Anda di halaman 1dari 3

Global warming dan perubahan iklim telah menjadi perhatian utama umat manusia saat ini.

Pada
tahun 2021, Carbon Brief mengungkapkan bahwa Indonesia menempati urutan kelima sebagai
negara dengan emisi karbon kumulatif terbanyak di dunia, dengan angka mencapai 102.562
GtCO2.

Sektor pembangunan menjadi salah satu faktor penyebab dari kerusakan lingkungan. mulai dari
tahap membangun yang tidak memperhatikan faktor lingkungan, sumber daya alam dan
manusia, Penggunaan bahan bangunan yang diproduksi tanpa memikirkan dampaknya kepada
manusia seperti, material bangunan yang tidak berasal dari sekitar (non local material)
menyebabkan carbon footprint dan water footprint tinggi. serta tingginya pertumbuhan
penduduk dan urbanisasi yang mengakibatkan produksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida
terus meningkat sehingga permukaan bumi menjadi hangat. Untuk itu muncul konsep Arsitektur
hijau, yang merupakan sistem perencanaan yang berupaya mengurangi dampak dari berbagai
efek berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan

Bangunan diketahui merupakan salah satu sumber penyumbang emisi gas rumah kaca penyebab
pemanasan global. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut maka dibutuhkan pemilihan
konsep arsitektur yang tepat, yaitu konsep arsitektur hijau (green architecture)

Pemerintah mengungkapkan tantangan besar yang akan dihadapi bersama dalam pemenuhan
kebutuhan rumah di Indonesia ke depannya, dapat terlihat dari pertumbuhan rumah tangga baru
yang mencapai 3,2 juta per tahun. Untuk rumah tangga eksisting adalah hanya 7,8 juta yang
merupakan data bappenas tahun 2020. Banda Aceh sebagai ibukota provinsi Aceh memiliki
berbagai tantangan. Maka dari itulah sangat penting untuk membawa Banda Aceh menjadi Green
Building City.

Bila kita melihat turunan dari Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 dalam bentuk Peraturan
Pemerintah nomor 14 tahun 2016 tentang penyelengaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman maka dapat kita dimaknai bahwa penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman perlu dilakukan perencanaan, dibangun dengan baik, dimanfaatkan, dan
dikendalikan dengan baik termasuk didalamnya mengenai kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan serta peran serta masyarakat yang terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Dalam hal
ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan perumahan rakyat dan kawasan permukiman
mempunyai tahapan-tahapan yang dikoordinir oleh pemerintah agar arah dan tujuan pemenuhan
perumahan dan kawasan permukiman berjalan dan terintegrasi.

Pemerhati perumahan rakyat dan wilayah permukiman dinas perkim banda aceh, edwyn akhsa
st. Mt memgungkapkan bahwa ada beberapa isu pembangunan perumahan dan permukian di
kota banda aceh terkait permasalahan lingkungan yaitu peruntukan tanah dan ruang yang kurang
tepat akibat pasar tanah dan perumahan yang cenderung mempengaruhi kondisi tata ruang
sehingga berimplikasi pada alokasi tanah dan ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan
pembangunan lain dan kondisi ekologis daerah karena pelanggaran terhadap RTRW Kota Banda
Aceh dan terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami tingkat urbanisasi
dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam dengan munculnya kantong daerah
kumuh.

Menanggapi permasalahan tersebut maka konsep atsitektur hijau sangat perlu dipertimbangkan
khususnya dalam perencanaan dan perancangan perumahan di kota banda aceh

Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat syarat khusus dalam perancangan bangunan dan
lingkungan binaan, mengingat ada beberapa faktorfaktor spesifik yang hanya dijumpai secara
khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan,
citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan
kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.

Dengan menerapkan konsep perancangan arsitektur hijau, yang dimana arsitektur hijau
merupakan
arsitektur yang berada di daerah tropis yang telah beradaptasi dengan iklim tropis sekitarnya.
Dilahan yang terbatas, Konsep Green Architectureatau Arsitektur Hijau sangat cocok untuk
diterapkan dilahan yang minim, serta meminimalisirkan dampak negatif bagi lingkungan.
Penerapan Green Architecture pada bangunan Mixed Use Building menggunakan material-
material yang mereduksi panas, menggunakan kaca Double Glassing, Penataan denah dari ruang
yang ada pada bangunan agar menciptakan sirkulasi yang nyaman, Sky Garden pada bangunan
Mixed Use sangat cocok diterapkan agar sirkulasi udara di luar ataupun di dalam bangunan
terkondisi dengan baik (Cross Ventilation).

arsitektur hijau sebagai tema perancangan arsitektur atau perwujudan ciptaan arsitektur yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan, menjaga kelestarian alam, menunjang pelestarian atau
mengedepankan pelestarian lingkungan, mengusahakan efisiensi bahan dan pemakaian
energisecara lokal maupun dalam skala global, serta bersifat holistik baik secara ekologis maupun
antropologis. Arsitektur hijau juga mengacu pada tema desain arsitektur. Dan aspek-aspek lain
yang berhubungan dengannya. Oleh karena itu, penerapan konsep asitektur hijau pada
perumahan perumahan di kota banda aceh akan menjadi suatu keberhasilan yang sangat
menguntungkan dari segi penataan dan perwujudan perumahan yang melahirkan kenyamanan
yang bermakna terhadap pengguna dan masyarakat sekitar, serta akan menciptakan suasana kota
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan

Munculnya konsep Arsitektur hijau dilatarbelakangi oleh isu Global warming serta
pengembangan dan penemuan energi terbarukan. Konsep arsitektur hijau merupakan sistem
perencanaan yang berupaya mengurangi dampak dari berbagai efek berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia terus berinovasi agar lingkungan yang tinggali
tidak semakin rusak dengan melakukan berbagai cara seperti meminimalkan penggunaan sumber
daya dalam konstruksi, proses pembangunan dengan lebih memperhatikan lingkungan sekitar
dan lainnya. Cara Semua ini untuk mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap
lingkungan yang semakin parah dalam beberapa tahun terakhir

Pada saat ini di banda aceh banyak perumahan yang dibangun tanpa menerapkan prinsip
arsitektur hijau sehingga, jika terus berlanjut maka keadaan lingkungan akan semakin buruk
akibat semakin tercemarnya lingkungan yang akan mendatangkan pengaruh buruk terhadap
keberadaan manusia karena pemilihan konsep arsitektur yang tidak tepat. Adanya permasalahan
di atas, maka dirasa perlu untuk menerapkan konsep arsitektur hijau pada perumahan
perumahan di banda aceh

Ada enam prinsip arsitektur hijau yang dikemukakan oleh (Brenda & Vale, 1991) yang harus
diterapkan untuk merealisasikan keberhasilan penggunaan konsep arsitektur hijau pada
perumahan perumahan di kita banda aceh; Conserving energy, Working with climate, Respect for
site, Respect for user, Limitting new resources dan Holistic.

Anda mungkin juga menyukai