Anda di halaman 1dari 14

Versi online: JURNAL TITIK IMAJI

http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019


Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

KAJIAN TOKOH DAN ALUR CERITA PADA RELIEF KRESNAYANA CANDI


PRAMBANAN DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANALITIS CARL G. JUNG

Henny Hidajat1*
1Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia, Jakarta
Diterima: 2 Desember 2019/ Disetujui: 21 Desember 2019

ABSTRACT

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9 pada pemerintahan
Raja Raka I Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Prambanan merupakan suatu kompleks candi yang terdiri dari
224 buah candi, di antaranya terdapat kumpulan candi Trimurti,yaitu Candi Siwa, yang terbesar, serta
Candi Brahma dan Candi Wisnu. Pada dinding pagar dalam Candi Wisnu terdapat relief Kresnayana.
Kisah Kresnayana yang disajikan melalui relief pada kedua candi tersebut dapat dikatakan
merupakan suatu narasi visual yang dapat dijabarkan baik dari segi plot, penokohan, latar tempat
maupun latar waktu serta pesan filosofis. Adapun kajian ini akan difokuskan pada tinjauan berdasarkan
penokohan yang berperan dalam alur ceritanya. Para tokoh dalam cerita Kresnayana antara lain Kresna,
Raja Ugrasena, Dewaki, Kamsa, Wasudewa, Kresna, Balarama,Yasodha, Nanda, Putana, Pralamba,
Arista, Agha, Kalayamana, Danuka, Kuwalayapita, Tranawarta, Yawana, Maghada,Mucukunda memiliki
peran sesuai jalan cerita yang mengisahkan kehidupan Kresna sebagai titisan Dewa Wisnu.
Melalui pendekatan studi Psikologi Analitis Carl G. Jung dan studi ‘The Adventure of The Hero’
dari Joseph Campbel, yang membagi tipe-tipe kepribadian dan tahapan dari perjalanan seorang
pahlawan, kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pelestarian tradisi penuturan visual
melalui relief candi, khususnya dengan menghasilkan suatu dasar pemikiran maupun referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya ataupun bagi penciptaan tokoh dan cerita berbasis inspirasi tradisi
yang dewasa ini semakin banyak dieksplorasi, baik untuk pengembangan komik, ilustrasi, film, game
maupun aplikasi-aplikasi lainnya dalam perkembangan industri kreatif, terutama di Indonesia.

Keyword : Kresnayana, Prambanan, Relief, Archetype, Chracters, Visualization

ABSTRAK

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9 pada pemerintahan
Raja Raka I Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Prambanan merupakan suatu kompleks candi yang terdiri dari
224 buah candi, di antaranya terdapat kumpulan candi Trimurti,yaitu Candi Siwa, yang terbesar, serta
Candi Brahma dan Candi Wisnu. Pada dinding pagar dalam Candi Wisnu terdapat relief Kresnayana.
Kisah Kresnayana yang disajikan melalui relief pada kedua candi tersebut dapat dikatakan
merupakan suatu narasi visual yang dapat dijabarkan baik dari segi plot, penokohan, latar tempat maupun
latar waktu serta pesan filosofis. Adapun kajian ini akan difokuskan pada tinjauan berdasarkan penokohan
yang berperan dalam alur ceritanya. Para tokoh dalam cerita Kresnayana antara lain Kresna, Raja
Ugrasena, Dewaki, Kamsa, Wasudewa, Kresna, Balarama,Yasodha, Nanda, Putana, Pralamba, Arista,
Agha, Kalayamana, Danuka, Kuwalayapita, Tranawarta, Yawana, Maghada,Mucukunda memiliki peran
sesuai jalan cerita yang mengisahkan kehidupan Kresna sebagai titisan Dewa Wisnu.
Melalui pendekatan studi Psikologi Analitis Carl G. Jung dan studi ‘The Adventure of The Hero’
dari Joseph Campbel, yang membagi tipe-tipe kepribadian dan tahapan dari perjalanan seorang pahlawan,
kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pelestarian tradisi penuturan visual melalui relief
candi, khususnya dengan menghasilkan suatu dasar pemikiran maupun referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya ataupun bagi penciptaan tokoh dan cerita berbasis inspirasi tradisi yang dewasa ini semakin
banyak dieksplorasi, baik untuk pengembangan komik, ilustrasi, film, game maupun aplikasi-aplikasi
lainnya dalam perkembangan industri kreatif, terutama di Indonesia.

Kata Kunci : Kresnayana, Prambanan, Relief, Arketipe, Tokoh, Visualisasi

____________________________
*email: hhidajat@bundamulia.ac.id
Jurnal Titik Imaji | 87
Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

PENDAHULUAN maupun budaya populer masa kini,


Salah satu candi besar agama Hindu terutama yang mengambil inspirasi dari
di Jawa Tengah adalah Prambanan, yang budaya tradisi. Hal ini menjadi penting
dibangun pada masa pemerintahan Raja karena industri kreatif berbasis tradisi
Pikatan pada abad ke-9. Di dalam kompleks berkembang pada berbagai media tadi,
Candi Prambanan terdapat tiga candi utama sehingga diharapkan tercipta pelestarian
untuk menghormati Trimurti, yaitu Candi tradisi budaya dan perkembangan industri
Siwa, Candi Brahma serta Candi Wisnu. kreatif Indonesia.
Pada Candi Siwa terdapat Relief Ramayana
yang bersambung ke Candi Brahma. KAJIAN TEORI
Sementara itu pada Candi Wisnu terdapat Penelitian akan dilaksanakan dengan
Relief Kresnayana. pendekatan teori Psikologi Analitis dari
Relief Kresnayana, menceritakan Carl Jung, yang membagi tipe-tipe
perjalanan hidup dan kisah epik Kresna kepribadian sesuai tipologi dari
yang merupakan titisan Dewa Wisnu. ketidaksadaran personal, yang tidak hanya
Relief tersebut merupakan suatu narasi dimiliki oleh personal, tetapi juga dimiliki
visual yang dapat dijabarkan baik dari segi secara kolektif. Teori ini dijelaskannya
plot, penokohan, latar tempat maupun latar dalam buku ‘The Archetypes and The
waktu serta pesan filosofis. Tokoh Collective Unconscious’. Selain terdapat
merupakan elemen penting dalam cerita, Kesadaran Personal, yang merupakan
karena melalui sifatnya, hal yang dialami, kesadaran yang dimiliki oleh setiap pribadi
dilakukan dan dikatakan oleh tokoh dapat karena berhubungan dengan orang lain dan
disampaikan berbagai pesan. Tokoh juga alam melalui panca indera, pikiran dan
berperan menghidupkan alur cerita, perasaan. Ketidaksadaran personal
sehingga cerita dapat berkembang sejak merupakan kumpulan ingatan pengalaman,
awal, mencapai klimaks, hingga mencapai pengetahuan pikiran, emosi yang
penyelesaian. Pada umumnya para tokoh (dianggap) tidak cukup bermakna sehingga
dalam Kresnayana memiliki rupa, sifat dan dilupakan (Harbunangin, 2016:40).
atribut masing-masing sesuai peran dalam Pengalaman yang masuk ke dalam
cerita yang penting untuk dapat diteliti. ketidaksadaran personal dapat saling
Dalam hal ini keteladanan Kresna sebagai berkaitan atau tidak. Bila berkaitan akan
tokoh utama dapat diangkat untuk berpotensi membentuk suatu kompleks atau
menemukan pesan kebajikan, melalui yang disebut sebagai sub-kepribadian yang
perjuangannya dalam mengatasi berbagai berpotensi mempengaruhi perilaku,
masalah, hubungannya dengan tokoh lain, sehingga mampu mempengaruhi cara
serta penghargaan atas hasil perjuangannya. seseorang untuk berpikir, merasakan dan
Untuk mengkaji para tokoh tersebut, bertindak. Ketidaksadaran personal yang
terutama Kresna sebagai tokoh utama, bersumber dari pengalaman individu dapat
digunakan pendekatan Psikologi Analitis bergabung bersama pengalaman individu-
dari Carl G. Jung serta The Adventure of individu lainnya dan membangun
The Hero dari Joseph Campel yang meneliti ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran
mengenai sifat-sifat dasar tokoh mitologi kolektif ini ditemukan oleh Jung setelah
serta perjalanan kepahlawanan yang menemukan banyaknya kemiripan mitologi
memiliki kesamaan secara universal. dan simbol dari setiap ras dan kultur
Diharapkan kajian mengenai narasi (Harbunangin, 2016:42). Ketidaksadaran
visual tersebut dapat menjadi suatu kolektif antara lain berisi beragam arketipe,
referensi, baik bagi penelitian selanjutnya, yang berasal dari bahasa Yunani arkhe
maupun bagi dasar pemikiran untuk (primitif) dan tupos (model, pola). Arketipe
mengembangkan cerita dan ilustrasi, baik dalam terjemahan bebasnya merupakan
dalam komik, animasi, game, aplikasi, pola asal (original pattern), yang mengacu
ataupun pengembangan tokoh karakter pada pengalaman dari nenek moyang yang
yang berperan dalam perkembangan desain dialami secara berulang sehingga

Jurnal Titik Imaji | 88


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

membentuk semacam pola asal dan berjenis Hero. Sebagai pribadi yang
membentuk ketidaksadarann kolektif. berpetualang dan menerima suatu tantangan
Arketipe-arketipe muncul dalam berbagai besar, Hero cenderung mewakili kelompok,
mitologi dan legenda dari berbagai suku ataupun peradaban tertentu.
kebudayaan di dunia. Penelitian ini dijelaskannya dalam bukunya
Tujuh arketipe utama bersumber dari yang berjudul ‘Hero with Thousand Faces’.
Collective Unconscious Jung dijelaskan Ia membagi perjalanan Hero dalam
oleh Philippe L. De Coster sebagai Seven beberapa tahap seperti dijelaskannya dalam
Main Archetypes (De Coster, 2010: 10), ‘The Adventure of The Hero’, yang dapat
sebagai berikut: dirangkum juga sebagai ‘Twelve Stages of
1. Hero, biasanya merupakan tokoh utama Pilgrimage’ (De Coster, 2010: 11-12),
yang berani menantang bahaya, siap berikut ini :
berkorban bagi orang lain, dan hal 1. The Ordinary World, tahap ketika
positif lainnya. Misi utama Hero adalah Hero mengalami situasi yang tidak
keluar dari dunianya untuk membela menyenangkan di dunianya.
kebenaran, menuntaskan tugasnya dan 2. The Call to Adventure, tahap Hero
meraih keseimbangan dunianya tersebut. menghadapi panggilan untuk
Dalam perjuangan mengatasi bahaya dan mengatasi situasi.
kesulitan, Hero didampingi oleh 3. Refusal of The Call, tahap Hero
Sidekick, yang posisinya lebih rendah. mengalami berbagai keraguan dalam
2. Mentor, tokoh yang bersifat melatih, menghadapi bahaya.
membimbing, memberi motivasi dan 4. Meeting with The Mentor, tahap Hero
panduan Hero meraih tujuannya. bertemu tokoh Mentor yang memberi
3. Threshold Guardian, penjaga ‘Dunia panduan, pelatihan dan peralatan guna
Khusus’. Ia menguji Hero untuk menghadapi bahaya yang akan ditemui
membuktikan komitennya. dalam tugas.
4. Herald, tokoh pemberi tantangan dan 5. Crossing The Threshold, tahap Hero
pengumuman terjadinya perubahan. Ia memutuskan meninggalkan dunianya
muncul tiba-tiba dan biasanya pada awal menghadapi tantangan di dunia yang
perjalanan Hero untuk menandai tahap belum dikenal.
Call to Adventure. 6. Tests, Allies and Enemies, tahap Hero
5. Shapeshifter. tokoh yang menipu Hero diuji dalam perjalanan menyelesaikan
dan menyembunyikan niatnya. misinya.
6. Shadow. Tokoh yang berniat jahat dan 7. Approach, tahap Hero bertemu dengan
menebarkan ketakutan. Shadow Sidekick, yang membantunya dalam
memiliki sisi gelap, seperti kebencian, iri, menghadapi tantangan selama
kemarahan dan sifat negatif lain. petualangannya.
Shadow merupakan tokoh antagonis 8. The Ordeal, tahap Hero merasakan
lawan Hero sebagai tokoh protagonis. ketakutan terbesarnya berhadapan
7. Trickster. Penipu dan pengacau dunia dengan situasi hidup atau mati.
yang memanfaatkan situasi kacau itu. 9. The Reward, tahap Hero berhasil
Masih banyak contoh arketipe lain yang mengatasi situasi berat itu dan beroleh
dijelaskan oleh Jung, misalnya Mother, penghargaan. Situasi belum terlalu
Father, Animus dan Anima, Lover, aman karena masih ada kemungkinan
Explorer, Creator, dan lain-lain terjadinya ancaman.
Teori Psikologi Analitis Jung tersebut 10. The Road Back, tahap Hero hampir
dilanjutkan seorang peneliti lainnya yaitu melengkapi petualangannya untuk
Joseph Campbell, yang meneliti bahwa ada kembali ke dunianya sendiri.
suatu pola narasi yang muncul pada drama, 11. The Resurrection, tahap Hero bertemu
cerita, mitologi, religius dan perkembangan dengan ujian waktu sudah hampir
psikologi yang dapat digambarkan sebagai sampai dunianya. Ia harus memberi
tipikal pengalaman dari arketipe yang pengorbanan terakhir, dan menghadapi

Jurnal Titik Imaji | 89


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

momen hidup atau mati yang lebih


gawat. Pada tahap ini konflik yang
dihadapi pada awal cerita berhasil
dituntaskan.
12. Return with The Elixir, tahap Hero
kembali ke dunia asalnya ataupun
melanjutkan petualangan, dengan
membawa hasil dari perjuangan
sebelumnya, sebagaimana Hero
menjadi pribadi yang lebih baik
Bagan 2. Kerangka Pemikiran
Pemikiran tentang arketype dan
tahapan petualangan Hero yang diterapkan METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam Penelitian dilakukan dengan
Bagan 1. Kerangka Teori berikut. mengumpulkan semua data tentang obyek
penelitian, yaitu Relief Kresnayana pada
Candi Prambanan, yaitu pendokumentasian
relief aslinya, penelusuran kepustakaan dan
hasil-hasil penelitian terdahulu menyangkut
relief dan cerita Kresnayana serta mengenai
karakteristik tokoh cerita.
Berdasarkan kepustakaan dan
gambaran relief yang ada, dilakukan
identifikasi terhadap tokoh dalam relief
Kresnayana sesuai sifat dan peranan dalam
alur ceritanya. Berdasarkan hal itu dapat
dijelaskan peran tokoh dalam cerita, apakah
memiliki sifat-sifat dan peran tertentu
sesuai tipe Psikologi Analitis Teori Jung,
serta alur cerita yang menjelaskan
perjalanan tokoh dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan, yang dijelaskan
oleh Joseph Campbel dalam ‘The
Adventure of The Hero’ atau yang
dijelaskan oleh De Coster sebagai ’12
Bagan 1. Kerangka Teori Stages of The Pilgrimage’ (De Coster,
Tahapan petualangan yang dialami 2010: 11-12).
The Hero ini dalam dunia cerita dan narasi Teknik pengumpulan data dalam
banyak diaplikasikan sebagai suatu pola penelitian ini dilaksanakan dengan :
yang membuat suatu cerita menjadi  Library Research, dilaksanakan melalui
menarik. Dalam penelitian ini ingin kepustakaan dari penelitian sebelumnya
dianalisa bagaimana cerita dan penokohan yang meneliti tentang relief, candi, cerita
Kresnayana mengandung arketipe dan alur Kresnayana, kostum, ekspresi, gesture
penceritaan sebagaimana yang dijelaskan dan atribut lain, serta teori arketipe dan
oleh Jung dan Joseph Campbell. alurnya.
Berdasarkan pemahaman dari teori tersebut  Field Research, dilaksanakan melalui
maka penelitian ini dapat dijelaskan dalam observasi terhadap relief Kresnayana
Bagan 2 berikut. pada Candi Prambanan untuk meneliti
penggambaran dan tampilan visualnya.
Pendekatan yang dilakukan untuk
dapat melakukan kajian terhadap observasi
pencarian data yaitu dengan menggunakan

Jurnal Titik Imaji | 90


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

pendekatan Psikologi Analitis untuk Borobudur, Kalasan dan Sewu, Mendut,


menganalisa sifat-sifat dari para tokoh dan Ngawen, Sajiwan, Lumbung, Plaosan dan
peranannya dalam cerita seperti yang Sari. Umumnya candi-candi itu dibangun
terpahat pada relief Kresnayana di Candi sebagai suatu kompleks yang terdiri dari
Prambanan. Berkaitan dengan alur cerita, sebuah bangunan induk dikelilingi candi
Teori Psikologi Analitis ini dilengkapi kecil (perwara) yang merupakan miniatur
dengan Teori The Adventure of The Hero’ candi induknya. Meskipun periode ini
yang dijelaskan oleh Joseph Campbell didominasi candi megah agama Budha, ada
tentang perjalanan seorang tokoh untuk pula candi Hindu berskala monumental,
menegakkan kebenaran, sehingga tokoh itu yaitu Candi Prambanan, yang dibangun
dapat disebut sebagai pahlawan. mirip dengan candi Budha, yaitu terdapat
Metode yang diterapkan dalam candi utama dikelilingi candi kecil.
penelitian ini adalah metode kualitatif Diperkirakan candi Prambanan dipakai
deskriptif yang menggambarkan fakta untuk mewadahi jemaat dalam jumlah besar.
secara sistematis sifat suatu objek, yaitu Candi Prambanan memiliki pembatas
relief Kresnayana, secara faktual. Data tadi antara halaman yang berisi candi utama
dianalisa dengan pendekatan Psikologi dengan candi-candi kecilnya. Candi Hindu
Analitis yang meninjau proses identifikasi, lain yang dibangun pada periode Candi
sifat personal para tokoh dan peranannya Prambanan anatara lain adalah candi
dalam alur cerita sesuai teori yang Sambisari, Banon, Barong dan Gebang.
dikembangkan Carl Jung serta teori tahapan Setelah abad ke-10, pembangunan
petualangan dari tokoh yang bersifat candi besar di Jawa Tengah mulai
universal menurut Joseph Campbel. berkurang, namun di Jawa Timur masih
Kemudian dianalisa sejauh mana relief terus berlanjut hingga abad ke-14. Di antara
cerita Kresnayana memiliki penokohan dan candi-candi tersebut misalnya adalah Candi
alur sesuai dengan teori Carl Jung tersebut. Kidal, Candi Singasari, Candi Panataran,
yang merupakan candi Hindu, sementara
Perkembangan Candi Jawa Tengah Candi Jago, merupakan candi Budha.
Candi adalah bangunan yang dikaitkan
dengan fungsi peribadatan, seperti untuk Relief Candi
tempat tinggal arca dewa serta simbolnya, Relief candi bila dibedakan berdasarkan
untuk menampung jemaat, dan untuk tujuan penyampaiannya menjadi relief
mengatur kegiatan ritual di dalam cerita dan non-cerita. Relief cerita bertujuan
lingkungan bangunan (Supratikno, menyampaikan pesan secara naratif, dan
2011:211). Candi ada yang memiliki bilik, relief non-cerita lebih menekankan
sebagai tempat penyimpanan arca dewa penyampaian pesan simbolik. Relief
ataupun simbol-simbolnya dan ada yang biasanya dibuat berdasarkan kitab tertentu,
tidak berbilik, baik yang memiliki arca yang dipakai sebagai referensi penyusunan
dewa ataupun yang tanpa arca. komposisi. Terdapat kaitan antara kitab
Menurut Supratikno (Supratikno, sastra dan relief candi yang bersumber pada
2011:212), candi yang berdiri sebelum 770 ajaran agama. Tapi cerita yang sama dapat
M di Jawa Tengah, terutama yang berbilik, saja memiliki penggambaran relief yang
kebanyakan berukuran kecil dan dibangun berbeda pada candi yang berbeda. Menurut
di dataran tinggi di bagian utara Jawa Supratikno (Supratikno, 2011:235) hal ini
Tengah, misalnya di Dieng dan Gedong disebabkan karena pemahatnya, meskipun
Sanga, ada juga di selatan Jawa Tengah, memiliki kitab acuan, tetap memiliki
seperti daerah Kedu, seperti Candi Gunung kebebasan hingga tingkat tertentu.
Wukir (732 M). Pada candi-candi tersebut Kemungkinan lainnya adalah, bahwa kitab
terdapat bilik untuk menempatkan arca atau acuan tersebut telah mengalami perubahan
lingga, lambang Dewa Siwa. Pada 770-850 sejak masa pembangunan candi hingga di
M muncul candi agama Budha yang masa kini. Relief non-cerita biasa
umumnya berukuran besar, seperti menampilkan dewa-dewa dan mahluk

Jurnal Titik Imaji | 91


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

penghuni kahyangan, di samping satwa dan Candi adalah manifestasi Gunung


tumbuhan yang dikenal dalam kehidupan Mahameru yang dianggap sebagai dunia
sehari-hari (Supratikno, 2011:228). Suatu kosmos kediaman para dewa. Begitu pula
kompleks candi bisa memiliki kedua jenis Prambanan yang secara simbolis terbagi
relief sekaligus, yang bersifat saling menjadi tiga bagian yang disebut Triloka.
melengkapi. Konsep Triloka, membagi struktur candi
Berdasarkan kesesuaian dengan menjadi tiga yaitu kaki, tubuh dan atap,
aturan yang berlaku menurut sumber India, perwakilan tiga dunia, yaitu dunia bawah
fungsi dari relief candi yaitu sebagai sarana (bhurloka), dunia tengah (bhuwarloka) dan
penggambaran kosmos besar, yaitu dunia atas (swarloka). Candi Prambanan,
penggambaran suasana dunia para dewa, berdasarkan reliefnya mewakili dunia atas,
sebagai sarana penggambaran pengalaman karena mewakili dunia para dewa
spiritual, yang memuat kisah perjalanan (swarloka) (Sedyawati dalam Supratikno,
spiritual untuk mencari kebenaran tertinggi, 2011:230).
misalnya seperti yang terdapat pada relief Kompleks Candi Prambanan
Candi Borobudur, sebagai sarana memiliki 224 candi perwara atau candi
penghormatan dewa, yang menampilkan kecil pengiring, yang mengelilingi halaman
kisah kepahlawanan dari para dewa atau utama tempat candi induk berada. Candi
mahluk setengah dewa, seperti misalnya Prambanan dibangun bermaterial batu
relief Ramayana dan Kresnayana pada andesit berwarna hitam keabuan. Pada
Candi Prambanan, yang dibuat dengan halaman utama ada candi induk wujud
cerita tentang kepahlawanan Rama dan manifestasi pemujaan terhadap Trimurti,
Kresna, serta sebagai sarana meditasi. yaitu tiga dewa Hindu Utama seperti
(Supratikno, 2011:232-233). Brahma, Wisnu dan Siwa. Candi Siwa
Relief biasanya berhubungan dengan adalah candi utama, karena paling tinggi
arca pada biliknya. Relief bertujuan dan terletak di tengah. Bedasarkan prasasti
mengarahkan perhatian jemaat kepada Ciwagraha yang diterbitkan Rakai Pikatan
dewa di dalam bilik. Ketika berkeliling pada 856 M, Dewa Siwa merupakan dewa
candi, mata jemaat diarahkan kepada relief- yang paling dipuja (Mudhiuddin, 2009:6).
relief tersebut sehingga ketika memasuki Di halaman utama juga ada candi Angsa,
bilik arca pikiran jemaat terpusat pada dewa Nandi dan Garuda yang terletak di hadapan
tersebut (Kramrich dalam Supratikno, Candi Brahma, Wisnu dan Siwa. Hewan-
2011:234). Ada pula candi yang tidak hewan itu merupakan kendaraan dari ketiga
sesuai antara relief dengan arca pada dewa tersebut. Selain itu ada candi-candi
biliknya, misalnya Relief Ramayana di kecil lainnya yang menglilingi candi-candi
Candi Prambanan yang memuja Dewa tadi. Di luar halaman utama terdapat candi
Wisnu tapi terukir pada Candi Siwa. lain yang mengelilingi (Lihat Gambar 1).

Relief Candi Prambanan


‘Candi’ berasal dari kata chandika
yang bermakna tempat suci sebagai sarana
peribadatan (Mudhiuddin, 2009:4). Tidak
semua candi Hindu merupakan sarana
Gambar 1. Candi Prambanan
peribadatan. Di Bali candi bentar
(Sumber: Galeriwisata.wordpress.com)
merupakan pintu gerbang memasuki
Relief Kresnayana
bangunan suci pura atau puri istana. Candi
Fokus penelitian ini adalah Relief
Prambanan, sebagai candi Hindu dan
Kresnayana Candi Prambanan, terutama
perabuan raja terbesar di Indonesia, sering
penggambaran para tokohnya dan alur
dikenal sebagai Candi Larajonggrang.
ceritanya. Relief Kresnayana tersebut
Candi yang diselesaikan tahun 956 M ini
terdapat pada dinding pagar Candi Wisnu,
didirikan Sajayawangsa pada pemerintahan
yaitu sebanyak 30 panel, yang dimulai dari
Rakai Pikatan.

Jurnal Titik Imaji | 92


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

pintu masuk ke kiri memutar searah jarum Kresna. Waktu itu Kamsa telah menawan
jam. Sesuai tujuan peyampaiannya Raja Ugrasena, ayahnya sendiri. Namun
Kresnayana adalah relief cerita, dan Wasudewa, ayah Kresna berhasil
menyampaikan pesan naratif. Pada Candi melindungi Dewaki yang hamil, setelah
Wisnu selain terdapat relief cerita mengungsikan Balarama, kakak Kresna.
Kresnayana, ada pula relief non cerita, yang Kresna dan kakaknya, Balarama, diasuh
menggambarkan dewa-dewa dan mahluk oleh orang tua angkat mereka, yaitu
kahyangan lainnya. Yasodha dan Nanda. Kamsa selalu
Relief Kresnayana, merupakan mengancam jiwanya melalui mahluk-
penghormatan terhadap tokoh Kresna, yang mahluk kirimannya, seperti Putana, Raksesi
dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu, yang cantik yang berhasil menipu Yasodha
harus melalui perjuangan panjang demi hingga diijinkan menyusui Kresna dengan
membebaskan orangtua dan ASI beracun. Untungnya bayi Kresna
memperjuangkan hidupnya dari ancaman malah berhasil membunuhnya.
pembunuhan secara terus menerus dari Pemuda Kresna banyak membasmi
lawan orangtuanya. raksasa pengacau lingkungan, seperti
Relief ini tergolong ukir dalam (bas- Pralamba, Arista, Danuka (yang menjelma
relief), yaitu berdimensi hingga mirip menjadi keledai), Agha (yang menjelma
patung yang menempel ke dinding. menjadi ular naga), Raja Naga Kalayana,
Pahatannya cenderung realistik, sesuai Raksasa Yawana, hingga akhirnya bertemu
dengan bentuk patung masa awal dengan Kamsa, dan berhasil
perkembangan agama Hindu di Nusantara membunuhnnya pada suatu pertandingan
yang masih mendapat pengaruh kuat dari gulat. Dengan itu ia dapat membebaskan
India. Hal ini berbeda dengan relief candi- orangtua kandung dan mengembalikan
candi Jawa Timur yang cenderung datar, kekuasaan Raja Ugrasena, paman dari
dan pahatannya disederhanakan. Perbedaan Dewaki. Dalam perjuangannya itu ia
ini dapat dilihat pada Gb 2. didukung Pendeta Mucukunda. Demikian
cerita pada relief yang selesai pada bagian
itu.

Tokoh Cerita Kresnayana


Tokoh dalam cerita Kresnayana relief
Gambar 2. Perbandingan Relief Candi Jawa
Tengah (kiri) dan Jawa Timur (kanan) Candi Wisnu memiliki gambaran visual
yang sesuai dengan relief cerita lainnya,
Cerita Kresnayana yaitu Ramayana yang terukir pada Candi
Cerita tentang Kresna dapat diambil Siwa dan Candi Brahma pada kompleks
dari berbagai sumber, seperti Mahabharata, Candi Prambanan. Tokoh bangsawan
Bhagawatapurana, Hariwangsa dan seperti raja, permaisuri, umumnya
Wisnupurana. Sesuai sifat candi yang mengenakan pakaian dan perhiasan
berasal dari masa awal perkembangan kebesaran secara lengkap seperti gelung
agama Hindu di Nusantara, relief ini masih bermahkota, subang yang menghiasi
banyak mengadaptasi gaya India, maka telinga, gelang bahu dan gelang tangan,
cerita Kresnayana juga belum banyak kalung leher yang bersusun-susun, tali kasta
mengalami modifikasi dari cerita aslinya atau yang disebut sebagai upavita dan
yang berasal dari India. dikenakan pada bahu kiri lalu turun ke
Relief Kresnayana menceritakan pinggang kanan, gelang kaki, ikat
Dewa Wisnu yang menitis dalam diri pinggang. Tokoh raja misalnya adalah Raja
Kresna, bangsawan kerajaan Mathura. Ugrasena dan permaisuri, Wasudewa,
Dewaki, ibunda Kresna, waktu hendak Dewaki, Raja Kalayana, serta Kresna dan
melahirkannya terancaman oleh Kamsa, Balarama saat sukses dalam pertempuran.
raksasa yang diramalkan akan dibunuh oleh Tokoh pendeta, seperti Pendeta
Mucukunda, misalnya digambarkan

Jurnal Titik Imaji | 93


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

berjanggut dan memiliki gelung rambut didampingi Balarama sejak masa kecil, saat
yang lebih sederhana. Sementara itu rakyat berkelahi dengan musuh serta saat mereka
biasa umumnya tidak mengenakan berhasil memenangkan pertempuran (lihat
perhiasan. Secara visual tokoh Raksasa Gb3).
tidak selalu digambarkan bertubuh besar,
namun berwajah lebih bulat dengan gigi
taring tajam, misalnya Yawana, Kamsa,
Tranawarta, Pralamba, Agha, Danuka, dan
Putana. Raksasa yang menjelma sebagai
hewan digambarkan berupa hewan tak
Gambar 3. Kresna dalam kandungan Dewaki,
berdaya dengan karakter raksasa di
ibunya dan Kresna sedang bermain bersama
dekatnya. Balarama.
Penokohan dalam cerita relief
Kresnayana sesuai dengan penjelasan
Arketipe dari Carl G. Jung dapat
kelompokkan sebagai Hero, Sidekick,
Shadow, Mentor dan Shapeshifter. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut. Gambar 4. Kresna disusui ASI beracun oleh
1. Hero Putana, Balarama bermain di dekatnya
Hero merupakan tokoh utama yang
memiliki misi keluar dari dunianya dan
mengorbankan diri untuk keselamatan
dunianya dengan menjawab tantangan,
menuntaskan tugasnya dan menjaga
keharmonisan dunia. Dalam Kresnayana
Gambar 5. Kresna dan Balarama membunuh
tokoh Kresna sesuai dengan gambaran
Pralamba yang menganiaya mereka. Kresna
tersebut. Ia dianggap titisan Dewa Wisnu, membunuh Raksasa Arista yang menjelma
putra dari Basudewa dan Dewaki menjadi lembu.
(keponakan Raja Ugrasena), yang beberapa
kali terlibat perlawanan sengit dengan
musuh pengacau dunia yang ingin
menguasai kerajaan asalnya. Kresna
berhasil membebaskan orang tua dan
rajanya dari musuh yang berniat buruk, dan Gambar 6. Kresna membunuh naga jelmaan
berhasil mengembalikan keseimbangan Raksasa Agha untuk melawan raja naga
alam yang diperjuangkan. Kalayana dan berhasil membunuh keledai,
Terdapat adegan menggambarkan jelmaan raksasa Danuka
Kresna beraksi melawan musuh dibantu
Balarama sebagai Sidekick.
2. Sidekick
Sidekick merupakan arketipe
pendamping setia Hero, yang biasanya
diposisikan lebih rendah dari Hero, tetapi
Gambar 7. Kresna membunuh tentara Kamsa
selalu tulus mendampinginya dan dan gajah jelmaan Kuwalayapita
membantunya dalam berbagai kesulitan.
Dalam Kresnayana, Kresna sejak masa
kecil selalu didampingi Balarama,
kakaknya, yang juga terancam dibunuh
Kamsa, musuh orangtua mereka. Hal ini
tampak pada penggambaran yang terukir
pada relief candi. Ada sekitar 19 dari 30 Gambar 8. Kresna menang lomba gulat di
panel cerita menampakkan adegan Kresna Istana Mathura, didampingi Balarama

Jurnal Titik Imaji | 94


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

yang berkasta Brahmana. Dalam agama


Hindu, kasta Brahmana berprofesi sebagai
pendeta atau pemuka agama yang
bijaksana, cenderung memiliki kesaktian
dan selalu memberikan tuntunan. Pendeta
Mucukunda walaupun sesuai gambaran
mentor tapi cenderung mendampingi Raja
Gambar 9. Kresna melawan raksasa Ugrasena dan Wasudewa, daripada
Tranawarta, didampingi Balarama mendampingi Kresna sebagai Hero.
Tampaknya Kresna, sebagai Hero,
tidak terlalu membutuhkan mentor,
mengingat sejak kanak-kanak ia telah
bertarung melawan para musuh yang
menghendaki kematiannya dan
Gambar 10. Kresna dan Balarama melawan keluarganya. Bahkan Kresna justru
dan mengalahkan Kamsa menyelamatkan Pendeta Mucukunda ketika
ia dikejar oleh raksasa Kalayana. Kresna
dan Balarama akhirnya berhasil
membinasakan Kalayana (Gb.14).
Ketidaksesuaian antara teori arketipe
Jung dengan cerita dalam relief Kresnayana
Gambar 11. Kresna melawan dan membunuh
Raja Yawana yang menawan Raja Ugrasena ini dapat kita bandingkan dengan cerita
sejenis, yaitu Ramayana, yang terdapat
pada relief Candi Wisnu dan Brahma pada
kompleks candi yang sama. Ramayana
memiliki tokoh utama, yang Hero yaitu
Rama, dengan Sidekick Laksamana, yang
berusaha menolong Shinta dari culikan
Rahwana. Untuk itu mereka harus berjuang
Gambar12. Kresna bertarung melawan Raja mengatasi berbagai ancaman dan bertemu
Naga Kalayana yang meracuni ikan Sungai dengan tokoh Pendeta Wismamitra, yang
Yamuna juga dapat dianggap sebagai tokoh Mentor.
Sesuai dengan penokohan Pendeta
Mucukunda dalam relief Kresnayana,
ternyata Pendeta Wismamitra juga tidak
berperan sebagai Mentor, tetapi malah
cenderung minta bantuan kepada Rama,
yang juga merupakan titisan Dewa Wisnu.
Gambar13. Kresna dan Balarama pada Hal ini menunjukkan bahwa dalam
penobatan kembali Ugrasena sebagai raja kedua cerita tersebut, tokoh Brahmana
Mathura. Penobatan ini juga dihadiri dalam cerita India lebih berperan sebagai
Wasudewa dan Dewaki penghubung antara manusia dengan para
dewa. Sementara itu, tokoh utama Hero
3. Mentor merupakan penjelmaan dari dewa Wisnu,
Mentor adalah tokoh pemberi yang cenderung memiliki kesaktian. Hal ini
motivasi, bimbingan, pelatihan dan sejalan dengan sifat Dewa Wisnu yang
panduan yang membantu Hero mencapai merupakan dewa pemelihara,
tujuannya. Mentor memiliki persamaan penyelenggara dan pelindung dunia yang
dengan arketipe Wise Old Man, tokoh tua digambarkan selalu dalam keadaan siap
bijaksana pemberi tuntunan. Dalam memberantas bahaya yang mengancam
Kresnayana tokoh Mentor dan Wise Old dunia (Moertjipto, 1991:59). Selanjutnya,
Man diperankan oleh Pendeta Mucukunda, dalam upaya mengatasi bahaya yang

Jurnal Titik Imaji | 95


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

menghancurkan dunia, Wisnu turun ke membunuhnya ketika masih bayi (Gbr.4),


dunia dalam bentuk penjelmaan (awatara) Raksasa Pralamba, Raksasa Arista yang
yang berjumlah sepuluh, yang dua di menjelma sebagai lembu (Gbr.5), Danuka
antaranya adalah Rama dan Kresna yang menjelma sebagai keledai, Rasksasa
(Moertjipto, 1991:61). Walaupun di antara Agha yang menjelma menjadi naga (Gbr.6),
tiga dewa utama agama Hindu (Trimurti), Kuwalayapita yang menjelma sebagai gajah
yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu, yang (Gbr. 7), Raksasa Tranawarta (Gbr.9), Raja
dianggap paling tinggi adalah Siwa, Naga Kalayana yang meracuni ikan-ikan di
beberapa kitab memuat pernyataan bahwa Sungai Yamuna (Gbr.12), serta Raksasa
Wisnu adalah dewa yang tertinggi, Yawana, yang berhasil menawan
misalnya Kitab Bharatayudha, Hariwangsa Wasudewa dan Raja Ugrasena (Gbr.11).
dan Bhomakaurya. Pada kitab
Bharatayudha dinyatakan bahwa Wisnu
mengambil bentuknya yang mahabesar
sebagai triwikrama dan dalam bentuk itu
dikatakan mengandung di dalam dirinya
seluruh dewa yang ada (Sedyawati,
2006:206). Oleh karena itu arketipe Hero Gambar 15. Kamsa yang berusaha membunuh
Kresna dapat digambarkan sebagai tokoh Dewaki yang sedang mengandung Krisna,
yang mampu mengatasi hambatan- tetapi berhasil dihalangi Wasudewa
hambatannya secara mandiri karena 5. Shapeshifter
merupakan perwakilan dari dewa Wisnu Shapeshifter merupakan tokoh yang
yang memiliki kesaktian. seringkali menipu Hero dengan
menyembunyikan maksud sebenarnya.
Arketipe ini dapat juga digolongkan dalam
arketipe Shadow, karena memiliki sisi gelap.
Begitu pula dalam Kresnayana. Pada cerita
Kresnayana arketipe shapeshifter dapat
Gambar14. Pendeta Mucukunda bersama Raja ditemukan pada Putana, raksesi yang
Ugrasena dan bersama Wasudewa dikejar menjelma menjadi wanita cantik dan
Raksasa Kalayana menipu orang tua angkat Kresna, yaitu
4. Shadow Nanda dan Yasoda, dengan menawarkan
Shadow cenderung memiliki sifat niat baiknya menyusui Kresna dan
negatif dan menjadi lawan dari arketipe Balarama yang masih kanak-kanak. Padahal
Hero sebagai tokoh utama. Pada cerita air susunya beracun (Gb 4).
Kresnayana relief Prambanan, tokoh Selain Putana, ada beberapa karakter
Shadow paling utama antara lain adalah raksasa jahat lain yang menjelma menjadi
Kamsa, kakak sepupu Dewaki, yang hewan-hewan, misalnya adalah: raksasa
menjebloskan ayahnya, yaitu Raja Arista yang menjelma sebagai lembu(Gb.5),
Ugrasena, ke penjara dan ingin membunuh Danuka dalam rupa keledai dan raksasa
Dewaki karena diramalkan kelak ia akan Agha yang dalam rupa naga (Gb.6) serta
dibunuh putra yang akan dilahirkannya, Kuwalayapita dalam rupa gajah (Gb.7).
yaitu Kresna dan saudara-saudara. Tetapi Sementara raksasa Pralamba menjelma
Basudewa, ayah Kresna, berhasil mencegah menjadi penggembala sapi (Gb.5).
Dewaki dibunuh, serta berhasil 6. Arketipe lain (Mother and Father)
mengungsikan Kresna dan Balarama Basudewa dan Dewaki adalah orangtua
kepada Nanda dan Yasoda agar tidak kandung Kresna. Mereka memiliki
dibunuh Kamsa. Hal ini ditunjukkan pada pasangan sahabat, yaitu Nanda dan Yasoda
Gbr.15. yang tinggal di tempat jauh. Ketika
Tokoh-tokoh jahat yang diutus oleh Balarama dan Kresna lahir, untuk
Kamsa untuk membunuh Kresna antara lain mencegah dibunuh oleh Kamsa, mereka
adalah Raksesi Putana berusaha dititipkan pada Nanda dan Yasoda, yang

Jurnal Titik Imaji | 96


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

dianggap sebagai orang tua angkat. Kedua


pasangan tersebut dapat digolongkan Hero Shadow
sebagai arketipe Father dan Mother. Kresna Kamsa
Mother yang bersifat mengasuh, merawat Sidekick Raksasa Tranawarta
dan melindungi. Dewaki tampak Balarama Raja naga Kalayana
Raja raksasa Yawana
melindungi kandungannya ketika akan Mentor
dibunuh oleh Kamsa. Wasudewa, dengan Pendeta
Shapeshifter
arketipe Father, yang cenderung kuat dan Mucukunda
Putana – raksesi
berkuasa, berinisiatif melindungi istri dan VS cantik
calon anaknya dari serangan Kamsa. Ia juga Mother Pralamba – gembala
Dewaki, sapi
mengirimkan Balarama dan Kresna agar Yasoda Arista – lembu
terhindar dari ancaman Kamsa agar diasuh Father Agha – naga
oleh Nanda dan Yasoda, yang juga memliki Wasudewa, Danuka – keledai
arketipe Father dan Mother (Gb.3,4,15). Nanda Kuwalayapita - gajah
Raja Ugrasena
Sementara itu Ugrasena adalah raja dari
Kerajaan Mathura, yang beristri dua. Raja
Bagan 3. Penokohan Kresnayana sesuai
Ugrasena memiliki putra bernama Kamsa,
Arketype Carl G. Jung
yang ingin merebut tahta dan
memenjarakan ayahnya. Raja Ugrasena, 5.7. Alur Cerita Kresnayana
yang memiliki putra yang cenderung bersisi Tokoh dalam cerita Kresnayana
gelap, juga merupakan arketipe Father, memiliki perjalanan dan petualangan yang
yang memiliki kekuasaan, serta memiliki bila disesuaikan dengan Twelve stages of
dua istri (Gb.17). Kresna membebaskannya The Pilgrimage dari Joseph Campbel yang
dari tawanan Kamsa dan Yawana hingga ia dapat dijelaskan berikut.
dapat kembali bertahta sebagai raja 1. The Ordinary World, tahap ketika
Mathura (Gb 18), yang merupakan relief Kresna mengalami situasi ancaman
terakhir Kresnayana. dalam lingkungannya, yaitu dari Kamsa
yang kejam. Kamsa telah menahan
ayahnya sendiri, yaitu Raja Ugrasena,
demi merebut tahtanya. Sejak dalam
kandungan, Kresna dan Balarama, telah
menjadi target pembunuhan Kamsa
Gambar 16. Pertemuan keluarga di Istana karena mereka diramalkan akan
Kerajaan Mathura membunuh Kamsa (Gbr.15). Orang tua
kandung Kresna dan Balarama, yaitu
Wasudewa dan Dewaki juga telah
ditahannya. Ordinary World adalah
tempat Kresna melalui masa kecil
bersama Balarama adiknya dan orang
Gambar 17. Raja Ugrasena dan 2 istrinya tua angkatnya, Yasoda dan Nanda
(Gb4).
2. The Call to Adventure, ketika Kresna
menghadapi panggilan mengatasi
situasi, yaitu ancaman Kamsa yang
kerap mengirimkan mahluk-mahluk
pengganggu, seperti raksesi Putana
Gambar 18. Raja Ugrasena sebagai Raja yang berusaha memberinya ASI
Mathura menjamu Wasudewa, Dewaki, beracun (Gb 4), raksasa Pralamba,
Kresna dan Balarama raksasa Arista yang menjelma sebagai
Sesuai pendekatan teori arketype Carl G. lembu (Gb 5), raksasa Agha dalam rupa
Jung penokohan dalam relief Kresnayana naga dan raksasa Danuka yang
dapat dijabarkan berikut.

Jurnal Titik Imaji | 97


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

menjelma sebagai keledai (Gb 6), meninggalkan dunia sementaranya


raksasa Kuwalayapita yang menjelma guna menghadapi tantangan di dunia
sebagai gajah (Gb 7). Selama ini ia yang sebenarnya dan belum ia kenal.
mendapat Sidekick yaitu Balarama, Dalam hal ini ia memenuhi tantangan
kakaknya. dalam pertandingan gulat di Mathura
3. Refusal of The Call, pada cerita ini yang diadakan Kamsa untuk
Kresna tidak tampak menolak menjebaknya (Gbr.8).
panggilan misinya untuk menghadapi 6. Tests, Allies and Enemies, Kresna
berbagai tantangan dan bahaya yang ditempa berbagai ujian di dunia yang
mengancam. Tampak bahwa aksi harus diarungi guna menyelesaikan
perlawanan terhadap musuh telah misinya. Ia berhasil memenangkan
dilakukannya sejak kanak-kanak tanpa pertandingan gulat di Mathura, yang
keraguan ataupun penolakan. Hal ini merupakan ujian di dunia yang harus
disebabkan oleh sifat Kresna sebagai diseberanginya. Pada saat ini ia masih
awatara dari Dewa Wisnu yang didampingi Balarama (Gbr.8).
memiliki kesaktian dan sifat kedewaan 7. Approach, Kresna yang didampingi
yang membuatnya menjadi berani dan Sidekick, yaitu Balarama, masih harus
mandiri dalam mengatasi gangguan- menghadapi tantangan berat di tempat
gangguan. Keberanian Kresna tampak petualangannya, yaitu ancaman raksasa
sejak ia bayi dan disusui dengan ASI Tranawarta, yang akhirnya berhasil
beracun oleh raksesi Putana, tapi ia dibunuhnya (Gb 9).
justru berhasil dibunuh bayi Kresna 8. The Ordeal, Kresna menemui ketakutan
(Gb 4). terbesarnya dan harus berkonfrontasi
4. Meeting with The Mentor, Kresna dengan situasi hidup dan mati, dalam
bertemu dengan pendeta Mucukunda, menghadapi musuh berat, yaitu Kamsa,
dengan arketipe Mentor ataupun Wise yang selama ini selalu mengancam
Old Man. yang seharusnya memberikan hidupnya dan keluarganya (Gb.10)
semacam panduan ataupun pelatihan 9. The Reward, Kresna berhasil
ataupun peralatan untuk menghadapi mengatasi situasi hidup dan mati dan
bahaya yang akan dialaminya selama sukses membunuh Kamsa (Gb.10).
bertugas, namun dalam cerita ini Penduduk Mathura menyambut baik
kurang tampak peran pendeta kemenangan Kresna. Demikian pula
Mucukunda sebagai pendukung Kresna. dengan Raja Ugrasena dan ayah
Bahkan pendeta Mucukunda belum mereka, Wasudewa, serta orang tua
muncul pada alur cerita ini. Dukungan angkat mereka, Nanda dan Yasoda.
pendeta Mucukunda malah diberikan 10. The Road Back, Kresna hampir
kepada Raja Ugrasena dan Wasudewa. melengkapi petualangannya dan
Sebaliknya Kresna justru membantu meninggalkan dunia tak dikenal tadi
Pendeta Mucukunda yang dikejar oleh untuk kembali ke dunianya. Dalam
Yawana (Gbr. 14). Ia berhasil tahap ini ia masih menghadapi ancaman
menyelamatkan mereka dan membunuh dari raksasa Yawana yang menahan
Yawana (Gbr.11). Raja Ugrasena Gbr.11). Dalam
Sesuai pembahasan sebelumnya, karena perjalanan untuk membebaskan Raja
sifat Kresna yang memiliki kekuatan Ugrasena, ia dan Balarama harus
kedewaan sebagai titisan dewa Wisnu, melawan raja naga Kalayana, yang
dan karena peran pendeta brahmana meracuni ikan Sungai Yamuna
adalah sebagai penghubung antara danmengganggu keseimbangan alam
manusia dengan dewa, maka Wisnu (Gbr. 12). Kalayana juga mengancam
cenderung kurang membutuhkan Wasudewa dan Pendeta Mucukunda
bantuan dari arketipe Mentor. (Gbr.14). Raja Ugrasena berhasil
5. Crossing The Threshold, Kresna dibebaskan dan dinobatkan kembali
mengambil keputusan untuk sebagai raja Mathura (Gbr. 20).

Jurnal Titik Imaji | 98


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

11. The Resurrection, Kresna masih dihormatinya. Sementara itu perhatiannya


menghadapi ujian pada perbatasan pada lingkungan tampak pada saat melawan
menuju tempat tinggalnya. Ia harus naga Kalayana yang meracuni ikan-ikan di
melakukan pengorbanan terakhir, dan Sungai Yamuna sehingga mengganggu
menghadapi momen kematian dan keseimbangan alam dan meresahkan
kehidupan kembali pada level yang masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
lebih tinggi. Pada tahap ini konflik
yang dihadapi pada awal mula akhirnya
terselesaikan. Kali ini ia dan Balarama
harus melawan dan membunuh raksasa
Yawana yang selalu mengancam (Gbr.
11)
12. Return with The Elixir, Kresna kembali
ke dunia asalnya, yaitu Kerajaan
Mathura, tempat orangtua dan
pamannya berkuasa. (Gbr.16,18). Bagan 4. Alur Kresnayana sesuai 12 Steps of
Kresna diangkat sebagai pangeran Pilgrimage Joseph Campbel
Mathura dan mengalami perubahan
menjadi pribadi yang lebih dewasa dan SIMPULAN
bijaksana (sesuai dengan berbagai Berdasarkan pendekatan teori
cerita selanjutnya dalam Barathayuda). psikologi analitis Carl G. Jung, terutama
Alur cerita Kresnayana sesuai ‘12 Stages dari segi arketipe karakter, cerita
of The Pilgrimage’ dari Joseph Campbel Kresnayana dalam relief candi Prambanan
dapat dijelaskan melalui Bagan 4 di atas. memiliki beberapa arketipe, seperti : Hero,
Tampak tahap yang tidak muncul yaitu yang diperankan oleh Kresna sebagai tokoh
‘Refusal to The Call’ dan ‘Meeting with The utama dan berhasil mengatasi ancaman-
Mentor’ yang sekalipun terjadi namun tidak ancaman terhadap dirinya dan keluaganya.
sesuai dengan kondisi dari ’12 Stages of Sidekick, yang diperankan oleh Balarama,
The Pilgrimage’. Tampak pula beberapa yang dengan setia terus mendampingi dan
klimaks pertempuran yang membuat cerita membantu Kresna.
ini terbangun secara menarik. Klimaks- Kresna dan Balarama memiliki lawan
klimaks terbangun setiap saat Kresna yang berarketipe Shadow dan di antara itu
mengalami serangan dan ancaman dalam terdapat arketipe Shapeshifter. Mereka
hidupnya, serta saat ia dan Balarama adalah tokoh-tokoh yang memiliki sisi
bertempur melawan musuh-musuhnya. gelap, dan kebanyakan tampil sebagai
Penurunan klimaks terjadi ketika Kresna raksasa, yang memiliki rupa menakutkan
berhasil memenangkan pertempuran dan dan menyeramkan, cenderung memiliki
merayakan kemenangannya bersama orang- sifat buruk, seperti meracuni anak-anak,
orang terdekatnya. Tegangan yang paling ikan di sungai, dan mengganggu
besar, sesuai dengan besarnya tantangan keseimbangan alam dengan sifat rakus
adalah ketika mengalahkan dan membunuh mereka. Namun beberapa di antaranya
Kamsa dan berikutnya ketika harus menyembunyikan rupa dan kejahatan
berhadapan dan membunuh Raja Raksasa mereka dalam rupa yang lebih dapat
Yawana. diterima manusia, misalnya adalah raksesi
Dalam penceritaan Kresnayana dapat Putana yang menjadi wanita cantik, atau
ditemukan beberapa pesan yang menarik yang menjelma sebagai hewan-hewan.
selain tentang keberanian dan kegigihan Sementara musuh Kresna yang utama
Kresna dalam membela kebenaran, yaitu adalah Kamsa yang sejak awal tega
juga perhatiannya terhadap lingkungan dan memenjarakan ayahnya sendiri demi
keluarga. Perjuangannya untuk merebut tahta Mathura dan selalu
membebaskan orang tua dan Raja Ugrasena mengancam hidup Kresna dan Balarama.
merupakan pengorbanan demi orang yang

Jurnal Titik Imaji | 99


Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749

Arketipe Mentor atau yang juga merawat, mengasuh dan melindungi, maka
sering digolongkan sebagai Wise Old Man arketipe Father cenderung berkuasa dan
diperankan oleh Pendeta Mucukunda. memiliki kekuatan. Raja Ugrasena juga
Namun demikian peran pendeta itu sebagai termasuk dalam arketipe Father. Walaupun
pembimbing kurang dapat dirasakan pada arketipe Father dalam cerita ini memiliki
cerita ini, karena Kresna cenderung sangat kekusasaan dan kekuatan yang terbatas,
mandiri sejak awal masih kanak-kanak. Hal karena harus berbenturan dengan kegelapan
ini dapat dibandingkan dengan Rama, yang Kamsa yang sulit diatasi.
juga merupakan avatar Wisnu, dan juga Sementara itu dalam alur penceritaan,
memiliki sifat sakti sebagai dewa tahap Refusal to The Call dan Meeting with
pemelihara, pelindung dan penyelenggara the Mentor tampaknya kurang dialami oleh
dunia yang selalu siap memberantas Kresna sebagai Hero. Hal ini disebabkan
marabahaya yang mengancam keselamatan karena Kresna tidak mengalami keraguan
dunia. Sementara pendeta Brahmana lebih dalam panggilan misinya dan juga tidak
berperan sebagai penghubung antara terlalu membutuhkan Mentor sebagai avatar
manusia dan dewa. Orang tua kandung dan dari Dewa Wisnu yang memiliki sifat sakti
orang tua angkat Kresna dapat digolongkan dewa, sehingga dalam hal ini sifat
sebagai arketipe Father dan Mother. manusiawinya tidak ditampakkan.
Apabila karakter Mother cenderung
Mudhiuddin, Andi M. 2009, Borobudur,
Prambanan dan Candi Lainnya,
DAFTAR PUSTAKA Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Bryant, Edwin F. 2003, Krishna: The Poesponegoro, Marwati D., Notosusanto,
Beautiful Legend of God, Penguin Nugroho. 2008. Sejarah Nasional :
Books, London Zaman Kuno, Balai Pustaka, Jakarta
De Coster, Philippe L. 2010, The Collective Rahardjo, Supratikno. 2014, Peradaban
Unconscious and Its Archetypes, Jawa: dari Mataram Kuno sampai
Satsang Press, Belgium Majapahit Akhir, Komunitas Bambu,
Degroot, Veronique. 2013, Magical Depok
Prambanan, PT. Taman Wisata Raffles, Thomas Stamford. 2008. The
Candi Borobudur, Prambanan dan History of Java, Narasi, Yogyakarta
Ratu Boko, Yogyakarta. Sachari, Agus 2005, Metodologi Penelitian
Harbunangin, Buntje. 2016, Art & Jung: Budaya Rupa : desain, arsitektur,
Seni dalam Sorotan Psikologi seni rupa dan kriya, Erlangga, Jakarta.
Analitis Jung , Antara Publishing, Soekmono. R. 1973. Pengantar Sejarah
Jakarta. Kebudayaan Indonesia 2, Kanisius,
Hermanu. 2012, Relief Ramayana Candi Yogyakarta
Prambanan, 1926-2012, Bentara Sedyawati, Edi 2007, Budaya Indonesia:
Budaya Yogyakarta, Yogyakarta Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,
Noerhadi, Inda Citraninda 2012, Busana Rajawali Pers, Jakarta.
Jawa Kuna, Komunitas Bambu,
Depok. Sumber lain:
Miksic, John (ed). 2009, Indonesian Sari, Ika Septiana . Dark Hero dalam film
Heritage: Sejarah Awal ,Grolier Ghost Rider sebagai Manifestasi
International, Singapore. Dekonstruksi Citra Arketipe
Moertjipto; Prasetyo, Bambang. 1991, Pahlawan
Mengenal Candi Ҫiwa Prambanan, (http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/
Kanisius, Yogyakarta detail.jsp?id=20237771&lokasi=lokal
)

Jurnal Titik Imaji | 100

Anda mungkin juga menyukai