LAPORAN
PENDAHULUAN
LAPORAN PENILAIAN
KINERJA
DAN PENYUSUNAN
AKNOP
SARANA DAN PRASARANA 202
SUNGAI
DAS
CITANDUY
3
°4?
LAPORAN PENDAHULUAN
Diperiksa
Oleh
\
Burhanudin j
NIP.19690452009111001
Ketua Tim Evaluasi X]/
u
^
PPK Operasi dan Pemeliharaan
Disetujui
Ryan Hernawan, ST„ MT. NIP. SDA I Satker Operasi dan W#/
Oleh 198303062010121001 s
Pemeliharaan SDA BBWS
Citanduy
#
UNIT PENERIMA
1. PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA BBWS Citanduy
2. Direksi Pekerjaan
3. Arsip
STATUS DOKUMEN
Tanggal i
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
- (ju [/«M'
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan ini berisikan tentang hal-hal yang lmenyangkut latar belakang pekerjaan, gambaran
umum lokasi pekerjaan, rencana pelaksanaan konsultan sejak dimulai hingga berakhirnya pekerjaan,
Harapan kami Laporan Pendahuluan ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk melaksanakan diskusi dengan
Direksi Pekerjaan, yang hasilnya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Kepada
semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
( Febriansah, S.T.)
Tenaga Ahli
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
4.1.1 Kriteria Teknis Operasi Bangunan Pengatur Debit Dan Arah Aliran ..................................... 26
4.1.2 Kriteria Teknis Operasi Bangunan Pos Pemantau Kondisi Hidrologi, Hidroklimatologi Dan
Kualitas Air 29
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
LAMPIRAN: ...............................................................................................................................45
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Action Plan Penyusunan Aknop Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy ............................................... 4
Tabel 3. 2 Contoh Form Penilaian Kinerja Tanggul Sungai (Konstruksi tanah timbun) ................................................... 17
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 3 Bagan Struktur Organisasi Petugas Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai ........23
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULU
AN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka memelihara sumber air dan menjaga kelestarian fungsi sumber air, mengoptimalkan pemanfaatan prasarana
sumber daya air, serta memberikan kejelasan proses penyusunan perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air secara efektif, efisien, dan berkelanjutan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan, perlu
dilakukan Penyelenggaraan Kegiatan Pemeliharaan Sungai Serta Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai.
Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya; irigasi, air tanah,
Pemerintah sebagai penanggung jawab akan tuntutan keberhasilan fungsi dari suatu infrastruktur telah menyusun beberapa
program kerja disamping kegiatan rutin Operasi dan Pemeliharaan. Adapun beberapa bentuk kegiatan yang berhubungan dalam
meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sungai tersebut yaitu Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan
Prasarana Sungai (meliputi prasarana fisik, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan kondisi kelembagaan)
sebagaimana dalam Peraturan Surat Edaran Nomor 05/SE/D/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Pemeliharaan
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy melalui Satuan Kerja Operasi dan
Pemeliharaan SDA pada tahun anggaran 2023 melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan
Prasarana Sungai DAS Citanduy dalam menunjang keberhasilan dan keberlanjutan untuk sarana dan prasarana Sumber Daya
Air.
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.
c) Peraturan Menteri PUPR Nomor: 04/PRT/M/2015 Tanggal 18 Maret 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.
d) Peraturan Menteri Pekerjaan mum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
g) Surat Edaran NO 05 /SE/D/2016 perihal Pedoman Penyelenggara Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai
melaksanakan Penilaian Kinerja dan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Sungai di DAS
b. Tujuan pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy
adalah untuk menghasilkan dokumen yang berisi penilaian kinerja serta besarnya biaya operasi dan pemeliharaan sarana dan
kabupaten/kota yang masuk DAS Citanduy seperti disajikan pada Gambar 1.1.
1.5. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan adalah tersedianya dokumen AKNOP Sarana Dan Prasarana Sungai DAS Citanduy yang akan digunakan
sebagai dasar penyusunan kebutuhan anggaran operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sungai DAS Citanduy.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Data teknis sarana dan prasarana sungai yang berada di DAS Citanduy
2. Kegiatan Analisa
- Analisa jenis kegiatan operasi rutin, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala maupun rehab.
3. Pelaporan
- LaporanPendahuluan
- LaporanBulanan
- LaporanAkhir
2. Melakukan perhitungan volume item pekerjaan pada sarana dan prasarana yang ada di sungai.
3. Membuat analisa harga satuan pada sarana dan prasarana yang ada di sungai
4. Membuat Rencana Anggaran Biaya pada sarana dan prasarana yang ada di sungai
Kerja (SPMK) pada Tanggal 2 Februari 2023 dan berakhir pada Tanggal 31 Juni 2023.
Tabel 1.1 Action Plan Penyusunan Aknop Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy
Jml Febr Maret April Mei Juni
No Uraian Kegiatan uari
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 21 22 23 24 25 26 27 28
A Pekerjaan Persiapan 3
Analisis Kinerja dan
B
Penyusunan AKNOP 14
C Pelaporan 5
D Diskusi dan Evaluasi 5
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Lintang Selatan (LS). Wilayah DAS Citanduy sendiri meliputi sebagian besar Propinsi Jawa Barat dan sebagian kecil
berada di Jawa Tengah. DAS Citanduy yang berada di wilayah Jawa Barat terdiri dari 4 (empat) Sub, yaitu Sub DAS
Citanduy Hulu, Sub DAS Cijolang, Sub DAS Cimuntur dan Sub DAS Ciseel. Sedangkan wilayah administrasi DAS Citanduy
yang berada di Propinsi Jawa Barat masuk wilayah Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kota Pangandaran, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Wilayah Jawa Tengah terdiri dari 2
(dua) Sub, yaitu Sub DAS Cijolang dan Sub DAS Cikawung. Sedangkan wilayah administrasi DAS Citanduy yang berada di
Propinsi Jawa Tengah masuk wilayah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap. Berikut tabel
Indonesia. Sesuai dengan keadaan topografinya, maka DAS Citanduy dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu, DAS bagian
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
DAS bagian hulu berfungsi sebagai kawasan penyangga daerah tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan sebagai
daerah dengan tutupan lahan pegunungan dengan variasi topografi dengan slope rata-rata 0,035 (curam), dan
mempunyai curah hujan yang tinggi. Sub DAS Citanduy yang termasuk dalam DAS bagian hulu yaitu, Sub DAS
DAS Citanduy bagian tengah memiliki panjang ± 60 km dengan topografi relatif landai dengan slope rata- rata 0,006
(sedang). Sub DAS Citanduy yang berada pada DAS bagian tengah yaitu sebagian Sub DAS Ciseel.
DAS bagian hilir dicirikan dengan topografi landai dengan slope rata-rata 0,0002 (landai), dan curah hujan yang lebih
rendah. Sub DAS Citanduy yang berada pada DAS bagian hilir yaitu sebagian Sub DAS Ciseel dan Sub DAS
Cikawung
selatan dan sistem sesar Baribis di sebelah utara. Arah sesar pada umumnya mengarah ke arah barat laut - tenggara dan
timur - barat. Sesar arah barat laut - tenggara pada umumnya lebih panjang dari arah timur barat. Dalam perkembangan
sistem pengaliran sungai di DAS Citanduy, sangat dipengaruhi oleh pola retakan (joint parrern) yang terbentuk akibat
aktivitas tektonik dengan pergeseran sesar-sesar Baribis dan sesar Citanduy. Daerah ini tergolong rawan gerakan tanah
akibat dari kondisi geologi (genesis) yang berbatuan lemah kembang-kerut (swelling shinking clays). Kondisi fisik tersebut
merupakan keterbatasan karakter genesis dalam keperluan tata ruang untuk pengembangan wilayah. Jenis batuan
penyusun berupa:
a) Perlapisan batulempung dari Formasi Pemali, berusia miosen bawah sampai tengah.
b) Selang-seling perlapisan batupasir, batulempung dan breksi dari Formasi Halang, dengan massa breksi yang cukup
tebal berada di bagian bawah; berusia miosen tengah hingga Pliosen Bawah.
c) Breksi volkanik dari Formasi Cijolang berusia Pliosen, yang menutupi Formasi Pemali dan Formasi Halang secara
tidak selaras.
d) Endapan volkanik Kuarter dari Gunung Sawal yang tidak selaras diatas semua formasi bawahnya.
e) Endapan aluvium yang terdiri dari lempung dan lanau. Adanya lapisan batuan aluvium disebabkan oleh
pengendapan sedimen yang terbawa arus air setelah terjadi banjir. Formasi batuan ini menyebar di daerah
lembah yang memiliki elevasi yang lebih rendah dengan kemiringan dasar sungai yang relatif kecil.
Formasi Pemali dan Formasi Halang telah terlipat-lipat dan tersesarkan. Sesar Baribis adalah Sesar naik, kemudian pada
Kala Pliosen-Pleistosen Sesar Citanduy bergeser mendatar (Simandjuntak & Surono, 1982). Wilayah ini berada di dalam
pengaruh pergerakan Sesar Baribis dan Sesar Citanduy yang sejak kala tersebut bergerak menganan (right lateral slip
faults), sehingga blok wilayah di antara kedua sesar mengalarni dampak gaya-gaya kopel yang menyebabkan terbentuk
retakan-retakan dan terbentuknya cekungancekungan depresi. Gejala tersebut d^kenal sebagai mekanisme pull apart
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
basin.
Zona Depresi Citanduy berada pada wilayah tektonik aktif, yaitu suatu wilayah yang dibatasi di selatan oleh Sistem Sesar
Ciawi-Pangandaran dan batas utara oleh Sistem Sesar Baribis-Majenang. Zona depresi ini berarah barat laut-tenggara,
dengan panjang lebih dari 200 km dan lebar lebih dari 50 km. Zona Depresi merupakan zona yang relatif datar dan rendah
yang terjadi karena merosok turun sehingga berelevasi lebih rendah dari wilayah sekitarnya. Zona depresi ini terbentang
luas mulai dari dataran Banjar sampai ke Cilacap, berarah barat laut-tenggara sepanjang lebih dari 50 km dan lebar sekira
2.4. Hidroklimatologi
Hulu Sungai Citanduy mulai mengalir dari Gunung Cakrabuana di Kabupaten Tasikmalaya dan bermuara di Sagara
Anakan Provinsi Jawa Tengah dengan anak-anak sungainya terdiri dari Sungai Cimuntur, Cijolang dan Ciseel. Di bagian
selatan mengalir Sungai Cimedang dengan anak-anak sungainya terdiri dari sungai Cikondang, Cibegal, Cipaledang,
Cibungur, Citatah, Cigugur, Ciharuman, Cigembor, Cikuya, Cijengkol, Cimagung dan Cicondong. Daerah Aliran Sungai
Citanduy secara nasional dikategorikan sebagai DAS kritis dengan indikator kekritisan antara lain fluktuasi debit sungai,
tingkat erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi (± 5 juta ton/tahun terbawa oleh sungai Citanduy), serta produktivitas
Kondisi iklim DAS Citanduy berdasarkan pengamatan curah hujan selama 10 tahun terakhir, menurut Pembagaian Iklim
Scmidt Fergusson pada umumnya beriklim tipe C (agak basah) seperti di wilayah Cipaku, Padaherang, Banjarsari,
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Cihaurbeuti, Cimaragas dan Ciamis. Beberapa wilayah memiliki tipe iklim B (basah), seperti di wilayah Kawali, Rancah,
Panumbangan, Panjalu dan Cisaga. Selain itu juga bertipe iklim D (sedang) di wilayah Cijeungjing, Pamarican, Cikoneng
dan Sindangkasih, serta memiliki tipe iklim E (agak kering) di wilayah Lakbok, Purwadadi, Cidolog dan Rajadesa.
Keadaan suhu udara berkisar antara 200 C sampai dengan 300 C dengan rata-rata curah hujan sebesar 3.606,50
mm/tahun, dengan hari hujan 177,40 hari. Berdasarkan sejumlah hasil penelitian bahwa ketersediaan air tanah di DAS
Citanduy, diketahui bahwa nilai water surplus tidak pernah bernilai negatif untuk periode Januari - Desember. Hal ini
disebabkan karena curah hujan selalu lebih besar daripada evapotranspirasi potensial yang terjadi. Nilai water surplus
terbesar terjadi pada pada bulan Febuari sebesar 436,71 mm/bulan, sedangkan harga kelebihan air yang terkecil terjadi
sesuai dengan kapasitas alurnya menuju ke tempat yang lebih rendah sampai muara sungai. Mengacu Peraturan Menteri
PUPR No 28 Tahun 2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau, yang dimaksud
dengan sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya,
mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Sungai sebagai drainase alam yang mempunyai jaringan sungai dengan penampangnya, mempunyai areal tangkapan
hujan atau disebut Daerah Aliran Sungai (DAS). Bentuk jaringan sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi, kondisi
muka bumi DAS, dan waktu (sedimentasi, erosi/grusan, pelapukan permukaan DAS, pergerakan berupa tektonik, vulkanik,
longsor lokal dan lainnya). Jaringan sungai terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu (1) ruang sungai, dan (2) dataran banjir.
Yang dimaksud dengan ruang sungai adalah ruang yang meliputi palung sungai dan sempadan sungai. Palung sungai
berfungsi sebagai ruang wadah air mengalir dan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan ekosistem sungai. Sedangkan
sempadan sungai merupakan ruang yang berfungsi sebagai penyangga antara ekosistem sungai dan daratan agar fungsi
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Sungai Perennial, adalah sungai yang debit airnya tidak pernah kering, baik musim hujan maupun musim kering.
2. Sungai Intermittent, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim
3. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang aliran airnya terjadi hanya pada saat musim hujan.
Daerah aliran sungai yang biasa disebut DAS ini adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya
ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, yang akhirnya bermuara ke danau/waduk atau
ke laut dan dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi. Bagian dari daerah aliran sungai atau DAS
yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama disebut sub DAS. Setiap DAS terbagi
ke dalam sub DAS - sub DAS Ukuran dari pembagian sub-DAS banyak pertimbangannya, tergantung pada detil wilayah
dari analisa kebutuhan dan pasokan dan lokasi pada bangunan utama pada sungai.
palung sungai, (2) prasarana pendayagunaan sungai, (3) prasarana pengendali aliran air sungai, (4) prasarana pemantau
kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan kualitas air, serta (5) prasarana penunjang atau pendukung kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan baik berupa gedung maupun peralatan. Dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai, objek
pengamatan prasarana sungai mengacu pada jenis-jenis prasarana sungai yang disebutkan dalam Surat Edaran Ditjen
a) Tanggul sungai.
b) Pelindung tebing/revetmen.
c) Bangunan jetty.
d) Bangunan krib.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
g) Pompa banjir.
h) Bendung karet.
i) Retention pond.
j) Bangunan grounsill.
k) Jalan inspeksi.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
4 Klep Wanareja III Madura Wanareja Cilacap Otomatis 2,2 3,56 0,15 6
8 Klep Ciklapa I Ciklapa Kedungreja Cilacap Pintu geser 0,75 0,7 0,1 3
9 Klep Ciklapa II Ciklapa Kedungreja Cilacap Pintu geser 1,1 1,6 0,1 2
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1 Klep Cikaso Mangunjaya Mangunjaya Pangandaran Pintu Geser 1,76 2,2 0,1 3
2 Kedung Jambu Mangunjaya Mangunjaya Pangandaran Otomatis 1 1 0.01 2
3 Klep Kali Age I Sukamaju Mangunjaya Pangandaran Pintu geser 1,2 2 0,01 1
4 Klep Kali Age II Sukamaju Mangunjaya Pangandaran Pintu geser 1,5 1,5 0,01 1
5 Klep Anggaraksan Maruyungsari Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,24 3,25 0,18 2
6 Klep kedung Oyong Maruyungsari Padaherang Pangandaran Pintu geser 1,3 1,55 0,01 1
7 Klep Cilalay Kedungwuluh Padaherang Pangandaran Pintu geser 1,75 2,2 0,16 3
8 Klep Pelning Karangpawitan Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,2 2,4 0,15 1
9 Klep Bungur Doyong Karangpawitan Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,25 2,2 0,2 4
1
Klep Cilentah Padaherang Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,25 2,2 0,2 2
0
1 Klep Ciganjeng Ciganjeng Padaherang Pangandaran Pintu geser 2.00 2.2 0.15 4
1
1
Klep Ciilat I Paledah Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,39 2,2 0,2 1
2
1 Klep Ciilat II Paledah Padaherang Pangandaran Pintu geser 1,75 2,2 0,15 2
3
1
Klep Paledah Paledah Padaherang Pangandaran Pintu geser 2,25 2,2 0,2 1
4
1 Klep Cipanggang I Sukanagara Padaherang Pangandaran Pintu Geser 2,32 2 0,18 3
5
1 Klep Cipanggang II Sukanagara Padaherang Pangandaran Pintu Geser 2,32 3,25 0,2 3
6
1 Klep Curug Banteng Karangsari Padaherang Pangandaran Pintu Geser 1,73 2,2 0,13 2
7
1 Klep Liung Gunung Padaherang Pangandaran Pintu Geser 1,75 1,68 0,13 1
8
1 Klep Cimeong Sindangwangi Padaherang Pangandaran Pintu Geser 1,75 1,7 0,15 2
9
Pintu Geser /
2
Klep Ciseel Ciganjeng Padaherang Pangandaran Otomatis 2,3 3,23 7 7
0
2 Klep Cirapuan I Tunggilis Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 2,31 3,33 0,16 6
1
2
Klep Cirapuan II Tunggilis Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 2,37 3,2 0,16 3
2
2 Klep Cirapuan III Tunggilis Kalipucang Pangandaran Pintu Geser
3
2 Klep Tunggilis Tunggilis Kalipucang Pangandaran Otomatis 2,2 3,57 0,2 2
4
2 Klep Dahon Malang Banjarharja Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 1,55 2,25 0,12 1
5
2 Klep Cibuluh Cibuluh Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 2,35 2,2 0,16 2
6
2 Klep Kedung goong Cibuluh Kalipucang Pangandaran Otomatis 2,23 3,6 0,2 2
7
2 Klep Santolo Kalipucang Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 2,3 3,53 0,18 4
8
2 Klep Cibuluh II Cibuluh Kalipucang Pangandaran Pintu Geser 1
9
Sumber : Data Aset BBWS Citanduy
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan
Sungai. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pelayanan suatu obyek tertentu, dalam hal
penelitian ini adalah sungai dan prasarana sungai, berdasarkan kondisi dan fungsi sungai dan prasarana sungai
tersebut. Hasil penilaian kinerja selanjutnya digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk merencanakan upaya
pengelolaan sungai dan prasarana sungai melalui Operasi dan Pemeliharaan, serta rehabilitasi untuk
mempertahankan fungsi layanannya sesuai umur rencana. Disamping itu dari berdasarkan hasil inventarisasi, survei
penelusuran dan penilaian kinerja juga digunakan sebagai masukan dalam penyusunan AKNOP sungai dan
prasarana sungai.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
terdahulu maupun referensi-referensi lain. Melakukan koordinasi dalam memantapkan program kerja yang akan
dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal dari Konsultan Individu setelah menerima Surat Perintah
Mulai Kerja (SPK)/Kontrak dari Pemberi Kerja. Persiapan administrasi tersebut mencakup pembuatan dokumen
kontrak, pembuatan surat tugas kepada personil terkait, surat permohonan data dan sebagainya. Persiapan
administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan sesegera mungkin sehingga tidak menghambat pelaksanaan
pekerjaan berikutnya. Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknis yang cukup
berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
Setelah persiapan administrasi selesai, selanjutnya Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
akan dimobilisasi sesuai dengan jadwal penugasan yang telah dibuat. Tingkat keberhasilan pekerjaan tidak
hanya bergantung pada kemampuan dari Tenaga Ahli yang mengerjakan, tetapi juga bergantung pada faktor
koordinasi yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan hasil yang akan dicapai. Dengan adanya
koordinasi ini diharapkan tidak ada kerancuan dan tumpeng tindih pelaksanaan kegiatan dari masing-masing
Tenaga Ahli sehingga dukungan dari masing-masing personil akan menciptakan hasil yang optimal. Selain
koordinasi antar Tenaga Ahli, koordinasi juga dilakukan dengan pihak BBWS Citanduy, khususnya dengan
Direksi Pekerjaan.
- Peta-peta Dasar
- Studi terdahulu (perencanaan teknis, as built drawing, riwayat perbaikan dan riwayat operasi yang pernah
dilakukan);
a) Mengidentifikasi permasalahan yang akan ditangani dalam operasi dan pemeliharaan prasarana sungai. b)
Mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
c) Menyusun program rencana untuk operasi dan pemeliharaan berdasarkan skala prioritas sesuai dengan klasifikasi
d) Menyusun uraian detail mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam operasi dan pemeliharaan prasarana
sungai
Untuk menentukan penilaian kinerja Sarana dan Prasarana Sungai dalam proses penilaian menggunakan tabel Kriteria
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
kerusakan di setiap fasilitas dapat diklasifikasikan sesuai Obyek inspeksi, penelusuran dan evaluasi mengambil acuan
Untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana sungai ada beberapa hal yang dilakukan yaitu :
1. Kondisi bangunan
Kondisi bangunan adalah awal untuk mengetahui tingkat kerusakan yang ada pada bangunan persungaian.
(i) Kondisi baik, jika tingkat kerusakan masih dibawah 10% dari kondisi awal pembangunan.
(ii) Kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan 10% sampai dengan dibawah 20% dari kondisi awal
pembangunan.
(iii) Kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 20% sampai dengan dibawah 40% dari kondisi awal
pembangunan.
(iv) Kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan lebih dari atau sama dengan 40% dari kondisi awal pembangunan
2. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan kondisi bangunan untuk memastikan bahwa objek yang diperiksa apakah masih
memenuhi standar.
3. Evaluasi
Evaluasi kondisi fungsi dinilai berdasarkan tingkat kesesuaian fungsi sungai dan prasarana sungai terhadap
1) Fungsi baik jika mengalami penurunan fungsi < 10 % dari fungsi awal sungai dan prasarana sungai sesuai
direncanakan.
2) Fungsi terganggu ringan jika mengalami penurunan fungsi 10 -20 % dari fungsi awal sungai dan prasarana
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
3) Fungsi terganggu sedang jika mengalami penurunan fungsi 21 -40 % dari fungsi awal sungai dan prasarana
4) Fungsi terganggu berat jika mengalami penurunan fungsi > 40 % dari fungsi awal sungai dan prasarana sungai
sesuai direncanakan.
Penilaian terhadap kondisi tersebut berdasarakan Surat Edaran Dirjen SDA Nomor: 05/SE/D/2016 bisa dilihat pada
Tabel 3. 2 Contoh Form Penilaian Kinerja Tanggul Sungai (Konstruksi tanah timbun)
FORMULIR PENILAIAN KINERJA SARANA PRASARANA SUNGAI IKEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR J BALAI BESAR
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP SARANA PRASARANA SUNGAI DAS CTANDUY WILAYAH SUNGAI CITANDUY
Surveyor : Petugas Operasi Pemeliharaan SDA I d Prof Dr Ir H SuUn». No 1 I*lp IO?65) 74«. M* <02651 '41)02 KoU
Banjv. Itwt »«r«t 46)00
D. PENILAIAN KINERJA Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 = Baik, Nilai 50 = Sangan Baik
N Bagian Bangunan yang Nilai Kondisi Tindakan yang Penil Anjura
O Hasil Pengamatan Volume
diamati Kondis Kondis perlu dilakukan aian n
1 Retak i Fisik
4 i 4 E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pemel
1 2 Amblas 0 0 Total > 71 = Resiko Kecil = Kinerja Baik =
Puncak Tanggul 3 Berlubang 4 4 Preventif
4 Tumbuh semak liar 0 0 Total 50 - 7= Resiko Sedang = Kinerja Cukup=
2 4 Korektif
1 Retak 4 4
Total < 50 = Resiko Tingg = Kinerja Buruk =
2 Longsor 0 0 Kondisi Fisik Kondisi Fungsi
2
Lereng tanggul 3 Berlubang 2 4
4 Gebalan rumput botak 5 0
5 Tumbuh semak liar 2 4
5 0
3 1 Tertutup tanah 1 4
Sistem drainase tanggul 2 Tertutup sampah 0 0
4 T anah di sekitar kaki 1 Longsor 2
4 4
4
tanggul 1 Miring 2 Rusak 3 0 1 0 4
5
Patok kilometer rusak Hilang 0 0
1 4
F. PERKIRAAN VOLUME 0 0
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
D. PENILAIAN KINERJA Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 = Baik, Nilai 50 = Sangan Baik
N Bagian Bangunan yang Nilai Kondisi Tindakan yang Penil Anjura
O Hasil Pengamatan Volume
diamati Kondis ondisi perlu dilakukan aian n
1 Puncak Bangunan 1 Pecah; Bengkok i Fisik Fungs E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pemeli
1 Miring Total > 71 =ResikoKecil = Kinerja Baik =
2 Melengkung Preventif
3 Retak T otal 50 - 71 = Resiko Sedang= KinerjaCukup
2 4 Patah, =Korektif
Lereng
5 Berlubang, T otal < 50 =ResikoTingg = Kinerja Buruk =
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi
6 Keropos
7 Berkarat
3 1 Tergerus
Bagian Dasar Bangunan 2 Keropos
4 1 Tutup Tanah
Sistem Drainase
2 Tutup Sampah
F. PERKIRAAN VOLUME
1.
2.
3.
D. PENILAIAN KINERJA Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 = Baik, Nilai 50 = Sangan Baik
N Bagian Bangunan yang Nilai Kondisi Tindakan yang Penil Anjura Taksiran
O Hasil Pengamatan
diamati Kondis Kondis perlu dilakukan aian n Volume
1 Lereng Dasar i Fisik
1 25i Pelubangan E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1 Pemel
2 Dasar terus 0 25 Rehab Total > 71 = Resiko Kecil = Kinerja Baik =
T ebing pengaman tebing 35 m
3 Tumbuh semak liar 1 25 ilitatif Preventif
0 yang terkikis Total 50 - 7= Resiko Sedang = Kinerja Cukup=
1 Lumpur mengendap 2 40
2 2 Sampah menumpuk 5 40 Korektif
Korekt Total < 50 = Resiko Tingg = Kinerja Buruk =
Alur dasr 3 Agradasi 4 10 53,75
if Kondisi Fisik Kondisi Fungsi
4 Degradasi 0 25
1 18,57142857 27,14
1 Pengerukan
Kegiatan di palung dan 2 Penambahan Penilaian Hasil
3
batu/pasir
bantaran sungai
3 Pelayaran 45,7 Korektif
4 Pembuangan limbah
5 Bangunan liar
4 1 Penambangan
Sempadan sungai batu/pasir
2 Bangunan liar
3 Patok batas sempadan
F. PERKIRAAN VOLUME
1.
2. Tanda tangan Pelaksana Inspeksi (............)
3.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
FORMULIR PENILAIAN KINERJA SARANA PRASARANA SUNGAI ^B IKEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR J BALAI
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP SARANA PRASARANA SUNGAI DAS CITANDUY BESAR WILAYAH SUNGAI CITANDUY
Surveyor : Petugas Operasi Pemeliharaan SDA I Senin 12/04/2023 II Prof O h H SuUm. No 1 Talp (0265) 7468 MB <02651 MDW KoU
Banjar. lawa Barat 46300
D. PENILAIAN KINERJA Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 = Baik, Nilai 50 = Sangan Baik
N Bagian Bangunan yang Nilai Kondisi Tindakan yang Penil Anjura
O Hasil Pengamatan Taksiran Volume
diamati Kondis ondisi perlu dilakukan aian n
1 Miring i Fisik Fungs E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1 Pemeli
Tiang Krib 2 Patah Total > 71 =ResikoKecil = Kinerja Baik = Preventif
3 Balok Kayu Total 50 - 7 =Resiko Sedang =KinerjaCukup=
2 Ruang Bebas diantara Lapuk/Beton
1 Sampah/Sangkrah Korektif
Tiang kr Tersangl Total < 50 =ResikoTingg = Kinerja Buruk =
3 Sistem sambungan 1 T eelepas Rehabilitatif
2 Putus Kondisi Fisik Kondisi Fungsi
antar tiang
3 Bengkok
4 1 T ergerus
Bagian Kaki Krib 2 Gerowong Penilaian Hasil
3 Menggantung
5 Perkaitan dengan tebing 1 Tergerus
sungai di belakang 2 Longsor
2 Terlepas dari krib
F. PERKIRAAN VOLUME
1.
2.
3. Tanda tangan Pelaksana Inspeksi (.............)
D. PENILAIAN KINERJA Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 = Baik, Nilai 50 = Sangan Baik
N Bagian Bangunan yang Nilai Kondisi Tindakan yang Penil Anjura
O Hasil Pengamatan T aksiran Volume
diamati Kondis Kondis perlu dilakukan aian n
i Fisik i E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1 1 Macet Pemeli
Pintu Bangunan 2 Sela bocor Total > 71 =ResikoKecil = Kinerja Baik =
3 Terganial Preventif
T otal 50 - 71 =Resiko Sedang = KinerjaCukup =
2 Sistem penggerak pintu 1 T ak berfungsi; macet
Korektif
3 1 Atap bocor Total < 50 =ResikoTingg = Kinerja Buruk =
PowerHouse 2 Dinding pintu rusak Kondisi Fisik Kondisi Fungsi
3 Lampu putus
4 1 Retak
Bagian dasar bangunan 2 Pecah Penilaian Hasil
5 Sedimen di Hulu dan Hilr
1 Menumpuk
Bangunan
6 1 T ak terbaca
Papan Duga (Peilscaal)
2 Rusak
F. PERKIRAAN VOLUME
1.
2.
3. Tanda tangan Pelaksana Inspeksi (.............)
prasarana sungai melalui Operasi dan Pemeliharaan, serta rehabilitasi untuk mempertahankan fungsi layanannya sesuai umur
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
rencana. Disamping itu dari berdasarkan hasil inventarisasi, survei penelusuran dan penilaian kinerja juga digunakan sebagai
masukan dalam penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) sungai dan prasarana sungai.
Nilai kinerja sungai dan prasarana sungai dilakukan terhadap sungai, bangunan sungai, dan masing-masing komponen bangunan
yang diberi bobot berbeda-beda sesuai tingkat kepentingannya terhadap sungai dan prasarana sungai. Nilai kinerja sungai dan
prasarana sungai merupakan nilai gabungan antara kondisi dan fungsi. Hasil penilaian kinerja dimanfaatkan untuk menentukan
pilihan keputusan terbaik dalam mengatasi masalah pengelolaan sungai di berbagai strata baik tingkat strategi maupun di tingkat
implementasi, tingkat pusat maupun daerah. Tindak lanjut hasil penilaian kinerja secara spesifik dapat berupa:
serta memberikan kejelasan proses penyusunan perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
secara efektif, efisien, dan berkelanjutan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Sumber Air Dan Bangunan Pengairan, maka telah diterbitkan Surat
Edaran NO 05 /SE/D/2016 perihal Pedoman Penyelenggara Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta
Pemeliharaan Sungai. Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai acuan bagi BBWS/BWS di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air dalam menyelenggarakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai secara
efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja sungai dan prasarana sungai.
a. pedoman operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai; dan
b. metode perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Tanggul sungai.
3. Bangunan jetty.
4. Bangunan krib.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
7. Pompa banjir.
8. Bendung karet.
9. Retention pond.
13. Bangunan kantor pendukung OP, laboratorium, bengkel dan gardu jaga.
14. Prasarana peralatan, alat berat dan kendaraan operasi pendukung OP.
Pengoperasian prasarana sungai bertujuan mengoptimalkan manfaat prasarana sungai dalam rangka pendayagunaan air dan
pengendalian aliran air dalam rangka memenuhi berbagai jenis kebutuhan air serta mengurangi risiko kerugian akibat aliran air
sungai
Seorang pengamat membawahi 3 sampai dengan 7 juru sungai yang berdomisili tersebar sesuai dengan wilayah kerjanya
masing-masing. Seorang juru sungai dibantu oleh beberapa orang petugas OP. Oleh karena itu bagan struktur organisasi yang
menggambarkan hirarki tugas dan tanggung jawab masing- masing petugas mengikuti/sesuai dengan skema pada gambar di
bawah ini.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Juru
Gambar 3. 3 Bagan Struktur Organisasi Petugas Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai
Kebutuhan personil ditentukan sesuai dengan besarnya beban kerja yang dihitung berdasarkan kriteria panjang sungai,
lebar sungai, dengan memperhatikan posisi atau letak sungai yang bersangkutan.
Semakin besar nilai indeks Kondisi Total maka menunjukkan bahwa Sungai semakin baik kondisi fisik dan fungsinya.
Pengamatan dilakukan pada jenis-jenis prasarana yang terdapat pada lingkup kegiatan OP, penilaian dilakukan sebagai
berikut :
Kondisi Fisik :
Kondisi Fungsi :
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1
WADLKBAIMJIR Pintu ini et/outlet, Puncak tanggul sekeliling waduk
0
1
POVPABANJIR Rumah pornpe Masin pompa, Standby ^nset
1
Survey inventarisasi yang dilakukan oleh tim survey, yaitu dengan mengamati dan mencatat kondisi sungai dan sarana
prasarana sungai yang ada. Pengamatan dan pencatatan berdasarkan kondisi nyata yang ada dilapangan, serta
dilengkapi dengan dokumentasi dan sketsa untuk masing-masing kondisi. Hasil dari survey inventarisasi selanjutnya
diserahkan kepada tim evaluasi, yaitu tenaga ahli yang berkenaan dengan permasalahan sungai dan sarana
prasarananya. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan di kantor oleh tim evaluasi pada akhir masa Survey inventarisasi.
Proses penilaian kinerja dilakukan dengan cara mencocokkan nilai yang terdapat pada Tabel 3.7 (bersumber dari
Pedoman Manajemen Aset Prasarana Sungai Terbangun) dengan nilai yang terdapat pada Blangko Inventarisasi.
Tujuan akhir dari proses identifikasi adalah keputusan tindak lanjut OP selanjutnya, apakah prasarana sungai yang
10
Resiko Besar = Kondisi 60 50 35 20
Fungsi Buruk
25 75 65 50 35
Resiko Sedang = Kondisi
Fungsi Cukup
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
40
Resiko Kedi = Kondisi 90 80 65 50
Fungsi Baik
50
Resiko Sangat Kedi =
100 90 75 60
Kondisi Fungsi Sangat
Baik
>71 Resiko Rendah = Kinerja Baik = Pemeliharaan Preventif 51 - 70 Resiko Sedang - Kinerja Cukup = Pemeliharaan Korektif < 50 Resiko Tinggi = Kinerja Buruk
= Rehabilitatif
menggunakan format excel sederhana agar para pelaksana dapat menggunakannya dengan mudah. Perhitungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2022 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Untuk Analisa Harga Satuan (AHS) yang tidak tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1
Tahun 2022 maka penyusun AKNOP dapat mengacu dan menggunakan AHS yang dikeluarkan pemerintah
setempat atau adjusment yang ditulis sendiri dalam kelompok AHS Non PU. Berikut adalah beberapa hasil
perhitungan AHS Bidang Non Pekerjaan Umum yang dapat dijadikan acuan.
Matriks perhitungan AKNOP Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai yang disusun merupakan hasil dari
penjabaran Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dengan memuat beberapa ketentuan seperti berikut:
N Satua Koefisie
o
Uraian Kode
n n
Harga Jumlah (Rp*
Satuan (Rp*
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,0750
2 Mandor L.04 OH 0.0075
Jumlah Harga Tenaga Kerja
B Bahan
1 Minyak tanah
M 130 L 0,01
Jamlah Harga Bahan
C | Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
Jumlah Harga tenaga. Bahan dan
D
Peralatan (A+B+C)
C Overhead + Profit (Contoh 15%) 15% xD
F Harga Satuan Pekerjaan per ■ mJ(Dr-E)
A. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan hal-hal yang menyangkut latar belakang kegiatan, rencana metode
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan laporan mingguan, dan harian mengenai kemajuan pekerjaan serta rencana kerja
bulan berikutnya, berisikan kinerja bulanan, permasalahan yang dihadapi, rencana kerja bulan berikutnya dan
C. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir yang telah dibahas dan didiskusikan
dengan Direksi Pekerjaan, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir
masa kontrak.
Semua laporan dan gambar juga diserahkan dalam bentuk soft file yang dimasukkan ke dalam External
Hardisk.
4.1.1 Kriteria Teknis Operasi Bangunan Pengatur Debit Dan Arah Aliran
1) Pengecekan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya, secara visual, dilakukan secara rutin setiap hari,
agar pintu air dan kelengkapannya dapat selalu siap dioperasikan dengan baik, serta dapat diketahui
2) Bagi pintu-pintu air untuk kegiatan penyediaan air atau suplesi, dioperasikan sesuai dengan kebutuhan air
3) Pengoperasian pintu air yang berfungsi sebagai pengendali banjir, secara teknis hendaknya mengikuti
manual pengoperasian pintu dan peralatan yang ada, serta disesuaikan dengan eskalasi kondisi muka air di
sungai.
4) Untuk memastikan kesiapan operasi pintu air dan prasarana sungai, maka perlengkapan dan peralatan
pendukung operasi (misalnya: genset dan komponen penggerak pintu) perlu dilakukan uji operasi secara
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
5) Khususnya bagi pintu-pintu air yang tidak dioperasikan secara rutin (misalnya : pintu penguras), paling tidak
2 (dua) kali dalam satu tahun , harus dilakukan uji coba (“running test”) buka-tutup pintu, untuk menjamin
agar pintu dapat berfungsi baik dan dapat segera dioperasikan ketika diperlukan.
6) Menginformasikan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya kepada instansi terkait untuk Tindakan
7) Penutupan dan pembukaan pintu air harus sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang telah ditetapkan serta
8) Operasi pintu-pintu air dan bangunannya dimungkinkan dilakukan atas kerja sama dengan instansi terkait.
9) Kegiatan-kegiatan operasional pintu air pengendali dan prasarana pelengkapnya dilaporkan dalam format
10) Pengujian keakuratan tinggi bukaan air pada pintu dengan besarnya debit yang dikeluarkan, dilakukan
1) Pengecekan kondisi pompa-pompa air beserta bangunannya, secara visual dilakukan secara rutin setiap
hari , agar pompa air dan kelengkapannya dapat dioperasikan dengan baik, serta dapat segera diketahui
2) Bagi pompa-pompa air untuk kegiatan penyediaan air atau suplesi, dioperasikan sesuai dengan kebutuhan
3) Untuk memastikan kesiapan operasi prasarana pompa diatas, maka perlengkapan dan peralatan
pendukung operasi pompa (misalnya: genset, panel sumber tenaga listrik) perlu dilakukan pengecekan dan
uji operasi secara rutin paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu.
4) Pengoperasian pompa air yang berfungsi sebagai pengendali banjir, secara teknis hendaknya mengikuti
manual pengoperasian pompa dan peralatan yang ada, serta disesuaikan dengan eskalasi kondisi muka air
di sungai atau reservoir (waduk) penampung banjir. Besarnya debit air yang dipompa pada kondisi saat
banjir dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang berlaku serta dicatat dalam format laporan.
5) Untuk menjaga kemungkinan terjadinya pemadaman listrik pada saat pompa beroperasi, maka prasarana
pompa harus dilengkapi dengan stand by genset yang dioperasikan dan berfungsi sebagai cadangan
6) Setelah terjadinya banjir, maka operasional pompa pengendali banjir kembali pada posisi normal. Namun
demikian, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi pada saat sesaat sebelum dan saat
terjadinya banjir, sehingga dapat diperoleh data-data dan hasil analisa untuk bahan masukan bagi upaya
perbaikan dan penyempurnaan sistem operasi prasarana pengendali banjir, termasuk evaluasi terhadap
kinerja system pengendali banjir (sistem operasi pompa dan pintu air).
7) Khususnya untuk pompa-pompa pengendali banjir, paling tidak 2 (dua) kali dalam satu tahun menjelang
musim hujan dan setelah musim hujan, harus dilakukan uji coba (“running test”) operasi pompa pengendali,
untuk menjamin agar pompa banjir dapat berfungsi baik dan dapat segera dioperasikan ketika diperlukan.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
8) Menginformasikan kondisi pompa-pompa air beserta bangunannya untuk tindakan penanganan lebih lanjut
yang diperlukan
9) Operasi dan Pemeliharaan pompa-pompa air dan bangunannya bila dimungkinkan dapat dilakukan kerja
1) Pengecekan kondisi bendung karet beserta bangunannya secara visual, dilakukan secara rutin paling tidak
setiap minggu sekali, agar bendung karet dan kelengkapannya dapat dioperasikan dengan baik, serta dapat
2) Untuk memastikan kesiapan operasi bendung karet dan fasilitas pendukungnya, maka perlengkapan dan
peralatan pendukung operasi (misalnya genset, pompa, pengatur tekanan udara/air dalam bendung karet,
komponen penggerak bendung karet) perlu dilakukan pemeriksaan kondisi secara rutin paling sedikit satu
3) Untuk menjaga agar bendung karet tetap dalam keadaan mengembang, maka pengecekan terhadap
tekanan udara/air dalam bendung karet harus dilakukan setiap minggu, dan apabila terjadi penurunan
tekanan dan tidak sesuai lagi dengan persyaratan tingkat tekanan, sesuai dengan manual yang dikeluarkan
oleh pabrik, maka perlu segera dilakukan penambahan tekanan dengan pengoperasian pompa pengatur
tekanan. Selain itu, perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap penyebab terjadinya penurunan tekanan
4) Pengoperasian bendung karet pada saat banjir, secara teknis hendaknya mengikuti SOP pengendalian
banjir dan manual pengoperasian bendung karet dan peralatan yang ada, serta disesuaikan dengan
eskalasi kondisi banjir. Ketika diperlukan untuk melakukan pengempesan bendung karet, harus dilakukan
secara bertahap dan hati-hati, dan harus sesuai dengan manual pengoperasian bendung karet yang
5) Setelah terjadinya banjir, operasional bendung karet akan kembali pada posisi normal. Namun demikian,
perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi pada saat menjelang musim penghujan dan segera
setelah terjadinya banjir, sehingga dapat diperoleh data dan hasil analisa kinerja sistem sebagai bahan
masukan bagi upaya perbaikan dan penyempurnaan sistem operasi prasarana pengendali.
6) Untuk dapat menjamin prasarana bendung karet dapat difungsikan dengan baik, perlu dilakukan uji coba
(“running test”) pengoperasian bendung karet, yang periode waktunya mengikuti petunjuk yang disiapkan
7) Menginformasikan kondisi bendung karet beserta bangunannya untuk tindakan penanganan lebih lanjut
yang diperlukan
4.1.2 Kriteria Teknis Operasi Bangunan Pos Pemantau Kondisi Hidrologi, Hidroklimatologi
1) Pengecekan secara visual terhadap kondisi peralatan pos pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
kualitas air, perlu dilakukan secara rutin, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
2) Terhadap peralatan alat pantau hidroklimatologi, secara periodic perlu dilakukan kalibrasi peralatan untuk
3) Pencatatan data bagi peralatan yang bersifat manual dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sehari, untuk
memperoleh data harian. Dalam hal terjadi intensitas hujan dalam keadaan luar biasa, pencatatan curah hujan
dapat dilakukan lebih intensif, untuk mendapatkan data curah hujan jam-jam-an (dalam kaitannya dengan
analisa hidrograf).
4) Pencatatan data bagi peralatan yang bersifat otomatis, perlu diperhatikan waktu penggantian kertas dan tinta
pencatat, agar data dapat terjamin secara kontinyu. Waktu penggantian tersebut sesuai dengan manual
5) Program penghimpunan catatan data hidrologi harus direncanakan paling sedikit sebanyak 2 (dua) kali setahun,
yaitu pada awal tahun dan akhir tahun. Sedangkan untuk pengumpulan data muka air dapat dilakukan
6) Penghimpunan data yang diperoleh pada tahun tertentu harus diusahakan selesai paling lambat pada awal
tahun berikutnya sehingga proses pengolahan data menjadi data dan informasi dalam penerbitan buku publikasi
data tahunan (year book data) tidak terlambat. Apabila tidak cukup tenaga, maka program penghimpunan data
terutama untuk pos hujan dan pos klimatologi juga dapat dilakukan bersamaan dengan program inspeksi pos.
7) Petugas OP harus selalu menjaga keamanan fisik bangunan pos pengamatan dari gangguan alam maupun oleh
intervensi aktivitas manusia, merawat pos pengamatan agar tetap dapat berfungsi baik, serta melaporkan
dengan segera kepada unit pengelola hidrologi sekiranya terjadi hal-hal yang bersifat luar biasa.
Sungai
1) Bangunan kantor, gudang, bengkel, dan pos jaga, harus memenuhi kebutuhan minimal persyaratan kelengkapan
prasarana penunjang kegiatan OP prasarana sungai (jumlah dan luas ruangan minimal, kelengkapan fasilitas
pendukung operasi).
2) Peralatan informasi untuk mendukung kegiatan pengumpulan data, analisis basis data dan layanan informasi
berkaitan dengan kegiatan OP prasarana sungai (terdiri antara lain: workstation, UPS computer, printer, monitor,
proyektor, operasi router, storage data, modem, peralatan GPS (“global positioning system”), fasilitas LAN (“local
area network”) dan peralatan catu daya serta dilengkapi dengan fasilitas jaringan internet, jaringan listrik.
3) dioperasikan dengan baik. Pengoperasian peralatan dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
4) Peralatan komunikasi untuk membantu kelancaran komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan
OP prasarana sungai (antara lain : telepon/handphone, handy talky,transmitter, receiver) harus dipastikan dapat
dioperasikan dengan baik. Pengoperasian peralatan komunikasi dilakukan sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan.
5) Alat berat dan peralatan serta kendaraan pendukung operasi, harus dipastikan selalu dalam kondisi siap
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
dioperasikan. Pengoperasian peralatan berat dilaksanakan sesuai dengan manual operasi yang dibuat oleh
6) Dalam pelaksanaan pengoperasian alat berat terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor- faktor
tersebut adalah factor kondisi kesiapan alat; metode kerja operasi peralatan; ketrampilan operator, cycle time
4) Restorasi sungai
dilakukan tahapan kegiatan penatausahaan bangunan serta kegiatan inspeksi bangunan sungai.
2) Penatausahaan bangunan sungai bertujuan untuk mengamankan eksistensi bangunan secara administratif
sesuai dengan kaidah pengelolaan barang milik negara (BMN) atau barang milik daerah (BMD).
3) Penatausahaan bangunan sungai merupakan kegiatan inventarisasi atau pencatatan bangunan sungai dan
pemberian nomor kode atau kodefikasi. Hasil inventarisasi bangunan sungai dihimpun kedalam laporan
inventarisasi Prasarana Sungai. Setiap kali terjadi perubahan mengenai jumlah, jenis, dan/atau kondisi
bangunan, harus senantiasa dilakukan pemutakhiran catatan/data mengenai hal ihwal terjadinya perubahan.
4) Kegiatan inspeksi rutin secara visual dilakukan oleh juru sungai paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) bulan,
guna melihat dan memastikan kondisi prasarana sungai dalam kondisi baik. Dalam hal ditemukan
permasalahan penurunan kondisi ataupun terjadi kerusakan bangunan, maka perlu ditindaklanjuti dengan
kegiatan penelusuran detail terhadap tingkat kerusakan bangunan tersebut untuk kemudian dilakukan analisa
5) Penelusuran sungai atau walkthrough dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun terutama ketika
menjelang musim penghujan (sebelum masa banjir) dan setelah terjadinya banjir atau paska musim banjir.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan prasarana sungai (apabila terjadi kerusakan), terutama
pada tanggul dan lokasi yang rentan terhadap bocoran, longsoran tebing dan limpasan air. Penelusuran
sungai ini dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai. Tim dimaksud
6) Pemeliharaan yang bersifat preventif bertujuan untuk mempertahankan fungsi bangunan tetap sesuai dengan
tingkat kinerja layanan yang direncanakan. Pemeliharaan preventif terdiri atas pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan berkala. Pemeliharaan rutin dan berkala dilakukan dengan selang/interval waktu yang berbeda-
beda untuk setiap jenis bangunan, misalnya setiap 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun atau 2 tahun.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
7) Pemeliharaan rutin dapat berupa kegiatan fisik maupun kegiatan non-fisik dan merupakan kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin, antara lain meliputi kegiatan sosialisasi peraturan terkait dengan
pengamanan bangunan dan pemeliharaan bangunan, membersihkan sampah dan pembersihan serasah atau
8) Pemeliharaan berkala dapat berupa kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik, yang dilakukan secara berkala
1) Tanggul sungai, dibangun untuk menjaga aliran sungai tidak melimpas dan menggenangi daerah dibelakang
tanggul. Tinggi tanggul dibuat dengan kapasitas pengaliran dengan periode ulang tertentu. Tanggul terdiri
2) Inspeksi pengamatan kondisi tanggul secara visual dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam satu bulan
untuk memastikan kondisi tanggul dalam keadaan baik. Pengamatan umumnya mencakup keutuhan tubuh
tanggul, kondisi puncak tanggul, lereng hulu (bagian dalam) dan lereng hilir (bagian luar) tanggul serta kaki
3) Termasuk dalam pengamatan kondisi tanggul diatas, adalah identifikasi ruas-ruas tanggul kritis, serta
kerusakan dan ketidakteraturan bagian tanggul, antara lain yang diakibatkan oleh erosi atau penggerusan
aliran sungai, kerusakan puncak tanggul, keretakan atau kebocoran dan longsoran lereng tanggul dan tebing
sungai.
4) Apabila ditemukan adanya kondisi kritis atau kerusakan pada sebagian tanggul , maka perlu ditindaklanjuti
dengan penelusuran detail terhadap tingkat kerusakan bangunan untuk kemudian dilakukan analisa tingkat
kerusakan dan rekomendasi untuk perbaikannya. Hasil analisa kerusakan ini, harus memuat data detail
kebutuhan perbaikan (pemeliharaan preventif), antara lain : berapa panjang ruas tanggul (dalam m) yang
kritis, luas kerusakan lereng tanggul (dalam m2), luas keretakan bagian tanggul dan puncak tanggul
pasangan batu.
5) Terhadap tanggul-tanggul yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan untuk menghindari potensi terjadinya
kerusakan yang lebih parah. Beberapa contoh kerusakan tanggul antara lain: lendutan puncak tanggul tanah;
bocoran dan rembesan; longsoran dan kikisan tebing tanggul, keretakan pada tubuh dan puncak tanggul
pasangan batu.
6) Apabila diperlukan peninggian tanggul untuk memperoleh tinggi jagaan cukup pada saat banjir, bisa dilakukan
penambahan tinggi tanggul dengan cara menambah timbunan tanah diatasnya atau memasang tembok
parapet. Dalam hal menambah timbunan tanggul, terlebih dahulu perlu diperhatikan kekuatan dan kondisi
tanggul yang sudah ada, untuk menghindari terjadinya longsoran atau kerusakan tanggul asli.
1) Pemeliharaan tanggul tanah secara rutin berupa kegiatan pembersihan tanggul, sementara kegiatan berkala
berupa pemotongan rumput serta penanaman kembali bagian bagian tanggul yang rumputnya mati.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Pemotongan rumput, pemangkasan semak-semak liar. Penambalan dan pemadatan kembali serta
penggantian gebalan rumput pada bagian yang mati atau terbuka, harus dilakukan paling sedikit 1(satu) kali
2) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan (meliputi antara lain: pemadatan pada bagian puncak
tanggul yang mengalami kelendutan, penutupan bocoran, dan perbaikan longsoran, serta perbaikan sistem
drainase tanggul), dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
1) Pemeliharaan tanggul pasangan batu atau beton secara rutin berupa kegiatan pembersihan tanggul,
pencabutan tanaman liar pada permukaan tembok tanggul, dan pembersihan lubang drainase pada tubuh
tanggul, harus dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
2) Pemeliharaan berkala tanggul pasangan batu kali atau tanggul beton, antara lain berupa: perbaikan system
drainase, perbaikan dasar tembok pasangan yang terlepas, tergerus atau gerowong, dan perbaikan
permukaan tanggul yang retak/pecah, harus dilakukan paling tidak setelah penelusuran, atau paling sedikit 1
B. Pemeliharaan Revertment
1) Revertment atau bangunan pelindung tebing adalah bangunan untuk melindungi tebing sungai secara
langsung terhadap kerusakan akibat tekanan arus sungai, atau adanya potensi kelongsoran tebing. Bangunan
pelindung tebing, umumnya terdiri atas jenis perkuatan pasangan batu, beton, pasangan bronjong. Tata cara
perencanaan teknik pelindung tebing dari pasangan batu dapat mengikuti acuan SNI 03-3441-1994.
2) Inspeksi pengamatan kondisi bangunan pelindung tebing atau revetment, secara visual, dilakukan paling sedikit
1(satu) kali dalam satu bulan untuk memastikan kondisi bangunan dalam keadaan baik. Pengamatan umumnya
mencakup keutuhan tubuh dan lereng bangunan, kondisi puncak, serta kaki dan tumpuan bangunan pelindung
tebing.
3) Termasuk dalam pengamatan ini, adalah identifikasi kerusakan yang antara lain disebabkan oleh erosi atau
penggerusan aliran sungai, keretakan atau kebocoran dan longsoran lereng bangunan pelindung tebing sungai,
kerusakan pada kawat pengikat bronjong dan lepasnya batuan dalam bronjong, penurunan struktur bronjong.
4) Apabila pada saat dilakukannya inspeksi visual, ditemui adanya kerusakan atau kondisi pada sebagian struktur
atau komponen bangunan prasarana revertment yang kritis yang perlu dilakukan perbaikan untuk menghindari
potensi kerusakan yang lebih parah, perlu direkomendasikan untuk dilakukan penelitian detail melalui
walkthrough. Beberapa contoh antara lain : kerusakan longsoran dan kikisan tebing tanggul, kerusakan pada kaki
revetment.
5) Pemeliharaan bangunan pelindung tebing secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan dari sampah
yang tersangkut atau berupa pembersihan dan pencabutan tumbuhan liar pada permukaan bangunan, atau
pembersihan lubang-lubang drainase pada permukaan tembok, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu ) bulan.
6) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan ini (meliputi antara lain : penambalan tembok pasangan
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
yang terlepas, perbaikan dinding tembok yang retak atau pecah, serta perbaikan kaki bangunan yang tergerus
stau gerowong dengan toe protection, yang untuk upaya perbaikannya tidak diperlukan desain), dan merupakan
rekomendasi hasil kegiatan penelusuran (walkthrough) yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
1) Jetty adalah bangunan tanggul/tembok pasangan batu atau beton atau struktur timbunan tetrapot, yang dibangun
di muara sungai dan letaknya menjorok ke arah laut. Bangunan ini merupakan perpanjangan tebing alur sungai
yang berfungsi mengarahkan lepasan aliran air sungai sampai ke laut hingga kedalaman tertentu.
2) Bangunan jetty dibuat dengan tujuan untuk mengatasi masalah banjir dan sedimentasi serta memperlancar aliran
air sungai ke laut. Selain itu bangunan jetty juga berfungsi untuk menghilangkan halangan dan memberi
3) Inspeksi pengamatan kondisi bangunan jetty (dengan jenis perkuatan pasangan batu, beton, pasangan tetrapot),
dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam satu bulan untuk memastikan kondisi bangunan dalam keadaan baik.
Pengamatan umumnya mencakup keutuhan tubuh dan lereng bangunan, kondisi puncak, serta kaki dan tumpuan
bangunan jetty.
4) Termasuk dalam pengamatan ini, adalah identifikasi kerusakan yang antara lain disebabkan oleh erosi atau
penggerusan aliran sungai, keretakan atau kebocoran dan longsoran lereng bangunan jetty.
5) Pemeliharaan bangunan jetty secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan dari sampah yang
tersangkut atau tumbuhan liar, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu ) bulan.
6) Terhadap komponen bangunan yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan untuk menghindari potensi kerusakan
yang lebih parah. Beberapa contoh kerusakan longsoran dan kikisan pada lereng, lendutan bangunan, kerusakan
pada kaki bangunan. Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan ini, tidak diperlukan desain, dan
merupakan rekomendasi hasil kegiatan penelusuran (walkthrough) yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali
1) Fungsi krib adalah untuk mengatur arah aliran sungai secara benar serta untuk mengurangi energi aliran pada
waktu tumbukan dengan tebing sungai, sehingga kerusakan yang mungkin terjadi pada tebing sungai dapat
dihindari.
2) Inspeksi pengamatan kondisi bangunan krib (dengan jenis perkuatan pasangan batu, beton, pasangan bronjong),
dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam satu bulan untuk memastikan kondisi bangunan dalam keadaan baik.
Pengamatan umumnya mencakup keutuhan tubuh dan lereng bangunan, kondisi puncak, serta kaki dan tumpuan
bangunan krib.
3) Termasuk dalam pengamatan ini, adalah identifikasi kerusakan yang antara lain disebabkan oleh penggerusan
aliran sungai, penurunan dasar sungai, retakan atau kemiringan pada pilar-pilar beton, penurunan tebing sungai
disekitar krib.
4) Terhadap komponen bangunan krib yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan untuk menghindari potensi
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
kerusakan yang lebih parah. Jenis perbaikan ini antara lain penggantian tiang krib yang patah, perbaikan sistem
penyambung yang terlepas, penambahan struktur bronjong untuk mengamankan kaki krib. perbaikan kawat
5) Pemeliharaan preventif bangunan krib secara rutin antara lain berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan dari
sampah yang tersangkut atau tersumbat oleh ranting, pohon atau sampah sungai pada ruang diantara tiang-tiang
6) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan antara lain sebagaimana butir d), terutama yang tidak
memerlukan desain, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan,
1) Bangunan pelimpah banjir adalah untuk mengarahkan arah aliran banjir sesuai kapasitas pengaliran bangunan,
2) Inspeksi pengamatan kondisi bangunan pelimpah banjhir (dengan jenis perkuatan pasangan batu, beton),
dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam satu bulan untuk memastikan kondisi bangunan dalam keadaan baik.
Pengamatan umumnya mencakup keutuhan puncak spillway, tubuh dan lereng bangunan, talud sisi kiri dan
3) Termasuk dalam pengamatan ini, adalah identifikasi kerusakan yang antara lain disebabkan oleh penggerusan
4) Pemeliharaan bangunan pelimpah banjir secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan, pencabutan
tanaman liar di permukaan saluran dan tembok, pembersihan lubang drainase, pembersihan sampah yang
5) Terhadap komponen bangunan pelimpah banjir yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan untuk
menghindari potensi kerusakan yang lebih parah. Jenis perbaikan ini antara lain penambalan permukaan yang
terkelupas, atau pasangan batu yang terlepas, perbaikan dasar bangunan yang tergerus, perbaikan kolam olakan
yang retak, perbaikan tembok sayap, perbaikan puncak spillway yang terkelupas.
6) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan tersebut butir diatas, terutama yang tidak memerlukan
desain untuk perbaikannya, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan).
7) Khususnya untuk bangunan pelimpah banjir dari pasangan bronjong, perlu diperhatikan kemungkinan perubahan
struktur karena proses defleksi, penurunan (settlement), putusnya kawat-kawat bronjong yang membuat
1) Pintu pengendali banjir beserta bangunan pelengkapnya, yang dioperasikan untuk mengendalikan aliran banjir dan
pengaturan tinggi muka air dimuka pintu, dilakukan sesuai dengan kondisi muka air di sungai serta mengikuti
prosedur dan manual pengoperasian pintu dan peralatan pendukungnya. Pintu harus selalu siap dioperasikan
pada saat diperlukan. Oleh karenanya, factor pemeliharaan menjadi sangat penting untuk menjamin pintu dapat
dioperasikan.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
2) Kegiatan inspeksi kondisi fisik pintu-pintu air beserta bangunannya, secara visual, dilakukan paling tidak 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan, untuk memastikan kondisi pintu dan bangunannya (termasuk sistem kontrol panel listrik
dan peralatan mekanikal-elektrikal) dalam keadaan baik, serta dapat diketahui apabila terdapat kerusakan.
3) Dalam hal terdapat kerusakan pada komponen pintu air dan kelengkapannya, yang dikhawatirkan dapat
berpengaruh terhadap pengoperasian pintu atau kemungkinan timbulnya kerusakan yang lebih parah, harus
ditindak-lanjuti dengan kegiatan penelusuran detail untuk mengetahui tingkat kerusakan dan rekomendasi
langkah perbaikannya. Dalam hal tidak ada rekomendasi dari hasil inspeksi, maka kegiatan penelusuran
(walkthrough) harus dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, utamanya sebelum musim banjir.
4) Pemeliharaan preventif pintu pengendali banjir secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan,
pencabutan tanaman liar atau gulma air (enceng gondok) didepan pintu yang dapat mengganggu aliran, serta
pembersihan sampah yang tersangkut, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan
5) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk tujuan menjaga kondisi pintu dan bangunan serta peralatan
1) Prasarana Pompa beserta peralatan penggerak dan bangunan pelengkapnya, yang dioperasikan untuk kegiatan
penyediaan air atau untuk mengendalikan aliran banjir, dilakukan sesuai kebutuhan dan atau sesuai dengan
kondisi muka air di sungai/ waduk, dan harus mengikuti prosedur dan manual pengoperasian pompa dan
peralatan pendukungnya. Prasarana pompa harus selalu siap dioperasikan pada saat diperlukan, dan oleh
karenanya, faktor pemeliharaan menjadi sangat penting untuk menjamin pompa dapat dioperasikan dengan baik.
2) Kegiatan inspeksi kondisi fisik prasarana pompa beserta peralatan pendukung dan bangunannya, secara visual,
dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk memastikan kondisi prasarana pompa dalam
3) Dalam hal terdapat kerusakan pada komponen pompa dan kelengkapannya, yang dikhawatirkan dapat
berpengaruh terhadap pengoperasian pompa, atau kemungkinan timbulnya kerusakan yang lebih parah pada
komponen peralatan pendukung dan bangunan pelengkapnya, harus ditindak-lanjuti dengan kegiatan
penelusuran detail untuk mengetahui tingkat kerusakan dan rekomendasi Langkah perbaikannya. Dalam hal tidak
ada rekomendasi dari hasil inspeksi, maka kegiatan penelusuran (walkthrough) harus dilakukan paling tidak 1
4) Pemeliharaan preventif prasarana pompa secara rutin dapat berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan,
pencabutan tanaman liar atau pembersihan gulma air (enceng gondok), yang dapat mengganggu atau
menyumbat aliran, serta pembersihan sampah yang tersangkut, terutama didepan fasilitas pompa, yang dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan
kegiatan inspeksi.
5) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk menjaga kondisi prasarana pompa dan bangunan serta peralatan
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Bendung karet dioperasikan untuk tujuan menahan air sesuai ketinggiannya, untuk kepentingan penyediaan air
(irigasi, penyediaan air baku), terutama pada musim kemarau. Pada musim banjir bendung karet dapat
dikempeskan untuk mengalirkan air banjir, sehingga ketinggian air dimuka bendung dapat diturunkan untuk
2) Pengoperasian bendung karet mengikuti prosedur dan manual pengoperasian bendung karet dan kelengkapannya.
Bendung karet, prasarana pompa dan peralatan penggeraknya harus selalu siap dioperasikan ketika diperlukan,
dan oleh karenanya, factor pemeliharaan menjadi sangat penting untuk menjamin bendung dapat dioperasikan
dengan baik.
3) Kegiatan inspeksi secara visual, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk memastikan
kondisi bendung karet dan prasarana kelengkapannya dalam keadaan baik, serta dapat segera diketahui apabila
terdapat kerusakan.
4) Dalam hal terdapat kerusakan pada komponen bendung yang dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap
pengoperasian bending karet, atau kemungkinan timbulnya kerusakan yang lebih parah pada komponen
peralatan pendukung dan bangunan pelengkapnya, harus ditindak-lanjuti dengan kegiatan penelusuran detail
untuk mengetahui tingkat kerusakan dan rekomendasi langkah perbaikannya. Dalam hal tidak ada rekomendasi
dari hasil inspeksi, maka kegiatan penelusuran (walkthrough) harus dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6
(enam) bulan.
5) Pemeliharaan preventif secara rutin berupa : kegiatan pembersihan tubuh bendung karet dan bangunannya,
pembersihan sampah yang tersangkut, pengawasan dan perlindungan tubuh bendung karet terhadap perilaku
vandalisme, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan ini dapat dilakukan
6) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk menjaga kondisi prasarana bendung karet, bangunan serta peralatan
1) Retention pond (waduk retensi) beserta bangunan pelengkapnya dioperasikan untuk menampung air banjir
sementara serta untuk mengendalikan aliran banjir melalui “operasi waduk” dengan pengaturan pintu atau
pelimpah banjir.
2) Kegiatan inspeksi kondisi fisik retention pond beserta bangunan kelengkapannya, secara visual, untuk
pemeliharaan, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk memastikan kondisi bangunan
dalam keadaan baik, serta dapat segera diketahui apabila terdapat kerusakan.
3) Dalam hal terdapat kerusakan pada komponen bangunan, yang dikhawatirkan dapat terjadi kerusakan yang lebih
parah, harus ditindak-lanjuti dengan kegiatan penelusuran detail untuk mengetahui tingkat kerusakan dan
rekomendasi Langkah perbaikannya. Dalam hal tidak ada rekomendasi dari hasil inspeksi, maka kegiatan
penelusuran (walkthrough) harus dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, utamanya sebelum
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
4) Pemeliharaan waduk retensi secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan utama, pembersihan dan
pencabutan tanaman liar pada tanggul, pembersihan sampah dan gulma air (enceng gondok) di waduk,
pengawasan dan perlindungan waduk dan bangunannya, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan kegiatan inspeksi.
5) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk menjaga kondisi waduk retensi, beserta pintu dan bangunan serta
1) Groundsill adalah bangunan melintang sungai yang terbuat dari konstruksi beton atau pasangan bronjong.
Bangunan ini berfungsi untuk mencegah kemungkinan penurunan elevasi dasar palung sungai pada bagian hulu
lokasi terpasangnya groundsill tersebut. Groundsill ini juga diarahkan untuk mengurangi terjadinya degradasi
2) Inspeksi pengamatan kondisi bangunan groundsill dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam satu bulan untuk
memastikan kondisi bangunan dalam keadaan baik. Pengamatan umumnya mencakup keutuhan puncak dan
tubuh bangunan, talud sisi kiri dan kanan bangunan, serta fondasi dan tumpuan bangunan.
3) Termasuk dalam pengamatan ini, adalah identifikasi kerusakan yang antara lain disebabkan oleh penggerusan
aliran sungai, akibat banjir, erosi pada bagian hilir bangunan yang dapat mengancam kestabilan bangunan.
4) Pemeliharaan bangunan groundsill secara rutin berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan dan pembersihan
sampah yang tersangkut, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan ini dapat
5) Terhadap komponen bangunan groundsill yang kritis perlu segera dilakukan perbaikan untuk menghindari potensi
kerusakan yang lebih parah. Pemeliharaan preventif secara berkala untuk perbaikan ini, tidak diperlukan desain,
dan merupakan rekomendasi hasil kegiatan penelusuran (walkthrough) yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 6 (enam) bulan. Perbaikan tanpa desain ini, antara lain meliputi perbaikan kawat bronjong (untuk groundsill
bronjong), penambalan permukaan yang terkelupas, dasar bangunan yang tergerus, perkuatan ruang olak hilir
groundsill.
1) Jalan inspeksi dan jalan masuk (akses), dipergunakan untuk mendukung kegiatan operasi prasarana sungai,
kegiatan inspeksi dan pengawasan sungai dan bangunan sungai, mendukung kegiatan pemeliharaan prasarana
sungai serta untuk mendukung kegiatan perawatan dan perbaikan sungai dan prasarana sungai.
2) Kegiatan Inspeksi dan pengamatan kondisi jalan inspeksi dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) bulan
untuk memastikan kondisi jalan inspeksi dalam keadaan baik. Pengamatan umumnya mencakup keutuhan
lapisan penutup jalan, kondisi permukaan jalan, kerusakan dan ketidakteraturan tubuh jalan inspeksi , sisi lereng
3) Apabila tanggul sungai juga difungsikan sebagai jalan inspeksi, maka kegiatan inspeksi dilakukan bersamaan
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
waktunya dengan inspeksi pengamatan tanggul. Pengamatan jalan inspeksi ini harus memperhatikan kekuatan
tanggul untuk jalan, kondisi lapisan penutup puncak tanggul (paving, beton, aspal), apakah mengalami ketidak
teraturan permukaan, lendutan, kupasan, retakan atau longsoran, yang perlu penanganan perbaikan segera pada
ruas tersebut.
4) Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan inspeksi meliputi kegiatan pembersihan jalan, pembersihan saluran drainase,
pemangkasan tanaman liar yang mengganggu jalan, pengendalian lalu lintas umum, pengawasan dan
pencegahan kendaraan yang berpotensi merusak jalan inspeksi (dengan pemasangan portal atau papan
larangan), dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali daalam 1 (satu) bulan. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dapat
5) Pekerjaan pemeliharaan berkala dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 bulan, meliputi antara lain: perbaikan
bagian yang rusak, perbaikan aspal yang terkelupas, penutupan jalan yang berlubang, penambalan permukaan
1) Prasarana pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan kualitas air antara lain terdiri atas: Peralatan penakar
curah hujan, (ARR, Ordinary Rainfall Recorder atau ORR); stasiun/pos pengamat muka air (Automatic Water
Level Recorder atau AWLR / staf gauge); stasiun/pos pengamat cuaca dan pos pengamat kualitas air berikut
peralatannya.
2) Agar pos pengamatan hidroklimatologi dapat berfungsi optimal serta memberikan data pengamatan yang akurat,
maka lingkungan area pos pengamatan harus dijaga agar terbebas dari gangguan pepohonan dan gangguan
manusia. Areal terbuka disekitar pos mengikuti standard dan pedoman penetapan lokasi bangunan pos
3) Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan prasarana dan peralatan pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi,
dan pemantau kualitas air, termasuk pemeliharaan bangunan tempat peralatan tersebut dioperasikan serta
bangunan pagar pengaman prasarana yang bersangkutan. Kegiatan pemeliharaan ini mengikuti ketentuan sesuai
petunjuk atau referensi: Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002 untuk tata cara pemeliharaan
bangunan dan peralatan pos hujan dan klimatologi serta duga air; serta SNI No. 037016-2004 untuk tata cara
4) Hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan pos hidrologi, klimatologi dan kualitas air, adalah: jumlah pos
yang ada; Jenis pos (otomatik atau biasa); jenis Peralatan yang digunakan; Lokasi pos; Kondisi bangunan pos
(baik, rusak ringan, rusak berat); Suku cadang yang dibutuhkan oleh masing- masing pos; Kelengkapan
operasional pos seperti formulir pembacaan, grafik, tinta, pena, alat tulis dan lain-lain; dan kesiapan petugas yang
5) Inspeksi terhadap pos stasiun pengamat hidroklimatologi terdiri atas: inspeksi rutin (paling lama 6 bulan sekali) ;
inspeksi besar (paling lama 5 tahun sekali); dan inspeksi luar biasa (apabila terjadi kerusakan atau segera setelah
6) Pemeliharaan rutin pos pemantauan hridrologi, hidroklimatologi dan kualitas air, meliputi upaya pembersihan
lingkungan pos pemantauan, pembersihan dan pemangkasan ranting pohon yang dapat mengganggu
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
7) Pemeliharaan berkala meliputi : pengecatan pos, peralatan dan bangunan pos, serta pagar pengaman, serta
perbaikan dan penggantian sebagian komponen bangunan dan perlengkapan pos pemantau, dilakukan paling
1) Gedung kantor untuk mendukung OP prasarana sungai, sangat diperlukan guna menjamin kelancaran
pelaksanaan kegiatan OP sungai. Segala aktifitas berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian, monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi dan pelaporan penyelenggaraan OP sungai berpusat
2) Prasarana kantor pendukung kegiatan OP sungai, dapat terdiri atas: Bangunan kantor, gudang,
3) Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung bertujuan menjaga keandalan bangunan gedung beserta
4) Kegiatan pemeliharaan rutin dilakukan setiap hari, meliputi antara lain pemeliharaan kebersihan gedung dan
halamannya, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan gedung, pemeliharaan peralatan instalasi listrik, air dan
5) Kondisi bengkel dan fasilitas laboratorium harus selalu dijaga kebersihannya. Pemeliharaan ruang dilakukan setiap
hari dengan kegiatan pemeliharaan kebersihan, terutama setelah fasilitas ruangan digunakan. Peralatan harus
6) Pemeliharaan berkala berupa pengecatan gedung dan bangunan lainnya, perbaikan dan/atau penggantian
sebagian komponen bangunan, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
N. Pemeliharaan Peralatan, Alat Berat Dan Kendaraan Operasional Pendukung Kegiatan OP Sungai
1) Peralatan, alat berat dan kendaraan operasi pendukung kelancaran kegiatan OP sungai, meliputi berbagai jenis
alat berat (antara lain: truck, dumptruck, crane, dozer, backhoe), peralatan untuk kegiatan pemeliharaan (mesin
pemotong rumput, chainsaw pemotong pohon), serta kendaraan operasi roda 4 dan roda 2.
2) Inspeksi rutin dilakukan setiap hari untuk memastikan bahwa kondisi alat berat dan kendaraan operasi dalam
keadaan baik. Pemeliharaan rutin dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan inspeksi.
3) Pengecekan kondisi (sekaligus untuk pengecekan kelaikan) serta uji operasi (running test) mesin beserta peralatan
perlengkapannya, agar selalu dalam keadaan siap operasi, dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam satu minggu.
4) Pemeliharaan rutin peralatan alat berat dan kendaraan operasi meliputi pencucian kendaraan dan peralatan,
pengecekan oli mesin dan minyak rem, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari.
5) Pemeliharaan berkala terhadap peralatan/alat berat dan kendaraan operasional, dilakukan dalam bentuk servis
rutin berdasarkan jam operasi peralatan (antara lain pelumasan mesin, grease dan penggantian ban).
6) Pemeliharaan berkala peralatan berat dan kendaraan operasional OP sungai, yang dilaksanakan secara terjadwal
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
mengikuti ketentuan dalam manual pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, antara lain meliputi
7) Secara umum, pemeliharaan peralatan tersebut diatas harus dilaksanakan mengacu kepada buku petunjuk
pemeliharaan misalnya Manual Book atau Installation Workbook yang disediakan oleh pabrik pembuat peralatan
yang bersangkutan.
1) Peralatan informasi dan komunikasi, termasuk peralatan penting yang diperlukan untuk mendukung kelancaran
kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai.
2) Peralatan informasi dimanfaatkan untuk mendukung pengumpulan data, analisis penyediaan basis data dan
layanan informasi berkaitan dengan kegiatan OP prasarana sungai. Peralatan informasi terdiri antara lain :
workstation, UPS computer, printer, monitor, proyektor, dengan dilengkapi pula dengan fasilitas jaringan internet
dan perlengkapan operasi (tinta printer, kertas, ATK) dan fasilitas software.
3) Peralatan komunikasi, digunakan untuk membantu kelancaran komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan
kegiatan OP prasarana sungai, meliputi antara lain : telepon/handphone, alat komunikator, handy talky, fasilitas
transmitter, reciever.
4) Pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala terhadap peralatan informasi dan telekomunikasi tersebut diatas
dilaksanakan berdasarkan buku petunjuk manual pemeliharaan yang disediakan oleh pabrik pembuat peralatan
yang bersangkutan
5) Pengecekan peralatan komunikasi agar selalu dalam keadaan siap dioperasikan dan dalam keadaan laik operasi,
dapat dilakukan setiap saat, atau paling tidak 1 kali dalam satu bulan.
6) Demikian juga dengan peralatan informasi dan komunikasi harus selalu dalam keadaan siap dioperasikan dan laik
operasi. Pengecekan peralatan komunikasi dapat dilakukan paling tidak 1 kali dalam satu bulan.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB 5 RENCANA
KEGIATAN
Dalam melaksanakan pekerjaan Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS
Citanduy perlu disusun rencana kerja untuk merealisasikan program kerja, yang secara umum adalah:
a) Tahap Persiapan, yakni melakukan persiapan teknis dan administrasi, mobilisasi personil dan pengumpulan
data-data sekunder.
b) Tahap Pengumulan data hasil survey langsung ke lokasi pekerjaan yang akan diidentifikasi, dimana
kegiatannya dilakukan dengan melakukan pengamatan observasi, pengukuran sarana prasarana sungai.
c) Tahap Analisa, yaitu melakukan verifikasi dan pengolahan data lapangan, pengelolaan data tabular, dan
tekstual, penilaian kinerja setiap komponen, perhitungan BOQ dan analisa RAB (AKNOP)
d) Tahap Penyusunan Laporan, yang sesuai dengan KAK yakni Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir dengan
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diberikan waktu selama 5 (lima) bulan terhitung sejak ditandatanganinya kontrak
berdasarkan rencana kerja yang telah disusun, selanjutnya ditetapkan jadwal rencana pelaksanaan seperti pada tabel
5.1.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
LAPORAN PENDAHULUAN
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1, 1,
1 Persiapan T eknis dan Administrasi 2,44 2
22 22
1,
2 Mobilisasi Personil dan Peralatan 1,22 1
22
1, 1, 1,
3 Pengumpulan Data Sekunder 3,66 3
22 22 22
B ANALISIS KINERJA DAN PENUSUNAN AKNOP
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
1 Inventarisasi dan Kompilasi Data 18,29 15
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, / 1,
2 Analisis Kinerja Sarana dan Prasarana Sungai 13,41 11
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1
21, 1, 1, 1,
3 Penilaian Kinerja Sarana dan Prasarana Sungai 13,41 11
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
4 Penilaian Kinerja Kelembagaan OP Sarana dan Prasarana 9,76 8 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
S 22 22 22 22 22 22 22 22
1, 1, 1, / 1, 1, 1, 1, 1,
5 Perhitungan BOQ & RAB Pemeliharaan/Rehab 10,98 9
22 22 22 22 22 22 22 22 22
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
6 Analisis Perhitungan AKNOP 12,20 10
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
C Pelaporan
1, 1,
1 Laporan Pendahuluan 2,44 2
22 22
1,
2 Laporan Bulanan Ke-1 1,22 1
22
1,
3 Laporan Bulanan Ke-2 1,22 1
22
1,
4 Laporan Bulanan Ke-3 1,22 1
22
1,
5 Laporan Bulanan Ke-4 1,22 1
22
1,2
6 Laporan Bulanan Ke-5 1,22 1
2
1, 1,
9 Laporan Akhir 2,44 2
22 22
D DISKUSI DAN EVALUASI PEKERJAAN
1,
1 Diskusi 1,22 1
22
1, 1,2
2 Perbaikan Laporan 2,44 2
22 2
1, 3, 3, 4, 2, 2, 3, 4, 7, 7, 7, 8, 7, 7, 7, 7, 6, 3, 1,
Jumlah Bobot Rencana Kerja (%) 100,00 82,00 2,4
2 7 7 9 4 4 7 9 3 3 3 5 3 3 3 3 1 7 2
1, 4, 8, 13 15 18 22 26 34 41 48 57 64 72 79 86 92 96 97 100
Kumulatif Bobot Rencana Kerja (%)
2 9 5 ,4 ,9 ,3 ,0 ,8 ,1 ,5 ,8 ,3 ,6 ,0 ,3 ,6 ,7 ,3 ,6 ,0
Jumlah Bobot Realisai Kerja (%)
Kumulatif Realisasi Kerja (%)
Deviasi (%)
Penilaian Kinerja Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy
43
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri PUPR Nomor : 04/PRT/M/2015 Tanggal 18 Maret 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai. Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia,
Peraturan Menteri Pekerjaan mum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan, Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia,
Surat Edaran NO 05 /SE/D/2016 perihal Pedoman Penyelenggara Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana
Sungai serta Pemeliharaan Sungai. Direktorat Jendral Sumber Daya Air
Pedoman Perencanaan Teknik dan Pelaksanaan Krib Bronjong Kawat Pd T-08-2003 Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilaah Republik Indonesia
Seyhan, Ersin., 1977. Dasar-dasar Hidrologi.Gadjah Mada Universiy Press. Yogyakarta. e-Journal
Wahyudi Sigit, Analisis Kinerja Dan Aknop Sungai Berdasarkan Kondisi Morfologi Sungai (Studi Kasus Sungai Opak,
Sungai Kuning, Sungai Winongo Daerah Istimewa Yogyakarta), Tesis Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 2020.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang
Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia,
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 41 Tahun 2022 Tentang Standar Harga Belanja Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2023.
Peraturan Bupati Pangandaran Tentang Standar Harga Belanja Daerah Untuk Tahun 2023 Nomor 15 Tahun 2022
Tentang Standar Harga Belanja Daerah Untuk Tahun 2023
Peraturan Wali Kota Tasikmalaya No 19 Tahun 2022 tentang standar satuan harga barang kebutuhan pemerintah Kota
Tasikmalaya tahun anggaran 2023
Peraturan Bupati Cilacap No. 56 Tahun 2022 tentang standar biaya masukan pemerintah kabupaten cilacap tahun
anggaran 2023
https://ciamiskab.bps.go.id
https://cilacapkab.bps.go.id https://pangandarankab.bps.go.id
https://petatematikindo.wordpress.com/2014/01/08/administrasi-kabupaten-cilacap/
LAMPIRAN:
FORMULIR INSPEKSI
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy viii
FORM SURVEY PENELUSURAN SUNGAI......................................
:
A.6 LOKASI : Dusun.......................................................................... Desa...................................................................
Kecamatan................................................................... Kabupaten.................................................................
A.7 POSISI / KOORDINAT
Titik 2 (Akhir) X = Y = Z=
:
X = Y = Z=
Titik Bangunan
.
A.8 KODE ASET
0 Jetty 0 11 • L. •
•—1 Jalan inspeksi
□ Krib 0D x ।■
•—1 Bangunan pos pemantau Hidrologi
0 Pelimpah banjir 0D . .* ., ,.. , , ...
•—1 Bangunan gedung kantor pendukung OP, lab. bengkel dll
0 Pintupengendalialiran/banjir 0 _______ _ _,_x_ _,_xL__x .____
P Prasarana peralatan, alat berat dan kendaraan
0 Pompa banjir 0 ...,_... •
■—1 •—1 Peralatan informasi dan komunikasi
0 Bendung karet 0 lainnya
B. PENILAIAN PRASARANA
1. Puncak
2. Badan/Lereng
3. Pondasi
4. Material
Nilai Total
*) Nilai 10 = Buruk /Jelek, Nilai 25 = Cukup ; Nilai 40 = Baik; Nilai 50 = Sangat Baik
Nilai (10-
Alasaan Pemberian Nilai
50)*
Nilai Kondisi Fungsi
C HASIL PENILAIAN
Kondisi Fisik *)
Penilaian 40
50 25 10
Resiko Sangat Kecil = Resiko Kecil = Kondisi Fisik Resiko Sedang = Kondisi Resiko Besar= Kondisi Fisik
Kondisi Fisik Sangat Baik Baik Fisik Cukup Jelek
10
60 50 35 20
Resiko Besar= Kondisi Fungsi Buruk
25
Kondisi Fungsi *)
75 65 50 35
Resiko Sedang = Kondisi Fisik
Cukup
40
90 80 65 50
Resiko Kecil = Kondisi Fisik Baik
50
100 90 75 60
Resiko Sangat Kecil = Kondisi Fisik
Sangat Baik
*) beri tanda ^ pada kolom dan baris yang sesuai
D
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Prasarana
Nilai Total
Resiko Kegagalan
Kinerja OP
Rencana Tindak OP
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam rangka memelihara sumber air dan menjaga kelestarian
fungsi sumber air, mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber
daya air, serta memberikan kejelasan proses penyusunan
perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air secara efektif, efisien, dan berkelanjutan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan, perlu dilakukan
Penyelenggaraan Kegiatan Pemeliharaan Sungai Serta Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai.
Adapun beberapa bentuk kegiatan yang berhubungan dalam
meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sungai tersebut yaitu
Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana
Sungai (meliputi prasarana fisik, sarana penunjang, organisasi
personalia, dokumentasi dan kondisi kelembagaan) sebagaimana
dalam Peraturan Surat Edaran Nomor 05/SE/D/2016 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Pemeliharaan Prasarana
Sungai Serta Pemeliharaan Sungai.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Balai Besar Wilayah
Sungai Citanduy melalui Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan
SDA pada tahun anggaran 2023 melaksanakan kegiatan Penilaian
Kinerja dan Penyusunan AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai
DAS Citanduy dalam menunjang keberhasilan dan keberlanjutan
untuk sarana dan prasarana Sumber Daya Air.
DASAR HUKUM
• Peraturan Menteri PUPR Nomor : 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria
dan Penetapan Wilayah Sungai.
• Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat Nomor
06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air
dan Bangunan Pengairan,
• Peraturan Menteri PUPR No 28 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau,
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat,
• SE Dirjen SDA NO 05 /SE/D/2016 perihal Pedoman Penyelenggara
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta
Pemeliharaan Sungai.
• Peraturan Bupati Ciamis Nomor 41 Tahun 2022 Tentang Standar
Harga Belanja Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ciamis
Tahun Anggaran 2023.
• Peraturan Bupati Cilacap No. 56 Tahun 2022 tentang standar biaya
masukan pemerintah kabupaten cilacap tahun anggaran 2023
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Maksud dari kegiatan Penilaian Kinerja dan Penyusunan AKNOP
Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy adalah untuk
melaksanakan Penilaian Kinerja dan Penyusunan Angka Kebutuhan
Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Sungai di DAS Citanduy
yang menjadi barang milik negara BBWS Citanduy.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja dan Penyusunan
AKNOP Sarana dan Prasarana Sungai DAS Citanduy adalah untuk
menghasilkan dokumen yang berisi penilaian kinerja serta besarnya
biaya operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sungai DAS
Citanduy.
SASARAN
Sasaran dari pekerjaan adalah tersedianya dokumen AKNOP Sarana
Dan Prasarana Sungai DAS Citanduy yang akan digunakan sebagai
dasar penyusunan kebutuhan anggaran operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sungai DAS Citanduy.
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan persiapan
2. Pengumpulan data sekunder
• Data teknis sarana dan prasarana sungai
• Data asset sarana dan prasarana sungai
• Peta sebaran asset
3. Kegiatan Analisa dan Pelaporan
• Analisa indek penilaian kinerja jaringan maupun bangunan.
• Analisa Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan.
• Analisa jenis kegiatan operasi rutin, pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala maupun rehab.
• Laporan Pendahuluan
• Laporan Bulanan
• Laporan Akhir
4. Penyusunan AKNOP dan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
• Melakukan penggambaran infrastruktur sarana dan prasarana
sngai
• Melakukan perhitungan volume item pekerjaan pada sarana dan
prasarana sungai.
• Membuat analisa harga satuan pada sarana dan prasarana
sungai
• Membuat Rencana Anggaran Biaya Operasi dan Pemeliharaan
WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini selama 5 (lima) bulan sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) pada Tanggal 2 Februari 2023 dan berakhir pada Tanggal 31 Juni 2023.
N Bobot Jml Februari Maret April Mei Juni
Uraian Kegiatan
o Rencana Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 17 18 19 20 25 26 27 28
(%)
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1,2 1,2
1 Persiapan T eknis dan Administrasi 2,44 2 2 2
1,2
2 Mobilisasi Personil dan Peralatan 1,22 1 2
1,2 1,2 1,2
3 Pengumpulan Data Sekunder 3,66 3 2 2 2
B ANALISIS KINERJA DAN PENUSUNAN AKNOP
1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
1 Inventarisasi dan Kompilasi Data 18,29 15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
2 Analisis Kinerja Sarana dan Prasarana Sungai 13,41 11 2 2 2 2 2 2 2 2 2
i,22
2
1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 12 1,2 1,2 1,2 1,2
3 Penilaian Kinerja Sarana dan Prasarana Sungai 13,41 11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Penilaian Kinerja Kelembagaan OP Sarana dan 1,2 1,2 1,2 1,2 M, 1,2 1,2 1,2
4 9,76 8 2 2 2 22 22 2 2 2
Prasarana S 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
5 Perhitungan BOQ & RAB Pemeliharaan/Rehab 10,98 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
6 Analisis Perhitungan AKNOP 12,20 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
C Pelaporan
1,2 1,2
1 Laporan Pendahuluan 2,44 2 2 2
1,2
2 Laporan Bulanan Ke-1 1,22 1 2
1,2
3 Laporan Bulanan Ke-2 1,22 1 2
1,2
4 Laporan Bulanan Ke-3 1,22 1 2
1,2
5 Laporan Bulanan Ke-4 1,22 1 2
6 Laporan Bulanan Ke-5 1,22 1 1,22
1,2 1,2
9 Laporan Akhir 2,44 2 2 2
D DISKUSI DAN EVALUASI PEKERJAAN
1,2
1 Diskusi 1,22 1 2
1,2
2 Perbaikan Laporan 2,44 2 2
1,22
Jumlah Bobot Rencana Kerja (%) 100,00 82,00 1,2 3,7 3,7 4,9 2,4 2,4 3,7 4,9 7,3 7,3 7,3 8,5 7,3 7,3 7,3 7,3 6,1 3,7 1,2 2,4
13, 15, 18, 22, 26, 34, 41, 48, 57, 64, 72, 79, 86, 92, 96, 97, 100,
Kumulatif Bobot Rencana Kerja (%) 1,2 4,9 8,5
4 9 3 0 8 1 5 8 3 6 0 3 6 7 3 6 0
Jumlah Bobot Realisai Kerja (%)
Kumulatif Realisasi Kerja (%)
Deviasi (%)
SUNGAI
Sungai merupakan tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan
yang jatuh di daerah tangkapan-nya dan mengalir sesuai dengan
kapasitas alurnya menuju ke tempat yang lebih rendah sampai muara
sungai. Mengacu Peraturan Menteri PUPR No 28 Tahun 2015
Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan
Danau, yang dimaksud dengan sungai adalah alur atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan
kiri oleh garis sempadan.
Daerah aliran sungai yang biasa disebut DAS ini adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan
curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus
mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, yang akhirnya
bermuara ke danau/waduk atau ke laut dan dibatasi oleh punggung
bukit atau batas-batas pemisah topografi.
PRASARANA SUNGAI
Prasarana sungai adalah prasarana
yang dibangun untuk keperluan pengelolaan sungai, meliputi (1)
prasarana pelindung palung sungai, (2) prasarana pendayagunaan
sungai, (3) prasarana pengendali aliran air sungai, (4) prasarana
pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan kualitas air, serta (5)
prasarana penunjang atau pendukung kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan baik berupa gedung maupun peralatan. Dalam kegiatan
operasi dan pemeliharaan prasarana sungai, objek pengamatan
prasarana sungai mengacu pada jenis- jenis prasarana sungai yang
disebutkan dalam Surat Edaran Ditjen SDA Nomor 05 Tahun 2016
yang terdiri dari:
a. Tanggul sungai.
b. Pelindung tebing/ revetmen.
c. Bangunan jetty.
d. Bangunan krib.
e. Bangunan pelimpah banjir.
f. Pintu pengendali aliran/ banjir.
g. Pompa banjir.
h. Bendung karet.
i. Retention pond.
j. Bangunan grounsill.
k. Jalan inspeksi.
l. Bangunan pos pemantau H3.
m. Bangunan kantor pendukung OP, laboratorium, bengkel, dan
gardu jaga.
n. Prasarana peralatan, alat berat, dan kendaraan operasi pendukung
OP.
o. Peralatan informasi dan komunikasi.
SEBARAN SUNGAI PADA WILAYAH SUNGAI CITANDUY
Sebaran sungai berikut hasil dari pemilihan berdasarkan pertimbangan (1) sungai primer, (2) sungai sekunder dan (3)
drainase berpotensi banjir.
Untuk memudahkan pembagian
wilayah kerja dibuat lah pembagian
sub DAS sebagai berikut:
Ciseel 0 2 0 3 25 6 5
Klep Kedungsari Rejamulya
Coordinate System: GCS WGSKedungreja Cilacap Geser 2 Perumahan Rakyat
3 2 Ciseel Kanan Baru n Skal
1984
f? A
Klep
4 2Tunggilis Tunggilis Kalipucang Pangandara Otomatis 0 2 1 Kabupaten Datum: WGS 1984 UL Gedung SOA Lantai Dasar
Jenis Kegiatan 40 10
50 Resiko Kecil = Kondisi 25 Resiko Besar =
Sungai Prasarana Sungai Resiko Sangat Kecil = Fisik Baik Resiko Sedang = Kondisi
Kondisi Fisik Jelek
Kondisi Fisik Sangat Baik Fisik Cukup Baik
1) Pengoperasian bangunan 10
Operasi pengatur atau Resiko Besar = Kondisi Fungsi 60 50 35 20
pengendali debit dan
Kondisi Fungsi *)
Buruk
Dokumentasi
1
i
ka
pitK
.e
U
■r uai
Nilai 10 = Buruk, Nilai 25 = Cukup, Nilai 40 - Baik, Nilai 50 = Sangan Baik Distanco 0
sin
A
D. PENILAIAN KINERJA
N
O
Bagian Bangunan yang
diamati
Hasil Pengamatan
Nilai Kondisi
Kondisi
Tindakan yang
perlu dilakukan
Penilai
an
Anjuran
Pemelih
Volume
RR km -
D
I
Pee
1 Puncak Tanggul
1 Retak
2 Amblas
Fisik 40
40
40
40 Pemotongan 72,5
araan
Preventi
2928 m2
E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Total >71 = Resiko Kecil = Kinerja Baik = nilr
aiaj
3 Berlubang 25 40 Semak Liar f Preventif
4 Tumbuh semak liar 25 40 Total 50 - 70 =Resiko Sedang =Kinerja
1 Retak 40 40 Cukup = Korektif
2 Lereng tanggul
2 Longsor
3 Berlubang
25
40
40
40
Pemotongan 74
Preventi 9760 m
Total <50 = Resiko
Kondisi Fisik Tingg= Kinerja Buruk=
Kondisi Fungsi na
Semak Liar f 2 29,62 40,00
4 Gebalan rumput botak 40 40
5 Tumbuh semak liar 25 40 Penilaian Hasil
3 Sistem drainase tanggul 1 Tertutup tanah 10 40 Penataan drainase 57,5 Korektif 1220 m'
2 Tertutup sampah 25 40 69,62 Korektif
4 Tanah di sekitar kaki 1 Longsor 40 40 80 Preve m3
1 Miring 10 40 10
Rehabilit
5 Patok kilometer rusak 2 Rusak 10 40 Pengadaan patok 55
atif
3 Hilang 25 40 Unit
F. PERKIRAAN VOLUME
1. Puncak Tanggul 2928 m2 4 Patok kilometer rusak 10 Unit
Tanda tangan Pelaksana Inspeksi (................)
2. Lereng tanggul 9760 m2
3. Sistem drainase tanggul 1220 m'
Daftar dalam
Dibuat AHS Bidangbentuk
Sumber Daya Air
matriks dengan menggunakan format excel sederhana agar para pelaksana dapat menggunakannya dengan
mudah.
Perhitungan AKNOP OP Sungai di bagi menjadi dua metode perhitungan sebagai berikut: No Uraian Kode Koefisien Satuan
Harga Satuan
Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Analisa
No
Harga
Link Kode AHS
Satuan (AHS) Bidang Pekerjaan
Keterangan
Umum Referensi Frekuensi Kegiatan
A Tenaga
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2022 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan
per Komponen AKNOP
1 (AHSP) Bidang
Pekerja L01 Pekerjaan
0,5 OH Umum85.000 42.5
00
2. Analisa
1 AHS - Harga
Non P_U Satuan (AHS) Bidang Non Pekerjaan Umum
Kumpulan AHS yang tidak terdapat dalam Pedoman AHSP Kemen PU
2 Mandor L15 0,05 OH 110.000
00
5.5
48.0
AHS - T01 Harga Satuan (AHS) yang tidak tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2022 Jumlah Biaya Tenaga Kerja
Untuk2 Analisa T01 1 m2 Pembersihan dan striping/korsekan secara manual
B Baha n
maka penyusun00
3 AHS - T02 T02 1 m2 Tebas tebang berupa memotong dan membersihkan lokasi dari tanaman/ tumbuhan
AKNOP dapat mengacu dan menggunakan AHS yang dikeluarkan pemerintah setempat atau adjusment 1 Solar yang ditulis
M92 sendiri
20 dalam
Lt 8.410 168.1
4 AHS - T03 T03 1 Pohon, Cabut tunggul tanaman keras minimum diameter 15 cm dengan membuang sisa tunggul
90
kelompok AHS Non PU. kayu dan akar-akar nya Jumlah Biaya Bahan
90
168.1
5 AHS - T04 T04 Uitset trase saluran pembawa dan pembuang
C Alat
Harga satuan Upah, Bahan dan Peralatan disesuaikan dengan harga satuan kabupaten/sesuai1
6 AHS - T05 T05 Pasang profl melintang galian tanah jarak 50 m pada ruas saluran yang lurus
Dumptruck E31 0,04 ja m 430.072,24 17.2
lokasi7 AHS - T06 T06 Pasang profl melintang galian tanah jarak 25 m pada ruas saluran tikungan
2
T07a Galian tanah biasa (1 m3 Galian tanah biasa pada saluran sedalam lebih kecil sama dengan 1 m dan
Bull dozer E27 0,02 ja m 466.830,61
03
9.3
37
Lingkup
AHS - Kegiatan
8 T07a Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Sungai
membuang hasil galian ketempat pembuangan dengan jarak angkut lebih kecil atau sama dengan 3 m 3 Vibroroller E22 0,05 ja m 200.895
45
10.0
termasuk perataan dan perapihan.) 4 Stamper E04 0,05 ja m 36.283 1.8
____________________Lingkup Kegiatan OP
T07b Galian tanah biasa (1 m3 Galian tanah biasa pada saluran sedalam lebih besar 1 m sampai dengan 2 m Jumlah Biaya Alat
14 38.3
Jenis
9 Kegiatan dan membuang hasil galian ketempat pembuangan dengan jarak angkut lebih kecil atau sama dengan 3 m 98
Sungai____________________
AHS - T07b 254.5
termasuk perataan dan perapihan)
D
Prasarana
Jumlah harga tenaga dan peralatan ( A + B + C )
88
38.1
E Overhead + keuntungan (15% x D)
T07c Galian tanah biasa (1 m3 mengangkut hasil galian ketempat pembuangan dengan jarak angkut lebih 1. Pengoperasian Bangunan Pengatur
Sungai atau Pengendali Debit dan Arah Aliran88Air
AHS - T07c F Harga satuan pekerjaan (D + E) per m 3
254.588
10 besar 3 m sampai lebih kecil atau sama dengan 10 m termasuk perataan dan perapihan)
Sungai AHS
2. Pengoperasian Bangunan atau lumpur
T10e Galian tanah Pos Pemantau Kondisi
1 m3 mengangkut Hidrologi,
hasil Hidroklimatologi,
galian ke tempat pembuangan denga
Operasi T07d Galian tanah biasa (1 m3 mengangkut hasil galian ketempat pembuangan dengan jarak angkut lebih
11 AHS - T07d besar 10 m sampai lebih kecil atau sama dengan 50 m termasuk perataan dan perapihan) dan Kualitas Air
T07e Galian tanah biasa (1 m3 mengangkut hasil galian ke tempat pembuangan dengan jarak angkut setiap 3. Pengoperasian Prasarana Penunjang atau Pendukung Kegiatan OP Harga(Peralatan
Satuan dan
AHS - T07e No Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah (Rp)
12 100 m termasuk perataan dan perapihan) Kendaraan) (Rp)
A Tenaga
1. Penatausahaan Sungai
T08a Galian tanah keras (1 m3 Galian tanah keras dengan bantuan alat pemecah pada saluran sedalam lebih
kecil sama dengan 1 m dan membuang hasil galian ke tempat pembuangan dengan jarak angkut lebih kecil
1. Penatausahaan Bangunan Sungai
13 AHS - T08a 1 Pekerja L01 OH 1,25 85.000 106.2
2. Pemeliharaan Ruang Sungai dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
atau sama dengan 3 m termasuk perataan dan perapihan) 50
2. Pemeliharaan Bangunan
2 Sungai
Mandor L15 OH 0,06 110.000 6.600
Sungai
T08b Galian tanah keras (1 m3 Galian tanah keras dengan bantuan alat pemecah pada saluran sedalam lebih
Jumlah Tenaga Kerja 112.8
besar 1 m sampai dengan 2 m dan membuang hasil galian ketempat pembuangan dengan jarak angkut lebih
14 AHS-T08b
Pemeliharaan
3.atauPemeliharaan
kecil sama dengan 3 m termasuk Dataran Banjir dan Pengendalian Pemanfaatan Dataran 3. Pemeliharaan Bangunan
perataan dan perapihan) B / Pos
Baha n Pemantau Kondisi Hidrologi, Hidroklimatologi, dan
50
anjir
T08c Galian tanah keras (1 m3 mengangkut hasil galian ke tempat pembuangan dengan jarak angkut lebih Kualitas Air Sungai -
15 AHS - T08c besar 3 m sampai lebih kecil atau sama dengan 10 m termasuk perataan dan perapihan) Jumlah Harga Bahan -
4. Restorasi Sungai 4. Pemeliharaan Prasarana Penunjang dan Pendukung Kegiatan OP baik berupa
C Peralatan
Gedung, Peralatan berat, dan peralatan -
Tabel 1 : Contoh Daftar Jumlah Harga Peralatan -
AHSP
Tabel 2 : Contoh AHSP Bidang PU D Jumlah harga tenaga dan peralatan ( A + B + C ) 112.8
50
Tabel 3 : Contoh AHSP Bidang Non E Overhead + keuntungan (15% x D) 16.928
F Harga satuan pekerjaan (D + E) 129.778
PU
Sumber: SE DIRJEN SDA NO 05 /SE/D/2016
CONTOH PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA AKNOP
2.4.1 Lingkup Kegiatan Operasi Prasarana Sungai
Frekuensi Volume
NO Uraian Kode AHS
per Tahun Satuan
(1) (2) (3) (4)
1 Pengoperasian Bangunan Pengatur atau Pengendali Debit dan Arah Aliran Air Sungai
la. Prasarana Pintu Air
la.l. Pengecekan kondisi pintu-pintu air secara visual. 12 unit AHS-Non PU
la.2. Operasi pintu air sesuai dengan kebutuhan air yang di suplei.
la.3. Pengoperasian pintu air sesuai dengan manual operasi dan kondisi muka air di sungai. 48 unit AHS-Non PU
la.4. UJI operasi perlengkapan dan peralatan pendukung operasi (genset dan komponen penggerak pintu). 48 unit AHS-Non PU
la.5. Uji coba untuk pintu-pintu air yang tidak di operasikan secara rutin. 2 unit AHS - Non PU
la.6. Mengnformasikan kondisi pintu-pintu beserta bangunannya kepada instansi terkait.
la.7. Operasi penutupan dan pembukaan pintu harus sesuai dengan SOP.
la.8. Operasi pintu-pintu air dan bangunan dilakukan degan kerjasama dengan instansi terkait.
la.9. Pelaporan kegiatan-kegiatan operasional pintu air pengendali dan prasarana pelengkapnya. 12 eksampler AHS - LAOBa
la.10. Pengujian keakuratan tinggi bukaan air pada pintu dengan besarnya debit yang keluar. 1 unit AHS - Non PU
Ib. Prasarana Pompa
lb.1. Pengecekan kondisi pompa-pompa air beserta bangunannya secara visual. 12 unit AHS-Non PU
la.2. Operasi pompa air sesuai dengan kebutuhan air yang di suplei.
lb.3. Uji operasi perlengkapan dan peralatan pendukung operasi (genset dan panel sumber tenaga listrik). 48 unit AHS-Non PU
lb.4. Mengecek kesesuaian kapasitas pemompaan air dengan realita debit air yang keluar dari pompa. 12 unit AHS-Non PU
lb.5. Pelaporan besarnya debit air yang di pompa pada saat banjir sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang dilaksanakan. 12 eksampler AHS-LA08a
lb.6. Mengecek kesiapan OP emergency genset. 2 unit AHS - Non PU
lb.7. Uji coba operasi pompa pengendali. 2 unit AHS - Non PU
lb.8. Menginformasikan kondisi pompa-pompa air beserta bangunannya kepada instansi terkait. 12 event AHS-Non PU
lb.9. Kerja sama yang dilakukan dengan instansi terkait mengenai pengoperasian pompa-pompa air.
lb.10. Evaluasi kegiatan operasi yang dilaksanakan pada saat sebelum dan saat terjadinya banjir. 2 event AHS - LAOSa
Ic. Bendung Karet
lc.1. Pengecekan kondisi bendung karet beserta bangunannya secara visual. 12 unit AHS - Non PU
lc.2. Pengecekan tekanan udara/air dalam bendung karet. 48 unit AHS-Non PU
lc.3. Pengecekan asimetris posisi penggelembung bendung. 12 unit AHS - Non PU
lc.4. Pengecekan kebocoran pada bendung karet. 12 unit AHS-Non PU
lc.5. Pengecekan kesiapan operasi mesin pompa (sistem power suppfy). 12 unit AHS-Non PU
lc.6. Uji operasi rutin pada perlengkapan dan peralatan pendukung (genset, pompa, dan pengatur tekanan udar/air dalam bendi 12 unit AHS - Non PU
lc.7. Pengecekan terhadap peralatan pompa udara/air dan tekanan pada bendung karet yang berfungsi sebagai penahan air. 48 unit AHS-Non PU
lc.8. Pegoperaslan bendung karet pada saat banjir harus mengikuti SOP pengendalian banjir.
lc.9. Evaluasi pelaksanaan operasi pada saat menjelang musim penghujan dan segera setelah terjadinya banjir. 2 event AHS-Non PU
lc.10. Uji coba pengoperasian bendung karet menjelang musim hujan. 1 unit AHS-Non PU
lc.ll. Menginformasikan kondisi bendung karet beserta bangunannya kepada Instansi terkait. 12 event AHS - Non PU
lc.12. Kerja sama dengan instansi terkait mengenai OP bendung karet dan bangunannya. 1 event AHS-Non PU
1 1. Penatausahaan Sungai
la. Pemetaan sungai. 1 km AHS-LA07a
Ib. Pencatatan dan penomoran sungai. 1 km AHS-Non PU
Ic. Pemasangan patok kilometer sungai. 1 unit AHS-AT17
ld. Pembuatan buku register patok sungai. 1 buku AHS-Non PU
ERIIMA
KASIH
FEBRIANSAH, S.T
Tenaga Ahli Sumber Daya Air