang perilaku kekerasan dengan
intervensi terapi musik. Subyek studi kasus ini berjumlah 1 pasien, didasarkan
1. Kriteria Inklusi
43
b. Pasien dalam kondisi sehat
2. Kriteria Eksklusi
2019).
4. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan jiwa yang tepat pada klien dengan
kekerasan
44
7. Untuk mengetahui eveluasi keperawatan pemberian terapi music pada klien
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi; fisik/tubuh, emosi,
musik, lama pemberian kurang lebih 30 menit. Hal yang ingin dievaluasi
terapi musik.
45
F. Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dari
1. Wawancara
melalui tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab
langsung. Data yang diperlukan yang didapatkan dari wawancara yaitu seperti
masuk Rumah Sakit, tinggi badan, berat badan, riwayat penyakit klien,
wawancara dengan klien, keluarga, maupun perawat atau tenaga medis yang
respon pasien terhadap tindakan asuhan keperawatan jiwa pada pasien resiko
3. Studi Dokumen
46
Pada kasus in penulis melakukan pengumpulan data dengan mengidentifikasi
dokumen pasien saat dirawat sekarang dan dokumen pasien saat dirawat
Puskesmas Palakka, serta melalui status yang dimiliki pasien seperti yang
G. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, tabel, maupun gambar.
1. Informed consent
Dalam penelitian ini tidak perlu menuliskan nama responden secara lengkap
dalam pengisian data melainkan hanya inisial nama, misalnya pada saat
47
pengisian lembar informed concent responden diminta untuk menulis huruf
3. Convidentiality (Kerahasiaan)
48
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SD
Alamat : Mattanete Buo
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : Tahun 2015
Orang yang berarti : Anak
49
b. Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan mudah marah, menangis dan ingin pergi dari rumah.
observasi dan berinteraksi dengan klien, wajah klien tampak tegang dan
berbicara keras dan kasar, saat marah mata melotot, pasien mudah curiga
d. Faktor Predisposisi
tahun 2015, pada saat di kaji pasien menolak menjawab tetapi anaknya
e. Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 20 x/mnt
50
Nadi : 87 x/mnt
Berat Badan : 55 Kg
f. Psikososial
GI
? ? ? ? ?
GII
? ? ? ? ?
GIII ? 47
? ? ? ?
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
51
? : Usia yang tidak diketahui
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal serumah
GII : Ayah dan ibu klien masih hidup tetapi umurnya tidak
diketahui
g. Konsep Diri
h. Hubungan Sosial
52
i. Spiritual
Klien beragama islam, klien percaya bahwa adanya Tuhan tetapi klien
j. Status Mental
ada kaitannya.
53
Interaksi selama wawancara : Saat dikaji pasien selalu menatap mata
tersinggung.
sampai tujuan.
tentang penyakitnya.
mandir.
54
pembicaraan dan saat bercerita berbelit-
belit.
Hasil pengkajian perawatan diri yaitu klien malas mandi jika tidak
diarahkan dan malas merawat diri. Klien mampu makan dan minum
klien minum air putih 8 gelas perhari. Klien mampu mandi sendiri,
hasil :
55
tajam dan tegang, mata melotot, pasien saat dikaji pasien
3. Intervensi Keperawatan
masalah utama yang ditemukan pada kasus Ny. N yaitu Resiko perilaku
menit (selama 3 Hari), Tujuan pemberian terapi musik ini agar gejala resiko
a. Persiapan pasien
56
b) Alat sumber music (Mp3, HP, Kaset dll)
c) Headset/earphone
b. Orientasi
Salam Teraupetik
Evaluasi/validasi
Kontrak
kekerasan
c. Prosedur
musik.
57
5) Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
d. Terminasi
e. Terminasi
f. Evaluasi
4. Implementasi Keperawatan
a. Hari pertama
Hari : Selasa
58
Memberikan salam, membangun bina hubungan saling percaya (BHSP),
b. Hari Kedua
Hari : Rabu
perasaan marah saat ini, kontrak waktu, berikan posisi nyaman, berikan
tenang.
59
evaluasi respon klien dan perasaan klien setelah mendengar musik,
c. Hari ketiga
Hari : Kamis
perasaan marah saat ini, kontrak waktu, berikan posisi nyaman, berikan
tenang.
5. Evaluasi keperawatan
a. Hari Pertama
Hari : Selasa
music klien merasa tenang, klien mengatakan ingin dengar musik lagi.
60
Pada saat evaluasi dilakukan klien tampak kooperatif saat diberikan terapi,
wajah klien tampak tersenyum, klien juga tampak tenang, klien tampak
b. Hari Kedua
Hari : Rabu
dan lebih suka mendengarkan musik. skor penilaian pada lembar observasi
c. Hari Ketiga
Hari : Kamis
61
kemudian skor penilaian pada lembar observasi evaluasi pemberian terapi
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang didapatkan pada klien Ny. N selama 3 hari pada
pada klien resiko perilaku kekerasan dengan intervensi pemberian terapi musik
berat, sedang maupun ringannya penyakit yang diderita oleh klien. Dalam
pemberian proses keperawatan sesuai teori yang terdiri dari 5 tahap yaitu
1. Pengkajian
dimulai pada tanggal 2 Agustus 2022. Data yang didapatkan saat pengkajian
perempuan, tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Pada saat dikaji klien
mengatakan mudah marah, menangis dan ingin pergi dari rumah. Keluarga
juga mengatakan bahwa klien pernah mengamuk tetapi tidak melukai anak-
62
klien terkadang berbicara keras dan kasar dan tidak sesuai realita, saat marah
mata melotot, pasien mudah curiga dan mudah tersinggung jika ditanya
vital sebagai berikut : TD: 120/80 mmHg, HR: 87 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T:
36,50C.
dengan tinjauan teori yaitu klien mengatakan mudah marah, curiga, mudah
2. Diagnosa Keperawatan
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial (Tim Pokja SDKI
Sesuai dengan teori yang dilihat dari pohon masalah, masalah utama
63
mengalami perilaku kekerasan dikarenakan pasien mengalami gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Apabila pasien resiko perilaku kekerasan tidak
Diagnosa utama yang diangkat pada kasus Ny. N adalah resiko perilaku
dengan respon subjektif : klien mengatakan mudah marah, menangis dan ingin
pergi dari rumah. Keluarga juga mengatakan bahwa klien pernah mengamuk
gelisah, klien terkadang berbicara keras dan kasar dan tidak sesuai realita, saat
marah mata melotot, pasien mudah curiga dan mudah tersinggung jika ditanya
teori dengan kasus. Hal ini karena penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan
3. Intervensi
64
Rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan sesuai dengan
masalah utama yang ditemukan pada kasus Ny. N yaitu Resiko perilaku
kondisi dan situasi; fisik/tubuh, emosi, mental, spiritual, spiritual, kognitif dan
Tujuan pemberian terapi musik ini agar gejala resiko perilaku kekerasan yang
4. Implementasi
yang meliputi kontrak waktu, topik, pelaksanaan , serta memberikan surat dan
65
Implementasi hari pertama tanggal 2 agustus setelah pengkajian
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dari resiko perilaku
berikan posisi nyaman, berikan kesempatan untuk klien memilih music yang
diberikan terapi musik dihari pertama, klien mengatakan menyukai musik dan
merasa tenang saat mendengar music. Keluarga juga mengatakan klien sering
perasaan klien saat ini, Identifikasi penyebab perasaan marah saat ini, kontrak
waktu, berikan posisi nyaman, berikan kesempatan untuk klien memilih music
Identifikasi penyebab perasaan marah saat ini, kontrak waktu, berikan posisi
66
memberikan terapi music selama 30 menit dengan menggunakan headset
mengikuti terapi musik selama 3 kali klien merasa tenang, senang saat dengar
antara teori dan kasus, karena implementasi dilakukan dengan baik selama 3
hari sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pada teori yang diperoleh.
Selain itu, implementasi dapat berjalan dengan baik karena pasien dan
terapi musik.
5. Evaluasi
kembali kegiatan yang telah dilakukan kepada klien, menilai sejauh mana
perilaku kekerasan.
senang dan merasa lebih baik. Didapatkan hasil dari penilaian skor evaluasi
diberikan terapi musik klien mengalami penurunan tanda dan gejala RPK dari
67
angka 9 menjadi 2. Dengan demikian peneliti menemukan hasil terapi musik
efektif untuk mengurangi tanda dan gejala pada klien dengan resiko perilaku
kekerasan.
Aprini, K. T, & Prasetya (2018) Hasil penelitian menunjukan bahwa klien Ny.
mengalami penurunan katagori sedang. Rabu 28%, dan Kamis sebanyak 25%
masuk kategori ringan. Klien Ny. M mengalami penurunan respons pada hari
Senin 37%, Selasa 34% masuk kategori sedang, Rabu 31%, dan Kamis 20%
kategori ringan. Penelitian ini menunjukan bahwa terapi musik klasik efektif
perilaku kekerasan.
hasil post test pada study kasus ini setelah diberikan tindakan terapi musik
penurunan tanda dan gejala dari angka7 turun menjadi 4 dan pada partisipan 2
Ada penurunan tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan setelah diberikan
68
Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Yaman & Ridfah (2022)
hasil observasi dan wawancara bagi pasien sebelum, selama dan setelah
dengan lebih terhibur, merasa senang, merasa bahagia, merasa lebih baik, dan
69
BAB V
A. KESIMPULAN
menemukan gejala klien mengatakan mudah marah, menangis dan ingin pergi
dari rumah. Keluarga juga mengatakan bahwa klien pernah mengamuk tetapi
penulis mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu Resiko
Perilaku Kekerasan .
yang telah ditetapkan. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu Terapi Musik
Evaluasi dari terapi yang diberikan pada Ny.N yaitu terapi Musik didapatkan
hasil gejala resiko perilaku kekerasan menurun yang sebelumnya klien mudah
marah, menangis dan ingin pergi dari rumah. Keluarga juga mengatakan bahwa
70
klien pernah mengamuk tetapi tidak melukai anak-anaknya kemudian klien
senang dan merasa lebih baik. Didapatkan hasil dari penilaian skor evaluasi
menunjukkan bahwa tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan setelah diberikan
terapi musik klien mengalami penurunan tanda dan gejala RPK dari angka 9
menjadi 2. Dengan demikian peneliti menemukan hasil terapi musik efektif untuk
mengurangi tanda dan gejala pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
B. SARAN
Keluarga dapat ikut serta dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
gangguan proses pikir : waham sehingga klien merasa ada dukungan yang
keperawatan jiwa.
gangguan jiwa.
71
4. Peneliti
72
DAFTAR PUSTAKA
Agnecia, D. P., Hasanah, U., & Dewi, N. R. (2021). The Application Of Classical
Music Therapy To Reduction Of Signs And Symptoms Of Patients Risk Of
Violent Behavior In Lampung Province Hospitals. Jurnal Cendikia Muda, 1(4),
422–427.
Aprini, K. T, & Prasetya, A. S. (2018). Penerapan Terapi Musik Pada Pasien Yang
Mengalami Resiko Perilaku Kekerasan Di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan Panca Bhakti, 6(1), 84–90.
Artika, D., Fitri, N. L., Hasanah, U., Keperawatan, A., Wacana, D., & Kunci, K.
(2022). Penerapan Terapi Musik Klasik Terhadap Tanda Dan Gejala Pasien
Risiko Perilaku Kekerasan. Jurnal Cendikia Muda, 2(1).
Beo, J. A., Zarah, Z., Darma, I. D. G. C., Alfiando, A. guntur, Kusumawaty, I.,
Yunike, & Eka, A. R. (2022). Ilmu Keperawatan Jiwa dan Komunitas. Media
Sains Indonesia.
Dasar, R. K. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS. In Kementerian Kesehatan RI
(Badan Penelitian dan Pengambangan Kesehatan) (Vol. 1, Issue 1).
Hulu, F. W. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Risiko Perilaku
Kekerasan Pada Penderita Skizofrenia: Studi Kasus. Jurnal Keperawatan Jiwa,
1(1), 1–47. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/jukta
Kandar, K., & Iswanti, D. I. (2019). Faktor Predisposisi dan Prestipitasi Pasien
Resiko Perilaku Kekerasan. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), 149.
https://doi.org/10.32584/jikj.v2i3.226
Madhani, A., & Kartina, I. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), 149.
Muhith, A. (2020). Pendidikan Keperawatan Jiwa. CV Andi Offset.
Nasarudin, J. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Panca Terra Firma.
Ngapiyem, R. (2020). Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Orkestra Terhadap
Frekuensi Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rsjd Dr. Rm
Soedjarwadi Klaten. Jurnal Kesehatan, 4(2), 151–162.
Pangkey, B. C. ., Hutapea, A. D., & Stanggang, I. S. Y. F. (2021). Dasar-Dasar
Dokumentasi Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.
Risal, M., Hamu, A. H., Litaqia, W., Dewi, E. U., Shintania, D., & Zahra, Z. (2022).
Ilmu Keperawatan Jiwa. Media Sains Indonesia.
Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas. In Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan (Vol. 110, Issue 9).
73
Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa (Edisi Pert). Penerbit Adab (CV.Adanu
Abimata).
Sahabuddin, E., Agustang, A., Manda, D., & Oruh, S. (2020). Partisipasi Sosial
Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (Adl) Orang Dengan Gangguan Jiwa
Di Kota Makassar (Studi Kasus Di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi
Sulawesi Selatan). Phinisi Integration Review, 3(2), 290–296.
Sasongko, N. C., & Hidayati, E. (2020). Penerapan Terapi Musik, Dzikir dan
Rational Emotive Cognitive Behavior Therapy pada Pasien dengan Resiko
Perilaku Kekerasan. Ners Muda, 1(2), 93.
Sumaningsih, R., Fatimah, & Salikah. (2021). Efektivitas Kombinasi Musik Klasik,
Musik Alami dan SDIDTK terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Balita.
Media Sains Indonesia.
Syahputra, E., Rochadi, K., Pardede, J. A., Nababan, D., & Linatarigan, F. (2021).
Determinan Peningkatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Kota
Langsa. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 7(2), 2615–109.
Vahurina, J., & Rahayu, D. A. (2021). Penurunan Gejala Perilaku Kekerasan
Dengan Menggunakan Terapi Musik Instrumental Piano Pada Pasien Resiko
Perilaku Kekerasan. Holistic Nursing Care Approach, 1(1), 18.
Wahyuni, S. (2022). Keperawatan Jiwa (Konsep Asuhan Keperawatan Pada
Diagnosa Keperawatan Jiwa) (Cetakan Pertama). Rumah Pustaka.
Wulansari, E. M., & Sholihah, M. M. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekerasan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1).
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1020/
Yaman, S. W., & Ridfah, A. (2022). Pemberian Terapi Musik Sebagai Media
Penyaluran Emosi Bagi Pasien Jiwa Rawat Inap Di RSKD Dadi Makassar.
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 200–203.
74