Anda di halaman 1dari 1

Nadi Kehidupan

Sejak Aullana kecil, ibu selalu berjuang agar Aullana bisa hidup dengan baik dan bahagia.
Saat Aullana duduk di bangku kelas 1 SD hingga sampai sekarang ibu selalu menyiapkan
peralatan sekolah dan mengantar Aullana sejak pagi-pagi buta agar bisa sampai sekolah tepat
waktu. Jarak dari rumah ke sekolah agak jauh dan terkena macet membuat kami harus
berangkat lebih pagi agar tidak tertinggal bis.
Pada suatu hari ibu telah menyiapkan alat tulis tetapi Aullana tidak mendengar dan meminta
kepada ibu untuk membelikan sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak “Bu sepatu Lana
rusak kapan ibu mau membelikan sepatu Lana! Dari dulu ibu bilang sebentar-sebentar terus. “
Ibu menghela nafasnya lalu menjawab pertanyaan dari anaknya itu “Ibu masih belum ada
uang Lana, kita mau makan aja susah apalagi beli sepatu buat Lana”, Lana pun pergi
kesekolah. Pada saat disekolah Aullana terlihat panik karena ia lupa memasukkan peralatan
tulis ke dalam tas sehingga membuat Aullana bingung mau meminjam ke siapa.
Ibu sadar bahwa Aullana lupa membawa alat tulis dan langsung mengantarkan ke sekolah
walaupun jarak rumah dengan sekolah agak jauh. Tak hanya waktu, hal lainnya pun banyak
ibu korbankan. Di saat uangnya menipis namun Aullana ingin membeli tas dan sepatu, ibu
sampai rela menjual perhiasan dan meminjam uang demi kebutuhan Aullana tercukupi.
Bagi seorang ibu bekerja keras saja tidaklah cukup untuk mencapai keinginan anaknya, dia
rela meminjam uang kepada seseorang untuk membelikan keinginan anaknya. Sayangnya,
kita jarang menghargai jasa seorang ibu. Kita dapat menghargai pengorbanan seorang ibu
dengan cara menyayangi dan mengutamakannya, berlemah lembut dan berbicara yang baik,
tidak membuatnya marah, dan banyak lagi cara menghargai perjuangan seorang ibu.

Nama : Lintang Dwi Chantika


Kelas : 9D
No. Absen : 17

Anda mungkin juga menyukai