Anda di halaman 1dari 2

CERPEN SINGKAT

Judul : Membantu Bisa Membuat Hati Kita Senang

Perkenalkan, namaku Putri yang saat ini sedang menempuh pendidikan Sekolah
Dasar kelas 4. Setiap hari, aku selalu diantar oleh ayahku untuk pergi bersekolah. Aku
sangat senang karena ayah selalu mengantarkanku tepat waktu, sehingga aku tidak
pernah terlambat sekolah. Di sekolah, aku bertemu banyak sekali teman yang sangat seru
dan asik. Jadi, sekolah tidak pernah terasa membosankan. Ketika pulang sekolah pun, aku
pulang bersama dengan teman-teman yang kebetulan rumahnya berdekatan. Pada suatu
waktu, ketika pulang, kami melihat ada seorang ibu yang barang belanjanya terjatuh
karena terlalu banyak. Melihat hal itu, kami segera bergerak membantu.

Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada Ibu, kemudian Ibu berkata,
“Bagus, Nak, jangan pernah ragu untuk membantu orang lain”. Kemudian, aku juga
bilang, “Ternyata membantu orang lain sangat menyenangkan.” Sejak kejadian itu, aku
selalu berusaha semampuku membantu orang lain saat sedang membutuhkan bantuan.
CERPEN SINGKAT

Judul : Pendidikan yang Kutunggu

Pendidikan, satu kata yang seharusnya dapat dirasakan oleh setiap orang, terutama oleh anak-
anak. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang mampu merasakan pendidikan di sekolah,
salah satu penyebabnya yakni karena harus mencari rezeki. Gilang, itulah nama panggilanku dan
aku adalah satu dari sekian banyak anak yang tak bisa merasakan apa itu arti bersekolah.

Usiaku sekarang 10 tahun dan aku masih kelas 2 SD. Kata teman-temanku, seharusnya aku
sudah duduk di kelas 4 atau 5 SD. Akan tetapi, karena keadaan ekonomi yang tidak mendukung,
aku harus mencari rezeki agar bisa memenuhi kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih
berusia 5 tahun.

Aku dan adikk tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi yang juga merupakan milik orang
lain. Tak bisa terbayangkan oleh diriku jika tak ada rumah ini, mungkin aku dan adikku harus
tidur di depan ruko yang setiap malam harus melawan dinginnya malah atau hujan. Suatu waktu,
malam hari terasa lebih dingin, kami berdua tak memiliki selimut dan hanya mempunyai satu
sarung, kemudian sarung itu kuberikan kepada adikku.

Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena kecelakaan. Waktu itu, motor yang
dikendarai oleh ayahku jatuh saat hujan sedang turun dengan deras. Kedua orangtuaku sempat
dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, takdir Tuhan berkata lain.

Anda mungkin juga menyukai