REVIEW BUKU
Cetakan Cetakan 2
ISBN 978-602-53728-8-9
Harga Rp31.920
Seseorang sejak lahir yang berada dalam kemewahan (tak pernah menderita dan
merasakan hidup), berarti kehidupannya tidak lengkap, meskipun selama ini Anda
menganggap kesulitan dan penderitaan itu tidak enak. Akan tetapi hal itu merupakan pelengkap
kehidupan, kesulitan dan penderitaan merupakan kontrol kehidupan. Tanpa derita, orang
pernah merasa lapar? Di samping itu, ketika merasakan kesulitan hidup kemudian menemukan
kebahagiaan, maka kita dapat menikmatinya. Kita akan menjadi orang yang suka bersyukur
Penderitaan dan kesulitan hidup tidak harus diratapi, tetapi hendaklah belajar
merasakan penderitaan berarti hidup belum lengkap. Makin sering kita menderita, atau makin
berat tingkat kesulitan, makin berarti hidup kita. Anda mampu mengendalikan jiwa resah
manakala memikirkan kesulitan hidup, yang penting adalah harus bersikap tenang
menghadapinya.
Bagaimana ketika pikiran kita kelut, berdoalah, percaya Allah itu ada. Jadikanlah Allah
sebagai sandaran hidup, bukan yang lain. Apabila menghadapi kesulitan, sementara kita tidak
mampu mencari jalan keluar, berlarilah pada Allah SWT. Kepada-Nya kita berharap semua
Sekarang cobalah bertanya pada diri sendiri, banyak mengeluh atau banyak berdoa
setiap hari? Dalam 24 jam, berapa banyaknya doa kita panjatkan kepada-Nya? Atau tidak sama
sekali sehingga banyak mengeluh dan menyalahkan Allah SWT? Kelemahan kita adalah
enggan berdoa bahkan ada di antara kita sama sekali tidak mengucapkan doa dalam kurun
waktu satu tahun. Padahal sebenarnya kita butuh Dia, butuh Allah.
Jalan terakhir yang kita tempuh jika tidak menemukan cara pemecahan masalah adalah
lari pada Allah SWT. Artinya kita berdoa agar Dia memberi pertolongan, sempatkanlah berdoa
sekali sehari, memohon apa yang Anda pinta kepada-Nya, maka pikiran menjadi cerah,
kecerahan Illahi akan menyinari jiwa Anda, lebih-lebih Anda sering melakukan salat sunah
Paradigma umum manusia adalah tatkala diberi kesulitan hidup, pastilah menganggap
Allah sedang menyiksanya. Padahal, sesuai bimbingan Rasulullah, kesulitan hidup adalah
bentuk kasih sayang Allah kepada umat-Nya, yang apabila bisa naik kelas, seturut pula naiklah
Penderitaan dan kesulitan hidup tidak harus diratapi, tetapi hendaklah belajar
merasakan penderitaan berarti hidup belum lengkap. Makin sering kita menderita, atau makin
berat tingkat kesulitan, makin berarti hidup kita. Anda mampu mengendalikan jiwa resah
manakala memikirkan kesulitan hidup, yang penting adalah harus bersikap tenang
menghadapinya.
Bagaimana ketika pikiran kita kelut, berdoalah, percaya Allah itu ada, Jadikanlah Allah
sebagal sandaran hidup, bukan yang lain. Apabila menghadapi kesulitan, sementara kita tidak
mampu mencari jalan keluar, berlarilah pada Allah SWT. Kepada-Nya kita berharap semua
merenungkan, menyadari, dan menikmati setiap cobaan Allah sebagai suatu kebutu- man,
bukan kewajiban. Kebutuhan sebagai jembatan penyambung hubungan engan Sang Pencipta.
Disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, dan ringan ntuk ditelaah, buku ini layak
menjadi kawan sekaligus pelipur kesulitan. Buku ini sangat cocok dibaca Ketika kita sedang
dalam situasi yang sangat menyakitkan, merasa beban masalah begitu besar sehingga bingung
meminta pertolongan kepada siapa. Maka Allah lah sebaik-baiknya pertolongan untuk umat-
Nya.