Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER 1


“Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP”

OLEH
NAMA : Muh. Thariq Fayiz Syahputra
NIM : E1E121 070

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


1.1.1 Pengertian Pengkabelan
Kabel Jaringan adalah kabel yang menghubungkan antara komputer
dengan komputer, dari server ke swich dan yang lainya.kabel jaringan juga bisa
sebagai perantara pengguna dengan pengguna lainya dalam satu wilayah lokal
seperti (warnet, kantor perusahaan dll). selain itu kabel jaringan juga bisa disebut
dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang sering digunakan untuk LAN
dan kabel telpon. Kabel UTP sendiri terdiri dari empat warna konduktor tembaga
yang setiap pasangannya berpilih. Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui
konektor modular yaitu 8 pin yang biasa kita sebut sebagai RJ-45, dan semua
protokol LAN dapat beroprasi melalui kabel UTP. Dan kebanyaka perangkat LAN
dilengkapi oleh konektor RJ-45. Di dalam dunia IT kabel UTP juga bisa disebut
dengan kabel LAN (Local Area Network). Dibawah ini adalah contoh kabel UTP
atau LAN (Local Area Network) dan RJ-45.
A. Jenis – Jenis Kabel Jaringan Computer
Untuk membuat suatu jaringan di butuhkan kabel sebagai penghubung. Kabel
yang digunakan dirancang khusus untuk dapat berfungsi dengan baik. Ada 4 jenis
kabel yang digunakan dalam merancang sebuah jaringan computer. Kabel tersebut
antara lain kabel Coaxial, kabel Unshielded Twisted Pair (UTP), kabel Shielded
Twisted Pair (STP) dan kabel Serat Optik (Fiber Optik). Berikut ini jenis-jenis
kabel jaringan komputer :
1. Kabel Coaxial
Kabel Coaxial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi.
Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor
tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup
bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan
bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang
selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk
menghindari dari goresan kabel. Beberapa jenis kabel coaxial lebih besar dari
pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak
jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik. Jaringan yang
menggunakan kabel coaxial merupakan jaringan dengan biaya rendah, tetapi
jangkauannya sangat terbatas dan keandalannya juga sangat terbatas. Kabel
coaxial pada umumnya digunakan pada topologi bus dan ring. Karakteristik kabel
coaxial :
1) Kecepatan dan keluaran 10 – 100 MBps
2) Biaya Rata-rata per node murah
3) Media dan ukuran konektor medium
4) Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium)
Kabel coaxial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu thick ethernet dan thin
ethernet. Kabel Thick Ethernet atau thinnet ini memiliki ciri dan keunggulan
sebagai berikut :
1) Jumlah komputer dan jarak antar komputer yang dapat dihubungkan dalam
jaringan dapat diperbesar
2) Biaya pengadaan tipe perkabelan ini lebih mahal dan pemasangannya relatif
lebih sulit dibandingkan dengan thinnet
3) Membutuhkan transceiver untuk menghubungkan setiap komputer dengan
sistem jaringan
4) Panjang kabel transceiver maksimum 50 m
5) Panjang kabel thick ethernet maksimum 500 m dengan maksimum 100
transceiver terhubung.
Kabel koaksial thin atau thin ethernet atau yang disingkat thinnet memiliki ciri
dan keunggulan sebagai berikut :
1) Biaya yang relatif murah dibandingkan dengan tipe perkabelan lainnya
2) Pemasangan komponen yang lebih mudah
3) Panjang kabel thinnet antara 0,5-185 m
4) Dapat menghubungkan maksimum 30 komputer
2. Kabel Twisted Pair
Twisted Pair adalah kabel yang berbahan dasar tembaga yang digunakan untuk
melakukan transmisi paket data ke sebuah jaringan dimana bentuk fisik kabel ini
memiliki pasangan kabel yang berbelit-belit satu sama lainnya. Kabel ini juga
memiliki pelindung di sisi luarnya guna untuk melindungi kabel tersebut dari
gangguan yang menyebabkan kabel itu rusak, artinya kabel yang terlilit satu sama
lain itu dijadikan satu dengan cara dibungkus dalam sebuah pelindung yang lebih
keras. Masing-masing kabel diberi warna yang berbeda satu dengan yang lainnya
guna memudahkan dalam proses pemasangan kabel kedalam konektor. Contoh
penerapannya dapat dilihat dalam pembangunan instalasi jaringan komputer di
sekolah-sekolah yang menggunakan twisted cable.
Twisted pair Cable terbagi menjadi tiga jenis kabel, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah jenis kabel twisted pair tanpa
pelindung bagian dalam kabel. Jenis kabel ini paling banyak digunakan saat ini
karena memiliki fungsi yang sama tetapi harganya lebih murah dibandingkan
dengan jenis twisted pair lain.
2) FTP (Foiled Twisted Pair)
FTP (Foiled Twisted Pair) adalah jenis kabel yang dengan pelindung
alumunium foil pada bagian luar pair kabel sehingga lebih tahan dari interferensi
gelombang elektromagnetik. Kabel FTP ini menjadi pilihan lebih baik daripada
kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) , kelemahannya terletak pada harganya
lebih mahal.
3) STP (Shielded Twisted Pair)
Kabel STP (Shielded Twisted Pair) adalah jenis kabel twisted pair yang
memiliki lapisan alumunium foil sebagai pelindung pada bagian dalam kabel yang
berfungsi untuk menghalau gangguan elektromagnetik yang mempengaruhi
internet. Alumunium foil pada kabel STP (Shielded Twisted Pair) membungkus
setiap pasang kabel tembaga, sehingga akan ada 4 shielded pair aluminium yang
terdapat di dalam kabel.
3. Kabel Fiber Optic
Kabel fiber optic adalah kabel jaringan yang menggunakan bahan yang terbuat
dari kaca atau plastic sangat kecil berukuran 120 mikrometer sehingga dalam
mentransmisikan data bisa lebih cepat dibandingkan kabel jenis lain.
Kecepatannya bisa mencapai 100 Gbps dengan jarak bisa sampai ribuan
kilometer. Inilah mengapa banyak ISP (Internet Service Provider) atau penyedia
layanan internet menggunakan kabel fiber optic untuk memberikan jaringan
internet yang cepat.
Meski begitu, kabel fiber optik juga memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Harga kabel fiber optic cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis kabel
lainnya
2) Proses instalasinya cukup rumit
3) Membutuhkan investasi yang besar saat pemasangan.

4. Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)


Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) merupakan sepasang kabel yang di-
twist/dililit satu sama lain dengan tujuan untuk mengurangi interferensi listrik
yang dapat terdiri dari dua, empat atau lebih pasangan kabel (umumnya yang
dipakai dalam jaringan komputer terdiri dari 4 pasang kabel / 8kabel). UTP dapat
mempunyai transfer rate 10 Mbps sampai dengan100 Mbps tetapi mempunyai
jarak yang pendek yaitu maximum 100m.
Terdapat 5 kategori kabel UTP :
1) Category (CAT) 1
Digunakan untuk telekomunikasi telepon dan tidak sesuai untuk transmisi data.
2) Category (CAT) 2
Jenis UTP ini dapat melakukan transmisi data sampai kecepatan 4 Mbps.
3) Category (CAT) 3
Digunakan untuk mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan sampai dengan
10 Mbps.
4) Category (CAT) 4
Digunakan untuk mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan sampai dengan
16 Mbps.
5) Category (CAT) 5
Merupakan jenis yang paling popular dipakai dalam jaringan komputer di dunia
pada saat ini. Digunakan untuk mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan
sampai dengan 100Mbps.
B. Teknik /Metode Pengkabelan
Di dalam jaringan lokal (Local Area Network), teknik pengkabelan yang
menggunakan kabel UTP dibagi menjadi 3 macam, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Kabel Straight-Through
Kabel straight-through adalah sebuah susunan kabel UTP (Unshielded
Twisted Pair) yang memiliki kesamaan di antara ujung konektor yang satu dengan
ujung konektor yang lainnya. Pada umumnya kabel straight-through yang
berfungsi untuk menghubungkan 2 device atau perangkat dalam sebuah jaringan
komputer yang memiliki fungsi yang berbeda, contohnya :
1. Untuk menghubungkan komputer dengan switch,
2. Untuk menghubungkan komputer dengan modem,
3. Untuk menghubungkan switch dengan router, dan lain sebagainya.
Adapun susunan/urutan (dari kiri ke kanan) warna pada kabel straight-through
adalah sama di kedua sisinya, yaitu :
1. Putih Orange (pin 1)
2. Orange (pin 2)
3. Putih Hijau (pin 3)
4. Biru (pin 4)
5. Putih Biru (pin 5)
6. Hijau (pin 6)
7. Putih Coklat (pin 7)
8. Coklat ( pin 8)

b. Kabel Cross-Over
Kabel tipe cross-over adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang
memiliki aturan penyusunan yang berbeda antara tiap ujung konektor. Kabel cross
over adalah kabel jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan 2 perangkat
jaringan yang memiliki fungsi yang sama seperti:
1. Untuk menghubungkan switch dengan switch,
2. Untuk menghubungkan komputer dengan komputer, dan lain sebagainya.
Adapun susunan/urutan (dari kiri ke kanan) warna pada kabel cross over
adalah berbeda di kedua sisinya. Pada salah satu sisi atau ujung kabel cross-over
susunan/urutan warnanya sama dengan susunan/urutan warna pada kabel straight-
through ,yaitu :
1. Putih Orange (pin 1)
2. Orange (pin 2)
3. Putih Hijau (pin 3)
4. Biru (pin 4)
5. Putih Biru (pin 5)
6. Hijau (pin 6)
7. Putih Coklat (pin 7)
8. Coklat ( pin 8)
Sedangkan di sisi atau ujung lainnya susunan/urutan warna kabel cross-over
adalah sebagai berikut :
1. Putih Hijau (pin 3)
2. Hijau (pin 6)
3. Putih Orange (pin 1)
4. Biru (pin 4)
5. Putih Biru (pin 5)
6. Orange (pin 2)
7. Putih Coklat (pin 7)
8. Coklat (pin 8)
c. Kabel Roll-Over
Kabel tipe roll over adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang
memiliki aturan penyusunan terbalik antara ujung konektor satu dengan ujung
konektor lainnya.
Kabel tipe roll over digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan
yang berbeda. Hampir sama dengan tipe straight through, namun tipe kabel ini
lebih kepada menghubungkan perangkat yang memiliki konsol, misalnya switch
dengan printer, switch dengan proyektor, dan lain sebagainya.

1.1.2 Media Transmisi Jaringan


Media transmisi jaringan adalah medium atau saluran yang digunakan
untuk mengirimkan sinyal atau informasi dari satu perangkat ke perangkat lain
dalam jaringan komputer. Media transmisi jaringan dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu kabel dan nirkabel. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai
kedua jenis media transmisi tersebut:
1. Kabel
Kabel merupakan media transmisi jaringan yang paling umum digunakan pada
jaringan komputer. Kabel terdiri dari serat optik atau tembaga yang berfungsi
sebagai penghantar sinyal. Beberapa jenis kabel yang umum digunakan pada
jaringan komputer antara lain:
a. Kabel Twisted Pair
Kabel Twisted Pair adalah jenis kabel yang terdiri dari dua pasang kabel
tembaga yang digulung atau dibengkokkan secara bergantian. Kabel ini
digunakan pada jaringan LAN dan dapat dihubungkan dengan port RJ-45
pada perangkat jaringan seperti switch atau hub.
b. Kabel Coaxial
Kabel Coaxial adalah jenis kabel yang terdiri dari tabung tembaga di
tengahnya yang dilapisi dengan isolasi dan lapisan pelindung. Kabel ini
digunakan pada jaringan televisi kabel dan jaringan LAN.
c. Kabel Serat Optik
Kabel Serat Optik adalah jenis kabel yang terdiri dari serat kaca atau plastik
yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya. Kabel ini digunakan
pada jaringan WAN dan jaringan telepon.
2. Nirkabel
Media transmisi nirkabel adalah jenis media transmisi jaringan yang
menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mentransmisikan sinyal antar
perangkat. Beberapa jenis media transmisi nirkabel yang umum digunakan antara
lain:
a. WiFi
WiFi adalah teknologi jaringan nirkabel yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat dengan jaringan LAN menggunakan gelombang
radio. WiFi digunakan pada jaringan komputer di area yang luas seperti
kampus, gedung perkantoran, dan ruang publik.
b. Bluetooth
Bluetooth adalah teknologi jaringan nirkabel yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat dengan jarak yang lebih dekat, biasanya dalam
radius beberapa meter. Bluetooth digunakan pada perangkat seperti headset,
mouse, keyboard, dan speaker.
c. Infrared
Infrared adalah teknologi jaringan nirkabel yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat dengan jarak yang sangat dekat, biasanya kurang
dari satu meter. Infrared digunakan pada perangkat seperti remote control,
ponsel, dan kamera digital.
1.1.3 Konfigurasi IP static
Konfigurasi IP static adalah proses penentuan pengaturan jaringan pada
perangkat jaringan secara manual. IP static digunakan untuk mengatur alamat
IP yang tetap untuk suatu perangkat jaringan, sehingga perangkat tersebut
dapat diakses secara langsung dari jaringan lain. Dalam konfigurasi IP static,
pengguna harus mengatur IP Address, subnet mask, gateway, dan DNS secara
manual. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang konfigurasi IP static:
1. Konfigurasi IP Address
IP address merupakan alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi
suatu perangkat jaringan di dalam jaringan. Konfigurasi IP address terdiri dari
4 oktet atau blok angka, dimana setiap oktet terdiri dari angka 0-255. IP
address dapat dikonfigurasi secara manual atau otomatis dengan menggunakan
DHCP. Jika kita menggunakan IP static, maka kita harus mengatur IP address
secara manual. Adapun langkah-langkah dalam mengatur IP address adalah
sebagai berikut:
a. Tentukan IP Address yang akan digunakan pada perangkat jaringan
b. Masuk ke menu pengaturan jaringan pada perangkat
c. Pilih opsi untuk mengatur IP secara manual
d. Masukkan alamat IP yang telah ditentukan
e. Simpan pengaturan
2. Konfigurasi Subnet Mask
Subnet mask merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan alamat IP
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga perangkat jaringan dapat
diketahui pada jaringan mana mereka berada. Subnet mask digunakan untuk
menghitung berapa banyak jaringan dan host yang dapat dilayani oleh suatu
jaringan. Adapun langkah-langkah dalam mengatur subnet mask adalah
sebagai berikut:
a. Tentukan subnet mask yang akan digunakan pada perangkat jaringan
b. Masuk ke menu pengaturan jaringan pada perangkat
c. Pilih opsi untuk mengatur subnet mask secara manual
d. Masukkan subnet mask yang telah ditentukan
e. Simpan pengaturan

3. Konfigurasi Gateway
Gateway merupakan perangkat yang berfungsi sebagai gerbang keluar
masuknya data ke dan dari jaringan. Gateway digunakan untuk
menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan lain, seperti internet. Adapun
langkah-langkah dalam mengatur gateway adalah sebagai berikut:
a. Tentukan IP address gateway yang akan digunakan pada perangkat
jaringan
b. Masuk ke menu pengaturan jaringan pada perangkat
c. Pilih opsi untuk mengatur gateway secara manual
d. Masukkan alamat IP gateway yang telah ditentukan
e. Simpan pengaturan
4. Konfigurasi DNS
DNS (Domain Name System) adalah sistem yang digunakan untuk
mengubah nama domain menjadi alamat IP. DNS digunakan untuk mengakses
situs web dan aplikasi yang menggunakan nama domain. Adapun langkah-
langkah dalam mengatur DNS adalah sebagai berikut:
a. Tentukan DNS server yang akan digunakan pada perangkat jaringan
b. Masuk ke menu pengaturan jaringan pada perangkat
c. Pilih opsi untuk mengatur DNS secara manual
d. Masukkan alamat IP DNS server yang telah ditentukan
e. Simpan pengaturan
Dalam konfigurasi IP static, pengguna harus mengingat bahwa setiap
perangkat yang terhubung ke jaringan harus memiliki alamat IP yang unik.
Oleh karena itu, pengguna harus memastikan bahwa alamat IP yang telah
dikonfigurasi pada perangkat tidak bertabrakan dengan alamat IP dari
perangkat lain dalam jaringan yang sama.
Keuntungan dari penggunaan IP static adalah kestabilan jaringan, karena
alamat IP tidak berubah secara otomatis. Selain itu, dengan menggunakan IP
static, pengguna juga dapat mengatur akses pada perangkat jaringan yang
spesifik. Namun, kelemahan dari penggunaan IP static adalah pengguna harus
mengatur setiap perangkat jaringan secara manual, yang memerlukan waktu
dan tenaga yang lebih banyak.
Pada umumnya, konfigurasi IP static digunakan pada jaringan kecil dan
sederhana. Namun, pada jaringan yang lebih besar dan kompleks, konfigurasi
IP static dapat menyulitkan pengguna dalam mengatur dan memelihara
jaringan.
Ketika menggunakan konfigurasi IP static, penting untuk memahami cara
kerja jaringan dan bagaimana alamat IP berfungsi dalam jaringan. Selain itu,
pengguna juga harus memastikan bahwa pengaturan jaringan yang telah
dilakukan sesuai dengan konfigurasi jaringan yang telah ditentukan. Hal ini
akan membantu meminimalkan kesalahan pada jaringan dan memastikan
kestabilan jaringan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam pengaturan jaringan, pengguna juga dapat menggunakan teknologi
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) sebagai alternatif pengaturan IP
address secara otomatis. DHCP memungkinkan pengguna untuk mengatur
alamat IP secara otomatis tanpa harus melakukan pengaturan secara manual
pada setiap perangkat jaringan. Namun, pengguna harus memastikan bahwa
server DHCP yang digunakan dapat diakses dan berfungsi dengan baik dalam
jaringan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Jaringan Komputer 1 materi “Pengkabelan,
IP Adress dan Setting DHCP” adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perangkat yang digunakan dalam pengkabelan straight dan
cross.
2. Untuk mengetahui cara melakukan pengkabelan straight dan cross.
3. Untuk mengetahui konfigurasi perangkat jaringan, seperti router, switch, dan
access point.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktikum Jaringan Komputer 1 materi
“Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP” adalah sebagai berikut :
1. Dapat memahami perangkat yang digunakan dalam pengkabelan straight dan
cross.
2. Dapat memahami cara melakukan pengkabelan straight dan cross.
3. Dapat memahami konfigurasi perangkat jaringan, seperti router, switch, dan
access point.
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


2.1.1. Waktu

Adapun waktu pelaksanaan Praktikum Jaringan Komputer 1 materi


“Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP” yaitu pada hari rabu, 3 Maret 2023,
pukul 09:31 – 10:20 WITA.

2.1.2. Tempat

Tempat pelaksanaan Praktikum Jaringan Komputer 1 materi


“Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP” dilaksanakan di Laboratorium
Computer System and Network, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Universitas Halu Oleo.

2.2. Alat dan Bahan


2.2.1. Alat

Adapun alat yang digunakan untuk Praktikum Jaringan Komputer 1


materi “Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP” adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Alat Praktikum

No Nama Alat Fungsi

Kabel UTP Media transmisi untuk menghubungkan komputer


1
Category 6 pada jaringan LAN

Sebagai alat yang telah terinstall aplikasi command


2 Laptop Windows
prompt untuk menulis perintah CMD

3 Jaringan Internet Menghubungkan laptop ke dalam jaringan internet


sehingga dapat melakukan beberapa pengujian dan
troubleshooting

4 RJ45 Sejumlah RJ45 Connector yang dibutuhkan

5 Crimping Tool Alat untuk memasang rj45

6 LAN Tester Untuk melakukan tes pada kabel LAN.

2.2.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan untuk Praktikum Jaringan Komputer 1


materi “Pengkabelan, IP Adress dan Setting DHCP” adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Bahan Praktikum

No Nama Bahan Fungsi

Aplikasi untuk melakukan troubleshooting jaringan


1 Command Prompt
internet menggunakan perintah CMD

2 Internet Digunakan sebagai sumber internet pada jaringan

2.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada Praktikum Jaringan Komputer “Pengkabelan


dan IP Address” ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan Kabel UTP untuk Straight Trought sepanjang 1-2m.
2. Siapkan 6 buah RJ45.
3. Siapkan Tang Crimping.
4. Siapkan LAN Tester.
5. Siapkan gunting, jika diperlukan.
6. Potong ujung kabel dengan rapi.
7. Urutkan warna-warna kabel sesuai tipe pengkabelan.
8. Rangkaikan RJ45 dengan kabel anda sesuai tipe-tipe pengkabelan.
9. Gunakan Tang Crimping sesuai aturan, untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan pada saat melakukan Crimping kabel.
10. Gunakan LAN Tester sesuai dengan aturan, untuk mengetahui kesalahan-
kesalahan pemasangan kabel.
11. Lakukan dokumentasi berupa foto saat proses praktikum berlangsung.
12. Praktikum Selesai.

Anda mungkin juga menyukai