Anda di halaman 1dari 4

Nama:M.

alfin falensi
Kelas:Xe

judul:Rumah adat suku lembak

A. Pendahuluan

Rumah bubungan lima adalah rumah adat dari daerah Bengkulu. Diperkirakan sudah ada dibengkulu
sejak tahun 1916-an. Rumah bubungan lima merupakan rumah adat masyarakat melayu lembak. Selain
sebagai rumah tinggal, rumah adat bubungan lima memiliki fungsi khusus yaitu merupakan rumah
yang khusus dipergunakan untuk keperluan ritual adat atau acara adat seperti penyambutan tamu,
kelahiran, perkawinan, atau kematian.

Syair lagu berjudul Uma Tue (rumah tua) ciptaan Syafrudin itu menggambarkan bentuk Rumah Tua
Bubungan Limas. Diawal syair dijelaskan, atap berbentuk limas. Terdiri dari sepuluh ruang, tiangnya
dilapisi batu, dan dilengkapi tulisan doa-doa agar penghuninya aman saat menunggunya

B. Pengertian

Rumah tradisional Bengkulu ini termasuk tipe rumah panggung berdinding papan. Rumah panggung
dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir dan hewan buas. Disamping itu bagian bawah
rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian,
sulang kayu (kayu bakar), dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.

Rumah bubungan lima dibuat dari bahan kayu medang kemuning atau surian balam. Kayu ini memiliki
kelebihan berkarakter halus namun tahan lama. Bentuk rumah bubungan lima berupa rumah
panggung yang ditopang dengan beberapa tiang penyangga, umumnya terdiri dari 15 tiang dengan
tinggi mencapai 1,8 meter. Uniknya, tiang rumah ini berlapik (beralas) batu. Diyakini tidak akan lapuk
dan tahan terhadap goncangan gempa bumi. Memiliki atap dari ijuk enau atau sirap berbentuk limas,
dengan tinggi bubungan mencapai 3,5 meter. memiliki lantai yang terbuat dari kayu. Untuk masuk
kedalam rumah terdapat dua tangga di bagian depan dan belakang yang biasanya anak tangganya
berjumlah ganjil sesuai dengan arahan adat yang berlaku di Bengkulu.

C. Makna

Atap / bubungannya limas atau orang lembak juga menyebutnya dengan bubungan lime, memiliki
bubungannya agak lebih tinggi daripada bubungan rumah adat di jawa dan tidak terletak ditanah
karena tinggi memakai tiang agar terhindar dari binatang buas dan sebagainya

Berendo

Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan
(sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak,
berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll

Hall

Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang
disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk tempat cengkrama keluarga pada malam hari,
ruangan belajar bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau
mufakat sanak famili.

Bilik Beso

Bilik Beso atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-
anak yang masih kecil.

Bilik Gadis

Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak
Gadis. Selain untuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan
dengan bilik beso, demi keamanan dan kemudahan pengawasan terhadap anak gadis mereka.

Bilik Bujang
Seperti halnya bilik gadis, bilik bujang diperuntukan bagi anak laki-laki dalam keluarga.

Ruang Tengah

Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar
bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu bagi ibu rumah tangga atau
keluarga dekat bagi si gadis. Di samping itu juga sering dipakai sebagai tempat belajar mengaji.
Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, kadang-kadang dipakai untuk tempat
tidur anak bujang.

Ruang Makan

Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan
di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan
bersama digunakan hall, bukan di ruang makan.

Garang

Terbuat dari bambu yang bulat-bulat diatur sedemikian rupa, sebagai tempat penyimpanan
tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan
mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur.

Dapur

Ada amben untuk meletakkan sesuatu dan tempat duduk-duduk, dan ada tungku betanak
terbuat dari tanah dicampur dengan pasir dan diatasnya terdapat papi untuk tempat
mengasap/meletakkan makanan.

Berendo Belakang

Serambi belakang, tempat bersantai bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah
setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol

D. Penutup

Ada Seni / ornamen yang terpasang pada uma tue. Biasanya dibuat ukiran bermacam-macam
seperti ada kumbang jati. Untuk dinding ada ukiran-ukiran misalnya keluk paku (relung paku),
paku lenkene yang berputar-putar mengambarkan pohon kehidupan sehingga tidak terputus-
putus karena tidak ada putusnya kehidupan manusia, baik sesama orang yang hidup maupun
hubungan antara orang yang hidup dengan orang yang sudah mati, begitulah filosofisnya.

Orang dahulu penuh dengan lambang-lambang, yang mencerminkan bagaimana hubungan


manusia dengan tuhan yaitu ditulis beragam macam ayat dan juga hubungan manusia dengan
alam supaya kayu yang diperoleh juga jadi bersih dari kayu yang terlarang/keramat untuk
diambil karena ada setan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai