Henny Hidajat1*
1Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia, Jakarta
Diterima: 2 Desember 2019/ Disetujui: 21 Desember 2019
ABSTRACT
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9 pada pemerintahan
Raja Raka I Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Prambanan merupakan suatu kompleks candi yang terdiri dari
224 buah candi, di antaranya terdapat kumpulan candi Trimurti,yaitu Candi Siwa, yang terbesar, serta
Candi Brahma dan Candi Wisnu. Pada dinding pagar dalam Candi Wisnu terdapat relief Kresnayana.
Kisah Kresnayana yang disajikan melalui relief pada kedua candi tersebut dapat dikatakan
merupakan suatu narasi visual yang dapat dijabarkan baik dari segi plot, penokohan, latar tempat
maupun latar waktu serta pesan filosofis. Adapun kajian ini akan difokuskan pada tinjauan berdasarkan
penokohan yang berperan dalam alur ceritanya. Para tokoh dalam cerita Kresnayana antara lain Kresna,
Raja Ugrasena, Dewaki, Kamsa, Wasudewa, Kresna, Balarama,Yasodha, Nanda, Putana, Pralamba,
Arista, Agha, Kalayamana, Danuka, Kuwalayapita, Tranawarta, Yawana, Maghada,Mucukunda memiliki
peran sesuai jalan cerita yang mengisahkan kehidupan Kresna sebagai titisan Dewa Wisnu.
Melalui pendekatan studi Psikologi Analitis Carl G. Jung dan studi ‘The Adventure of The Hero’
dari Joseph Campbel, yang membagi tipe-tipe kepribadian dan tahapan dari perjalanan seorang
pahlawan, kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pelestarian tradisi penuturan visual
melalui relief candi, khususnya dengan menghasilkan suatu dasar pemikiran maupun referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya ataupun bagi penciptaan tokoh dan cerita berbasis inspirasi tradisi
yang dewasa ini semakin banyak dieksplorasi, baik untuk pengembangan komik, ilustrasi, film, game
maupun aplikasi-aplikasi lainnya dalam perkembangan industri kreatif, terutama di Indonesia.
ABSTRAK
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9 pada pemerintahan
Raja Raka I Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Prambanan merupakan suatu kompleks candi yang terdiri dari
224 buah candi, di antaranya terdapat kumpulan candi Trimurti,yaitu Candi Siwa, yang terbesar, serta
Candi Brahma dan Candi Wisnu. Pada dinding pagar dalam Candi Wisnu terdapat relief Kresnayana.
Kisah Kresnayana yang disajikan melalui relief pada kedua candi tersebut dapat dikatakan
merupakan suatu narasi visual yang dapat dijabarkan baik dari segi plot, penokohan, latar tempat maupun
latar waktu serta pesan filosofis. Adapun kajian ini akan difokuskan pada tinjauan berdasarkan penokohan
yang berperan dalam alur ceritanya. Para tokoh dalam cerita Kresnayana antara lain Kresna, Raja
Ugrasena, Dewaki, Kamsa, Wasudewa, Kresna, Balarama,Yasodha, Nanda, Putana, Pralamba, Arista,
Agha, Kalayamana, Danuka, Kuwalayapita, Tranawarta, Yawana, Maghada,Mucukunda memiliki peran
sesuai jalan cerita yang mengisahkan kehidupan Kresna sebagai titisan Dewa Wisnu.
Melalui pendekatan studi Psikologi Analitis Carl G. Jung dan studi ‘The Adventure of The Hero’
dari Joseph Campbel, yang membagi tipe-tipe kepribadian dan tahapan dari perjalanan seorang pahlawan,
kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pelestarian tradisi penuturan visual melalui relief
candi, khususnya dengan menghasilkan suatu dasar pemikiran maupun referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya ataupun bagi penciptaan tokoh dan cerita berbasis inspirasi tradisi yang dewasa ini semakin
banyak dieksplorasi, baik untuk pengembangan komik, ilustrasi, film, game maupun aplikasi-aplikasi
lainnya dalam perkembangan industri kreatif, terutama di Indonesia.
____________________________
*email: hhidajat@bundamulia.ac.id
Jurnal Titik Imaji | 87
Versi online: JURNAL TITIK IMAJI
http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 2: 87-100, Oktober 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940
e-ISSN: 2621-2749
membentuk semacam pola asal dan berjenis Hero. Sebagai pribadi yang
membentuk ketidaksadarann kolektif. berpetualang dan menerima suatu tantangan
Arketipe-arketipe muncul dalam berbagai besar, Hero cenderung mewakili kelompok,
mitologi dan legenda dari berbagai suku ataupun peradaban tertentu.
kebudayaan di dunia. Penelitian ini dijelaskannya dalam bukunya
Tujuh arketipe utama bersumber dari yang berjudul ‘Hero with Thousand Faces’.
Collective Unconscious Jung dijelaskan Ia membagi perjalanan Hero dalam
oleh Philippe L. De Coster sebagai Seven beberapa tahap seperti dijelaskannya dalam
Main Archetypes (De Coster, 2010: 10), ‘The Adventure of The Hero’, yang dapat
sebagai berikut: dirangkum juga sebagai ‘Twelve Stages of
1. Hero, biasanya merupakan tokoh utama Pilgrimage’ (De Coster, 2010: 11-12),
yang berani menantang bahaya, siap berikut ini :
berkorban bagi orang lain, dan hal 1. The Ordinary World, tahap ketika
positif lainnya. Misi utama Hero adalah Hero mengalami situasi yang tidak
keluar dari dunianya untuk membela menyenangkan di dunianya.
kebenaran, menuntaskan tugasnya dan 2. The Call to Adventure, tahap Hero
meraih keseimbangan dunianya tersebut. menghadapi panggilan untuk
Dalam perjuangan mengatasi bahaya dan mengatasi situasi.
kesulitan, Hero didampingi oleh 3. Refusal of The Call, tahap Hero
Sidekick, yang posisinya lebih rendah. mengalami berbagai keraguan dalam
2. Mentor, tokoh yang bersifat melatih, menghadapi bahaya.
membimbing, memberi motivasi dan 4. Meeting with The Mentor, tahap Hero
panduan Hero meraih tujuannya. bertemu tokoh Mentor yang memberi
3. Threshold Guardian, penjaga ‘Dunia panduan, pelatihan dan peralatan guna
Khusus’. Ia menguji Hero untuk menghadapi bahaya yang akan ditemui
membuktikan komitennya. dalam tugas.
4. Herald, tokoh pemberi tantangan dan 5. Crossing The Threshold, tahap Hero
pengumuman terjadinya perubahan. Ia memutuskan meninggalkan dunianya
muncul tiba-tiba dan biasanya pada awal menghadapi tantangan di dunia yang
perjalanan Hero untuk menandai tahap belum dikenal.
Call to Adventure. 6. Tests, Allies and Enemies, tahap Hero
5. Shapeshifter. tokoh yang menipu Hero diuji dalam perjalanan menyelesaikan
dan menyembunyikan niatnya. misinya.
6. Shadow. Tokoh yang berniat jahat dan 7. Approach, tahap Hero bertemu dengan
menebarkan ketakutan. Shadow Sidekick, yang membantunya dalam
memiliki sisi gelap, seperti kebencian, iri, menghadapi tantangan selama
kemarahan dan sifat negatif lain. petualangannya.
Shadow merupakan tokoh antagonis 8. The Ordeal, tahap Hero merasakan
lawan Hero sebagai tokoh protagonis. ketakutan terbesarnya berhadapan
7. Trickster. Penipu dan pengacau dunia dengan situasi hidup atau mati.
yang memanfaatkan situasi kacau itu. 9. The Reward, tahap Hero berhasil
Masih banyak contoh arketipe lain yang mengatasi situasi berat itu dan beroleh
dijelaskan oleh Jung, misalnya Mother, penghargaan. Situasi belum terlalu
Father, Animus dan Anima, Lover, aman karena masih ada kemungkinan
Explorer, Creator, dan lain-lain terjadinya ancaman.
Teori Psikologi Analitis Jung tersebut 10. The Road Back, tahap Hero hampir
dilanjutkan seorang peneliti lainnya yaitu melengkapi petualangannya untuk
Joseph Campbell, yang meneliti bahwa ada kembali ke dunianya sendiri.
suatu pola narasi yang muncul pada drama, 11. The Resurrection, tahap Hero bertemu
cerita, mitologi, religius dan perkembangan dengan ujian waktu sudah hampir
psikologi yang dapat digambarkan sebagai sampai dunianya. Ia harus memberi
tipikal pengalaman dari arketipe yang pengorbanan terakhir, dan menghadapi
pintu masuk ke kiri memutar searah jarum Kresna. Waktu itu Kamsa telah menawan
jam. Sesuai tujuan peyampaiannya Raja Ugrasena, ayahnya sendiri. Namun
Kresnayana adalah relief cerita, dan Wasudewa, ayah Kresna berhasil
menyampaikan pesan naratif. Pada Candi melindungi Dewaki yang hamil, setelah
Wisnu selain terdapat relief cerita mengungsikan Balarama, kakak Kresna.
Kresnayana, ada pula relief non cerita, yang Kresna dan kakaknya, Balarama, diasuh
menggambarkan dewa-dewa dan mahluk oleh orang tua angkat mereka, yaitu
kahyangan lainnya. Yasodha dan Nanda. Kamsa selalu
Relief Kresnayana, merupakan mengancam jiwanya melalui mahluk-
penghormatan terhadap tokoh Kresna, yang mahluk kirimannya, seperti Putana, Raksesi
dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu, yang cantik yang berhasil menipu Yasodha
harus melalui perjuangan panjang demi hingga diijinkan menyusui Kresna dengan
membebaskan orangtua dan ASI beracun. Untungnya bayi Kresna
memperjuangkan hidupnya dari ancaman malah berhasil membunuhnya.
pembunuhan secara terus menerus dari Pemuda Kresna banyak membasmi
lawan orangtuanya. raksasa pengacau lingkungan, seperti
Relief ini tergolong ukir dalam (bas- Pralamba, Arista, Danuka (yang menjelma
relief), yaitu berdimensi hingga mirip menjadi keledai), Agha (yang menjelma
patung yang menempel ke dinding. menjadi ular naga), Raja Naga Kalayana,
Pahatannya cenderung realistik, sesuai Raksasa Yawana, hingga akhirnya bertemu
dengan bentuk patung masa awal dengan Kamsa, dan berhasil
perkembangan agama Hindu di Nusantara membunuhnnya pada suatu pertandingan
yang masih mendapat pengaruh kuat dari gulat. Dengan itu ia dapat membebaskan
India. Hal ini berbeda dengan relief candi- orangtua kandung dan mengembalikan
candi Jawa Timur yang cenderung datar, kekuasaan Raja Ugrasena, paman dari
dan pahatannya disederhanakan. Perbedaan Dewaki. Dalam perjuangannya itu ia
ini dapat dilihat pada Gb 2. didukung Pendeta Mucukunda. Demikian
cerita pada relief yang selesai pada bagian
itu.
berjanggut dan memiliki gelung rambut didampingi Balarama sejak masa kecil, saat
yang lebih sederhana. Sementara itu rakyat berkelahi dengan musuh serta saat mereka
biasa umumnya tidak mengenakan berhasil memenangkan pertempuran (lihat
perhiasan. Secara visual tokoh Raksasa Gb3).
tidak selalu digambarkan bertubuh besar,
namun berwajah lebih bulat dengan gigi
taring tajam, misalnya Yawana, Kamsa,
Tranawarta, Pralamba, Agha, Danuka, dan
Putana. Raksasa yang menjelma sebagai
hewan digambarkan berupa hewan tak
Gambar 3. Kresna dalam kandungan Dewaki,
berdaya dengan karakter raksasa di
ibunya dan Kresna sedang bermain bersama
dekatnya. Balarama.
Penokohan dalam cerita relief
Kresnayana sesuai dengan penjelasan
Arketipe dari Carl G. Jung dapat
kelompokkan sebagai Hero, Sidekick,
Shadow, Mentor dan Shapeshifter. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut. Gambar 4. Kresna disusui ASI beracun oleh
1. Hero Putana, Balarama bermain di dekatnya
Hero merupakan tokoh utama yang
memiliki misi keluar dari dunianya dan
mengorbankan diri untuk keselamatan
dunianya dengan menjawab tantangan,
menuntaskan tugasnya dan menjaga
keharmonisan dunia. Dalam Kresnayana
Gambar 5. Kresna dan Balarama membunuh
tokoh Kresna sesuai dengan gambaran
Pralamba yang menganiaya mereka. Kresna
tersebut. Ia dianggap titisan Dewa Wisnu, membunuh Raksasa Arista yang menjelma
putra dari Basudewa dan Dewaki menjadi lembu.
(keponakan Raja Ugrasena), yang beberapa
kali terlibat perlawanan sengit dengan
musuh pengacau dunia yang ingin
menguasai kerajaan asalnya. Kresna
berhasil membebaskan orang tua dan
rajanya dari musuh yang berniat buruk, dan Gambar 6. Kresna membunuh naga jelmaan
berhasil mengembalikan keseimbangan Raksasa Agha untuk melawan raja naga
alam yang diperjuangkan. Kalayana dan berhasil membunuh keledai,
Terdapat adegan menggambarkan jelmaan raksasa Danuka
Kresna beraksi melawan musuh dibantu
Balarama sebagai Sidekick.
2. Sidekick
Sidekick merupakan arketipe
pendamping setia Hero, yang biasanya
diposisikan lebih rendah dari Hero, tetapi
Gambar 7. Kresna membunuh tentara Kamsa
selalu tulus mendampinginya dan dan gajah jelmaan Kuwalayapita
membantunya dalam berbagai kesulitan.
Dalam Kresnayana, Kresna sejak masa
kecil selalu didampingi Balarama,
kakaknya, yang juga terancam dibunuh
Kamsa, musuh orangtua mereka. Hal ini
tampak pada penggambaran yang terukir
pada relief candi. Ada sekitar 19 dari 30 Gambar 8. Kresna menang lomba gulat di
panel cerita menampakkan adegan Kresna Istana Mathura, didampingi Balarama
Arketipe Mentor atau yang juga merawat, mengasuh dan melindungi, maka
sering digolongkan sebagai Wise Old Man arketipe Father cenderung berkuasa dan
diperankan oleh Pendeta Mucukunda. memiliki kekuatan. Raja Ugrasena juga
Namun demikian peran pendeta itu sebagai termasuk dalam arketipe Father. Walaupun
pembimbing kurang dapat dirasakan pada arketipe Father dalam cerita ini memiliki
cerita ini, karena Kresna cenderung sangat kekusasaan dan kekuatan yang terbatas,
mandiri sejak awal masih kanak-kanak. Hal karena harus berbenturan dengan kegelapan
ini dapat dibandingkan dengan Rama, yang Kamsa yang sulit diatasi.
juga merupakan avatar Wisnu, dan juga Sementara itu dalam alur penceritaan,
memiliki sifat sakti sebagai dewa tahap Refusal to The Call dan Meeting with
pemelihara, pelindung dan penyelenggara the Mentor tampaknya kurang dialami oleh
dunia yang selalu siap memberantas Kresna sebagai Hero. Hal ini disebabkan
marabahaya yang mengancam keselamatan karena Kresna tidak mengalami keraguan
dunia. Sementara pendeta Brahmana lebih dalam panggilan misinya dan juga tidak
berperan sebagai penghubung antara terlalu membutuhkan Mentor sebagai avatar
manusia dan dewa. Orang tua kandung dan dari Dewa Wisnu yang memiliki sifat sakti
orang tua angkat Kresna dapat digolongkan dewa, sehingga dalam hal ini sifat
sebagai arketipe Father dan Mother. manusiawinya tidak ditampakkan.
Apabila karakter Mother cenderung
Mudhiuddin, Andi M. 2009, Borobudur,
Prambanan dan Candi Lainnya,
DAFTAR PUSTAKA Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Bryant, Edwin F. 2003, Krishna: The Poesponegoro, Marwati D., Notosusanto,
Beautiful Legend of God, Penguin Nugroho. 2008. Sejarah Nasional :
Books, London Zaman Kuno, Balai Pustaka, Jakarta
De Coster, Philippe L. 2010, The Collective Rahardjo, Supratikno. 2014, Peradaban
Unconscious and Its Archetypes, Jawa: dari Mataram Kuno sampai
Satsang Press, Belgium Majapahit Akhir, Komunitas Bambu,
Degroot, Veronique. 2013, Magical Depok
Prambanan, PT. Taman Wisata Raffles, Thomas Stamford. 2008. The
Candi Borobudur, Prambanan dan History of Java, Narasi, Yogyakarta
Ratu Boko, Yogyakarta. Sachari, Agus 2005, Metodologi Penelitian
Harbunangin, Buntje. 2016, Art & Jung: Budaya Rupa : desain, arsitektur,
Seni dalam Sorotan Psikologi seni rupa dan kriya, Erlangga, Jakarta.
Analitis Jung , Antara Publishing, Soekmono. R. 1973. Pengantar Sejarah
Jakarta. Kebudayaan Indonesia 2, Kanisius,
Hermanu. 2012, Relief Ramayana Candi Yogyakarta
Prambanan, 1926-2012, Bentara Sedyawati, Edi 2007, Budaya Indonesia:
Budaya Yogyakarta, Yogyakarta Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,
Noerhadi, Inda Citraninda 2012, Busana Rajawali Pers, Jakarta.
Jawa Kuna, Komunitas Bambu,
Depok. Sumber lain:
Miksic, John (ed). 2009, Indonesian Sari, Ika Septiana . Dark Hero dalam film
Heritage: Sejarah Awal ,Grolier Ghost Rider sebagai Manifestasi
International, Singapore. Dekonstruksi Citra Arketipe
Moertjipto; Prasetyo, Bambang. 1991, Pahlawan
Mengenal Candi Ҫiwa Prambanan, (http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/
Kanisius, Yogyakarta detail.jsp?id=20237771&lokasi=lokal
)